SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
TUGAS MATA KULIAH FOLKLOR JAWA 
Batu Belida Ajaib: 
Isyarat Kedatangan Islam di Tanah Dayak 
Oleh Alfisyahr Izzati / 3401412012 
PENDAHULUAN 
Kata folklor merupakan pengindonesiaan dari kata Inggris folklore, yang berasal dari kata 
folk dan lore. Menurut Alan Dundes, folk adalah sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri 
pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok lainnya. Lore 
adalah tradisi dari folk, yaitu sebagian kebudayaanya, yang diwariskan secara turun-temurun 
secara lisan melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu 
pengingat (mnemonic device). Jadi, folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang 
tersebar dan diwariskan turun-temurun, di antara kolektif macam apa saja ( Danandjaja, 1984:1). 
Folklor mempunyai beberapa ciri yang akan membedakannya dengan kebudayaan lain. 
Ciri-ciri tersebut adalah : 
1. Penyebaran dan pewarisannya disampaikan secara lisan. 
2. Bersifat tradisional yakni disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar 
diantara kolektif tertentu dalam waktu cukup lama (paling sedikit dua generasi). 
3. Cara penyampaian folklor secara lisan, sehingga menyebabkan folklor ada dalam versi-versi 
dan varian-varian. 
4. Bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui orang lagi. 
5. Mempunyai bentuk berumus dan berpola. 
6. Folklor mempunyai kegunaan (fungsi) dalam kehidupan kolektif. 
7. Folklor bersifat pralogis, artinya ia mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika 
umum. 
8. Milik bersama dari satu kolektif tertentu (Danandjaya, 1984:3-4). 
Menurut Ashworth dan Tunbridge (1990), peninggalan sejarah adalah salah satu dari 
sekian banyak potensi wisata dalam pariwisata kota. Kota Pangkalan Bun yang merupakan kota 
dari Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai sumber daya yang potensial untuk 
dikembangkan sebagai pariwisata kota, dilihat dari corak kehidupan masyarakat dan peninggalan 
sejarah dari Kerajaan Kutaringin. Salah satu cagar budaya peninggalan sejarah di Kotawaringin
adalah Makam Kyai Gede. Masyarakat mempunyai cara sendiri dalam menceritakan sejarah 
keberadaan makam dan cerita awal masuknya agama Islam di daerah Kotawaringin. Makam 
Kyai Gede hingga kini masih ramai dikunjungi atau diziarahi oleh jamaah Islam dari berbagai 
daerah. Makam Kyai Gede dan Masjid Kotawaringin Lama (masjid pertama di Kotawaringin) 
menjadi salah satu potensi wisata di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat. 
ISI CERITA RAKYAT 
Pada zaman dahulu kala di desa Kutaringin, ada sekelompok orang yang hidup dengan 
serba kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka berkebun. Di desa kutaringin 
ini ada sebuah sungai besar dan panjang. Sungai ini terkenal dengan nama sungai Lamandau. 
Sungai Lamandau ini selain digunakan sebagai tempat mandi oleh para penduduk, sungai ini 
juga di jadikan sebagai sumber mata penceharian mereka. 
Suatu hari ada salah satu dari penduduk mandi di sungai Lamandau pada saat matahari 
terbenam. Ketika ia mandi datanglah seekor ikan balida menemui penduduk tersebut. Kejadian 
yang serupa terjadi pula pada penduduk yang lain. Bahkan setiap mereka mandi ikan balida 
tersebut selalu datang menemui mereka. Seiring berjalannya waktu, di desa Kutaringin ini 
mengalami perubahan musim. Hujan tak kunjung turun. Air di sungai Lamandau pun hampir 
kering. Kemarau yang berlarut-larut membuat penduduk resah. Ikan belida yang sering datang 
menemui mereka pun kini tidak pernah menemui mereka lagi. 
Selama tujuh tahun kemarau, air yang mengalir begitu indah berkelok-kelok mengikuti 
arus sepanjang sungai kini mengering dan menjadi sebuah daratan. Penduduk pada saat ini 
sangat menderita. Karena kekeringan berkepanjangan, tanaman-tanaman kebun yang dijadikan 
sebagai sumber pemenuhan kebutuhan sehari-hari kini telah mati. Sungai yang dijadikan sebagai 
sumber mata pencaharian mereka kini telah menjadi daratan. 
Salah satu dari warga menyusuri sungai yang menjadi daratan tersebut. Ia pergi ke daerah 
hulu. Selama diperjalanan ia berharap menemukan sumber air agar penderitaan yang dialami 
oleh penduduk bisa teratasi. Setelah beberapa lama menyusuri sungai itu, ia menemukan seekor 
ikan tapah yang besar. Ia pun mendekati ikan tersebut dan ternyata ikan itu masih hidup. 
Penduduk ini pun terkejut lalu lari dan berteriak memberitahu penduduk yang lain bahwa ada 
seekor ikan tapah besar. Lalu mereka bersama-sama mendatangi ikan tersebut. “kenapa ikan ini 
masih hidup, bukankah di desa kita ini kekeringan air?”, kata seorang penduduk. “Bagaimana
kalau kita mengangkat ikan ini, siapa tahu ada mata air dibawah ikan ini”. Lalu mereka bersama-sama 
mengangkat ikan tapah ini, akhirnya pun dugaan mereka benar. Ternyata ikan tapah ini 
bisa hidup karena ia berada di atas sebuah mata air. Penduduk pun senang akhirnya mereka 
menemukan sumber air. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari mereka bergotong-royong 
mengambil air dari bawah perut ikan tapah. Mengambil air dibawah perut tapah ini 
sangat sulit, sebab ikannya besar dan menutupi mata air yang ada, sehingga mereka harus bekerja 
sama. Ada yang memegang bagian kepala ikan tapah, bagian perut, dan bagian ekornya. 
Bertahun-tahun sudah mereka merasakan penderitaan. Para penduduk berdoa dan 
memuja kepada benda-benda yang dianggap mereka sebagai Tuhan untuk meminta supaya turun 
hujan. Akhirnya doa mereka dikabulkan, hujan yang begitu deras mengguyur desa mereka 
