SlideShare a Scribd company logo
1
2
PENDAHULUAN
Batik merupakan seni menggambar atau melukis di atas
kain mori dengan pola tertentu dengan menggunakan
malam dan canting. Kata batik berasal dari bahasa Jawa
yaitu “amba” yang berarti menulis, dan “tik” yang
berarti titik. Namun tidak semua motif batik bergambar
titik saja.
Setiap motif dari batik adalah simbol dari peristiwa
besar yang dituangkan dalam bentuk gambar dengan
menggunakan canthing. Pada zaman dahulu motif batik
memiliki nilai tersendiri yang berbeda-beda maknanya
dan tidak semua orang bisa menggunakan motif batik,
misalnya saja motif Lereng atau Parang. Motif ini
merupakan salah satu contoh batik larangan. Batik
larangan ialah batik yang hanya boleh digunakan oleh
keluarga kerajaan/bangsawan. Namun sekarang ini
motif tersebut sudah bisa dipakai oleh seluruh lapisan
masyarakat.
3
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN BATIK
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan kain. Selain itu batik bisa mengacu pada dua
hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam, teknik ini
adalah salah satu bentuk seni kuno yang berguna untuk mencegah pewarnaan sebagian dari
kain. Dalam literature Internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian
kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan
motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik,
teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait.
Batik juga termasuk jenis kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian
dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa
lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian,
sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif bagi kaum perempuan.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik
jenis baru muncul, dikenal sebagai “Batik Cap dan Batik Cetak”, yang memungkinkan
masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir
yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana
di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Sementara
batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan
malam disebut batik tulis.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala
suatu motif dapat dikenal berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat
menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tradisonal hanya
dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta
2. FILOSOFI BATIK
Selain proses pembuatannya yang rumit dan selalu disertai dengan serangkaian ritual khusus,
batik juga mengandung filosofi tinggi yang terungkap dari motifnya. Hal ini terkait dengan
sejarah penciptaan motif batik sendiri yang biasanya diciptakan oleh sinuwun, permaisuri
atau putri-putri kraton yang semuanya mengandung falsafah hidup tersendiri bagi
pemakainya.
Sebagai raja Jawa yang tentu saja menguasai seni, maka keadaan tempat tersebut
mengilhaminya menciptakan pola batik lereng atau parang, yang merupakan ciri ageman
Mataram yang berbeda dengan pola batik sebelumnya. Karena penciptanya adalah raja
pendiri kerajaan Mataram, maka oleh keturunannya, pola-pola parang tersebut hanya boleh
dikenakan oleh raja dan keturunannya di lingkungan istana.Motif Parang Rusak misalnya.
Motif ini diciptakan oleh Panembahan Senopati, pendiri Keraton Mataram. Setelah
memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Mataram, Senopati sering bertapa di sepanjang
pesisir selatan Pulau Jawa yang dipenuhi oleh jajaran pegunungan seribu yang tampak seperti
pereng (tebing) berbaris. Akhirnya, ia menamai tempat bertapanya dengan pereng yang
kemudian berubah menjadi parang. Di salah satu tempat tersebut ada bagian yang terdiri dari
4
tebing-tebing atau pereng yang rusak karena deburan ombak laut selatan sehingga lahirlah
ilham untuk menciptakan motif batik yang kemudian diberi nama Parang Rusak.
Motif larangan tersebut dicanangkan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1785. Pola
batik yang termasuk larangan antara lain: Parang Rusak Barong, Parang Rusak Gendreh,
Parang Klithik, Semen Gedhe Sawat Gurdha, Semen Gedhe Sawat Lar, Udan Liris, Rujak
Senthe, serta motif parang-parangan yang ukurannya sama dengan parang rusak.
Semenjak perjanjian Giyanti tahun 1755 yang melahirkan Kasunanan Surakarta dan
Kasultanan Yogyakarta, segala macam tata adibusana termasuk di dalamnya adalah batik,
diserahkan sepenuhnya oleh Keraton Surakarta kepada Keraton Yogyakarta. Hal inilah yang
kemudian menjadikan Keraton Yogyakarta menjadi kiblat perkembangan budaya, termasuk
pula khazanah batik.
Kalaupun batik di Keraton Surakarta mengalami beragam inovasi, namun sebenarnya motif
pakemnya tetap bersumber pada motif batik Keraton Yogyakarta. Ketika tahun 1813, muncul
Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta akibat persengketaan Kasultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat dan Letnan Gubernur Inggris Thomas Stamford Raffles, perpecahan itu ternyata
tidak melahirkan perbedaan mencolok pada perkembangan motif batik tlatah tersebut.
Menurut KRAy SM Anglingkusumo, menantu KGPAA Paku Alam VIII, motif-motif
larangan tersebut diizinkan memasuki tlatah Keraton Puro Pakualaman, Kasultanan Surakarta
maupun Mangkunegaran. Para raja dan kerabat ketiga kraton tersebut berhak mengenakan
batik parang rusak barong sebab sama-sama masih keturunan Panembahan Senopati.
Batik tradisional di lingkungan Kasultanan Yogyakarta mempunyai ciri khas dalam tampilan
warna dasar putih yang mencolok bersih. Pola geometri Keraton Kasultanan Yogyakarta
sangat khas, besar-besar, dan sebagian diantaranya diperkaya dengan parang dan nitik.
Sementara itu, batik di Puro Pakualaman merupakan perpaduan antara pola batik Keraton
KasultananYogyakarta dan warna batik Keraton Surakarta.
Jika warna putih menjadi ciri khas batik Kasultanan Yogyakarta, maka warna putih
kecoklatan atau krem menjadi ciri khas batik Keraton Surakarta. Perpaduan ini dimulai sejak
adanya hubungan keluarga yang erat antara Puro Pakualaman dengan Keraton Surakarta
ketika Sri Paku Alam VII mempersunting putri Sri Susuhunan Pakubuwono X. Putri Keraton
Surakarta inilah yang memberi warna dan nuansa Surakarta pada batik Pakualaman, hingga
akhirnya terjadi perpaduan keduanya.
Dua pola batik yang terkenal dari Puro Pakulaman, yakni Pola Candi Baruna yang tekenal
sejak sebelum tahun 1920 dan Peksi Manyuro yang merupakan ciptaan RM Notoadisuryo.
Sedangkan pola batik Kasultanan yang terkenal, antara lain: Ceplok Blah Kedaton, Kawung,
Tambal Nitik, Parang Barong Bintang Leider, dan sebagainya.
Begitulah. Batik painting pada awal kelahirannya di lingkungan kraton dibuat dengan penuh
perhitungan makna filosofi yang dalam. Kini, batik telah meruyak ke luar wilayah benteng
