Power ponit ini memuat ringkasan dari skripsi saya yang berjudul " Meningkatkan Daya Serap belajar Siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Talang Ubi mata Pelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD"
Judul PTK
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUCTURE QUERY LANGUAGE MATA PELAJARAN BASIS DATA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING METODE BLENDED LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SMK NEGERI 1 SIMPANGKATIS
Implikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan PendidikanPaulus Robert Tuerah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan menjelaskan hubungan antara konsekuensi infrastruktur terbatas dalam mengejar tujuan pendidikan. Sebagai pendekatan penelitian, tinjauan pustaka digunakan. Metode studi literatur memerlukan urutan langkah-langkah yang meliputi pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, dan menyusun bahan penelitian. Menurut temuan penelitian ini, konsekuensi keterbatasan infrastruktur dalam memenuhi tujuan pendidikan terkait dengan ukuran dan kepadatan kelas, lingkungan belajar dan teknologi pendidikan, serta implikasi kesetaraan. Berbagai penelitian dari seluruh dunia menunjukkan manfaat kursus yang lebih kecil, termasuk peningkatan hasil pembelajaran. Beberapa faktor, termasuk teknologi dan program pendidikan khusus, serta arsitektur bangunan dan kendala, memengaruhi ukuran ruang kelas. Jumlah kursi di ruang kelas yang tersedia secara fungsional. Ukuran ruang kelas dan sekolah merupakan aspek sisi penawaran yang penting dari pertumbuhan fasilitas dari sudut pandang numerik yang ketat
Rpp kesebangunan dua segitiga nurwaningsihnurwa ningsih
oleh neneng
Nurwaningsih
(06081281520066)
Nurwaningsih30@gmail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
semoga bermanfaat
Power ponit ini memuat ringkasan dari skripsi saya yang berjudul " Meningkatkan Daya Serap belajar Siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Talang Ubi mata Pelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD"
Judul PTK
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUCTURE QUERY LANGUAGE MATA PELAJARAN BASIS DATA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING METODE BLENDED LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SMK NEGERI 1 SIMPANGKATIS
Implikasi Terbatasnya Infrastruktur Dalam Upaya Mencapai Tujuan PendidikanPaulus Robert Tuerah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan menjelaskan hubungan antara konsekuensi infrastruktur terbatas dalam mengejar tujuan pendidikan. Sebagai pendekatan penelitian, tinjauan pustaka digunakan. Metode studi literatur memerlukan urutan langkah-langkah yang meliputi pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, dan menyusun bahan penelitian. Menurut temuan penelitian ini, konsekuensi keterbatasan infrastruktur dalam memenuhi tujuan pendidikan terkait dengan ukuran dan kepadatan kelas, lingkungan belajar dan teknologi pendidikan, serta implikasi kesetaraan. Berbagai penelitian dari seluruh dunia menunjukkan manfaat kursus yang lebih kecil, termasuk peningkatan hasil pembelajaran. Beberapa faktor, termasuk teknologi dan program pendidikan khusus, serta arsitektur bangunan dan kendala, memengaruhi ukuran ruang kelas. Jumlah kursi di ruang kelas yang tersedia secara fungsional. Ukuran ruang kelas dan sekolah merupakan aspek sisi penawaran yang penting dari pertumbuhan fasilitas dari sudut pandang numerik yang ketat
Rpp kesebangunan dua segitiga nurwaningsihnurwa ningsih
oleh neneng
Nurwaningsih
(06081281520066)
Nurwaningsih30@gmail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
semoga bermanfaat
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Tugas 2 Analisis Jurnal Internasional Bereputasi_Yufitri Yanto.pdf
1. ANALISIS JURNAL
INTERNASIONAL BEREPUTASI
Oleh : Yufitri Yanto
NIM : 06013682328015
Program Studi Doktor Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
Tugas Mata Kuliah
Review of Reputable Journals of Mathematics Education
2. KAJIAN JURNAL Q1
“Learning to measure the area of composite shapes”
https://doi.org/10.1007/s10649-022-10191-z
3. IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal
Educational Studies in Mathematics
Volume
112
Issue
3
Tahun Penerbit
20 Desember 2022
Judul Jurnal
Learning to measure the area of composite shapes
Nama Penulis
Timothy H. Lehmann
Halaman
531 - 565
4. Hasil dokumentasi awal, guru matematika
sendiri pada saat mengajar kesulitan dalam
menghitung luas bangun bentuk komposit.
