SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Download to read offline
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
TAHUN 2016
PANDUAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA
DAN KESEHATAN (PJOK)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
TAHUN 2016
PANDUAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA
DAN KESEHATAN (PJOK)
iv
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
KATA PENGANTAR
Salah satu keberhasilan pendidikan ditentukan oleh kurikulum pendidikan yang
disusun berdasarkan kebutuhan zaman. Pada era abad 21 ini dibutuhkan kurikulum
yang dapat mendorong pembelajaran yang menghasilkan siswa yang dapat
memiliki kemampuan untuk mempertahankan hidupnya serta mampu menghadapi
tantangan era globalisasi tanpa kehilangan nilai-nilai kepribadian dan budaya
bangsa.Kurikulum 2013 menjawab kebutuhan zaman tersebut.
Penerapan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran di Sekolah Dasar
menggunakan pendekatan tematik terpadu. Pada perkembangannya, untuk kelas
tinggi (IV, V, dan VI) mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan (PJOK) dipisahkan dari Buku Tematik Terpadu. Pemisahan tersebut
dikarenakan perubahan muatan pelajaran matematika serasa dangkal sehingga
siswa tidak mendapatkan konsep matematika secara mendalam dan PJOK memiliki
karakteristik objek kajian dan metode yang berbeda dengan mata pelajaran lain.
Objek kajian PJOK berupa gerak, pembelajaran PJOK banyak dilakukan melalui
observasi, mencontoh/menirukan, melatihkan secara berulang.
Berdasarkan beberapa alasan tersebut, maka Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bersama Pusat Kurikulum
Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun Panduan
Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dan PJOK.
Panduan ini sebagai acuan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
Matematika dan PJOK serta dapat membantu dalam memecahkan beberapa
permasalahan dalam pembelajaran.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan panduan ini kami
mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya.
Jakarta, Oktober 2016
Direktur Pembinaan Sekolah Dasar
Drs. Wowon Widaryat, M.Si.
Nip.
v
vi
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR	 ...........................................................................................................	 v
DAFTAR ISI		........................................................................................................................	 vii
BAB I 	 PENDAHULUAN	..................................................................................................	 1
		A.	Latar Belakang	...............................................................................................	1
		B.	Tujuan	............................................................................................................	3
		C.	Sasaran	..........................................................................................................	4
BAB II 	 KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN
		 JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD)	 .........	 5
		 A.	 Karakteristik dan Kompetensi Mata Pelajaran Matematika pada
			Kurikulum 2013	..............................................................................................	5
		 B.	 Karakteristik dan Kompetensi Mata Pelajaran PJOK pada
			Kurikulum 2013	..............................................................................................	6
BAB III 	PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN JASMANI,
		 OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD)	............................	 9
		 A.	 Pembelajaran Matematika untuk Mencapai Keterampilan Abad 21	...............	 9
		 B.	 Pembelajaran PJOK untuk mencapai keterampilan abad 21	........................	 23
		 C.	 Penjadwalan Pembelajaran Matematika dan PJOK	 .....................................	 31
BAB IV PENUTUP	..............................................................................................................	 33
vii
viii
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pendidikan salah satunya ditentukan oleh kurikulum pendidikan yang
disusun berdasarkan kebutuhan zaman. Era abad ke-21 merupakan era globalisasi.
Pada era ini dibutuhkan kurikulum yang dapat mendorong pembelajaran yang
menghasilkan siswa yang tangguh. Artinya, siswa yang dapat memiliki kemampuan
untuk mempertahankan hidupnya (human survival). Selain itu, pendidikan juga
harus menyiapkan sumberdaya manusia yang mampu menghadapi tantangan era
globalisasi tanpa kehilangan nilai-nilai kepribadian dan budaya bangsa.
Kurikulum 2013 disusun untuk menjawab kebutuhan zaman. Kurikulum 2013
dikembangkan dalam bentuk Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Kompetensi
Inti terdiri atas empat dimensi yang terkait satu sama lain. Keempat dimensi
tersebut adalah: sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan
keterampilan (KI 4). Pengembangan Kompetensi Dasar untuk KI 1 dan KI 2 hanya
terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta PPKn. 