penduduk pun bersuka cita melihat air hujan yang begitu deras. Tanaman mereka pun tumbuh 
kembali. 
Keesokan harinya, seorang penduduk menemukan ikan belida yang sering menemui 
penduduk telah terbujur kaku di sungai yang menjadi daratan tersebut. Ikan belida ini 
menghilang selama musim kemarau terjadi. Setelah sekian lama, akhirnya ikan ini ditemukan 
telah menjadi batu. Batu belida ini dibawa ke permukiman penduduk. 
Batu belida ini tiba-tiba bisa bicara. Batu belida memberikan isyarat secara gaib bahwa di 
desa Kutaringin ini suatu saat akan kedatangan seorang ulama yang akan menyebarkan agama 
Islam. Lalu batu belida ini pun berbicara, “apa yang kalian inginkan di desa ini?”, kata batu 
belida. “Aku bisa mengabulkan permintaan yang kalian inginkan” lanjutnya. Penduduk pun 
menjadi terkejut. Batu belida yang terbujur kaku ini bisa berbicara. “kamu bisa berbicara?, kata 
seorang penduduk. Batu itu pun mengangguk. “Apa benar kau bisa mengabulkan permintaan 
kami?, jika benar turunkanlah hujan terus-menerus sehingga kekeringan yang melanda desa kami 
ini bisa berakhir”, kata seorang penduduk desa. “Baiklah, aku akan mengabulkan itu”, jawab 
batu belida. Tiba-tiba cuaca yang sangat cerah menjadi mendung, tidak lama kemudian suara 
petir pun bergema lalu turun hujan yang begitu deras secara terus menerus sehingga air 
memenuhi sungai Lamandau yang menjadi daratan selama bertahun-tahun. Ikan tapah yang 
menutupi mata air pun akhirnya menghilang begitu saja. 
Pada zaman penjajahan, masuklah Belanda menjajah penduduk desa Kutaringin ini. 
Mereka tidak percaya akan keajaiban batu ikan belida. Lalu mereka menumbuk belikang batu 
belida itu. Kata terakhir yang diucapkan batu belida tersebut adalah “ALLAH HUAKBAR !”. Lalu 
juragan Belanda berkata, “Apa? tidak ada yang keramat!”. Penduduk pun tidak bisa berbuat apa-
apa, hanya bisa mengucapkan “Allah huakbar !” mengikuti perkataan batu belida tadi. Setelah 
juragan Belanda menghancurkan batu belida tersebut, mereka segera meninggalkan desa 
Kutaringin. Pada saat mereka berlayar, diperjalanannya, pengawal juragan Belanda ini mati 
semua, hanya juragan Belanda sendirilah yang masih hidup di dalam kapal tersebut. 
Batu belida yang ditumbuk oleh juragan Belanda sudah tidak bisa berbicara bahkan 
memberikan isyarat secara gaib pun batu ini tidak bisa. Lalu datanglah seorang ulama yang 
bernama Kyai Gede alias Abdul Qodir Assegaf. Kyai Gede datang ke desa Kutaringin diutus 
oleh Syekh Arsyad Al Banjary atau Datuk Kalampayan di Kalimantan Selatan untuk menyebarkan 
agama Islam. Kyai Gede datang ke Kutaringin dengan didampingi pengawalnya sebanyak 40 
orang. Sebagian penduduk Dayak di Kutaringin ini setiap aktivitasnya selalu diawali dengan 
mengucapkan “allah huakbar” meskipun saat itu masyarakat belum memeluk agama Islam. Ini 
semua karena batu belida tersebut, batu belida ini pun sudah tidak bisa berbicara sampai saat ini. 
Belanda yang pernah menjajah desa Kutaringin ini takut kembali lagi setelah Kyai Gede 
menduduki jabatan sebagai Mangkubumi di Kerajaan Kutaringin. 
-SELESAI-
ANALISIS CERITA RAKYAT 
Cerita tentang batu ikan balida yang ajaib ini telah dikenal luas oleh masyarakat 
Kotawaringin, terutama bagi mereka yang sering atau pernah berziarah ke makam Kyai Gede di 
Kotawaringin Lama. 
Sebenarnya, cerita sejarah kedatangan Islam yang masuk di bawa oleh Kyai Gede di 
pedalaman Kalimantan Tengah khususnya daerah Kutaringin (sekarang: Kotawaringin) ini 
memiliki dua versi yang saling bertentangan dan masing-masing mengklaim kebenaran 
ceritanya. 
Versi Pertama : 
Abdullah Sani (penjaga makam Kyai Gede) memaparkan kalau Kyai Gede adalah ulama 
yang berasal dari Demak. Namun karena sikap membangkangnya, akhirnya diusir dan dibuang dari 
kerajaan. Oleh Raja Demak ketika itu, Kyai Gede beserta pengikutnya dilarang melakukan 
peperangan pada hari Jumat. Namun perintah raja ini malah tak diindahkan. Ketika melakukan 
peperangan, pasukannya kalah. Akhirnya dia harus menanggung konsekuensinya, di buang jauh 
dari kerajaan dan akhirnya terdampar di Kerajaan Banjar setelah sebelumnya sempat melalui 
Gresik. 
Pada masa itu, kerajaan Banjar dibawah kekuasaan Pangeran Suriansyah yang sebelum 
masuk Islam bergelar Pangeran Suryanata. Oleh Pangeran Suriansyah, Kyai Gede dengan 
didampingi khatib Dayan diutus untuk menyebarkan Islam ke Kotawaringin Barat, kala itu tahun 
1595 M. Dengan pengikut tak kurang dari 40 orang disertai khatib Dayan, berangkatlah Kyai Gede 
menyusuri Sungai Arut hingga ke pedalaman Sungai Lamandau dan Balantik, Nanga Bulik, 
Sukamara. Dalam perjalanannya menyebarkan Islam, akhirnya Kyai Gede bertemu dengan 
Pangeran Adipati Anta Kasuma putra Sultan Musta'inubillah, Raja Kerajaan Banjar. Selanjutnya 
berdirilah kerajaan Kotawaringin dengan Kyai Gede sebagai Mangkubumi pertamanya 
mendampingi Pangeran Adipati Anta kasuma. 
Versi Kedua : 
Dipaparkan Gusti Djendro Suseno, Kyai Gede tidak lain adalah Kyai Gade putra asli 
Kotawaringin, bukan berasal dari Demak. Dari catatan sejarah yang dimilikinya, Kyai Gade dan 
Pangeran Adipati Anta Kasuma keberadaannya tidaklah sejaman.
Berabad-abad jaraknya, dan ini bisa dibuktikan dengan penelusuran sejarah mulai Sultan 
Suriansyah berkuasa yang kemudian katanya mengutus Kyai Gede ke Kotawaringin. Masjid Djami 
Kotawaringin dapat dijadikan bukti keberadaan Kyai Gede atau Gade. Masjid yang menurutnya 
memang dibangun Kyai Gede, benar memiliki sebuah bedug bertuliskan huruf Jawa. bukti lain 
