SlideShare a Scribd company logo
“Sejarah Batik
Nusantara”
Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa
Jawa “amba” yang berarti menulis dan
“titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan
corak yang dihasilkan oleh bahan “malam”
(wax) yang diaplikasikan ke atas kain,
sehingga menahan masuknya bahan
pewarna (dye), atau dalam bahasa
Inggrisnya “wax-resist dyeing”.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah
menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan
keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian,
sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif
perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan
masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian
bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin
seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, di mana di
beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum
lelaki.
Sejarah Perkembangan Batik
Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak
jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik pada
mulanya hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton. Batik
dikenakan oleh raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh para
pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan
berkembang di masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan
sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Jaman kerajaan Majapahit
b. Jaman penyebaran Islam
c. Batik Solo dan Yogyakarta
d. Batik di wilayah lainnya
Jaman Kerajaan Majapahit
Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang
sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan pusat kerajaan
Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung
merupakan kota di Jawa Timur yang juga tercatat dalam sejarah
perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa
yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang
yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah
aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas
dalam pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung
berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak tentara yang
tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa
budaya batik. Merekalah yang mengembangkan batik. Dalam
perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak
dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu
clash tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran
Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke
arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu, ciri khas batik
Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta,
yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.
Jaman Penyebaran Islam
Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit
membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam
perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren
yang berada di daerah Tegalsari yang diasuh Kyai Hasan Basri.
Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang
kala itu masih terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya
membawa batik keluar dari kraton dan berkembang di
Ponorogo. Pesantren Tegalsari mendidik anak didiknya untuk
menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah
perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah
Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo,
Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten,
Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.
Batik Solo dan Yogyakarta
Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan
Mataram ke-I pada masa raja Panembahan Senopati. Plered
merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan
batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan
keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring
ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan, keluarga kraton
memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian
yang dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru
sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan
meluas di kalangan rakyat biasa.Ketika masa penjajahan
Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang
menyebabkan keluarga kerajaan yang mengungsi dan
menetap di daerah-daerah lain seperti Banyumas,
Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo, Tulung Agung
dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di
kalangan luas.
Batik di Wilayah Lainnya
Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah
Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah perang Diponegoro,
batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran
Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah
Banyumas. Batik Banyumas dikenal dengan motif dan
warna khusus dan dikenal dengan batik Banyumas. Selain
ke Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga ada
yang menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik
di daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.
Selain di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di
Jawa Barat. Hal ini terjadi karena masyarakat dari Jawa
Tengah merantau ke kota seperti Ciamis dan Tasikmalaya.
Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah Wurug,
Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah
Cirebon batik mulai berkembang dari keraton dan
mempunyai ciri khas tersendiri.
Sejarah Batik Yogyakarta
Perjalanan “Batik Yogya” tidak bisa lepas dari perjanjian Giyanti 1755. Begitu
Mataram terbelah dua, dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, busana
Mataram diangkut dari Surakarta ke Ngayogyakarta maka Sri Susuhunan
Pakubuwono II merancang busana baru dan pakaian adat Kraton Surakarta
berbeda dengan busana Yogya.
Di desa Giyanti, perundingan itu berlangsung. Yang hasilnya antara lain ,
Daerah atau Wilayah Mataram dibagi dua, satu bagian dibawah kekuasaan Sri
Paduka Susuhunan PB II di Surakarta Hadiningrat , sebagian lagi dibawah
kekuasaan Kanjeng Pangeran Mangkubumi yang setelah dinobatkan sebagai
raja bergelarNgersa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng
Sultan Hamengku Buwana Senopati ing Ngalaga Ngabdul Rachman Sayidin
Panatagama Kalifatullah ingkang jumeneng kaping I,yang kemudian kratonnya
dinamakanNgayogyakarta Hadiningrat.
Semua pusaka dan benda-benda keraton juga dibagi dua. Busana Mataraman
dibawa ke Yogyakarta , karena Kangjeng Pangeran Mangkubumi yang
berkehendak melestarikannya. Oleh karena itu Surakarta dibawah kekuasaan
Sri Paduka Susuhunan PB III merancang tata busana baru dan berhasil
membuat Busana Adat Keraton Surakarta seperti yang kita lihat sampai
sekarang ini.
Sejarah Batik Yogyakarta
Ciri khas batik gaya Yogyakarta , ada dua macam latar atau warna dasar kain.
Putih dan Hitam. Sementara warna batik bisa putih (warna kain mori) , biru
tua kehitaman dan coklat soga. Sered atau pinggiran kain, putih, diusahakan
tidak sampai pecah sehingga kemasukan soga, baik kain berlatar hitam
maupun putih. Ragam hiasnya pertama Geometris : garis miring lerek atau
