Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur dan metode penentuan arah kiblat, mulai dari tradisional menggunakan istiwa, bintang, dan matahari hingga menggunakan perangkat modern seperti GPS dan kompas. Metode tradisional mengacu pada istiwa matahari di atas Ka'bah dan konstelasi bintang tertentu, sedangkan metode modern menggunakan perangkat elektronik seperti kompas dan GPS.
Multimedia pembelajaran ini digunakan untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam kelas VI semester 2 dengan materi tentang Bumi dan sekitarnya, termasuk gerakan dan akibat gerakan Bumi serta Bulan, serta fenomena gerhana.
1. Dokumen ini membahas berbagai metode penentuan arah kiblat, meliputi penggunaan bintang, matahari, dan berbagai alat seperti kompas, astrolabe, theodolite, dan software.
2. Metode tradisional menggunakan bintang Al-Qutbi dan rasi Orion, sedangkan metode modern menggunakan peralatan seperti kompas, theodolite, GPS, dan perangkat lunak khusus.
3. Penentuan arah kiblat sangat penting
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyakipanji
Dokumen tersebut membahas metode pengukuran arah kiblat dengan menggunakan azimut kiblat dan posisi matahari, serta perbandingan antara teori trigonometri bola dan proyeksi peta dalam menentukan arah kiblat. Dokumen ini juga membandingkan akurasi penggunaan kompas dan metode geodesi dalam pengukuran arah kiblat.
Mata kuliah Astronomi Bola membahas tentang konsep geometri bola dan sistem koordinat yang digunakan untuk menentukan posisi objek langit. Materi utama mata kuliah ini meliputi fenomena gerak langit, sistem waktu, transformasi antar sistem koordinat, dan koreksi posisi objek langit. Tujuan mata kuliah ini adalah membantu mahasiswa memahami konsep-konsep dasar astronomi sferis yang diperlukan untuk menjelaskan dan menghit
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Astronomi Bola yang diajarkan di Institut Teknologi Bandung. Mata kuliah ini mengajarkan konsep-konsep dasar astronomi seperti sistem koordinat bola langit, gerak bintang dan planet, serta transformasi antar sistem koordinat untuk menentukan posisi objek langit.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur dan metode penentuan arah kiblat, mulai dari tradisional menggunakan istiwa, bintang, dan matahari hingga menggunakan perangkat modern seperti GPS dan kompas. Metode tradisional mengacu pada istiwa matahari di atas Ka'bah dan konstelasi bintang tertentu, sedangkan metode modern menggunakan perangkat elektronik seperti kompas dan GPS.
Multimedia pembelajaran ini digunakan untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam kelas VI semester 2 dengan materi tentang Bumi dan sekitarnya, termasuk gerakan dan akibat gerakan Bumi serta Bulan, serta fenomena gerhana.
1. Dokumen ini membahas berbagai metode penentuan arah kiblat, meliputi penggunaan bintang, matahari, dan berbagai alat seperti kompas, astrolabe, theodolite, dan software.
2. Metode tradisional menggunakan bintang Al-Qutbi dan rasi Orion, sedangkan metode modern menggunakan peralatan seperti kompas, theodolite, GPS, dan perangkat lunak khusus.
3. Penentuan arah kiblat sangat penting
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyakipanji
Dokumen tersebut membahas metode pengukuran arah kiblat dengan menggunakan azimut kiblat dan posisi matahari, serta perbandingan antara teori trigonometri bola dan proyeksi peta dalam menentukan arah kiblat. Dokumen ini juga membandingkan akurasi penggunaan kompas dan metode geodesi dalam pengukuran arah kiblat.
Mata kuliah Astronomi Bola membahas tentang konsep geometri bola dan sistem koordinat yang digunakan untuk menentukan posisi objek langit. Materi utama mata kuliah ini meliputi fenomena gerak langit, sistem waktu, transformasi antar sistem koordinat, dan koreksi posisi objek langit. Tujuan mata kuliah ini adalah membantu mahasiswa memahami konsep-konsep dasar astronomi sferis yang diperlukan untuk menjelaskan dan menghit
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Astronomi Bola yang diajarkan di Institut Teknologi Bandung. Mata kuliah ini mengajarkan konsep-konsep dasar astronomi seperti sistem koordinat bola langit, gerak bintang dan planet, serta transformasi antar sistem koordinat untuk menentukan posisi objek langit.
Dokumen tersebut berisi solusi soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2009 yang ditulis oleh Mariano N. Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang latar belakang pendeklarasian tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional dan solusi untuk beberapa soal olimpiade astronomi.
