Teks tersebut membahas tentang masalah sistem pencahayaan pada pementasan seni ketoprak "Sri Mulyo" di Kampung Tematik Jurang Blimbing. Ketoprak Sri Mulyo belum memiliki tim teknis sendiri sehingga pengaturan cahaya kurang memenuhi ekspektasi pemain. Tulisan tersebut memberikan saran untuk meningkatkan sistem pencahayaan agar pementasan ketoprak menjadi lebih menarik.
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Tata cahaya pada seni pertunjukan ketoprak sri mulyo di kampung tematik jurang blimbing oleh revalgi ilham
1. Tata Cahaya pada Seni Pertunjukan Ketoprak “Sri Mulyo” di
Kampung Tematik Jurang Blimbing
Revalgi Ilham
1*)
1
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia
*)
Korespondensi: revalgi@gmail.com
Abstract
The title of this article is Lighting System on Perfomance of Ketoprak “Sri Mulyo” in Jurang Blimbing Thematic
Village written by Revalgi Ilham an Electrical Engineering student of Diponegoro University, explaining about a
problem related to the technical performance of Ketoprak Sri Mulyo. Talking abut technical performances, it covers
a variety of problems. But, in this article, the author will focus on lighting system. From the last performance of
ketoprak Sri Mulyo, there was a problem on technical especially on lighting system that is an error about lighting
and not accordance to the expectation of actors. According to the author, the reason of that problems because
ketoprak Sri Mulyo does not have his own technical crew so its not accordance with the expectation of the actors.
The author does not just explain the problems that exist on ketoprak Sri Mulyo, but also giving some solution and
advice to be better, include the internal factors and also external factors that can help to solve the problems that
exist on ketoprak Sri Mulyo In this article the author tries to describe using descriptive research method. The
author look directly at the problems that are in place and see the importance of lighting in staging. Then the author
develops the specific problems that exist and giving some solution about that problem and soon it can solve that
problems.
Keywords:,art show, lighting, staging
Abstrak
Artikel ini berjudul Tata Cahaya pada Seni Pertunjukan Ketoprak “Sri Mulyo” di Kampung Tematik Jurang
Blimbing yang ditulis oleh Revalgi Ilham seorang mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro, menceritakan
tentang suatu permasalahan yang ada terkait dengan teknis pementasan seni ketoprak Sri Mulyo. Berbicara soal
teknis pementasan, hal tersebut sebenarnya mencakup permasalahan yang luas. Tetapi dalam artikel yang ditulis ini,
penulis hanya memfokuskan masalah teknis pementasan pada tata cahaya saja. Melihat dari pementasan terakhir
yang dilakukan ketoprak Sri Mulyo terdapat suatu masalah dalam hal teknis khususnya pada tata cahaya yaitu
kekeliruan penataan cahaya yang tidak sesuai dengan ekspektasi pemain. Menurut penulis, salah satu penyebab
terjadinya permasalahan tersebut karena ketoprak Sri Mulyo tidak mempunyai kru teknisnya sendiri sehingga tidak
sesuai dengan harapan para pemain. Penulis tidak hanya memaparkan suatu permasalahan yang ada pada ketoprak
Sri Mulyo, tetapi juga turut memberi saran dan masukkan untuk kedepannya baik mencakup faktor internal maupun
eksternal yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada pada ketoprak Sri Mulyo ini. Dalam artikel ini
Penulis mencoba memaparkan menggunakan metode penelitian deskriptif. Penulis melihat secara langsung
permasalahan yang ada pada tempat tersebut dan melihat pentingnya tata cahaya dalam keberlangsungan
pementasan. Kemudian Penulis mengembangkan secara spesifik permasalahan yang ada dan memberikan beberapa
solusi yang diharapkan bisa mengatasi masalah-masalah tersebut untuk kedepannya nanti.