Kurikulum yang mengedepankan pencapaian kompetensi tersebut membawa
konsekuensi bahwa pembelajaran harus berpusat pada siswa. Siswa didorong
untuk terlibat aktif dan komprehensif dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa
secara aktif dan komprehensif tersebut akan memberikan pemahaman mendalam
dan peluang besar pada pengalaman belajar yang berada di long term memory.
Penerapan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran di sekolah dasar
menggunakan pendekatan tematik terpadu. Salah satu pendukung proses
pembelajaran adalah buku Tematik Terpadu yang diterbitkan oleh Pemerintah.
Mata pelajaran yang dapat dipadukan adalah PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP), dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
Pada perkembangannya, untuk kelas tinggi (IV, V, dan VI) mata pelajaran
Matematika dan PJOK dipisahkan dari Buku Tematik Terpadu. Keputusan
pemisahan mata pelajaran tersebut ada berbagai alas an, diantaranya adalah
materi/pembahasan muatan Matematika pada buku tersebut terasa dangkal. Oleh
1
karena itu, siswa tidak mendapatkan pemahaman konsep matematika secara
mendalam. Dengan demikian, perlu digunakan buku Matematika secara terpisah.
Alasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Matematika memiliki karakteristik objek kajian dan metode yang berbeda
dengan mata pelajaran lain. Objek kajian matematika bersifat abstrak, metode
untuk melakukan kajian terhadap objek matematika bersifat deduktif, tentunya
dengan tidak mengabaikan pengembangan kecakapan 4 C (Critical, Creative,
Colaboratif, Dan Communication).
b. Kebermaknaan pembelajaran matematika di SD/MI salah satunya dapat
ditingkatkan melalui pembelajaran matematika dalam konteks dunia nyata
siswa. Pembelajaran dengan mengambil konteks kehidupan nyata tersebut
dapat dicapai melalui pembelajaran tematik terpadu.
c. Kebermaknaan pembelajaran merupakan energi bagi peningkatan motivasi
belajar siswa, ketika motivasi sudah dimiliki pembelajaran tidak harus selalu
dikaitkan dengan dunia nyata/tema, karena pembelajaran matematika dengan
tema memiliki keterbatasan dalam mengakomodir struktur dan konten
matematika secara utuh. Oleh karena itu, ketika konteks sudah diperoleh,
pembelajaran Matematika dapat dilakukan dengan pemahaman konsep
matematika secara utuh.
Demikian juga alasan yang serupa diambil untuk menjelaskan mengapa mata
pelajaran PJOK harus diajarkan dengan buku terpisah. Alasan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. PJOK memiliki karakteristik objek kajian dan metode yang berbeda dengan
mata pelajaran lain. Objek kajian PJOK berupa gerak, pembelajaran PJOK
banyak dilakukan melalui mengobservasi dan mencontoh, kemudian
melatihkannya secara berulang, tentunya dengan tidak mengabaikan
pengembangan kecakapan 4C (Critical, Creative, Colaboratif, Dan
Communication).
b. Kebermaknaan pembelajaran PJOK di SD/MI salah satunya dapat ditingkatkan
melalui pembelajaran PJOK dalam konteks dunia nyata siswa, hal ini salah
satunya dapat dilakukan melalui pembelajaran tematik.
c. Kebermaknaan pembelajaran merupakan energi bagi peningkatan motivasi
belajar siswa. Namun ketika dikaitkan dengan tema, terdapat beberapa materi
2
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
pembelajaran PJOK yang memiliki keterbatasan dalam mengakomodir struktur
dan konten PJOK secara utuh. Oleh karena itu, tidak semua materi yang
berkaitan dengan KD dapat diakomodir secara cukup oleh buku tematik.
d. Pembelajaran PJOK banyak dilakukan dengan gerakan anggota tubuh yang
harus dimulai dengan pemanasan terlebih dahulu, sehingga membutuhkan
waktu yang relatif lama.
e. Banyak gerakan-gerakan dalam pembelajaran PJOK yang tidak dipahami
sepenuhnya oleh guru kelas, sehingga dapat mengakibatkan cedera bagi siswa.
f. Pada umumnya pembelajaran PJOK mengakibatkan siswa berkeringat,
sehingga mengganggu proses pembelajaran lain bila terintegrasi.
g. Untuk memberdayakan keberadaan guru mata pelajaran PJOK yang tersedia
hampir di semua SD.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sudah menetapkan buku teks pelajaran yang layak digunakan dalam
proses pembelajaran untuk mata pelajaran Matematika dan PJOK yang disajikan
secara terpisah dari Buku Tematik Terpadu. Oleh karena itu, diperlukan panduan
pelaksanaan pembelajaran matematika dan PJOK untuk SD/MI di kelas IV, V dan VI.
Panduan ini secara keseluruhan memuat penjelasan tentang latar belakang, tujuan,
dan sasaran diterbitkannya panduan ini; karakteristik mata pelajaran Matematika
dan PJOK; perancangan dan pembelajaran Matematika dan PJOK.
B. Tujuan
Panduan Pembelajaran Matematika dan PJOK ini bertujuan untuk
a. Membantu guru dalam mengatur alokasi waktu Matematika dan PJOK dalam
pembelajaran agar sesuai dengan struktur kurikulum;
b. Membantu guru dalam merancang pembelajaran Matematika dan PJOK yang
terpisah dari Tematik Terpadu agar tetap bermakna;
c. Membantu guru dalam proses pembelajaran Matematika dan PJOK yang
terpisah dari Tematik Terpadu agar berpusat pada siswa, kontekstual, dan
bermakna.
3
d. Membantu kepala sekolah, pengawas dan pihak lain yang terkait dalam
mendukung proses pembelajaran Matematika dan PJOK yang terpisah dari
Tematik Terpadu agar berpusat pada siswa, kontekstual, dan bermakna.
C. Sasaran
Buku Panduan ini disusun agar proses pembelajaran di sekolah dasar dapat berjalan
sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, sasaran pengguna buku ini adalah unsur-
unsur yang terlibat pada proses pembelajaran di sekolah dasar. Sasarannya adalah
a. Guru kelas yang mengampu pembelajaran di kelas tinggi (kelas IV, V, dan VI);
b. Guru PJOK
c. Kepala Sekolah Dasar;
d. Pengawas Sekolah Dasar
e. Dinas Pendidikan.
4
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
BAB II
KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
DI SEKOLAH DASAR (SD)
A. Karakteristik dan Kompetensi Mata Pelajaran Matematika pada Kurikulum
2013
Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia dan
juga mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin untuk meningkatkan dan
mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit.
Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan, diperlukan
penguasaan dan pemahaman atas matematika yang kuat sejak dini. Objek kajian
matematika bersifat asbtrak, metode untuk melakukan kajian terhadap objek
matematika bersifat deduktif, sehingga kebermaknaan pembelajaran matematika
di SD salah satunya dapat ditingkatkan melalui pembelajaran matematika dalam
konteks dunia nyata siswa.
Pengembangan kompetensi matematika diarahkan untuk meningkatkan kecakapan
hidup (life skill), terutama dalam membangun kreatifitas, kemampuan berpikir
kritis, berkolaborasi atau bekerjasama dan keterampilan berkomunikasi yang
menjadi tuntutan keterampilan abad 21. Selain itu, pengembangan kompetensi
matematika juga menekankan kemahiran atau keterampilan menggunakan
perangkat teknologi untuk melakukan perhitungan teknis (komputasi) dan
penyajian dalam bentuk gambar dan grafik (visualisasi), yang penting untuk
mendukung keterampilan lainnya yang bersifat keterampilan lintas disiplin ilmu dan
keterampilan yang bersifat nonkognitif serta pengembangan nilai, norma dan etika
(soft skill).
Dukungan pembelajaran matematika dalam kaitan pengembangan sikap spiritual
dan sikap sosial dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tidak
langsung/indirect teaching, berupa pembiasaan-pembiasaan perilaku baik,
keteladanan, dan tindakan perbaikan secara langsung untuk mengembangkan,
membangun atau meningkatkan perilaku positif siswa.
5
Cakupan materi matematika di SD meliputi bilangan asli, bulat, dan pecahan,
geometri dan pengukuran sederhana, dan statistika sederhana. Pendidikan
matematika di sekolah diharapkan memberikan kontribusi dalam mendukung
pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
melalui pengalaman belajar, agar mampu:
1. Memahami konsep dan menerapkan prosedur matematika dalam kehidupan
sehari-hari;
2. Melakukan operasi matematika dalam bentuk operasi hitung, menganalisis
komponen atau sifat dari suatu ekspresi atau kalimat matematika serta
menyederhanakan ekspresi matematika untuk menyelesaikan masalah.
3. Berpikir kritis melalui penalaran matematis yang meliputi membuat
generalisasi berdasarkan pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat
dugaan dan memverifikasinya, menjelaskan alasan dalam mengklasifikasi
berbagai benda berdasar bentuk, warna, kemiripan, dan perbedaan berdasar
kriteria tertentu
4. Memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasan melalui simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5. Menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti, dan tidak
mudah menyerah dalam memecahkan masalah, sebagai wujud implementasi
kebiasaan dalam inkuiri dan eksplorasi matematika
6. Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika, yang
terbentuk melalui pengalaman belajar
B. Karakteristik dan Kompetensi Mata Pelajaran PJOK pada Kurikulum 2013
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) pada hakikatnya adalah
proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional. PJOK memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk
total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas
fisik dan mentalnya.
PJOK membantu siswa mengembangkan pemahaman tentang apa yang mereka
perlukan untuk membuat komitmen seumur hidup tentang arti penting hidup sehat
6
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
dan aktif mengembangkan kapasitas untuk menjalani kehidupan yang memuaskan
dan produktif. Hal ini berdampak pada meningkatkan produktivitas dan kesiapan
untuk belajar, meningkatkan semangat, mengurangi ketidakhadiran, mengurangi
biaya perawatan kesehatan, penurunan kelakuan anti-sosial seperti bullying dan
kekerasan, mempromosikan hubungan yang aman dan sehat, dan meningkatkan
kepuasan pribadi.
1. Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Usia SD
Karakteristik perkembangan gerak anak turut mempengaruhi penentuan
kompetensi mata pelajaran PJOK. Karakteristik gerak tersebut dibedakan
menurut usia anak, seperti berikut.
a. Pada usia antara 7-8 tahun, anak sedang memasuki perkembangan gerak
dasar dan memasuki tahap awal perkembangan gerak spesifik. Karakteristik
awal perkembangan gerak spesifik dapat diidentifikasi dengan makin
sempurnanya kemampuan melakukan berbagai kemampuan gerak dasar
yang menuntut kemampuan koordinasi dan keseimbangan agak kompleks.
Oleh karenanya, keterampilan gerak yang dimiliki anak telah dapat
diorientasikan pada berbagai bentuk, jenis dan tingkat permainan yang
lebih kompleks.
b. Pada anak berusia antara 9 s.d 10 tahun, anak telah dapat
mengunjukkerjakan rangkaian gerak yang multipleks-kompleks dengan
tingkat koordinasi yang makin baik. Kualitas kemampuan pada tahap ini
dipengaruhi oleh ketepatan rekayasa dan stimulasi lingkungan yang
diberikan kepada anak pada usia sebelumnya. Pada tahap ini, anak laki-laki
dan perempuan telah memasuki masa awal masa remaja. Dengan pengaruh
perkembangan hormonal pada usia ini, mereka akan mengalami
pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi motorik yang sangat cepat.
2. Ruang Lingkup Materi Mata Pelajaran PJOK Kelas IV, V, dan VI adalah Sebagai
Berikut:
a. Pola Gerak Dasar, meliputi: a) pola gerak dasar lokomotor atau gerakan
berpindah tempat, misalnya; berjalan, berlari, melompat, berguling, b) pola
gerak non-lokomotor atau bergerak di tempat, misalnya; membungkuk,
meregang, berputar, mengayun, mengelak, berhenti, c) Pola gerak
manipulatif atau mengendalikan/mengontrol objek, misalnya; melempar
7
bola, menangkap bola, memukul bola menggunakan tongkat, menendang
bola.
b. Aktivitas Permainan Bola Besar misalnya: sepakbola, bolavoli, bolabasket,
bolatangan dan/atau permainan tradisonal dan sederhana lainnya.
c. Aktivitas Permainan Bola Kecil misalnya: rounders, kasti, softball, dan/atau
permainan tradisonal dan sederhana lainnya.
d. Aktivitas Atletik misalnya: jalan, lari, lompat, dan lempar, dan/atau
permainan tradisonal dan sederhana lainnya.
e. Aktivitas Beladiri misalnya: seni beladiri pencak silat, karate, taekwondo,
dan/atau beladiri lainnya.
f. Aktivitas Pengembangan Kebugaran Jasmani, meliputi sikap tubuh,
pengembangan komponen kebugaran berkaitan dengan kesehatan dan
keterampilan, serta pengukurannya secara sederhana.
g. Aktivitas Senam meliputi: pola gerak dominan dengan dan tanpa alat.
h. Aktivitas Gerak Berirama meliputi: pola gerak dasar langkah, gerak dan
ayunan lengan, musikalitas serta apresiasi terhadap kualitas estetika
gerakan.
i. Aktivitas Air, meliputi: pengenalan air, keselamatan dan pertolongan di air,
dan beberapa gaya renang.
j. Kesehatan, meliputi; bagian-bagian tubuh, manfaat pemanasan dan
pendinginan, kebersihan lingkungan, manfaat istirahat dan pengisian waktu
luang, makanan bergizi dan jajanan sehat, jenis cidera dan cara
penanggulangannya, perilaku terpuji, kebersihan alat reproduksi, NAPZA,
pemeliharaan diri dan orang lain dari penyakit menular dan tidak menular.
8
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
BAB III
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN JASMANI,
OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD)
A. Pembelajaran Matematika untuk Mencapai Keterampilan Abad 21
Kemampuan dan keterampilan yang perlu dikembangkan dalam proses
pembelajaran matematika dalam rangka mencapai keterampilan abad 21 adalah:
1. Kreativitas dan inovasi.
a. Membandingkan beberapa cara dalam menyelesaikan masalah
matematika, untuk mendapatkan solusi inovatif dengan menggunakan
contoh-contoh praktis yang sesuai. Dalam konteks ini siswa dimungkinkan
untuk mencari solusi tersebut melalui berbagai media termasuk internet,
b. Memperhatikan dan mengevaluasi argumen dari rekannya untuk koreksi
dan perbaikan untuk menghasilkan argumen yang mendukung. Mereka
menerima umpan balik untuk terus menemukan pemecahan masalah,
c. Secara kreatif menemukan pola, menyederhanakan, dan mengeneralisasi
untuk memecahkan masalah,
d. Mengembangkan wawasan dan mampu mengomunikasikan hasilnya bagi
pemahamam matematika sebagai upaya kreatif yang dibangun
pengetahuan sebelumnya.
2. Berpikir kritis dan memecahkan masalah.
a. Menemukan struktur logis untuk menghadapi tantangan matematika serta
mampu membuat beberapa alternatif dan membangun argumen untuk
mempertahankan pilihannya,
b. Mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan penting tentang matematika
serta menganalisis jawaban yang diajukan,
c. Memahami masalah matematika terapan melalui analisis dan sintesis untuk
menemukan solusinya,
d. Mmenganalisis bagian-bagian dari suatu sistem matematika yang saling
berinteraksi.
3. Komunikasi dan kolaborasi.
9
a. Mengartikulasikan ide dan pemikiran matematika secara lisan dan tertulis
dengan menggunakan abstraksi dan penalaran kuantitatif untuk
membangun argumen yang layak,
b. Mmenyimak argumen secara efektif serta menjelaskan ulang dalam rangka
menjelaskan solusi dari suatu permasalahan matematika,
c. Bekerja sama dalam tim yang berbeda, saling menghargai, mengungkapkan
ide dan pemikiran matematik secara efektif,
d. Mmengomunikasikan baik secara lisan, tulisan, atau mendemonstrasikan
kegunaan matematika dalam permasalahan secara luas.
4. Pengetahuan informasi.
a. Mengidentifikasi, mengakses, mengevaluasi, serta mengeksplorasi sumber-
sumber untuk menjawab pertanyaan penting terkait permasalahan
keseharian,
b. Mengeksplorasi topik-topik matematika yang baru dan aplikasinya, serta
mampu berbagi pengetahuan yang diperolehnya,
c. Siswa belajar tentang matematika melalui sumber-sumber informasi yang
terpercaya serta mampu berbagi pengetahuan yang diperolehnya.
5. Pengetahuan media.
a. Memahami statistika, peluang dan pesan media yang dihasilkan bagi
kegunaan sosial, dan dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh individu,
b. Memeriksa tujuan, alat, karakteristik dan kaidah statistika yang digunakan,
serta implikasi media yang mempengaruhi keyakinan dan perilaku,
c. Mendapatkan pemahaman yang mendasar tentang masalah aturan dan
etika mengenai akses, penggunaan, dan potensi dari distorsi informasi
matematika,
d. Menyajikan informasi statistik untuk mendukung suatu pandangan atau
membantu individu lain dalam memahami suatu informasi.
6. Menggunakan teknologi, informasi dan komunikasi.
a. Menggunakan peralatan elektronik seperti kalkulator, komputer, gawai
(gadget), dan sumber daya online secara tepat dan efektif,
10
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
b. Menggunakan teknologi untuk mengkomunikasikan wawasan matematika
dengan menggunakan representasi grafis dari fungsi dan data.
7. Fleksibilitas dan kemampuan adaptasi.
Menghadapi tantangan matematika berkaitan dengan peran dan
tanggungjawab dalam perubahan iklim dan perubahan prioritas, secara
individu dan berkelompok.
8. Inisiatif dan pengarahan diri.
a. Memahami permasalah, mendefinisikan, memprioritaskan, dan
menyelesaikan tugas secara mandiri dengan menyeimbangkan antara taktik
dan tujuan strategis dalam menyelesaikan, memecahkan masalah
matematika,
b. Secara kritis mampu melakukan refleksi terhadap pengalaman
memecahkan masalah matematika di masa lalu serta mengaitkan untuk
menyelesaikan tantangan matematika mendatang.
9. Ketrampilan sosial dan lintas budaya.
a. Menggunakan matematika dalam berbagai lingkup budaya, seperti
penggunaan ukuran panjang atau ukuran berat yang berbeda-beda antara
daerah atau negara,
b. Menerapkan matematika sebagai alat untuk menganalisis data statitika
untuk memahami permasalahan antar budaya.
10. Produktivitas dan akuntabilitas.
Menetapkan tujuan, prioritas, penjadwalan dan bekerja sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat.
11. Kepemimpinan dan tanggung jawab.
a. Menggunakan kemampuan interpersonal dan penyelesaian masalah untuk
menyakinkan pentingnya kebersamaan dan memecahkan masalah penting
di masyarakat,
b. Mempertimbangkan implikasi etis dalam pengambilan keputusan secara
matematis.
11
Pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kecakapan atau
kemahiran matematika, sebagai bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki
siswa dalam mencapai keterampilan abad 21 terutama dalam pengembangan
berpikir kritis melalui penalaran yang masuk akal dalam menyusun,
mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah; peningkatan
kreatifitas untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-
gagasan baru, bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan
berbeda; keterampilan memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang
efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia;
bekerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran
dan tanggungjawab, bekerja secara produktif, berempati, dan menghormati
perbedaan perspektif.
Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai,
merupakan sarana komunikasi yang logis, singkat dan jelas, dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir
logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang, mengembangkan kreativitas, dan sarana
untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dengan belajar matematika siswa diharapkan akan memperoleh manfaat sebagai
berikut.
1. Mampu berpikir secara sistematis melalui urutan-urutan yang teratur dan
tertentu, terbiasa untuk memecahkan masalah secara sistematis, sehingga
dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata, dan bisa menyelesaikan setiap
masalah dengan lebih mudah.
2. Mampu berpikir secara deduktif dan induktif untuk membangun dan
mengembangkan penalaran matematika yang bersifat deduktif.
3. Mampu membentuk sikap yang lebih teliti, cermat, akurat dalam bertindak,
taat pada aturan dan prosedur.
4. Mampu menggunakan dan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan
nyata.
Pendekatan saintifik disesuaikan dengan materi yang ada pada mata pelajaran
matematika dimana siswa mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir
dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar
12
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
yang dirancang dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
saintifik, yaitu:
a. Kegiatan mengamati kejadian, peristwa, situasi, pola, fenomena yang terkait
dengan matematika dan mulai dikenalkan pemodelan matematika dalam
berbagai bentuk;
b. Menanya atau mempertanyakan mengapa atau bagaimana fenomena bisa
terjadi;
c. Mengumpulkan atau menggali informasi melalui mencoba, percobaan,
mengkaji, mendiskusikan untuk mendalami konsep yang terkait dengan
fenomena tersebut;
d. Melakukan asosiasi atau menganalisis secara kritis dalam menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan menggunakan, memanfaatkan dan memilih
prosedur/algoritma yang sesuai, menyusun penalaran dan generalisasi; dan
e. Mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Selain menggunakan pendekatan saintifik, guru dapat menggunakan model
pembelajaran lain seperti: model pembelajaran kooperatif; pembelajaran
kontekstual; model pembelajaran penemuan terbimbing; pembelajaran berbasis
proyek; dan pembelajaran berbasis masalah. Dalam pembelajaran matematika hal
yang perlu ditekankan:
a. Aktivitas belajar di bawah bimbingan guru maupun mandiri dengan
menggunakan konsep dan prosedur secara benar dan sistematis.
b. Melatih kemampuan berpikir untuk membuat generalisasi dari fakta, data,
fenomena yang ada.
c. Melatih keterampilan melakukan operasi atau manipulasi matematika untuk
menyederhanakan model atau kalimat matematika dalam rangka
menyelesaikan masalah.
d. Pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
Pembelajaran matematika hendaknya berangkat dari hal-hal yang bersifat konkret
menuju abstrak. Berdasarkan hal tersebut, dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar guru dituntut lebih banyak menggunakan benda kongkrit, media dan alat
peraga yang menarik yang sesuai dengan tuntutan kompetensi, atau dimulai
13
dengan pemecahan masalah sederhana sehari-hari dan menantang untuk
membangun pola berpikir kritis siswa. Beberapa teknik untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran :
1. Teknik menjelaskan, teknik ini sangat perlu dikuasai guru, namun perlu dibatasi
untuk lebih fokus pada aktifitas utama siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Teknik menjelaskan diterapkan terutama pada saat mengatur urutan dan
aktifitas belajar dan melakukan konfirmasi.
a. Gunakan bahasa yang sederhana, jelas dan mudah dimengerti serta
komunikatif
b. Ucapan hendaknya terdengar dengan jelas , lengkap tertentu, dengan
intonasi yang tepat
c. Bahan disiapkan dengan sistematis mengarah ke tujuan
d. Penampilan guru hendaknya menarik diselingi dengan gerak dan humor
sehat
e. Adanya variasi atau selingan dengan metode lain, misalnya tanya jawab,
menggunakan alat bantu seperti lembar peraga(chart)
2. Teknik bertanya, untuk menggunakan tanya-jawab, perlu diketahui tujuan
mengajukan pertanyaan, jenis dan tingkat pertanyaan, serta teknik mengajukan
pertanyaan. Pertanyaan tertutup (bersifat konvergen) memiliki jawaban
tertentu, hanya ada satu jawaban. Pertanyaan terbuka (bersifat divergen)
memiliki jawaban terbuka dan diharapkan menghasilkan banyak cara untuk
menjawabnya dan jawabnya lebih dari satu. Pertanyaan tingkat rendah hanya
mengukur ingatan saja, sedangkan pertanyaan tingkat tinggi setidak-tidaknya
menuntut pemahaman atau pemikiran siswa, misalnya dalam memberikan
alasan atau dalam membuat suatu kesimpulan. Pertanyaan tingkat tinggi
seperti inilah yang diharapkan lebih dikembangkan guru. Tujuan pertanyaan
adalah:
a. Memotivasi siswa
b. Menyegarkan memori/ingatan siswa
c. Mengawali diskusi
d. Mendorong siswa agar berpikir
e. Mengarahkan perhatian siswa
14
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
f. Menggalakkan penyelidikan (inkuiri, investigasi)
g. Mendiagnosis/memeriksa tanggapan siswa
h. Menarik perhatian siswa
i. Mengundang pertanyaan siswa
3. Teknik peragaan /demonstrasi, yaitu menunjukkan atau memperlihatkan suatu
model atau suatu proses. Teknik ini hanya efektif bila digunakan hanya sebagai
bagian dari kegiatan lain yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Misalnya teknik bertanya perlu
merupakan bagian integral dari demonstrasi guru. Demonstrasi digunakan
utamanya bila (1) siswa tidak terampil menggunakannya, atau alat itu dapat
“membahayakan” siswa atau (2) karena keterbatasan banyaknya alat. Namun
ukuran bahan atau alat demonstrasi seharusnya memungkinkan siswa untuk
melihat apa yang guru demonstrasikan.
4. Percobaan (eksperimen) dengan alat secara individual atau kelompok. Di sini
siswa lebih aktif dan diharapkan mereka menemukan berbagai hal yang terkait
dengan pembelajaran baik kognitif, psikomotorik maupun afektif. Kegiatan lain
yang melibatkan kegiatan praktik atau eksperimen adalah hands on
mathematics (matematika dengan sentuhan tangan atau pengutak-atikan
obyek dengan tangan). Ini merupakan kegiatan “pengalaman belajar” dalam
rangka penemuan konsep atau prinsip matematika melalui kegiatan eksplorasi,
investigasi, dan konklusi yang melibatkan aktivitas fisik, mental dan emosional
dengan melibatkan ada aktivitas fisik.
5. Teknik pemecahan masalah, yaitu pertanyaan yang harus dijawab atau direspon
namun jawaban atau strategi untuk menyelesaikannya tidak segera diketahui.
Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu dipandang
merupakan suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur
rutin yang sudah diketahui dan perlu diselesaikan. Cara yang sering digunakan
orang dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah inilah yang disebut
dengan Strategi pemecahan masalah. Strategi ini akan sangat bermanfaat jika
dipelajari para siswa maupun guru agar dapat digunakan dalam kehidupan
nyata mereka didalam mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Beberapa strategi yang sering digunakan adalah:
a. Membuat diagram, strategi ini berkait dengan pembuatan sketsa atau
gambar corat-coret yang membantu/mempermudah pemahaman terhadap
15
masalahnya dan mempermudah mendapatkan gambaran umum
penyelesaiannya.
b. Mencobakan pada soal yang lebih sederhana, strategi ini berkait dengan
