Suku Asmat adalah suku di Papua yang terkenal dengan ukiran kayu uniknya. Mereka tinggal di pesisir pantai dan pedalaman, dengan perbedaan dialek, gaya hidup, struktur sosial, dan ritual. Suku Asmat memiliki rumah adat bernama Jew untuk membahas urusan desa. Mereka memiliki pakaian adat, tarian tradisional, dan upacara kelahiran, pernikahan, kematian, serta sistem pemerintahan kepala suku.
Suku Asmat adalah salah satu suku di Papua yang terkenal karena tradisi memenggal kepala musuh dan ukiran kayu indahnya. Mereka tinggal di hutan lebat antara sungai-sungai besar dan beragama animisme, Katolik, atau Protestan. Rumah tradisionalnya panjang hingga 25 meter dan masih ada yang tinggal di atas pohon. Makanan pokoknya sagu yang dibakar.
Dokumen tersebut membahas tentang Papua, termasuk 25 suku asli Papua, 4 tipe pemukiman di Papua, rumah adat, tari daerah, pakaian adat, senjata tradisional, alat musik tradisional, dan makanan khas Papua seperti papeda.
Suku Asmat merupakan suku yang tinggal di daerah terpencil di Papua. Mereka dikenal akan kesenian ukiran dan upacara adat seperti Pesta Bis dan Pesta Perah. Kepercayaan mereka didasarkan pada mitos bahwa leluhur mereka bernama Fumeripits yang menciptakan manusia dari patung kayu.
kedaerahan adalah sebuah budaya yang beragam di indonesia contohnya seperti papua yang kita kenal sebagai daerah tidak punya malu, tapi sebenarnya tidak seperti itu, mereka punya bkakat yang luar biasa. kitapun tidak bisa melakukannya, tp jangan putus asa, di setiap daerah pasti ada...
Suku Dani pertama kali diketahui mendiami Lembah Baliem ratusan tahun lalu. Mereka dikenal sebagai petani yang terampil menggunakan alat batu seperti kapak dan pisau tulang. Suku Dani masih mengenakan koteka dan pakaian wanita dari serat. Mereka tinggal di rumah bulat sederhana bernama honai dan melakukan upacara besar serta perang suku.
Suku Asmat adalah suku di Papua yang terkenal dengan ukiran kayu uniknya. Mereka tinggal di pesisir pantai dan pedalaman, dengan perbedaan dialek, gaya hidup, struktur sosial, dan ritual. Suku Asmat memiliki rumah adat bernama Jew untuk membahas urusan desa. Mereka memiliki pakaian adat, tarian tradisional, dan upacara kelahiran, pernikahan, kematian, serta sistem pemerintahan kepala suku.
Suku Asmat adalah salah satu suku di Papua yang terkenal karena tradisi memenggal kepala musuh dan ukiran kayu indahnya. Mereka tinggal di hutan lebat antara sungai-sungai besar dan beragama animisme, Katolik, atau Protestan. Rumah tradisionalnya panjang hingga 25 meter dan masih ada yang tinggal di atas pohon. Makanan pokoknya sagu yang dibakar.
Dokumen tersebut membahas tentang Papua, termasuk 25 suku asli Papua, 4 tipe pemukiman di Papua, rumah adat, tari daerah, pakaian adat, senjata tradisional, alat musik tradisional, dan makanan khas Papua seperti papeda.
Suku Asmat merupakan suku yang tinggal di daerah terpencil di Papua. Mereka dikenal akan kesenian ukiran dan upacara adat seperti Pesta Bis dan Pesta Perah. Kepercayaan mereka didasarkan pada mitos bahwa leluhur mereka bernama Fumeripits yang menciptakan manusia dari patung kayu.
kedaerahan adalah sebuah budaya yang beragam di indonesia contohnya seperti papua yang kita kenal sebagai daerah tidak punya malu, tapi sebenarnya tidak seperti itu, mereka punya bkakat yang luar biasa. kitapun tidak bisa melakukannya, tp jangan putus asa, di setiap daerah pasti ada...
Suku Dani pertama kali diketahui mendiami Lembah Baliem ratusan tahun lalu. Mereka dikenal sebagai petani yang terampil menggunakan alat batu seperti kapak dan pisau tulang. Suku Dani masih mengenakan koteka dan pakaian wanita dari serat. Mereka tinggal di rumah bulat sederhana bernama honai dan melakukan upacara besar serta perang suku.
Dokumen tersebut merangkum informasi mengenai Suku Asmat di Papua Selatan. Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayu tradisionalnya dan terbagi menjadi populasi pesisir pantai dan pedalaman. Mereka memiliki ciri fisik khas dan masih mempertahankan beberapa adat istiadat tradisional seperti upacara kelahiran, pernikahan, dan kematian meskipun sebagian sudah menganut agama. Rumah tradisonal suku Asmat dise
Suku Asmat di Papua Barat memiliki asal usul yang berkaitan dengan mitologi tentang dewa pencipta bernama Fumeripits. Suku Asmat terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan tempat tinggal, yaitu di pedalaman sebagai pemburu dan petani, serta di pesisir sebagai nelayan, meskipun memiliki ciri fisik yang sama. Mereka dikenal akan kesenian ukiran dan tradisi penting rumah adat bernama 'jew'.