Kata kunci :, seni pertunjukan, tata cahaya, pementasan
Pendahuluan
Seni pertunjukan merupakan suatu seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok pada
tempat dan waktu tertentu. Pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur: ruang, waktu, tubuh si
seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Menurut Murgiyanto (1995), Seni pertunjukan
merupakan sebuah tontonan yang memiliki nilai seni dimana tontonan tersebut disajikan sebagai
pertunjukan di depan penonton. Sal Murgiyanto juga mengatakan bahwa kajian pertunjukan adalah
sebuah disiplin baru yang mempertemukan ilmu-ilmu seni (musikologi, kajian tari, kajian teater) di satu
titik dan antropologi di titik lain dalam satu kajian inter disiplin (etnomusikologi, etnologi tari dan
performance studies).
2. Pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur yaitu ruang, waktu, tubuh seniman dan
hubungan seniman dengan penonton. Melihat dari sudut pandang seni pertunjukan modern di Barat,
seni pertunjukan dapat diartikan sebagai kegiatan bernilai seni yang melibatkan para penampil
(performers) yang menginterpretasikan suatu materi kepada penonton (audiences), bisa melalui tutur
kata, gerakan, tarian, musik, dan bahkan akrobat. Unsur yang terpenting dari seni pertunjukan adalah
terjadinya interaksi secara langsung (live) antara penampil dan penonton, walaupun elemen pendukung
seperti film atau materi rekaman termasuk didalamnya (A Guide to The UK Performing Arts, 2006).
Salah satu unsur seni pertunjukan yaitu tempat untuk mementaskan atau melaksanakan
pertunjukan tersebut atau biasa disebut panggung. Suasana dalam panggung dapat membantu jalannya
pertunjukkan menjadi lebih hidup dan membuat penonton menjadi lebih puas dalam menyaksikannya.
Salah satu cara untuk membentuk suasana pada panggung bisa dengan tata cahaya atau biasa disebut
lighting.
Bagi sebagian orang, penataan cahaya adalah hal sebatas penerangan saja. Tapi bagi sebagian
yang paham akan penataan cahaya, hal ini sangat mempengaruhi dari suasana yang ingin dihadirkan
sesuai daya imajinasi agar sampai ke penonton. Pencahayaan merupakan bagian dasar dari sebuah
karya. Tanpa adanya pencahayaan yang tepat, maka mata penikmat karya kurang dapat termanjakan
seakan karya tersebut kurang dramatis.
Terdapat berbagai cara dalam penataan cahaya, seperti dengan mengatur warna lampu. Contoh
penataan cahaya dengan mengatur warna lampu yaitu jika suasana sedang tegang maka atur lampu
menjadi warna merah. Hal tersebut sebenarnya merupakan hal kecil, tetapi dengan melakukannya dapat
membuat pertunjukan menjadi lebih menarik.
Selain itu, posisi lighting mempunyai arti tersendiri. Posisi lighting yang umum digunakan
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu depan, bawah, dan samping.
1. Front Lighting yaitu pencahayaan dari depan yang digunakan terutama untuk visibilitas dan
warna. Hal ini juga digunakan untuk mengisolasi seseorang individu atau set piece. Lampu
depan umumnya bekerja lebih baik jika ditempatkan pada sudut antara 30-50 derajat.
2. Down Lighting pencahayaan yang sering digunakan untuk menciptakan ilusi kedalaman.
Pencahayaan ke bawah juga bekerja sangat baik untuk mengisolasi satu orang dari yang lain
3. Side Lighting merupakan penggunaan yang paling umum, efek pencahayaan samping. Sisi
pencahayaan seringkali digunakan dengan warna yang lebih berani untuk aksen gerakan dan
warna kontras yang datang dari sisi arah yang berlawanan.
Kampung Tematik Jurang Blimbing merupakan salah satu kampung yang terletak di RW IV
Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah yang tradisi, seni dan
kebudayaannya masih dilestarikan hingga sekarang ini, salah satunya yang termasuk dalam seni
pertunjukkan adalah seni Ketoprak dengan nama “Sri Mulyo”. Ketoprak Sri Mulyo ini sudah sering
melakukan pementasan, mulai dari acara HUT kemerdekaan sampai panggilan acara-acara lainnya.
3. Dalam pementasannya, terkadang penataan cahaya masih kurang diperhatikan, dari salah penggunaan
lampu sampai salah dalam peletakan lampunya. Padahal, jika tata pencahayaan bagus maka jalannya
pementasan akan lebih menarik.
