Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Oleh karena itu, dari pemaparan diatas penulis akan mengangkat judul yang berkenaan dengan apa dan bagaimana nilai dan prinsip aksiomatik yang terkandung dalam ekonomi islam. Dengan judul “pilar pondasi aksiomatik ekomoni islam
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Oleh karena itu, dari pemaparan diatas penulis akan mengangkat judul yang berkenaan dengan apa dan bagaimana nilai dan prinsip aksiomatik yang terkandung dalam ekonomi islam. Dengan judul “pilar pondasi aksiomatik ekomoni islam
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Webinar KSEI Undip nov 2020 Cupian.pdf
1. Cupian
Prodi Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran
Islamic EconomicS Weekend School
Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI)
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
PENGANTAR
MIKROEKONOMI
ISLAM
2. Outline
1. Rancang bangun ekonomi
Islam
2. Mazhab dalam Ekonomi Islam
3. Mekanisme pasar dalam Islam
4. Distorsi pasar dalam prespektif Islam
3. Sistem Ekonomi Islam
1. Islam sebagai jalan hidup (way of life) dengan berpandukan al-Qur’an dan al-
Sunnah Mengandung prinsip-prinsip ekonomi.
2. sebagai sebuah sistem, ekonomi Islam memiliki peran yang tidak hanya
memiliki peran pemberi “stempel” halal.
3. ekonomi Islam sebagai sebuah ilmu berusaha untuk memahami persoalan
ekonomi dan perilaku manusia dalam sudut pandang shari‘ah.
4. Kedudukan Ekonomi Islam
1. Ekonomi Islam merupakan bagian integral dari sistem ajaran Islam.
2. Ekonomi Islam merupakan ekonomi ilahiah, karena titik berangkatnya dari
Allah
3. Ekonomi Islam bertujuan mencari ridha Allah dan cara-caranya tidak
bertentangan dengan shariat-Nya.
4. Ekonomi Islam bukan lahir sebagai produk alternatif dari sistem yang sedang
berlaku sekarang (baca sosialis maupun kapitalis), tetapi merupakan sunnat
Allah (ketetapan Allah) yang seharusnya diaplikasikan di sepanjang
lembaran sejarah peradaban manusia.
5. Kedudukan Ekonomi Islam
Ekonomi Islam merupakan bagian integral dari sistem ajaran Islam.
Ekonomi Islam merupakan ekonomi ilahiah, karena titik berangkatnya dari
Allah, tujuannya mencari ridha Allah dan cara-caranya tidak bertentangan
dengan shari‘at-Nya.
Ekonomi Islam bukan lahir sebagai produk alternatif dari sistem yang sedang
berlaku sekarang (sosialis maupun kapitalis), tetapi merupakan sunnat Allah
(ketetapan Allah) yang seharusnya diaplikasikan di sepanjang lembaran
sejarah peradaban manusia.
Ekonomi Islam adalah sebuah sistem yang sudah ada semenjak Islam
diturunkan di tanah Arab. Hal tersebut bisa diyakinkan dengan praktek
Rasulullah Saw yang menjadikan nilai-nilai Qur’ani sebagai rujukan dalam
menentukan pilihan atau kegiatan ekonominya (economic behaviour).
6. Makna Ekonomi Islam
Anas Zarqa yang memetakan ekonomi Islam menjadi dua bagian
yang saling terkait
1. Ekonomi Islam sebagai sebuah sistem nilai
2. Ekonomi Islam sebagai sebuah Ilmu (sistem analisis)
7. Tema Sentral Pembahasan Tentang
Perekonomian
Interaksi antara manusia, yang memiliki pemahaman komprehensif tentang konsep
tawhid, konsep nubuwwah, konsep khalifat Allah termasuk konsep tentang alam
(sumber daya), dan alam
Dengan pemahaman yang paripurna akan Islamic Worldview, seharusnya
pemanfaatan dan penggunaan alam beserta isinya seharusnya memberikan
kemaslahatan maupun pencapaian falah bagi seluruh umat manusia di dunia ini.
Pemahaman pandangan ini menjadi kerangka rujukan untuk aturan maupun cara
pandang terhadap permasalahan-permasalahan ekonomi masyarakat.
8. Islamic Worldview
Qur’an & Sunnah
Experince of Muslim’s
Economy
Current Issues &Problems of
Economy
Usul Fiqh & Fiqh Muamalah
Contemporary State of the
Art of Economic Analysis
Konsep Tawhid
Konsep Nubuwwah
Konsep Khalifah
Konsep Alam
Islamic Economics’
Postulates
Institutions & Policies
(falah)
Feed Back/Revision
Research Process
Rancang Bangun Ekonomi Islam
Sumber : Sanrego, 2010
9. Metodologi Ekonomi Islam
Metodologi ekonomi Islam harus membantu pada pengembangan ilmu ekonomi. Oleh
karena itu, ekonomi Islam harus mengembangkan teori-teori yang sesuai dengan
doktrin ekonomi Islam dalam penemuan, eksplorasi, dan utilitas sumber-sumber materi
di alam.
Pertumbuhan dalam ilmu ekonomi dan disiplin lainnya harus mempertinggi
pemahaman Rahmat Allah dalam penciptaan alam semesta, dan membantu manusia
mengeskploitasi alam semesta untuk kebaikan manusia. Oleh sebab itu, penemuan
ilmu pengetahuan harus memfasilitasi pencarian keridhoan Allah Swt
Chapra menambahkan bahwa kajian ekonomi Islam memungkinkan untuk
mengadopsi teori-teori ekonomi konvensional selama tidak bertentangan dengan
struktur logika pandangan dunia Islam (Islamic Worldview)
10. Islamic Worldview
Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang merujuk kepada prinsip-prinsip
nilai Islam. Secara filosofis, nilai-nilai tersebut berdasarkan kepada bagaimana manusia
memahami dengan baik pandangan dunia Islam-nya (Ru’yat al-Islam li al Wujud
/Islamic Worldview ).