Baturo dan Nason (1996)
Guru
Pencapaian matematika siswa sekolah
menengah di AS dan Inggris menunjukkan
bahwa banyak siswa kesulitan menghitung
luas bangun bentuk komposit
(Foxman et al., 1980; Hirstein, 1981 )
Siswa
Pembelajaran menghitung luas bangun bentuk
komposit (bangunan yang terdiri dari dua atau lebih
bangun dasar) merupakan penerapan penting dari
rangkaian kurikulum matematika pengukuran
luas, terutama karena penggunaannya langsung
dalam konteks kehidupan sehari-hari dan
pekerjaan (Diego Mantecón et al. ., 2021).
Pendekatan RME
Mengembangkan kompetensi siswa
dalam menggunakan heuristik
dekomposisi dan rekomposisi akan
meningkatkan kemahiran mereka
dalam mengukur luas bangun bentuk
komposit. Spiegel dan Ginat (2017)
Decomposition and
Recomposition Heuristic
MASALAH PENELITIAN & SOLUSI PENELITIAN
Latar
Belakang
5. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki
pengembangan kolektif pilihan strategi untuk mengukur
luas bangun bentuk komposit.
6. METODE PENELITIAN
Peneliti pendidikan matematika menggunakan studi desain kelas untuk menyelidiki proses
pembelajaran siswa pada domain matematika tertentu di ruang kelas (Cobb et al., 2016).
Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, lintasan
pembelajaran yang dibayangkan
dikembangkan, yang menjadi dasar
intervensi pembelajaran yang
dirancang untuk memperoleh
pengembangan kolektif pilihan
strategi untuk menghitung luas
bangun bentuk komposit.
(Cobb et al., 2016 ).
01. 02.
Tahap Implementasi
Fase implementasi berlangsung
enam pertemuan pelajaran
berdurasi 60 menit untuk masing-
masing dua kelas, pada semester
kedua tahun ajaran. Tiga
pelajaran pertama tentang persegi
panjang gabungan dan tiga
pelajaran kedua tentang bentuk
gabungan.
Analisis Retrospektif
Di akhir eksperimen pengajaran di
kelas, peneliti melakukan analisis
retrospektif terhadap salinan
jawaban siswa, transkripsi rekaman
audio diskusi ekstemporer dan
diskusi seluruh kelas,
mendokumentasikan rekaman
kamera, dan catatan lapangan.
03.
7. SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di dua kelas
matematika Kelas 8 di sebuah sekolah
menengah independen besar di ibu kota
Australia, dengan Indeks Keunggulan Sosial-
Pendidikan Komunitas (ICSEA) sebesar 1214.
Siklus Makro Penelitian
Siklus makro terdiri dari tiga fase: persiapan intervensi
instruksional, implementasi intervensi dalam
eksperimen pengajaran di kelas, dan analisis data
retrospektif. Siklus mikro juga terdiri dari persiapan,
implementasi, dan analisis, namun terjadi setiap hari
selama fase implementasi makro. Studi ini melibatkan
tiga siklus makro, dengan hasil dari setiap iterasi
menginformasikan siklus berikutnya.
Siklus Makro Penelitian Terdahulu
Siklus makro pertama dilakukan dengan satu
kelompok Kelas 8 (n=13) di sekolah menengah
negeri di pinggiran kota dengan ICSEA 1055. Temuan
dari siklus makro ini mengungkapkan bahwa bentuk
komposit yang terlalu rumit, yang hanya
direpresentasikan sebagai representasi figural,
menimbulkan terlalu banyak komplikasi yang
menghambat munculnya strategi dekomposisi.
8. HASIL PENELITIAN
Tahap Kedua
Para siswa duduk dalam barisan dan terlibat dalam
percakapan tanpa persiapan satu sama lainmerumuskan
tanggapan mereka. Setiap siswa merumuskan
tanggapannya masing-masing, yang saya kumpulkan di
akhir pembelajaran, dibuat salinannya, dan dikembalikan
pada pembelajaran berikutnya.
Tahap Ketiga
Secara khusus, peneliti menyajikan interpretasi
tanggapan siswa dan justifikasi mereka kepada dua
peneliti pendidikan matematika berpengalaman
yang memberikan umpan balik. Revisi dibuat
sejalan dengan umpan balik ini dan revisi ini
didiskusikan dengan dua peneliti yang sama.