lereng , garis silang atau ceplok dan kawung , serta anyaman
dan limaran.Ragam hias yang bersifat kedua non-geometris semen , lung-
lungan dan boketan.Ragam hias yang bersifat simbolis erat hubungannya
dengan falsafah Hindu – Jawa ( Ny.Nian S Jumena ) antara lain : Sawat
Melambangkan mahkota atau penguasa tinggi , Meru melambangkan gunung
atau tanah ( bumi ) , Naga melambangkan air , Burung melambangkan angin
atau dunia atas , Lidah api melambangkan nyala atau geni.Sejak pertama
sudah ada kain larangan. Setiap Sultan yang bertahta berhak membuat
peraturan baru atau larangan-larangan.
Terakhir, Sri Paduka Sultan HB VIII membuat peraturan baru ( revisi ) berjudul
Pranatan dalem bab namanipun peangangge keprabon ing Nagari
Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dimuat dalam Rijksblad van Djokjakarta No
19. th 1927, Yang dimaksud pangangge keprabon ( busana keprabon ) adalah :
kuluk ( wangkidan ), dodot / kampuh serta bebet prajuritan, bebet nyamping
(kain panjang ) , celana sarta glisire ( celana cindhe , beludru , sutra , katun
dan gelisirnya ), payung atau songsong.
Motif Batik Yogyakarta dan Filosofinya
Berkembangnya batik sebagai sebuah trend fashion di berbagai
kalangan, baik itu tua muda, hingga beragam profesi & latar
belakang ekonomi, semakin meluweskan munculnya motif batik
modern. Salah satu yang sering mendapat sorotan adalah motif
batik dari kota Yogyakarta atau Jogjakarta. Batik Jogja atau Batik
Yogya pada dasarnya merupakan batik yang memiliki corak batik
dengan dasar putih.
Batik Yogyakarta
Sejarah Batik Sidoarjo
Keberadaan batik di Sidoarjo ini tak lepas dari peran seorang lelaki legendaris
bernama Mbah Mulyadi. Dialah yang menyebarkan ketrampilan batik di
Sidoarjo. Mbah Mulyadi ini adalah keturunan raja Kediri yang lari ke Sidoarjo
untuk menghindari kejaran penjajah Belanda. Agar terhindar dari kejaran
Belanda, Mbah Mulyadi menyamar sebagai pedagang.
Mbah Mulyadi ini adalah seorang ulama besar yang mendirikan masjid Al-Abror,
cikal bakal ibukota Sidoarjo. Karena memiliki ketrampilan membatik, Mbah
Mulyadi kemudian mengajarkan kepada orang-orang sehingga terbentuklah
sebuah komunitas. Dari semula hanya belajar membatik, Mbah Mulyadi juga
memberikan syiar Islam. Dari sinilah seni batik kemudian berkembang ke
daerah-daerah lain di Sidoarjo.
Setidaknya, ada tiga motif batik khas Sidoarjo, yakni beras utah, kembang
bayem, dan kebun tebu. Beras Utah ini terkait dengan melimpahnya bahan
pangan terutama padi yang ada di Sidoarjo. Sehingga, dengan penduduk
Sidoarjo yang relative kecil waktu itu, kelebihan beras tersebut tentu akan
dilimpahkan ke daerah lain. Sedangkan motif Kebun Tebu ini terkait dengan
Sidoarjo yang dulunya dikenal sebagai penghasil gula terbesar. Sehingga, tentu
banyak pula kebun-kebun tebu yang menjadi bahan baku gula. Saat ini, situs-
situs yang menunjukkan Sidoarjo sebagai penghasil gula masih ada. Sementara,
motif Kembang Bayem ini terkait dengan banyaknya sayuran bayam di daerah
pedesaan Sidoarjo. Tanaman tersebut sangat mudah dijumpai di sekitar
rumah penduduk, baik yang ditanam maupun yang tumbuh liar.
Sejarah Batik Sidoarjo
Sebenarnya, dari segi warna, batik khas Sidoarjo tidak begitu
mencolok dan cenderung berwarna gelap (cokelat) dan motifnya
tidak ada yang memakai binatang. Namun, karena konsumen
kebanyakan masyarakat Madura, maka pengrajin batik Sidoarjo
pun mengikuti permintaan tersebut. Sehingga, muncullah warna-
warna mencolok seperti merah, biru, hitam dan sebagainya.
Karena itulah, Sidoarjo juga terkenal dengan batik motif Madura.
Pengrajin batik di Kabupaten Sidoarjo memang tidak telalu
banyak, namun telah ada pada ratusan tahun yang lalu, batik
batik ini di buat secara turun temurun, oleh pengrajin batik
hingga sekarang terkenal dengan kampung batik. Ada juga yang
namanya batik Kenongo. Secara umum, ciri khas batik-batik
Sidoarjo adalah warna yang dominan seperti merah, biru dan
hijau dengan warna yang sangat kuat (terang). Batik -batik ini
masih dikerjakan secara traditional (batik Tulis) dengan
pewarnaan alami
Batik Sidoarjo
Sejarah Batik Cirebon
Sejarah timbulnya motif megamendung berdasarkan buku dan
literatur yang ada selalu mengarah pada sejarah kedatangan
bangsa China ke wilayah Cirebon. Hal ini tidak mengherankan
karena pelabuhan Muara Jati di Cirebon merupakan tempat
persinggahan para pendatang dari dalam dan luar negeri. Tercatat
jelas dalam sejarah, bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan
agama Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-16, menikahi Ratu
Ong Tien dari China. Beberapa benda seni yang dibawa dari China
seperti keramik, piring dan kain berhiaskan bentuk awan.
Dalam faham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas.
Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan
mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai
awan juga berpengaruh di dunia kesenirupaan Islam pada abad ke-
16, yang digunakan kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau
alam bebas.
Sejarah Batik Cirebon
Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien menjadi pintu
gerbang masuknya budaya dan tradisi China ke keraton Cirebon.
Para pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi China ke
dalam motif batik yang mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas
Cirebon, jadi ada perbedaan antara motif megamendung dari China
dan yang dari Cirebon. Misalnya, pada motif megamendung China,
garis awan berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan yang dari
Cirebon, garis awan cenderung lonjong, lancip dan segitiga.
Sejarah batik di Cirebon juga terkait dengan perkembangan gerakan
tarekat yang konon berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Membatik pada awalnya dikerjakan oleh anggota tarekat yang
mengabdi di keraton sebagai sumber ekonomi untuk membiayai
kelompok tarekat tersebut. Para pengikut tarekat tinggal di desa
Trusmi dan sekitarnya. Desa ini terletak kira-kira 4 km dari Cirebon
menuju ke arah barat daya atau menuju ke arah Bandung. Oleh
karena itu, sampai sekarng batik Cirebon identik dengan
batik Trusmi.
Filosofi Batik Megamendung
Motif Megamendung yang digunakan oleh masyarakat Cirebon sebagai
motif dasar batik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia
pecinta batik, begitupula bagi masyarakat pecinta batik di luar negeri.
Bukti ketenaran motif Megamendung berasal dari kota Cirebon pernah
dijadikan sebagai cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang
berjudul Batik Design karya Pepin Van Roojen bangsaBelanda.Sejarah
timbulnya motif Megamendung yang diadopsi oleh masyarakat Cirebon
yang diambil dari berbagai macam buku dan literature selalu mengarah
pada sejarah kedatangan bangsa China yang datang ke wilayah Cirebon.
Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa Sunan Gunungjati menikahi
Ratu Ong Tien dari negeri China. Beberapa benda seni yang dibawa dari
negeri China diantaranya adalah keramik, piring, kain yang berhiasan
bentuk awan. Bentuk aan dalam beragam budaya melambangkan dunia