Empat hal fundamen yang memberikan pengaruh sangat besar umat manusia dalam
cara mereka berekonomi;
(1) Konsep Tawhid
(2) Konsep Nubuwwah
(3) Konsep Khalifah
(4) Konsep Alam semesta
11. Konsep Tauhid
Konsep tauhid sendiri mempunyai dua turunan makna; Tawhid Uluhiyah dan Tawhid
Rububiyah.
Dalam konteks ekonomi, manusia harus menyadari bahwa otoritas yang dimilikinya
tidak lebih dari pemegang amanah, untuk mengolah dan mempergunakan apa yang
telah dianugerahkan Allah untuk kebahagiaan umat manusia dan bukan kepentingan
individual.
Konsep tauhid ini akan memberikan dampak kesadaran bagaimana seharusnya
manusia menggunakan sumberdaya yang telah Allah anugerahkan kepada manusia,
khususnya untuk pemahaman tawhid uluhiyah.
Sumberdaya yang telah Allah anugerahkan seharusnya;
o Digunakan untuk kepentingan semua orang, tidak hanya untuk segelintir saja.
o Dicari dengan cara yang jujur dan benar, sesuai cara yang ditetapkan Allah SWT.
o Pemanfaatannya harus amanah dan bertanggung jawab.
o Dilarang merusak sumberdaya dan menyia-nyiakannya.
12. Konsep Nubuwwah (Kenabian)
Hikmah dari kehadiran para rasul maupun anbiya’ adalah bahwa mereka diutus
dalam rangka mengesakan Allah SWT dan memberikan suri tauladan (Siddiq,
Amanah, Fatanah, Tabligh) dalam semua sisi kehidupan umat manusia.
Adanya utusan Allah merupakan wujud Rahman dan Rahim Allah SWT.
Adanya utusan Alloh umat manusia bisa memahami bagaimana seharusnya berbuat
sebagai khalifat Allah di muka bumi ini.
o Bagaimana seharusnya kita berperan sebagai hamba Allah (‘Ibad Allah);
o Bagaimana kita seharusnya berperan sebagai pemimpin,
o Bagaimana pula seharusnya kita berinteraksi (mu‘amalah) dengan makhluq yang
lain.
13. Konsep Khalifat Allah
Manusia oleh Alloh SWT diberikan peran sebagai khalifat Allah fial-ard (wakil Allah di
dunia) yang tugasnya :
o Memakmurkan dan mengatur kehidupan dunia termasuk ekonomi sesuai dengan
petunjuk Allah Swt (Q.S. 2.30).
o Merupakan bentuk ibadah sebagai hamba Alloh,
o Khalifat Allah fi al-ard termasuk amanah hamba Allah.
o Tujuan hidup manusia harus diarahkan untuk mendapatkan mardatillah (ridha
Allah) dalam bentuk segala aktivitas yang sesuai dengan tuntutan-Nya.
14. Konsep Islam Tentang Alam Semesta (Harta)
Seorang khalifah harus menyadari dengan baik tentang konsep istikhlaf
sebagai sebuah kesadaran bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah Swt
adalah mutlak milik-Nya.
Manusia hanya sebagai makhluq yang diberikan amanah dalam mengelola
bumi dan segala isinya.
15. Sistem Ekonomi Islam
Sistem ekonomi Islam dimaknai sebagai suatu sistem yang dibangun di atas pemahaman
yang paripurna terhadap pandangan dunia Islam (Islamic Worldview) berdasarkan al-
Qur’an dan al-Sunnah.
Pandangan ini akan dijadikan kerangka rujukan untuk aturan maupun cara pandang
terhadap permasalahan-permasalahan ekonomi, sehingga apapun hasilnya (formulasi,
strategi, kebijakan dll) akan selalu seirama dan patuh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam al-Qur’an dan al-Sunnah
Pemahaman tentang konsep Tawhid.
Konsep tauhid memberikan pemahaman bahwa peran Allah Swt dalam seluruh aspek
kehidupan perekonomian menjadi mutlak sifatnya. Pusat segala sesuatu aktivitas
ekonomi berikut tujuannya adalah Allah Swt (theosentris) dan bukan atas kehendak
manusia semata (antroposentris).
16. Fungsi Utama Dari Ekonomi Islam
Pemahaman yang komprehensif tentang pokok-pokok di atas akan
memberikan arah yang jelas bagaimana seharusnya melakukan aktivitas-
aktivitas ekonomi.
Proses terjadinya aktivitas ekonomi merupakan sunnat Allah ketika manusia
diciptakan di satu sisi dan penyediaan alam beserta isinya di sisi lain dalam
rangka bertahan hidup dan mencapai kesejahteraan hidupnya.
Fungsi utama dari ekonomi Islam adalah merealisasikan kesejahteraan
manusia melalui aktualisasi maqasid
17. Maqasid Syariah
Menurut al-Fasi, maqashid syariah adalah : “tujuan atau rahasia Allah SWT dalam
setiap hukum syariatNya”.