lanjutnya, berdasar kebiasaan, seorang ulama atau penyebar agama Islam di daerah ini biasa disebut 
"Syekh". Sedang gelar “Kyai” biasa diperuntukkan bagi seseorang yang memiliki keahlian atau 
ilmu di bidang tertentu. 
Di belakang makam Kyai Gede pun menurut Djendro, terdapat semacam batu pemujaan 
terhadap nenek moyang atau menhir. Menhir ini sebagai petunjuk bahwa dahulunya Kyai Gede 
adalah orang Kotawaringin yang juga penganut agama nenek moyang. Sejalan perubahan waktu, 
batu pemujaan ini pun mengalami perubahan nama sesuai dengan orang-orang sekitarnya. 
Keberadaan Kyai Gede sebagai penduduk asli Kotawaringin semakin diperkuat dengan banyaknya 
peziarah bukan dari kalangan muslim semata, tapi juga dari penduduk yang bukan beragama Islam. 
Yang menurut Djendro Suseno, tentu ini mereka lakukan karena merasa memiliki hubungan darah 
dengan beliau. 
Masyarakat yang tidak ingin dibingungkan oleh dua cerita sejarah ini, yang entah cerita 
mana yang benar dan yang salah, oleh sebab itu mereka mengembangkan cerita sendiri yang 
konon katanya diceritakan secara turun temurun. Cerita rakyat yang dikembangkan menunjukkan 
adanya indikasi yang sama dengan cerita sejarah masuknya Islam di Kutaringin (atau 
Kotawaringin). Tokohnya yang dianggap nyata yaitu Kyai Gede yang makamnya hingga kini 
selalu ramai diziarahi orang. Peran folklor disini tampak menjadi agen penengah yang mengatasi 
dua versi cerita sejarah. Dua versi cerita sejarah yang diungkapkan oleh dua tokoh masyarakat 
yang berbeda sudut pandang ini sangat besar kemungkinan akan membuat masyrakat mengalami 
kebingungan akan sejarahnya sendiri. Oleh sebab itu, folklore yang berwujud cerita rakyat dan 
dikembangkan secara turun temurun mengambil posisi sebagai penengah dan penghapus 
kebingungan di masyarakat (mediasi sosial).
Peta perjalanan Kyai Gede dan Makam Kyai Gede di Kotawaringin (doc. Hamsi Ali) 
Posisi cerita ikan balida dan ikan tapah dapat saja menjadi pengantar cerita sejarah 
tersebut karena ikan balida sangat banyak ditemukan di sepanjang sungai Arut, sungai Lamandau 
dan seterusnya. Buktinya adalah daerah Kotawaringin Barat dan Lamandau memang terdapat 
banyak usaha industri rumahan yang memproduksi kerupuk ikan balida dan kerupuk kuku macan 
yang kesemuanya berbahan dasar ikan balida. 
Dalam cerita rakyat tentang keajaiban batu belida ini, folklore memilki fungsi dalam 
kehidupan masyarakat. William R. Bascom (dalam Danandjaja, 1994: 19) mengemukakan fungsi 
folklor, terutama folklor lisan, adalah (1) sebagai sitem proyeksi, yakni sebagai alat pencermin 
angan-angan suatu kolektif, (2) sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga 
kebudayaan, (3) sebagai alat pendidikan anak, dan (4) sebagai alat pemaksa dan pengawas agar 
norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya. Cerita rakyat batu belida 
ajaib ini menurut saya masuk ke dalam kategori fungsi folklor sebagai alat pengesahan pranata-pranata 
dan lembaga-lembaga kebudayaan, yaitu pranata dan lembaga agama. Agar pranata dan 
lembaga agama Islam yang masuk ke desa Kutaringin diterima oleh masyarakat Dayak setempat, 
maka dibuatlah cerita batu belida ini. Masyarakat Dayak dulu memang masih memegang 
kepercayaan dinamisme. 
Menhir yang diceritakan oleh Djendro Suseno pada cerita versi kedua hingga kini masih 
dipercaya merupakan wujud pecahan dari batu belida yang diceritakan oleh tetua-tetua 
masyarakat Kotawaringin.
SIMPULAN 
Masyarakat Kutaringin pda zaman sebelum datangnya Islam masih menganut 
kepercayaan dinamisme, yaitu kepercayaan yang menganggap bahwa benda-benda tertentu 
misalnya batu dan pohon besar memiliki kekuatan dan keajaiban. Agama Islam datang dengan 
damai dibawa oleh seorang ulama yang bernama Kyai Gede utusan dari Kerajaan Banjar. 
Kedatangan Kyai Gede dengan damai dan menghargai kepercayaan masyarakat setempat 
mendapat tempat di hati masyarakat, berbeda dengan kedatangan Belanda yang bertujuan 
menjajah masyarakat. Agar pranata-pranata dan lembaga Islam dapat diterima oleh masyarakat 
secara luas, maka masyarakat menciptakan suatu cerita yang berkembang dari mulut ke mulut. 
Batu belida yang memberikan isyarat tentang kedatangan seorang ulama yang menyebarkan 
agama Islam di Kutaringin menjadi tanda bagi masyarakat bahwa kekuatan gaib dalam batu 
belida telah merestui masuknya hal baru ke dalam struktur masyarakat. 
Selain itu, hadirnya berbagai spekulasi dan dua versi sejarah mengenai sejarah Islam di 
Tanah Dayak Kutaringin agaknya membingungkan bagi masyarakat. Disinilah peran cerita 
rakyat sebagai media mediasi sosial dan agen penengah ketidakpastian hadir di tengah-tengah 
masyrakat untuk menghapus kegalauan sejarah identitas masyarakat tersebut. Mudahnya, 
masyarakat akan lebih percaya pada cerita nenek moyang daripada cerita sejarah yang banyak 
versinya. 
DAFTAR PUSTAKA 
Ashworth, G. J. dan Tunbridge, J. E. 1990. The Tourist-Historic City. Belhaven Press, 
London & New York. 
Danandjaya, James. 1984. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain- lain. Jakarta: 
Pustaka Utama Grafiti
Batu Belida Ajaib: 
Isyarat Kedatangan Islam di Tanah Dayak 
(Cerita Rakyat Sejarah Kedatangan Islam di Kabupaten Kotawaringin Barat, 
Kalimantan Tengah) 
CERITA RAKYAT 
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Harian Mata Kuliah Folklor Jawa 
Dosen Pengampu Nugroho Trisnu Brata, M. A 
Oleh 
Alfisyahr Izzati 
NIM 3401412012 
JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI 
FAKULTAS ILMU SOSIAL 
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 
2014