penggunaan contoh khusus tertentu pada masalah tersebut agar lebih
mudah dipelajari, sehingga gambaran umum penyelesaian yang sebenarnya
dapat ditemukan.
c. Membuat tabel, strategi ini digunakan untuk membantu menganalisis
permasalahan atau jalan pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak
dibayangkan hanya oleh otak yang kemampuannya sangat terbatas, dan
dapat terlihat berbagai kecenderungan yang terdapat dalam table itu.
d. Menemukan pola, strategi ini berkaitan dengan keteraturan yang terlihat
dalam suatu situasi (misalnya susunan sekumpulan bilangan) dilanjutkan
dengan pencarian aturan-aturan itu. Keteraturan tersebut akan
memudahkan kita menemukan penyelesainnya dan bukan tidak mungkin
untuk kita memunculembarkerjaan adanya aturan lainnya.
e. Memecah tujuan, strategi ini berkait dengan pemecahan tujuan umum yang
hendak kita capai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian
ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang
sesungguhnya. Hal ini dikarenakan bahwa seringkali suatu situasi yang amat
kompleks dan permasalahannya juga tidak sederhana.
f. Memperhitungkan setiap kemungkinan, strategi ini berkait dengan
penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh si pelaku selama proses
pemecahan masalah sehingga tidak akan ada satupun alternatif yang
terabaikan.
g. Berpikir logis, strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran maupun
penarikan kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data
yang ada.
h. Bergerak dari belakang, strategi ini dimulai dengan menganalisis bagaimana
cara mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Dengan strategi ini, kita
bergerak dari yang diinginkan lalu menyesuaikannya dengan yang diketahui.
i. Mengabaikan (mengelimiasi) hal yang tidak mungkin, dari berbagai alternatif
yang ada, alternatif yang sudah jelas-jelas tidak mungkin hendaknya
dicoret/diabaikan sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk
16
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
hal-hal yang tersisa dan masih mungkin saja.
j. Mencoba-coba, strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan
gambaran umum pemecahan masalahnya dengan mencoba-coba
berdasarkan informasi yang diketahui.
6. Teknik penemuan terbimbing, dalam teknik ini, peranan guru adalah:
menyatakan persoalan, kemudian membimbing siswa untuk menemukan
penyelesaian dari persoalan itu dengan perintah-perintah atau dengan
penggunaan lembar kerja (LK). Siswa mengikuti pertunjuk yang tersedia dalam
lembar kerja dan menemukan sendiri penyelesaiannya. Penemuan terbimbing
biasanya dilakukan berkaitan dengan bahan ajar yang pembelajarannya
dikembangkan secara induktif. Guru harus yakin benar bahwa bahan “yang
ditemukan” sungguh secara matematis dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Kedalaman tingkat pemikiran yang harus digunakan untuk isian atau jawaban
siswa, tergantung dari keadaan kelas secara umum atau tingkat kemampuan
siswa yang akan mengerjakannya. Jika siswanya berkemampuan tinggi,
pertanyaannya juga berbobot untuk memberikan rangsangan yang masih
terjangkau siswa dan tidak sangat mudah bagi mereka. Jika siswanya
berkemampuan kurang, pertanyan atau tempat kosong yang harus diisi siswa
cenderung pada hal-hal yang memerlukan tingkat pemikiran tidak terlalu tinggi.
Jika LK digunakan secara klasikal, maka pertanyaan atau tugas isian yang
bervariasi, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah tingkat kesukarannya
sehingga dapat dikerjakan oleh sebagian besar siswa. Untuk sebuah kelas dapat
disusun beberapa jenis tingkat kesukaran LK dengan muatan yang bertujuan
sama di titik akhirnya. Perbedaannya adalah terutama pada tingkat dan
banyaknya isian atau jawaban yang dituntut atas pertanyaannya. Setiap
kelompok siswa mengerjakan LK yang berbeda sesuai tingkat kemampuan
masing-masing.
17
Mekanisme pelaksanaan pembelajaran mencakup perencanaan, pelaksanaan
(termasuk didalamnya kegiatan evaluasi), dan pertimbangan daya dukung. Tahap
pertama, perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pengembangan RPP dapat
dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok di sekolah dikoordinasi,
difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP dapat juga
dilakukan oleh guru secara berkelompok antarsekolah atau antarwilayah
dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan setempat.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan
oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus.
Guru dalam merancang pembelajaran dan menyediakan sumber belajar seperti
sarana dan prasarana pembelajaran, alat peraga, bahan, media, sumber belajar
lingkungan sosial dan alam, maupun sumber belajar lainnya, hendaknya
memperhatikan: (1) kondisi, kebutuhan, kapasitas dan karakteristik sekolah dan
masyarakatnya, dan (2) mengelola beban dan pelaksanaan pembelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Matematika, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan dan pembelajaran tematik terpadu yang efektif dan
berkualitas.
Prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut:
1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi pengetahuan dan
18
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
keterampilan dalam proses pembelajaran serta membangun,
mengembangkan, meningkatkan sikap spiritual dan sikap sosial.
2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
3. Memperhatikan perbedaan individu siswa. RPP disusun dengan memperhatikan
perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan siswa.
4. Berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada
siswa untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan berbagai
pendekatan/model.
5. Berbasis konteks yang menekankan pada proses pembelajaran yang menjadikan
lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.
6. Berorientasi kekinian. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
7. Mengembangkan kemandirian belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi siswa
untuk belajar secara mandiri.
8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat
rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi. Pembelajaran pengayaan dan remidi dilakukan setelah evaluasi
terhadap hasil belajar siswa dilakukan.
9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan.
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI,
KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasidan komunikasisecara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Saat ini, pemerintah bersama penerbit swasta telah menghasilkan buku guru dan
buku teks untuk pembelajaran tematik, buku teks pelajaran untuk pendidikan
19
agama, matematika dan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dapat
diperkaya, dilengkapi dan disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan.
Untuk merancang pembelajaran yang efektif, guru perlu melakukan tahapan
analisis kompetensi dalam kurikulum, KTSP, silabus dan buku teks pelajaran sebagai
berikut:
1. Mengkaji dokumen I KTSP meliputi kajian visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan
pendidikan, alokasi waktu dan beban belajar, kalender pendidikan untuk
merancang RPP yang proporsional sesuai dengan alokasi tersedia.
2. Mengkaji dokumen II KTSP yang berisi silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema
tertentu dalam pelaksanaan kurikulum. Kajian secara kontekstual, faktual dan
aktual dilakukan untuk diperkaya, dilengkapi, disesuaikan atau ditata ulang
secara kontekstual karakteristik tiap daerah, satuan pendidikan dan siswa.
3. Menentukan dan membuat pemetaan beban belajar dan alokasi waktu untuk
pembelajaran tematik terpadu, pendidikan agama dan budi pekerti, matematika
dan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk tiap minggu, semester
dan satu tahun pelajaran.
4. Materi pembelajaran dari silabus matematika dirinci ke dalam materi-materi
pembelajaran pada masing-masing RPP. Tujuannya agar keseluruhan materi dan
kompetensi dasar terbagi habis ke RPP dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran.
5. Mengkaji buku guru untuk diperkaya, dilengkapi, disesuaikan atau ditata ulang
secara kontekstual, faktual dan aktual sesuai kondisi, kebutuhan, potensi,
situasi, sosial ekonomi dan budaya serta karakteristik siswa, satuan pendidikan
dan daerah.
Buku guru berisi pedoman yang memuat strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik pembelajaran, dan penilaian untuk setiap mata pelajaran
dan/atau tema pembelajaran. Materi pembelajaran matematika yang terdapat
dalam buku tematik terpadu digunakan sebagai konteks pembelajaran dengan
mengikuti struktur materi yang terdapat dalam buku teks pelajaran matematika.
6. Mengkaji buku teks pelajaran untuk siswa untuk diperkaya, dilengkapi,
disesuaikan atau ditata ulang secara kontekstual, faktual dan aktual sesuai
20
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
kondisi, kebutuhan, potensi, situasi, sosial ekonomi dan budaya serta
karakteristik siswa, satuan pendidikan dan daerah.
Buku siswa memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas. Didalamnya
memuat urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan siswa. Buku ini mengarahkan yang harus dilakukan siswa
bersama guru untuk mencapai kompetensi tertentu, bukan buku yang materinya
dibaca, diisi, atau dihafal.
Buku siswa merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan
memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang ada di buku siswa lebih merupakan contoh kegiatan yang
dapat dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi tertentu. Guru diharapkan mampu mengembangkan ide-ide kreatif
lebih lanjut dengan memanfaatkan alternatif kegiatan yang ditawarkan di dalam
buku guru, atau mengembangkan ide-ide pembelajaran sendiri.
7. Menyusun RPP dan lampiran RPP yang meliputi: alat dan rubrik penilaian, bahan
ajar, lembar kerja, dan perangkat sumber belajar
Prinsip tersebut diwujudkan dan diimplementasikan baik dalam bentuk
pembelajaran reguler, pengayaan, maupun remedial. RPP paling sedikit memuat:
a. Identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran atau tema, kelas/semester, dan
alokasi waktu;
b. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator pencapaian kompetensi;
Indikator pencapaian kompetensi merupakan kemampuan berpikir, bertindak,
atau berperilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu dan digunakan sebagai acuan
penilaian untuk mengarahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
dan penilaian yang lebih spesifik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan indikator kompetensi adalah sebagai berikut.
1) Untuk satu KD dirumuskan minimal ke dalam dua indikator kompetensi.
Banyak dan variasi rumusan indikator disesuaikan dengan karakteristik,
kedalaman, dan keluasan KD, serta disesuaikan dengan karakteristik siswa,
tema, dan satuan pendidikan/kelompok belajar.
2) Perumusan indikator dalam bentuk kata kerja operasional yang dapat
diukur atau diamati kinerjanya melalui penilaian
21
3) Rumusan indikator hendaknya relevan dan merinci kompetensi dasar
sehingga dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran dan penilaian dalam
mencapai kompetensi
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan
pencapaian kompetensi dan berfungsi sebagai acuan dalam: (1)
mengembangkan bahan pembelajaran; (2) mendesain kegiatan pembelajaran
yang efektif; (3) merancang bentuk dan jenis penilaian yang akurat dan dapat
diterapkan dalam proses penilaian yang efektif sesuai kondisi, kebutuhan, dan
kapasitas kelompok belajar.
c. Materi pembelajaran, yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi, yang berasal dari buku teks pelajaran dan buku
panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian,
konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi
materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial.
d. Kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup;
e. Penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan
Pembelajaran remedial dirancang dengan waktu tersendiri dengan metode dan
media yang berbeda, belajar mandiri atau bimbingan khusus, pemberian
tugas/latihan, atau belajar kelompok dengan bimbingan alumni atau tutor
sebaya, dan diakhiri dengan penilaian. Diagnosis yang harus dilakukan untuk
membuat program remedial adalah: (1) Identifikasi siswa berkesulitan belajar,
(2) lokalisir jenis dan sifat kesulitan, jenis factor dan sifat kesulitan, (3) rancang
kemungkinan bantuan, cara mengatasi dan buatkan program tindak lanjut.
Pembelajaran pengayaan dirancang untuk siswa yang memiliki kemampuan
belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan
pendekatan investigatif. Pelaksanaannya dapat dilakukan dalam bentuk kerja
kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan minat kelompok atau tema
tertentu, kerja mandiri, atau pemberian pembelajaran untuk kompetensi
tertentu yang belum dipelajari, dan diakhiri dengan penilaian
f. Media, alat, bahan, dan sumber belajar.
22
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
B. Pembelajaran PJOK untuk mencapai keterampilan abad 21
1. Pendekatan dan Model Pembelajaran
Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang
bervariasi sesuai karakteristik mata pelajaran PJOK. Pendekatan dan model
pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat melatih kemampuan
belajar:mengamati,menanya,mengumpulkan informasi/mencoba,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Melalui kemampuan belajar,
diharapkan pelajaran yang diikuti siswa mampu mengembangkan tiga ranah,
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil akhirnya adalah
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia
yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan
untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa.
Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan belajar, di
antaranya adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem-based
learning), pembelajaran berbasis projek (project-based learning),
pembelajaran kontekstual (contextual learning), pembelajaran penemuan
terbimbing (guided discovery learning), sampai pada pembelajaran individual
(individual learning).
Dalam pembelajaran PJOK sendiri terdapat beberapa model pembelajaran
yang sudah dikembangkan. Beberapa di antaranya adalah model pendidikan
gerak (movement education), model pengembangan tanggung jawab
(teaching personal and social responsbility/Hellison’s model), model
pendidikan petualangan (adventure education model), model kebugaran
(fitness education model), model perkembangan (developmental model),
bahkan termasuk model Teaching Games for Understanding (TGfU model)
serta model pembelajaran kooperatif (cooperative learning model).
2. Strategi dan Metode Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dalam PJOK meliputi:
1) Pengajaran Interaktif (Interactive Teaching)
Pengajaran interaktif mempunyai makna guru memberitahukan,
menunjukkan, atau mengarahkan sekelompok anak tentang apa
23
yang harus dilakukan; lalu siswa melakukannya; dan guru
mengevaluasi seberapa baik hal itu dilakukan dan mengembangkan
isi pelajaran lebih jauh, guru mengontrol proses pengajaran.
Biasanya seluruh kelas bekerja pada tugas yang sama atau dalam
kerangka tugas yang sama. Bandingkan strategi ini dengan gaya
komando; keduanya memiliki perangkat ciri yang sama.
2) Pengajaran Berpangkalan (Station Teaching)
Pengajaran berpangkalan menata lingkungan sehingga dua atau
lebih tugas bisa berlangsung dalam ruangan secara bersamaan.
Biasanya, setiap tugas harus dilakukan dalam pangkalan yang
berbeda dengan tugas lainnya, sehingga setiap tugas memiliki
pangkalannya masing-masing. Siswa berputar dari satu pangkalan
ke pangkalan lain. Kadang-kadang, pengajaran berpangkalan ini
disebut juga pengajaran tugas. Strategi ini dalam tataran gaya
mengajar, serupa dengan gaya latihan (practice style).
3) Pengajaran Sesama Teman (Peer Teaching)
Pengajaran sesama teman adalah strategi pengajaran yang
mengalihkan tanggung jawab guru dalam fungsi pengajarannya
kepada siswa. Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan
strategi lain tetapi berharga untuk dieksplorasi secara terpisah.
Strategi ini tidak jauh berbeda dengan gaya berbalasan (reciprocal
style), dalam hal siswa sendiri memberikan pengarahan kepada
siswa lainnya. Bedanya, dalam pengajaran sesama teman, siswa
yang bertindak sebagai pengajar tidak hanya berhadapan dengan
satu siswa, tetapi bisa dengan sekelompok siswa.
4) Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Dalam pembelajaran kooperatif, sekelompok siswa diberi tugas
pembelajaran atau proyek untuk diselesaikan oleh kelompoknya.
Siswa dikelompokkan secara heterogen menurut faktor yang
berbeda seperti kemampuan atau kebutuhan sosialnya.
Keberhasilan kelompok dalam pembelajaran dinilai sesuai dengan
seberapa baik mereka mampu menyelesaikan tugasnya, di samping
dari cara mereka bekerja sama dengan yang lain.
5) Strategi Pembelajaran Sendiri (Self-instructional Strategies)
24
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Strategi pembelajaran sendiri melibatkan program yang ditetapkan
oleh siswa sendiri dan mengurangi peran guru sebagai penyampai
informasi. Strategi pembelajaran sendiri menyandarkan diri
sepenuhnya pada materi tertulis, media, dan prosedur evaluasi
yang ditetapkan sebelumnya. Strategi ini dapat dipakai untuk
memenuhi satu atau lebih, terkadang seluruhnya, fungsi
pengajaran.
6) Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)
Strategi kognitif adalah strategi pembelajaran yang dirancang
untuk melibatkan siswa secara kognitif dalam isi pelajaran melalui
penyajian tugasnya. Strategi ini meliputi gaya pemecahan masalah,
penemuan terbimbing, dan gaya lain yang memerlukan fungsi
kognitif anak, seperti pembelajaran penemuan (inquiry learning).
Semua model ini menggambarkan pendekatan yang melibatkan
siswa dalam merumuskan respons sendiri tanpa meniru apa yang
sudah diperlihatkan guru sebelumnya.
Tingkat keterlibatan siswa bervariasi sesuai dengan tingkat respons
kognitifnya.Ketika guru mengetengahkan masalah yang
memerlukan jawaban benar yang tunggal, pemecahan masalah itu
biasanya disebut convergent problem solving. Ketika masalah
tersebut bersifat terbuka dan tidak memerlukan satu jawaban
terbaik, maka pemecahan masalah tersebut disebut divergent
problem solving.
7) Pengajaran Beregu (Team teaching)
Pengajaran beregu adalah strategi pembelajaran yang melibatkan
lebih dari satu orang guru yang bertanggung jawab untuk
menyajikan pelajaran kepada sekelompok siswa iswa. Ketika
pelajaran pendidikan jasmani bersifat co-educational (melibatkan
siswa putra dan putri), banyak pendidik melihat bahwa team
teaching sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan baik putra
maupun putri yang terkelompokan secara heterogen dengan
mendapat guru pria dan wanita di saat bersamaan.
25
b. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran, secara umum meliputi keseluruhan cara atau
teknik dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa serta bagaimana
siswa diperlakukan selama pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, secara
umum, pembahasan tentang metode mengajar bukan hanya
bersinggungan dengan apakah pelajaran perlu diberikan secara
keseluruhan (whole method) ataukah sebagian-sebagian (part method),
tetapi juga tentang cara memperlakukan siswa dan pengaturan waktu.
1) Latihan Terbimbing
Metode latihan terbimbing adalah teknik yang paling umum dalam
proses pembelajaran PJOK, di mana siswa dituntun dengan berbagai
cara melalui pemberian variasi gerak. Dalam penggunaannya latihan ini
mempunyai beberapa tujuan, dan yang paling utama adalah untuk
mengurangi kesalahan serta memastikan bahwa pola gerak yang tepat
sudah dilakukan.
Penggunaan latihan terbimbing amat penting terutama dalam cabang
olahraga yang berbahaya seperti senam dan renang. Di sini siswa perlu
dibantu, baik secara langsung oleh guru atau dengan pemakaian alat.
2) Latihan Padat dan Terdistribusi
Guru PJOK harus membuat keputusan berkaitan dengan berapa lama
waktu latihan yang digunakan dalam satu episode pembelajaran, dan
bagaimana waktu yang tersedia ini dimanfaatkan, apakah langsung
dihabiskan sekaligus atau diselingi istirahat.
Umumnya, unit pembelajaran dalam PJOK menghabiskan waktu latihan
hanya untuk menguasai satu keterampilan, misalnya hari pertama
pasing bawah pada permainan bola voli, kemudian di hari berikutnya
berganti menjadi pasing atas. Jika ini yang dilakukan, guru mempunyai
pilihan apakah keterampilan akan dilatih oleh anak secara terus
menerus sampai waktu habis atau menetapkannya dalam satuan waktu
tertentu diselingi istirahat. Pilihan yang pertama disebut latihan padat
(massed practice), sedangkan pilihan kedua disebut latihan terdistribusi
26
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
(distributed practice). Contoh lain dari metode ini adalah latihan dengan
interval (interval training).
3) Latihan Terpusat dan Acak
Latihan disebut terpusat jika dua atau tiga keterampilan yang dilatih
dilaksanakan satu persatu hingga jumlah ulangan atau waktu yang
ditentukan terselesaikan sebelum dilanjutkan ke keterampilan lain.
Contohnya dalam pembelajaran bulutangkis yang berisi servis, smes,
dan dropshot. Guru akan meminta siswa melatih dulu servis, misalnya
20 kali kemudian dilanjutkan smes 20 kali dan dropshot 20 kali. Intinya,
latihan terpusat dilaksanakan dengan mendahulukan satu tugas hingga
selesai sebelum berpindah ke tugas lain.
Latihan acak dilakukan dengan melakukan latihan beberapa
keterampilan secara berselang-seling. Dengan latihan acak, siswa
diminta melakukan gerakan servis 1 kali dilanjutkan smes1 kali, dan
dropshot 1 kali kemudian kembali ke servis lagi, smes, dan ke dropshot
lagi, dan seterusnya hingga jatah waktu atau jumlah ulangan yang
ditetapkan diselesaikan.
Latihan yang bervariasi pada dasarnya melatih banyak kemungkinan
variasi gerak. Latihan dapat divariasikan berdasarkan pada perubahan
kecepatan, jarak, tingkatan gerak, dan tujuan latihan. Jika dalam satu
pertemuan latihan kondisi-kondisi tersebut divariasikan sedemikian
rupa, siswa akan mengambil banyak keuntungan berupa pemantapan
kemampuan penyesuaian keterampilan, maupun proses kognitifnya.
4) Keseluruhan dan Bagian per Bagian
Beberapa keterampilan terdiri dari beberapa gerakan yang sangat
kompleks (keterampilan serial) sehingga guru harus mampu
menyesuaikan prosedur dan pendekatan yang tepat. Untuk
menghadapi gerakan tersebut guru akan membagi tugas menjadi
bagian-bagian kecil (sesuai teknik dasarnya). Setiap bagian tersebut
dilatih satu persatu sesuai urutannya untuk kemudian disatukan setelah
semua bagian terkuasai agar menjadi satu keterampilan yang utuh. Jika
27
ini yang ditempuh guru, maka ia sedang menerapkan metode bagian
(part method).
Jika suatu keterampilan merupakan suatu keterampilan yang utuh
(keterampilan diskrit) dimana hubungan antara satu bagian dengan
bagian yang lain demikian erat maka lebih baik diajarkan secara utuh.
Irama dan timing dari keterampilan itu akan terjaga dengan lebih baik
jika guru memilih metode keseluruhan atau whole method.
Guru dapat memadukan kedua cara tersebut jika tidak mengganggu
keselamatan. Siswa harus diberi kesempatan untuk merasakan
keterampilan secara keseluruhan sebelum keterampilan itu dipecah
menjadi bagian. Jika ini yang dilakukan guru maka ia sedang
menggunakan metode campuran yang disebut metode keseluruhan-
bagian (whole-part method).
Selain ketiga metode tersebut (bagian, keseluruhan, dan keseluruhan-
bagian juga dikenal satu metode mengajar yang lain yang disebut
metode progresif (progressive method). Metode ini dikenal sebagai
metode yang berada dalam satu gugus dengan metode bagian, tetapi
diciptakan dengan maksud menutupi kekurangan dari metode tersebut.
Pada prinsipnya metode progresif mengikuti urutan sebagai berikut.
Pada tahap pertama, latihan hanya melibatkan satu bagian
keterampilan yang dianggap penting (inti) yang selalu ditekankan dan
diulang-ulang. Pada tahap kedua, bagian pertama digabung dengan
bagian kedua sehingga menampilkan pola gerak yang lebih besar. Pada
tahap ketiga, bagian satu dan bagian dua digabung lagi dengan bagian
tiga, yang menunjukkan pola keterampilan yang semakin lengkap.
Demikian seterusnya sehingga keseluruhan bagian yang tersisa
akhirnya tergabung secara keseluruhan.
28
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
3. Model-model Pembelajaran
Berikut beberapa model pembelajaran yang dapat menginspirasi:
a. Model Pembelajaran Penemuan (Inquiry Learning)
Contoh tahapan model pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan dengan model ini adalah:
Pendahuluan
 Siswa mempersiapkan peralatan yang akan dipakai dalam
pembelajaran.
 Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa
sebelum dimulai pembelajaran.
Inti
 Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai dengan instruksi guru
sebelum pembelajaran dimulai.
 Guru membuka dan menjelaskan pembelajaran senam irama bagi
kesehatan dan kebugaran jasmani.
 Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai dengan penjelasan
guru secara individu maupun kelompok, dan menyampaikan arti
penting kerjasama dalam gerak senam berirama.
 Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi dan diberikan koreksi
oleh guru apabila ada kesalahan gerakan.
 Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan senam
irama dengan menunjukkan sikap kerjasama sesuai dengan koreksi
oleh guru.
 Guru mengamati seluruh aktifitas siswa dalam melakukan gerakan
senam irama secara seksama.
Penutup
 Guru menyampaikan tingkat pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh oleh siswa,
menyampaikan siswa yang mendapatkan hasil yang terbaik, dan
memberikan motivasi pada yang belum.
 Siswa merapikan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan.
 Berdoa bersama.
29
b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)
Contoh tahapan model pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan dengan model ini adalah:
Pendahuluan
 Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam
pembelajaran.
 Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa sebelum
dimulai pembelajaran.