Sedangkan Ar-Risuni memberikan definisi maqashid syariah lebih jelas lagi, yaitu:
“Tujuan yang ingin dicapai oleh syariat ini untuk merealisasikan kemaslahatan hamba.”
Maqashid syariah sebagai hajat manusia dengan cara merealisasikan mashlahatnya
dan menghindarkan mafsadah dari mereka. ( Sahroni, dan Karim,)
18. Maqasid Syariah
Maqashid syariah memiliki lima ragam tujuan
dasar / maqashid ‘ammah di setiap bab syariah.
Imam asy-Syatibi menjelaskan lima bentuk
maqashid syariah atau yang biasa disebut
dengan kulliyat al-khamsah (lima prinsip
umum), yaitu:
1. hifdzu din (melindungi agama),
2. hifdzu nafs (melindungi jiwa),
3. hifdzu aql (melindungi akal),
4. hifdzu mal (melindungi harta),
5. hifdzu nasab (melindungi keturunan)
19. Contoh Maqasid Syariah
Pelarangan membunuh adalah bagian dari hifdzu nafs,
larangan minuman ber-alkohol adalah hifdzu aql,
larangan zina adalah hifdzu nasab, dan lain sebagainya.
Apabila umat Islam memahami apa tujuan di balik syariat, tentu pengamalan
syariat akan membumi. Karena tujuan dari setiap syariat adalah
menghadirkan maslahat (kebaikan) dan menjauhkan mafsadat (keburukan).
20. Faktor pembeda antara ekonomi Islam dan
ekonomi konvensional
1. Integrasi ilmu dengan menafikan adanya dikotomi antara religious sciences
dan wordly sciences.
2. Pemahaman yang komprehensif tentang konsep pandangan dunia yang
berkaitan dengan pembahasan konsep Tawhid, Nubuwwah, Khalifah dan
Alam.
3. Sebagai sebuah sistem nilai maupun sistem analisis (ilmu), ekonomi Islam juga
bisa dikaji vis a vis dengan ekonomi konvensional dengan pendekatan filasafat
pada umumnya.
4. Pendekatan ontologis, epistemologis dan aksiologis yang kesemuanya
mengarah kepada kepastian Ekonomi Islam sebagai ilmu yang kokoh
21. Perbandingan Ekonomi Konvensional dan
Ekonomi Islam
1. Pemahaman cara pandang terhadap dunia (worldview) yang diungkap oleh
kedua sistem tersebut khususnya yang berkaitan dengan alam beserta isinya.
2. Pendekatan yang sering digunakan dalam filsafat umum. Yaitu pendekatan
ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
22. 1. Aksiologis
kedua ilmu ekonomi tersebut cenderung memiliki fungsi yang sama yaitu
bertujuan untuk membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Secara prinsipil ekonomi konvensional lebih mengedepankan memenuhi
keinginan dimensi dunia dan materi belaka, sehingga cenderung individualis.
Ekonomi Islam memmiliki fungsi sosial lewat berbagai macam aktivitas seperti
zakat, wakaf, dan infaq yang memang secara inheren merupakan bagian dari
pelaksanaan ibadah kepadaNya.
23. 2. Ontologis
Ilmu ekonomi Islam membahas dua disiplin ilmu secara bersamaan yaitu ilmu
ekonomi murni dan ilmu fiqih mu‘amalat.
Dalam operasionalnya ilmu ekonomi dalam perspektif Islam akan selalu
menyandarkan segala analisis ekonomi pada pedoman al- Qur’an dan Hadith
Nabi SAW.
24. 3. Epistemologis
Menurut Yusuf Qardhawi, Ilmu ekonomi Islam memiliki tiga prinsip dasar yaitu
Tauhid, Akhlaq ( kedua prinsip tersebuttidak ada dalam landasan dasar ekonomi
konvensional ). dan Keseimbangan(Prinsip keseimbangan pun dalam prakteknya
justru yang membuat ekonomi konvensional semakin dikritik dan ditinggalkan
orang).
25. 2. Mazhab dalam Ekonomi Islam
Pemikiran ekonomi Islam kontemporer dapat dikategorikan dalam
Empat kelompok mazhab pemikiran yaitu :
1. Mazhab Baqir As-Sadr
2. Mazhab Mainstream
3. Mazhab Alternative
4. Mazhab Dinarist
26. 1. Mazhab Baqir as-Sadr
Mazhab yang dipelopori oleh Baqir as-Sadr ini dengan bukunya yang berjudul "Iqtishaduna",
berpendapat bahwa Ilmu ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan Islam.
Ilmu Ekonomi dan Islam tidak pernah dapat disatukan karena keduanya berasal dari filosofi
yang kontradiktif, yang mana berdampak pada peerbedaan cara pandang keduanya
dalam melihat masalah ekonomi.
Mazhab ini juga menolak pandangan ekonomi konvensional mengenai keinginan manusia
yang tak terbatas dengan sumber daya alam yang terbatas. Dengan menggunakan dalil
Q.S. Al-Qomar ayat 49 bahwasanya Allah telah mengatur segala sesuatu dengan ukuran
yang sempurna.
Mengenai keinginan manusia yang tak terbatas Mazhab ini membantahnnya dan
mengambil contoh, manusia akan berhenti minum jika dahaganya sudah terpuaskan.
Semua teori yang dikembangkan oleh ekonomi konvensional ditolak dan mazhab ini
berusaha menyusun teori-teori baru dalam ekonomi yang langsung digali dan direduksi dari
Al-Quran dan As-Sunnah.