Tahap Pertama
Desain Lintasan Pembelajaran. Kolom pertama dan kedua
menunjukkan pembelajaran dan antisipasi kolektif pengembangan
dalam pilihan strategi. Kolom ketiga berisi tentang sarana pendukung
perkembangan tersebut, yaitu bangun-bangun gabungan yang
diminta diukur oleh siswa. Tiga kolom terakhir berisi antisipasi strategi
dekomposisi, pengukuran luas, dan rekomposisi yang mungkin
muncul.
Lintasannya berisi dua tahap besar: gabungan bentuk persegi
panjang (pelajaran 1–3) dan bentuk gabungan (pelajaran 4–6).
9. KESIMPULAN
Pilihan strategi muncul sebagai serangkaian praktik
matematika kolektif di masing-masing kelas. Pada bagian ini,
peneliti membahas setiap elemen pilihan strategi yang
muncul. Tujuan studi desain kelas bukan untuk menunjukkan
keefektifan suatu desain pembelajaran, melainkan untuk
mengidentifikasi ciri-ciri lingkungan kelas yang mendukung
munculnya penalaran siswa (Cobb et al., 2016). Oleh karena
itu, fokus pada pilihan strategi yang tertanam dalam desain
pembelajaran, khususnya penjelasan siswa mengenai pilihan
strategi mereka, merupakan temuan abadi dengan kegunaan
praktis yang substansial.
KELEBIHAN
Penelitian ini secara detail membahas temuan-
temuan strategi siswa dalam mencari luas
bangun bentuk gabungan. Hal ini, dapat
dijadikan sebagai dasar literasi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya.
KEKURANGAN
Hasil dari penerapan teori Desain HLT yang telah
dirancang pada penelitian ini tidak dijabarkan
lebih luas sehingga pembaca tidak dapat
mengetahui hasil dari peningkatan
pemahaman siswa.
10. KAJIAN JURNAL Q2
“Using Video and Written Reflection to Assess Second-Grade
Students’ Design Thinking and Conceptual Understanding in an
Engineering and Design Challenge“
https://doi.org/10.46328/ijemst.2746
11. IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal
International Journal of Education in Mathematics, Science and
Technology
Volume
11
Nomor
4
Tahun Penerbit
27 Maret 2023
Judul Jurnal
Using Video and Written Reflection to Assess Second-Grade
Students’ Design Thinking and Conceptual Understanding in an
Engineering and Design Challenge
Nama Penulis
Joe P. Gaston, Sarah K. Guffey-McCorrison, Angela D. Rand
Halaman
820 - 843
12. Menurunnya daya saing Amerika Serikat di
bidang STEM (Sains, Teknologi,
Teknik, dan Matematika),
Siswa
Dewan Riset Nasional (2012) mengusulkan
pendekatan baru terhadap sains K-12
pendidikan yang mengintegrasikan praktik teknik
dan desain ke dalam pengajaran sains. Akibatnya,
jalan masuk guru mana yang mengajarkan sains
dan cara siswa mempelajari sain telah berubah
secara drastis.
Guru
Menurut Bybee (2011), praktik sains dan teknik ada
secara kolateral dalam pendidikan STEM. Artinya,
sains mencari penjelasan berdasarkan bukti
tentang cara kerja dunia, dan teknik mengusulkan
artefak untuk memecahkan permasalahan
manusia.
Penerapan STEM
Pemikiran desain berpusat pada manusia, inovatif,
berulang. Pendekatan ini mengusulkan untuk
memasukkan praktik pemikiran desain sebagai
proses sistematis (Goldman et al. 2012)
Design Thinking
MASALAH PENELITIAN & SOLUSI PENELITIAN
Latar
Belakang
13. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai keterampilan
berpikir desain siswa setelah terlibat dala suatu bidang teknik dan
desaintantangan. Untuk itu, siswa merefleksikan pemahamannya
terhadap konsep dan teknik serta desain tantangan melalui video
dan tanggapan tertulis. Penelitian ini mencakup penilaian pilihan
ganda tambahan pemahaman konseptual siswa tentang materi
setelah terlibat dalam tantangan.
14. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan model konvergensi triangulasi metode campuran yang melibatkan pengumpulan
dan menganalisis data kuantitatif dan kualitatif yang saling melengkapi untuk lebih memahami masalah
penelitian (Creswell &Clark, 2017).
Pengumpulan Data
Siswa mengikuti pretest, menyaksikan
presentasi, di akhir guru memberikan
tantang desain bersama pasangan.
Lalu guru memberikan pertanyaan
refleksi : 1. Apa yang anda lakukan? Apa
yang terjadi? Apa yang harus anda
lakukan? dan menjawab secara tertulis.
Lalu merekam pernyatan siswa
01. 02.