 Siswa diminta untuk mempersiapkan pertanyaan gerakan-gerakan yang
tidak mampu.
Inti
 Siswa melakukan gerakan senam irama yang tidak mampu dilakukan
pada saat gerakan.
 Guru mengamati seluruh gerakan senam irama siswa secara individu
maupun kelompok.
 Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi dan diberikan koreksi oleh
guru apabila ada kesalahan gerakan.
 Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan senam
irama sesuai dengan koreksi oleh guru.
 Seluruh gerakan siswa setelah diberikan umpan balik diamati oleh guru
secara individu maupun kelompok.
 Siswa melakukan gerakan senam irama secara individu secara
bergantian.
Penutup
 Secara klasikal siswa diberikan penghargaan dan motivasi berdasarkan
hasil penilaian.
 Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan
 Berdoa bersama.
c. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Contoh tahapan model pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan dengan model ini adalah:
30
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Pendahuluan
 Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam
pembelajaran.
 Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa sebelum
dimulai pembelajaran
 Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan teknik gerakan,
misalnya: teknik bermain sepakbola maka siswa dibagi menjadi
kelompok mengoper, menggiring, menendang, menangkap bola,
melempar ke dalam.
Inti
 Siswa melakukan gerakan teknik sepakbola sesuai dengan pembagian
kelompok instruksi guru sebelum pembelajaran dimulai
 Guru menjelaskan keterkaitannya teknik sepakbola bagi kebugaran
jasmani
 Siswa yang memiliki keterampilan lebih baik dapat dijadikan sebagai
mediator bagi siswa lain dalam kelompok tersebut.
 Secara kelompok siswa berganti tempat untuk mempelajari gerakan
teknik yang berbeda dari kelompok asal.
 Seluruh gerakan teknik sepakbola diawasi dan diberikan koreksi oleh
guru apabila ada kesalahan gerakan.
 Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan teknik
sepakbola sesuai dengan koreksi oleh guru.
Penutup
 Secara klasikal siswa diberikan penghargaan dan motivasi berdasarkan
hasil penilaian.
 Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan.
 Berdoa bersama.
C. Penjadwalan Pembelajaran Matematika dan PJOK
Langkah pembuatan jadwal pelaksanaan pembelajaran matematika dan PJOK
dilakukan dengan:
a. Menyesuaikan alokasi waktu mata pelajaran berdasarkan Struktur
Kurikulum.
31
Contoh : Kelas IV.
No Mata Pelajaran
Alokasi Waktu
per Minggu
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 JP
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 JP
3. Bahasa Indonesia 7 JP
4. Matematika 6 JP
5. Ilmu Pengetahuan Alam 3 JP
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 JP
7. Seni Budaya dan Prakarya 4 JP
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 4 JP
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa alokasi waktunya per minggu untuk
Matematika adalah 6 jam pelajaran. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) 4 jam pelajaran. Karena Matematika dan PJOK terpisah
dari tematik terpadu, maka pembelajarannya dibuatkan jadwal tersendiri
dengan alokasi waktu tersebut.
b. Menyusun jadwal pelajaran
Sekolah dapat menyusun jadwal pelajaran sesuai kebutuhan dengan
memperhatikan alokasi waktu pelajaran Matematika 6 jam pelajaran dan
PJOK 4 jam pelajaran per minggu @ 35 menit.
Contoh Jadwal Pelajaran Kelas IV.
Jam
ke
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
1 Pendidikan
Agama dan
Budi
Pekerti
Matematika PJOK Pendidikan
Agama dan
Budi Pekerti
Matematika PJOK
2 Pendidikan
Agama dan
Budi
Pekerti
Matematika PJOK Pendidikan
Agama dan
Budi Pekerti
Matematika PJOK
3 Tematik Tematik Tematik Matematika Tematik Tematik
4 Tematik Tematik Tematik Matematika Tematik Tematik
5 Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik
6 Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik
32
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
BAB IV
PENUTUP
Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dan PJOK merupakan acuan bagi
guru kelas dan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas tinggi (IV, V, dan
VI), guru dapat mengembangkan model dan pendekatan pembelajaran sesuai
kebutuhan, karakteristik, dan materi yang akan diajarkan kepada siswa. Semoga
panduan ini bermanfaat.
33
34
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
35
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
TAHUN 2016

