SlideShare a Scribd company logo
“TINGGAL TRANSFER?”:
AGENSI PENERJEMAH DAN PENGGUNAAN GAYA
MENULIS YANG TAJAM DAN EFEKTIF DALAM
PENERJEMAHAN KARYA ILMIAH
Wawan Eko Yulianto
Di kalangan teoretikus, kajian
penerjemahan kurang mendapat
perhatian.
(Maeve Olohan)
Pandangan umum:
Penerjemahan karya ilmiah
Transfer dari satu bahasa ke bahasa lain
Tidak butuh banyak agensi penerjemah
Kenyataan
lapangan:
Kenyataan:
Bahasa ilmiah ≠ (sekadar)
pengantar
Fungsi tindak retorika:
Menginformasikan
Menghibur
Dan menggerakkan
Docere
Delectare
Et Movere
Karya ilmiah biasanya masuk ke
golongan yang “docere” dan
“movere”
Fungsi Komunikasi (Karl Bühler):
■ Representasi
■ Ekspresi
■ Apelasi
The Elements of
Style adalah buku
penulisan yang
banyak dirujuk
baik oleh penulis
karya ilmiah
maupun penulis
kreatif. Dua hal
yang disuarakan
oleh Strunk dan
White adalah
keringkasan dan
pentingnya
pengarang untuk
tidak menunjukkan
sosoknya di
Bukan sekadar representasi,
tapi juga ekspresi
Implikasi dalam penerjemahan:
Penerjemah perlu menguasai “seni” penulisan ilmiah
Prinsip-prinsip Penulisan Ilmiah:
■ Keringkasan
■ Fokus
■ Keefektifan
■ Keakuratan
■ Kohesi & koherensi
■ Dsb.
“The Main Factors beyond Decision
Making” by Dr. Hussien Ahmad Al-
Tarawneh.
Al-Tarawneh, H. A. (2012). “The Main Factors beyond Decision Making.” Journal of
Management Research, 4(1).
Ketajaman Fokus
“This study explores decision-making and its process. The
choice to focus on decision making is due to its nature and
significance” (Al-Tarawneh, 2012).
Ketajaman Fokus
“This study explores decision-making and its process. The
choice to focus on decision making is due to its nature and
significance” (Al-Tarawneh, 2012).
Pilihan untuk memfokuskan pada pengambilan keputusan
tersebut disebabkan oleh (atau “dibuat karena”) sifat dan
signifikansinya.
Ketajaman Fokus
“This study explores decision-making and its process. The
choice to focus on decision making is due to its nature and
significance” (Al-Tarawneh, 2012).
Pilihan untuk memfokuskan pada pengambilan keputusan
tersebut disebabkan oleh (atau “dibuat karena”) sifat dan
signifikansinya.
Pengambilan keputusan dipilih menjadi fokus penelitian
ini karena sifat dan signifikansinya.
Ketajaman Fokus
“This study explores decision-making and its process. The
choice to focus on decision making is due to its nature and
significance” (Al-Tarawneh, 2012).
Pengambilan keputusan dipilih menjadi fokus penelitian
ini karena sifat dan signifikansinya.
Prinsip-prinsip (Bacon & Wijayanti et al.):
■ Kita bisa mempertajam fokus dengan
menyoroti hubungan subyek–predikat
Prinsip-prinsip (Bacon & Wijayanti et al.):
■ Kita bisa mempertajam fokus dengan
menyoroti hubungan subyek–predikat