Landasan Teori
Dasar dari tata cahaya pada panggung pertunjukan yaitu menerangi objek, yang berarti pemain
dan juga setting panggungnya, dan pencahayaan harus mampu mendukung permainan cerita untuk
penonton, yakni timbulnya rasa emosi atau suasana. Memang fungsi utama dari tata cahaya adalah untuk
menerangi ruang / panggung pertunjukan, namun dalam seni ketoprak tata cahaya juga sebagai penciptaan
suasana tertentu dalam sebuah adegan. Selain itu, tata cahaya juga digunakan sebagai unsur artistik
panggung, yakni pencahayaan mampu membentuk dan membantu segala sesuatu yang diperlukan untuk
pencapaian naskahnya.
Menurut Elam, Fungsi cahaya sebagai sistem tanda dapat dibentuk dengan adanya faktor
intensitas, warna, distribusi dan pergerakannya. Dari faktor-faktor tersebut lalu diolah bersamaan dengan
estetika yang diperlukan dalam suatu karya yaitu gaya, bentuk, simbol, bahasa rupa dan faktor
komunikatif yang kemudian menjadi sistem tanda yang utuh. Dengan sistem tanda tata cahaya yang jelas,
sebuah karya menjadi lebih mudah dipahami dan diaplikasikan.
Pencahayaan yang baik dapat menambahkan nilai ruang, suasana hati, kedalaman, kontras,
misteri, parodi, perubahan emosi dan juga rasa takut. Dengan penata cahaya dapat “melukis” sebuah
karya dengan cahaya serta menyampaikan suatu perasaan dan makna dalam penerimanya (Wilson, 1985).
Pencahayaan panggung berhubungan dengan pemberian komposisi untuk jarak pandang, petunjuk
area, maupun area pemisah dalam panggung. Komposisi berhubungan dengan gelap dan terangnya
komposisi cahaya yang mengenai objek dan ruangnya. Hal ini mempunyai maksud untuk memperjelas
perspektif tata panggung, membentuk suasana dan emosi peristiwa, sehingga ruang dan adegan tidak
menjadi datar, dapat memperjelas tanda dan memudahkan fokus dan arah lihat bagi penonton maupun
pemainnya.
Metode Penyelesaian Masalah
Berdasarkan analisis, permasalahan yang dihadapi yaitu kurangnya tata pencahayaan pada
pementasan seni pertunjukan Ketoprak Sri Mulyo,maka dalam Kuliah Kerja Nyata yang diadakan di
Kampung Tematik Jurang Blimbing sebagian difokuskan pada perihal teknis pementasan seni Ketoprak
Sri Mulyo dalam upaya membuat pementasan menjadi lebih menarik dan memikat masyarakat untuk
menyaksikannya.
Seni Ketoprak Sri Mulyo yang masih dipegang oleh warga Desa Jurang Blimbing merupakan
suatu kebanggaan tersendiri dan sekaligus menunjukkan kepada masyarakat bahwa masih ada anak muda
yang peduli terhadap keberadaan seni ini yang sudah menurun dari waktu ke waktu sehingga muda-mudi
lain diluar sana ikut tergerak bermula dari mengenal seni itu sendiri dan tujuan terbesarnya yaitu agar
mereka ikut berperan aktif untuk mencintai dan melestarikan keberadaan kesenian tradisional yang ada
pada kampung sendiri.
Terlepas dari itu semua, masih sedikit anggota seni Ketoprak Sri Mulyo yang mengerti tentang
teknis pementasan, terlebih masalah tentang tata cahaya pada pementasan. Padahal, hal tersebut juga tidak
4. kalah pentingnya demi kelancaran dan keberhasilan pada pementasan seni Ketoprak tersebut. Oleh karena
itu, sebagian dari Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan di Kampung Tematik Jurang Blimbing
difokuskan pada masalah teknis pementasan yang nantinya diharapkan dapat menyelesaikan masalah.