More Related Content

What's hot

Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Jhon Nahak
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
Nia Piliang
 
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)
Nastiti Rahajeng
 
Contoh buku catatan perkembangan siswa
Contoh buku catatan perkembangan siswaContoh buku catatan perkembangan siswa
Contoh buku catatan perkembangan siswa
lee adlia
 

What's hot (20)

Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Laporan umpan balik dari teman sejawat
Laporan umpan balik dari teman sejawatLaporan umpan balik dari teman sejawat
Laporan umpan balik dari teman sejawat
 
PRINSIP KONTINUITAS.pptx
PRINSIP KONTINUITAS.pptxPRINSIP KONTINUITAS.pptx
PRINSIP KONTINUITAS.pptx
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
 
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
 
Kko indikator HOTS
Kko indikator HOTSKko indikator HOTS
Kko indikator HOTS
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
Ukps soal dan-kunci-jawaban
Ukps soal dan-kunci-jawabanUkps soal dan-kunci-jawaban
Ukps soal dan-kunci-jawaban
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdfAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
 
@Sosialisasi KMA 347 Tahun 2022.pptx
@Sosialisasi KMA 347 Tahun 2022.pptx@Sosialisasi KMA 347 Tahun 2022.pptx
@Sosialisasi KMA 347 Tahun 2022.pptx
 
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)
Penyusunan bahan ajar (KELOMPOK 9)
 
JURNAL MENGAJAR GURU.docx
JURNAL MENGAJAR GURU.docxJURNAL MENGAJAR GURU.docx
JURNAL MENGAJAR GURU.docx
 
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smkProgram supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
 
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...
 
