SlideShare a Scribd company logo
repository.unimus.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transfusi darah
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari
seseorang (donor) kepada orang lain (resipien), dengan tujuan mengganti darah
yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan mempertahankan
daya tahan tubuh terhadap infeksi. Proses transfusi darah harus memenuhi
persyaratan yaitu aman bagi penyumbang darah dan bersifat pengobatan bagi
resipien (Setyati, 2010).
Transfusi darah bertujuan memelihara dan mempertahankan kesehatan
donor, memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar
tetap bermanfaat, memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal
pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah), mengganti kekurangan
komponen seluler atau kimia darah, meningkatkan oksigenasi jaringan,
memperbaiki fungsi hemostatis, tindakan terapi kasus tertentu (Widmann, 2005).
2.1.1 Pelayanan Transfusi Darah
Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan meliputi
perencanaan, pengarahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan darah,
pendistribusian darah dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk
tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Amiruddin, 2015).
Pertimbangan utama dalam transfusi darah, khususnya yang mengandung
eritrosit, adalah kecocokan antigen-antibodi eritrosit. Golongan darah AB secara
5
6
repository.unimus.ac.id
teoritis merupakan resipien universal, karena memiliki antigen A dan B di
permukaan eritrositnya, sehingga serum darahnya tidak mengandung antibodi
(baik anti-A maupun anti-B). Golongan darah O secara teoritis merupakan donor
universal, karena memiliki antibodi anti-A dan anti-B (Setyati, 2010).
Potensi manfaat transfusi eritrosit harus selalu ditimbang terhadap potensi
risiko setiap bentuk terapi. Akibat yang merugikan dari transfusi tidak selalu dapat
dihindari, hasilnya jauh lebih mungkin menjadi menguntungkan jika uji silang
serasi dilakukan sebelum transfusi (Amiruddin, 2015).
2.1.3 Pre Transfusi Darah
Pemeriksaan pre transfusi bertujuan agar sel-sel darah yang ditransfusikan
dapat hidup di tubuh pasien dan tidak menimbulkan kerusakan pada sel darah
pasien. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memulai transfusi darah adalah :
1. Pasien diberi penjelasan mengenai risiko transfusi terutama pasien yang
sering mendapat transfusi darah kemungkinan dapat terjadi reaksi
transfusi.
2. Mencocokkan identitas pasien dan kantong darah.
3. Memonitor keadaan pasien.
4. Catatan lain seperti waktu mulai transfusi, selesai transfusi, volume dan
macam produk yang ditransfusi, nomor donasi dan reaksi transfusi seperti
dingin, demam, gatal-gatal, nyeri kepala (Setyati, 2010).
7
repository.unimus.ac.id
2.1.4 Komponen darah
Darah mengandung komponen seluler maupun non seluler, masing-masing
mempunyai fisiologis yang penting. Transfusi diberikan untuk memperbaiki
defisiensi unsur-unsur yang diperlukan oleh penderita (Syafitri, 2014).
Darah merupakan cairan sangat kompleks, terdiri dari bermacam-macam
sel darah yang disuspensikan kedalam cairan yang disebut plasma. Sel-sel darah
terdiri atas : eritrosit, lekosit dan trombosit. Plasma terdiri dari air, substansi,
kimia (elektrolit), protein (terdapat faktor pembeku darah dan immunoglobulin)
dan sejumlah substansi metabolik. Darah yang diambil dari donor bercampur
dengan antikoagulan yang ada dalam kantong darah akan mencegah terjadinya
pembekuan darah sehingga darah dapat disimpan dan ditransfusikan ke pasien
yang membutuhkan. Satu kantong darah dapat dimanfaatkan lebih efektif apabila
diproses menjadi komponen darah yaitu dipisah - pisahkan menjadi : 1) Sel darah
merah pekat (Packed Red Cell = PRC), 2) Plasma Segar Beku (Fresh Frozen
Plasma = FFP), 3) Cyroprecipitate, dan 4) Thrombocyte Concentrate (TC).
(Setyati, 2010).
2.2 Uji Silang Serasi (Crossmatch)
Crossmatch merupakan pemeriksaan utama yang dilakukan sebelum