Hasil dan Pembahasan
RoseLee Goldberg seorang kritikus seni dari amerika mengatakan bahwa seni pertunjukan
merupakan sebuah seni yang dapat disajikan sendiri, kelompok/group dengan pencahayaan, musik atau
gambar yang dibuat oleh artis sendiri atau bekerja sama, dan dilakukan di tempat-tempat mulai dari
sebuah galeri seni atau museum untuk sebuah “ruang alternatif”, sebuah teate, kafe, bar atau sudut jalan.
Banyak sekali macam-macam seni pertunjukan, yaitu seperti wayang, drama, tari, opera, teater,
ketoprak, dan lain sebagainya. Salah satu seni pertunjukan yang terdapat pada kampung Tematik Jurang
Blimbing adalah Ketoprak dengan nama Sri Mulyo.
Ketoprak Sri Mulyo sudah terbentuk sejak dulu, sekitar tahun 1950-an jauh sebelum kampus
Universitas Diponegoro di Tembalang belum dibangun. Ketoprak Sri Mulyo diketuai oleh seorang
seniman senior warga asli kampung Jurang Blimbing yaitu Pak Gimin. Menurut beliau, pendiri
Ketoprak Sri Mulyo ini masih belum diketahui sampai sekarang karena keberadaannya yang sudah lama
ada pada kampung Tematik Jurang Blimbing. Masa-masa emas Ketoprak Sri Mulyo yaitu pada tahun
’74-’98. Adapun agenda rutin Ketoprak Sri Mulyo untuk tampil yaitu pada saat peringatan Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus dan penampilan-penampilan lainnya ketika akan diadakan
sebuah acara.
Unsur-unsur yang ada pada Ketoprak Sri Mulyo kampung Tematik Jurang Blimbing yaitu
Panjak atau Tim Penabuh Gamelan Jawa dengan nama Budi Laras, lalu ada Sinden, Pemain Ketoprak
(Tokoh), Properti Jawa yang disesuaikan dengan naskahnya. Sistem latihan Ketoprak Sri Mulyo ini
cukup unik, yaitu dengan mengutamakan improvisasi pemain dan pendekatan pemain satu sama lain,
sedikit berbeda dengan yang lainnya dimana sistem latihan nya yaitu dengan cara latihan adegan mulai
dari jauh-jauh hari. Ketoprak Sri Mulyo hanya melakukan latihan adegan sekitar satu pekan sebelum
tampil. Adapun syarat khusus untuk dapat berperan dalam seni ketoprak ini yaitu dapat berbahasa Jawa
krama alus atau krama inggil (disesuaikan dengan tempat dan lawan bicara).
Dari unsur-unsur ketoprak Sri Mulyo yang telah disebutkan, masih belum terdapat tim
yang mengurusi tentang teknis pementasan seperti penata latar, cahaya, dan juga sound system Memang
benar, sudah dari sejak lama ketoprak Sri Mulyo pada saat tampil menyewa tim teknis pementasan yang
mengurusi tentang tata cahaya, latar, dan juga sound system. Tetapi, karena tidak adanya tim teknis yang
berasal dari ketoprak Sri Mulyo maka hasilnya terkadang juga tidak sesuai dengan apa yang diinginkan,
karena pasti yang lebih mengetahui jalannya pentas atau alur pementasan adalah orang-orang dari
Ketoprak Sri Mulyo sendiri.
Sebagai contoh pada saat penampilan ketoprak Sri Mulyo dengan judul Tombak Baru Kuping
yang diadakan pada hari sabtu, 16 Maret 2019 yaitu terjadi kesalahan dalam satu adegan yang cukup
fatal dimana pengeras suara atau microphone yang telah dipasang pada panggung dan pemain tidak
menyala, hal ini menyebabkan dialog tokoh tidak terdengar oleh penonton. Contoh lainnya yaitu kurang
tepatnya cahaya yang digunakan pada saat adegan perang.
5. Memang sangat disayangkan, melihat banyaknya masyarakat dan juga muda-mudi yang
terdapat pada kampung Tematik Jurang Blimbing yang sebenarnya dapat turut serta menjadi bagian
ketoprak Sri Mulyo dengan menjadi tim teknis, sehingga pada saat pementasan tidak perlu lagi untuk
menyewa kru teknis. Tetapi, dengan kendala belum mengerti tentang cara mengatur alat tersebut dan
juga tidak tersedianya alat tersebut sehingga pada saat pementasan ketoprak Sri Mulyo harus menyewa
alat sekaligus krunya.