■ Kata kerja sangat menentukan ketajaman fokus
Prinsip-prinsip (Bacon & Wijayanti et al.):
■ Kita bisa mempertajam fokus dengan
menyoroti hubungan subyek–predikat
■ Kata kerja sangat menentukan ketajaman fokus
■ Bentuk pasif tidak dipandang miring dalam bahasa
ilmiah Indonesia.
Keringkasan
■ Even if it can be sometimes a long iterative process
to come to such an agreement, it is a crucial and
necessary point before proceeding to the next step
(Al-Tarawneh, 2012).
■ Bahkan jika hal tersebut bisa memerlukan proses
berulang untuk mencapai kesepakatan seperti yang
diperlukan, proses ini tetap menjadi titik penting dan
diperlukan sebelum melanjutkan ke langkah
selanjutnya.
Keringkasan
■ Bahkan jika hal tersebut bisa memerlukan proses
berulang untuk mencapai kesepakatan seperti yang
diperlukan, proses ini tetap menjadi titik penting dan
diperlukan sebelum melanjutkan ke langkah
selanjutnya.
■ Meskipun pencapaian kesepakatan bisa panjang dan
berulang, proses tersebut tetap menjadi titik yang
krusial dan diperlukan sebelum melanjutkan ke
langkah selanjutnya.
Prinsip-prinsip:
■ Penggunaan konjungsi lain yang lebih tajam. “Even
if”  “Bahkan jika”  “meskipun“
Prinsip-prinsip:
■ Penggunaan konjungsi lain yang lebih tajam. “Even
if”  “Bahkan jika”  “meskipun“
■ Penggunaan “it” sebagai subyek sangat tidak
dianjurkan karena bersifat lemah.
Kesimpulan
■ Bahasa dalam karya ilmiah tidak lagi semestinya dipandang sebagai
sekadar “representasi” atau “kendaraan” bagi gagasan.
Kesimpulan
■ Bahasa dalam karya ilmiah tidak lagi semestinya dipandang sebagai
sekadar “representasi” atau “kendaraan” bagi gagasan.
■ Penerjemahan karya ilmiah (atau teks ilmu pengetahuan secara umum)
hendaknya disertai kesadaran akan gagasan di atas.
Kesimpulan
■ Bahasa dalam karya ilmiah tidak lagi semestinya dipandang sebagai
sekadar “representasi” atau “kendaraan” bagi gagasan.
■ Penerjemahan karya ilmiah (atau teks ilmu pengetahuan secara umum)
hendaknya disertai kesadaran akan gagasan di atas.
■ Penerjemah karya ilmiah perlu terus berusaha meningkatkan
penguasaan “seni” penulisan karya ilmiah.
Kesimpulan
■ Bahasa dalam karya ilmiah tidak lagi semestinya dipandang sebagai
sekadar “representasi” atau “kendaraan” bagi gagasan.
■ Penerjemahan karya ilmiah (atau teks ilmu pengetahuan secara umum)
hendaknya disertai kesadaran akan gagasan di atas.
■ Penerjemah karya ilmiah perlu terus berusaha meningkatkan
penguasaan “seni” penulisan karya ilmiah.
■ Penerjemah memiliki agensi atau peran penting, sehingga dia memiliki
kebebasan bermanuver atau menari selama mendukung tujuan awal
penulisan karya ilmiah yang bersangkutan.
Tinggal Transfer: Agensi Penerjemah dan Penggunaan Gaya Menulis yang Tajam dan Efektif dalam Penerjemahan Karya Ilmiah