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkanSoal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
 
Topik 3 Demonstrasi Konstektual - Filosofi Pendidikan Indonesia.pptx
Topik 3 Demonstrasi Konstektual - Filosofi Pendidikan Indonesia.pptxTopik 3 Demonstrasi Konstektual - Filosofi Pendidikan Indonesia.pptx
Topik 3 Demonstrasi Konstektual - Filosofi Pendidikan Indonesia.pptx
 
Contoh buku catatan perkembangan siswa
Contoh buku catatan perkembangan siswaContoh buku catatan perkembangan siswa
Contoh buku catatan perkembangan siswa
 
Model pembelajaran integratif
Model pembelajaran integratifModel pembelajaran integratif
Model pembelajaran integratif
 
Format analisis buku siswa
Format analisis buku siswaFormat analisis buku siswa
Format analisis buku siswa
 
BUKU SISWA PPKn KELAS IX.pdf
BUKU SISWA PPKn KELAS IX.pdfBUKU SISWA PPKn KELAS IX.pdf
BUKU SISWA PPKn KELAS IX.pdf
 

Similar to Panduan pembelajaran matematika dan pjok sd mi

Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
Misdar Scout
 
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
Dimas Trihatmojo
 
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
Waosutro Waosutro
 
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-13
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-13Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-13
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-13
Suhaimi Hs
 
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
dewilya
 
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-smp-kurikulum 2013
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-smp-kurikulum 2013Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-smp-kurikulum 2013
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-smp-kurikulum 2013
Hendrijanto Mazhend
 

Similar to Panduan pembelajaran matematika dan pjok sd mi (20)

Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
 
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
 
KI - KD Kurikulum 2013
KI - KD Kurikulum 2013KI - KD Kurikulum 2013
KI - KD Kurikulum 2013
 
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-2013
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
 
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
 
1. kurikulum 2013
1. kurikulum 20131. kurikulum 2013
1. kurikulum 2013
 
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-13
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-13Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-13
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-3-13
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Materi tik-smp
Materi tik-smpMateri tik-smp
Materi tik-smp
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
 
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-smp-kurikulum 2013
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-smp-kurikulum 2013Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-smp-kurikulum 2013
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-smp-kurikulum 2013
 
Draft Kurikulum 2013 SMP Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
Draft Kurikulum 2013 SMP Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…Draft Kurikulum 2013 SMP Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
Draft Kurikulum 2013 SMP Revisi 9 Februari 2013 (Kompetensi Inti dan Kompetens…
 
Kompetensi dasar smp
Kompetensi dasar smpKompetensi dasar smp
Kompetensi dasar smp
 

Recently uploaded

ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
sayangkamuu240203
 
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
miftamifta7899
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya Cytotec Asli Di Surabaya
 
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke MalangSupplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
gentengcor outdoor
 
PPT-UEU-Studi-Kelayakan-Bisnis-Pertemuan-13.pptx
PPT-UEU-Studi-Kelayakan-Bisnis-Pertemuan-13.pptxPPT-UEU-Studi-Kelayakan-Bisnis-Pertemuan-13.pptx
PPT-UEU-Studi-Kelayakan-Bisnis-Pertemuan-13.pptx
BesraSaputra
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
syafiraw266
 
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
b54037163
 
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
crewsali88
 

Recently uploaded (20)

ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
PRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGI
PRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGIPRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGI
PRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGI
 
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke MalangSupplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
 
PPT-UEU-Studi-Kelayakan-Bisnis-Pertemuan-13.pptx
PPT-UEU-Studi-Kelayakan-Bisnis-Pertemuan-13.pptxPPT-UEU-Studi-Kelayakan-Bisnis-Pertemuan-13.pptx
PPT-UEU-Studi-Kelayakan-Bisnis-Pertemuan-13.pptx
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
 
materi sertitikasi halal reguler dan self declare
materi sertitikasi halal reguler dan self declaremateri sertitikasi halal reguler dan self declare
materi sertitikasi halal reguler dan self declare
 
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
In Doha*&QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar...
 
"Seni Memasak Indonesia: Rahasia Kuliner Nusantara yang Memikat Lidah
"Seni Memasak Indonesia: Rahasia Kuliner Nusantara yang Memikat Lidah"Seni Memasak Indonesia: Rahasia Kuliner Nusantara yang Memikat Lidah
"Seni Memasak Indonesia: Rahasia Kuliner Nusantara yang Memikat Lidah
 
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
 
STRATEGI KEUANGAN RITEL ROYALATK (1).pptx
STRATEGI KEUANGAN RITEL ROYALATK (1).pptxSTRATEGI KEUANGAN RITEL ROYALATK (1).pptx
STRATEGI KEUANGAN RITEL ROYALATK (1).pptx
 
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
 
PEMAPARAN HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN
PEMAPARAN HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKANPEMAPARAN HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN
PEMAPARAN HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN
 