Proyeksi peta adalah teknik yang digunakan untuk menggambarkan permukaan bumi bulat ke bidang datar dengan distorsi minimal. Sistem proyeksi dipilih untuk menyatakan posisi titik di bumi ke sistem koordinat bidang agar dapat digunakan untuk perhitungan jarak dan arah. Proyeksi peta mempertimbangkan bidang proyeksi dan sifat asli bumi yang ingin dipertahankan seperti luas, bentuk, atau jarak.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi percepatan gravitasi, percepatan sentrifugal, potensial gravitasi, dan potensial sentrifugal. Juga membahas cara menghitung parameter geodesi fisik seperti vektor gaya berat, persamaan Poisson dan Laplace, serta cara menentukan tinggi GPS, tinggi normal, dan tinggi dari telluroid dan quasi-geoid. Hubungan spherical harmonics dengan geodesi fisik juga dijelaskan.
Teks tersebut menjelaskan hasil perhitungan hisab untuk menentukan tanggal 1 bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah tahun 1436 Hijriah berdasarkan kriteria wujudul hilal. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan posisi dan gerak matahari dan bulan di beberapa kota di Indonesia seperti Yogyakarta, Sabang, dan Merauke. Hasilnya menunjukkan bahwa Indonesia masuk dalam kawasan yang memasuki tanggal 1
1. Dokumen menjelaskan hasil perhitungan hisab untuk menentukan tanggal 1 bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah tahun 1436 Hijriah berdasarkan kriteria hisab hakiki wujudul-hilal.
2. Untuk bulan Ramadan dan Zulhijah, Indonesia memasuki tanggal 1 pada hari Rabu karena ijtimak terjadi setelah terbenam matahari, sedangkan untuk Syawal ijtimak terjadi sebelum terbenam matah
Dokumen tersebut berisi solusi soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2009 yang ditulis oleh Mariano N. Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang latar belakang pendeklarasian tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional dan solusi untuk beberapa soal olimpiade astronomi.
Proyeksi peta adalah teknik yang digunakan untuk menggambarkan permukaan bumi bulat ke bidang datar dengan distorsi minimal. Sistem proyeksi dipilih untuk menyatakan posisi titik di bumi ke sistem koordinat bidang agar dapat digunakan untuk perhitungan jarak dan arah. Proyeksi peta mempertimbangkan bidang proyeksi dan sifat asli bumi yang ingin dipertahankan seperti luas, bentuk, atau jarak.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi percepatan gravitasi, percepatan sentrifugal, potensial gravitasi, dan potensial sentrifugal. Juga membahas cara menghitung parameter geodesi fisik seperti vektor gaya berat, persamaan Poisson dan Laplace, serta cara menentukan tinggi GPS, tinggi normal, dan tinggi dari telluroid dan quasi-geoid. Hubungan spherical harmonics dengan geodesi fisik juga dijelaskan.
Teks tersebut menjelaskan hasil perhitungan hisab untuk menentukan tanggal 1 bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah tahun 1436 Hijriah berdasarkan kriteria wujudul hilal. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan posisi dan gerak matahari dan bulan di beberapa kota di Indonesia seperti Yogyakarta, Sabang, dan Merauke. Hasilnya menunjukkan bahwa Indonesia masuk dalam kawasan yang memasuki tanggal 1
1. Dokumen menjelaskan hasil perhitungan hisab untuk menentukan tanggal 1 bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah tahun 1436 Hijriah berdasarkan kriteria hisab hakiki wujudul-hilal.
2. Untuk bulan Ramadan dan Zulhijah, Indonesia memasuki tanggal 1 pada hari Rabu karena ijtimak terjadi setelah terbenam matahari, sedangkan untuk Syawal ijtimak terjadi sebelum terbenam matah
Hasil pre test kursus bahasa inggris sains p2 tk yesMustahal SSi
This document provides a list of 22 students who took the Test of English Proficiency (TEP) or pre-test on September 24, 2012. It includes each student's name, date of birth, scores on the listening, structure and reading sections, and total score. The highest scoring student received a total of 430 and the lowest scored 333. The test was administered at the Language Center of Universitas Negeri Surabaya in Surabaya, Indonesia.
This document provides a list of 65 participants in the 2012 PLPG assessment conducted by the Ministry of Education and Culture in Sumenep regency, Rayon 142, at the University of PGRI Adi Buana Surabaya. It includes each participant's name, teacher certification number, place of employment, subject area, and status (pass/fail and whether a retest was required).
Lampiran SK Rektor Nomor 232/SK/IX/2012 memuat hasil penilaian Program Pendidikan Layanan Profesi Guru (PLPG) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2012 untuk Kabupaten/Kota Sampang, Rayon 142, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Dokumen ini berisi daftar nama peserta PLPG beserta nomor induk guru, instansi tempat mengajar, mata pelajaran, status hasil penilaian, dan kewajiban mengulang ujian bag
Lampiran ini berisi daftar hasil penilaian Program Pendidikan Layanan Profesi Guru (PLPG) tahun 2012 untuk Kabupaten Pamekasan yang dilaksanakan oleh Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Terdapat 75 peserta dengan status lulus, tidak lulus, dan harus mengulang ujian tertentu.
