1. PENGERTIAN DRAMA
•Drama “perbuatan”, “tindakan”. Berasal dari kata Yunani draomai (berbuat,
berlaku, bertindak)
• Drama (Aristoteles) tiruan (imitasi) dari suatu tindak-tanduk manusia
• Drama (Moulton) kehidupan yang dilukiskan dengan gerak
• Drama (Balthazar Verhagen) kesenian melukisakan sifat dan sikap manusia
dengan gerak
• Drama (Dietrich) cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang
diproyeksikan dengan menggunakan percakapan dan lakuan pentas dihadapan
penonton.
3.
• Dalam bahasaBelanda, drama sama maknanya dengan tonil atau
dalam bahasa Indonesia sandiwara. Tonil berasal dari bahasa
Belanda toneel, yang artinya pertunjukan.
• Sandiwara (Mangkunegara VII) bahasa Jawa sandhi (rahasia), dan
warah (pengajaran).
• Ki Hahar Dewantara, sandiwara diartikan sebagai pengajaran yang
dilakukan dengan perlambang (secara tidak langsung)
4.
• Drama dalamarti luas bentuk karya sastra yang bertujuan
menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan
emosi melalui lakuan dan dialog yang tidak jauh berbeda dengan
kehidupan sehari-hari.
• Unsur-unsur drama : bahasa, gerak, posisi, isyarat, ekspresi wajah,
intonasi, tempo kalimat, pelafalan, volume suara, tekanan, serta aspek
kebahasan lain agar dapat menyampaikan pesan secara sempurna.
5.
2. PENGERTIAN TEATER
•Berasal dari kata theatron (Yunani) arti sebenarnya adalah dengan
“takjub memandang” , “melihat”.
• Pengertian dari teater adalah : (1) gedung pertunjukkan, (2) suatu
bentuk pengucapan seni yang penyampaiannya dilakukan dengan
dipertunjukkan di depan umum.
• Dalam arti luas teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di
depan orang banyak.
• Dalam arti sempit, teater adalah drama.
6.
3. PERBEDAAN DRAMADENGAN TEATER
Teater berkaitan langsung dengan pertunjukkan.
Drama berkaitan dengan lakon atau naskah cerita yang
akan dipentaskan.
Teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang
dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh
penonton.
• Teater barudikenal setelah zaman kemerdekaan.
• Keterkaitan teater dengan drama sangat kuat. Teater tidak
mungkin dipentaskan tanpa lakon (drama).
• Oleh karena itu, muncul istilah dramaturgi (Inggris :
dramaturgy) yang berarti seni atau teknik penulisan drama dan
penyajiannya dalam bentuk teater.
• Dramaturgi membahas proses penciptaan teater ,ulai dari
penulisan naskah hingga pementasannya.
9.
PERKEMBANGAN DRAMA
• Cikalbakal seni drama ditemukan pada dinding piramida
Mesir, 3500 SM. Di situ terlukis seorang pendeta berdiri di
antara para jemaah. Wajahnya bertopeng, sementara
tubuhnya berayun seperti tengah menceritakan sesuatu.
Rupanya pendeta Mesir Kuno itu sedang melukiskan keagungan
Sang Pencipta Langit dan Bumi. Ia memanfaatkan seni peran
dalam menyampaikan ajarannya.
10.
• Pertunjukkan dramayang lengkap ditemukan
pertama kali di Yunani tahun 534 SM. Sebagai
penghormatan pada Dewa Dionisius, bangsa Yunani
membuat upacara keagamaan berupa seni
pertunjukkan. Pemerannya hanya seorang. Sang aktor
berakting dan memerankan beberapa karakter
sekaligus. Ia didampingi paduan suara sekitar 50
orang. Sesekali, sang aktor melakukan dialog dengan
mereka. Seni drama Yunani berkembang pesat, salah
satnya adalah “Odipus”
11.
CIRI-CIRI KHUSUS PERTUNJUKKANTEATER
PADA MASA YUNANI KUNO
• Pertunjukkan dilakukan di amfiteater, yakni sebuah bangunan
tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk
penonton melengkung dan berundak-undak.
• Sudah menggunakan naskah lakon.
• Seluruh pemain pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan
memakai topeng. Setiap pemain memainkan lebih dari satu tokoh.