transfusi yaitu memeriksa kecocokan antara darah pasien dan donor sehingga
darah yang diberikan benar - benar cocok (Setyati, 2010) dan supaya darah yang
ditranfusikan benar - benar bermanfaat bagi kesembuhan pasien. Uji crossmatch
penting bukan hanya pada transfusi tetapi juga ibu hamil yang kemungkinan
terkena penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (Yuan, 2011).
8
repository.unimus.ac.id
Pemeriksaan Crossmatch berfungsi : 1) Mengetahui ada tidaknya reaksi
antara darah donor dan pasien sehingga menjamin kecocokan darah yang akan
ditranfusikan bagi pasien. 2) Mendeteksi antibodi yang tidak diharapkan dalam
serum pasien yang dapat mengurangi umur eritrosit donor atau menghancurkan
eritrosit donor. 3) Cek akhir setelah uji kecocokan golongan darah ABO (Yuan,
2011).
Tahapan uji crossmatch antara lain identifikasi contoh darah pasien yang
benar, mengecek riwayat pasien sebelumnya, memeriksa golongan darah pasien,
darah donor yang sesuai golongan darah pasien, pemeriksaan crossmatch,
pelabelan yang benar sebelum darah dikeluarkan. Crossmath menurut urgensi
permintaan darah bagi seorang pasien dibagi dalam tiga kategori yaitu crossmatch
rutin, crossmatch emergency dan crossmatch persiapan operasi (Setyati , 2010).
2.2.1 Prinsip Pemeriksaan Crossmatch
Prinsip pemeriksaan crossmatch ada dua yaitu :
1. Mayor crossmatch, merupakan serum pasien direaksikan dengan sel donor,
apabila di dalam serum pasien terdapat antibodi yang melawan terhadap sel maka
dapat merusak sel donor tersebut.
2. Minor crossmatch, merupakan serum donor direaksikan dengan sel pasien.
Pemeriksaan antibodi terhadap donor apabila sudah dilakukan maka pemeriksaan
crossmatch minor tidak perlu lagi dilakukan (Yuan, 2011).
Golongan darah ABO pasien dan donor jika sesuai, baik mayor maupun
minor test tidak bereaksi. Golongan darah pasien dan donor berlainan umpamanya
donor golongan darah donor O dan pasien golongan darah A maka pada test
9
repository.unimus.ac.id
minor akan terjadi aglutinasi (Yuan, 2011). Mayor crossmatch merupakan
tindakan terakhir untuk melindungi keselamatan penerima darah dan sebaiknya
dilakukan demikian sehingga complete antibodies maupun incomplete Antibodies.
Reaksi silang yang dilakukan hanya pada suhu kamar saja, tidak dapat
mengesampingkan aglutinin rhesus yang hanya bereaksi pada suhu 37º C (Syafitri,
2014).
2.2.2 Pemeriksaan Crossmatch
Pemeriksaan crossmatch dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain :
1. Pemeriksaan crossmatch metode tabung
Prinsip pemeriksaan crossmatch metode tabung adalah sel donor dicampur
dengan serum penerima (mayor crossmatch) dan sel penerima dicampur dengan
serum donor (minor crossmatch) dalam bovine albumin 20% akan terjadi
aglutinasi atau gumpalan dan hemolisis bila golongan darah tidak cocok. Sel dan
serum kemudian diinkubasi selama 15-30 menit untuk memberi kesempatan
antibodi melekat pada permukaan sel, lalu ditambahkan serum antiglobulin dan
bila penderita mengandung antibodi dengan eritrosit donor maka terjadi gumpalan
(Setyati, 2010).
2. Pemeriksaan crossmatch metode gel
Yves Lampiere dari Perancis menemukan metode gel dan mengembangkan
metode gel di Switzerland pada akhir 1985 sebagai metode standar sederhana
yang memberikan reaksi aglutinasi dan dapat dibaca dengan mudah. Metode gel
pertama kali digunakan untuk pemeriksaan rutin pada tahun 1988, saat ini telah
digunakan lebih dari 80 negara termasuk Indonesia (Setyati, 2010).
10
repository.unimus.ac.id
Prinsip pemeriksaan crossmatch metode gel adalah penambahan suspensi
sel dan serum atau plasma dalam microtube yang berisi gel di dalam buffer berisi
reagen (Anti-A, Anti-B, Anti-D, enzim, Anti-Ig G, Anti komplement). Microtube
selanjutnya diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37º C dan disentrifus.
Aglutinasi yang terbentuk akan terperangkap di atas permukaan gel. Aglutinasi
tidak terbentuk apabila eritrosit melewati pori-pori gel, dan akan mengendap di