Sk ketua hasil_plpg_kemdikbud_2012_revisiMustahal SSi
Surat ini memberitahukan hasil pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2012 di Rayon 142 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Surat ini menyampaikan status peserta PLPG yang terdiri dari lulus, tidak lulus, dan mengulang, serta jadwal ujian ulang bagi peserta yang mengulang.
Lampiran ini berisi hasil penilaian Program Pendidikan Layanan Profesi Guru (PLPG) tahun 2012 untuk Kabupaten/Kota Lamongan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Terdapat 69 peserta yang mengikuti ujian PLPG dengan berbagai status hasil penilaian, seperti lulus, mengulang sebagian ujian, dan mengulang seluruh ujian. Dokumen ini berisi daftar nama peserta, nomor induk guru, tempat kerja, mata pelajaran
Daftar nama mahasiswa yang sudah mengirim kuis 1 logika informatika via emailMustahal SSi
Daftar 11 mahasiswa yang mengirim KUIS 1 Logika Informatika melalui email dengan format dan subjek email yang beragam. Beberapa mahasiswa tidak menuliskan kelasnya atau format subjek email salah.
1. INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM
SABTU, 18 AGUSTUS 2012 M
PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1433 H
Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam
mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya
adalah penentuan awal bulan Hijriah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi.
Penentuan awal bulan Hijriah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal
tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Ramadhan, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang
salah satu tupoksinya adalah pelayanan data tanda waktu tentu sangat berkepentingan dalam
penentuan awal bulan Hijriah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari
Terbenam, Sabtu 18 Agustus 2012 M: Penentu Awal Bulan Syawwal 1433 H sebagai berikut.
1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari
Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan
sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Kejadian
ini akan kembali terjadi pada hari Jumat, 17 Agustus 2012 M, pukul 15 : 54 UT atau pukul 22 : 54
WIB atau pukul 23 : 54 WITA atau Sabtu, 18 Agustus 2012, pukul 00 : 54 WIT, yaitu ketika nilai
bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 145,137o. Pada saat konjungsi tersebut, jarak sudut
Matahari dan Bulan (elongasi) adalah 4,983o. Elongasi ini lebih besar daripada jumlah semi
diameter Bulan dan Matahari pada saat tersebut, yaitu 0,524o. Periode sinodis Bulan sendiri
terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 11 jam
30 menit.
Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-
teramati. Keadaan ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter
Matahari, efek refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut (dpl).
Dalam perhitungan standar penentuan waktu terbenam Matahari, semi diameter Matahari dianggap
16’, efek refraksi atmosfer dianggap 34’ dan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl (Seidelmann,
1992). Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2012
paling awal terjadi pada pukul 17 : 38 WIT di Merauke dan paling akhir pada pukul 18 : 51 WIB di
Sabang.
Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan bahwa
konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 18 Agustus 2012 di wilayah Indonesia.
Dengan demikian, secara astronomis waktu pelaksanaan rukyat Hilal di wilayah Indonesia adalah
setelah Matahari terbenam tanggal 18 Agustus 2012.
1
2. 2. Data Hilal dan Matahari untuk Beberapa Kota di Indonesia
Pada Tabel tentang “Data Hilal dan Matahari saat Matahari Terbenam, Sabtu, 18 Agustus 2012
M: Penentu Awal Bulan Syawwal 1433 H”, ditampilkan informasi astronomis Hilal dan Matahari
untuk beberapa kota di Indonesia saat Matahari terbenam tanggal 18 Agustus 2012. Informasi ini
adalah informasi dasar penentu awal bulan Syawwal 1433 H.
Pada tabel tersebut, sebagaimana penentuan waktu terbenam Matahari, waktu terbenam Bulan
dinyatakan saat bagian atas piringan Bulan tepat di horizon teramati. Dalam perhitungan standar
waktu terbenam Bulan, efek refraksi atmosfer dianggap 34’, elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl
dan semi diameter Bulan adalah nilainya pada saat tersebut (Seidelmann, 1992). Azimuth adalah
besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North) menyusuri bidang horizon ke
arah Timur dan seterusnya hingga ke posisi proyeksi benda langit di bidang horizon. Benda langit
yang dimaksud adalah Bulan atau Matahari. Tinggi Hilal dinyatakan sebagai ketinggian pusat
piringan Bulan dari horizon teramati dengan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl dan efek
refraksi atmosfer standar telah diikutsertakan dalam perhitungan. Elongasi adalah jarak sudut antara
pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari untuk pengamat dengan elevasi dianggap 0 meter
dpl dan efek refraksi atmosfer Bumi diabaikan. Sementara FI Bulan adalah fraksi illuminasi Bulan,
yaitu persentase perbandingan antara luas piringan Bulan yang tercahayai oleh Matahari dan
menghadap ke pengamat di permukaan Bumi dengan luas seluruh piringan Bulan. Dari tabel
tersebut dapat juga diperoleh informasi umur Bulan dan lag. Umur Bulan adalah selisih waktu
antara terbenam Matahari dengan waktu terjadinya konjungsi. Adapun lag adalah selisih waktu
terbenam Bulan dengan waktu terbenam Matahari.