27. 2. Mazhab Mainstream
Salah satu tokoh yang terkenal dalam mazhab ini iala M. Umar Capra.
Mazhab ini berpendapat bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya keinginan
manusia yang tak terbatas sedangkan sumber daya alam yang tersedia terbatas
sebagaimana pandangan ekonomi konvensional, dengan dalil Q.S. Al-Baqarah yang artinya:
"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira
kepada orang-orang yang sabar"
Mayoritas tokoh-tokoh mazhab ini memiliki dukungan dan akses ke berbagai negara,
sehingga pemikirannya dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. diantara mereka
banyak yang belajar dan mengajar di universitas-universitas barat, sehingga mazhab ini
tidak pernnah membuang sekaligus teori-teori ekonomi konvensional.
Mazhab Mainstream mengambil yang bermanfaat dan membuang yang tidak sesuai
dengan Islam.
28. 3. Mazhab Alternatif-Kritis
Mazhab ini dipelopori oleh Timur Kuran (Ketua Jurusan Ekonomi University of Sourthen
California).
Mazhab ini merupakan mazhab yang banyak memberikan kritikan terhadap
mazhab-mazhab sebelumny :
o Mazhab Baqir dikritik sebagai mazhab yang berusaha menemukan hal baru yang
sebenarnya sudah ditemukan oleh orang lain.
o Mazhab mainstream diklaim sebagai jiplakan dari ekonomi neoklasik yang
menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat dan niat.
Mazhab ini merupakan mazhab yang kritis, mereka berpendapat bahwa analisis kritis
bukan hanya dilakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme saja, tetapi juga terhadap
ekonomi islam itu sendiri.
29. 4. Mazhab Dinarist
Mazhab ini dipelopori oleh Umar Ibrahim Vadillo yang merupakan pemimpin
kelompok Murabitun Modern.
Mazhab ini mengatakan ekonomi islam yang diusung saat ini tidaklah tepat,
penggunaan "Ekonomi" menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan antara
ekonomi islam dengan ekonomi konvensional.
Mazhab Dinarist mengemukakan ide untuk menggunakan istilah "Muamalah Islam"
dimana penekanannya terletak pada penggunaan mata uang emas dan perak yaitu
dinar dan dirham.
30. 3. Mekanisme pasar dalam Islam
Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran produk baik berupa barang maupun jasa
yang alamiah dan telah berlangsung sejak peradaban awal manusia. Islam
menempatkan pasar pada kedudukan yang penting dalam perekonomian.
Praktek ekonomi pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaurrasydin menunjukkan
adanya peranan yang besar dalam pembentukan masyarakat Islam pada masa itu.
Rasulullah SAW sangat menghargai harga yang dibentuk oleh mekanisme pasar
sebagai harga yang adil (price intervencion) seandainya perubahan harga terjadi
karena mekanisme pasar yang wajar yaitu hanya karena pergeseran permintaan dan
penawaran.
Pasar mengharuskan adanya moralitas dalam aktivitas ekonominya, antara lain;
persaingan sehat dan adil (fair play), kejujuran (honesty), keterbukaan (transparancy),
dan keadilan (justice). Jika nilai ini ditegakkan maka tidak ada alasan dalam ekonomi
Islam untuk menolak harga yang terbentuk oleh mekanisme di pasar.
31. Mekanisme Pasar Dalam Konsep Islam
Mekanisme pasar dalam konsep Islam akan tercermin prinsip syariah dalam bentuk
nilai-nilai yang secara umum dapat dibagi dalam dua perspektif yaitu makro dan
mikro.
o Nilai syariah dalam prespektif mikro menekankan aspek kompetensi/ profesionalisme
dan sikap amanah,
o Nilai syariah dalam prespektif makro nilai-nilai syariah menekankan aspek distribusi,
pelarangan riba dan kegiatan ekonomi yang tidak memberikan manfaat secara
nyata kepada sistem perekonomian.
Manfaat sistem perekonomian Islam dalam pasar yang ditujukan tidakhanya kepada
warga masyarakat Islam, melainkan kepada seluruh umat manusia (rahmatan lil’
alamín).
32. Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara, dan individu berada dalam
keseimbangan (iqtishad) tidak boleh ada jarak diantara mereka, sehingga salah
satunya menjadi dominan dari yang lain.
Pasar menentukan harga dan cara berproduksi, tidak boleh ada gangguan yang
mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar tersebut. Namun dalam kenyataannya
sulit ditemukan pasar yang berjalan sendiri secara adil (fair).
Distorasi pasar tetap sering terjadi, sehingga dapat merugikan para pihak.
33. Pasar pada Masa Rasulullah
Pasar memegang peranan penting dalam perekonomian
masyarakat Muslim pada masa Rasulullah SAW dan
Khulafaurrasyidin.
Ketika masyarakat Muslim telah berhijrah ke Madinah, peran
Rasulullah SAW bergeser menjadi pengawas pasar atauAl-
muhtasib.
Pada saat itu mekanisme pasar sangat dihargai.
Rasulullah menolak untuk membuat kebijakan penetapan harga
manakala tingkat harga di Madinah pada saat itu tiba-tiba naik.
Sepanjang kenaikan terjadi karena kekuatan permintaan dan
penawaran yang murni, yang tidak dibarengi dengan dorongan-
dorongan monopilistik dan monopsonistik, maka tidak ada
alasan untuk tidak menghormati harga pasar.
34. Dalam suatu Hadits dijelaskan bahwa pasar merupakan hukum
alam (Sunnatullah) yang harus dijunjung tinggi. Tak seorang pun
secara individual dapat mempengaruhi pasar, sebab pasar
adalah kekuatan kolektif yang telah menjadi ketentuan Allah
SWT.