istana menjadi produk industri busana yang dibuat secara massal melalui teknik printing atau
melalui proses lainnya. Bahkan diperebutkan sejumlah negara sebagai produk budaya
miliknya.
5
Pola Parang Rusak Barong, diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusum a yang ingin
mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan
kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta. Kata barong
berarti sesuatu yang besar dan hal ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada
kain. Merupakan induk dari semua pola parang, pola barong dulu hanya boleh dikenakan oleh
seorang raja. Mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan
diri.
Motif parang sendiri mengalami perkembangan dan memunculkan motif-motif lain seperti
Parang Rusak Barong, Parang Kusuma, Parang Pamo, Parang Klithik, dan Lereng Sobrah.
Karena penciptanya pendiri Keraton Mataram, maka oleh kerajaan, motif-motif parang
tersebut hanya diperkenankan dipakai oleh raja dan keturunannya dan tidak boleh dipakai
oleh rakyat biasa. Jenis batik itu kemudian dimasukkan sebagai kelompok “batik larangan”.
Bila dilihat secara mendalam, garis-garis lengkung pada motif parang sering diartikan sebagai
ombak lautan yang menjadi pusat tenaga alam, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah raja.
Komposisi miring pada parang juga melambangkan kekuasaan, kewibawaan, kebesaran, dan
gerak cepat sehingga pemakainya diharapkan dapat bergerak cepat.
Menurut penuturan Mari S Condronegoro, pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwono VIII,
motif parang menjadi pedoman utama untuk menentukan derajat kebangsawanan seseorang
dan menjadi ketentuan yang termuat dalam Pranatan Dalem Jenenge Panganggo Keprabon
Ing Karaton Nagari Ngajogjakarta tahun 1927. “Selain motif Parang Rusak Barong, motif
Batik Larangan pada zaman itu adalah, motif Semen, Udan Liris, Sawat dan Cemungkiran,”
jelasnya.
Motif batik Semen yang mengutamakan bentuk tumbuhan dengan akar sulurnya ini bermakna
semi atau tumbuh sebagai lambang kesuburan, kemakmuran, dan alam semesta. Sedangkan
motif Udan Liris termasuk dalam pola geometris yang tergolong motif lereng disusun secara
garis miring diartikan sebagai hujan gerimis yang menyuburkan tumbuhan dan ternak.
Secara keseluruhan, motif yang juga tersusun dari motif Lidah Api, Setengah Kawung, Banji,
Sawut, Mlinjon, Tritis, ada-ada dan Untu Walang yang diatur diagonal memanjang ini
bermakna pengharapan agar pemakainya dapat selamat sejahtera, tabah dan berprakarsa
dalam menunaikan kewajiban bagi kepentingan nusa dan bangsa.
Motif lain Sawat bermakna ketabahan hati. Sedangkan motif Cemungkiran yang berbentuk
seperti lidah api dan sinar merupakan unsur kehidupan yang melambangkan keberanian,
kesaktian, ambisi, kehebatan, dan keagungan yang diibaratkan seperti Dewa Syiwa yang
dalam masyaraka Jawa dipercaya menjelma dalam diri seorang raja sehingga hanya berhak
dipakai oleh raja dan putra mahkota.
Seiring dengan perkembangan zaman, Batik Larangan sudah tidak sekuat dulu lagi dalam
penerapannya. Bahkan, motif-motif tersebut sekarang sudah banyak dikenakan masyarakat di
luar tembok keraton. Kendati begitu, Mari S Condronegoro dan GBRAy Hj Murdhokusumo
menghimbau masyarakat umum yang bukan kerabat keraton untuk tidak mengenakan motif
tersebut, terutama Parang Rusak Barong saat berada di dalam tembok keraton, untuk menjaga
wibawa Sultan.
6
Lebih lanjut, Gusti Murdhokusumo mengatakan bahwa batik akan selalu menandai setiap
peristiwa penting dalam kehidupan manusia Jawa sejak lahir hingga ajal tiba. Menurutnya,
ada beberapa motif batik yang sebaiknya dikenakan pada peristiwa-peristiwa penting yang
dialami masyarakat Jawa. Peristiwa kelahiran misalnya, sebaiknya jabang bayi dialasi dengan
kain batik tua milik neneknya atau kopohan yang berarti basah. Ini mengandung harapan agar
si bayi berumur panjang seperti sang nenek.
Untuk pernikahan, disarankan mempelai mengenakan kain batik dengan motif yang
berawalan dengan “sida”, seperti Sidamulya, Sidaluhur, Sida Asih, dan Sidomukti. Atau
kalau tidak, bisa mengenakan motif Truntum, Wahyu Tumurun, Semen Gurdha, Semen
Rama dan Semen Jlekithet. Masing-masing mengandung maksud agar kedua mempelai
mendapat kebahagiaan, kemakmuran dan menjadi orang terpandang.
“Yang pasti, pengantin jangan mengenakan motif Parang Rusak agar rumah tangganya
terhindar dari kerusakan dan malapetaka,” ungkapnya. Sebaliknya, ketika akan melayat ke
tempat keluarga yang sedang kesripahan (meninggal dunia) maka sebaiknya mengenakan
kain batik yang berwarna dasar hitam dan menghindari batik dengan warna dominan putih
seperti motif parang. Jenis batik yang cocok untuk melayat, misalnya motif Semen Gurda
atau motif lain yang warna dasar senada.
3. MOTIF BATIK
 Batik Kraton
Penjelasan : awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya
mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga
pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang
untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak
termasuk Batik Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.
 Batik Cuwiri
Penjelasan : meruapakan motif batik yang menggunakan zat pewarna soga alam. Biasanya
batik ini digunakan untuk semekan dan kemben, juga digunakan pada saat upacara mitoni.
Motif batik ini kebanyakan menggunakan unsur meru dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti
kecil-kecil dan diharapkan untuk pemakainya pantas dan dihormati.
 Batik Pringgondani
Penjelasan : Nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara. Motif ini
biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan soga-
coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga.
 Batik Sekar Jagad
Penjelasan : salah satu motif batik khas Indonesia. Motif ini mengandung makna kecantikan
dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan
bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” yang diambil dari bahasa
Jawa (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh
dunia.
7
 Batik Sida Luhur
Penjelasan : Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang
banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan
demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias
tercapai. Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai
kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.
 Batik Kawung
Penjelasan : Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang
juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif
ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun
bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian.
Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong
yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis adalah motif kawung
yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai sepuluh senyang
bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh
bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang
yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen. Sedangkan kawung
yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada Kawung Bribil disebut Kawung Sen.
 Batik Semen Rama
Penjelasan : dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan yang semi” (kehidupan yang
berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen.
Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan
atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara,
seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang
berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut
kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut
adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas
tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak
benar/dipenuhi angkara murka. Selain makna tersebut motif Semen Rama (dibaca Semen
Romo) sendiri seringkali dihubungkan dengan cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran
Hastha Brata atau ajaran keutamaan melalui delapan jalan. Ajaran ini adalah wejangan
keutamaan dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka. Jadi
“Semen Romo” mengandung ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang
raja atau pemimpin rakyat.
 Batik Sida Asih
Penjelasan : Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang
banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan
demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias
tercapai. Makna dari motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia
mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.
8
 Batik Tambal
Penjelasan : Tambal memiliki arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki hal-hal
yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri menuju kehidupan
yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik bermotif tambal dipercaya bisa
membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit
tersebut dengan kain motif tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit
dianggap ada sesuatu “yang kurang”, sehingga untuk mengobatinya perlu “ditambal”.
 Batik Sida Mukti
Penjelasan : Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat pewarna
soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motif yang
tekandung didalamnya adalah gurda. Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan
golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti
jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung
harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang
mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin..
4. KEMASAN PRODUK BATIK
Masalah yang sering kali terjadi dalam penjualan sebuah produk ,terutama sebuah produk
batik adalah kemasan/wadah yang digunakan untuk melindungi produk itu sendiri. Banyak
diantara pengusaha batik hanya melindungi batik buatan mereka dengan selembar plastik
saja.Biasanya mereka hanya terfokus pada kualitas batik itu sendiri daripada kemasan yang
akan melindungi batik tersebut dari kerusakan atau pengaruh luar.Mereka tidak menyadari
bahwa betapa pentingnya kemasan bagi kemajuan produk batik yang mereka
pasarkan.Bahkan dapat mendatangkan nilai jual lebih di mata masyarakat,dengan kata lain
bahwa ketika orang melihat kemasan tersebut ,orang akan memiliki ketertarikan untuk
membeli. Jika demikian maka kemasan harus memiliki daya tarik lebih.
Beberapa aturan yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha batik untuk membuat kemasan
pada batik yang mereka pasarkan antara lain,Pembuatan kemasan tidak dapat seenaknya,
sebab kemasan juga punya etika yang berarti ada beberapa aturan yang harus diperhatikan
dalam pembuatan kemasan misalnya menentukan gambar/logo dan bentuk kemasan yang
tidak menimbulkan kontradiksi. Selain hal tersebut kemasan juga harus mudah dibuka.
Kemasan yang baik adalah kemasan dengan desain yang simple (sederhana), fungsional dan
menciptakan respons emosional positif .
Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah
desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang
dikemasnya. Kemasan yang kreatif bukan hal yang baru lagi bagi para produsen,maka dari itu
setiap tahunya para produsen berlomba-lomba menciptakan desain kemasan baru untuk setiap
produk baru yang mereka keluarkan di pasaran agar tidak sama dari desain kemasan
sebelumnya.
9
Tidak dapat dipungkiri, konsumen umumnya akan tertarik dengan produk-produk yang
dibungkus dengan cantik. Perilaku umum konsumen, hal pertama yang membuat mereka
tertarik membeli suatu barang adalah kemasan barang tersebut. Namun mengubah mindset
pelaku usaha kecil akan pentingnya kemasan, tidaklah mudah. Meskipun bahwa kemasan
yang baik dan kreatif bisa menggandakan keuntungan mereka. Kemasan juga dapat berfungsi
sebagai media komunikasi suatu citra tertentu. Sudah saatnya para pelaku usaha kecil
berlomba-lomba untuk menarik konsumen melalui kemasan. Karena kemasan memiliki andil
dalam kesuksesan pemasaran suatu produk.
5. FUNGSI KEMASAN
Secara umum fungsi kemasan pada suatu produk adalah :
 Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk
tidak tercecer( terutama untuk cairan, pasta atau butiran ).
 Melindungi dan mengawetkan produk(seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas,
kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang
dapat merusak dan menurunkan mutu produk).
 Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada
kemasan.
 Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi
10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya).
 Memudahkan pengiriman dan penyimpanan.
 Menambah daya tarik calon pembeli melewati Sarana informasi dan iklan.
 Memberi kenyamanan bagi pemakai.
10
KESIMPULAN DAN SARAN
Tidak bisa dihindari bahwa kenyataannya sebuah kemasan
dari produk batik yang buat/ciptakan merupakan salah satu
hal penting yang harus perhatikan oleh para pengusaha batik
di Indonesia.Desain kemasan batik dibuat sebagai tanda
identitas batik yang kita buat/ciptakan agar terkesan berbeda
dari produk batik lainnya dan dapat menjadi pengenal bagi
pecinta batik dalam maupun luar negri.
Desain kemasan produk batik yang dibuat semenarik
mungkin dapat menambah nilai plus bagi pecinta batik di
seluruh dunia.Dan membuat para konsumen mengingat
dengan batik buatan mereka dari kemasan yang di suguhkan
dan akan membeli di tempat yang sama untuk kedua
kalinya.Sehingga,tidak dapat di pungkiri akan adanya
peningkatan nilai jual batik setiap tahunya dan dapat
memberikan sedikit keuntungan dengan adanya desain
kemasan batik tersebut.