dasar microtube (MJAFI, 2010).
Metoda gel merupakan metode untuk mendeteksi reaksi sel darah merah
dengan antibodi. Metode gel akan lebih cepat dan mempunyai akurasi tinggi
dibandingkan dengan metode tabung (Setyati, 2010).
2.2.3 Fase dalam Crossmatch
Berdasarkan mediumnya yaitu saline, bovine dan coomb’s.
1. Fase I : Fase suhu kamar didalam medium saline. Fase ini akan dapat
mendeteksi : Antibodi komplet yang bersifat IgM (Cold Antibody) seperti
anti-A, anti-B, anti-M, anti-N, anti-Lewis, anti-P1 dan anti-H.
2. Fase II : Fase inkubasi 37ºC dlm medium Bovine albumin. Fase ini akan
dapat mendeteksi beberapa antibodi system Rhesus seperti anti-D, anti-E,
anti-C dan juga antibodi lainnya seperti anti-Lewis, anti-Kell, anti-Duffy.
3. Fase III : Fase Antiglobulin Test. Semua antibodi inkomplet yang telah
diikat pada sel darah merah (pada fase II) akan beraglutinasi (positip)
dengan baik setelah penambahan Coombs serum (Yuan, 2011).
11
repository.unimus.ac.id
2.2.4 Suhu dan Waktu Inkubasi pada Pemeriksaan Crossmatch
Reaksi silang yang dilakukan hanya pada suhu kamar saja tidak dapat
mengesampingkan aglutinin Rh yang hanya bereaksi pada suhu 37°C. Penentuan
anti Rh sebaiknya digunakan cara Crossmatch dengan high protein
methode. Serum antiglobulin meningkatkan sensitivitas pengujian in vitro.
Antibodi kelas IgM yang kuat biasanya menggumpalkan eritrosit yang
mengandung antigen yang relevan secara nyata, tetapi antibodi yang lemah sulit
dideteksi. Banyak antibodi kelas IgG yang tidak mampu menggumpalkan eritrosit
walaupun antibodi itu kuat. Semua pengujian antibodi termasuk uji silang tahap
pertama menggunakan cara sentrifugasi serum dengan eritrosit. Sel dan serum
kemudian diinkubasi selama 15-30 menit untuk memberi kesempatan antibodi
melekat pada permukaan sel, lalu ditambahkan serum antiglobulin dan bila
penderita mengandung antibodi dengan eritrosit donor maka terjadi gumpalan
(Setyati, 2010).
2.2.5 Interpretasi Hasil Crossmatch
Hasil crossmatch dapat diinterpretasikan seperti tabel 2.
Tabel 2. Interpretasi Hasil Crossmatch
Mayor Minor AC/DCT Kesimpulan
- - - Darah keluar
+ - - Ganti darah donor
- + - Ganti darah donor
- + + Darah keluar bila minor lebih kecil atau
sama dengan AC/DCT  inform
concent
+ + + Lihat keterangan
Sumber : Prosedur BDRS
12
repository.unimus.ac.id
Keterangan :
1. Crossmatch mayor, minor dan AC (auto control) = negatif, darah pasien
kompatibel dengan darah donor maka darah boleh dikeluarkan.
2. Crossmtacth mayor = positif, minor = negatif, AC = negatif. Golongan
darah pasien diperiksa sekali lagi, apakah sudah sama dengan donor, apabila
golongan darah sudah sama artinya ada irregular antibody pada serum pasien.
Darah donor diganti dengan melakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil
cross negatif pada mayor dan minor, apabila tidak ditemukan hasil crossmatch
yang kompatibel meskipun darah donor telah diganti maka harus dilakukan
screening dan identifikasi antibodi pada serum pasien, dalam hal ini sampel darah
dikirim ke UTD Pembina terdekat.
3. Crossmatch mayor = negatif, minor = positif, AC = negatif, artinya ada
irregular antibody pada serum / plasma donor. Penyelesaiannya darah donor
diganti dengan yang lain, dilakukan crossmatch lagi.
4. Crossmatch mayor = negatif, minor = positif, AC = positif, dilakukan
direct coombs test (DCT) pada pasien. Hasil DCT positif pada crossmatch minor
dan AC berasal dari autoantibody. Apabila derajat positif pada minor sama atau
lebih kecil dibandingkan derajat positif pada AC/DCT, darah boleh dikeluarkan.
Apabila derajat positif pada minor lebih besar dibandingkan derajat positif pada
AC/DCT, darah tidak boleh dikeluarkan. Darah donor diganti dengan melakukan
crossmatch lagi sampai ditemukan positif pada minor sama atau lebih kecil
dibanding AC / DCT.
13
repository.unimus.ac.id
5. Mayor, Minor, AC = positif. Golongan darah pasien maupun donor
diperiksa, baik dengan cell grouping maupun back typing, pastikan tidak ada