Analisis data
Video dan transkip tertulis diberi kode
untuk bukti pemahaman konseptual
Selain menggunakan bukti video dan
jawaban tertulis peneliti juga
menggunakan pertanyaan pilihan
ganda serta melakukan observasi.
Hasil
Empati Kualitati
Ideasi
Pemahaman Konseptual
03.
15. SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah dasar negeri di
pinggiran kota Amerika Serikat bagian tenggara selama
musim gugur 2019. Pesertanya adalah siswa kelas dua dari
enam kelas berbeda. Sebanyak 76 siswa, di enam kelas,
berpartisipasi dalam penelitian ini.
16. HASIL PENELITIAN
Pemahaman Sains Siswa
Hasil penelitian kami juga menunjukkan refleksi
video adalah platform yang lebih efektif untuk
menangkap pemikiran siswa.
Kuantitatif
Hasil kuantitatif menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam rata-rata skor
sebelum dan sesudah tes salah satu dari tiga
kelompok, yang menunjukkan bahwa jenis
refleksi yang dilakukan siswa tidak berpengaruh
pemahaman konseptual siswa.
Design Thinking
Berdasarkan hasil penelitian, refleksi video
mungkin merupakan metode yang efektif untuk
menilai kemajuan desain siswa kemampuan
berpikir.
17. KESIMPULAN
Penting bagi guru untuk menerapkan strategi dan menggabungkan tugas dan penilaian yang sesuai dengan tujuan
mereka siswa untuk berpikir lebih dalam tentang sains (TekkumruÿKisa, Stein, & Schunn, 2015).
Tes pilihan ganda bukan satu-satunya cara bagi siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa kelipatan tes pilihan ditambah dengan refleksi tertulis dan video memberikan wawasan yang
lebih luas tentang konseptual siswa pemahaman daripada melalui tes pilihan ganda saja. Selain itu, alih-alih
refleksi tertulis, gunakan video refleksi mungkin merupakan cara yang lebih akurat untuk menangkap pemikiran
sains atau konseptual siswa usia dasar pemahaman sains (Buckingham, 2009; Holliday, 2004; Lundstöm, 2013;
Roberts, 2011).
18. KAJIAN JURNAL Q3
“Seeing and the Ability to See: A Framework for Viewing
Geometric Cube Problems”
https://doi.org/10.46328/ijemst.2746
19. IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal
INTERNATIONAL ELECTRONIC JOURNAL OF MATHEMATICS
EDUCATION
Volume
13
Nomor
2
Tahun Penerbit
26 Mei 2018
Judul Jurnal
Seeing and the Ability to See: A Framework for Viewing
Geometric Cube Problems
Nama Penulis
Kok Xiao-Feng Kenan
Halaman
57-60
20. Kurang dari 50% siswa kelas
menengah (Ben-Haim et al., 1985)
dapat menyelesaikan masalah yang
melibatkan melihat diagram 3D yang
direpresentasikan pada permukaan 2D
Selain itu, kurang dari 40% siswa
berusia 17 tahun ditemukan mampu
memecahkan masalah seperti yang
disebutkan dalam hasil Penilaian
Kemajuan Pendidikan Nasional (NAEP)
(Hirstein, 1981).
Siswa
Diperlukan kerangka kerja yang
menguraikan proses dalam melihat
diagram 3D yang direpresentasikan
dalam bidang 2D sehingga kesulitan
yang dialami siswa dapat secara akurat
ditunjukkan dengan proses yang terlibat.
Solusi
MASALAH PENELITIAN & SOLUSI PENELITIAN
Latar
Belakang
21. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan kerangka kerja
yang menelusuri proses yang terlibat dalam melihat 3-diagram
dimensi (3D) yang direpresentasikan pada bidang 2 dimensi (2D).
22. KERANGKA KERJA
Ada tiga proses utama dalam kerangka usulan ini yang akan disingkat menjadi SMS. Mereka adalah
sebagai berikut:
Seeing the 2D plane,
Pada tahap ini, diperlukan
penglihatan atau persepsi visual
untuk mendapatkan akses
langsung ke bidang 2D tempat
diagram 3D direpresentasikan.
01. 02.
Making sense of the 3D
diagram on the 2D plane
Untuk memahami diagram 3D
yang direpresentasikan pada
bidang 2D, kita perlu melihat
bahwa diagram
3D tersebut memang 3D.
(Kemampuan Visualisasi)
Seeing the 3D diagram
Manipulasi pikiran dari diagram
3D yang diwakili diperlukan untuk
melihat perspektif yang berbeda
seperti tampilan atas, samping
dan depan.