More Related Content

What's hot

Modul 3 Seni Sulaman
Modul 3 Seni SulamanModul 3 Seni Sulaman
Modul 3 Seni Sulaman
Syamsul Nor Azlan Mohamad
 
Apresiasi Estesis Seni Ukir
Apresiasi Estesis Seni UkirApresiasi Estesis Seni Ukir
Apresiasi Estesis Seni Ukir
Rafly Safadanu
 
Seni Sulaman 2 Slide PPT
Seni Sulaman 2 Slide PPTSeni Sulaman 2 Slide PPT
Seni Sulaman 2 Slide PPT
Syamsul Nor Azlan Mohamad
 
Batik
BatikBatik
Modul 3 Seni Sulaman
Modul 3 Seni SulamanModul 3 Seni Sulaman
Modul 3 Seni Sulaman
Syamsul Nor Azlan Mohamad
 
Seni Sulaman 4 Slide PPT
Seni Sulaman 4 Slide PPTSeni Sulaman 4 Slide PPT
Seni Sulaman 4 Slide PPT
Syamsul Nor Azlan Mohamad
 
Batik truntum
Batik truntumBatik truntum
Batik truntum
blackpepperspicy
 
Batik indonesia ledy setiana mi11_b
Batik indonesia ledy setiana mi11_bBatik indonesia ledy setiana mi11_b
Batik indonesia ledy setiana mi11_bMuhammad Firmansyah
 
Hbae2103 810124055068 as1_corak dan rekaan.
Hbae2103 810124055068 as1_corak dan rekaan.Hbae2103 810124055068 as1_corak dan rekaan.
Hbae2103 810124055068 as1_corak dan rekaan.
Amirul Syakirin
 
Teater Bangsawan
Teater Bangsawan  Teater Bangsawan
Teater Bangsawan
keryman313
 
Seni Sulaman 3 Slide PPT
Seni Sulaman 3 Slide PPTSeni Sulaman 3 Slide PPT
Seni Sulaman 3 Slide PPT
Syamsul Nor Azlan Mohamad
 
Tugas ica
Tugas icaTugas ica
Tugas ica
TaufanRamadhan9
 

What's hot (12)

Modul 3 Seni Sulaman
Modul 3 Seni SulamanModul 3 Seni Sulaman
Modul 3 Seni Sulaman
 
Apresiasi Estesis Seni Ukir
Apresiasi Estesis Seni UkirApresiasi Estesis Seni Ukir
Apresiasi Estesis Seni Ukir
 
Seni Sulaman 2 Slide PPT
Seni Sulaman 2 Slide PPTSeni Sulaman 2 Slide PPT
Seni Sulaman 2 Slide PPT
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Modul 3 Seni Sulaman
Modul 3 Seni SulamanModul 3 Seni Sulaman
Modul 3 Seni Sulaman
 
Seni Sulaman 4 Slide PPT
Seni Sulaman 4 Slide PPTSeni Sulaman 4 Slide PPT
Seni Sulaman 4 Slide PPT
 
Batik truntum
Batik truntumBatik truntum
Batik truntum
 
Batik indonesia ledy setiana mi11_b
Batik indonesia ledy setiana mi11_bBatik indonesia ledy setiana mi11_b
Batik indonesia ledy setiana mi11_b
 
Hbae2103 810124055068 as1_corak dan rekaan.
Hbae2103 810124055068 as1_corak dan rekaan.Hbae2103 810124055068 as1_corak dan rekaan.
Hbae2103 810124055068 as1_corak dan rekaan.
 