Pelanggaran terhadap harga pasar, misalnya penetapan harga
dengan cara dan karena alasan yang tidak tepat, merupakan
suatu ketidakadilan (injustice) yang akan dituntut pertanggung
jawabannya dihadapan Allah dan begitu pun sebaliknya.
35. Konsep makanisme pasar dalam Islam dapat dirujuk kepada hadits
Rasululllah Saw sebagaimana disampaikan oleh Anas RA, sehubungan
dengan adanya kenaikan harga-harga barang di kota Madinah.
Islam jauh lebih dahulu (lebih 1160 tahun) mengajarkan konsep
mekanisme pasar dari pada Adam Smith.
Dalam hadits tersebut yang artinya: “Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW.
Orang-orang ketika itu mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: “ya
Rasulullah hendaklah engkau menetukan harga”. Rasulullah SAW. berkata:”Sesungguhnya
Allah-lah yang menetukan harga, yang menahan dan melapangkan dan memberi rezeki.
Sangat aku harapkan bahwa kelak aku menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun
dari kamu menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”
36. Teori Nabi tentang harga dan pasar mengandung pengertian
bahwa harga pasar itu sesuai dengan kehendak Allah
yang sunnatullah atau hokum supply and demand.
Menurut pakar ekonomi Islam kontemporer, teori inilah yang
diadopsi oleh Bapak Ekonomi Barat, Adam Smith dengan nama
teori invisible hands. Menurut teori ini, pasar akan diatur oleh
tangan-tangan tidak kelihatan (invisible hands). Bukankah teori
invisible hands itu lebih tepat dikatakan God Hands (tangan-
tangan Allah).
37. Menurut ekonomi kapitalis (klasik) pasar memainkan peranan yang
sangat penting dalam sistem perekonomian. Ekonomi kapitalis
menghendaki pasar bebas untuk menyelesaikan permasalahan
ekonomi, mulai dari produksi, konsumsi sampai distribusi.
Semboyan kapitalis adalah lassez faireet laissez lemonde vadelui
meme (Biarkan ia berbuat dan biarkan ia berjalan, dunia akan
mengurus diri sendiri). Maksudnya, biarkan sajalah perekonomian
berjalan dengan wajar tanpa intervensi pemerintah, nanti akan ada
suatu tangan tak terlihat (invisible hands) yang akan membawa
perekonomian tersebut ke arah equilibrium.
38. Jika banyak campur tangan pemerintah , maka pasar akan
mengalami distorsi yang akan membawa perekonomian pada
ketidakefisienan(inefisiency) dan ketidakseimbangan.
Menurut konsep tersebut, pasar yang paling baik adalah
persaingan bebas (free competition), sedangkan harga dibentuk
oleh oleh kaedah supply and demand.
Prinsip pasar bebas akan menghasilkan equilibrium dalam
masyarakat, di mana nantinya akan menghasilkan upah (wage)
yang adil, harga barang(price) yang stabil dan kondisi tingkat
pengangguran yang rendah (full employment).
39. Peranan negara dalam ekonomi sama sekali harus diminimalisir, sebab
kalau negara turun campur bermain dalam ekonomi hanya akan
menyingkirkan sektor swasta sehingga akhirnya mengganggu
equilibrium pasar.
Dalam paradigma kapitalisme, mekanisme pasar diyakini akan
menghasilkan suatu keputusan yang adil dan arif dari berbagai
kepentingan yang bertemu di pasar.
Para pendukung paradigma pasar bebas telah melakukan berbagai
upaya akademis untuk meyakinkan bahwa pasar adalah sebuah
sistem yang mandiri (self regulating).
40. Pasar dalam Pandangan Sarjana Muslim
1. Mekanisme Pasar Menurut Abu Yusuf (731-798 M)
Dalam bukunya Al-Kharaj yang membahas prinsip-prinsip perpajakan
dan anggaran negara yang menjadi pedoman Kekhalifahan Harun Al-
Rasyid di Baghdad, Ia menyimpulkan bekerjanya hukum permintaan dan
penawaran pasar dalam menentukan tingkat harga, meskipun kata
permintaan dan penawaran ini tidak ia katakana secara eksplisit.
Dijelaskan juga secara implisit bahwa, harga bukan hanya ditentukan
oleh penawaran saja, tetapi juga permintaan terhadap barang tersebut. Ia
mengidikasikan adanya variable-variabel lain yang juga turut
mempengaruhi harga, misalnya jumlah uang beredar di Negara itu,
penimbunan atau penahanan suatu barang, atau lainnya.
41. 2. Evolusi Pasar Menurut Al-Ghazali (1058-1111 M)
Al-Ihya Ulumuddin karya Al-Ghazali banyak membahas topik-topik
ekonomi, termasuk pasar.
Dalam kitab tersebut dibahas Barter dan permasalahannya, pentingnya
aktivitas perdagangan dan evolusi terjadinya pasar, termasuk
bekerjanya kekuatan permintaaan dan penawaran dalam
mempengaruhi harga.
Al-Ghazali menyadari kesulitan yang timbul akibat sistem barter yang
dalam istilah ekonomi modern disebut double coincidence, dan karena
itu diperlukan suatu pasar.
Selain itu Al-Ghazali juga telah memahami suatu konsep, yang
sekarang kita sebut elastisitas permintaan. Hal ini tampak jelas dari
perkataaannya bahwa mengurangi margin keuntungan dengan
menjual harga yang lebih murah akan meningkatkan volume
penjualan, dan ini pada gilirannya akan meningkatkan keuntungan.