More Related Content

Similar to Tinggal Transfer: Agensi Penerjemah dan Penggunaan Gaya Menulis yang Tajam dan Efektif dalam Penerjemahan Karya Ilmiah

P#5 evaluasi karya ilmiah
P#5 evaluasi karya ilmiahP#5 evaluasi karya ilmiah
P#5 evaluasi karya ilmiahAPTIKOM3
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
Wahyudi Wahyudi
 
Teknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiahTeknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiah
Singgih Yanto
 
ULASAN BUKU : Strategi Bahasa: Panduan Nahu dan Retorik Untuk Penulisan
ULASAN BUKU : Strategi Bahasa: Panduan Nahu dan Retorik Untuk Penulisan ULASAN BUKU : Strategi Bahasa: Panduan Nahu dan Retorik Untuk Penulisan
ULASAN BUKU : Strategi Bahasa: Panduan Nahu dan Retorik Untuk Penulisan
Pena Minang
 
Bahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : ArtikelBahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : Artikel
Nesha Mutiara
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi1234567890el
 
Kuliah literasi kimia uin_01-11-12
Kuliah literasi kimia uin_01-11-12Kuliah literasi kimia uin_01-11-12
Kuliah literasi kimia uin_01-11-12ZhefSena Al-Djamil
 
Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA
Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMAMateri untuk UN Bahasa Indonesia SMA
Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA
Enggita Aprilika Yustian
 
Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysis
Merdina Ziraluo
 
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Aldon Samosir
 
Definisi analytical exposition
Definisi analytical expositionDefinisi analytical exposition
Definisi analytical exposition
Khairunnisa Nazhifah
 
Model Analisis Wacana
Model Analisis WacanaModel Analisis Wacana
Model Analisis Wacana
analisis wacana
 
Model analisis wacana
Model analisis wacanaModel analisis wacana
Model analisis wacana
syifa atiqah
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Karya ilmiah populer (1)
Karya ilmiah populer (1)Karya ilmiah populer (1)
Karya ilmiah populer (1)
Madni Al-bantani
 

Similar to Tinggal Transfer: Agensi Penerjemah dan Penggunaan Gaya Menulis yang Tajam dan Efektif dalam Penerjemahan Karya Ilmiah (20)

P#5 evaluasi karya ilmiah
P#5 evaluasi karya ilmiahP#5 evaluasi karya ilmiah
P#5 evaluasi karya ilmiah
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Teknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiahTeknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiah
 
ULASAN BUKU : Strategi Bahasa: Panduan Nahu dan Retorik Untuk Penulisan
ULASAN BUKU : Strategi Bahasa: Panduan Nahu dan Retorik Untuk Penulisan ULASAN BUKU : Strategi Bahasa: Panduan Nahu dan Retorik Untuk Penulisan
ULASAN BUKU : Strategi Bahasa: Panduan Nahu dan Retorik Untuk Penulisan
 
Bahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : ArtikelBahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : Artikel
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
Kuliah literasi kimia uin_01-11-12
Kuliah literasi kimia uin_01-11-12Kuliah literasi kimia uin_01-11-12
Kuliah literasi kimia uin_01-11-12
 
Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA
Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMAMateri untuk UN Bahasa Indonesia SMA
Materi untuk UN Bahasa Indonesia SMA
 
Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysis
 
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
 
Modulpenulisanth2 62008
Modulpenulisanth2 62008Modulpenulisanth2 62008
Modulpenulisanth2 62008
 
Definisi analytical exposition
Definisi analytical expositionDefinisi analytical exposition
Definisi analytical exposition
 
Model Analisis Wacana
Model Analisis WacanaModel Analisis Wacana
Model Analisis Wacana
 
Model analisis wacana
Model analisis wacanaModel analisis wacana
Model analisis wacana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Karya ilmiah populer (1)
Karya ilmiah populer (1)Karya ilmiah populer (1)
Karya ilmiah populer (1)
 

More from Wawan Yulianto

Revisiting Viviana Gaballo's "Exploring the Boundaries of Transcreation"
Revisiting Viviana Gaballo's "Exploring the Boundaries of Transcreation"Revisiting Viviana Gaballo's "Exploring the Boundaries of Transcreation"
Revisiting Viviana Gaballo's "Exploring the Boundaries of Transcreation"
Wawan Yulianto
 
Taking Poetry Translation Personally
Taking Poetry Translation PersonallyTaking Poetry Translation Personally
Taking Poetry Translation Personally
Wawan Yulianto
 
Meresensi film: Respons Kritis Mempertahankan Kesan
Meresensi film: Respons Kritis Mempertahankan KesanMeresensi film: Respons Kritis Mempertahankan Kesan
Meresensi film: Respons Kritis Mempertahankan Kesan
Wawan Yulianto
 
Travel writing
Travel writingTravel writing
Travel writing
Wawan Yulianto
 
Argumentative Synthesis
Argumentative SynthesisArgumentative Synthesis
Argumentative SynthesisWawan Yulianto
 
Logical fallacies
Logical fallaciesLogical fallacies
Logical fallacies
Wawan Yulianto
 