Kejelasan grup Ketoprak Sri Mulyo merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tidak
adanya alat dan juga SDM yang mengatur tentang teknis pementasan. Karena, struktural ketoprak Sri
Mulyo memang tidak jelas dan tidak adanya iuran/kas rutin yang ditetapkan oleh grup Ketoprak Sri
Mulyo ini. Hal ini disebabkan karena alasan para pemain ketoprak hanya untuk menyalurkan hobinya
sehingga tidak ada struktural yang jelas pada grup Ketoprak Sri Mulyo. Jika terdapat struktural yang
jelas dan jalannya iuran kas rutin dapat memungkinkan untuk mempunyai alat sendiri, setelah itu
masyarakat bisa berlatih untuk mengoperasikan alat tersebut.
Dalam artikel ini, penulis lebih berfokus pada tata cahaya yang ada pada panggung pementasan,
jenis-jenis lampu dan juga kegunaannya. Ada banyak jenis-jenis lampu yang sering digunakan pada
pementasan yaitu PAR, Cannon, Pinspot, Moving Head, dan Scanner. PAR (Parabolic Aluminized
Reflector) merupakan yang paling umum dijumpai dalam stage lighting. PAR merupakan fixture yang
tak bergerak, yang menembakkan cahaya yang terpencar tanpa mempunyai batasan yang jelas, dan
berperan untuk mengisi seluruh panggung dan juga menghasilkan suasana tertentu. PAR ini biasanya
dipasang pada sisi depan atas panggung dan menghadap ke panggung dengan tujuan untuk mengisi atau
menyinari panggung sehingga panggung terasa menjadi penuh.
Cannon adalah fixture yang kompak, dan memiliki tujuan untuk menghasilkan cahaya yang
terpusat dan dalam output yang besar untuk memberikan efek aerial pada pementasan. Lampu ini mirip
dengan spot light atau lampu sorot, hanya saja cannon ini memiliki ukuran yang besar dan keluarannya
pun lebih terang. Cannon biasa terpasang pada atas panggung yang biasanya berfungsi untuk menyorot
pemeran dengan skala yang lebih luas.
Pinspot adalah fixture yang mempunyai dimensi yang kecil, umumnya Pinspot dipasang dalam
jumlah yang banyak. Pinspot mudah dipasangkan pada berbagai posisi, jika Pinspot dipasang pada
bagian atas panggung maka ia berfungsi untuk menyorot dengan skala yang kecil. Pinspot bisa juga
dipasang pada bagian bawah panggung dan menghadap ke panggung, hal ini bertujuan untuk
mendukung suasana yang sedang terjadi dalam suatu adegan.
Moving Head dan Scanner, keduanya merupakan lampu yang bertujuan untuk menembakkan
cahaya yang bergerak ke segala arah. Hanya saja, dari kedua lampu tersebut terdapat perbedaan yaitu
perbedaan dalam gerakkannya. Moving Head digerakkan oleh sebuah motor yang ada didalamnya untuk
mengatur posisi arah dengan kecepatan tertentu. Sedangkan scanner tidak terdapat motor didalamnya
tetapi terdapat cermin yang memantulkan cahaya yang ditembakan kepadanya, sehingga scanner bisa
lebih cepat dibandingkan dengan moving head, tetapi beam angle yang dimiliki scanner lebih sempit
dibandingkan moving head.
