Dokumen tersebut membahas tentang kerangka teoritis dari pengetahuan, kemampuan, dan membuat hiasan pada kain. Secara khusus, dibahas definisi dari pengetahuan, embroidery, kemampuan, dan unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam membuat hiasan pada kain seperti perpaduan warna.
1. BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui (Alwi, 2005). Menurut
Sudarsono (2003) bahwa pengetahuan (knowledge) merupakan bentuk pelatihan
atau ilmu yang diberikan pada seseorang sebelum melakukan tugas-tugas dengan
maksud agar lebih cepat mengerti atau mempelajari dan membiasakan diri pada
situasi serta untuk memacu prestasi yang lebih baik.
Menurut Benjamin (2001) mengemukakan bahwa pengetahuaan adalah
kemampuan internal seseorang dalam berbagai hal yang kemudian dapat berlanjut
ke tahap operasional. Sedangkan Fadhil (2005) menjelaskan bahwa pengetahuan
adalah segenap apa yang kita ketahui tentang objek tertentu yang termasuk
didalamnya ilmu.
Menurut Purba (2000) bahwa pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal
yang pernah dipelajari. Pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali
berbagai hal mulai dari fakta yang amat khusus sampai kepada teori-teori yang
amat rumit serta kemampuan menyalurkan informasi dalam pikiran.Pengetahuan
adalah ide atau abstaksi dari realita yang bisa dibuktikan kebenarannya secara
empirik dan bersifat mutlak, abadi dan tidak pernah berubah. Pengetahuan juga
2. dapat berupa informasi yang terorganisasi yang sesuai dengan realitas alam
semesta, tidak hanya semata konsensus tetapi juga dapat diuji.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan merupakan segala sesuatu yang tinggal di dalam pikiran manusia
sebagai hasil pekerjaan yang diperoleh dari ilmu maupun bentuk pelatihan dengan
penggunaan panca indera, setelah berinteraksi dengan lingkungan. Dengan adanya
pengetahuan maka informasi tersebut dimasukkan ke dalam ingatan dan bila
diperlukan maka informasi tersebut dipanggil untuk digunakan.
1. Pengertian Embroidery
Menurut Magarita (2011) bahwa embroidery atau menyulam adalah
memberi hiasan pada kain yang telah ditenun dengan cara menusuk menggunakan
jarum. Menyulam pada umumnya dikerjakan dengan tangan dan dibantu dengan
peralatan lainnya, tetapi pada saat sekarang ini sulaman dapat dikerjakan dengan
mempergunakan mesin jahit dengan berbagai bentuk jahitan yang dihasilkan.
Embroidery adalah sulaman yang berfungsi untuk membuat kain atau
busana tampak lebih indah dan mewah. Sulaman, merupakan suatu seni reka
bentuk kreatif menggunakan tangan atau mesin. Menurut Nugraha (2011) bahwa
seni sulam (Embroidery) adalah keluwesan dan kebebasan ruang gerak dan
keandalan penyulam dapat diperoleh setelah melalui proses ketekunan dan
ketelitian yang luar biasa.
Menurut Wancik (2004) menyulam adalah membuat sesuatu bentuk di atas
kain yang dapat dikerjakan dengan tusuk jarum tangan maupun tusuk jarum mesin
3. jahit. Sedangkan Poerwadarminta (2001) mengemukakan bahwa menyulam
adalah hiasan dari benang yang dijahitkan pada kain.
Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa menyulam
adalah memberi hiasan hiasan pada kain yang dikerjakan dengan tusuk jarum
tangan maupun tusuk jarum mesin jahit dengan mempergunakan beberapa
benang.Beberapa teknik sulaman yang dapat digunakan untuk menghias kain di
antaranya adalah sulaman berwarna, salah satu diantaranya adalah sulaman
fantasi.
Sulaman fantasi adalah sulaman yang menerapkan bermacam-macam
tusuk hias dengan aneka warna benang. Motif hias yang akan dibuat dikerjakan
dengan bermacam-macam tusuk hias paling sedikit tiga macam tusuk hias.