42. 3. Pemikiran Ibn Taimiyah
Pemikiran Ibn Taimiyah mengenai mekanisme pasar banyak
dicurahkan melalui bukunya, yaitu Al-Hisbah fi’l Al-
Islam dan Majmu’ Fatawa.
Pandangan Ibn Taimiyah mengenai hal ini sebenarnya terfokus
pada masalah pergerakan harga yang terjadi pada waktu itu,
tetapi ia letakakan dalam kerangka mekanisme pasar.
Secara umum, beliau telah menunjukan the beauty of
market (keindahan mekanisme pasar sebagai mekanisme
ekonomi).
43. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaaan dan kemudian
tingkat harga adalah sebagai berikut :
a. Keinginan orang terhadap barang-barang sering kali berbeda-
beda.
b. Jumlah orang yang meminta.
c. Kuat atau lemahnya kebutuhan terhadap barang-barang itu.
d. Kualitas pembeli baranng tersebut.
e. Jenis (uang) pembayaran yang digunakan dalam transaksi jual
beli.
Ibn Taimiyah secara umum sangat menghargai arti penting harga yang
terjadi karena mekanisme pasar yang bebas. Ia menolak segala campur
tangan untuk menekan atau menetapkan harga sehingga
mengganggu mekanisme yang bebas.
44. 4. Mekanisme Pasar Menurut Ibn Khaldun (1332-1383 M)
Ibn Khaldun sangat menghargai harga yang terjadi dalam pasar
bebas, namun ia tidak mengajukan saran-saran kebijakan
pemerintah untuk mengelola harga.
Ia lebih banyak memfokuskan kepada faktor-faktor yang
mempengaruhi harga. Hal ini tentu saja berdeda dengan Ibn
Taimiyah yang dengan tegas menentang intervensi pemerintah
sepanjang pasar berjalan dengan bebas dan normal.
45. Pengertian Kekuatan Pasar Menurut Ekonomi
Islam
Mekanisme pasar menurut para pemikir Islam Klasik:
1. Permintaaan
Permintaan merupakan salah satu elemen yang
menggerakan pasar. Istilah yang digunakan oleh Ibn
Taimiyah untuk menunjukan permintaan ini adalah
keinginan.
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaaan sebagai berikut:
1) Harga barang yang bersangkutan
Pada umumnya hubungan anatara tingkat harga dan jumlah
permintaan adalah negatif, yakni semakin tinggi tingkat harga, maka
semakin rendah jumlah permintaan, demikian pula sebaliknya.
46. a) Efek Substitusi
Efek subtitusi berarti bahwa jika harga suatu barang naik, maka hal ini
akan mendorong konsumen untuk mencari barang lain yang bias
menggantikan fungsi dari barang yang harganya naik tersebut
(barang subtitusi).
b) Efek Pendapatan
Efek pendapatan berarti bahwa, jika harga suatu barang naik maka
berarti pula secara riil pendapatan konsumen turun sebab dengan
pendapatan yang sama ia hanya dapat membeli barang sedikit.
47. 2) Pendapatan Konsumen
Semakin tinggi pendapatan seorang konsumen, maka akan
semakin tinggi daya belinya sehingga permintaannya
terhadap barang akan semakin meningkat pula.
3) Harga barang lain yang terkait
Yang dimaksud barang lain yang terkait adalah subtitusi
dan komplementer dari barang tersebut. Jika harga barang
subtitusinya turun, maka permintaan terhadap barang
tersebut pun turun, sebab konsumen mengalihkan pada
barang subtitusi. Sementara jika barang komplementernya
naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan
turun.
48. 4) Selera konsumen
5) Jika selera konsumen terhadap barang tersebut tinggi maka
permintaannya pun akan tinggi meskipun harganya pun
tinggi, dan begitu pun sebaliknya.
6) Ekspektasi (pengharapan)
Meskipun tidak secara eksplisit, pemikiran ekonomi Islam
klasik telah menengarai peran ekspektasi dala menentukan
permintaan.
Ekspektasi bias berupa ekspektasi positif maupun negative.
Dalam kasus ekspektasi positif konsumen akan lebih
terdorong untuk membeli suatu barang, dan untuk
ekspektasi negative berlaku sebaliknya.
49. 7) Mashlahah
Pengaruh mashlahah terhadap permitaan tidak bisa dijelaskan
secara sederhana sebab ini tergantung kepada tingkat
keimanan. Jika maslahah relative turunmaka jumlah barang
yang diminta akan turun juga, begitu juga sebaliknya.
50. 2. Penawaran
Dalam khasanah pemikiran ekonomi Islam Klasik, pasokan
(penawaran) telah dikenal sebagai kekuatan penting di
dalam pasar. Ibn Taimiyah mengistilahkan penawaran ini
sebagai ketersediaaan barang di pasar.
1) Mashlahah
Pengaruh mashlahah terhadap penawaran pada dasarnya
akan tergantung pada tingkat keimanan produsen. Jika
jumlah mashlahah yang terkandung dalam barang yang
diproduksi semakin meningkat, maka produsen Muslim
akan memperbanyak jumlah produksinya.
51. 2) Keuntungan
Keuntungan merupakan bagian dari mashlahah karena ia dapat
mengakumulasi modal pada akhirnya dapat digunakan
berbagai aktivitas lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan adalah:
a) Harga Barang
Jika harga suatu barang naik maka keuntungan akan naik pula.