• Cerita berbentuk tragedi, yang membuat penonton tegang, takut,
dan kasihan. Ceritanya lucu, kasar, dan sering mengkritik tokoh
terkenal pada waktu itu.
• Selain pemeran utama, juga ada pemain khusus untuk kelompok
koor, penari, dan narator.
12.
DRAMAWAN YUNANI KLASIK
•Aeschylus (525 SM) dialah yang pertama kali
mengenalkan tokoh protagonis adan antagonis sehingga
mampu menghidupkan peran. Karyanya yang terkenal adalah
Trilogi Oresteia yang terdiri dari “Agamennon”, “The
Libatian Beavers”, dan “The Furies”
• Shopocles (496 – 406 SM) dengan karya yang terkenal
adalah “Oedipus Sang Raja”, “Oedipus di Kolonus”,
“Antigone”
• Euripides (484 – 406 SM) dengan karya-karyanya antara lain
“Medea”, “Hyppolitus”, “The Troyan Woman”, “Cyclops”.
13.
• Aristophanes (448-380SM) penulis naskah drama komedi.
Dengan karyanya yang terkenal adalah “Lysistrata”, “The
Wasps”, “The Clouds”, “The Forgs”, “The Birds”.
• Manander (349-291 SM). Manander menghilangkan koor
dan menggantinya dengan berbagai watak. Misalnya
watak orang tua yang baik, budak yang licik, anak yang
jujur, dsb. Karya Manander yang berpengaruh kuat pada
zaman Romawi Klasik dan drama komedi zaman Renaisans
dan zaman Ratu Elizabeth.
14.
ZAMAN ROMAWI
Ceritayang populer adalah cerita komedi
Biasanya diperankan di hari libur atau hari besar
Aktor dan aktrisnya adalah budak-budak
Tak hanya berakting, mereka juga bernyanyi dan
menari, menceritakan cerita komedi.
15.
CIRI-CIRI DRAMA ROMAWI
•Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan
• Musik menjadi pelengkap seluruh adegan; tidak hanya menjadi tema
cerita, tetapi juga menjadi ilustrasi cerita
• Tema berkisar pada masalah hidup dan kesenjangan golongan menengah
• Karakteristik tokoh bergantung kelas, yaitu orang tua yang bermasalah
dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan
kekuasaan orang tua.
16.
PERKEMBANGAN DRAMA ABADPERTENGAHAN
(1400 – 1500AN)
Berkembang di berbagai kota di Eropa.
Pementasan drama lebih banyak berkaitan dengan perayaan hari-hari
besar umat Kristen.
Tema drama yang dibuat berdasarkan cerita-cerita Alkitab dan
dipertunjukkan di atas kereta yang disebut pageant, dan ditarik keliling
kota,
Para pemain drama pageant menggunakan tempat di bawah kereta untuk
menyembunyikan peralatan yang digunakan untuk efek tipuan.
17.
• Aktor-aktor pageantsering kali adalah para perajin setempat yang
memainkan adegan yang menujukkan keahlian mereka.
• Drama ini populer di Eropa karena pemainnya berbicara dalam bahasa
sehari-hari, bukan bahasa Latin yang merupakan bahasa resmi Gereja
Kristen.
18.
CIRI-CIRI ZAMAN TEATERPERTENGAHAN
Drama dimainkan oleh aktor-aktor yang belajar di universitas sehingga
dikaitkan dengan masalah filsafat dan agama.
Aktor bermain di panggung di atas kereta yang bisa dibawa berkeliling
menyusuri jalanan
Drama banyak disisipi cerita kepahlawanan yang dibumbui cerita
percintaan
Drama dimainkan di tempat umum dengan memungut bayaran
Drama tidak memiliki nama pengarang
19.
ZAMAN RENAISANS
Berasaldari kata renaitre yang artinya kelahiran kembali
manusia untuk mendapatkan semangat hidup baru.
Gerakan yang membangun semangat ini disebut gerakan
humanisme
Pusat aktivitas teater di Italia (istana-istana dan akademi)
Drama yang dipentaskan meiru drama klasik
Para aktor kebanyakan pegawai-pegawai istana dan
pertunjukkan diselenggarakan dalam pesta-pesta istana.
20.
JENIS-JENIS DRAMA ZAMANRENAISANS
Drama tragedi
Drama komedi
Drama pastoral atau drama yang membawakan kisah-kisah percintaan
antara dewa-dewa dengan para gembala di daerah pedesaan.