Teater Bangsawan
Teater Bangsawan  Teater Bangsawan
Teater Bangsawan
 
Seni Sulaman 3 Slide PPT
Seni Sulaman 3 Slide PPTSeni Sulaman 3 Slide PPT
Seni Sulaman 3 Slide PPT
 
Tugas ica
Tugas icaTugas ica
Tugas ica
 

Viewers also liked

Tugas IT Entrepreneur
Tugas IT EntrepreneurTugas IT Entrepreneur
Tugas IT Entrepreneur
Arabella Chicali
 
IT Entrepreneur
IT EntrepreneurIT Entrepreneur
IT Entrepreneur
Febrian Shandy Rifano
 
Tugas entrepreunership BSI
Tugas entrepreunership BSITugas entrepreunership BSI
Tugas entrepreunership BSI
Hilman Murdiansyah
 
IoT: it's all about Data!
IoT: it's all about Data!IoT: it's all about Data!
IoT: it's all about Data!
Julien SIMON
 
Big Data answers in seconds with Amazon Athena
Big Data answers in seconds with Amazon AthenaBig Data answers in seconds with Amazon Athena
Big Data answers in seconds with Amazon Athena
Julien SIMON
 
Building serverless apps with Node.js
Building serverless apps with Node.jsBuilding serverless apps with Node.js
Building serverless apps with Node.js
Julien SIMON
 
The AWS DevOps combo (January 2017)
The AWS DevOps combo (January 2017)The AWS DevOps combo (January 2017)
The AWS DevOps combo (January 2017)
Julien SIMON
 

Viewers also liked (7)

Tugas IT Entrepreneur
Tugas IT EntrepreneurTugas IT Entrepreneur
Tugas IT Entrepreneur
 
IT Entrepreneur
IT EntrepreneurIT Entrepreneur
IT Entrepreneur
 
Tugas entrepreunership BSI
Tugas entrepreunership BSITugas entrepreunership BSI
Tugas entrepreunership BSI
 
IoT: it's all about Data!
IoT: it's all about Data!IoT: it's all about Data!
IoT: it's all about Data!
 
Big Data answers in seconds with Amazon Athena
Big Data answers in seconds with Amazon AthenaBig Data answers in seconds with Amazon Athena
Big Data answers in seconds with Amazon Athena
 
Building serverless apps with Node.js
Building serverless apps with Node.jsBuilding serverless apps with Node.js
Building serverless apps with Node.js
 
The AWS DevOps combo (January 2017)
The AWS DevOps combo (January 2017)The AWS DevOps combo (January 2017)
The AWS DevOps combo (January 2017)
 

Similar to Tugas mata kuliah it entrepreneurship

Batik indonesia
Batik indonesiaBatik indonesia
Batik indonesia
Mariana Sudirinanti
 
Prakarya xi.pptx
Prakarya xi.pptxPrakarya xi.pptx
Prakarya xi.pptx
ssuser1959ae
 
Sejarah batik di indonesia e
Sejarah batik di indonesia eSejarah batik di indonesia e
Sejarah batik di indonesia e
Anto King
 
Sejarah batik di indonesia
Sejarah batik di indonesiaSejarah batik di indonesia
Sejarah batik di indonesia
Anto King
 
SEJARAH BATIK INDONESIA DAN JENISNYA.pptx
SEJARAH BATIK INDONESIA DAN JENISNYA.pptxSEJARAH BATIK INDONESIA DAN JENISNYA.pptx
SEJARAH BATIK INDONESIA DAN JENISNYA.pptx
YESIDAAPRILIANI2
 
Batik Kalimantan
Batik KalimantanBatik Kalimantan
Batik Kalimantan
Frestiany Regina Putri
 
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
andiniregik
 
Batik warisan
Batik warisanBatik warisan
Batik warisan
Batik Klasik
 
Batik dindonesia
Batik dindonesiaBatik dindonesia
Batik dindonesia
Yasirecin Yasir
 
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docx
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docxMAKALAH_TENTANG_BATIK.docx
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docx
Ippang4
 
Sejarteknik batik
Sejarteknik batikSejarteknik batik
Sejarteknik batik
atmo666
 
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik soloSejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
pusatbatiksolo
 
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan duniaBatik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
Muji Rahayu17
 
Batik
BatikBatik
Batik
raihan294
 
Batik
BatikBatik
Batik
raihan294
 
Batik
BatikBatik
Batik
raihan294
 
Batik
BatikBatik
Batik
raihan294
 
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Keraton Kasunanan Surakarta HadiningratKeraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Sony Ramadhanto
 
Nusantara
NusantaraNusantara
Nusantara
Seould Goblock
 

Similar to Tugas mata kuliah it entrepreneurship (20)

Batik indonesia
Batik indonesiaBatik indonesia
Batik indonesia
 
Prakarya xi.pptx
Prakarya xi.pptxPrakarya xi.pptx
Prakarya xi.pptx
 
Sejarah batik di indonesia e
Sejarah batik di indonesia eSejarah batik di indonesia e
Sejarah batik di indonesia e
 
Sejarah batik di indonesia
Sejarah batik di indonesiaSejarah batik di indonesia
Sejarah batik di indonesia
 
SEJARAH BATIK INDONESIA DAN JENISNYA.pptx
SEJARAH BATIK INDONESIA DAN JENISNYA.pptxSEJARAH BATIK INDONESIA DAN JENISNYA.pptx
SEJARAH BATIK INDONESIA DAN JENISNYA.pptx
 
Batik Kalimantan
Batik KalimantanBatik Kalimantan
Batik Kalimantan
 
Makalah kebudayaan batik indonesia
Makalah kebudayaan batik indonesiaMakalah kebudayaan batik indonesia
Makalah kebudayaan batik indonesia
 
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
 
Batik warisan
Batik warisanBatik warisan
Batik warisan
 
Batik dindonesia
Batik dindonesiaBatik dindonesia
Batik dindonesia
 
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docx
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docxMAKALAH_TENTANG_BATIK.docx
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docx
 
Sejarteknik batik
Sejarteknik batikSejarteknik batik
Sejarteknik batik
 
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik soloSejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
 