Pemakaian tusuk hias harus sesuai dengan bentuk ragam hias. Motif hias dapat
berbentuk bunga, pemandangan atau geometris.Biasanya sulaman fantasi ini
dikerjakan pada kain polos misalnya : kain tetoron, poplin, berkolin, mori,
harmonis dan kontras, sehingga sulaman atau hiasan terlihat lebih menonjol,
menarik dan rapi.contoh sulaman fantasi :
Gambar. Pola motif sulaman fantasi (WordPress.com weblog )
5. Menurut Likaya (2010) bahwa sulaman fantasi adalah sulaman yang
menerapkan bermacam-macam tusuk hias dengan aneka benang. Motif hias yang
diterapkan harus dikerjakan dengan menggunakan bermacam-macam tusuk hias,
minimal tiga macam tusuk hias. Tusuk hias yang digunakan harus sesuai dengan
bentuk ragam hias.
Hal senada diungkapkan oleh Kusumawardhani (2008) bahwa sulaman
fantasi merupakan jenis sulaman berwarnayang pengerjaannya menggunakan
berbagai variasi tusuk hias. Tusuk Hias yang digunakan seperti tusuk pipih, tusuk
tangkai dan tusuk rantai .
Motif sulaman fantasi dapat berupa motif–motif alam atau bentuk-bentuk
geometris,tergantung benda yang akan dihias dan untuk keperluan apa benda
tersebut.Teknik menggambar untuk sulaman fantasi dikerjakan dengan cara
member warna dasar pada gambar desain yang telah dibuat, kemudian motifnya
diberi warnasesuai dengan warna yang dikehendaki. Gunakan warna dengan
variasi yang menarikdan harmonis. Motif yang diisi penuh dengan tusuk hias,
diisi penuh dengan cat air(diblok) dan motif yang berupa garis dikerjakan seperti
garis pula sesuai bentuknyaserta sesuaikan pula dengan warna benang yang
digunakan. Pembuatan gambar kerjadisesuaikan dengan tusuk hias yang
digunakan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa dalam menerapkan
sulaman pada kain dapat dilakukan dengan berbagai teknik sulaman. Dalam
menerapkan teknik sulaman tersebut digunakan berbagai jenis ragam tusuk yang
6. harus disesuaikan dengan bentuk dan fungsi ragam hias sulaman. Adapun jenis
tusuk hias pada teknik menyulam antara lain:
1. Tusuk jelujur
2. Tusuk Jelujur Selip
3. Tusuk pipih/balut
4. Tusuk tikam jelujur
5. Tusuk tangkai
6. Tusuk festoon
7. Tusuk flamel
9. 2. Pengertian Kemampuan
Kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan atau kekuatan yang dimiliki
seseorang untuk menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan menurut norma atau
aturan tertentu. Poerwadarminta (2000) berpendapat bahwa kemampuan
seseorang ditentukan oleh beberapa faktor/aspek seperti kecerdasan, kekuatan atau
kecakapan. Menurut pendapat Semiawan (dalam Purba, 2000) bahwa
kemampuan-kemampuan atau keterampilan mendasar antara lain : mengobservasi
atau mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari
hubungan/ruang/waktu, membuat hipotesis dan lain sebagainya.
Munandar (2000) berpendapat bahwa kemampuan merupakan daya untuk
melakukan suatu tindakan sebagai hasil pembawaan dan latihan. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia, bahwa kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya kuasa
(bisa atau sanggup) melakukan sesuatu. Untuk melakukan sesuatu kita sendiri
membutuhkan kesiapan. Hal ini memiliki arti bahwa kesiapan dapat dipandang
sebagai suatu karakteristik tertentu yang diperlukan seseorang untuk melakukan
kegiatan atau tindakan tertentu. Membicarakan kemampuan akan terkait dengan
kompetensi Arikunto (2000) yang berpendapat bahwa kompetensi sama dengan
kemampuan yang harus memenuhi tiga kriteria yaitu pengetahuan, penampilan
dan hasil.
3. Membuat Hiasan pada Kain
Membuat adalah pemasangan, pengenaan; perihal mempraktekkan (Alwi,
2005). Dalam hal ini yang dimaksud adalah membuat hiasan. Dalam membuat
suatu disain atau ragam hias sendiri, walaupun sangat sederhana, mengasyikkan
10. dan sekaligus menimbulkan rasa bangga bahwa hiasan itu adalah hasil kreasi
sendiri.
Menghias dalam bahasa inggris adalah “to decorate” yang berarti
menghias / memperindah.Sudarjo (2009) mengatakan bahwa ragam hiasan adalah
bentuk karya seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat pada sesuatu benda agar
benda tersebut bertambah indah. Kemudian Gustami (2000) mengemukakan
bahwa ragam hias adalah komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja
dibuat untuk tujuan sebagai hiasan.