More Related Content

Viewers also liked

Matematika sikap perilaku
Matematika sikap perilakuMatematika sikap perilaku
Matematika sikap perilakuMahfudin Fc
 
Mpc license source_and_creditsfffghfgh
Mpc license source_and_creditsfffghfghMpc license source_and_creditsfffghfgh
Mpc license source_and_creditsfffghfghGina Bila
 
Presentación begoña gros
Presentación begoña grosPresentación begoña gros
Presentación begoña grospiqui7
 
EclipseCon BPM Day Ludwigsburg - Roundtrip Modelling with Eclipse Stardust
EclipseCon BPM Day Ludwigsburg - Roundtrip Modelling with Eclipse StardustEclipseCon BPM Day Ludwigsburg - Roundtrip Modelling with Eclipse Stardust
EclipseCon BPM Day Ludwigsburg - Roundtrip Modelling with Eclipse StardustSopra Steria
 
Geographic information system (gis) in library
Geographic information system (gis) in libraryGeographic information system (gis) in library
Geographic information system (gis) in libraryeskprofessor5628
 

Viewers also liked (8)

Matematika sikap perilaku
Matematika sikap perilakuMatematika sikap perilaku
Matematika sikap perilaku
 
La placa base
La placa baseLa placa base
La placa base
 
Tugas 2 jadi
Tugas 2 jadiTugas 2 jadi
Tugas 2 jadi
 
Mpc license source_and_creditsfffghfgh
Mpc license source_and_creditsfffghfghMpc license source_and_creditsfffghfgh
Mpc license source_and_creditsfffghfgh
 
Presentación begoña gros
Presentación begoña grosPresentación begoña gros
Presentación begoña gros
 
EclipseCon BPM Day Ludwigsburg - Roundtrip Modelling with Eclipse Stardust
EclipseCon BPM Day Ludwigsburg - Roundtrip Modelling with Eclipse StardustEclipseCon BPM Day Ludwigsburg - Roundtrip Modelling with Eclipse Stardust
EclipseCon BPM Day Ludwigsburg - Roundtrip Modelling with Eclipse Stardust
 
DISCO DURO
DISCO DURODISCO DURO
DISCO DURO
 
Geographic information system (gis) in library
Geographic information system (gis) in libraryGeographic information system (gis) in library
Geographic information system (gis) in library
 

Similar to MENYEBARNYA ISLAM

Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMenelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMieno Wuna
 
Sejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapiSejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapiSyahruleka Eka
 
Sejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapiSejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapiSyahruleka Eka
 
Sejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapiSejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapiSyahruleka Eka
 
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbungaMengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbungaOperator Warnet Vast Raha
 
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbungaMengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbungaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah sejarah liangkabori dan metanduno
Makalah sejarah liangkabori dan metandunoMakalah sejarah liangkabori dan metanduno
Makalah sejarah liangkabori dan metandunoSeptian Muna Barakati
 