kesalahan golongan darah. DCT pada pasien dilakukan, apabila positif
bandingkan derajat positif DCT dengan minor, apabila derajat positif minor sama
atau lebih rendah dari DCT, maka positif pada minor dapat diabaikan, artinya
positif tersebut berasal dari auto antibody. Positif pada mayor disebabkan adanya
irregular antibody pada serum pasien, diganti dengan darah donor baru sampai
ditemukan hasil mayor negatif (Syafitri, 2014).
2.2.6 Permasalahan dalam Pemeriksaan Crossmatch
Permasalahan yang terjadi dalam pemeriksaan crossmatch, antara lain :
1. Kesalahan administrasi dan pengambilan sampel pasien, meliputi : salah
dalam pelabelan, salah mengambil sampel, sampel bermasalah.
2. Reagen atau alat yang bermasalah.
3. Prosedur pemeriksaan yang salah
4. Pasien/donor memiliki antibodi tertentu atau permasalahan lain dalam
darah pasien atau donor (Ritchie, 2014).
2.3 Jenis-jenis Antikoagulan Untuk Darah Donor
Pemilihan jenis antikoagulan akan berpengaruh pada batas waktu penyimpanan
darah donor dan tidak merubah fungsi dan kualitas komponen darah. Jenis
antikoagulan yang baik adalah yang tidak merusak komponen – komponen yang
terkandung didalam darah dan harus sesuai dengan jenis komponen darah yang
dibutuhkan (Setyati, 2010).
14
repository.unimus.ac.id
Ada beberapa jenis antikoagulan yang dipakai untuk darah donor antara lain
Citrat Phosphat Dextrose(CPD), Acid Citrat Dextrose(ACD), Heparin. Darah
yang diambil dari tubuh pendonor dikumpulkan di dalam kantung darah 250 ml
yang mengandung antikoagulan 65 sampai 75 ml CPD atau ACD (Dinkes Prov,
2002).
ACD dipakai untuk membuat sediaan trombosit, sedangkan untuk darah
lengkap (whole blood ) atau jenis komponen darah yang lain lebih baik dipakai
CPD karena : 1) Masa simpan lebih lama ( CPD 28 hari sedangkan ACD 21 hari ).
2) Penurunan pH tidak begitu cepat. 3) Dapat mempertahankan 80% kadar
Diphosphoglycerate (DPG) dalam darah ACD setelah 2 minggu hanya tertinggal
10% DPG (Dinkes Prov, 2002).
Kadar 2,3 DPG dalam eritrosit akan menjadi normal kembali setelah darah donor
berada di dalam sirkulasi resipien selama 24 jam. Lama penyimpanan darah (suhu
4°- 6° C) ditentukan dengan standar jumlah eritrosit donor yang masih bertahan di
dalam sirkulasi resipien selama 24 jam, yaitu minimum 70 % (Dinkes Prov,
2002).
Antikoagulan heparin jarang digunakan karena masa kadaluarsa yang
singkat atau tidak tahan lama. Darah lengkap dengan antikoagulan heparin akan
kadaluarsa 48 jam setelah pengambilan, jadi komponen komponen didalam darah
juga akan rusak (Dinkes Prov, 2002).
2.4 Suhu Penyimpanan Darah Donor
Darah donor yang belum segera ditranfusikan akan disimpan dalam refrigerator,
suhu penyimpanan sangat berpengaruh terhadap kualitas darahdan usia dari darah
15
repository.unimus.ac.id
Kesesuaian
yang disimpan. Dalam penyimpanan darah dalam refrigerator suhu harus stabil
dan harus dilakukan pengontrolan setiap hari dengan memakai termometer yang
berkualitas baik agar angka yang ditunjukkan menunjukkan suhu yang sebenarnya
(Dinkes Prov, 2002).
Penyimpanan darah donor sebaiknya menggunakan refrigerator yang
mempunyai kipas angin didalamnya supaya suhu merata didalam ruang
refrigerator dan juga harus ada penanganan bila listrik mati. Suhu untuk
penyimpanan darah donor berkisar antara 2°-6°C, pada suhu ini proses glikolisis
dalam darah dapat diperlambat. Suhu yang dingin diharapkan dapat
mempertahankan fungsi komponen didalam darah (Dinkes Prov, 2002).
2.5 Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori
Jenis
Golongan darah
Crossmatch
(Uji silang serasi)
Darah donor
Waktu dan Suhu Inkubasi
(15-30 menit) 37°C
 Jenis Anti Koagulan
 Waktu Inkubasi
 Prosedur
Pemeriksaan
 Suhu Dan
Penyimpanan Darah
16
repository.unimus.ac.id
Variasi waktu dan suhu
inkubasi pemeriksaan
Crossmatch
Hasil Pemeriksaan
crossmacth
2.6 Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep
2.7 Hipotesis
Ada perbedaan hasil crossmatch metode Gel pada sampel dengan inkubasi
dan tanpa inkubasi.