Dalam perhitungan tinggi Bulan, efek tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut dapat
diikutsertakan dengan menggunakan persamaan (1) berikut, yaitu
a a0 d , (1)
dengan a adalah tinggi Bulan dari horizon-teramati dengan memperhitungkan efek tinggi lokasi
pengamat dan ao adalah tinggi Bulan dari horizon-teramati tanpa efek tinggi lokasi pengamat.
Adapun d pada persamaan (1) di atas adalah efek kerendahan horizon (dip) yang dinyatakan oleh1)
d 0,02917 h , (2)
dengan h adalah tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut dalam satuan meter.
Sebagai contoh untuk perhitungan di atas adalah ketinggian Bulan pada 18 Agustus 2012 untuk
pengamat di Pelabuhan Ratu dengan elevasi 52,685 meter dpl. Berdasarkan “Data Hilal dan
Matahari saat Matahari Terbenam, Sabtu, 18 Agustus 2012 M: Penentu Awal Bulan Syawwal 1433
H” untuk lokasi Pelabuhan Ratu, diperoleh ao adalah 6,9161o. Berdasarkan persamaan (2) di atas,
nilai d adalah 0,2117o. Setelah hasil ini diterapkan pada persamaan (1) di atas, diperoleh nilai a
adalah 7,1278o. Dengan demikian, setelah memperhitungkan elevasinya, tinggi Bulan di Pelabuhan
Ratu dari horizon-teramati saat Matahari terbenam tanggal 18 Agustus 2012 adalah 7o 7,67’.
Prosedur yang sama dapat dilakukan untuk lokasi lainnya.
2
3. 3. Peta Ketinggian Hilal
Pada Gambar 1 ditampilkan peta ketinggian Hilal untuk pengamat di antara 60o LU sampai
dengan 60o LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada
tanggal 17 Agustus 2012. Pada Gambar 1 tersebut ditampilkan pula ketinggian Hilal untuk
pengamat yang berada di Indonesia. Adapun peta ketinggian Hilal saat Matahari terbenam di
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2012 dapat dilihat pada Gambar 2. Pada kedua gambar tersebut,
tinggi Hilal dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon-teramati dengan
elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer standar telah diikutsertakan
dalam perhitungan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 1, ketinggian Hilal 0o saat Matahari
terbenam tanggal 17 Agustus 2012 melewati Samudra Hindia, Afrika bagian Selatan, Samudra
Atlantik, Amerika bagian Selatan dan Samudra Pasifik. Pada Gambar 2 terlihat ketinggian Hilal di
Indonesia saat Matahari terbenam pada 18 Agustus 2012 berkisar antara 4,64o sampai dengan 6,96o.
Gambar 1. Peta ketinggian Hilal tanggal 17 Agustus 2012 untuk pengamat antara 60o LU s.d. 60o LS.
Gambar 2. Peta ketinggian Hilal tanggal 18 Agustus 2012 untuk pengamat di Indonesia
3
4. 4. Peta Elongasi
Pada Gambar 3 ditampilkan peta elongasi untuk pengamat di Indonesia saat matahari terbenam
tanggal 18 Agustus 2012. Elongasi adalah jarak sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat
piringan Matahari untuk pengamat dengan elevasi dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer
Bumi diabaikan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3, elongasi saat Matahari terbenam tanggal 18
Agustus 2012 di Indonesia berkisar antara 9,38o sampai dengan 11,02o.
Gambar 3. Peta Elongasi tanggal 18 Agustus 2012 untuk pengamat di Indonesia
5. Peta Umur Bulan
Pada Gambar 4 ditampilkan peta umur Bulan saat Matahari terbenam tanggal 18 Agustus 2012.
Umur Bulan adalah selisih waktu antara terbenam Matahari dengan waktu terjadinya konjungsi.
Sebagaimana terlihat pada Gambar 4, umur Bulan di Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2012
berkisar antara 16,72 jam sampai dengan 19,95 jam.