Ketiga jenis drama tersebut masih memilikinilai seni yang rendah,
karena dilangsungkan dengan mengikuti struktur yang ada.
21.
CIRI-CIRI TEATER ZAMANRENAISANS
Naskah lakon yang dipertunjukkan meniru teater zaman Yunani
Klasik
Cerita bertema mitologi atau kehidupan sehari-hari
Tata busana dan latar yang dipergunakan sangat inivatif
Pelaksanaan diatur oleh kerajaan maupun universitas
Menggunakan panggung prosenium, yaitu bentuk bangunan yang
menggunakan pemisah antara area panggung dengan penonton
Pada zaman ini juga melahirkan satu drama commedia dell’arte,
yakni bentuk drama rakyat Italia yang berkembang di luar
lingkungan istana dan akademisi.
22.
CIRI KHAS COMMEDIADELL’ARTE
Para pemain dibebaskan berimprovisasi mengikuti jalannya
cerita dan dituntut memiliki pengetahuan luas yang dapat
mendukung permainan improvisasinya
Menggunakan naskah lakon yang berisi garis besar cerita. Cerita
yang dimainkan bersumber cerita turun temurun.
Terdiri dari 3 babak didahului prolog panjang. Plot cerita
berlangsung dalam adegan suasana lucu.
Peristiwa cerita berlangsung dan berpindah secara cepat.
23.
Terdapat tiga tokohyang selalu muncul, yaitu tokoh
penguasa, tokoh penggoda, dan tokoh pembantu.
Tempat pertunjukkan di lapangan kota, dan
panggung-panggung sederhana
Latar panggung sederhana, yaitu rumah, jalan, dan
lapangan.
24.
Pada masaini muncul drama yang disebut balet
(gabungan drama tanpa dialog dengan tari dan musik
dalam pementasan sebuah cerita.
Lahir di abad ke-17 sebagai hiburan bangsawan
Eropa
Raja Perancis, Louis XIV adalah bangsawan
penggemar balet balet berkembang sangat pesat.
Karya balet yang terkenal adalah “Le Bourgeois
Gentilhomme” karya Moliere
25.
DRAMA MODEL ROMANTIK
Berkembang antara tahun 1800 – 1850
Dipengaruhi oleh peristiwa Revolusi Perancis
Sebelumnya, sekitar tahun 1776, aktor dan penulis
drama Perancis, Pierre de Beaumarchais, menulis “Le
Mariage de Figaro” (Perkawinan Figaro) drama
komedi yang berisi kritik-kritik yang tajam (mengulas
bagaimana kekejaman para bangsawan terhadap
rakyatnya).
Raja Perancis, Louis XVI menentang drama-drama
tersebut lalu muncul Revolusi Perancis (1789-1799)
JEPANG
Seni dramatradisional dikenal dengan Noh dan Kabuki
Noh berkembang pada abad ke-14
Awalnya Noh dikhususkan untuk tontotan para pejuang atau
samurai.
Penataan panggung sederhana.
Pemain mengenakan topeng dan kostum gaya kuno
Pemain bergerak dengan lambat sambil mengalunkan lagu.
28.
Kabuki berkembang abadke-17
Bahasa yang dipakai adalah bahasa Jepang Kuno
Kabuki kaya akan adegan yang dramatis, dengan
banyak gerakan
Pemain Kabuki semuanya adalah laki-laki.
pertunjukkannKabuki berlangsung 4-5 jam.
Terdapat jeda waktu bagi penonton untuk
beristirahat.
29.
CINA
Muncul sekitar200 tahun yang lalu opera Beijing
Gabungan antara akrobat dan nyanyian
Cerita berupa sejarah ataupun legenda. Misalnya, Legenda Si Ular Putih
Riasan wajah pemain mencerminkan ciri kepribadian
Kuning dan putih kecerdikan dan kelicikan
Merah kejujuran dan kesetiaan
Hitam berani dan kebijaksanaan
Biru dan hijau semangat
Emas dan perak kekuatan magis
30.
INDONESIA
Dimulai sejakzaman Hindu
Munculnya teater tradisional di setiap daerah
berbeda-beda, tergantung dari kondisi dan sikap
budaya masyarakat, sumber, tata cara di mana
teater tradisional lahir.
31.
1. ARJA
Dramatradisional dari Bali, sifatnya merakyat.
Menekankan tarian dan nyanyian.