Hiasan dalam kehidupan manusia merupakan media sebagai ungkapan
perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual dan ragam hias dapat berperan
dalam pengembangan budaya serta menjadi sumber pengetahuan dan petunjuk
guna menelusuri perkembangan budaya masa lampau. Kemudian Toekio (2005)
menambahkan bahwa hiasan hadir di tengah-tengah kehidupan masyarakat
sebagai media ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual, yang
proses penciptaannya tidak lepas dari pengaruh lingkungan, yang ditujukan
sebagai pelengkap rasa estetika dan di dalam hiasan terdapat pula makna simbolik
tertentu yang berlaku secara konvensional di lingkungan masyarakat
pendukungnya.
Hiasan adalah suatu karya seni atau komponen produk seni yang sengaja
ditambahkan pada suatu benda dengan tujuan sebagai hiasan agar benda tersebut
kelihatan indah. Pada hakekatnya hiasan ini sangat berperan, hal ini dapat dilihat
melalui berbagai penerapannya di dalam kehidupan manusia sehingga hiasan tidak
dapat diberi batasan tertentu, yang jelas di dalamnya terkandung beragam-ragam
11. pola hiasan seperti yang terdapat pada lenan rumah tangga, rumah adat dan
perhiasan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa bentuk hiasan yang dapat digunakan pada lenan rumah tangga. Hiasan
tersebut dapat diterapkan pada kain dan harus disesuaikan dengan
penempatannya.
Dalam merancang dan menerapkan hiasan terdapat berbagai macam
unsur-unsur desain dengan berbagai ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan
sehingga mengarah kepada tujuan dan fungsinya. Untuk merencanakan suatu
hiasan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Menurut Soekarno (2004)
bahwa ada beberapa hal-hal yang digunakan dalam menerapkan hiasan, antara lain
adalah :
a. Perpaduan Warna
Menurut Soekarno (2004) bahwa warna merupakan unsur desain yang
paling menonjol. Kehadiran unsur warna menjadikan desain lebih menarik dan
dapat mengungkapkan suasana, perasaan, sifat dan watak yang berbeda-beda.
Menurut Pudji (2007) bahwa warna merupakan unsur yang penting karena orang
terlebih dahulu akan melihat bentuk rancangan dan warna keseluruhan, baru
kemudian akan meneliti tusuknya. Memilih warna berarti memadupadankan
berbagai warna benang dengan kain dasar untuk menghasilkan kesan yang
diinginkan. Dalam lingkaran warna terdapat warna-warna primer, sekunder dan
tersier. Warna primer adalah warna asli yang bukan dihasilkan dari warna lain,
yaitu merah, kuning dan biru. Warna sekunder adalah hasil campuran dua warna
12. primer, misalnya merah dan kuning menjadi warna jingga, campuran merah dan
biru menjadi warna ungu dan campuran kuning dan biru menjadi warna hijau.
Sedangkan warna tersier adalah campuran warna primer dengan warna sekunder,
seperti merah dicampur dengan ungu menjadi ungu kemerahan, hijau dicampur
dengan jingga menjadi warna kuning, jingga dicampur dengan ungu menghasilkan
merah yang lebih redup dan lain sebagainya.
Selain ketiga kelompok warna tersebut, ada warna kromatik hasil
pencampuran satu warna dengan putih atau hitam. Pencampuran warna ini
menghasilkan warna muda terang, warna tua/gelap dan warna pastel. Menurut
Kusumawardhani (2001) bahwa terdapat beberapa pedoman dasar dalam
menggunakan warna yang sesuai adalah :
1. Warna terang dan cerah cenderung menyita perhatian dan pandangan.
2. Warna muda dan pucat memberi efek melebar serta memberi kesan mendatar
karena itu jika dikenakan pada tubuh, warna ini secara visual akan
memberikan kesan bersih dan rapi.
3. Warna gelap dan suram memberikan efek menyamarkan bagian tubuh yang
melebar.
13. Gambar 11. Skema Lingkaran Warna
Sumber : Pudji (2007)
Lebih lanjut Pudji (2007) mengemukakan bahwa kesan yang ditimbulkan
warna dapat mempengaruhi perasaan orang yang melihat dan mencerminkan
kepribadian pemakainya, misalnya nuansa merah jingga memberi kesan panas,
hangat dan agresif sedangkan nuansa biru hijau memberikan kesan sejuk dan
dingin. Untuk memadukan warna yang paling mudah dan aman adalah sebagai
berikut :
1. Skema Primer adalah paduan warna primer yaitu merah, kuning dan biru.
2. Skema Sekunder adalah paduan tiga warna sekunder yaitu jingga, hijau dan
ungu.