More Related Content

Similar to toksikologi 2-dikonversi.docx

3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
Sofyan Dwi Nugroho
 
Sistem darah a
Sistem darah aSistem darah a
Sistem darah a
ardyan teja
 
Pengolahan darah
Pengolahan darahPengolahan darah
Pengolahan darah
dewisetiyana52
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJPemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
ssuserd986061
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darahDina Awwe
 
Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084
Arief hidayad
 
Blood transfusion product 2.pptx
Blood transfusion product 2.pptxBlood transfusion product 2.pptx
Blood transfusion product 2.pptx
Jeniuz1
 
Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinik
hunun
 
Sistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran DarahSistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran DarahRyan Pangeran
 
Bahan ajar biologi
Bahan ajar biologiBahan ajar biologi
Bahan ajar biologi
Yusep Sunandar
 
Hemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan ApusHemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan Apus
Ridwan
 
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptx
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptxPPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptx
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptx
melypurnadianti1
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAHLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
Muhammad Daffa' Wiandaputra Haribowo
 
SISTEM SIRKULASI PADA MANUSIA
SISTEM SIRKULASI PADA MANUSIASISTEM SIRKULASI PADA MANUSIA
SISTEM SIRKULASI PADA MANUSIA
Deybi Wasida
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
VaUlin Nuha
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasi
Sri Rezki Ramadhani
 

Similar to toksikologi 2-dikonversi.docx (20)

3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Sistem darah a
Sistem darah aSistem darah a
Sistem darah a
 
Pengolahan darah
Pengolahan darahPengolahan darah
Pengolahan darah
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
 
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJPemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Tranfusi darah
Tranfusi darahTranfusi darah
Tranfusi darah
 
Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084
 
Blood transfusion product 2.pptx
Blood transfusion product 2.pptxBlood transfusion product 2.pptx
Blood transfusion product 2.pptx
 
Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinik
 
Sistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran DarahSistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran Darah
 
Bahan ajar biologi
Bahan ajar biologiBahan ajar biologi
Bahan ajar biologi
 
Hemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan ApusHemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan Apus
 
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptx
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptxPPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptx
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptx
 
Transplant
TransplantTransplant
Transplant
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAHLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
 
SISTEM SIRKULASI PADA MANUSIA
SISTEM SIRKULASI PADA MANUSIASISTEM SIRKULASI PADA MANUSIA
SISTEM SIRKULASI PADA MANUSIA
 
Uji golongan darah
Uji golongan darahUji golongan darah
Uji golongan darah
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasi
 

Recently uploaded

Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
perumahanbukitmentar
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
afaturooo
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
flashretailindo
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 

Recently uploaded (17)

Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 

toksikologi 2-dikonversi.docx

  • 1. repository.unimus.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transfusi darah Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien), dengan tujuan mengganti darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Proses transfusi darah harus memenuhi persyaratan yaitu aman bagi penyumbang darah dan bersifat pengobatan bagi resipien (Setyati, 2010). Transfusi darah bertujuan memelihara dan mempertahankan kesehatan donor, memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap bermanfaat, memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah), mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, meningkatkan oksigenasi jaringan, memperbaiki fungsi hemostatis, tindakan terapi kasus tertentu (Widmann, 2005). 2.1.1 Pelayanan Transfusi Darah Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan meliputi perencanaan, pengarahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan darah, pendistribusian darah dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Amiruddin, 2015). Pertimbangan utama dalam transfusi darah, khususnya yang mengandung eritrosit, adalah kecocokan antigen-antibodi eritrosit. Golongan darah AB secara 5
  • 2. 6 repository.unimus.ac.id teoritis merupakan resipien universal, karena memiliki antigen A dan B di permukaan eritrositnya, sehingga serum darahnya tidak mengandung antibodi (baik anti-A maupun anti-B). Golongan darah O secara teoritis merupakan donor universal, karena memiliki antibodi anti-A dan anti-B (Setyati, 2010). Potensi manfaat transfusi eritrosit harus selalu ditimbang terhadap potensi risiko setiap bentuk terapi. Akibat yang merugikan dari transfusi tidak selalu dapat dihindari, hasilnya jauh lebih mungkin menjadi menguntungkan jika uji silang serasi dilakukan sebelum transfusi (Amiruddin, 2015). 2.1.3 Pre Transfusi Darah Pemeriksaan pre transfusi bertujuan agar sel-sel darah yang ditransfusikan dapat hidup di tubuh pasien dan tidak menimbulkan kerusakan pada sel darah pasien. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memulai transfusi darah adalah : 1. Pasien diberi penjelasan mengenai risiko transfusi terutama pasien yang sering mendapat transfusi darah kemungkinan dapat terjadi reaksi transfusi. 2. Mencocokkan identitas pasien dan kantong darah. 3. Memonitor keadaan pasien. 4. Catatan lain seperti waktu mulai transfusi, selesai transfusi, volume dan macam produk yang ditransfusi, nomor donasi dan reaksi transfusi seperti dingin, demam, gatal-gatal, nyeri kepala (Setyati, 2010).
  • 3. 7 repository.unimus.ac.id 2.1.4 Komponen darah Darah mengandung komponen seluler maupun non seluler, masing-masing mempunyai fisiologis yang penting. Transfusi diberikan untuk memperbaiki defisiensi unsur-unsur yang diperlukan oleh penderita (Syafitri, 2014). Darah merupakan cairan sangat kompleks, terdiri dari bermacam-macam sel darah yang disuspensikan kedalam cairan yang disebut plasma. Sel-sel darah terdiri atas : eritrosit, lekosit dan trombosit. Plasma terdiri dari air, substansi, kimia (elektrolit), protein (terdapat faktor pembeku darah dan immunoglobulin) dan sejumlah substansi metabolik. Darah yang diambil dari donor bercampur dengan antikoagulan yang ada dalam kantong darah akan mencegah terjadinya pembekuan darah sehingga darah dapat disimpan dan ditransfusikan ke pasien yang membutuhkan. Satu kantong darah dapat dimanfaatkan lebih efektif apabila diproses menjadi komponen darah yaitu dipisah - pisahkan menjadi : 1) Sel darah merah pekat (Packed Red Cell = PRC), 2) Plasma Segar Beku (Fresh Frozen Plasma = FFP), 3) Cyroprecipitate, dan 4) Thrombocyte Concentrate (TC). (Setyati, 2010). 2.2 Uji Silang Serasi (Crossmatch) Crossmatch merupakan pemeriksaan utama yang dilakukan sebelum transfusi yaitu memeriksa kecocokan antara darah pasien dan donor sehingga darah yang diberikan benar - benar cocok (Setyati, 2010) dan supaya darah yang ditranfusikan benar - benar bermanfaat bagi kesembuhan pasien. Uji crossmatch penting bukan hanya pada transfusi tetapi juga ibu hamil yang kemungkinan terkena penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (Yuan, 2011).
  • 4. 8 repository.unimus.ac.id Pemeriksaan Crossmatch berfungsi : 1) Mengetahui ada tidaknya reaksi antara darah donor dan pasien sehingga menjamin kecocokan darah yang akan ditranfusikan bagi pasien. 2) Mendeteksi antibodi yang tidak diharapkan dalam serum pasien yang dapat mengurangi umur eritrosit donor atau menghancurkan eritrosit donor. 3) Cek akhir setelah uji kecocokan golongan darah ABO (Yuan, 2011). Tahapan uji crossmatch antara lain identifikasi contoh darah pasien yang benar, mengecek riwayat pasien sebelumnya, memeriksa golongan darah pasien, darah donor yang sesuai golongan darah pasien, pemeriksaan crossmatch, pelabelan yang benar sebelum darah dikeluarkan. Crossmath menurut urgensi permintaan darah bagi seorang pasien dibagi dalam tiga kategori yaitu crossmatch rutin, crossmatch emergency dan crossmatch persiapan operasi (Setyati , 2010). 2.2.1 Prinsip Pemeriksaan Crossmatch Prinsip pemeriksaan crossmatch ada dua yaitu : 1. Mayor crossmatch, merupakan serum pasien direaksikan dengan sel donor, apabila di dalam serum pasien terdapat antibodi yang melawan terhadap sel maka dapat merusak sel donor tersebut. 2. Minor crossmatch, merupakan serum donor direaksikan dengan sel pasien. Pemeriksaan antibodi terhadap donor apabila sudah dilakukan maka pemeriksaan crossmatch minor tidak perlu lagi dilakukan (Yuan, 2011). Golongan darah ABO pasien dan donor jika sesuai, baik mayor maupun minor test tidak bereaksi. Golongan darah pasien dan donor berlainan umpamanya donor golongan darah donor O dan pasien golongan darah A maka pada test