Menyerupai gending yang terdapat di daerah Jawa
Barat, dengan porsi lebih banyak pada nyanyian
(tembang)
Bersumber dari gambuh yang unsur-unsur tarinya
mengalami penyederhanaan
Menekankan pada tembang berbahasa Jawa Tengahan
dan Bahasa Bali yang disusun dalam tembang macapat.
32.
2. BADAWANG
Kesenianyang berhubungan dengan agama asli Indonesia
mistis
Badawang berasal dari Jawa Barat berbentuk memeniran,
menyerupai ondel-ondel dari Jakarta. Ada pula yang
menyerupai wujud tokoh pewayangan, seperti Semar, Gareng.
Musik pengiring gong, bedug, terompet, dog-dog, golempang,
dan terkadang kliningan dan dangdut.
33.
3. Gambuh
4. Ketoprak
5.Lenong
6. Longser
7. Ludruk
8. Mak Yong
9. Mamanda
10. Randai
11. Ubrug
12. Wayang Kullit
13. Wayang Golek
14. Wayang Orang
34.
DRAMA MODERN
Perkenalanmasyarkat Indonesia dengan drama nontradisi dimulai sejak Agust
Mahieu mendirikan Komedie Stamboel di Surabaya, 1891
Teknik pementasan mengikuti budaya dan teater Barat (Eropa) naskah/lakon
Lakon pertama yang ditulis orang Belanda (F. Wiggers) “Raden Beij Soerio
Retno” (1901)
Disusul oleh Lauw Giok Lan “Karina Adinda”, “Lelakon Komedia Hindia Timoer”
(1913) dll yang menggunakan bahasa melayu rendah.
Naskah drama yang pertama kali menggunakan bahasa Indonesia dan disusun
menggunakan model dialog antartokoh dan berbentuk sajak adalah “Bebasari”
karya Rustam Efendi (1926) perjuangan tokoh utama Bujangga yang
membebaskan puteri Bebasari dari niat jahat Rahwana.
35.
Sanusi Pane
“Kertajaya”(1932), “Sandyakalaning Majapahit” (1933)
Muhammad Yamin
“Ken Arok dan Ken Dedes” (1934)
Lakon-lakon tersebut ditulis berdasarkan tema kebangsaan, persoalan, dan
harapan serta misi mewujudkan Indonesia sebagai negara merdeka. Bahkan Presiden
Soekarno pada tahun 1927 menulis dan menyutradarai teater di Bengkulu (saat di
pengasingan). Beberapa lakon yang ditulisnya antara lain “Rainbow”, “Krukut
Bikutbi”, dan “Dr. Setan”.
36.
Pada zamanJepang, semua unsur kesenian dan kebudayaan dikonsentrasikan
untuk mendukung pemerintahan Jepang.
Ketika itu, Anjar Asmara dan Kamajaya berpikir untuk mendirikan Pusat Kesenian
Indonesia tujuannya adalah menciptakan pembaruan kesenian yang selaras
dengan perkembangan zaman sebagai upaya untuk melahirkan kreasi-kreasi
baru dalam wujud nasional Indonesia.
Untuk itu, pada tanggal 6 Oktober 1942, di rumah Bung Karno dibentuklah Badan
Pusat Kesenian Indonesia dengan pengurus Sanusi Pane (ketua) dan Mr.
Sumanang (sekretaris)
Pada masa pendudukan Jepang, kelompok sandiwara yang mula-mula
berkembang adalah rombongan sandiwara profesional. Dalam kurun waktu ini,
semua bentuk seni hiburan bernuansa Barat (Belanda) lenyap karena pemerintah
penjajah Jepang sangat anti budaya Barat.
Rombongan sandiwara keliling komersial kembali berkembang dengan
mementaskan cerita dalam bahasa Indonesia, Jawa, maupun Sunda.
37.
Menjelang akhirpendudukan Jepang, muncul rombongan sandiwara
yang melahirkan karya sastra serius, seperti rombongan Penggemar
Maya (1944) pimpinan Umar Ismail, dan D.Djajakusuma dengan
dukungan Suryo Sumanto, Rosihan Anwar, dan Abu Hanifah dengan
para anggota cendekiawan muda, nasionalis dan para profesional
(dokter, apoteker, dll).
Kelompok ini berprinsip menegakkan nasionalisme, humanisme, dan
agama.