(McGee, 1979; NCTM, 2000)
03.
23. HASIL PENELITIAN
Implikasi terhadap Pembelajaran
Kerangka kerja ini berpotensi menjadi alat untuk
mendiagnosis kesalahan dalam pemikiran siswa ketika
mendekati masalah yang memerlukan tampilan
diagram 3D yang direpresentasikan pada permukaan
2D. Kegiatan kemudian dapat dirancang untuk
mengatasi kesalahan berpikir ini. Misalnya, siswa yang
melakukan kesalahan dalam menghitung permukaan
kubus, kemungkinan besar akan mengalami kesulitan
dalam melihat diagram 2D. Oleh karena itu, mereka
mengalami esulitan dalam memahami diagram 3D
pada bidang 2D dan memahaminya.
Oleh karena tu, ada dua permasalahan yang perlu
diatasi. Pertama, persepsi visual siswa yang mengacu
pada apa yang sebenarnya dilihat siswa. Kedua,
kemampuan visualisasinya perlu dibenahi yaitu
tentang bagaimana siswa melihat representasi
diagram 3D pada bidang 2D.
24. KESIMPULAN
Kerangka kerja SMS yang diusulkan telah menyediakan cara untuk melihat proses yang terlibat dalam
melihat diagram 3D yang direpresentasikan pada permukaan 2D. Hal ini tidak hanya memberikan
cara untuk memaham proses yang terjadi dalam melihat permasalahan tersebut, namun juga
berfungsi sebagai alat bagi guru untuk mendiagnosis kesulitan yang dialami siswa dalam
permasalahan geometri tersebut. Oleh karena itu, peneliti menganjurkan penggunaan kerangka
seperti itu untuk membimbing guru dalam memahami masalah geometri seperti ini.
25. KAJIAN JURNAL Q4
The difficulties in geometry: A quantitative analysis based on results of
mathematics competitions in Italy
https://doi.org/10.46328/ijemst.2746
26. IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal
European Journal of Science and Mathematics Education
Volume
11
Nomor
2
Tahun Penerbit
23 Oktober 2022
Judul Jurnal
The difficulties in geometry: A quantitative analysis based
on results of mathematics competitions in Italy
Nama Penulis
Lorenzo Facciaroni , Alessandro Gambini , Lorenzo Mazza
Halaman
258-270
27. Pengajaran geometri di sekolah memiliki banyak tujuan, seperti mengembangkan kemampuan intuitif
spasial, grafis dan linguistik siswa, merangsang kebutuhan akan demonstrasi, membiasakan mereka
bernalar dan memberikan contoh penting sistem deduktif aksiomatik.
Kesulitan Siswa dalam Geometri
Tujuan utama dari acara ini adalah untuk menyebarkan cara pandang yang berbeda terhadap
matematika dengan menetapkan masalah yang berbeda dan, dalam beberapa hal, lebih
merangsang daripada yang diajukan selama jam kurikuler.
Kompetisi Matematika di Italia
INTRODUCTION
28. HASIL PENELITIAN
Geometri dalam Lomba Matematika di Italia
Soal geometri merupakan soal yang paling sering dikosongkan oleh siswa yang mengikuti kompetisi tersebut
kompetisi. Tidak mungkin untuk memastikan apakah siswa menyerah pada jenis pertanyaan ini secara apriori
(yaitu,bahkan tanpa membaca teksnya) atau apakah mereka mencoba melakukannya, mungkin pada lembar
kerja kasar (yang mereka lakukan tidak harus kembali di akhir kompetisi), meski tidak berhasil. Memahami dinamika
dipersaingan tersebut dapat menjadi subjek analisis mendalam di masa depan melalui wawancara atau
ditargetkan kuesioner.
29. KESIMPULAN
Kesulitan yang dihadapi siswa Italia dalam belajar, dan (terlebih lagi) dalam menangani geometri pertanyaan, tidak
homogen. Data terbaru dari survei TIMSS 2019 tampaknya menunjukkan hal tersebut geometri adalah bidang yang
kuat bagi siswa di kelas 8, sedangkan di tingkat sekolah menengah atas trennya nampaknya kebalikannya.
Dari analisis skor yang diperoleh dalam kompetisi tersebut oleh sekitar 10.000 pelajar Italia yang mengikuti lomba
tingkat kabupaten dari tahun 2018 hingga 2020, geometri sepertinya mewakili daerah tersebut yang paling banyak
menciptakan kesulitan.