Kemudian hal ini akan menaikan total keuntungan sehingga
mendorong produsen untuk melakukan penawaran lebih naik lagi.
52. b) Biaya Produksi
Biaya produksi jelas menentukan tingkat keuntungan sebab
keuntungan merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya
produksi. Jika biaya turun maka keuntungan produsen akan
meningkat, dan hal ini akan mendorongnya untuk meningkatkan
penawaran. Biaya Produksi ditentukan oleh dua factor:
53. 3 ) Harga Input Produksi
Jika biaya input produksi naik, maka biaya produksi naik pula dan
berpengaruh negative pada penawaran.
4 ) Teknologi Produksi
Dengan teknologi maka efisiensi dan optimalisasi akan tercipta.
Kenaikan teknologi dapat menurunkan biaya produksi sehingga
meningkatkan keuntungan dan penawaran akan barang tersebutpun
akan meninggkat.
54. Keseimbangan Pasar
1. Pengertian Keseimbangan
Keseimbangan atau ekuilibrium menggambarkan suatu situasi
dimana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan
dan penawaran, berada dalam keadaan seimbang sehingga
setiap variable yang terbentuk di pasar, harga dan kuantitas
sudah tidak lagi berubah. Dalam keadaan ini harga dan
kuantitas yang diminta akan sama dengan yang ditawarkan
sehingga terjadilah transaksi.
2. Proses Tercapainya Keseimbangan
Proses terjadinya keseimbangan dalam pasar dapat berawal
dari sisi mana saja, baik dari permintaan ataupun penawaran.
55. 3. Perubahan Keseimbangan
1) Perubahan Berasal dari Sisi Permintaan
2) Perubahan Berasal dari Sisi Penawaran
3) Perubahan Berasal dari Sisi Penawaran dan Permintaan
56. Ketidaksempurnaan Bekerjanya Pasar
1. Penyimpangan Terstruktur
Struktur atau bentuk organisasi pasar akan mengganggu
mekanisme pasar dengan cara yang sistematis dan terstruktur pula.
Struktur pasar yang dimaksud adalah monopoli, duopoly, oligopoly,
dan kompetisi monopolistik. Misanya saja dalam monopoli, produsen
monopolis bisa saja mematok harga yang tinggi untuk memperoleh
keuntungan di atas normal, demikian pula untuk pasar yang lain.
57. 2. Penyimpangan Tidak Terstruktur
Selain itu juga terdapat faktor-faktor yang incidental dan temporer
yang mengganggu mekanisme pasar. Beberapa contohnya adalah
usaha sengaja menimbun untuk menghambat pasokan barang
agar harga pasar naik (ikhtikar), penciptaan permintaan semu
untuk menaikan harga (najasyi), penipuan kualitas, kuantitas,
harga, atau waktu pengiriman (tadlis), kolusi para pedagang untuk
membuat harga di atas normal (bai al-hadir lil badi), dan lain-lain.
58. 3. Ketidaksempurnaan Informasi dan Penyesuaian
Ketidaksempurnaan pasar juga disebabkan karena
ketidaksempurnaan informasi yang dimiliki para pelaku pasar.
Informasi merupakan hal yang penting sebab ia menjadi dasar bagi
pembuatan keputusan. Rasulullah melarang berbagai transaksi
yang terjadi dalam ketidaksempurnaan informasi, missal
menghalangi transaksi pada harga pasar, mengambil keuntungan
yang tinggi dengan memanfaaatkan kebodohan konsumen, dan
lain-lain.
59. Konsep Harga dan Solusi Islam Terhadap Ketidaksempurnaan
Bekerjanya Pasar
Pasar yang bersaing sempurna menghasilkan harga yang adil
bagi penjual dan pembeli. Karenanya jika mekanisme pasar
terganggu, maka harga yang adil tidak dapat dicapai, begitu
pun sebaliknya.
60. 4. Distorsi pasar dalam prespektif Islam
Pengertian Distorsi pasar ialah sebuah ganguan yang terjadi terhadap sebuah
mekanisme pasar yang sempurna menurut prinsip Islam.
Distorsi pasar ialah suatu fakta yang terjadi dilapangan (Mekanisme Pasar), yang
mana fakta tersebut tidak sesuai dengan teori-teori yang seharusnya terjadi didalam
sebuah mekanisme pasar.
Pada garis besarnya, ekonomi islami mengidentifikasi tiga bentuk distorsi pasar, yakni
sebagai berikut:
o Rekayasa penawaran dan rekayasa permintaan
o Tadlis (penipuan)
o Taghrir (dari kata gharar = uncertainty, kerancuan)
61. Rekayasa Penawaran Dan Rekayasa
Permintaan
Dalam fiqih Islam, rekayasa penawaran (false supply) lebih dikenal sebagai
ihtikar, sedangkan rekayasa permintaan (false demand) dikenal sebagai bai’
najasy.
Tadlis (penipuan =unknown to one party) dapat mengambil empat bentuk,
yakni penipuan menyangkut jumlah barang (quantity), mutu barang
(quality) harga barang (price), dan waktu penyerahan barang (time of
delivery).
Taghrir (kerancuan, ketidakpastian = unknown to both parties), juga
mengambil empat bentuk yang menyangkut kuantitas, kualitas, harga, dan
waktu penyerahan barang.