atas bilamana diambil dari faham Taoisme. Bentuk awan merupakan
gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental
(Ketuhanan). Konsep mengenai awan ini juga berpengaruh pada dunia
kesenirupaan Islam pada abad 16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk
ungkapan dunia besar atau alam bebas.
Batik Megamendung
Sejarah Batik Madura
Madura tidak hanya sekadar dikenal dengan kegiatan karapan sapinya namun
anda juga harus mengetahui keindahan yang penuh warna yaitu batik madura
yang memiliki esensi seni bercita rasa unggul. Batik Madura merupakan salah satu
warisan budaya Indonesia yang kini mulai banyak digandrungi oleh masyarakat
Indonesia karena ragam motif yang dimiliki batik madura.Sejarah batik Madura
tidak terlepas dari peran kerajaan Pamelingan di Pamekasan, Madura. Kerajaan
Pamelingan memiliki keraton bernama mandilaras yang menjadi pusat
pemerintahan pada saat itu di bawah kendali Pangeran Ronggosukowati.
Dalam sejarahnya, batik Madura berkembang pada masa abad ke-16 hingga abad
ke-17 masehi. Ketika terjadi peperangan di Pamekasan Madura antara Raden
Azhar (Kiai Penghulu Bagandan) melawan Ke’ Lesap (putera Madura keturunan
Cakraningrat I) tersiar kabar bahwa Raden Azhar mengenakan pakaian
kebesarannya menggunakan model baju batik motif parang atau motif batik leres
dalam istilah bahasa madura. Dalam sejarah mengatakan bahwa Raden Azhar
adalah seorang ulama yang juga sebagai penasihat spriritual Adipati Pamekasan
yaitu Raden Ismail (Adipati Arya Adikara IV).Salah satu tokoh yang dianggap
penting dan paling berjasa memperkenalkan batik ke wilayah Madura yaitu
seorang Adipati Sumenep, Arya Wiraraja yang memiliki kedekatan dengan Raden
Wijaya dari kerajaan Majapahit.
Sejarah Batik Madura
Dalam banyak referensi dikatakan bahwa motif batik leres merupakan motif batik
dengan menonjolkan garis melintang simetris. Motif batik madura cenderung
menyajikan warna yang berani seperti warna biru, kuning, merah dan hijau daun.
Warna yang dihasilkan pada kain terbuat dari bahan pewarna alami soga alam,
seperti mengkudu dan tingi digunakan sebagai pewarna merah. Sedangkan Daun
tarum digunakan untuk pewarna biru, serta kulit mundu yang ditambah tawas
untuk memberikan efek warna hijau pada kain batik. Proses perendaman kain
dilakukan untuk menentukan tingkat terang dan gelapnya warna yang dihasilkan,
lama perendaman kain batik biasanya antara 1-3 bulan. Selain untuk menentukan
gelap terang kain juga bertujuan untuk membuat warna kain tersebut lebih tahan
lama.Goresan canting dan gerak tangan yang tercipta pada sehelai kain batik
melibatkan perasaan dan pikiran-nya.
Ragam motif batik madura diambil dari motif binatang, tumbuhan, juga motif
kombinasi yang merupakan kreasi para pembatiknya. Batik Madura memiliki 2 jenis
motif batik,yaitu motif batik pesisiran yang mempunyai motif dan warna yang
cenderung berani, di sisi lain batik pedalaman cenderung bergaya klasik dengan
ornamen utama warna gelap.Salah satu ciri khas lain yang dimiliki batik madura
adalah munculnya garis-garis dominan yang tersaji dalam satu desain batiknya.
Setiap desain batik madura memiliki cerita dan filosofi unik untuk
merepresentasikan kehidupan sehari-hari masyarakat madura.
Sejarah Batik Bali
Di Bali, industri kerajinan batik dimulai sekitar dekade 1970-an. Industri tersebut
dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan,
Sukawati Gianyar, dengan teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal
dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin
Kerapnya orang Bali mengenakan batik untuk berupa cara sebagai bahan kain maupun
udeng (ikat kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus berkembang dang maju.
Kini di Bali telah tumbuh puluhan industri Batik yang menampilkan corak-corak khas Bali,
juga corak-corak perpaduan Bali dengan luar Bali seperti Bali-Papua, Bali-Pekalongan, dan
lain-lain.Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi
salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan
hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para
pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka
kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-
masing.Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas
menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang.
Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian
rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan
waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri
dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon
mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya
dibuat dari tanahlumpur.Bali memiliki berbagai macam design, motif dan corak asli.
Banyak desain batik khas Bali telah lahir yang biasanya dipadukan dengan motif batik yang
ada dari berbagai wilayah di Tanah Air dan pengaruh motif China.
Batik Bali
Sejarah Batik Pekalongan
Batik Pekalongan berasal dari daerah Pekalongan Jawa Tengah, dimana batik yang
mempunyai corak yang khas dan beraneka warna atau kaya warna sekarang sudah
menjadi pekerjaan utama atau nafas hidup penduduk pekalongan. Bisa kita
katakan bahwa batik ini sudah mendunia dan menjadi salah satu warisan
budayaIndonesia.Menurut sejarah Batik Pekalongan mulai muncul sejak jaman
kerajaan Mataram sekitar tahun 1800 an, walaupun itu tidak pasti kemunculannya.
Karena pada jaman kerajaan Mataram ada beberapa bangsa luar seperti Bangsa
Cina yang datang sehingga corak baju batik Pekalongan banyak dipengaruhi oleh
kebudayaan bangsa-bangsa tersebut.Karena Batik Pekalongan banyak dikerjakan
dirumah-rumah maka maka sebagian besar penduduk pekalongan sudah
mempunyai mata pencaharian sendiri sehingga kemakmuran terjadi. Dan mereka
mengerjakan Batik pekalongan tersebut sebagian besar secara tradisional tapi ada
pula yang memakai tehnologi bagi yang bermodal besar, kalaupun mereka yang
hanya bermodal kecil namun mereka tetap berkarya di rumah-rumah.Seiring
dengan berkembangnya jaman, Batik Pekalongan juga berkembang sangat pesat
dan terkenal sampai sekarang sehingga Pekalongan disebut Kota Batik dimana ada
macam-macam batik lainnya yang berasal dari daerah lain (pula misalnya Batik
Yogya, Batik Solo, Batik Madura dan lain-lain). Perkembangannya tersebut juga
mempengaruhi corak dan warna yang disesuaikan dengan peminat baju batik
Pekalongan. Tapi Batik Pekalongan tetap menggunakan cat atau pewarna alami.
Diantaranya yaitu batik sarimbit tulis tapi ada juga batik cap. Yang kebanyakan
sekarang dikerjakan oleh industry kecil dan menengah.
Batik Pekalongan
Sejarah Batik Afrika
Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta
Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Teknik membatik yang paling maju
dapat ditemukan di Nigeria,dimana orang-orang Yoruba membuat kain
Adire. Ada 2 metode pewarnaan dengan lilih yang digunakan. Adire
elesoyang memakai teknik ikat serta jahit dan adire eleko yang memakai
teknik gumpalan pati. Gumpalan ini biasanya terbuat dari tepung
tapioka,beras,tawas atau tembaga sulfat yang dididihkan bersama