3. Skema Tersier adalah paduan warna tersier yang memiliki jarak antar warna
sama pada lingkaran warna, misalnya hijau kebiruan, jingga kekuningan dan
ungu kemerahan.
4. Skema Analog adalah paduan tiga warna senada atau berdekatan letaknya
pada lingkaran warna. Kombinasi warna ini lebih sesuai jika warna yang
digunakan terbatas di sekitar warna primer dan warna-warna yang termasuk
hue yang berdekatan, misalnya biru, biru kehijauan dan hijau.
14. 5. Skema Komplementer adalah paduan warna yang menggunakan warna-warna
yang langsung bertentangan dalam lingkaran warna, misalnya ungu
berkomplementer dengan kuning
6. Skema Natural adalah paduan warna mendekati warna alam misalnya berbagai
variasi warna cokelat.
7. Skema Gradasi adalah paduan warna kromatik dari terang ke gelap atau
sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas maka diketahui bahwa dengan mencampur dan
mengkombinasikan warna yaitu dengan meletakkan berbagai warna akan
mencapai paduan yang selaras sehingga terlihat menarik. Suatu warna akan
tampak indah jika diletakkan dalam kombinasi warna yang selaras.
b. Keseimbangan
Menurut Chodiyah (2002) bahwa keseimbangan adalah prinsip disain yang
paling banyak menuntut kepekaan perasaan. Maka keseimbangan adalah unsur-
unsur garis, bentuk, warna dan bahan memberikan rasa seimbang serta
memuaskan yang melihatnya. Keseimbangan dapat dicapai secara simetris
(formal) yaitu jika objek kiri dan kanan dari garis tengah atau pusat suatu disain
adalah sama. Keseimbangan formal bersifat statis dan tenang, agar tidak kaku
benda-benda yang letaknya simetris terhadap titik pusat, tidak persis sama bentuk,
ukuran dan warnanya tetapi mempunyai bobot visual yang sama.
Keseimbangan asimetris (informal) yaitu jika beberapa objek tidak serupa
atau tidak mempunyai jumlah perhatian yang sama. Keseimbangan asimetris
15. dapat dicapai dengan menyusun benda yang tidak sama bobot visualnya disekitar
suatu titik pusat atau sumbu sehingga mencapai keseimbangan.
Gambar. Contok keseimbangan motif pada (http://nurullatifahwidyanti.blogspot.com/)
c. Proporsi/Perbandingan
Menurut Chodiyah (2002) bahwa proporsi dan skala mengacu pada
hubungan antar bagian dari suatu disain dan hubungan antara bagian dengan
keseluruhan, disebut juga Law of relation. Tiga hal praktis dalam menciptakan
proporsi yang baik adalah dengan menciptakan susunan yang menarik dan
menyenangkan, menghasilkan ukuran dan bentuk yang baik, mempertimbangkan
apakah ukuran itu dapat dikelompokkan bersama-sama. Hal ini dapat diupayakan
dengan menciptakan keindahan melalui hubungan jarak, membuat perubahan
dalam rupa sesuai dengan yang diinginkan, mengerti arti pokok dari pada skala.
Gambar. Susunan motif dengan proporsi perbandingan (sulamku.com)
16. a. Aksen
Menurut Chodiyah (2002) bahwa disain yang baik mempunyai titik berat
yang menarik perhatian. Titik berat atau titik pusat perhatian bisa ada lebih dari
satu titik berat atau titik pusat perhatian tergantung pada tujuannya. Kadang-
kadang stuktur dari suatu disain itu sendiri sudah mempunyai satu titik pusat
perhatian, bila tidak ada kita harus menciptakan sendiri titik pusat perhatian itu.
Ada berbagai cara untuk menarik perhatian kepada titik pusat perhatian itu, yaitu
dengan perulangan ukuran, serta kontras antara tekstur, warna, garis, bentuk atau
hiasan, juga hal yang tidak terduga bisa menarik perhatian pada daerah yang ingin
kita tonjolkan. Hal inilah yang disebut dengan aksen. Berdasarkan uraian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan hiasan, maka perlu
diperhatikan beberapa hal antara lain perpaduan warna, irama, proporsi/skala dan
aksen sehingga menghasilkan hiasan yang dapat dinikmati dan memiliki makna
bagi orang yang melihatnya.