Tadlis dan taghrir, keduanya disebabkan karena adanya asymetric information
62. a. Ikhtikar
Ihtikar yaitu melakukan penimbunan barang dengan tujuan spekulasi, sehingga ia
mendapatkan keuntungan besar di atas keuntungan normal atau dia menjual hanya
sedikit barang untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi, sehingga mendapatkan
keuntungan di atas keuntungan normal.
63. Suatu kegiatan masuk dalam ketegori ihtikar apabila tiga unsur berikut terdapat dalam
kegiatan tersebut :
1) Mengupayakan adanya kelangkaan barang baik dengan cara menimbun stock atau
mengenakan entry barriers.
2) Menjual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga sebelum
munculnya kelangkaan
3) Mengambil keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan keuntungan sebelum
komponen 1 dan 2 dilakukan.
64. b. Bai’ Najasy
Najsy adalah sebuah praktek dagang dimana seseorang pura-pura menawar barang yang
didagangkan degan maksud hanya untuk menaikkan harga, agar orang lain bersedia
membeli dengan harga itu.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda :
“Janganlah kamu sekalian melakukan penawaran barang tanpa maksud untuk membeli”.
(HR.Tirmidzi)
65. Transaksi najasy diharamkan dalam perdagangan karena si penjual menyuruh orang lain
memuji barangnya atau menawar dengan harga yang lebih tinggi, agar orang lain tertarik
pula untuk membelinya. Si Penawar sendiri tidak bermaksud untuk benar-benar membeli
barang tersebut. Ia hanya ingin menipu orang lain yang benar-benar ingin membeli yang
sebelumnya orang ini telah melakukan kesepakatan dengan penjual. Akibatnya terjadi
permintaan palsu (false demand). Tingkat permintaan yang terjadi tidak dihasilkan secara
alamiyah.
66. 2. Penipuan (Tadlis)
Tadlis adalah kondisi di mana satu pihak tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya
(unknown to one party) sehingga pihak yang mengetahui informasi memanfaat kondisi
tersebut untuk mendapatkan keuntungan dengan menipu pihak yang tidak tahu.
Kondisi ini disebabkan karena adanya incomplete information.
Tadlis bisa terjadi dari segi kualitas, kuantitas, harga dan waktu penyerahan. Tadlis ini
terjadi karena adanya ketidakjujuran di antara pihak yang melakukan transaksi.
(Karim, 2007).
67. 3. Taghrir
Taghrir berasal dari kata bahasa arab gharar, yang berarti akibat, bencana, bahaya, risik
dan ketidakpastian. Dalam istilah fikih muamalah, taghrir berarti melakukan sesuatu
secara membabi buta tanpa pengetahuan yang mencukupi, atau mengambil risiko sendiri
dari suatu perbuatan yang mengandung risiko tanpa mengetahui dengan persis apa
akibatnya atau memasuki kancah risiko tanpa memikirkan konsekuensinya.
68. Gharar terdapat dalam:
1) Barang yang diperdagangkan belum ada;
2) Penjual tidak dapat menyerahkan barang;
3) Penjualan barang dilakukan dengan cara penipuan untuk menarik minat pembeli
supaya tertarik untuk melakukan transaksi;
4) Kontrak tidak jelas sehingga menggiring pembeli kepada praktek penipuan dari segi
kualitas,kuantitas dan harga. ketidakpastian dalam akad gharar meliputi pembeli
danpenjual, harga, objek yang ditransaksikan, waktu penyerahan dan kualitasnya.
69. Peranan Pemerintah Dalam Mengatasi
Distorsi Pasar
Ketika terjadi kegagalan pasar (distorsi pasar), maka pemerintah harus turun tangan.
memastikan mekanisme pasar yang adil kembali bekerja.
Menurut Islam negara memiliki hak untuk melakukan intervensi dalam kegiatan
ekonomi baik itu dalam bentuk pengawasan, pengaturan maupun pelaksanaan
kegiatan ekonomi yang tidak mampu dilaksanakan oleh masyarakat.Dalam konsep
ekonomi islam, cara pengendalian harga ditentukan oleh penyebabnya. Bila
penyebabnya adalah perubahan pada Genuine demand dan Genuine supply, Maka
mekanisme pengendalian dilakukan melalui market intervention (kontrol harga).
Sedangkan bila penyebabnya adalah distorsi Genuine demand dan Genuine supply,
maka mekanisme pengendalian dilakukan melalui penghilangan distorsi termasuk
penentuan price intervention untuk mengembalikan harga pada keadaan sebelum
distorsi.
70. Menurut Ibnu Taimiyah, keabsahan pemerintah dalam menetapkan kebijakan
intervensi dapat terjadi pada situasi dan kondisi sebagai berikut: Pertama, produsen
tidak mau menjual produknya kecuali pada harga yang lebih tinggi dari pada harga
umum pasar, padahal konsumen membutuhkan produk tersebut. Kedua, terjadi kasus
monopoli (penimbunan). Ketiga, terjadi keadaan Al-Hasr (pemboikotan), di mana
distribusi barang hanya terkonsentrasi pada satu penjual atau pihak tertentu.
Penetapan harga di sini untuk menghindari penjualan barang tersebut dengan harga
yang ditetapkan sepihak dan semena-mena oleh pihak penjual tersebut. Keempat,
terjadi koalisi dan kolusi antar penjual (kartel) di mana sejumlah pedagang sepakat
untuk melakukan transaksi di antara mereka, dengan harga di atas ataupun di bawah
harga normal.
produsen menawarkan produknya pada harga yang terlalu tinggi menurut konsumen,
sedangkan konsumen meminta pada harga yang terlalu rendah menurut produsen.