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan duniaBatik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Keraton Kasunanan Surakarta HadiningratKeraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
 
Nusantara
NusantaraNusantara
Nusantara
 

Tugas mata kuliah it entrepreneurship

  • 1. 1
  • 2. 2 PENDAHULUAN Batik merupakan seni menggambar atau melukis di atas kain mori dengan pola tertentu dengan menggunakan malam dan canting. Kata batik berasal dari bahasa Jawa yaitu “amba” yang berarti menulis, dan “tik” yang berarti titik. Namun tidak semua motif batik bergambar titik saja. Setiap motif dari batik adalah simbol dari peristiwa besar yang dituangkan dalam bentuk gambar dengan menggunakan canthing. Pada zaman dahulu motif batik memiliki nilai tersendiri yang berbeda-beda maknanya dan tidak semua orang bisa menggunakan motif batik, misalnya saja motif Lereng atau Parang. Motif ini merupakan salah satu contoh batik larangan. Batik larangan ialah batik yang hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan/bangsawan. Namun sekarang ini motif tersebut sudah bisa dipakai oleh seluruh lapisan masyarakat.
  • 3. 3 PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN BATIK Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan kain. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam, teknik ini adalah salah satu bentuk seni kuno yang berguna untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literature Internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait. Batik juga termasuk jenis kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif bagi kaum perempuan. Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai “Batik Cap dan Batik Cetak”, yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenal berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tradisonal hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta 2. FILOSOFI BATIK Selain proses pembuatannya yang rumit dan selalu disertai dengan serangkaian ritual khusus, batik juga mengandung filosofi tinggi yang terungkap dari motifnya. Hal ini terkait dengan sejarah penciptaan motif batik sendiri yang biasanya diciptakan oleh sinuwun, permaisuri atau putri-putri kraton yang semuanya mengandung falsafah hidup tersendiri bagi pemakainya. Sebagai raja Jawa yang tentu saja menguasai seni, maka keadaan tempat tersebut mengilhaminya menciptakan pola batik lereng atau parang, yang merupakan ciri ageman Mataram yang berbeda dengan pola batik sebelumnya. Karena penciptanya adalah raja pendiri kerajaan Mataram, maka oleh keturunannya, pola-pola parang tersebut hanya boleh dikenakan oleh raja dan keturunannya di lingkungan istana.Motif Parang Rusak misalnya. Motif ini diciptakan oleh Panembahan Senopati, pendiri Keraton Mataram. Setelah memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Mataram, Senopati sering bertapa di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa yang dipenuhi oleh jajaran pegunungan seribu yang tampak seperti pereng (tebing) berbaris. Akhirnya, ia menamai tempat bertapanya dengan pereng yang kemudian berubah menjadi parang. Di salah satu tempat tersebut ada bagian yang terdiri dari
  • 4. 4 tebing-tebing atau pereng yang rusak karena deburan ombak laut selatan sehingga lahirlah ilham untuk menciptakan motif batik yang kemudian diberi nama Parang Rusak. Motif larangan tersebut dicanangkan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1785. Pola batik yang termasuk larangan antara lain: Parang Rusak Barong, Parang Rusak Gendreh, Parang Klithik, Semen Gedhe Sawat Gurdha, Semen Gedhe Sawat Lar, Udan Liris, Rujak Senthe, serta motif parang-parangan yang ukurannya sama dengan parang rusak. Semenjak perjanjian Giyanti tahun 1755 yang melahirkan Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, segala macam tata adibusana termasuk di dalamnya adalah batik, diserahkan sepenuhnya oleh Keraton Surakarta kepada Keraton Yogyakarta. Hal inilah yang kemudian menjadikan Keraton Yogyakarta menjadi kiblat perkembangan budaya, termasuk pula khazanah batik. Kalaupun batik di Keraton Surakarta mengalami beragam inovasi, namun sebenarnya motif pakemnya tetap bersumber pada motif batik Keraton Yogyakarta. Ketika tahun 1813, muncul Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta akibat persengketaan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Letnan Gubernur Inggris Thomas Stamford Raffles, perpecahan itu ternyata tidak melahirkan perbedaan mencolok pada perkembangan motif batik tlatah tersebut. Menurut KRAy SM Anglingkusumo, menantu KGPAA Paku Alam VIII, motif-motif larangan tersebut diizinkan memasuki tlatah Keraton Puro Pakualaman, Kasultanan Surakarta maupun Mangkunegaran. Para raja dan kerabat ketiga kraton tersebut berhak mengenakan batik parang rusak barong sebab sama-sama masih keturunan Panembahan Senopati. Batik tradisional di lingkungan Kasultanan Yogyakarta mempunyai ciri khas dalam tampilan warna dasar putih yang mencolok bersih. Pola geometri Keraton Kasultanan Yogyakarta sangat khas, besar-besar, dan sebagian diantaranya diperkaya dengan parang dan nitik. Sementara itu, batik di Puro Pakualaman merupakan perpaduan antara pola batik Keraton KasultananYogyakarta dan warna batik Keraton Surakarta. Jika warna putih menjadi ciri khas batik Kasultanan Yogyakarta, maka warna putih kecoklatan atau krem menjadi ciri khas batik Keraton Surakarta. Perpaduan ini dimulai sejak adanya hubungan keluarga yang erat antara Puro Pakualaman dengan Keraton Surakarta ketika Sri Paku Alam VII mempersunting putri Sri Susuhunan Pakubuwono X. Putri Keraton Surakarta inilah yang memberi warna dan nuansa Surakarta pada batik Pakualaman, hingga akhirnya terjadi perpaduan keduanya. Dua pola batik yang terkenal dari Puro Pakulaman, yakni Pola Candi Baruna yang tekenal sejak sebelum tahun 1920 dan Peksi Manyuro yang merupakan ciptaan RM Notoadisuryo. Sedangkan pola batik Kasultanan yang terkenal, antara lain: Ceplok Blah Kedaton, Kawung, Tambal Nitik, Parang Barong Bintang Leider, dan sebagainya. Begitulah. Batik painting pada awal kelahirannya di lingkungan kraton dibuat dengan penuh perhitungan makna filosofi yang dalam. Kini, batik telah meruyak ke luar wilayah benteng istana menjadi produk industri busana yang dibuat secara massal melalui teknik printing atau melalui proses lainnya. Bahkan diperebutkan sejumlah negara sebagai produk budaya miliknya.