sehingga menghasilkan gumpalan tebal dan halus. Suku Yoruba di Afrika
Barat menggunakan gumpalan pati ini sebagai lapisan pelindung
warna,sementara masyarakat Senegal menggunakan gumpalan beras.
Selain itu salah satu perintis batik ,Nelson Mandela. Dinamai begitu
karena masyarakat Afrika Selatan mengenal batik dari Nelson Mandela,
yang ternyata sangat menyukai dan sering kali memakai batik dari
Indonesia! Hal tersebut bukan menjadi rahasia, karena di Museum
Apartheid pun ada keterangan yang menyatakan kalau Indonesia pernah
menghadiahkan batik pada Mandela. Cerita lainnya adalah Belanda yang
pernah memproduksi massal batik kemudian dijual ke kolonial di Afrika
Barat.
Sejarah Batik Afrika
Adire eleso yang memakai teknik ikat serta jahit dan adire eleko yang
memakai teknik gumpalan pati. Gumpalan ini biasanya terbuat dari tepung
tapioka,beras,tawas atau tembaga sulfat yang dididihkan bersama sehingga
menghasilkan gumpalan tebal dan halus. Suku Yoruba di Afrika Barat
menggunakan gumpalan pati ini sebagai lapisan pelindung
warna,sementara masyarakat Senegal menggunakan gumpalan beras.
Gumpalan-gumpalan ini digunakan dalam dua cara yang berbeda. Sketsa
digambar dengan stensil logam tipis yang fleksibel atau perangkat yang
terbuat dari kayu. Alat ini memungkinkan terbentuknya pola berulang yang
akurat. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh kaum pria. Proses selanjutnya
dilakukan oleh kaum perempuan,yaitu kain tradisional akan didesain lebih
lanjut dengan menggunakan peralatan sederhana seperti bulu,tongkat
tipis,sepotong tulang halus atau logam dan alat sisir dari kayu.
Madiba's Shirt (batik) ini tidak diproduksi dengan mutu yang baik, mereka
membuatnya dengan cara cap atau sablon, dengan motif yang disesuaikan
dengan kultur setempat. Cara penjualannya pun seperti tidak layak, karena
banyak digantung-gantung di pagar, sehingga kurang menarik perhatian
wisatawan.
Batik Afrika
Sejarah Batik Belanda
Pada waktu zaman penjajan Belanda, warga keturunan Belanda banyak
yang tertarik dengan batik Batik Indonesia. Mereka membuat motif
sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga-bunga Eropa,
seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.Ada
yang bermotif Hansel n Gretell. cinderella, snow white dll.
Batik Indo-Eropa di Indonesia dikenal sebagai Batik Belanda, adalah gaya
Batik terutama oleh wanita Indo-Eropa (Indo's) adalah dikembangkan
untuk perempuan perempuan Eropa di Hindia Belanda antara 1840 dan
1940. Wanita yang telah memulai gaya Carolina Josephina Franqemont ,
dia asal Indonesia campuran Eropa. Mereka berhasil pertama di Indonesia
yang kaya warna batik harus dilakukan dengan pewarna sayuran.
Gambar khas di Indo-Eropa sarung batik adalah karangan bunga, ilustrasi
dongeng Eropa dan ilustrasi dari wallpaper Eropa. Wanita Indo-Eropa
adalah yang pertama untuk menjadi batik diproduksi industri dan dengan
demikian penyebaran batik ke daerah lain dan dipromosikan yang
pertama untuk gaya batik modern dikembangkan.
Batik Belanda
Sejarah Batik Thailand
Seperti Indonesia, Thailand juga memiliki batik. Biasanya corak
dan warna batik negeri gajah putih ini terkesan cerah dan
berwarna-warni. Inspirasinya ada yang mengambil motif
hewani dan nabati. Memang batik berasal dari Indonesia,
namun akhirnya banyak menginspirasi negara-negara lain untuk
membuat bati khas negeri sendiri.
Terdapat beberapa teknik dalam melukis batik. Secara umum
proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pewarnaan,
pemberian bahan lilin pada kain dan pelepasan lilin dari kain.
Motif yang paling mudah dan umumnya diajarkan pada mereka
yang beru pertama kali mencoba adalah motif bunga.
Apinan Tovankasame, yang mendirikan Baan Batik, telah lama
memiliki kecintaan terhadap seni yang satu ini. Beliau aslinya
adalah orang asli Bangkok, dan akhirnya pindah ke Phuket
karena mengajarkan seni melukis batik pada warga lokal dan
wisatawan yang ingin mencoba.
Batik Thailand
Sejarah Batik Malaysia
Sejarah batik Malaysia dimulai pada abad ke 18 saat Batik Minah Pelangi
mendirikan perusahaan Batik di Trengganu. Pada tahun 1911 Haji Che Su
bin Haji Ishak mendirikan perusahaan Batik di kawasan Lorong Gajah
Mati, Kota Baru - Kelantan. Pada jaman dahulu, masyarakat Melayu
menggunakan kentang sebagai alat cap pembuat batik, tetapi saat ini kain
batik telah dibuat dengan alat-alat modern. Di Melayu (Pulau Sumatra
dan Malaysia), suatu motif batik yang disebut Batik Pelangi yang telah
diperkenalkan sejak tahun 1770-an. Pada saat itu teknik pembuatan batik
hanyalah menggunakan teknik ikat dan celup dan dikenali sebagai Batik
Pelangi. Pada saat itu kain diimport dari Thailand jenis ‘Kain Pereir’
sementara itu pewarna dibuat sendiri dengan menggunakan pewarna
buah dan kulit kayu. Warna kain batik pelangi hanyalah Biru dan hitam
saja. Pada tahun 1922 Haji Che Su telah mulai membuat batik yang
menggunakan blok kayu (tehnik batik cap). Pada tahun 1926 pewarna
kimia dari Eropa telah membawa perkembangan batik Malaysia dan
mulai banyak digunakan. Aneka corak batik awalnya dipengaruhi oleh
corak batik Indonesia disertai dengan nama batik yang dikomersialkan.
Sejarah Batik China
Pada ratusan tahun lalu orang-orang China banyak bermukim di Pulau Jawa seperti Indramayu,
Cirebon, Pekalongan, Lasem, dan Tuban lalu berbaur dengan penduduk asli. Bahkan mereka
melakukan perkawinan budaya dan melahirkan keturunan yang disebut peranakan.
Etnis China di Indonesia tetap membawa adat-istiadat, agama dan budaya tanah leluhur mereka
dengan diselaraskan dengan budaya setempat. Misalnya, mereka berpakaian mengikuti cara
berpakaian penduduk setempat. Wanita menggunakan sarung batik kemudian pria memakai
celana dari bahan batik. Kemudian akhirnya timbullah akulturasi budaya yang menyebabkan
munculnya kreasi batik-batik dengan ragam hias yang berasal dari budaya China. Biasanya batik
ini disebut Batik Pecinan atau biasa juga disebut dengan Batik Pecinan.
Pola Batik China atau Pecinan lebih rumit dan halus dengan menampilkan pola-pola dengan
ragam hias satwa mitos China, seperti naga, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin
(anjing berkepala singa), serta dewa dan dewi Kong Hu Chu. Kemudian Batik Pecinan
berkembang memiliki ragam hias buketan atau bunga-bunga karena dipengaruhi dari pola Batik
Belanda. Namun pada perkembangannya saat ini, Batik China menunjukkan pola-pola yang lebih
beragam, contohnya pola-pola dengan pengaruh ragam hias Batik Keraton.
Sarung-sarung batik yang mereka gunakan polanya mirip dengan hiasan pada keramik China,
seperti banji yang melambangkan kebahagian ataupun kelelawar yang melambangkan nasib baik.
Selain dijadikan untuk bahan pakaian, batik yang dihasilkan orang China atau peranakan, mereka
gunakan juga sebagai perlengkapan keagamaan, seperti kain altar (tok-wi) dan taplak meja (mu-
kli).Maka dari itu penting sekali untuk lebih meningkatkan kesadaran kita terhadap akulturasi
budaya China dan Indonesia. Sebab ini merupakan aset bangsa yang perlu dilestarikan dan
dipelajari untuk generasi mendatang.
Batik China

