Sistem Informasi Kesehatan Daerah Generik atau SIKDA Generik merupakan aplikasi yang digunakan dalam pengelolaan informasi kesehatan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
SIKDA Generik sendiri terbagi menjadi 2 (dua) aplikasi utama yaitu : aplikasi SIMPUS yang digunakan untuk menangani pencatatan dan pengelolaan informasi kesehatan di Puskesmas, dan aplikasi SIM DINKES, yang digunakan untuk pengelolaan data dan pelaporan di tingkat Dinas Kab/Kota.
Sistem Informasi Kesehatan Daerah Generik atau SIKDA Generik merupakan aplikasi yang digunakan dalam pengelolaan informasi kesehatan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
SIKDA Generik sendiri terbagi menjadi 2 (dua) aplikasi utama yaitu : aplikasi SIMPUS yang digunakan untuk menangani pencatatan dan pengelolaan informasi kesehatan di Puskesmas, dan aplikasi SIM DINKES, yang digunakan untuk pengelolaan data dan pelaporan di tingkat Dinas Kab/Kota.
Sebagai AI bahasa, saya tidak dapat mengakses informasi terkini setelah September 2021 dan tidak memiliki kemampuan untuk mencari penelitian secara real-time. Namun, berdasarkan pengetahuan terakhir saya, berikut adalah beberapa contoh hasil penelitian tentang sistem kesehatan di Indonesia hingga September 2021:
1. Penelitian tentang Ketersediaan dan Akses Pelayanan Kesehatan: Beberapa penelitian telah menyoroti masalah aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan di berbagai wilayah di Indonesia. Ketersediaan fasilitas kesehatan, jarak tempuh ke fasilitas tersebut, dan kendala lainnya dapat mempengaruhi akses masyarakat terhadap perawatan kesehatan yang layak.
2. Penelitian tentang Kualitas Pelayanan Kesehatan: Beberapa penelitian juga menguji kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas. Penelitian ini dapat mencakup aspek seperti kepatuhan terhadap standar pengobatan, kualitas pelayanan medis, dan tingkat kepuasan pasien.
3. Penelitian tentang Infrastruktur Kesehatan dan Sumber Daya Manusia: Penelitian ini berfokus pada ketersediaan fasilitas medis, peralatan kesehatan, dan sumber daya manusia yang berkaitan dengan sektor kesehatan. Hal ini dapat mencakup perbandingan antara wilayah perkotaan dan pedesaan serta ketersediaan dokter dan tenaga medis di berbagai daerah.
4. Penelitian tentang Masalah Kesehatan Spesifik: Banyak penelitian telah dilakukan tentang masalah kesehatan spesifik di Indonesia, seperti penyakit menular (misalnya, malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS) dan masalah kesehatan non-menular (seperti diabetes, obesitas, dan penyakit kardiovaskular).
5. Penelitian tentang Sistem Keuangan dan Asuransi Kesehatan: Beberapa penelitian berfokus pada efektivitas program asuransi kesehatan, seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan sistem keuangan kesehatan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
6. Penelitian tentang Pencegahan dan Promosi Kesehatan: Penelitian tentang upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan juga dilakukan untuk memahami efektivitas program-program kesehatan masyarakat, seperti program imunisasi, kampanye anti-rokok, dan promosi pola makan sehat.
Perlu diingat bahwa hasil penelitian dan situasi kesehatan di Indonesia dapat berubah seiring waktu, dan ada kemungkinan adanya penelitian baru setelah tanggal pemutakhiran pengetahuan saya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengacu pada sumber-sumber terpercaya dan data terbaru jika Anda mencari informasi terkini tentang sistem kesehatan di Indonesia.
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...Rizqi Wahyuningsih
Makalah atau Artikel Power Point Implementasi Sistem Informasi Manajemen pada Rumah Sakit, Rizqi Wahyuningsih, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Universitas Mercu Buana (Mercu Buana University), Jakarta Indonesia
1. SISTEM INFORMASI
KESEHATAN
NAMA KELOMPOK :
1. IQBALAZIZ (108114025)
2. SUTRIMO (108114045)
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYAH
CILACAP
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
2. Pengantar dan Pengertian Sistem
Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi
di seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan
perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan
adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan
dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan
pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.
3. Sistem informasi yang ada saat ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang
belum terintegrasi. Sehingga bila diperlukan informasi yang
menyeluruh diperlukan waktu yang cukup lama.
2. Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) di berbagai jenjang, padahal kapabilitas untuk itu dirasa
memadai.
3. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk
mengelola dan mengembangkan sistem informasi
4. Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan
data/informasi.
5. Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola system
informasi, sehingga seringkali timbul keengganan bagi petugas untuk
memasuki atau dipromosikan menjadi pengelola sistem informasi.
4. . Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user)
sistem informasi. akan dikembangkan berdasarkan
tingkat kemampuan dari para pemakai, baik dari sisi :
1. Tingkat pemahaman mengenai teknologi informasi,
2. Kemampuan belajar dari para pemakai, dan
3. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sistem.
4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas
sistem informasi itu sendiri.
5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada
strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut.
6. Pengembangan Sistem Informasi organisasi harus menggunakan
7. pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistik).
5. Melalui lingkup manajemen pasien tersebut
dapat diperoleh laporanlaporan mengenai:
1. Pendapatan rawat inap dan
jalan secara periodik (harian,
bulanan dan tahunan),
2. Penerimaan kasir secara
periodik,
3. Tagihan dan kwitansi
pembayaran pasien,
4. Rekam medis pasien,
5. Data kegiatan rumah sakit
dalam triwulan (RL1),
6. Data morbiditas pasien rawat
inap (RL2a),
7. Data morbiditas pasien rawat
jalan (RL2b),
8. Data morbiditas penyakit
khusus pasien rawat inap
(RL2a1),
9. Data morbiditas penyakit
khusus pasien rawat jalan
(RL2b1),
10. Penerimaan kasir pada bagian
farmasi/apotik,
11. Pembelian kasir pada bagian
farmasi/apotik,
12. Manajemen ketersediaan obat
pada bagian farmasi/apotik,
13. Grafik yang menunjang dalam
pengambilan keputusan.
6. Untuk memudahkan penyajian informasi tersebut,
maka laporan-laporan tersebut dapat diekspor ke
berbagai macam format antara lain:
1. Comma separated value (CSF),
2. Data Interchange Format (DIF),
3. Excel (XLS versi 2.1, 3.0, 4.0, 5.0, dan 5.0 tabular),
4. HTML 3.0 (draft standard), 3.2 (extended & standard),
5. Lotus 1-2-3 (WK1, WK3, WK5),
6. ODBC,
7. Rich Text Format (RTF),
8. ext,
9. Word for Windows Document.