More from Wawan Yulianto (7)

Revisiting Viviana Gaballo's "Exploring the Boundaries of Transcreation"
Revisiting Viviana Gaballo's "Exploring the Boundaries of Transcreation"Revisiting Viviana Gaballo's "Exploring the Boundaries of Transcreation"
Revisiting Viviana Gaballo's "Exploring the Boundaries of Transcreation"
 
Taking Poetry Translation Personally
Taking Poetry Translation PersonallyTaking Poetry Translation Personally
Taking Poetry Translation Personally
 
Meresensi film: Respons Kritis Mempertahankan Kesan
Meresensi film: Respons Kritis Mempertahankan KesanMeresensi film: Respons Kritis Mempertahankan Kesan
Meresensi film: Respons Kritis Mempertahankan Kesan
 
Travel writing
Travel writingTravel writing
Travel writing
 
Critique Essay
Critique EssayCritique Essay
Critique Essay
 
Argumentative Synthesis
Argumentative SynthesisArgumentative Synthesis
Argumentative Synthesis
 
Logical fallacies
Logical fallaciesLogical fallacies
Logical fallacies
 

Tinggal Transfer: Agensi Penerjemah dan Penggunaan Gaya Menulis yang Tajam dan Efektif dalam Penerjemahan Karya Ilmiah