More Related Content

Similar to Prakarya xi.pptx

budaya batik solo dikalangan masyarakatnya
budaya batik solo dikalangan masyarakatnyabudaya batik solo dikalangan masyarakatnya
budaya batik solo dikalangan masyarakatnya
Bilhad Hard
 
Batik dindonesia
Batik dindonesiaBatik dindonesia
Batik dindonesia
Yasirecin Yasir
 
Sejarteknik batik
Sejarteknik batikSejarteknik batik
Sejarteknik batik
atmo666
 
Batik pesisir pusaka indonesia
Batik pesisir pusaka indonesiaBatik pesisir pusaka indonesia
Batik pesisir pusaka indonesia
Batik Klasik
 
Tugas mata kuliah Desain kemasan produk batik
Tugas mata kuliah Desain kemasan produk batikTugas mata kuliah Desain kemasan produk batik
Tugas mata kuliah Desain kemasan produk batikArka Pratama
 
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik soloSejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
pusatbatiksolo
 
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
andiniregik
 
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
yayan26091989
 
Batik warisan
Batik warisanBatik warisan
Batik warisan
Batik Klasik
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiahDae Zhun
 
Batik pesisir Asli dari Indonesia
Batik pesisir Asli dari IndonesiaBatik pesisir Asli dari Indonesia
Batik pesisir Asli dari Indonesia
Batik Klasik
 
Batik Kalimantan
Batik KalimantanBatik Kalimantan
Batik Kalimantan
Frestiany Regina Putri
 
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkk
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkkPerkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkk
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkk
Alexandria Kairo
 
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.
Alexandria Kairo
 
Nusantara
NusantaraNusantara
Nusantara
Seould Goblock
 
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"
Nopiie Deep Deep
 
Prakarya Batik indonesia
Prakarya Batik indonesiaPrakarya Batik indonesia
Prakarya Batik indonesia
Krisdiana 1911
 
Batik
BatikBatik
Batik
raihan294
 
Batik
BatikBatik
Batik
raihan294
 
Batik
BatikBatik
Batik
raihan294
 

Similar to Prakarya xi.pptx (20)

budaya batik solo dikalangan masyarakatnya
budaya batik solo dikalangan masyarakatnyabudaya batik solo dikalangan masyarakatnya
budaya batik solo dikalangan masyarakatnya
 
Batik dindonesia
Batik dindonesiaBatik dindonesia
Batik dindonesia
 
Sejarteknik batik
Sejarteknik batikSejarteknik batik
Sejarteknik batik
 
Batik pesisir pusaka indonesia
Batik pesisir pusaka indonesiaBatik pesisir pusaka indonesia
Batik pesisir pusaka indonesia
 
Tugas mata kuliah Desain kemasan produk batik
Tugas mata kuliah Desain kemasan produk batikTugas mata kuliah Desain kemasan produk batik
Tugas mata kuliah Desain kemasan produk batik
 
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik soloSejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
 
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
 
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
 
Batik warisan
Batik warisanBatik warisan
Batik warisan
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
Batik pesisir Asli dari Indonesia
Batik pesisir Asli dari IndonesiaBatik pesisir Asli dari Indonesia
Batik pesisir Asli dari Indonesia
 
Batik Kalimantan
Batik KalimantanBatik Kalimantan
Batik Kalimantan
 
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkk
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkkPerkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkk
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkk
 
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.
 
Nusantara
NusantaraNusantara
Nusantara
 
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"
 
Prakarya Batik indonesia
Prakarya Batik indonesiaPrakarya Batik indonesia
Prakarya Batik indonesia
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Batik
BatikBatik
Batik
 

Recently uploaded

Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-LitbangDesain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
ahmadsyahril26
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
sayangkamuu240203
 
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket BAksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
renysavitri
 
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptxMATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
abbazpesulap
 
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptxaksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
HerlinaHelnayanti
 
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdfSpanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
PURNAWANYB1
 
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikanMateri bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
SukmaWati809736
 

Recently uploaded (7)

Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-LitbangDesain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
 
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket BAksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
 
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptxMATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptxaksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
 
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdfSpanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
 
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikanMateri bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
 