Pada saat inilah pengembangan ke arah pencapaian teater nasional
dilakukan.
Teater tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga ekspresi kebudayaan
berdasarkan kesadaran nasional dengan cita-cita menuju humanisme
dan religiositas dan memandang teater sebagai seni serius dan ilmu
pengetahuan.
38.
Setelah perangkemerdekaan, peluang terbuka bagi seniman untuk
mengembangkan kreasinya dalam bentuk karya termasuk dalam
drama.
Tema yang dikembangkan lebih variatif.
Contoh, tema tentang peristiwa perang dalam lakon “Fajar Sidik” (Emil
Sanossa, 1955), “Kapten Syaf” (Aoh Kartahadimaja, 1951), “Pertahanan
Akhir” (Sitor Situmorang, 1954), “Titik-titik Hitam” (Nasyah Jamin, 1956),
“Sekelumit Nyanyian Sunda (Nasyah Jamin, 1959).
Ada pula yang bertema tentang politik, korupsi, kemiskinan,
keagamaan.
Utuy Tatang Sontani dipandang sebagai tonggak penting yang
menandai awal dan maraknya drama realis di Indonesia. Contohnya,
drama “Awal dan Mira” (1952).
39.
DRAMAWAN INDONESIA
RustamEfendi
Muhammad Yamin
Sanusi Pane
Usmar Ismail dan Asrul Sani
Utuy Tatang Sontani
Ws. Rendra (Bengkel teater) yang merintis percobaan teater di Indonesia
Teater Populer Teguh Karya di Jakarta dan Studiklub Teater Bandung Suyatna
Anirun dan Jim Adilimas makin memeriahkan kehidupan drama Indonesia.
Umumnya kelompok-kelompok tersebut mementaskan naskah-naskah
terjemahan dari dramawan asing.
1. PENYAJIAN LAKON
1.Drama tragedi
Tragedi (drama duka) yaitu drama yang menampilkan tokoh yang
sedih/muram yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang
tidak menguntungkan. Tokoh menjadi putus asa.
2. Drama komedi
Drama ringan yang bersifat menghibur walaupun selorohan di dalamnya
bersifat menyindir. Drama ini menimbulkan tawa penonton.
42.
3. Drama tragikomedi
Disebut juga drama dukaria, yaitu drama yang sebenarnya menggunakan
alur dukacita,tetapi berakhir dengan kebahagiaan. Isi lakonnya penuh
kesedian tetapi menggandung hal yang menggelikan hati.
4. Opera
Drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik. Lagu yang
dinyanyikan pemain berbeda, dan mengutamakan nyanyian dan musik.
Opera pendek disebut operet.
43.
5. Melodrama
Dramayang dialognya diucapkan dengan iringan musik/melodi. Cara
pengucapannya disesuaikan dengan musik pengiringnya. Kadang pemain
tidak bicara apa-apa, dan hanya berekspresi.
6. Farce (dagelan)
Sering disebut drama banyolan. Dagelan adalah drama yang kocak dan
ringan. Alurnya tersusun berdasarkan arus situasi dan tidak
berdasarkan arus situasi (tidak berdasarkan pengembangan struktur
dramatik dan perkembangan cerita tokoh). Biasanya vulgar dan kasar.
44.
7. Tablo
Jenisdrama yang mengutamakan gerak. Pemain tidak mengucapkan
dialog, tetapi hanya gerakan saja. Bunyi-bunyi pengiring (bukan musik)
digunakan untuk memperkuat gerakan. Hal yang ditonjolkan adalah
akting.
8. Sendratari
Gabungan antara seni drama dan tari. Pemain adalah penari berbakat.
Tidak ada dialog, rangkaian peristiwa diwujudkan ke dalam tarian.
45.
9. Satire
Lakonyang mengemas kebodohan, perlakuan kejam,. Tujuannya tidak
hanya humor semata, tetapi lebih kepada kritik terhadap seseorang.
Lakonnya hampir sama dengan komedi, tetapi ejekan dan sindiran dalam
satire lebih agresif dan terselubung.
46.
2. SARANA YANGDIGUNAKAN
Berdasarkan sarana yang digunakan, drama dibedakan menjadi:
a. Drama Panggung
Dimainkan oleh para aktor di panggung pertunjukkan. Penonton berada di
sekitar panggung dan dapat melihat langsung perbuatan para aktor.
b. Drama Radio
Drama radio hanya dapat didengarkan oleh penikmat. Drama radio
disiarkan langsung dan dapat pula direkam dulu lalu disiarkan pada
waktu yang diinginkan.