  • 5. 5 Pola Parang Rusak Barong, diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusum a yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta. Kata barong berarti sesuatu yang besar dan hal ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain. Merupakan induk dari semua pola parang, pola barong dulu hanya boleh dikenakan oleh seorang raja. Mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri. Motif parang sendiri mengalami perkembangan dan memunculkan motif-motif lain seperti Parang Rusak Barong, Parang Kusuma, Parang Pamo, Parang Klithik, dan Lereng Sobrah. Karena penciptanya pendiri Keraton Mataram, maka oleh kerajaan, motif-motif parang tersebut hanya diperkenankan dipakai oleh raja dan keturunannya dan tidak boleh dipakai oleh rakyat biasa. Jenis batik itu kemudian dimasukkan sebagai kelompok “batik larangan”. Bila dilihat secara mendalam, garis-garis lengkung pada motif parang sering diartikan sebagai ombak lautan yang menjadi pusat tenaga alam, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah raja. Komposisi miring pada parang juga melambangkan kekuasaan, kewibawaan, kebesaran, dan gerak cepat sehingga pemakainya diharapkan dapat bergerak cepat. Menurut penuturan Mari S Condronegoro, pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, motif parang menjadi pedoman utama untuk menentukan derajat kebangsawanan seseorang dan menjadi ketentuan yang termuat dalam Pranatan Dalem Jenenge Panganggo Keprabon Ing Karaton Nagari Ngajogjakarta tahun 1927. “Selain motif Parang Rusak Barong, motif Batik Larangan pada zaman itu adalah, motif Semen, Udan Liris, Sawat dan Cemungkiran,” jelasnya. Motif batik Semen yang mengutamakan bentuk tumbuhan dengan akar sulurnya ini bermakna semi atau tumbuh sebagai lambang kesuburan, kemakmuran, dan alam semesta. Sedangkan motif Udan Liris termasuk dalam pola geometris yang tergolong motif lereng disusun secara garis miring diartikan sebagai hujan gerimis yang menyuburkan tumbuhan dan ternak. Secara keseluruhan, motif yang juga tersusun dari motif Lidah Api, Setengah Kawung, Banji, Sawut, Mlinjon, Tritis, ada-ada dan Untu Walang yang diatur diagonal memanjang ini bermakna pengharapan agar pemakainya dapat selamat sejahtera, tabah dan berprakarsa dalam menunaikan kewajiban bagi kepentingan nusa dan bangsa. Motif lain Sawat bermakna ketabahan hati. Sedangkan motif Cemungkiran yang berbentuk seperti lidah api dan sinar merupakan unsur kehidupan yang melambangkan keberanian, kesaktian, ambisi, kehebatan, dan keagungan yang diibaratkan seperti Dewa Syiwa yang dalam masyaraka Jawa dipercaya menjelma dalam diri seorang raja sehingga hanya berhak dipakai oleh raja dan putra mahkota. Seiring dengan perkembangan zaman, Batik Larangan sudah tidak sekuat dulu lagi dalam penerapannya. Bahkan, motif-motif tersebut sekarang sudah banyak dikenakan masyarakat di luar tembok keraton. Kendati begitu, Mari S Condronegoro dan GBRAy Hj Murdhokusumo menghimbau masyarakat umum yang bukan kerabat keraton untuk tidak mengenakan motif tersebut, terutama Parang Rusak Barong saat berada di dalam tembok keraton, untuk menjaga wibawa Sultan.
  • 6. 6 Lebih lanjut, Gusti Murdhokusumo mengatakan bahwa batik akan selalu menandai setiap peristiwa penting dalam kehidupan manusia Jawa sejak lahir hingga ajal tiba. Menurutnya, ada beberapa motif batik yang sebaiknya dikenakan pada peristiwa-peristiwa penting yang dialami masyarakat Jawa. Peristiwa kelahiran misalnya, sebaiknya jabang bayi dialasi dengan kain batik tua milik neneknya atau kopohan yang berarti basah. Ini mengandung harapan agar si bayi berumur panjang seperti sang nenek. Untuk pernikahan, disarankan mempelai mengenakan kain batik dengan motif yang berawalan dengan “sida”, seperti Sidamulya, Sidaluhur, Sida Asih, dan Sidomukti. Atau kalau tidak, bisa mengenakan motif Truntum, Wahyu Tumurun, Semen Gurdha, Semen Rama dan Semen Jlekithet. Masing-masing mengandung maksud agar kedua mempelai mendapat kebahagiaan, kemakmuran dan menjadi orang terpandang. “Yang pasti, pengantin jangan mengenakan motif Parang Rusak agar rumah tangganya terhindar dari kerusakan dan malapetaka,” ungkapnya. Sebaliknya, ketika akan melayat ke tempat keluarga yang sedang kesripahan (meninggal dunia) maka sebaiknya mengenakan kain batik yang berwarna dasar hitam dan menghindari batik dengan warna dominan putih seperti motif parang. Jenis batik yang cocok untuk melayat, misalnya motif Semen Gurda atau motif lain yang warna dasar senada. 3. MOTIF BATIK  Batik Kraton Penjelasan : awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak termasuk Batik Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.  Batik Cuwiri Penjelasan : meruapakan motif batik yang menggunakan zat pewarna soga alam. Biasanya batik ini digunakan untuk semekan dan kemben, juga digunakan pada saat upacara mitoni. Motif batik ini kebanyakan menggunakan unsur meru dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti kecil-kecil dan diharapkan untuk pemakainya pantas dan dihormati.  Batik Pringgondani Penjelasan : Nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara. Motif ini biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan soga- coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga.  Batik Sekar Jagad Penjelasan : salah satu motif batik khas Indonesia. Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” yang diambil dari bahasa Jawa (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh dunia.