Prakarya xi.pptx

  • 2. Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, di mana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
  • 3. Sejarah Perkembangan Batik Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Jaman kerajaan Majapahit b. Jaman penyebaran Islam c. Batik Solo dan Yogyakarta d. Batik di wilayah lainnya
  • 4. Jaman Kerajaan Majapahit Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang juga tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu clash tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu, ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.
  • 5. Jaman Penyebaran Islam Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang diasuh Kyai Hasan Basri. Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren Tegalsari mendidik anak didiknya untuk menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.
  • 6. Batik Solo dan Yogyakarta Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada masa raja Panembahan Senopati. Plered merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan, keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat biasa.Ketika masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang menyebabkan keluarga kerajaan yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah lain seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo, Tulung Agung dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di kalangan luas.
  • 7. Batik di Wilayah Lainnya Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah perang Diponegoro, batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah Banyumas. Batik Banyumas dikenal dengan motif dan warna khusus dan dikenal dengan batik Banyumas. Selain ke Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga ada yang menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik di daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo. Selain di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal ini terjadi karena masyarakat dari Jawa Tengah merantau ke kota seperti Ciamis dan Tasikmalaya. Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah Wurug, Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai berkembang dari keraton dan mempunyai ciri khas tersendiri.
  • 8. Sejarah Batik Yogyakarta Perjalanan “Batik Yogya” tidak bisa lepas dari perjanjian Giyanti 1755. Begitu Mataram terbelah dua, dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, busana Mataram diangkut dari Surakarta ke Ngayogyakarta maka Sri Susuhunan Pakubuwono II merancang busana baru dan pakaian adat Kraton Surakarta berbeda dengan busana Yogya. Di desa Giyanti, perundingan itu berlangsung. Yang hasilnya antara lain , Daerah atau Wilayah Mataram dibagi dua, satu bagian dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan PB II di Surakarta Hadiningrat , sebagian lagi dibawah kekuasaan Kanjeng Pangeran Mangkubumi yang setelah dinobatkan sebagai raja bergelarNgersa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Hamengku Buwana Senopati ing Ngalaga Ngabdul Rachman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang jumeneng kaping I,yang kemudian kratonnya dinamakanNgayogyakarta Hadiningrat. Semua pusaka dan benda-benda keraton juga dibagi dua. Busana Mataraman dibawa ke Yogyakarta , karena Kangjeng Pangeran Mangkubumi yang berkehendak melestarikannya. Oleh karena itu Surakarta dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan PB III merancang tata busana baru dan berhasil membuat Busana Adat Keraton Surakarta seperti yang kita lihat sampai sekarang ini.
  • 9. Sejarah Batik Yogyakarta Ciri khas batik gaya Yogyakarta , ada dua macam latar atau warna dasar kain. Putih dan Hitam. Sementara warna batik bisa putih (warna kain mori) , biru tua kehitaman dan coklat soga. Sered atau pinggiran kain, putih, diusahakan tidak sampai pecah sehingga kemasukan soga, baik kain berlatar hitam maupun putih. Ragam hiasnya pertama Geometris : garis miring lerek atau lereng , garis silang atau ceplok dan kawung , serta anyaman dan limaran.Ragam hias yang bersifat kedua non-geometris semen , lung- lungan dan boketan.Ragam hias yang bersifat simbolis erat hubungannya dengan falsafah Hindu – Jawa ( Ny.Nian S Jumena ) antara lain : Sawat Melambangkan mahkota atau penguasa tinggi , Meru melambangkan gunung atau tanah ( bumi ) , Naga melambangkan air , Burung melambangkan angin atau dunia atas , Lidah api melambangkan nyala atau geni.Sejak pertama sudah ada kain larangan. Setiap Sultan yang bertahta berhak membuat peraturan baru atau larangan-larangan. Terakhir, Sri Paduka Sultan HB VIII membuat peraturan baru ( revisi ) berjudul Pranatan dalem bab namanipun peangangge keprabon ing Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dimuat dalam Rijksblad van Djokjakarta No 19. th 1927, Yang dimaksud pangangge keprabon ( busana keprabon ) adalah : kuluk ( wangkidan ), dodot / kampuh serta bebet prajuritan, bebet nyamping (kain panjang ) , celana sarta glisire ( celana cindhe , beludru , sutra , katun dan gelisirnya ), payung atau songsong.
  • 10. Motif Batik Yogyakarta dan Filosofinya Berkembangnya batik sebagai sebuah trend fashion di berbagai kalangan, baik itu tua muda, hingga beragam profesi & latar belakang ekonomi, semakin meluweskan munculnya motif batik modern. Salah satu yang sering mendapat sorotan adalah motif batik dari kota Yogyakarta atau Jogjakarta. Batik Jogja atau Batik Yogya pada dasarnya merupakan batik yang memiliki corak batik dengan dasar putih.
  • 12. Sejarah Batik Sidoarjo Keberadaan batik di Sidoarjo ini tak lepas dari peran seorang lelaki legendaris bernama Mbah Mulyadi. Dialah yang menyebarkan ketrampilan batik di Sidoarjo. Mbah Mulyadi ini adalah keturunan raja Kediri yang lari ke Sidoarjo untuk menghindari kejaran penjajah Belanda. Agar terhindar dari kejaran Belanda, Mbah Mulyadi menyamar sebagai pedagang. Mbah Mulyadi ini adalah seorang ulama besar yang mendirikan masjid Al-Abror, cikal bakal ibukota Sidoarjo. Karena memiliki ketrampilan membatik, Mbah Mulyadi kemudian mengajarkan kepada orang-orang sehingga terbentuklah sebuah komunitas. Dari semula hanya belajar membatik, Mbah Mulyadi juga memberikan syiar Islam. Dari sinilah seni batik kemudian berkembang ke daerah-daerah lain di Sidoarjo. Setidaknya, ada tiga motif batik khas Sidoarjo, yakni beras utah, kembang bayem, dan kebun tebu. Beras Utah ini terkait dengan melimpahnya bahan pangan terutama padi yang ada di Sidoarjo. Sehingga, dengan penduduk Sidoarjo yang relative kecil waktu itu, kelebihan beras tersebut tentu akan dilimpahkan ke daerah lain. Sedangkan motif Kebun Tebu ini terkait dengan Sidoarjo yang dulunya dikenal sebagai penghasil gula terbesar. Sehingga, tentu banyak pula kebun-kebun tebu yang menjadi bahan baku gula. Saat ini, situs- situs yang menunjukkan Sidoarjo sebagai penghasil gula masih ada. Sementara, motif Kembang Bayem ini terkait dengan banyaknya sayuran bayam di daerah pedesaan Sidoarjo. Tanaman tersebut sangat mudah dijumpai di sekitar rumah penduduk, baik yang ditanam maupun yang tumbuh liar.
  • 13. Sejarah Batik Sidoarjo Sebenarnya, dari segi warna, batik khas Sidoarjo tidak begitu mencolok dan cenderung berwarna gelap (cokelat) dan motifnya tidak ada yang memakai binatang. Namun, karena konsumen kebanyakan masyarakat Madura, maka pengrajin batik Sidoarjo pun mengikuti permintaan tersebut. Sehingga, muncullah warna- warna mencolok seperti merah, biru, hitam dan sebagainya. Karena itulah, Sidoarjo juga terkenal dengan batik motif Madura. Pengrajin batik di Kabupaten Sidoarjo memang tidak telalu banyak, namun telah ada pada ratusan tahun yang lalu, batik batik ini di buat secara turun temurun, oleh pengrajin batik hingga sekarang terkenal dengan kampung batik. Ada juga yang namanya batik Kenongo. Secara umum, ciri khas batik-batik Sidoarjo adalah warna yang dominan seperti merah, biru dan hijau dengan warna yang sangat kuat (terang). Batik -batik ini masih dikerjakan secara traditional (batik Tulis) dengan pewarnaan alami