Selain jenis-jenis lampu yang mempunyai fungsi berbeda-beda, warna lampu juga memiliki arti
tersendiri pada teknik tata cahaya. Sebagai contoh, penggunaan lampu berwarna hijau jika latar tempat
6. pada adegan tersebut adalah hutan. Lalu, penggunaan warna merah ketika suasana pada adegan tersebut
sedang tegang. Tentu hal tersebut sangat membantu dalam pementasan untuk menghidupkan suasana
dalam suatu adegan. Permasalahan yang terjadi pada ketoprak Sri Mulyo karena kru teknis yang bukan
berasal dari grup ketoprak Sri Mulyo sendiri sehingga terkadang tidak sesuai dengan apa yang dimaksud
oleh para pemeran.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan juga terlaksananya kegiatan KKN di Kampung
Tematik Jurang Blimbing dari waktu ke waktu, diharapkan ketoprak Sri Mulyo memiliki kru teknis nya
sendiri agar nantinya jika terdapat pementasan selanjutnya tidak ada kesalahan-kesalahan yang terjadi
lagi. Melihat banyaknya masyarakat terlebih muda-mudi yang masih peduli dan ingin memajukan seni
ketoprak yang terdapat pada kampung Tematik Jurang Blimbing. Jika akan diadakan kegiatan KKN
kembali pada kampung Tematik Jurang Blimbing, baiknya mahasiswa KKN lebih mengedukasikan
perihal teknis panggung kepada masyarakat setempat agar mempunyai kemampuan dalam hal itu
sehingga dapat membantu kelancaran pementasan ketoprak Sri Mulyo nantinya.
Kesimpulan dan Saran
Kampung Tematik Jurang Blimbing yang terkenal akan seni dan budaya nya yang masih tetap
lestari sejak dulu, salah satunya ialah seni ketopraknya dengan nama ketoprak Sri Mulyo. Namun, dilihat
dari pementasan terakhir ketoprak Sri Mulyo, masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam hal teknis salah
satunya dalam tata cahaya. Hal ini disebabkan karena kru teknis pada saat pementasan kurang mengetahui
jalannya pementasan, sehingga terjadi ketidak sesuaian antara apa yang diinginkan oleh pemeran dengan
kenyataan nya. Oleh karena itu, diharapkan untuk kedepannya ketoprak Sri Mulyo mempunyai kru teknis
nya sendiri pada saat pementasan agar tidak ada lagi kekeliruan yang terjadi, melihat masih banyak
masyarakat kampung Tematik Jurang Blimbing yang masih peduli terhadap seni ketoprak nya terlebih
muda-mudi yang dapat melestarikan kesenian-kesenian yang ada pada kampung Tematik Jurang
Blimbing.
Salah satu penyebab ketoprak Sri Mulyo tidak memiliki kru teknis sendiri yaitu karena tidak
adanya alat tersebut yang menyebabkan tidak mengerti bagaimana cara mengoperasikan nya. Hal ini
mungkin bisa diatasi jika ketoprak Sri Mulyo memiliki struktural yang jelas sehingga dilakukannya iuran
kas rutin anggota. Kemudian dari iuran tersebut bisa dipakai untuk membeli alat-alat teknis seperti alat
tata cahaya (lighting), dan lain sebagainya. Jika sudah ada alat-alat tersebut, maka salah satu dari anggota
bisa berlatih untuk mengoperasikan alat tersebut. Agar lebih mahir dalam mengoperasikan alat tersebut,
jika nanti akan diadakan lagi program kegiatan KKN pada kampung Tematik Jurang Blimbing,
mahasiswa sekiranya dapat lebih mengedukasikan lagi tentang teknis pementasan sehingga masyarakat
menjadi lebih mengerti.
Daftar Pustaka
“Pengertian Seni Pertunjukan Menurut Para Ahli Terlengkap”. Diakses pada: https://ilmuseni.com/seni-
pertunjukan/pengertian-seni-pertunjukan-menurut-para-ahli 28 Maret 2019 pukul: 22.37
Rachmat, Gery., Safitri, Riana. 2017. Tata Cahaya dalam Pameran Seni Rupa: Cahaya Memperkuat
Informasi yang Disampaikan Perupa.Bandung: Jurusan Kriya Seni Rupa, FSRD-ISBI Bandung.
7. Irhandayaningsih, Ana. 2018. Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya Dalam
Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang.
Semarang: Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro.
“Jenis-jenis Lampu Panggung”. di akses pada : https://www.legatomusiccenter.com/learn-
more/stage-lighting/jenis-jenis-lampu-panggung 31 Maret 2019 pukul : 21.50