  • 7. 7  Batik Sida Luhur Penjelasan : Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.  Batik Kawung Penjelasan : Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai sepuluh senyang bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen. Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada Kawung Bribil disebut Kawung Sen.  Batik Semen Rama Penjelasan : dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan yang semi” (kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka. Selain makna tersebut motif Semen Rama (dibaca Semen Romo) sendiri seringkali dihubungkan dengan cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran keutamaan melalui delapan jalan. Ajaran ini adalah wejangan keutamaan dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka. Jadi “Semen Romo” mengandung ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat.  Batik Sida Asih Penjelasan : Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Makna dari motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.
  • 8. 8  Batik Tambal Penjelasan : Tambal memiliki arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit dianggap ada sesuatu “yang kurang”, sehingga untuk mengobatinya perlu “ditambal”.  Batik Sida Mukti Penjelasan : Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat pewarna soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah gurda. Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.. 4. KEMASAN PRODUK BATIK Masalah yang sering kali terjadi dalam penjualan sebuah produk ,terutama sebuah produk batik adalah kemasan/wadah yang digunakan untuk melindungi produk itu sendiri. Banyak diantara pengusaha batik hanya melindungi batik buatan mereka dengan selembar plastik saja.Biasanya mereka hanya terfokus pada kualitas batik itu sendiri daripada kemasan yang akan melindungi batik tersebut dari kerusakan atau pengaruh luar.Mereka tidak menyadari bahwa betapa pentingnya kemasan bagi kemajuan produk batik yang mereka pasarkan.Bahkan dapat mendatangkan nilai jual lebih di mata masyarakat,dengan kata lain bahwa ketika orang melihat kemasan tersebut ,orang akan memiliki ketertarikan untuk membeli. Jika demikian maka kemasan harus memiliki daya tarik lebih. Beberapa aturan yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha batik untuk membuat kemasan pada batik yang mereka pasarkan antara lain,Pembuatan kemasan tidak dapat seenaknya, sebab kemasan juga punya etika yang berarti ada beberapa aturan yang harus diperhatikan dalam pembuatan kemasan misalnya menentukan gambar/logo dan bentuk kemasan yang tidak menimbulkan kontradiksi. Selain hal tersebut kemasan juga harus mudah dibuka. Kemasan yang baik adalah kemasan dengan desain yang simple (sederhana), fungsional dan menciptakan respons emosional positif . Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya. Kemasan yang kreatif bukan hal yang baru lagi bagi para produsen,maka dari itu setiap tahunya para produsen berlomba-lomba menciptakan desain kemasan baru untuk setiap produk baru yang mereka keluarkan di pasaran agar tidak sama dari desain kemasan sebelumnya.
  • 9. 9 Tidak dapat dipungkiri, konsumen umumnya akan tertarik dengan produk-produk yang dibungkus dengan cantik. Perilaku umum konsumen, hal pertama yang membuat mereka tertarik membeli suatu barang adalah kemasan barang tersebut. Namun mengubah mindset pelaku usaha kecil akan pentingnya kemasan, tidaklah mudah. Meskipun bahwa kemasan yang baik dan kreatif bisa menggandakan keuntungan mereka. Kemasan juga dapat berfungsi sebagai media komunikasi suatu citra tertentu. Sudah saatnya para pelaku usaha kecil berlomba-lomba untuk menarik konsumen melalui kemasan. Karena kemasan memiliki andil dalam kesuksesan pemasaran suatu produk. 5. FUNGSI KEMASAN Secara umum fungsi kemasan pada suatu produk adalah :  Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer( terutama untuk cairan, pasta atau butiran ).  Melindungi dan mengawetkan produk(seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk).  Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.  Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya).  Memudahkan pengiriman dan penyimpanan.  Menambah daya tarik calon pembeli melewati Sarana informasi dan iklan.  Memberi kenyamanan bagi pemakai.
  • 10. 10 KESIMPULAN DAN SARAN Tidak bisa dihindari bahwa kenyataannya sebuah kemasan dari produk batik yang buat/ciptakan merupakan salah satu hal penting yang harus perhatikan oleh para pengusaha batik di Indonesia.Desain kemasan batik dibuat sebagai tanda identitas batik yang kita buat/ciptakan agar terkesan berbeda dari produk batik lainnya dan dapat menjadi pengenal bagi pecinta batik dalam maupun luar negri. Desain kemasan produk batik yang dibuat semenarik mungkin dapat menambah nilai plus bagi pecinta batik di seluruh dunia.Dan membuat para konsumen mengingat dengan batik buatan mereka dari kemasan yang di suguhkan dan akan membeli di tempat yang sama untuk kedua kalinya.Sehingga,tidak dapat di pungkiri akan adanya peningkatan nilai jual batik setiap tahunya dan dapat memberikan sedikit keuntungan dengan adanya desain kemasan batik tersebut.