  • 15. Sejarah Batik Cirebon Sejarah timbulnya motif megamendung berdasarkan buku dan literatur yang ada selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China ke wilayah Cirebon. Hal ini tidak mengherankan karena pelabuhan Muara Jati di Cirebon merupakan tempat persinggahan para pendatang dari dalam dan luar negeri. Tercatat jelas dalam sejarah, bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-16, menikahi Ratu Ong Tien dari China. Beberapa benda seni yang dibawa dari China seperti keramik, piring dan kain berhiaskan bentuk awan. Dalam faham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan juga berpengaruh di dunia kesenirupaan Islam pada abad ke- 16, yang digunakan kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
  • 16. Sejarah Batik Cirebon Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien menjadi pintu gerbang masuknya budaya dan tradisi China ke keraton Cirebon. Para pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi China ke dalam motif batik yang mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas Cirebon, jadi ada perbedaan antara motif megamendung dari China dan yang dari Cirebon. Misalnya, pada motif megamendung China, garis awan berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan yang dari Cirebon, garis awan cenderung lonjong, lancip dan segitiga. Sejarah batik di Cirebon juga terkait dengan perkembangan gerakan tarekat yang konon berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Membatik pada awalnya dikerjakan oleh anggota tarekat yang mengabdi di keraton sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok tarekat tersebut. Para pengikut tarekat tinggal di desa Trusmi dan sekitarnya. Desa ini terletak kira-kira 4 km dari Cirebon menuju ke arah barat daya atau menuju ke arah Bandung. Oleh karena itu, sampai sekarng batik Cirebon identik dengan batik Trusmi.
  • 17. Filosofi Batik Megamendung Motif Megamendung yang digunakan oleh masyarakat Cirebon sebagai motif dasar batik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia pecinta batik, begitupula bagi masyarakat pecinta batik di luar negeri. Bukti ketenaran motif Megamendung berasal dari kota Cirebon pernah dijadikan sebagai cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design karya Pepin Van Roojen bangsaBelanda.Sejarah timbulnya motif Megamendung yang diadopsi oleh masyarakat Cirebon yang diambil dari berbagai macam buku dan literature selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China yang datang ke wilayah Cirebon. Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China. Beberapa benda seni yang dibawa dari negeri China diantaranya adalah keramik, piring, kain yang berhiasan bentuk awan. Bentuk aan dalam beragam budaya melambangkan dunia atas bilamana diambil dari faham Taoisme. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan ini juga berpengaruh pada dunia kesenirupaan Islam pada abad 16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
  • 19. Sejarah Batik Madura Madura tidak hanya sekadar dikenal dengan kegiatan karapan sapinya namun anda juga harus mengetahui keindahan yang penuh warna yaitu batik madura yang memiliki esensi seni bercita rasa unggul. Batik Madura merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang kini mulai banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia karena ragam motif yang dimiliki batik madura.Sejarah batik Madura tidak terlepas dari peran kerajaan Pamelingan di Pamekasan, Madura. Kerajaan Pamelingan memiliki keraton bernama mandilaras yang menjadi pusat pemerintahan pada saat itu di bawah kendali Pangeran Ronggosukowati. Dalam sejarahnya, batik Madura berkembang pada masa abad ke-16 hingga abad ke-17 masehi. Ketika terjadi peperangan di Pamekasan Madura antara Raden Azhar (Kiai Penghulu Bagandan) melawan Ke’ Lesap (putera Madura keturunan Cakraningrat I) tersiar kabar bahwa Raden Azhar mengenakan pakaian kebesarannya menggunakan model baju batik motif parang atau motif batik leres dalam istilah bahasa madura. Dalam sejarah mengatakan bahwa Raden Azhar adalah seorang ulama yang juga sebagai penasihat spriritual Adipati Pamekasan yaitu Raden Ismail (Adipati Arya Adikara IV).Salah satu tokoh yang dianggap penting dan paling berjasa memperkenalkan batik ke wilayah Madura yaitu seorang Adipati Sumenep, Arya Wiraraja yang memiliki kedekatan dengan Raden Wijaya dari kerajaan Majapahit.
  • 20. Sejarah Batik Madura Dalam banyak referensi dikatakan bahwa motif batik leres merupakan motif batik dengan menonjolkan garis melintang simetris. Motif batik madura cenderung menyajikan warna yang berani seperti warna biru, kuning, merah dan hijau daun. Warna yang dihasilkan pada kain terbuat dari bahan pewarna alami soga alam, seperti mengkudu dan tingi digunakan sebagai pewarna merah. Sedangkan Daun tarum digunakan untuk pewarna biru, serta kulit mundu yang ditambah tawas untuk memberikan efek warna hijau pada kain batik. Proses perendaman kain dilakukan untuk menentukan tingkat terang dan gelapnya warna yang dihasilkan, lama perendaman kain batik biasanya antara 1-3 bulan. Selain untuk menentukan gelap terang kain juga bertujuan untuk membuat warna kain tersebut lebih tahan lama.Goresan canting dan gerak tangan yang tercipta pada sehelai kain batik melibatkan perasaan dan pikiran-nya. Ragam motif batik madura diambil dari motif binatang, tumbuhan, juga motif kombinasi yang merupakan kreasi para pembatiknya. Batik Madura memiliki 2 jenis motif batik,yaitu motif batik pesisiran yang mempunyai motif dan warna yang cenderung berani, di sisi lain batik pedalaman cenderung bergaya klasik dengan ornamen utama warna gelap.Salah satu ciri khas lain yang dimiliki batik madura adalah munculnya garis-garis dominan yang tersaji dalam satu desain batiknya. Setiap desain batik madura memiliki cerita dan filosofi unik untuk merepresentasikan kehidupan sehari-hari masyarakat madura.
  • 21. Sejarah Batik Bali Di Bali, industri kerajinan batik dimulai sekitar dekade 1970-an. Industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati Gianyar, dengan teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin Kerapnya orang Bali mengenakan batik untuk berupa cara sebagai bahan kain maupun udeng (ikat kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus berkembang dang maju. Kini di Bali telah tumbuh puluhan industri Batik yang menampilkan corak-corak khas Bali, juga corak-corak perpaduan Bali dengan luar Bali seperti Bali-Papua, Bali-Pekalongan, dan lain-lain.Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing- masing.Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.Bali memiliki berbagai macam design, motif dan corak asli. Banyak desain batik khas Bali telah lahir yang biasanya dipadukan dengan motif batik yang ada dari berbagai wilayah di Tanah Air dan pengaruh motif China.
  • 23. Sejarah Batik Pekalongan Batik Pekalongan berasal dari daerah Pekalongan Jawa Tengah, dimana batik yang mempunyai corak yang khas dan beraneka warna atau kaya warna sekarang sudah menjadi pekerjaan utama atau nafas hidup penduduk pekalongan. Bisa kita katakan bahwa batik ini sudah mendunia dan menjadi salah satu warisan budayaIndonesia.Menurut sejarah Batik Pekalongan mulai muncul sejak jaman kerajaan Mataram sekitar tahun 1800 an, walaupun itu tidak pasti kemunculannya. Karena pada jaman kerajaan Mataram ada beberapa bangsa luar seperti Bangsa Cina yang datang sehingga corak baju batik Pekalongan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa tersebut.Karena Batik Pekalongan banyak dikerjakan dirumah-rumah maka maka sebagian besar penduduk pekalongan sudah mempunyai mata pencaharian sendiri sehingga kemakmuran terjadi. Dan mereka mengerjakan Batik pekalongan tersebut sebagian besar secara tradisional tapi ada pula yang memakai tehnologi bagi yang bermodal besar, kalaupun mereka yang hanya bermodal kecil namun mereka tetap berkarya di rumah-rumah.Seiring dengan berkembangnya jaman, Batik Pekalongan juga berkembang sangat pesat dan terkenal sampai sekarang sehingga Pekalongan disebut Kota Batik dimana ada macam-macam batik lainnya yang berasal dari daerah lain (pula misalnya Batik Yogya, Batik Solo, Batik Madura dan lain-lain). Perkembangannya tersebut juga mempengaruhi corak dan warna yang disesuaikan dengan peminat baju batik Pekalongan. Tapi Batik Pekalongan tetap menggunakan cat atau pewarna alami. Diantaranya yaitu batik sarimbit tulis tapi ada juga batik cap. Yang kebanyakan sekarang dikerjakan oleh industry kecil dan menengah.