Panduan pembelajaran matematika dan pjok sd mi

  • 1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR TAHUN 2016 PANDUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK)
  • 2.
  • 3. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR TAHUN 2016 PANDUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK)
  • 4. iv Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 5. KATA PENGANTAR Salah satu keberhasilan pendidikan ditentukan oleh kurikulum pendidikan yang disusun berdasarkan kebutuhan zaman. Pada era abad 21 ini dibutuhkan kurikulum yang dapat mendorong pembelajaran yang menghasilkan siswa yang dapat memiliki kemampuan untuk mempertahankan hidupnya serta mampu menghadapi tantangan era globalisasi tanpa kehilangan nilai-nilai kepribadian dan budaya bangsa.Kurikulum 2013 menjawab kebutuhan zaman tersebut. Penerapan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran di Sekolah Dasar menggunakan pendekatan tematik terpadu. Pada perkembangannya, untuk kelas tinggi (IV, V, dan VI) mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dipisahkan dari Buku Tematik Terpadu. Pemisahan tersebut dikarenakan perubahan muatan pelajaran matematika serasa dangkal sehingga siswa tidak mendapatkan konsep matematika secara mendalam dan PJOK memiliki karakteristik objek kajian dan metode yang berbeda dengan mata pelajaran lain. Objek kajian PJOK berupa gerak, pembelajaran PJOK banyak dilakukan melalui observasi, mencontoh/menirukan, melatihkan secara berulang. Berdasarkan beberapa alasan tersebut, maka Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bersama Pusat Kurikulum Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dan PJOK. Panduan ini sebagai acuan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran Matematika dan PJOK serta dapat membantu dalam memecahkan beberapa permasalahan dalam pembelajaran. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan panduan ini kami mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya. Jakarta, Oktober 2016 Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Drs. Wowon Widaryat, M.Si. Nip. v
  • 6. vi Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 7. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................................................ vii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Tujuan ............................................................................................................ 3 C. Sasaran .......................................................................................................... 4 BAB II KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD) ......... 5 A. Karakteristik dan Kompetensi Mata Pelajaran Matematika pada Kurikulum 2013 .............................................................................................. 5 B. Karakteristik dan Kompetensi Mata Pelajaran PJOK pada Kurikulum 2013 .............................................................................................. 6 BAB III PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD) ............................ 9 A. Pembelajaran Matematika untuk Mencapai Keterampilan Abad 21 ............... 9 B. Pembelajaran PJOK untuk mencapai keterampilan abad 21 ........................ 23 C. Penjadwalan Pembelajaran Matematika dan PJOK ..................................... 31 BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 33 vii
  • 8. viii Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 9. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pendidikan salah satunya ditentukan oleh kurikulum pendidikan yang disusun berdasarkan kebutuhan zaman. Era abad ke-21 merupakan era globalisasi. Pada era ini dibutuhkan kurikulum yang dapat mendorong pembelajaran yang menghasilkan siswa yang tangguh. Artinya, siswa yang dapat memiliki kemampuan untuk mempertahankan hidupnya (human survival). Selain itu, pendidikan juga harus menyiapkan sumberdaya manusia yang mampu menghadapi tantangan era globalisasi tanpa kehilangan nilai-nilai kepribadian dan budaya bangsa. Kurikulum 2013 disusun untuk menjawab kebutuhan zaman. Kurikulum 2013 dikembangkan dalam bentuk Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti terdiri atas empat dimensi yang terkait satu sama lain. Keempat dimensi tersebut adalah: sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan (KI 4). Pengembangan Kompetensi Dasar untuk KI 1 dan KI 2 hanya terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta PPKn. 
 Kurikulum yang mengedepankan pencapaian kompetensi tersebut membawa konsekuensi bahwa pembelajaran harus berpusat pada siswa. Siswa didorong untuk terlibat aktif dan komprehensif dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa secara aktif dan komprehensif tersebut akan memberikan pemahaman mendalam dan peluang besar pada pengalaman belajar yang berada di long term memory. Penerapan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran di sekolah dasar menggunakan pendekatan tematik terpadu. Salah satu pendukung proses pembelajaran adalah buku Tematik Terpadu yang diterbitkan oleh Pemerintah. Mata pelajaran yang dapat dipadukan adalah PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Pada perkembangannya, untuk kelas tinggi (IV, V, dan VI) mata pelajaran Matematika dan PJOK dipisahkan dari Buku Tematik Terpadu. Keputusan pemisahan mata pelajaran tersebut ada berbagai alas an, diantaranya adalah materi/pembahasan muatan Matematika pada buku tersebut terasa dangkal. Oleh 1
  • 10. karena itu, siswa tidak mendapatkan pemahaman konsep matematika secara mendalam. Dengan demikian, perlu digunakan buku Matematika secara terpisah. Alasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Matematika memiliki karakteristik objek kajian dan metode yang berbeda dengan mata pelajaran lain. Objek kajian matematika bersifat abstrak, metode untuk melakukan kajian terhadap objek matematika bersifat deduktif, tentunya dengan tidak mengabaikan pengembangan kecakapan 4 C (Critical, Creative, Colaboratif, Dan Communication). b. Kebermaknaan pembelajaran matematika di SD/MI salah satunya dapat ditingkatkan melalui pembelajaran matematika dalam konteks dunia nyata siswa. Pembelajaran dengan mengambil konteks kehidupan nyata tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran tematik terpadu. c. Kebermaknaan pembelajaran merupakan energi bagi peningkatan motivasi belajar siswa, ketika motivasi sudah dimiliki pembelajaran tidak harus selalu dikaitkan dengan dunia nyata/tema, karena pembelajaran matematika dengan tema memiliki keterbatasan dalam mengakomodir struktur dan konten matematika secara utuh. Oleh karena itu, ketika konteks sudah diperoleh, pembelajaran Matematika dapat dilakukan dengan pemahaman konsep matematika secara utuh. Demikian juga alasan yang serupa diambil untuk menjelaskan mengapa mata pelajaran PJOK harus diajarkan dengan buku terpisah. Alasan tersebut adalah sebagai berikut: a. PJOK memiliki karakteristik objek kajian dan metode yang berbeda dengan mata pelajaran lain. Objek kajian PJOK berupa gerak, pembelajaran PJOK banyak dilakukan melalui mengobservasi dan mencontoh, kemudian melatihkannya secara berulang, tentunya dengan tidak mengabaikan pengembangan kecakapan 4C (Critical, Creative, Colaboratif, Dan Communication). b. Kebermaknaan pembelajaran PJOK di SD/MI salah satunya dapat ditingkatkan melalui pembelajaran PJOK dalam konteks dunia nyata siswa, hal ini salah satunya dapat dilakukan melalui pembelajaran tematik. c. Kebermaknaan pembelajaran merupakan energi bagi peningkatan motivasi belajar siswa. Namun ketika dikaitkan dengan tema, terdapat beberapa materi 2 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 11. pembelajaran PJOK yang memiliki keterbatasan dalam mengakomodir struktur dan konten PJOK secara utuh. Oleh karena itu, tidak semua materi yang berkaitan dengan KD dapat diakomodir secara cukup oleh buku tematik. d. Pembelajaran PJOK banyak dilakukan dengan gerakan anggota tubuh yang harus dimulai dengan pemanasan terlebih dahulu, sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama. e. Banyak gerakan-gerakan dalam pembelajaran PJOK yang tidak dipahami sepenuhnya oleh guru kelas, sehingga dapat mengakibatkan cedera bagi siswa. f. Pada umumnya pembelajaran PJOK mengakibatkan siswa berkeringat, sehingga mengganggu proses pembelajaran lain bila terintegrasi. g. Untuk memberdayakan keberadaan guru mata pelajaran PJOK yang tersedia hampir di semua SD. Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menetapkan buku teks pelajaran yang layak digunakan dalam proses pembelajaran untuk mata pelajaran Matematika dan PJOK yang disajikan secara terpisah dari Buku Tematik Terpadu. Oleh karena itu, diperlukan panduan pelaksanaan pembelajaran matematika dan PJOK untuk SD/MI di kelas IV, V dan VI. Panduan ini secara keseluruhan memuat penjelasan tentang latar belakang, tujuan, dan sasaran diterbitkannya panduan ini; karakteristik mata pelajaran Matematika dan PJOK; perancangan dan pembelajaran Matematika dan PJOK. B. Tujuan Panduan Pembelajaran Matematika dan PJOK ini bertujuan untuk a. Membantu guru dalam mengatur alokasi waktu Matematika dan PJOK dalam pembelajaran agar sesuai dengan struktur kurikulum; b. Membantu guru dalam merancang pembelajaran Matematika dan PJOK yang terpisah dari Tematik Terpadu agar tetap bermakna; c. Membantu guru dalam proses pembelajaran Matematika dan PJOK yang terpisah dari Tematik Terpadu agar berpusat pada siswa, kontekstual, dan bermakna. 3
  • 12. d. Membantu kepala sekolah, pengawas dan pihak lain yang terkait dalam mendukung proses pembelajaran Matematika dan PJOK yang terpisah dari Tematik Terpadu agar berpusat pada siswa, kontekstual, dan bermakna. C. Sasaran Buku Panduan ini disusun agar proses pembelajaran di sekolah dasar dapat berjalan sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, sasaran pengguna buku ini adalah unsur- unsur yang terlibat pada proses pembelajaran di sekolah dasar. Sasarannya adalah a. Guru kelas yang mengampu pembelajaran di kelas tinggi (kelas IV, V, dan VI); b. Guru PJOK c. Kepala Sekolah Dasar; d. Pengawas Sekolah Dasar e. Dinas Pendidikan. 4 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 13. BAB II KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD) A. Karakteristik dan Kompetensi Mata Pelajaran Matematika pada Kurikulum 2013 Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia dan juga mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin untuk meningkatkan dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan, diperlukan penguasaan dan pemahaman atas matematika yang kuat sejak dini. Objek kajian matematika bersifat asbtrak, metode untuk melakukan kajian terhadap objek matematika bersifat deduktif, sehingga kebermaknaan pembelajaran matematika di SD salah satunya dapat ditingkatkan melalui pembelajaran matematika dalam konteks dunia nyata siswa. Pengembangan kompetensi matematika diarahkan untuk meningkatkan kecakapan hidup (life skill), terutama dalam membangun kreatifitas, kemampuan berpikir kritis, berkolaborasi atau bekerjasama dan keterampilan berkomunikasi yang menjadi tuntutan keterampilan abad 21. Selain itu, pengembangan kompetensi matematika juga menekankan kemahiran atau keterampilan menggunakan perangkat teknologi untuk melakukan perhitungan teknis (komputasi) dan penyajian dalam bentuk gambar dan grafik (visualisasi), yang penting untuk mendukung keterampilan lainnya yang bersifat keterampilan lintas disiplin ilmu dan keterampilan yang bersifat nonkognitif serta pengembangan nilai, norma dan etika (soft skill). Dukungan pembelajaran matematika dalam kaitan pengembangan sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tidak langsung/indirect teaching, berupa pembiasaan-pembiasaan perilaku baik, keteladanan, dan tindakan perbaikan secara langsung untuk mengembangkan, membangun atau meningkatkan perilaku positif siswa. 5
  • 14. Cakupan materi matematika di SD meliputi bilangan asli, bulat, dan pecahan, geometri dan pengukuran sederhana, dan statistika sederhana. Pendidikan matematika di sekolah diharapkan memberikan kontribusi dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah melalui pengalaman belajar, agar mampu: 1. Memahami konsep dan menerapkan prosedur matematika dalam kehidupan sehari-hari; 2. Melakukan operasi matematika dalam bentuk operasi hitung, menganalisis komponen atau sifat dari suatu ekspresi atau kalimat matematika serta menyederhanakan ekspresi matematika untuk menyelesaikan masalah. 3. Berpikir kritis melalui penalaran matematis yang meliputi membuat generalisasi berdasarkan pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan dan memverifikasinya, menjelaskan alasan dalam mengklasifikasi berbagai benda berdasar bentuk, warna, kemiripan, dan perbedaan berdasar kriteria tertentu 4. Memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasan melalui simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5. Menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah, sebagai wujud implementasi kebiasaan dalam inkuiri dan eksplorasi matematika 6. Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar B. Karakteristik dan Kompetensi Mata Pelajaran PJOK pada Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. PJOK memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. PJOK membantu siswa mengembangkan pemahaman tentang apa yang mereka perlukan untuk membuat komitmen seumur hidup tentang arti penting hidup sehat 6 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 15. dan aktif mengembangkan kapasitas untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan produktif. Hal ini berdampak pada meningkatkan produktivitas dan kesiapan untuk belajar, meningkatkan semangat, mengurangi ketidakhadiran, mengurangi biaya perawatan kesehatan, penurunan kelakuan anti-sosial seperti bullying dan kekerasan, mempromosikan hubungan yang aman dan sehat, dan meningkatkan kepuasan pribadi. 1. Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Usia SD Karakteristik perkembangan gerak anak turut mempengaruhi penentuan kompetensi mata pelajaran PJOK. Karakteristik gerak tersebut dibedakan menurut usia anak, seperti berikut. a. Pada usia antara 7-8 tahun, anak sedang memasuki perkembangan gerak dasar dan memasuki tahap awal perkembangan gerak spesifik. Karakteristik awal perkembangan gerak spesifik dapat diidentifikasi dengan makin sempurnanya kemampuan melakukan berbagai kemampuan gerak dasar yang menuntut kemampuan koordinasi dan keseimbangan agak kompleks. Oleh karenanya, keterampilan gerak yang dimiliki anak telah dapat diorientasikan pada berbagai bentuk, jenis dan tingkat permainan yang lebih kompleks. b. Pada anak berusia antara 9 s.d 10 tahun, anak telah dapat mengunjukkerjakan rangkaian gerak yang multipleks-kompleks dengan tingkat koordinasi yang makin baik. Kualitas kemampuan pada tahap ini dipengaruhi oleh ketepatan rekayasa dan stimulasi lingkungan yang diberikan kepada anak pada usia sebelumnya. Pada tahap ini, anak laki-laki dan perempuan telah memasuki masa awal masa remaja. Dengan pengaruh perkembangan hormonal pada usia ini, mereka akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi motorik yang sangat cepat. 2. Ruang Lingkup Materi Mata Pelajaran PJOK Kelas IV, V, dan VI adalah Sebagai Berikut: a. Pola Gerak Dasar, meliputi: a) pola gerak dasar lokomotor atau gerakan berpindah tempat, misalnya; berjalan, berlari, melompat, berguling, b) pola gerak non-lokomotor atau bergerak di tempat, misalnya; membungkuk, meregang, berputar, mengayun, mengelak, berhenti, c) Pola gerak manipulatif atau mengendalikan/mengontrol objek, misalnya; melempar 7
  • 16. bola, menangkap bola, memukul bola menggunakan tongkat, menendang bola. b. Aktivitas Permainan Bola Besar misalnya: sepakbola, bolavoli, bolabasket, bolatangan dan/atau permainan tradisonal dan sederhana lainnya. c. Aktivitas Permainan Bola Kecil misalnya: rounders, kasti, softball, dan/atau permainan tradisonal dan sederhana lainnya. d. Aktivitas Atletik misalnya: jalan, lari, lompat, dan lempar, dan/atau permainan tradisonal dan sederhana lainnya. e. Aktivitas Beladiri misalnya: seni beladiri pencak silat, karate, taekwondo, dan/atau beladiri lainnya. f. Aktivitas Pengembangan Kebugaran Jasmani, meliputi sikap tubuh, pengembangan komponen kebugaran berkaitan dengan kesehatan dan keterampilan, serta pengukurannya secara sederhana. g. Aktivitas Senam meliputi: pola gerak dominan dengan dan tanpa alat. h. Aktivitas Gerak Berirama meliputi: pola gerak dasar langkah, gerak dan ayunan lengan, musikalitas serta apresiasi terhadap kualitas estetika gerakan. i. Aktivitas Air, meliputi: pengenalan air, keselamatan dan pertolongan di air, dan beberapa gaya renang. j. Kesehatan, meliputi; bagian-bagian tubuh, manfaat pemanasan dan pendinginan, kebersihan lingkungan, manfaat istirahat dan pengisian waktu luang, makanan bergizi dan jajanan sehat, jenis cidera dan cara penanggulangannya, perilaku terpuji, kebersihan alat reproduksi, NAPZA, pemeliharaan diri dan orang lain dari penyakit menular dan tidak menular. 8 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 17. BAB III PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD) A. Pembelajaran Matematika untuk Mencapai Keterampilan Abad 21 Kemampuan dan keterampilan yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika dalam rangka mencapai keterampilan abad 21 adalah: 1. Kreativitas dan inovasi. a. Membandingkan beberapa cara dalam menyelesaikan masalah matematika, untuk mendapatkan solusi inovatif dengan menggunakan contoh-contoh praktis yang sesuai. Dalam konteks ini siswa dimungkinkan untuk mencari solusi tersebut melalui berbagai media termasuk internet, b. Memperhatikan dan mengevaluasi argumen dari rekannya untuk koreksi dan perbaikan untuk menghasilkan argumen yang mendukung. Mereka menerima umpan balik untuk terus menemukan pemecahan masalah, c. Secara kreatif menemukan pola, menyederhanakan, dan mengeneralisasi untuk memecahkan masalah, d. Mengembangkan wawasan dan mampu mengomunikasikan hasilnya bagi pemahamam matematika sebagai upaya kreatif yang dibangun pengetahuan sebelumnya. 2. Berpikir kritis dan memecahkan masalah. a. Menemukan struktur logis untuk menghadapi tantangan matematika serta mampu membuat beberapa alternatif dan membangun argumen untuk mempertahankan pilihannya, b. Mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan penting tentang matematika serta menganalisis jawaban yang diajukan, c. Memahami masalah matematika terapan melalui analisis dan sintesis untuk menemukan solusinya, d. Mmenganalisis bagian-bagian dari suatu sistem matematika yang saling berinteraksi. 3. Komunikasi dan kolaborasi. 9
  • 18. a. Mengartikulasikan ide dan pemikiran matematika secara lisan dan tertulis dengan menggunakan abstraksi dan penalaran kuantitatif untuk membangun argumen yang layak, b. Mmenyimak argumen secara efektif serta menjelaskan ulang dalam rangka menjelaskan solusi dari suatu permasalahan matematika, c. Bekerja sama dalam tim yang berbeda, saling menghargai, mengungkapkan ide dan pemikiran matematik secara efektif, d. Mmengomunikasikan baik secara lisan, tulisan, atau mendemonstrasikan kegunaan matematika dalam permasalahan secara luas. 4. Pengetahuan informasi. a. Mengidentifikasi, mengakses, mengevaluasi, serta mengeksplorasi sumber- sumber untuk menjawab pertanyaan penting terkait permasalahan keseharian, b. Mengeksplorasi topik-topik matematika yang baru dan aplikasinya, serta mampu berbagi pengetahuan yang diperolehnya, c. Siswa belajar tentang matematika melalui sumber-sumber informasi yang terpercaya serta mampu berbagi pengetahuan yang diperolehnya. 5. Pengetahuan media. a. Memahami statistika, peluang dan pesan media yang dihasilkan bagi kegunaan sosial, dan dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh individu, b. Memeriksa tujuan, alat, karakteristik dan kaidah statistika yang digunakan, serta implikasi media yang mempengaruhi keyakinan dan perilaku, c. Mendapatkan pemahaman yang mendasar tentang masalah aturan dan etika mengenai akses, penggunaan, dan potensi dari distorsi informasi matematika, d. Menyajikan informasi statistik untuk mendukung suatu pandangan atau membantu individu lain dalam memahami suatu informasi. 6. Menggunakan teknologi, informasi dan komunikasi. a. Menggunakan peralatan elektronik seperti kalkulator, komputer, gawai (gadget), dan sumber daya online secara tepat dan efektif, 10 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 19. b. Menggunakan teknologi untuk mengkomunikasikan wawasan matematika dengan menggunakan representasi grafis dari fungsi dan data. 7. Fleksibilitas dan kemampuan adaptasi. Menghadapi tantangan matematika berkaitan dengan peran dan tanggungjawab dalam perubahan iklim dan perubahan prioritas, secara individu dan berkelompok. 8. Inisiatif dan pengarahan diri. a. Memahami permasalah, mendefinisikan, memprioritaskan, dan menyelesaikan tugas secara mandiri dengan menyeimbangkan antara taktik dan tujuan strategis dalam menyelesaikan, memecahkan masalah matematika, b. Secara kritis mampu melakukan refleksi terhadap pengalaman memecahkan masalah matematika di masa lalu serta mengaitkan untuk menyelesaikan tantangan matematika mendatang. 9. Ketrampilan sosial dan lintas budaya. a. Menggunakan matematika dalam berbagai lingkup budaya, seperti penggunaan ukuran panjang atau ukuran berat yang berbeda-beda antara daerah atau negara, b. Menerapkan matematika sebagai alat untuk menganalisis data statitika untuk memahami permasalahan antar budaya. 10. Produktivitas dan akuntabilitas. Menetapkan tujuan, prioritas, penjadwalan dan bekerja sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. 11. Kepemimpinan dan tanggung jawab. a. Menggunakan kemampuan interpersonal dan penyelesaian masalah untuk menyakinkan pentingnya kebersamaan dan memecahkan masalah penting di masyarakat, b. Mempertimbangkan implikasi etis dalam pengambilan keputusan secara matematis. 11
  • 20. Pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kecakapan atau kemahiran matematika, sebagai bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa dalam mencapai keterampilan abad 21 terutama dalam pengembangan berpikir kritis melalui penalaran yang masuk akal dalam menyusun, mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah; peningkatan kreatifitas untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan- gagasan baru, bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda; keterampilan memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia; bekerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif, berempati, dan menghormati perbedaan perspektif. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang logis, singkat dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang, mengembangkan kreativitas, dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan belajar matematika siswa diharapkan akan memperoleh manfaat sebagai berikut. 1. Mampu berpikir secara sistematis melalui urutan-urutan yang teratur dan tertentu, terbiasa untuk memecahkan masalah secara sistematis, sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata, dan bisa menyelesaikan setiap masalah dengan lebih mudah. 2. Mampu berpikir secara deduktif dan induktif untuk membangun dan mengembangkan penalaran matematika yang bersifat deduktif. 3. Mampu membentuk sikap yang lebih teliti, cermat, akurat dalam bertindak, taat pada aturan dan prosedur. 4. Mampu menggunakan dan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan nyata. Pendekatan saintifik disesuaikan dengan materi yang ada pada mata pelajaran matematika dimana siswa mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar 12 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 21. yang dirancang dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran saintifik, yaitu: a. Kegiatan mengamati kejadian, peristwa, situasi, pola, fenomena yang terkait dengan matematika dan mulai dikenalkan pemodelan matematika dalam berbagai bentuk; b. Menanya atau mempertanyakan mengapa atau bagaimana fenomena bisa terjadi; c. Mengumpulkan atau menggali informasi melalui mencoba, percobaan, mengkaji, mendiskusikan untuk mendalami konsep yang terkait dengan fenomena tersebut; d. Melakukan asosiasi atau menganalisis secara kritis dalam menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur/algoritma yang sesuai, menyusun penalaran dan generalisasi; dan e. Mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Selain menggunakan pendekatan saintifik, guru dapat menggunakan model pembelajaran lain seperti: model pembelajaran kooperatif; pembelajaran kontekstual; model pembelajaran penemuan terbimbing; pembelajaran berbasis proyek; dan pembelajaran berbasis masalah. Dalam pembelajaran matematika hal yang perlu ditekankan: a. Aktivitas belajar di bawah bimbingan guru maupun mandiri dengan menggunakan konsep dan prosedur secara benar dan sistematis. b. Melatih kemampuan berpikir untuk membuat generalisasi dari fakta, data, fenomena yang ada. c. Melatih keterampilan melakukan operasi atau manipulasi matematika untuk menyederhanakan model atau kalimat matematika dalam rangka menyelesaikan masalah. d. Pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Pembelajaran matematika hendaknya berangkat dari hal-hal yang bersifat konkret menuju abstrak. Berdasarkan hal tersebut, dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru dituntut lebih banyak menggunakan benda kongkrit, media dan alat peraga yang menarik yang sesuai dengan tuntutan kompetensi, atau dimulai 13
  • 22. dengan pemecahan masalah sederhana sehari-hari dan menantang untuk membangun pola berpikir kritis siswa. Beberapa teknik untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran : 1. Teknik menjelaskan, teknik ini sangat perlu dikuasai guru, namun perlu dibatasi untuk lebih fokus pada aktifitas utama siswa dalam kegiatan pembelajaran. Teknik menjelaskan diterapkan terutama pada saat mengatur urutan dan aktifitas belajar dan melakukan konfirmasi. a. Gunakan bahasa yang sederhana, jelas dan mudah dimengerti serta komunikatif b. Ucapan hendaknya terdengar dengan jelas , lengkap tertentu, dengan intonasi yang tepat c. Bahan disiapkan dengan sistematis mengarah ke tujuan d. Penampilan guru hendaknya menarik diselingi dengan gerak dan humor sehat e. Adanya variasi atau selingan dengan metode lain, misalnya tanya jawab, menggunakan alat bantu seperti lembar peraga(chart) 2. Teknik bertanya, untuk menggunakan tanya-jawab, perlu diketahui tujuan mengajukan pertanyaan, jenis dan tingkat pertanyaan, serta teknik mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tertutup (bersifat konvergen) memiliki jawaban tertentu, hanya ada satu jawaban. Pertanyaan terbuka (bersifat divergen) memiliki jawaban terbuka dan diharapkan menghasilkan banyak cara untuk menjawabnya dan jawabnya lebih dari satu. Pertanyaan tingkat rendah hanya mengukur ingatan saja, sedangkan pertanyaan tingkat tinggi setidak-tidaknya menuntut pemahaman atau pemikiran siswa, misalnya dalam memberikan alasan atau dalam membuat suatu kesimpulan. Pertanyaan tingkat tinggi seperti inilah yang diharapkan lebih dikembangkan guru. Tujuan pertanyaan adalah: a. Memotivasi siswa b. Menyegarkan memori/ingatan siswa c. Mengawali diskusi d. Mendorong siswa agar berpikir e. Mengarahkan perhatian siswa 14 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 23. f. Menggalakkan penyelidikan (inkuiri, investigasi) g. Mendiagnosis/memeriksa tanggapan siswa h. Menarik perhatian siswa i. Mengundang pertanyaan siswa 3. Teknik peragaan /demonstrasi, yaitu menunjukkan atau memperlihatkan suatu model atau suatu proses. Teknik ini hanya efektif bila digunakan hanya sebagai bagian dari kegiatan lain yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Misalnya teknik bertanya perlu merupakan bagian integral dari demonstrasi guru. Demonstrasi digunakan utamanya bila (1) siswa tidak terampil menggunakannya, atau alat itu dapat “membahayakan” siswa atau (2) karena keterbatasan banyaknya alat. Namun ukuran bahan atau alat demonstrasi seharusnya memungkinkan siswa untuk melihat apa yang guru demonstrasikan. 4. Percobaan (eksperimen) dengan alat secara individual atau kelompok. Di sini siswa lebih aktif dan diharapkan mereka menemukan berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran baik kognitif, psikomotorik maupun afektif. Kegiatan lain yang melibatkan kegiatan praktik atau eksperimen adalah hands on mathematics (matematika dengan sentuhan tangan atau pengutak-atikan obyek dengan tangan). Ini merupakan kegiatan “pengalaman belajar” dalam rangka penemuan konsep atau prinsip matematika melalui kegiatan eksplorasi, investigasi, dan konklusi yang melibatkan aktivitas fisik, mental dan emosional dengan melibatkan ada aktivitas fisik. 5. Teknik pemecahan masalah, yaitu pertanyaan yang harus dijawab atau direspon namun jawaban atau strategi untuk menyelesaikannya tidak segera diketahui. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu dipandang merupakan suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui dan perlu diselesaikan. Cara yang sering digunakan orang dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah inilah yang disebut dengan Strategi pemecahan masalah. Strategi ini akan sangat bermanfaat jika dipelajari para siswa maupun guru agar dapat digunakan dalam kehidupan nyata mereka didalam mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Beberapa strategi yang sering digunakan adalah: a. Membuat diagram, strategi ini berkait dengan pembuatan sketsa atau gambar corat-coret yang membantu/mempermudah pemahaman terhadap 15