  • 1. “TINGGAL TRANSFER?”: AGENSI PENERJEMAH DAN PENGGUNAAN GAYA MENULIS YANG TAJAM DAN EFEKTIF DALAM PENERJEMAHAN KARYA ILMIAH Wawan Eko Yulianto
  • 2. Di kalangan teoretikus, kajian penerjemahan kurang mendapat perhatian. (Maeve Olohan)
  • 3. Pandangan umum: Penerjemahan karya ilmiah Transfer dari satu bahasa ke bahasa lain Tidak butuh banyak agensi penerjemah
  • 5. Kenyataan: Bahasa ilmiah ≠ (sekadar) pengantar
  • 6. Fungsi tindak retorika: Menginformasikan Menghibur Dan menggerakkan Docere Delectare Et Movere Karya ilmiah biasanya masuk ke golongan yang “docere” dan “movere”
  • 7. Fungsi Komunikasi (Karl Bühler): ■ Representasi ■ Ekspresi ■ Apelasi
  • 8. The Elements of Style adalah buku penulisan yang banyak dirujuk baik oleh penulis karya ilmiah maupun penulis kreatif. Dua hal yang disuarakan oleh Strunk dan White adalah keringkasan dan pentingnya pengarang untuk tidak menunjukkan sosoknya di
  • 10. Implikasi dalam penerjemahan: Penerjemah perlu menguasai “seni” penulisan ilmiah
  • 11. Prinsip-prinsip Penulisan Ilmiah: ■ Keringkasan ■ Fokus ■ Keefektifan ■ Keakuratan ■ Kohesi & koherensi ■ Dsb.
  • 12. “The Main Factors beyond Decision Making” by Dr. Hussien Ahmad Al- Tarawneh. Al-Tarawneh, H. A. (2012). “The Main Factors beyond Decision Making.” Journal of Management Research, 4(1).
  • 13. Ketajaman Fokus “This study explores decision-making and its process. The choice to focus on decision making is due to its nature and significance” (Al-Tarawneh, 2012).
  • 14. Ketajaman Fokus “This study explores decision-making and its process. The choice to focus on decision making is due to its nature and significance” (Al-Tarawneh, 2012). Pilihan untuk memfokuskan pada pengambilan keputusan tersebut disebabkan oleh (atau “dibuat karena”) sifat dan signifikansinya.
  • 15. Ketajaman Fokus “This study explores decision-making and its process. The choice to focus on decision making is due to its nature and significance” (Al-Tarawneh, 2012). Pilihan untuk memfokuskan pada pengambilan keputusan tersebut disebabkan oleh (atau “dibuat karena”) sifat dan signifikansinya. Pengambilan keputusan dipilih menjadi fokus penelitian ini karena sifat dan signifikansinya.
  • 16. Ketajaman Fokus “This study explores decision-making and its process. The choice to focus on decision making is due to its nature and significance” (Al-Tarawneh, 2012). Pengambilan keputusan dipilih menjadi fokus penelitian ini karena sifat dan signifikansinya.
  • 17. Prinsip-prinsip (Bacon & Wijayanti et al.): ■ Kita bisa mempertajam fokus dengan menyoroti hubungan subyek–predikat
  • 18. Prinsip-prinsip (Bacon & Wijayanti et al.): ■ Kita bisa mempertajam fokus dengan menyoroti hubungan subyek–predikat ■ Kata kerja sangat menentukan ketajaman fokus
  • 19. Prinsip-prinsip (Bacon & Wijayanti et al.): ■ Kita bisa mempertajam fokus dengan menyoroti hubungan subyek–predikat ■ Kata kerja sangat menentukan ketajaman fokus ■ Bentuk pasif tidak dipandang miring dalam bahasa ilmiah Indonesia.
  • 20. Keringkasan ■ Even if it can be sometimes a long iterative process to come to such an agreement, it is a crucial and necessary point before proceeding to the next step (Al-Tarawneh, 2012). ■ Bahkan jika hal tersebut bisa memerlukan proses berulang untuk mencapai kesepakatan seperti yang diperlukan, proses ini tetap menjadi titik penting dan diperlukan sebelum melanjutkan ke langkah selanjutnya.
  • 21. Keringkasan ■ Bahkan jika hal tersebut bisa memerlukan proses berulang untuk mencapai kesepakatan seperti yang diperlukan, proses ini tetap menjadi titik penting dan diperlukan sebelum melanjutkan ke langkah selanjutnya. ■ Meskipun pencapaian kesepakatan bisa panjang dan berulang, proses tersebut tetap menjadi titik yang krusial dan diperlukan sebelum melanjutkan ke langkah selanjutnya.
  • 22. Prinsip-prinsip: ■ Penggunaan konjungsi lain yang lebih tajam. “Even if”  “Bahkan jika”  “meskipun“
  • 23. Prinsip-prinsip: ■ Penggunaan konjungsi lain yang lebih tajam. “Even if”  “Bahkan jika”  “meskipun“ ■ Penggunaan “it” sebagai subyek sangat tidak dianjurkan karena bersifat lemah.
  • 24. Kesimpulan ■ Bahasa dalam karya ilmiah tidak lagi semestinya dipandang sebagai sekadar “representasi” atau “kendaraan” bagi gagasan.
  • 25. Kesimpulan ■ Bahasa dalam karya ilmiah tidak lagi semestinya dipandang sebagai sekadar “representasi” atau “kendaraan” bagi gagasan. ■ Penerjemahan karya ilmiah (atau teks ilmu pengetahuan secara umum) hendaknya disertai kesadaran akan gagasan di atas.
  • 26. Kesimpulan ■ Bahasa dalam karya ilmiah tidak lagi semestinya dipandang sebagai sekadar “representasi” atau “kendaraan” bagi gagasan. ■ Penerjemahan karya ilmiah (atau teks ilmu pengetahuan secara umum) hendaknya disertai kesadaran akan gagasan di atas. ■ Penerjemah karya ilmiah perlu terus berusaha meningkatkan penguasaan “seni” penulisan karya ilmiah.
  • 27. Kesimpulan ■ Bahasa dalam karya ilmiah tidak lagi semestinya dipandang sebagai sekadar “representasi” atau “kendaraan” bagi gagasan. ■ Penerjemahan karya ilmiah (atau teks ilmu pengetahuan secara umum) hendaknya disertai kesadaran akan gagasan di atas. ■ Penerjemah karya ilmiah perlu terus berusaha meningkatkan penguasaan “seni” penulisan karya ilmiah. ■ Penerjemah memiliki agensi atau peran penting, sehingga dia memiliki kebebasan bermanuver atau menari selama mendukung tujuan awal penulisan karya ilmiah yang bersangkutan.