  • 25. Sejarah Batik Afrika Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Teknik membatik yang paling maju dapat ditemukan di Nigeria,dimana orang-orang Yoruba membuat kain Adire. Ada 2 metode pewarnaan dengan lilih yang digunakan. Adire elesoyang memakai teknik ikat serta jahit dan adire eleko yang memakai teknik gumpalan pati. Gumpalan ini biasanya terbuat dari tepung tapioka,beras,tawas atau tembaga sulfat yang dididihkan bersama sehingga menghasilkan gumpalan tebal dan halus. Suku Yoruba di Afrika Barat menggunakan gumpalan pati ini sebagai lapisan pelindung warna,sementara masyarakat Senegal menggunakan gumpalan beras. Selain itu salah satu perintis batik ,Nelson Mandela. Dinamai begitu karena masyarakat Afrika Selatan mengenal batik dari Nelson Mandela, yang ternyata sangat menyukai dan sering kali memakai batik dari Indonesia! Hal tersebut bukan menjadi rahasia, karena di Museum Apartheid pun ada keterangan yang menyatakan kalau Indonesia pernah menghadiahkan batik pada Mandela. Cerita lainnya adalah Belanda yang pernah memproduksi massal batik kemudian dijual ke kolonial di Afrika Barat.
  • 26. Sejarah Batik Afrika Adire eleso yang memakai teknik ikat serta jahit dan adire eleko yang memakai teknik gumpalan pati. Gumpalan ini biasanya terbuat dari tepung tapioka,beras,tawas atau tembaga sulfat yang dididihkan bersama sehingga menghasilkan gumpalan tebal dan halus. Suku Yoruba di Afrika Barat menggunakan gumpalan pati ini sebagai lapisan pelindung warna,sementara masyarakat Senegal menggunakan gumpalan beras. Gumpalan-gumpalan ini digunakan dalam dua cara yang berbeda. Sketsa digambar dengan stensil logam tipis yang fleksibel atau perangkat yang terbuat dari kayu. Alat ini memungkinkan terbentuknya pola berulang yang akurat. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh kaum pria. Proses selanjutnya dilakukan oleh kaum perempuan,yaitu kain tradisional akan didesain lebih lanjut dengan menggunakan peralatan sederhana seperti bulu,tongkat tipis,sepotong tulang halus atau logam dan alat sisir dari kayu. Madiba's Shirt (batik) ini tidak diproduksi dengan mutu yang baik, mereka membuatnya dengan cara cap atau sablon, dengan motif yang disesuaikan dengan kultur setempat. Cara penjualannya pun seperti tidak layak, karena banyak digantung-gantung di pagar, sehingga kurang menarik perhatian wisatawan.
  • 28. Sejarah Batik Belanda Pada waktu zaman penjajan Belanda, warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.Ada yang bermotif Hansel n Gretell. cinderella, snow white dll. Batik Indo-Eropa di Indonesia dikenal sebagai Batik Belanda, adalah gaya Batik terutama oleh wanita Indo-Eropa (Indo's) adalah dikembangkan untuk perempuan perempuan Eropa di Hindia Belanda antara 1840 dan 1940. Wanita yang telah memulai gaya Carolina Josephina Franqemont , dia asal Indonesia campuran Eropa. Mereka berhasil pertama di Indonesia yang kaya warna batik harus dilakukan dengan pewarna sayuran. Gambar khas di Indo-Eropa sarung batik adalah karangan bunga, ilustrasi dongeng Eropa dan ilustrasi dari wallpaper Eropa. Wanita Indo-Eropa adalah yang pertama untuk menjadi batik diproduksi industri dan dengan demikian penyebaran batik ke daerah lain dan dipromosikan yang pertama untuk gaya batik modern dikembangkan.
  • 30. Sejarah Batik Thailand Seperti Indonesia, Thailand juga memiliki batik. Biasanya corak dan warna batik negeri gajah putih ini terkesan cerah dan berwarna-warni. Inspirasinya ada yang mengambil motif hewani dan nabati. Memang batik berasal dari Indonesia, namun akhirnya banyak menginspirasi negara-negara lain untuk membuat bati khas negeri sendiri. Terdapat beberapa teknik dalam melukis batik. Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pewarnaan, pemberian bahan lilin pada kain dan pelepasan lilin dari kain. Motif yang paling mudah dan umumnya diajarkan pada mereka yang beru pertama kali mencoba adalah motif bunga. Apinan Tovankasame, yang mendirikan Baan Batik, telah lama memiliki kecintaan terhadap seni yang satu ini. Beliau aslinya adalah orang asli Bangkok, dan akhirnya pindah ke Phuket karena mengajarkan seni melukis batik pada warga lokal dan wisatawan yang ingin mencoba.
  • 32. Sejarah Batik Malaysia Sejarah batik Malaysia dimulai pada abad ke 18 saat Batik Minah Pelangi mendirikan perusahaan Batik di Trengganu. Pada tahun 1911 Haji Che Su bin Haji Ishak mendirikan perusahaan Batik di kawasan Lorong Gajah Mati, Kota Baru - Kelantan. Pada jaman dahulu, masyarakat Melayu menggunakan kentang sebagai alat cap pembuat batik, tetapi saat ini kain batik telah dibuat dengan alat-alat modern. Di Melayu (Pulau Sumatra dan Malaysia), suatu motif batik yang disebut Batik Pelangi yang telah diperkenalkan sejak tahun 1770-an. Pada saat itu teknik pembuatan batik hanyalah menggunakan teknik ikat dan celup dan dikenali sebagai Batik Pelangi. Pada saat itu kain diimport dari Thailand jenis ‘Kain Pereir’ sementara itu pewarna dibuat sendiri dengan menggunakan pewarna buah dan kulit kayu. Warna kain batik pelangi hanyalah Biru dan hitam saja. Pada tahun 1922 Haji Che Su telah mulai membuat batik yang menggunakan blok kayu (tehnik batik cap). Pada tahun 1926 pewarna kimia dari Eropa telah membawa perkembangan batik Malaysia dan mulai banyak digunakan. Aneka corak batik awalnya dipengaruhi oleh corak batik Indonesia disertai dengan nama batik yang dikomersialkan.
  • 33. Sejarah Batik China Pada ratusan tahun lalu orang-orang China banyak bermukim di Pulau Jawa seperti Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Lasem, dan Tuban lalu berbaur dengan penduduk asli. Bahkan mereka melakukan perkawinan budaya dan melahirkan keturunan yang disebut peranakan. Etnis China di Indonesia tetap membawa adat-istiadat, agama dan budaya tanah leluhur mereka dengan diselaraskan dengan budaya setempat. Misalnya, mereka berpakaian mengikuti cara berpakaian penduduk setempat. Wanita menggunakan sarung batik kemudian pria memakai celana dari bahan batik. Kemudian akhirnya timbullah akulturasi budaya yang menyebabkan munculnya kreasi batik-batik dengan ragam hias yang berasal dari budaya China. Biasanya batik ini disebut Batik Pecinan atau biasa juga disebut dengan Batik Pecinan. Pola Batik China atau Pecinan lebih rumit dan halus dengan menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos China, seperti naga, burung phoenix (burung hong), kura-kura, kilin (anjing berkepala singa), serta dewa dan dewi Kong Hu Chu. Kemudian Batik Pecinan berkembang memiliki ragam hias buketan atau bunga-bunga karena dipengaruhi dari pola Batik Belanda. Namun pada perkembangannya saat ini, Batik China menunjukkan pola-pola yang lebih beragam, contohnya pola-pola dengan pengaruh ragam hias Batik Keraton. Sarung-sarung batik yang mereka gunakan polanya mirip dengan hiasan pada keramik China, seperti banji yang melambangkan kebahagian ataupun kelelawar yang melambangkan nasib baik. Selain dijadikan untuk bahan pakaian, batik yang dihasilkan orang China atau peranakan, mereka gunakan juga sebagai perlengkapan keagamaan, seperti kain altar (tok-wi) dan taplak meja (mu- kli).Maka dari itu penting sekali untuk lebih meningkatkan kesadaran kita terhadap akulturasi budaya China dan Indonesia. Sebab ini merupakan aset bangsa yang perlu dilestarikan dan dipelajari untuk generasi mendatang.