  • 5. 9 repository.unimus.ac.id minor akan terjadi aglutinasi (Yuan, 2011). Mayor crossmatch merupakan tindakan terakhir untuk melindungi keselamatan penerima darah dan sebaiknya dilakukan demikian sehingga complete antibodies maupun incomplete Antibodies. Reaksi silang yang dilakukan hanya pada suhu kamar saja, tidak dapat mengesampingkan aglutinin rhesus yang hanya bereaksi pada suhu 37º C (Syafitri, 2014). 2.2.2 Pemeriksaan Crossmatch Pemeriksaan crossmatch dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain : 1. Pemeriksaan crossmatch metode tabung Prinsip pemeriksaan crossmatch metode tabung adalah sel donor dicampur dengan serum penerima (mayor crossmatch) dan sel penerima dicampur dengan serum donor (minor crossmatch) dalam bovine albumin 20% akan terjadi aglutinasi atau gumpalan dan hemolisis bila golongan darah tidak cocok. Sel dan serum kemudian diinkubasi selama 15-30 menit untuk memberi kesempatan antibodi melekat pada permukaan sel, lalu ditambahkan serum antiglobulin dan bila penderita mengandung antibodi dengan eritrosit donor maka terjadi gumpalan (Setyati, 2010). 2. Pemeriksaan crossmatch metode gel Yves Lampiere dari Perancis menemukan metode gel dan mengembangkan metode gel di Switzerland pada akhir 1985 sebagai metode standar sederhana yang memberikan reaksi aglutinasi dan dapat dibaca dengan mudah. Metode gel pertama kali digunakan untuk pemeriksaan rutin pada tahun 1988, saat ini telah digunakan lebih dari 80 negara termasuk Indonesia (Setyati, 2010).
  • 6. 10 repository.unimus.ac.id Prinsip pemeriksaan crossmatch metode gel adalah penambahan suspensi sel dan serum atau plasma dalam microtube yang berisi gel di dalam buffer berisi reagen (Anti-A, Anti-B, Anti-D, enzim, Anti-Ig G, Anti komplement). Microtube selanjutnya diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37º C dan disentrifus. Aglutinasi yang terbentuk akan terperangkap di atas permukaan gel. Aglutinasi tidak terbentuk apabila eritrosit melewati pori-pori gel, dan akan mengendap di dasar microtube (MJAFI, 2010). Metoda gel merupakan metode untuk mendeteksi reaksi sel darah merah dengan antibodi. Metode gel akan lebih cepat dan mempunyai akurasi tinggi dibandingkan dengan metode tabung (Setyati, 2010). 2.2.3 Fase dalam Crossmatch Berdasarkan mediumnya yaitu saline, bovine dan coomb’s. 1. Fase I : Fase suhu kamar didalam medium saline. Fase ini akan dapat mendeteksi : Antibodi komplet yang bersifat IgM (Cold Antibody) seperti anti-A, anti-B, anti-M, anti-N, anti-Lewis, anti-P1 dan anti-H. 2. Fase II : Fase inkubasi 37ºC dlm medium Bovine albumin. Fase ini akan dapat mendeteksi beberapa antibodi system Rhesus seperti anti-D, anti-E, anti-C dan juga antibodi lainnya seperti anti-Lewis, anti-Kell, anti-Duffy. 3. Fase III : Fase Antiglobulin Test. Semua antibodi inkomplet yang telah diikat pada sel darah merah (pada fase II) akan beraglutinasi (positip) dengan baik setelah penambahan Coombs serum (Yuan, 2011).
  • 7. 11 repository.unimus.ac.id 2.2.4 Suhu dan Waktu Inkubasi pada Pemeriksaan Crossmatch Reaksi silang yang dilakukan hanya pada suhu kamar saja tidak dapat mengesampingkan aglutinin Rh yang hanya bereaksi pada suhu 37°C. Penentuan anti Rh sebaiknya digunakan cara Crossmatch dengan high protein methode. Serum antiglobulin meningkatkan sensitivitas pengujian in vitro. Antibodi kelas IgM yang kuat biasanya menggumpalkan eritrosit yang mengandung antigen yang relevan secara nyata, tetapi antibodi yang lemah sulit dideteksi. Banyak antibodi kelas IgG yang tidak mampu menggumpalkan eritrosit walaupun antibodi itu kuat. Semua pengujian antibodi termasuk uji silang tahap pertama menggunakan cara sentrifugasi serum dengan eritrosit. Sel dan serum kemudian diinkubasi selama 15-30 menit untuk memberi kesempatan antibodi melekat pada permukaan sel, lalu ditambahkan serum antiglobulin dan bila penderita mengandung antibodi dengan eritrosit donor maka terjadi gumpalan (Setyati, 2010). 2.2.5 Interpretasi Hasil Crossmatch Hasil crossmatch dapat diinterpretasikan seperti tabel 2. Tabel 2. Interpretasi Hasil Crossmatch Mayor Minor AC/DCT Kesimpulan - - - Darah keluar + - - Ganti darah donor - + - Ganti darah donor - + + Darah keluar bila minor lebih kecil atau sama dengan AC/DCT  inform concent + + + Lihat keterangan Sumber : Prosedur BDRS