47.
c. Drama film
Hampir sama dengan drama televisi. Bedanya drama film menggunakan
layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop. Drama film dapat
ditayangkan dari studio tv juga.
d. Drama wayang
Tontonan drama dengan tokoh yang digambarkan dengan wayang dan
dimainkan oleh dalang.
e. Drama boneka
Hampir sama dengan wayang. Bedanya tokoh digambarkan dengan
boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
48.
3. KETERSEDIAAN NASKAH
Berdasarkanada tidaknya naskah yang digunakan, drama ini dibedakan
menjadi:
a. Drama Tradisional
Tidak menggunakan naskah. Sekalipun ada hanya berupa kerangka
cerita, selanjutnya akan dikembangkan oleh pemain. Risiko kegagalan
besar, kecuali pemain sudah berpengalaman. Contoh ketoprak, ludruk.
49.
b. Drama Modern
Menggunakan naskah.
Naskah berisi dialog dan perbuatan pemain.
Pemain harus melakukan dialog dan gerak-gerik sesuai naskah.
50.
UNSUR-UNSUR DRAMA
1. Tokohdan Penokohan
Tokoh harus memiliki ciri atau sifat dimensional, yaitu:
a. Dimensi fisiologis (usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri-ciri muka)
b. Dimensi sosiologis (ststus sosial, pekerjaan, pendidikan, kehidupan pribadi,
pandangan hidup seperti agama dan ideologi yang dianut, aktivitas sosial
tau organisasi, hobi, kegemaran, bangsa yang terdiri dari suku atau
keturunan.)
c. Dimensi psikologis meliputi mentalitas dan moralitas, tempramen, dan
intelegensi (tingkat kecerdasan, kecakapan, keahlian khusus dalam bidang
tertentu)
51.
TOKOH BERDASARKAN PERANNYA
A.Tokoh Utama
Tokoh utamasetidaknya ditandai dalam empat hal, yakni:
• Paling sering muncul di setiap adegan
• Menjadi sentral atau pusat perhatian tokoh lain
• Kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain selalu dapat dihubungkan
dengan peran utama
• Dialog-dialog yang dilibatkan tokoh-tokoh lain selalu berkaitan dengan
peran tokoh utama.
52.
B. Tokoh dilihatdari segi perwatakan
• Tokoh berkembang tokoh yang mengalami perkembangan selama
pertunjukkan. Misalnya tokoh yang awalnya baik, namun menjadi tokoh
yang jahat
• Tokoh pembantu tokoh yang diperbantukan untuk menjelaskan tokoh
lain.
• Tokoh statis tokoh yang tidak mengalami perubahan dari awal hingga
akhir suatu drama.
• Tokoh serbabisa tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain.
Misalnya tokoh yang berperan jadi raja, namun ia berperan sebagai
pengemis untuk mengetahui kehidupan rakyatnya.
53.
BERDASARKAN PERANNYA DIDALAM RANGKAIAN CERITA, DIKENAL PEMBAGIAN
TOKOH DRAMA
Tokoh gagal/tokoh badut tokoh yang mempunyai pendirian yang
bertentangan dengan tokoh lain. Kehadiran tokoh ini berfungsi
menegaskan tokoh lain itu.
Tokoh idaman berperan sebagai pahlawan dengan karakternya yang
gagah, berkeadilan, atau terpuji.
Tokoh statis tokoh ini memiliki peran yang sama, tanpa perubahan,
mulai dari awal hingga akhir cerita.
Tokoh yang berkembang tokoh mengalami perkembangan selama awal
cerita itu berlangsung.
54.
TOKOH BERDASARKAN WATAK
Protagonis tokoh yang menampilkan kebaikan
Antagonis tokoh jahat atau penentang kebaikan
Tritagonis tokoh mendukung protagonis untuk
memperjuangkan nilai kebaikan.
Watak seorang tokog drama dapat diketahui melalui petunjuk
berikut.
• Penjelasan langsung dari pengarang
• Perkataan tokoh itu sendiri
• Pembicaraan tokoh lain.
55.
2. Alur
• Maju
•Mundur
• Campuran
3. Tema
4. Diksi
5. Pesan/Amanat