Gambar 4. Peta Umur Bulan tanggal 18 Agustus 2012 untuk pengamat di Indonesia
4
5. 6. Peta Lag
Pada Gambar 5 ditampilkan peta Lag untuk pengamat di Indonesia pada tanggal 18 Agustus
2012. Lag adalah selisih waktu terbenam Bulan dengan waktu terbenam Matahari. Sebagaimana
terlihat pada gambar tersebut, selisih waktu terbenam Bulan dengan Matahari di Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 2012 berkisar antara 22,15 menit sampai dengan 32,18 menit.
Gambar 5. Peta Lag tanggal 18 Agustus 2012 untuk pengamat di Indonesia
7. Peta Fraksi Illuminasi Bulan
Pada Gambar 6 ditampilkan peta Fraksi Illuminasi Bulan untuk pengamat di Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 2012. Fraksi Illuminasi Bulan adalah perbandingan antara luas piringan Bulan
yang tercahayai oleh Matahari dan menghadap ke pengamat di permukaan Bumi dengan luas
seluruh piringan Bulan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 6, Fraksi Illuminasi Bulan pada tanggal
18 Agustus 2012 berkisar antara 0,67 % sampai dengan 0,93 %.
Gambar 6. Peta Fraksi Illuminasi Bulan tanggal 18 Agustus 2012 untuk pengamat di Indonesia
5
6. 8. Objek Astronomis Lainnya yang Berpotensi Mengacaukan Rukyat Hilal
Dalam perencanaan rukyat Hilal, perlu diperkirakan juga objek-objek astronomis selain Hilal
dan Matahari yang posisinya berdekatan dengan Bulan dan kecerlangannya tidak berbeda jauh
dengan Hilal atau lebih lebih cerlang daripada Hilal. Objek astronomis ini bisa berupa planet,
misalnya Venus atau Merkurius, atau berupa bintang yang cerlang, seperti Sirius. Adanya objek
astronomis lainnya ini berpotensi menjadikan pengamat untuk menganggapnya sebagai Hilal.
Pada tanggal 18 Agustus 2012, sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam di Indonesia,
tidak ada objek astronomis lainnya yang jarak sudutnya kurang dari 5o dari Bulan.
Referensi
Seidelmann P.K. (Ed.) (1992), Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac,
University Science Books, Mill Valley, CA.
Informasi Lanjut
Sub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG
Gedung Operasional Baru Lantai 3
Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720
Telepon : (021) 4246321 ext. 3309
situs : http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Tanda_Waktu/
surat-e : gtw@bmkg.go.id
6
7. DATA HILAL DAN MATAHARI PADA SAAT MATAHARI TERBENAM
SABTU, 18 AGUSTUS 2012 M
PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1433 H
KONJUNGSI / IJTIMA': UMAT, 17 AGUSTUS 2012 M, PUKUL 22 : 54 WIB
J
POSISI LOKASI WAKTU TERBENAM AZIMUTH TINGGI POSISI BULAN RELATIF FI
NO NAMA LOKASI
BUJUR LINTANG MATAHARI BULAN MATAHARI BULAN BULAN TERHADAP MATAHARI (ELONGASI) BULAN
o ' o ' j m j m o ' o ' o ' o ' %
1 SABANG 95 21.00 BT 5 54.00 LU 18 : 51 WIB 19 : 17 WIB 283 1.88 273 54.70 5 31.21 11 1.50 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.93
2 BANDA ACEH 95 45.00 BT 5 31.00 LU 18 : 49 WIB 19 : 15 WIB 283 1.03 273 57.25 5 33.97 11 0.28 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.92
3 MEULABOH 96 7.00 BT 4 11.00 LU 18 : 47 WIB 19 : 13 WIB 282 58.31 274 5.55 5 45.27 10 57.93 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.92
4 GUNUNG SITOLI 97 42.30 BT 1 10.00 LU 18 : 37 WIB 19 : 6 WIB 282 53.79 274 27.45 6 8.41 10 51.31 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.90
5 MEDAN 98 40.60 BT 3 33.70 LU 18 : 36 WIB 19 : 3 WIB 282 57.32 274 11.85 5 45.94 10 52.46 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.90
6 SIBOLGA 98 53.70 BT 1 33.10 LU 18 : 33 WIB 19 : 1 WIB 282 54.32 274 25.66 6 2.87 10 49.59 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.89
7 PADANG 100 21.30 BT 0 53.00 LS 18 : 25 WIB 18 : 54 WIB 282 52.05 274 45.36 6 20.24 10 44.00 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.88
8 PEKANBARU 101 26.70 BT 0 27.70 LU 18 : 22 WIB 18 : 50 WIB 282 53.23 274 35.77 6 7.10 10 43.61 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.88