Gambar. Titik perhatian yang menarik pada bunga.(http://graffitigraffiti.com)
17. 4. Lenan Rumah Tangga
Lenan rumah tangga adalah barang atau bahan berupa kain yangdigunakan
untuk keperluan rumah tangga.Lenan rumah tangga dapat dikelompokkan
menurut fungsinya antara lainsebagai berikut:
a. Lenan ruang tamu diantaranya yaitu : Taplak panjang atau loper, alas
sandaran kursi, dan sebagainya.
b. Lenan Ruang keluarga diantarnya yaitu : Tutup TV, tutup dispenser, sarung
bantal kursi, dan lain-lain.
c. Lenan ruang tidur diantaranya yaitu : Alas tidur (seprai), sarung bantal dan
guling, Tutup tempat tidur (bed cover).
d. Lenan kamar mandi diantaranya yaitu : Handuk, baju mandi, dan waslap.
e. Lenan ruang makan diantaranya yaitu : Taplak meja makan, alas piring
(table mats) dan serbet makan.
f. Lenan ruang dapur diantaranya yaitu : cempal dan celemek masak
18. B. kerangka Konseptual
Hiasan merupakan ragam hias yang sengaja dibuat pada suatu benda agar
benda tersebut bertambah indah, terutama pada lenan rumah tangga. Penerapan
hiasan pada busana merupakan pemasangan atau pengenaan ragam hias yang
diwujudkan dalam bentuk visual. Untuk menerapkan hiasan pada kain harus
disesuaikan dengan model kain tersebut dimana yang sesuai diletakkan hiasannya,
agar kelihatan indah dan serasi. Karena keserasian model kain dengan penerapan
hiasan saling berhubungan. Jika hiasan tersebut diletakkan tak tentu arah akan
mempengaruhi keindahan dari kain tersebut, dalam hal ini lenan rumah tangga
yaitu sarung bantal kursi. Selain itu perlu diperhatikan keserasian warna bahan
kain dan warna desain terhadap kain yang akan diberi hiasan.
Penerapan hiasan dapat dibuat berdasarkan berbagai bentuk hiasan dan
harus mengacu pada tata letak hiasan sehingga hiasan mempunyai arah atau
memberikan kesan arah yang jelas. Arah dan kesan dapat diwujudkan dengan
menerapkan unsur irama pada hiasan, sehingga dapat menimbulkan pandangan
mata berpindah dari satu bagian ke bagian lain. Keseimbangan penerapan hiasan
dapat dilakukan baik secara simetris ataupun asimetris dengan proporsi yang baik
dan mempunyai titik pusat perhatian, sehingga dapat dinikmati dan memiliki
makna bagi orang yang melihat.
Penerapan hiasan akan lebih baik jika dalam diri individu telah dibekali
dengan segala pengetahuan yang baik dalam membuat hiasan, dalam hal ini dapat
disebut dengan Pengetahuan embroidery. Hal ini mengidentifikasikan bahwa
pengetahuan embroidery yang dimiliki seseorang tinggi maka kemampuannya
19. dalam mengingat kembali berbagai hal tentang sulaman, aneka tusuk dan macam-
macam letak hiasan akan semakin tinggi, maka akan memiliki kemampuan dalam
membuat hiasan pada lenan rumah tangga yang baik sehingga akan menciptakan
suatu keterampilan dan keahlian seseorang untuk dapat melakukan penerapan
hiasan pada lenan rumah tangga. Sehingga dapat diidentifikasikan bahwa terdapat
hubungan antara Pengetahuan embroidery dengan kemampuan membuat hiasan
pada lenan rumah tangga dengan penerapan hiasan.
C. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, kerangka teoritis, kerangka berpikir
maka hipotesa dalam penelitian ini adalah : “Terdapat hubungan yang signifikan
antara Pengetahuan Embroidery dengan kemampuan membuat hiasan pada lenan
rumah tangga pada siswa SMK Pemda Lubuk Pakam”
Sesuai dengan hipotesis di atas maka paradigma penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Keterangan : X = Pengetahuan Embroidery
Y = Kemampuan Menghias Lenan Rumah Tangga
Gambar 12. Paradigma Penelitian
X Y