  • 8. 12 repository.unimus.ac.id Keterangan : 1. Crossmatch mayor, minor dan AC (auto control) = negatif, darah pasien kompatibel dengan darah donor maka darah boleh dikeluarkan. 2. Crossmtacth mayor = positif, minor = negatif, AC = negatif. Golongan darah pasien diperiksa sekali lagi, apakah sudah sama dengan donor, apabila golongan darah sudah sama artinya ada irregular antibody pada serum pasien. Darah donor diganti dengan melakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil cross negatif pada mayor dan minor, apabila tidak ditemukan hasil crossmatch yang kompatibel meskipun darah donor telah diganti maka harus dilakukan screening dan identifikasi antibodi pada serum pasien, dalam hal ini sampel darah dikirim ke UTD Pembina terdekat. 3. Crossmatch mayor = negatif, minor = positif, AC = negatif, artinya ada irregular antibody pada serum / plasma donor. Penyelesaiannya darah donor diganti dengan yang lain, dilakukan crossmatch lagi. 4. Crossmatch mayor = negatif, minor = positif, AC = positif, dilakukan direct coombs test (DCT) pada pasien. Hasil DCT positif pada crossmatch minor dan AC berasal dari autoantibody. Apabila derajat positif pada minor sama atau lebih kecil dibandingkan derajat positif pada AC/DCT, darah boleh dikeluarkan. Apabila derajat positif pada minor lebih besar dibandingkan derajat positif pada AC/DCT, darah tidak boleh dikeluarkan. Darah donor diganti dengan melakukan crossmatch lagi sampai ditemukan positif pada minor sama atau lebih kecil dibanding AC / DCT.
  • 9. 13 repository.unimus.ac.id 5. Mayor, Minor, AC = positif. Golongan darah pasien maupun donor diperiksa, baik dengan cell grouping maupun back typing, pastikan tidak ada kesalahan golongan darah. DCT pada pasien dilakukan, apabila positif bandingkan derajat positif DCT dengan minor, apabila derajat positif minor sama atau lebih rendah dari DCT, maka positif pada minor dapat diabaikan, artinya positif tersebut berasal dari auto antibody. Positif pada mayor disebabkan adanya irregular antibody pada serum pasien, diganti dengan darah donor baru sampai ditemukan hasil mayor negatif (Syafitri, 2014). 2.2.6 Permasalahan dalam Pemeriksaan Crossmatch Permasalahan yang terjadi dalam pemeriksaan crossmatch, antara lain : 1. Kesalahan administrasi dan pengambilan sampel pasien, meliputi : salah dalam pelabelan, salah mengambil sampel, sampel bermasalah. 2. Reagen atau alat yang bermasalah. 3. Prosedur pemeriksaan yang salah 4. Pasien/donor memiliki antibodi tertentu atau permasalahan lain dalam darah pasien atau donor (Ritchie, 2014). 2.3 Jenis-jenis Antikoagulan Untuk Darah Donor Pemilihan jenis antikoagulan akan berpengaruh pada batas waktu penyimpanan darah donor dan tidak merubah fungsi dan kualitas komponen darah. Jenis antikoagulan yang baik adalah yang tidak merusak komponen – komponen yang terkandung didalam darah dan harus sesuai dengan jenis komponen darah yang dibutuhkan (Setyati, 2010).
  • 10. 14 repository.unimus.ac.id Ada beberapa jenis antikoagulan yang dipakai untuk darah donor antara lain Citrat Phosphat Dextrose(CPD), Acid Citrat Dextrose(ACD), Heparin. Darah yang diambil dari tubuh pendonor dikumpulkan di dalam kantung darah 250 ml yang mengandung antikoagulan 65 sampai 75 ml CPD atau ACD (Dinkes Prov, 2002). ACD dipakai untuk membuat sediaan trombosit, sedangkan untuk darah lengkap (whole blood ) atau jenis komponen darah yang lain lebih baik dipakai CPD karena : 1) Masa simpan lebih lama ( CPD 28 hari sedangkan ACD 21 hari ). 2) Penurunan pH tidak begitu cepat. 3) Dapat mempertahankan 80% kadar Diphosphoglycerate (DPG) dalam darah ACD setelah 2 minggu hanya tertinggal 10% DPG (Dinkes Prov, 2002). Kadar 2,3 DPG dalam eritrosit akan menjadi normal kembali setelah darah donor berada di dalam sirkulasi resipien selama 24 jam. Lama penyimpanan darah (suhu 4°- 6° C) ditentukan dengan standar jumlah eritrosit donor yang masih bertahan di dalam sirkulasi resipien selama 24 jam, yaitu minimum 70 % (Dinkes Prov, 2002). Antikoagulan heparin jarang digunakan karena masa kadaluarsa yang singkat atau tidak tahan lama. Darah lengkap dengan antikoagulan heparin akan kadaluarsa 48 jam setelah pengambilan, jadi komponen komponen didalam darah juga akan rusak (Dinkes Prov, 2002). 2.4 Suhu Penyimpanan Darah Donor Darah donor yang belum segera ditranfusikan akan disimpan dalam refrigerator, suhu penyimpanan sangat berpengaruh terhadap kualitas darahdan usia dari darah
  • 11. 15 repository.unimus.ac.id Kesesuaian yang disimpan. Dalam penyimpanan darah dalam refrigerator suhu harus stabil dan harus dilakukan pengontrolan setiap hari dengan memakai termometer yang berkualitas baik agar angka yang ditunjukkan menunjukkan suhu yang sebenarnya (Dinkes Prov, 2002). Penyimpanan darah donor sebaiknya menggunakan refrigerator yang mempunyai kipas angin didalamnya supaya suhu merata didalam ruang refrigerator dan juga harus ada penanganan bila listrik mati. Suhu untuk penyimpanan darah donor berkisar antara 2°-6°C, pada suhu ini proses glikolisis dalam darah dapat diperlambat. Suhu yang dingin diharapkan dapat mempertahankan fungsi komponen didalam darah (Dinkes Prov, 2002). 2.5 Kerangka Teori Gambar 1. Kerangka Teori Jenis Golongan darah Crossmatch (Uji silang serasi) Darah donor Waktu dan Suhu Inkubasi (15-30 menit) 37°C  Jenis Anti Koagulan  Waktu Inkubasi  Prosedur Pemeriksaan  Suhu Dan Penyimpanan Darah
  • 12. 16 repository.unimus.ac.id Variasi waktu dan suhu inkubasi pemeriksaan Crossmatch Hasil Pemeriksaan crossmacth 2.6 Kerangka Konsep Gambar 2. Kerangka Konsep 2.7 Hipotesis Ada perbedaan hasil crossmatch metode Gel pada sampel dengan inkubasi dan tanpa inkubasi.