  • 24. masalahnya dan mempermudah mendapatkan gambaran umum penyelesaiannya. b. Mencobakan pada soal yang lebih sederhana, strategi ini berkait dengan penggunaan contoh khusus tertentu pada masalah tersebut agar lebih mudah dipelajari, sehingga gambaran umum penyelesaian yang sebenarnya dapat ditemukan. c. Membuat tabel, strategi ini digunakan untuk membantu menganalisis permasalahan atau jalan pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak dibayangkan hanya oleh otak yang kemampuannya sangat terbatas, dan dapat terlihat berbagai kecenderungan yang terdapat dalam table itu. d. Menemukan pola, strategi ini berkaitan dengan keteraturan yang terlihat dalam suatu situasi (misalnya susunan sekumpulan bilangan) dilanjutkan dengan pencarian aturan-aturan itu. Keteraturan tersebut akan memudahkan kita menemukan penyelesainnya dan bukan tidak mungkin untuk kita memunculembarkerjaan adanya aturan lainnya. e. Memecah tujuan, strategi ini berkait dengan pemecahan tujuan umum yang hendak kita capai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan bahwa seringkali suatu situasi yang amat kompleks dan permasalahannya juga tidak sederhana. f. Memperhitungkan setiap kemungkinan, strategi ini berkait dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh si pelaku selama proses pemecahan masalah sehingga tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan. g. Berpikir logis, strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran maupun penarikan kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada. h. Bergerak dari belakang, strategi ini dimulai dengan menganalisis bagaimana cara mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Dengan strategi ini, kita bergerak dari yang diinginkan lalu menyesuaikannya dengan yang diketahui. i. Mengabaikan (mengelimiasi) hal yang tidak mungkin, dari berbagai alternatif yang ada, alternatif yang sudah jelas-jelas tidak mungkin hendaknya dicoret/diabaikan sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk 16 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 25. hal-hal yang tersisa dan masih mungkin saja. j. Mencoba-coba, strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum pemecahan masalahnya dengan mencoba-coba berdasarkan informasi yang diketahui. 6. Teknik penemuan terbimbing, dalam teknik ini, peranan guru adalah: menyatakan persoalan, kemudian membimbing siswa untuk menemukan penyelesaian dari persoalan itu dengan perintah-perintah atau dengan penggunaan lembar kerja (LK). Siswa mengikuti pertunjuk yang tersedia dalam lembar kerja dan menemukan sendiri penyelesaiannya. Penemuan terbimbing biasanya dilakukan berkaitan dengan bahan ajar yang pembelajarannya dikembangkan secara induktif. Guru harus yakin benar bahwa bahan “yang ditemukan” sungguh secara matematis dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kedalaman tingkat pemikiran yang harus digunakan untuk isian atau jawaban siswa, tergantung dari keadaan kelas secara umum atau tingkat kemampuan siswa yang akan mengerjakannya. Jika siswanya berkemampuan tinggi, pertanyaannya juga berbobot untuk memberikan rangsangan yang masih terjangkau siswa dan tidak sangat mudah bagi mereka. Jika siswanya berkemampuan kurang, pertanyan atau tempat kosong yang harus diisi siswa cenderung pada hal-hal yang memerlukan tingkat pemikiran tidak terlalu tinggi. Jika LK digunakan secara klasikal, maka pertanyaan atau tugas isian yang bervariasi, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah tingkat kesukarannya sehingga dapat dikerjakan oleh sebagian besar siswa. Untuk sebuah kelas dapat disusun beberapa jenis tingkat kesukaran LK dengan muatan yang bertujuan sama di titik akhirnya. Perbedaannya adalah terutama pada tingkat dan banyaknya isian atau jawaban yang dituntut atas pertanyaannya. Setiap kelompok siswa mengerjakan LK yang berbeda sesuai tingkat kemampuan masing-masing. 17
  • 26. Mekanisme pelaksanaan pembelajaran mencakup perencanaan, pelaksanaan (termasuk didalamnya kegiatan evaluasi), dan pertimbangan daya dukung. Tahap pertama, perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok di sekolah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan setempat. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus. Guru dalam merancang pembelajaran dan menyediakan sumber belajar seperti sarana dan prasarana pembelajaran, alat peraga, bahan, media, sumber belajar lingkungan sosial dan alam, maupun sumber belajar lainnya, hendaknya memperhatikan: (1) kondisi, kebutuhan, kapasitas dan karakteristik sekolah dan masyarakatnya, dan (2) mengelola beban dan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Matematika, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dan pembelajaran tematik terpadu yang efektif dan berkualitas. Prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut: 1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi pengetahuan dan 18 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 27. keterampilan dalam proses pembelajaran serta membangun, mengembangkan, meningkatkan sikap spiritual dan sikap sosial. 2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 3. Memperhatikan perbedaan individu siswa. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan siswa. 4. Berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada siswa untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan berbagai pendekatan/model. 5. Berbasis konteks yang menekankan pada proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar. 6. Berorientasi kekinian. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini. 7. Mengembangkan kemandirian belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri. 8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pembelajaran pengayaan dan remidi dilakukan setelah evaluasi terhadap hasil belajar siswa dilakukan. 9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasidan komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. Saat ini, pemerintah bersama penerbit swasta telah menghasilkan buku guru dan buku teks untuk pembelajaran tematik, buku teks pelajaran untuk pendidikan 19
  • 28. agama, matematika dan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dapat diperkaya, dilengkapi dan disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan. Untuk merancang pembelajaran yang efektif, guru perlu melakukan tahapan analisis kompetensi dalam kurikulum, KTSP, silabus dan buku teks pelajaran sebagai berikut: 1. Mengkaji dokumen I KTSP meliputi kajian visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan pendidikan, alokasi waktu dan beban belajar, kalender pendidikan untuk merancang RPP yang proporsional sesuai dengan alokasi tersedia. 2. Mengkaji dokumen II KTSP yang berisi silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu dalam pelaksanaan kurikulum. Kajian secara kontekstual, faktual dan aktual dilakukan untuk diperkaya, dilengkapi, disesuaikan atau ditata ulang secara kontekstual karakteristik tiap daerah, satuan pendidikan dan siswa. 3. Menentukan dan membuat pemetaan beban belajar dan alokasi waktu untuk pembelajaran tematik terpadu, pendidikan agama dan budi pekerti, matematika dan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk tiap minggu, semester dan satu tahun pelajaran. 4. Materi pembelajaran dari silabus matematika dirinci ke dalam materi-materi pembelajaran pada masing-masing RPP. Tujuannya agar keseluruhan materi dan kompetensi dasar terbagi habis ke RPP dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran. 5. Mengkaji buku guru untuk diperkaya, dilengkapi, disesuaikan atau ditata ulang secara kontekstual, faktual dan aktual sesuai kondisi, kebutuhan, potensi, situasi, sosial ekonomi dan budaya serta karakteristik siswa, satuan pendidikan dan daerah. Buku guru berisi pedoman yang memuat strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan penilaian untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema pembelajaran. Materi pembelajaran matematika yang terdapat dalam buku tematik terpadu digunakan sebagai konteks pembelajaran dengan mengikuti struktur materi yang terdapat dalam buku teks pelajaran matematika. 6. Mengkaji buku teks pelajaran untuk siswa untuk diperkaya, dilengkapi, disesuaikan atau ditata ulang secara kontekstual, faktual dan aktual sesuai 20 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 29. kondisi, kebutuhan, potensi, situasi, sosial ekonomi dan budaya serta karakteristik siswa, satuan pendidikan dan daerah. Buku siswa memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas. Didalamnya memuat urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa. Buku ini mengarahkan yang harus dilakukan siswa bersama guru untuk mencapai kompetensi tertentu, bukan buku yang materinya dibaca, diisi, atau dihafal. Buku siswa merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang ada di buku siswa lebih merupakan contoh kegiatan yang dapat dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu. Guru diharapkan mampu mengembangkan ide-ide kreatif lebih lanjut dengan memanfaatkan alternatif kegiatan yang ditawarkan di dalam buku guru, atau mengembangkan ide-ide pembelajaran sendiri. 7. Menyusun RPP dan lampiran RPP yang meliputi: alat dan rubrik penilaian, bahan ajar, lembar kerja, dan perangkat sumber belajar Prinsip tersebut diwujudkan dan diimplementasikan baik dalam bentuk pembelajaran reguler, pengayaan, maupun remedial. RPP paling sedikit memuat: a. Identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran atau tema, kelas/semester, dan alokasi waktu; b. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator pencapaian kompetensi; Indikator pencapaian kompetensi merupakan kemampuan berpikir, bertindak, atau berperilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu dan digunakan sebagai acuan penilaian untuk mengarahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian yang lebih spesifik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan indikator kompetensi adalah sebagai berikut. 1) Untuk satu KD dirumuskan minimal ke dalam dua indikator kompetensi. Banyak dan variasi rumusan indikator disesuaikan dengan karakteristik, kedalaman, dan keluasan KD, serta disesuaikan dengan karakteristik siswa, tema, dan satuan pendidikan/kelompok belajar. 2) Perumusan indikator dalam bentuk kata kerja operasional yang dapat diukur atau diamati kinerjanya melalui penilaian 21
  • 30. 3) Rumusan indikator hendaknya relevan dan merinci kompetensi dasar sehingga dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran dan penilaian dalam mencapai kompetensi Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dan berfungsi sebagai acuan dalam: (1) mengembangkan bahan pembelajaran; (2) mendesain kegiatan pembelajaran yang efektif; (3) merancang bentuk dan jenis penilaian yang akurat dan dapat diterapkan dalam proses penilaian yang efektif sesuai kondisi, kebutuhan, dan kapasitas kelompok belajar. c. Materi pembelajaran, yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi, yang berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial. d. Kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup; e. Penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan Pembelajaran remedial dirancang dengan waktu tersendiri dengan metode dan media yang berbeda, belajar mandiri atau bimbingan khusus, pemberian tugas/latihan, atau belajar kelompok dengan bimbingan alumni atau tutor sebaya, dan diakhiri dengan penilaian. Diagnosis yang harus dilakukan untuk membuat program remedial adalah: (1) Identifikasi siswa berkesulitan belajar, (2) lokalisir jenis dan sifat kesulitan, jenis factor dan sifat kesulitan, (3) rancang kemungkinan bantuan, cara mengatasi dan buatkan program tindak lanjut. Pembelajaran pengayaan dirancang untuk siswa yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan investigatif. Pelaksanaannya dapat dilakukan dalam bentuk kerja kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan minat kelompok atau tema tertentu, kerja mandiri, atau pemberian pembelajaran untuk kompetensi tertentu yang belum dipelajari, dan diakhiri dengan penilaian f. Media, alat, bahan, dan sumber belajar. 22 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 31. B. Pembelajaran PJOK untuk mencapai keterampilan abad 21 1. Pendekatan dan Model Pembelajaran Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi sesuai karakteristik mata pelajaran PJOK. Pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat melatih kemampuan belajar:mengamati,menanya,mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Melalui kemampuan belajar, diharapkan pelajaran yang diikuti siswa mampu mengembangkan tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa. Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan belajar, di antaranya adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pembelajaran berbasis projek (project-based learning), pembelajaran kontekstual (contextual learning), pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning), sampai pada pembelajaran individual (individual learning). Dalam pembelajaran PJOK sendiri terdapat beberapa model pembelajaran yang sudah dikembangkan. Beberapa di antaranya adalah model pendidikan gerak (movement education), model pengembangan tanggung jawab (teaching personal and social responsbility/Hellison’s model), model pendidikan petualangan (adventure education model), model kebugaran (fitness education model), model perkembangan (developmental model), bahkan termasuk model Teaching Games for Understanding (TGfU model) serta model pembelajaran kooperatif (cooperative learning model). 2. Strategi dan Metode Pembelajaran a. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran dalam PJOK meliputi: 1) Pengajaran Interaktif (Interactive Teaching) Pengajaran interaktif mempunyai makna guru memberitahukan, menunjukkan, atau mengarahkan sekelompok anak tentang apa 23
  • 32. yang harus dilakukan; lalu siswa melakukannya; dan guru mengevaluasi seberapa baik hal itu dilakukan dan mengembangkan isi pelajaran lebih jauh, guru mengontrol proses pengajaran. Biasanya seluruh kelas bekerja pada tugas yang sama atau dalam kerangka tugas yang sama. Bandingkan strategi ini dengan gaya komando; keduanya memiliki perangkat ciri yang sama. 2) Pengajaran Berpangkalan (Station Teaching) Pengajaran berpangkalan menata lingkungan sehingga dua atau lebih tugas bisa berlangsung dalam ruangan secara bersamaan. Biasanya, setiap tugas harus dilakukan dalam pangkalan yang berbeda dengan tugas lainnya, sehingga setiap tugas memiliki pangkalannya masing-masing. Siswa berputar dari satu pangkalan ke pangkalan lain. Kadang-kadang, pengajaran berpangkalan ini disebut juga pengajaran tugas. Strategi ini dalam tataran gaya mengajar, serupa dengan gaya latihan (practice style). 3) Pengajaran Sesama Teman (Peer Teaching) Pengajaran sesama teman adalah strategi pengajaran yang mengalihkan tanggung jawab guru dalam fungsi pengajarannya kepada siswa. Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi lain tetapi berharga untuk dieksplorasi secara terpisah. Strategi ini tidak jauh berbeda dengan gaya berbalasan (reciprocal style), dalam hal siswa sendiri memberikan pengarahan kepada siswa lainnya. Bedanya, dalam pengajaran sesama teman, siswa yang bertindak sebagai pengajar tidak hanya berhadapan dengan satu siswa, tetapi bisa dengan sekelompok siswa. 4) Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dalam pembelajaran kooperatif, sekelompok siswa diberi tugas pembelajaran atau proyek untuk diselesaikan oleh kelompoknya. Siswa dikelompokkan secara heterogen menurut faktor yang berbeda seperti kemampuan atau kebutuhan sosialnya. Keberhasilan kelompok dalam pembelajaran dinilai sesuai dengan seberapa baik mereka mampu menyelesaikan tugasnya, di samping dari cara mereka bekerja sama dengan yang lain. 5) Strategi Pembelajaran Sendiri (Self-instructional Strategies) 24 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 33. Strategi pembelajaran sendiri melibatkan program yang ditetapkan oleh siswa sendiri dan mengurangi peran guru sebagai penyampai informasi. Strategi pembelajaran sendiri menyandarkan diri sepenuhnya pada materi tertulis, media, dan prosedur evaluasi yang ditetapkan sebelumnya. Strategi ini dapat dipakai untuk memenuhi satu atau lebih, terkadang seluruhnya, fungsi pengajaran. 6) Strategi Kognitif (Cognitive Strategies) Strategi kognitif adalah strategi pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa secara kognitif dalam isi pelajaran melalui penyajian tugasnya. Strategi ini meliputi gaya pemecahan masalah, penemuan terbimbing, dan gaya lain yang memerlukan fungsi kognitif anak, seperti pembelajaran penemuan (inquiry learning). Semua model ini menggambarkan pendekatan yang melibatkan siswa dalam merumuskan respons sendiri tanpa meniru apa yang sudah diperlihatkan guru sebelumnya. Tingkat keterlibatan siswa bervariasi sesuai dengan tingkat respons kognitifnya.Ketika guru mengetengahkan masalah yang memerlukan jawaban benar yang tunggal, pemecahan masalah itu biasanya disebut convergent problem solving. Ketika masalah tersebut bersifat terbuka dan tidak memerlukan satu jawaban terbaik, maka pemecahan masalah tersebut disebut divergent problem solving. 7) Pengajaran Beregu (Team teaching) Pengajaran beregu adalah strategi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu orang guru yang bertanggung jawab untuk menyajikan pelajaran kepada sekelompok siswa iswa. Ketika pelajaran pendidikan jasmani bersifat co-educational (melibatkan siswa putra dan putri), banyak pendidik melihat bahwa team teaching sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan baik putra maupun putri yang terkelompokan secara heterogen dengan mendapat guru pria dan wanita di saat bersamaan. 25
  • 34. b. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran, secara umum meliputi keseluruhan cara atau teknik dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa serta bagaimana siswa diperlakukan selama pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, secara umum, pembahasan tentang metode mengajar bukan hanya bersinggungan dengan apakah pelajaran perlu diberikan secara keseluruhan (whole method) ataukah sebagian-sebagian (part method), tetapi juga tentang cara memperlakukan siswa dan pengaturan waktu. 1) Latihan Terbimbing Metode latihan terbimbing adalah teknik yang paling umum dalam proses pembelajaran PJOK, di mana siswa dituntun dengan berbagai cara melalui pemberian variasi gerak. Dalam penggunaannya latihan ini mempunyai beberapa tujuan, dan yang paling utama adalah untuk mengurangi kesalahan serta memastikan bahwa pola gerak yang tepat sudah dilakukan. Penggunaan latihan terbimbing amat penting terutama dalam cabang olahraga yang berbahaya seperti senam dan renang. Di sini siswa perlu dibantu, baik secara langsung oleh guru atau dengan pemakaian alat. 2) Latihan Padat dan Terdistribusi Guru PJOK harus membuat keputusan berkaitan dengan berapa lama waktu latihan yang digunakan dalam satu episode pembelajaran, dan bagaimana waktu yang tersedia ini dimanfaatkan, apakah langsung dihabiskan sekaligus atau diselingi istirahat. Umumnya, unit pembelajaran dalam PJOK menghabiskan waktu latihan hanya untuk menguasai satu keterampilan, misalnya hari pertama pasing bawah pada permainan bola voli, kemudian di hari berikutnya berganti menjadi pasing atas. Jika ini yang dilakukan, guru mempunyai pilihan apakah keterampilan akan dilatih oleh anak secara terus menerus sampai waktu habis atau menetapkannya dalam satuan waktu tertentu diselingi istirahat. Pilihan yang pertama disebut latihan padat (massed practice), sedangkan pilihan kedua disebut latihan terdistribusi 26 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 35. (distributed practice). Contoh lain dari metode ini adalah latihan dengan interval (interval training). 3) Latihan Terpusat dan Acak Latihan disebut terpusat jika dua atau tiga keterampilan yang dilatih dilaksanakan satu persatu hingga jumlah ulangan atau waktu yang ditentukan terselesaikan sebelum dilanjutkan ke keterampilan lain. Contohnya dalam pembelajaran bulutangkis yang berisi servis, smes, dan dropshot. Guru akan meminta siswa melatih dulu servis, misalnya 20 kali kemudian dilanjutkan smes 20 kali dan dropshot 20 kali. Intinya, latihan terpusat dilaksanakan dengan mendahulukan satu tugas hingga selesai sebelum berpindah ke tugas lain. Latihan acak dilakukan dengan melakukan latihan beberapa keterampilan secara berselang-seling. Dengan latihan acak, siswa diminta melakukan gerakan servis 1 kali dilanjutkan smes1 kali, dan dropshot 1 kali kemudian kembali ke servis lagi, smes, dan ke dropshot lagi, dan seterusnya hingga jatah waktu atau jumlah ulangan yang ditetapkan diselesaikan. Latihan yang bervariasi pada dasarnya melatih banyak kemungkinan variasi gerak. Latihan dapat divariasikan berdasarkan pada perubahan kecepatan, jarak, tingkatan gerak, dan tujuan latihan. Jika dalam satu pertemuan latihan kondisi-kondisi tersebut divariasikan sedemikian rupa, siswa akan mengambil banyak keuntungan berupa pemantapan kemampuan penyesuaian keterampilan, maupun proses kognitifnya. 4) Keseluruhan dan Bagian per Bagian Beberapa keterampilan terdiri dari beberapa gerakan yang sangat kompleks (keterampilan serial) sehingga guru harus mampu menyesuaikan prosedur dan pendekatan yang tepat. Untuk menghadapi gerakan tersebut guru akan membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil (sesuai teknik dasarnya). Setiap bagian tersebut dilatih satu persatu sesuai urutannya untuk kemudian disatukan setelah semua bagian terkuasai agar menjadi satu keterampilan yang utuh. Jika 27
  • 36. ini yang ditempuh guru, maka ia sedang menerapkan metode bagian (part method). Jika suatu keterampilan merupakan suatu keterampilan yang utuh (keterampilan diskrit) dimana hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain demikian erat maka lebih baik diajarkan secara utuh. Irama dan timing dari keterampilan itu akan terjaga dengan lebih baik jika guru memilih metode keseluruhan atau whole method. Guru dapat memadukan kedua cara tersebut jika tidak mengganggu keselamatan. Siswa harus diberi kesempatan untuk merasakan keterampilan secara keseluruhan sebelum keterampilan itu dipecah menjadi bagian. Jika ini yang dilakukan guru maka ia sedang menggunakan metode campuran yang disebut metode keseluruhan- bagian (whole-part method). Selain ketiga metode tersebut (bagian, keseluruhan, dan keseluruhan- bagian juga dikenal satu metode mengajar yang lain yang disebut metode progresif (progressive method). Metode ini dikenal sebagai metode yang berada dalam satu gugus dengan metode bagian, tetapi diciptakan dengan maksud menutupi kekurangan dari metode tersebut. Pada prinsipnya metode progresif mengikuti urutan sebagai berikut. Pada tahap pertama, latihan hanya melibatkan satu bagian keterampilan yang dianggap penting (inti) yang selalu ditekankan dan diulang-ulang. Pada tahap kedua, bagian pertama digabung dengan bagian kedua sehingga menampilkan pola gerak yang lebih besar. Pada tahap ketiga, bagian satu dan bagian dua digabung lagi dengan bagian tiga, yang menunjukkan pola keterampilan yang semakin lengkap. Demikian seterusnya sehingga keseluruhan bagian yang tersisa akhirnya tergabung secara keseluruhan. 28 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 37. 3. Model-model Pembelajaran Berikut beberapa model pembelajaran yang dapat menginspirasi: a. Model Pembelajaran Penemuan (Inquiry Learning) Contoh tahapan model pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dengan model ini adalah: Pendahuluan  Siswa mempersiapkan peralatan yang akan dipakai dalam pembelajaran.  Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran. Inti  Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai dengan instruksi guru sebelum pembelajaran dimulai.  Guru membuka dan menjelaskan pembelajaran senam irama bagi kesehatan dan kebugaran jasmani.  Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai dengan penjelasan guru secara individu maupun kelompok, dan menyampaikan arti penting kerjasama dalam gerak senam berirama.  Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan.  Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan senam irama dengan menunjukkan sikap kerjasama sesuai dengan koreksi oleh guru.  Guru mengamati seluruh aktifitas siswa dalam melakukan gerakan senam irama secara seksama. Penutup  Guru menyampaikan tingkat pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh oleh siswa, menyampaikan siswa yang mendapatkan hasil yang terbaik, dan memberikan motivasi pada yang belum.  Siswa merapikan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan.  Berdoa bersama. 29
  • 38. b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) Contoh tahapan model pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dengan model ini adalah: Pendahuluan  Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam pembelajaran.  Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran.
  Siswa diminta untuk mempersiapkan pertanyaan gerakan-gerakan yang tidak mampu. Inti  Siswa melakukan gerakan senam irama yang tidak mampu dilakukan pada saat gerakan.  Guru mengamati seluruh gerakan senam irama siswa secara individu maupun kelompok.  Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan.  Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan senam irama sesuai dengan koreksi oleh guru.  Seluruh gerakan siswa setelah diberikan umpan balik diamati oleh guru secara individu maupun kelompok.  Siswa melakukan gerakan senam irama secara individu secara bergantian. Penutup  Secara klasikal siswa diberikan penghargaan dan motivasi berdasarkan hasil penilaian.  Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan  Berdoa bersama. c. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Contoh tahapan model pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dengan model ini adalah: 30 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 39. Pendahuluan  Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam pembelajaran.  Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan teknik gerakan, misalnya: teknik bermain sepakbola maka siswa dibagi menjadi kelompok mengoper, menggiring, menendang, menangkap bola, melempar ke dalam. Inti  Siswa melakukan gerakan teknik sepakbola sesuai dengan pembagian kelompok instruksi guru sebelum pembelajaran dimulai  Guru menjelaskan keterkaitannya teknik sepakbola bagi kebugaran jasmani  Siswa yang memiliki keterampilan lebih baik dapat dijadikan sebagai mediator bagi siswa lain dalam kelompok tersebut.  Secara kelompok siswa berganti tempat untuk mempelajari gerakan teknik yang berbeda dari kelompok asal.  Seluruh gerakan teknik sepakbola diawasi dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan.  Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan teknik sepakbola sesuai dengan koreksi oleh guru. Penutup  Secara klasikal siswa diberikan penghargaan dan motivasi berdasarkan hasil penilaian.  Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan.  Berdoa bersama. C. Penjadwalan Pembelajaran Matematika dan PJOK Langkah pembuatan jadwal pelaksanaan pembelajaran matematika dan PJOK dilakukan dengan: a. Menyesuaikan alokasi waktu mata pelajaran berdasarkan Struktur Kurikulum. 31
  • 40. Contoh : Kelas IV. No Mata Pelajaran Alokasi Waktu per Minggu 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 JP 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 JP 3. Bahasa Indonesia 7 JP 4. Matematika 6 JP 5. Ilmu Pengetahuan Alam 3 JP 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 JP 7. Seni Budaya dan Prakarya 4 JP 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 4 JP Dari tabel tersebut, terlihat bahwa alokasi waktunya per minggu untuk Matematika adalah 6 jam pelajaran. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) 4 jam pelajaran. Karena Matematika dan PJOK terpisah dari tematik terpadu, maka pembelajarannya dibuatkan jadwal tersendiri dengan alokasi waktu tersebut. b. Menyusun jadwal pelajaran Sekolah dapat menyusun jadwal pelajaran sesuai kebutuhan dengan memperhatikan alokasi waktu pelajaran Matematika 6 jam pelajaran dan PJOK 4 jam pelajaran per minggu @ 35 menit. Contoh Jadwal Pelajaran Kelas IV. Jam ke Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Matematika PJOK Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Matematika PJOK 2 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Matematika PJOK Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Matematika PJOK 3 Tematik Tematik Tematik Matematika Tematik Tematik 4 Tematik Tematik Tematik Matematika Tematik Tematik 5 Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik 6 Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik 32 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 41. BAB IV PENUTUP Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dan PJOK merupakan acuan bagi guru kelas dan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas tinggi (IV, V, dan VI), guru dapat mengembangkan model dan pendekatan pembelajaran sesuai kebutuhan, karakteristik, dan materi yang akan diajarkan kepada siswa. Semoga panduan ini bermanfaat. 33
  • 42. 34 Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
  • 43. 35
  • 44. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR TAHUN 2016