Materi negrito dan wedidd
Materi negrito dan wediddMateri negrito dan wedidd
Materi negrito dan wediddRival Pratama
 
KUMPULAN CERITA LEGENDEA RAKYAT NUSANTARA.docx
KUMPULAN CERITA LEGENDEA RAKYAT NUSANTARA.docxKUMPULAN CERITA LEGENDEA RAKYAT NUSANTARA.docx
KUMPULAN CERITA LEGENDEA RAKYAT NUSANTARA.docxNandaMaulia200211258
 
Sedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai sukuSedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai sukuceceliajeylus
 
pdf_20230717_081726_0000.pdf
pdf_20230717_081726_0000.pdfpdf_20230717_081726_0000.pdf
pdf_20230717_081726_0000.pdfAfryantiLestari
 
Tradisi sejarah indonesia di masa prasejarah dan masa
Tradisi sejarah indonesia di masa prasejarah dan masaTradisi sejarah indonesia di masa prasejarah dan masa
Tradisi sejarah indonesia di masa prasejarah dan masaKristina Widayanti
 
Asal usul sungai landak
Asal usul sungai landakAsal usul sungai landak
Asal usul sungai landakFreddy Then
 
Lahirnya suku suku dikecamatan kepenuhan
Lahirnya suku suku dikecamatan kepenuhanLahirnya suku suku dikecamatan kepenuhan
Lahirnya suku suku dikecamatan kepenuhanbohancuk
 

Similar to MENYEBARNYA ISLAM (20)

Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMenelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wuna
 
Sejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapiSejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapi
 
Sejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapiSejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapi
 
Sejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapiSejarah kota bagansiapiapi
Sejarah kota bagansiapiapi
 
RIHLAHKU
RIHLAHKURIHLAHKU
RIHLAHKU
 
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbungaMengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
 
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbungaMengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
 
Keindahan kabupaten muna
Keindahan kabupaten munaKeindahan kabupaten muna
Keindahan kabupaten muna
 
Makalah sejarah liangkabori dan metanduno
Makalah sejarah liangkabori dan metandunoMakalah sejarah liangkabori dan metanduno
Makalah sejarah liangkabori dan metanduno
 
Materi negrito dan wedidd
Materi negrito dan wediddMateri negrito dan wedidd
Materi negrito dan wedidd
 
KUMPULAN CERITA LEGENDEA RAKYAT NUSANTARA.docx
KUMPULAN CERITA LEGENDEA RAKYAT NUSANTARA.docxKUMPULAN CERITA LEGENDEA RAKYAT NUSANTARA.docx
KUMPULAN CERITA LEGENDEA RAKYAT NUSANTARA.docx
 
Balairung sari
Balairung sariBalairung sari
Balairung sari
 
Sedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai sukuSedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai suku
 
pdf_20230717_081726_0000.pdf
pdf_20230717_081726_0000.pdfpdf_20230717_081726_0000.pdf
pdf_20230717_081726_0000.pdf
 
Tradisi sejarah indonesia di masa prasejarah dan masa
Tradisi sejarah indonesia di masa prasejarah dan masaTradisi sejarah indonesia di masa prasejarah dan masa
Tradisi sejarah indonesia di masa prasejarah dan masa
 
Asal usul sungai landak
Asal usul sungai landakAsal usul sungai landak
Asal usul sungai landak
 
Asal Usul Nama Tempat di Jakarta
Asal Usul Nama Tempat di JakartaAsal Usul Nama Tempat di Jakarta
Asal Usul Nama Tempat di Jakarta
 
Presentation
PresentationPresentation
Presentation
 
Lahirnya suku suku dikecamatan kepenuhan
Lahirnya suku suku dikecamatan kepenuhanLahirnya suku suku dikecamatan kepenuhan
Lahirnya suku suku dikecamatan kepenuhan
 
Sejarah - Jejak Sejarah
Sejarah - Jejak SejarahSejarah - Jejak Sejarah
Sejarah - Jejak Sejarah
 

Recently uploaded

KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxAdrimanMulya
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesiasdn4mangkujayan
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptxAbidinMaulana
 

Recently uploaded (11)

KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 

MENYEBARNYA ISLAM

  • 1. TUGAS MATA KULIAH FOLKLOR JAWA Batu Belida Ajaib: Isyarat Kedatangan Islam di Tanah Dayak Oleh Alfisyahr Izzati / 3401412012 PENDAHULUAN Kata folklor merupakan pengindonesiaan dari kata Inggris folklore, yang berasal dari kata folk dan lore. Menurut Alan Dundes, folk adalah sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok lainnya. Lore adalah tradisi dari folk, yaitu sebagian kebudayaanya, yang diwariskan secara turun-temurun secara lisan melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device). Jadi, folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, di antara kolektif macam apa saja ( Danandjaja, 1984:1). Folklor mempunyai beberapa ciri yang akan membedakannya dengan kebudayaan lain. Ciri-ciri tersebut adalah : 1. Penyebaran dan pewarisannya disampaikan secara lisan. 2. Bersifat tradisional yakni disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar diantara kolektif tertentu dalam waktu cukup lama (paling sedikit dua generasi). 3. Cara penyampaian folklor secara lisan, sehingga menyebabkan folklor ada dalam versi-versi dan varian-varian. 4. Bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui orang lagi. 5. Mempunyai bentuk berumus dan berpola. 6. Folklor mempunyai kegunaan (fungsi) dalam kehidupan kolektif. 7. Folklor bersifat pralogis, artinya ia mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. 8. Milik bersama dari satu kolektif tertentu (Danandjaya, 1984:3-4). Menurut Ashworth dan Tunbridge (1990), peninggalan sejarah adalah salah satu dari sekian banyak potensi wisata dalam pariwisata kota. Kota Pangkalan Bun yang merupakan kota dari Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai sumber daya yang potensial untuk dikembangkan sebagai pariwisata kota, dilihat dari corak kehidupan masyarakat dan peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutaringin. Salah satu cagar budaya peninggalan sejarah di Kotawaringin
  • 2. adalah Makam Kyai Gede. Masyarakat mempunyai cara sendiri dalam menceritakan sejarah keberadaan makam dan cerita awal masuknya agama Islam di daerah Kotawaringin. Makam Kyai Gede hingga kini masih ramai dikunjungi atau diziarahi oleh jamaah Islam dari berbagai daerah. Makam Kyai Gede dan Masjid Kotawaringin Lama (masjid pertama di Kotawaringin) menjadi salah satu potensi wisata di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat. ISI CERITA RAKYAT Pada zaman dahulu kala di desa Kutaringin, ada sekelompok orang yang hidup dengan serba kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka berkebun. Di desa kutaringin ini ada sebuah sungai besar dan panjang. Sungai ini terkenal dengan nama sungai Lamandau. Sungai Lamandau ini selain digunakan sebagai tempat mandi oleh para penduduk, sungai ini juga di jadikan sebagai sumber mata penceharian mereka. Suatu hari ada salah satu dari penduduk mandi di sungai Lamandau pada saat matahari terbenam. Ketika ia mandi datanglah seekor ikan balida menemui penduduk tersebut. Kejadian yang serupa terjadi pula pada penduduk yang lain. Bahkan setiap mereka mandi ikan balida tersebut selalu datang menemui mereka. Seiring berjalannya waktu, di desa Kutaringin ini mengalami perubahan musim. Hujan tak kunjung turun. Air di sungai Lamandau pun hampir kering. Kemarau yang berlarut-larut membuat penduduk resah. Ikan belida yang sering datang menemui mereka pun kini tidak pernah menemui mereka lagi. Selama tujuh tahun kemarau, air yang mengalir begitu indah berkelok-kelok mengikuti arus sepanjang sungai kini mengering dan menjadi sebuah daratan. Penduduk pada saat ini sangat menderita. Karena kekeringan berkepanjangan, tanaman-tanaman kebun yang dijadikan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan sehari-hari kini telah mati. Sungai yang dijadikan sebagai sumber mata pencaharian mereka kini telah menjadi daratan. Salah satu dari warga menyusuri sungai yang menjadi daratan tersebut. Ia pergi ke daerah hulu. Selama diperjalanan ia berharap menemukan sumber air agar penderitaan yang dialami oleh penduduk bisa teratasi. Setelah beberapa lama menyusuri sungai itu, ia menemukan seekor ikan tapah yang besar. Ia pun mendekati ikan tersebut dan ternyata ikan itu masih hidup. Penduduk ini pun terkejut lalu lari dan berteriak memberitahu penduduk yang lain bahwa ada seekor ikan tapah besar. Lalu mereka bersama-sama mendatangi ikan tersebut. “kenapa ikan ini masih hidup, bukankah di desa kita ini kekeringan air?”, kata seorang penduduk. “Bagaimana
  • 3. kalau kita mengangkat ikan ini, siapa tahu ada mata air dibawah ikan ini”. Lalu mereka bersama-sama mengangkat ikan tapah ini, akhirnya pun dugaan mereka benar. Ternyata ikan tapah ini bisa hidup karena ia berada di atas sebuah mata air. Penduduk pun senang akhirnya mereka menemukan sumber air. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari mereka bergotong-royong mengambil air dari bawah perut ikan tapah. Mengambil air dibawah perut tapah ini sangat sulit, sebab ikannya besar dan menutupi mata air yang ada, sehingga mereka harus bekerja sama. Ada yang memegang bagian kepala ikan tapah, bagian perut, dan bagian ekornya. Bertahun-tahun sudah mereka merasakan penderitaan. Para penduduk berdoa dan memuja kepada benda-benda yang dianggap mereka sebagai Tuhan untuk meminta supaya turun hujan. Akhirnya doa mereka dikabulkan, hujan yang begitu deras mengguyur desa mereka penduduk pun bersuka cita melihat air hujan yang begitu deras. Tanaman mereka pun tumbuh kembali. Keesokan harinya, seorang penduduk menemukan ikan belida yang sering menemui penduduk telah terbujur kaku di sungai yang menjadi daratan tersebut. Ikan belida ini menghilang selama musim kemarau terjadi. Setelah sekian lama, akhirnya ikan ini ditemukan telah menjadi batu. Batu belida ini dibawa ke permukiman penduduk. Batu belida ini tiba-tiba bisa bicara. Batu belida memberikan isyarat secara gaib bahwa di desa Kutaringin ini suatu saat akan kedatangan seorang ulama yang akan menyebarkan agama Islam. Lalu batu belida ini pun berbicara, “apa yang kalian inginkan di desa ini?”, kata batu belida. “Aku bisa mengabulkan permintaan yang kalian inginkan” lanjutnya. Penduduk pun menjadi terkejut. Batu belida yang terbujur kaku ini bisa berbicara. “kamu bisa berbicara?, kata seorang penduduk. Batu itu pun mengangguk. “Apa benar kau bisa mengabulkan permintaan kami?, jika benar turunkanlah hujan terus-menerus sehingga kekeringan yang melanda desa kami ini bisa berakhir”, kata seorang penduduk desa. “Baiklah, aku akan mengabulkan itu”, jawab batu belida. Tiba-tiba cuaca yang sangat cerah menjadi mendung, tidak lama kemudian suara petir pun bergema lalu turun hujan yang begitu deras secara terus menerus sehingga air memenuhi sungai Lamandau yang menjadi daratan selama bertahun-tahun. Ikan tapah yang menutupi mata air pun akhirnya menghilang begitu saja. Pada zaman penjajahan, masuklah Belanda menjajah penduduk desa Kutaringin ini. Mereka tidak percaya akan keajaiban batu ikan belida. Lalu mereka menumbuk belikang batu belida itu. Kata terakhir yang diucapkan batu belida tersebut adalah “ALLAH HUAKBAR !”. Lalu juragan Belanda berkata, “Apa? tidak ada yang keramat!”. Penduduk pun tidak bisa berbuat apa-
  • 4. apa, hanya bisa mengucapkan “Allah huakbar !” mengikuti perkataan batu belida tadi. Setelah juragan Belanda menghancurkan batu belida tersebut, mereka segera meninggalkan desa Kutaringin. Pada saat mereka berlayar, diperjalanannya, pengawal juragan Belanda ini mati semua, hanya juragan Belanda sendirilah yang masih hidup di dalam kapal tersebut. Batu belida yang ditumbuk oleh juragan Belanda sudah tidak bisa berbicara bahkan memberikan isyarat secara gaib pun batu ini tidak bisa. Lalu datanglah seorang ulama yang bernama Kyai Gede alias Abdul Qodir Assegaf. Kyai Gede datang ke desa Kutaringin diutus oleh Syekh Arsyad Al Banjary atau Datuk Kalampayan di Kalimantan Selatan untuk menyebarkan agama Islam. Kyai Gede datang ke Kutaringin dengan didampingi pengawalnya sebanyak 40 orang. Sebagian penduduk Dayak di Kutaringin ini setiap aktivitasnya selalu diawali dengan mengucapkan “allah huakbar” meskipun saat itu masyarakat belum memeluk agama Islam. Ini semua karena batu belida tersebut, batu belida ini pun sudah tidak bisa berbicara sampai saat ini. Belanda yang pernah menjajah desa Kutaringin ini takut kembali lagi setelah Kyai Gede menduduki jabatan sebagai Mangkubumi di Kerajaan Kutaringin. -SELESAI-
  • 5. ANALISIS CERITA RAKYAT Cerita tentang batu ikan balida yang ajaib ini telah dikenal luas oleh masyarakat Kotawaringin, terutama bagi mereka yang sering atau pernah berziarah ke makam Kyai Gede di Kotawaringin Lama. Sebenarnya, cerita sejarah kedatangan Islam yang masuk di bawa oleh Kyai Gede di pedalaman Kalimantan Tengah khususnya daerah Kutaringin (sekarang: Kotawaringin) ini memiliki dua versi yang saling bertentangan dan masing-masing mengklaim kebenaran ceritanya. Versi Pertama : Abdullah Sani (penjaga makam Kyai Gede) memaparkan kalau Kyai Gede adalah ulama yang berasal dari Demak. Namun karena sikap membangkangnya, akhirnya diusir dan dibuang dari kerajaan. Oleh Raja Demak ketika itu, Kyai Gede beserta pengikutnya dilarang melakukan peperangan pada hari Jumat. Namun perintah raja ini malah tak diindahkan. Ketika melakukan peperangan, pasukannya kalah. Akhirnya dia harus menanggung konsekuensinya, di buang jauh dari kerajaan dan akhirnya terdampar di Kerajaan Banjar setelah sebelumnya sempat melalui Gresik. Pada masa itu, kerajaan Banjar dibawah kekuasaan Pangeran Suriansyah yang sebelum masuk Islam bergelar Pangeran Suryanata. Oleh Pangeran Suriansyah, Kyai Gede dengan didampingi khatib Dayan diutus untuk menyebarkan Islam ke Kotawaringin Barat, kala itu tahun 1595 M. Dengan pengikut tak kurang dari 40 orang disertai khatib Dayan, berangkatlah Kyai Gede menyusuri Sungai Arut hingga ke pedalaman Sungai Lamandau dan Balantik, Nanga Bulik, Sukamara. Dalam perjalanannya menyebarkan Islam, akhirnya Kyai Gede bertemu dengan Pangeran Adipati Anta Kasuma putra Sultan Musta'inubillah, Raja Kerajaan Banjar. Selanjutnya berdirilah kerajaan Kotawaringin dengan Kyai Gede sebagai Mangkubumi pertamanya mendampingi Pangeran Adipati Anta kasuma. Versi Kedua : Dipaparkan Gusti Djendro Suseno, Kyai Gede tidak lain adalah Kyai Gade putra asli Kotawaringin, bukan berasal dari Demak. Dari catatan sejarah yang dimilikinya, Kyai Gade dan Pangeran Adipati Anta Kasuma keberadaannya tidaklah sejaman.