9 JAMBI 103 38.30 BT 1 38.10 LS 18 : 11 WIB 18 : 40 WIB 282 51.79 274 53.95 6 19.85 10 37.10 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.86
10 BENGKULU 102 20.30 BT 3 51.80 LS 18 : 14 WIB 18 : 45 WIB 282 51.22 275 12.34 6 39.77 10 36.88 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.86
11 PALEMBANG 104 42.10 BT 2 54.20 LS 18 : 6 WIB 18 : 36 WIB 282 51.42 275 5.42 6 27.71 10 33.67 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.85
12 BANDAR LAMPUNG 105 14.40 BT 5 14.40 LS 18 : 1 WIB 18 : 33 WIB 282 51.66 275 27.00 6 44.30 10 30.00 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.84
13 BATAM 104 6.80 BT 1 7.10 LU 18 : 12 WIB 18 : 39 WIB 282 54.08 274 33.16 5 56.50 10 39.52 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.87
14 TANJUNG PINANG 104 31.80 BT 0 55.00 LU 18 : 10 WIB 18 : 38 WIB 282 53.87 274 34.96 5 57.38 10 38.52 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.86
15 RANAI 108 27.00 BT 3 50.00 LU 17 : 57 WIB 18 : 22 WIB 282 58.33 274 19.23 5 25.20 10 34.98 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.85
16 PANGKAL PINANG 106 8.40 BT 2 8.70 LS 18 : 1 WIB 18 : 30 WIB 282 51.71 274 59.99 6 18.97 10 31.93 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.85
17 TANJUNG PANDAN 107 45.20 BT 2 45.10 LS 17 : 54 WIB 18 : 23 WIB 282 51.61 275 6.24 6 20.51 10 28.28 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.84
18 MERAK 106 0.00 BT 5 56.00 LS 17 : 58 WIB 18 : 29 WIB 282 52.02 275 34.12 6 47.85 10 27.83 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.84
19 PANDEGLANG 106 6.00 BT 6 18.00 LS 17 : 57 WIB 18 : 29 WIB 282 52.24 275 37.78 6 50.29 10 27.24 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.83
20 SERANG 106 9.00 BT 6 6.00 LS 17 : 57 WIB 18 : 28 WIB 282 52.12 275 35.84 6 48.75 10 27.37 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.83
21 RANGKAS BITUNG 106 14.00 BT 6 22.00 LS 17 : 56 WIB 18 : 28 WIB 282 52.29 275 38.51 6 50.50 10 26.92 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.83
23 JAKARTA 106 50.47 BT 6 9.31 LS 17 : 54 WIB 18 : 26 WIB 282 52.19 275 36.78 6 47.76 10 26.04 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.83
24 PELABUHAN RATU 106 33.46 BT 7 1.74 LS 17 : 55 WIB 18 : 26 WIB 282 52.79 275 45.32 6 54.96 10 25.58 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.83
25 BANDUNG 107 35.00 BT 6 54.00 LS 17 : 51 WIB 18 : 22 WIB 282 52.74 275 44.58 6 51.58 10 23.86 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.83
26 LEMBANG 107 36.96 BT 6 49.55 LS 17 : 50 WIB 18 : 22 WIB 282 52.68 275 43.86 6 51.39 10 23.88 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.83
27 SEMARANG 110 22.80 BT 6 59.00 LS 17 : 39 WIB 18 : 11 WIB 282 52.96 275 46.94 6 46.53 10 18.67 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.81
28 YOGYAKARTA 110 26.00 BT 7 47.00 LS 17 : 38 WIB 18 : 10 WIB 282 53.68 275 55.06 6 52.00 10 17.68 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.81
29 PANGGUNG REJO 112 13.00 BT 8 20.00 LS 17 : 31 WIB 18 : 3 WIB 282 54.36 276 1.65 6 52.15 10 13.83 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.80
30 TANJUNG KODOK 112 21.00 BT 6 52.00 LS 17 : 31 WIB 18 : 3 WIB 282 52.97 275 46.86 6 41.73 10 15.22 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.80
31 NGLIYEP 112 26.00 BT 8 21.00 LS 17 : 30 WIB 18 : 2 WIB 282 54.39 276 1.93 6 51.83 10 13.42 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.80
32 PRAPAT,BAWEAN 112 35.00 BT 5 48.00 LS 17 : 32 WIB 18 : 2 WIB 282 52.31 275 36.70 6 33.66 10 16.00 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.80
33 SURABAYA 112 47.10 BT 7 23.00 LS 17 : 29 WIB 18 : 1 WIB 282 53.43 275 52.23 6 44.47 10 13.85 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.80
34 PASIBAN 113 20.00 BT 8 20.00 LS 17 : 26 WIB 17 : 58 WIB 282 54.42 276 2.20 6 49.89 10 11.80 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.79