  • 6. Berabad-abad jaraknya, dan ini bisa dibuktikan dengan penelusuran sejarah mulai Sultan Suriansyah berkuasa yang kemudian katanya mengutus Kyai Gede ke Kotawaringin. Masjid Djami Kotawaringin dapat dijadikan bukti keberadaan Kyai Gede atau Gade. Masjid yang menurutnya memang dibangun Kyai Gede, benar memiliki sebuah bedug bertuliskan huruf Jawa. bukti lain lanjutnya, berdasar kebiasaan, seorang ulama atau penyebar agama Islam di daerah ini biasa disebut "Syekh". Sedang gelar “Kyai” biasa diperuntukkan bagi seseorang yang memiliki keahlian atau ilmu di bidang tertentu. Di belakang makam Kyai Gede pun menurut Djendro, terdapat semacam batu pemujaan terhadap nenek moyang atau menhir. Menhir ini sebagai petunjuk bahwa dahulunya Kyai Gede adalah orang Kotawaringin yang juga penganut agama nenek moyang. Sejalan perubahan waktu, batu pemujaan ini pun mengalami perubahan nama sesuai dengan orang-orang sekitarnya. Keberadaan Kyai Gede sebagai penduduk asli Kotawaringin semakin diperkuat dengan banyaknya peziarah bukan dari kalangan muslim semata, tapi juga dari penduduk yang bukan beragama Islam. Yang menurut Djendro Suseno, tentu ini mereka lakukan karena merasa memiliki hubungan darah dengan beliau. Masyarakat yang tidak ingin dibingungkan oleh dua cerita sejarah ini, yang entah cerita mana yang benar dan yang salah, oleh sebab itu mereka mengembangkan cerita sendiri yang konon katanya diceritakan secara turun temurun. Cerita rakyat yang dikembangkan menunjukkan adanya indikasi yang sama dengan cerita sejarah masuknya Islam di Kutaringin (atau Kotawaringin). Tokohnya yang dianggap nyata yaitu Kyai Gede yang makamnya hingga kini selalu ramai diziarahi orang. Peran folklor disini tampak menjadi agen penengah yang mengatasi dua versi cerita sejarah. Dua versi cerita sejarah yang diungkapkan oleh dua tokoh masyarakat yang berbeda sudut pandang ini sangat besar kemungkinan akan membuat masyrakat mengalami kebingungan akan sejarahnya sendiri. Oleh sebab itu, folklore yang berwujud cerita rakyat dan dikembangkan secara turun temurun mengambil posisi sebagai penengah dan penghapus kebingungan di masyarakat (mediasi sosial).
  • 7. Peta perjalanan Kyai Gede dan Makam Kyai Gede di Kotawaringin (doc. Hamsi Ali) Posisi cerita ikan balida dan ikan tapah dapat saja menjadi pengantar cerita sejarah tersebut karena ikan balida sangat banyak ditemukan di sepanjang sungai Arut, sungai Lamandau dan seterusnya. Buktinya adalah daerah Kotawaringin Barat dan Lamandau memang terdapat banyak usaha industri rumahan yang memproduksi kerupuk ikan balida dan kerupuk kuku macan yang kesemuanya berbahan dasar ikan balida. Dalam cerita rakyat tentang keajaiban batu belida ini, folklore memilki fungsi dalam kehidupan masyarakat. William R. Bascom (dalam Danandjaja, 1994: 19) mengemukakan fungsi folklor, terutama folklor lisan, adalah (1) sebagai sitem proyeksi, yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif, (2) sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, (3) sebagai alat pendidikan anak, dan (4) sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya. Cerita rakyat batu belida ajaib ini menurut saya masuk ke dalam kategori fungsi folklor sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, yaitu pranata dan lembaga agama. Agar pranata dan lembaga agama Islam yang masuk ke desa Kutaringin diterima oleh masyarakat Dayak setempat, maka dibuatlah cerita batu belida ini. Masyarakat Dayak dulu memang masih memegang kepercayaan dinamisme. Menhir yang diceritakan oleh Djendro Suseno pada cerita versi kedua hingga kini masih dipercaya merupakan wujud pecahan dari batu belida yang diceritakan oleh tetua-tetua masyarakat Kotawaringin.
  • 8. SIMPULAN Masyarakat Kutaringin pda zaman sebelum datangnya Islam masih menganut kepercayaan dinamisme, yaitu kepercayaan yang menganggap bahwa benda-benda tertentu misalnya batu dan pohon besar memiliki kekuatan dan keajaiban. Agama Islam datang dengan damai dibawa oleh seorang ulama yang bernama Kyai Gede utusan dari Kerajaan Banjar. Kedatangan Kyai Gede dengan damai dan menghargai kepercayaan masyarakat setempat mendapat tempat di hati masyarakat, berbeda dengan kedatangan Belanda yang bertujuan menjajah masyarakat. Agar pranata-pranata dan lembaga Islam dapat diterima oleh masyarakat secara luas, maka masyarakat menciptakan suatu cerita yang berkembang dari mulut ke mulut. Batu belida yang memberikan isyarat tentang kedatangan seorang ulama yang menyebarkan agama Islam di Kutaringin menjadi tanda bagi masyarakat bahwa kekuatan gaib dalam batu belida telah merestui masuknya hal baru ke dalam struktur masyarakat. Selain itu, hadirnya berbagai spekulasi dan dua versi sejarah mengenai sejarah Islam di Tanah Dayak Kutaringin agaknya membingungkan bagi masyarakat. Disinilah peran cerita rakyat sebagai media mediasi sosial dan agen penengah ketidakpastian hadir di tengah-tengah masyrakat untuk menghapus kegalauan sejarah identitas masyarakat tersebut. Mudahnya, masyarakat akan lebih percaya pada cerita nenek moyang daripada cerita sejarah yang banyak versinya. DAFTAR PUSTAKA Ashworth, G. J. dan Tunbridge, J. E. 1990. The Tourist-Historic City. Belhaven Press, London & New York. Danandjaya, James. 1984. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain- lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
  • 9. Batu Belida Ajaib: Isyarat Kedatangan Islam di Tanah Dayak (Cerita Rakyat Sejarah Kedatangan Islam di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah) CERITA RAKYAT Disusun Untuk Memenuhi Tugas Harian Mata Kuliah Folklor Jawa Dosen Pengampu Nugroho Trisnu Brata, M. A Oleh Alfisyahr Izzati NIM 3401412012 JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014