35 AMBAT,PAMEKASAN 113 25.00 BT 7 13.00 LS 17 : 27 WIB 17 : 58 WIB 282 53.32 275 50.91 6 42.03 10 12.89 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.80
36 TERANGULASI 114 22.00 BT 8 40.00 LS 17 : 22 WIB 17 : 54 WIB 282 54.87 276 6.17 6 50.04 10 9.56 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.79
37 PONTIANAK 109 24.50 BT 0 8.60 LS 17 : 49 WIB 18 : 17 WIB 282 53.10 274 46.68 5 56.64 10 28.36 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.84
38 SINTANG 111 28.60 BT 0 3.90 LS 17 : 41 WIB 18 : 8 WIB 282 53.28 274 47.74 5 52.00 10 24.71 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.83
8. 39 PANGKALAN BUN 111 43.00 BT 2 41.00 LS 17 : 38 WIB 18 : 7 WIB 282 51.84 275 8.44 6 12.17 10 21.16 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.82
40 PALANGKA RAYA 113 56.60 BT 2 13.60 LS 17 : 29 WIB 17 : 58 WIB 282 52.10 275 6.27 6 4.27 10 17.67 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.81
41 MUARATEWE 114 42.00 BT 0 39.00 LS 17 : 28 WIB 17 : 55 WIB 282 52.99 274 54.60 5 50.43 10 18.17 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.81
42 BANJARMASIN 114 45.20 BT 3 26.30 LS 18 : 25 WITA 18 : 54 WITA 282 51.89 275 16.87 6 11.92 10 14.78 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.80
43 TENGGARONG 116 59.92 BT 0 26.59 LS 18 : 19 WITA 18 : 46 WITA 282 53.27 274 54.85 5 44.33 10 14.28 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.80
44 SAMARINDA 117 8.00 BT 0 26.00 LS 18 : 18 WITA 18 : 45 WITA 282 53.29 274 54.89 5 43.99 10 14.05 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.80
45 TANJUNG REDEP 117 32.00 BT 2 15.00 LU 18 : 19 WITA 18 : 44 WITA 282 56.26 274 37.06 5 21.45 10 16.60 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.81
46 TARAKAN 117 34.10 BT 3 19.70 LU 18 : 20 WITA 18 : 44 WITA 282 57.94 274 30.59 5 12.37 10 17.88 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.81
47 JEMBRANA 114 35.00 BT 8 23.00 LS 18 : 21 WITA 18 : 53 WITA 282 54.55 276 3.33 6 47.69 10 9.48 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.79
48 TABANAN 115 2.00 BT 8 29.00 LS 18 : 19 WITA 18 : 51 WITA 282 54.69 276 4.59 6 47.45 10 8.55 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.79
49 BULELENG 115 5.00 BT 8 8.00 LS 18 : 19 WITA 18 : 51 WITA 282 54.29 276 1.01 6 44.98 10 8.85 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.79
50 DENPASAR 115 10.20 BT 8 40.70 LS 18 : 19 WITA 18 : 50 WITA 282 54.93 276 6.68 6 48.49 10 8.09 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.78
51 BADUNG 115 13.00 BT 8 37.00 LS 18 : 18 WITA 18 : 50 WITA 282 54.85 276 6.06 6 47.98 10 8.08 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.78
52 GIANYAR 115 20.00 BT 8 31.00 LS 18 : 18 WITA 18 : 50 WITA 282 54.74 276 5.08 6 47.07 10 7.97 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.78
53 BANGLI 115 22.00 BT 8 27.00 LS 18 : 18 WITA 18 : 49 WITA 282 54.67 276 4.41 6 46.55 10 7.99 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.78
54 KLUNGKUNG 115 25.00 BT 8 32.00 LS 18 : 18 WITA 18 : 49 WITA 282 54.77 276 5.29 6 47.01 10 7.80 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.78
55 KARANGASEM 115 31.00 BT 8 26.00 LS 18 : 17 WITA 18 : 49 WITA 282 54.65 276 4.31 6 46.13 10 7.73 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.78
56 MATARAM 116 6.10 BT 8 33.70 LS 18 : 15 WITA 18 : 46 WITA 282 54.84 276 5.92 6 45.81 10 6.53 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.78
57 SUMBAWA BESAR 117 25.00 BT 8 26.00 LS 18 : 10 WITA 18 : 41 WITA 282 54.76 276 5.24 6 42.28 10 4.30 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.77
58 BIMA 118 41.50 BT 8 32.60 LS 18 : 5 WITA 18 : 36 WITA 282 54.96 276 6.99 6 40.43 10 1.87 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.77
59 WAINGAPU 120 18.10 BT 9 40.20 LS 17 : 57 WITA 18 : 29 WITA 282 56.54 276 19.47 6 44.61 9 57.73 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.76
60 KUPANG 123 39.80 BT 10 10.60 LS 17 : 43 WITA 18 : 14 WITA 282 57.50 276 26.31 6 41.04 9 51.13 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.74
61 KOTAMOBAGU 124 22.00 BT 0 45.00 LU 17 : 50 WITA 18 : 15 WITA 282 54.77 274 52.47 5 20.62 10 2.52 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.77
62 MANADO 124 55.50 BT 1 32.80 LU 17 : 49 WITA 18 : 13 WITA 282 55.72 274 47.82 5 13.15 10 2.50 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.77
63 TONDANO 124 56.00 BT 1 18.00 LU 17 : 49 WITA 18 : 13 WITA 282 55.42 274 49.38 5 15.12 10 2.18 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.77
64 BITUNG 125 13.00 BT 1 26.00 LU 17 : 48 WITA 18 : 12 WITA 282 55.60 274 48.78 5 13.51 10 1.84 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.77
65 TAHUNA 125 32.00 BT 3 10.00 LU 17 : 48 WITA 18 : 11 WITA 282 58.11 274 38.74 4 58.75 10 3.43 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.77
66 MIANGAS 125 35.00 BT 5 33.00 LU 17 : 50 WITA 18 : 12 WITA 283 2.73 274 26.52 4 38.61 10 6.36 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.78
67 KENDARI 122 24.80 BT 4 5.10 LS 17 : 54 WITA 18 : 22 WITA 282 52.32 275 27.42 6 1.56 10 0.24 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.76
68 LUWUK 122 46.20 BT 1 2.40 LS 17 : 55 WITA 18 : 21 WITA 282 53.16 275 3.65 5 37.81 10 3.20 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.77
69 PALU 119 54.50 BT 0 54.90 LS 18 : 7 WITA 18 : 33 WITA 282 53.09 275 0.56 5 42.40 10 8.48 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.79
70 TOLI-TOLI 120 47.60 BT 1 7.40 LU 18 : 5 WITA 18 : 30 WITA 282 54.99 274 47.06 5 24.46 10 9.37 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.79
71 MAJENE 119 0.00 BT 2 30.00 LS 18 : 9 WITA 18 : 37 WITA 282 52.29 275 12.07 5 56.43 10 8.23 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.78
72 MAKASSAR 119 32.90 BT 5 3.50 LS 18 : 4 WITA 18 : 33 WITA 282 52.37 275 34.07 6 14.36 10 4.26 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.77
73 GORONTALO 122 51.10 BT 0 38.20 LU 17 : 56 WITA 18 : 22 WITA 282 54.57 274 51.98 5 24.43 10 5.09 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.78
74 TERNATE 127 22.90 BT 0 49.80 LU 18 : 38 WIT 19 : 3 WIT 282 55.02 274 54.43 5 14.20 9 57.25 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.76
75 AMBON 128 5.00 BT 3 42.00 LS 18 : 31 WIT 18 : 59 WIT 282 52.61 275 27.94 5 47.50 9 50.57 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.74
76 SAUMLAKI 131 18.00 BT 7 59.00 LS 18 : 15 WIT 18 : 44 WIT 282 55.02 276 7.69 6 11.14 9 39.93 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.71
77 TUAL 132 44.00 BT 5 40.00 LS 18 : 11 WIT 18 : 39 WIT 282 53.34 275 47.36 5 52.38 9 40.03 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.71
78 SORONG 131 17.00 BT 0 54.00 LS 18 : 21 WIT 18 : 46 WIT 282 53.71 275 9.12 5 20.20 9 48.22 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.73
79 FAK FAK 132 14.00 BT 2 56.00 LS 18 : 16 WIT 18 : 42 WIT 282 52.90 275 24.69 5 33.67 9 44.11 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.72
80 MANOKWARI 134 3.00 BT 0 53.00 LS 18 : 10 WIT 18 : 35 WIT 282 53.88 275 11.11 5 14.71 9 43.36 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.72
81 BIAK 136 6.20 BT 1 11.00 LS 18 : 2 WIT 18 : 26 WIT 282 53.80 275 14.72 5 13.01 9 39.38 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.71
82 TIMIKA 136 53.00 BT 4 32.00 LS 17 : 56 WIT 18 : 22 WIT 282 53.17 275 40.39 5 36.11 9 34.02 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.70
83 MERAUKE 140 25.00 BT 8 31.00 LS 17 : 38 WIT 18 : 6 WIT 282 56.11 276 17.27 5 56.25 9 23.23 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.67
84 JAYAPURA 140 31.00 BT 2 34.00 LS 17 : 43 WIT 18 : 7 WIT 282 53.43 275 27.71 5 14.73 9 29.97 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.69