Suku Asmat tinggal di daerah terpencil di Papua. Mereka mempercayai bahwa nenek moyang mereka berasal dari Fumeripits yang menciptakan manusia dari patung kayu. Suku Asmat hidup dari hutan dan sungai, dan tinggal di rumah panjang bersama. Mereka mempertahankan adat istiadat seperti upacara pernikahan dan kematian.
Kearifan lokal Papua mencakup tradisi budidaya sagu, berbagai tarian tradisional, dan adat istiadat perkawinan yang berbeda antara masyarakat pantai dan pegunungan. Kearifan lokal lainnya adalah kerajinan seperti noken, ukiran kayu Suku Asmat, serta penggunaan warna alami dari tanah liat dan tumbuhan untuk riasan diri.
Dokumen tersebut membahas tentang seni budaya di tiga provinsi di Sumatra yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Mencakup sastra, senjata tradisional, rumah adat, tarian, musik, kerajinan, dan makanan khas dari masing-masing provinsi.
Dokumen tersebut membahas tentang kebudayaan dari berbagai wilayah di Indonesia bagian barat seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Jawa Timur. Kebudayaan yang diuraikan meliputi rumah adat, seni tari, musik tradisional, pakaian adat, kerajinan tangan, upacara adat, dan festival khas dari masing-masing daerah.
Teks tersebut membahas perkembangan kebudayaan logam dan kehidupan masyarakat dari zaman prasejarah hingga zaman pertanian di Indonesia. Zaman logam terdiri atas zaman tembaga, perunggu, dan besi. Zaman perunggu dikenal di Indonesia karena zaman tembaga tidak dikenal. Teknik pembuatan alat logam meliputi bivalve dan a cire perdue. Hasil kebudayaan logam antara lain nekara, kapak corong, bejana, arca,
Keturunan nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Mereka adalah bangsa Austronesia yang bermigrasi ke berbagai pulau di kawasan Indonesia sejak 2000 SM. Nenek moyang bangsa Indonesia terdiri dari bangsa Melayu Tua yang datang pada 1500 SM dan bangsa Melayu Muda pada 400-300 SM. Mereka membawa budaya Neolitik dan logam seperti perunggu dan besi ke berbagai wilayah Indonesia.
Dokumen tersebut merangkum tentang adat dan budaya suku-suku di Nusa Tenggara, khususnya mengenai suku Sasak, Bima, Kui, dan Tetun. Suku-suku tersebut memiliki bahasa dan kesenian masing-masing, serta sistem kekerabatan dan pengetahuan tradisional yang masih dipertahankan.
Kehidupan masyarakat Indonesia yang heterogen, membuat nusantara menjadi kaya akan ragam dan budaya. Pada makalah ini akan dibahas mengenai salah satu suku tradisional yang ada di rimba, Jambi, Pedalaman Sumatera Selatan.
Propinsi Sumatera Utara dihuni oleh 8 etnis asli yaitu Melayu, Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pesisir, Simalungun, Pakpak, dan Nias. Masing-masing etnis memiliki tarian tradisional yang mencerminkan budaya dan sejarahnya.
Kebudayaan Kalimantan memiliki berbagai aspek yang menarik, di antaranya rumah adat berbentuk panggung yang disebut rumah betang, tarian tradisional seperti tari Baksa Kembang dan Tambun Bungai, serta senjata khas seperti mandau dan talawang. Pulau Kalimantan juga dihuni beragam suku bangsa seperti suku Dayak, Banjar, dan berbagai suku lainnya.
Tiga kumpulan etnik terbesar di Malaysia ialah Melayu, Cina dan India. Sabah dan Sarawak juga mempunyai pelbagai kumpulan etnik peribumi dengan budaya dan warisan yang unik.
Dokumen tersebut merangkum informasi mengenai Suku Asmat di Papua Selatan. Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayu tradisionalnya dan terbagi menjadi populasi pesisir pantai dan pedalaman. Mereka memiliki ciri fisik khas dan masih mempertahankan beberapa adat istiadat tradisional seperti upacara kelahiran, pernikahan, dan kematian meskipun sebagian sudah menganut agama. Rumah tradisonal suku Asmat dise
Suku Asmat di Papua Barat memiliki asal usul yang berkaitan dengan mitologi tentang dewa pencipta bernama Fumeripits. Suku Asmat terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan tempat tinggal, yaitu di pedalaman sebagai pemburu dan petani, serta di pesisir sebagai nelayan, meskipun memiliki ciri fisik yang sama. Mereka dikenal akan kesenian ukiran dan tradisi penting rumah adat bernama 'jew'.
Suku Asmat tinggal di daerah terpencil di Papua. Mereka mempercayai bahwa nenek moyang mereka berasal dari Fumeripits yang menciptakan manusia dari patung kayu. Suku Asmat hidup dari hutan dan sungai, dan tinggal di rumah panjang bersama. Mereka mempertahankan adat istiadat seperti upacara pernikahan dan kematian.
Kearifan lokal Papua mencakup tradisi budidaya sagu, berbagai tarian tradisional, dan adat istiadat perkawinan yang berbeda antara masyarakat pantai dan pegunungan. Kearifan lokal lainnya adalah kerajinan seperti noken, ukiran kayu Suku Asmat, serta penggunaan warna alami dari tanah liat dan tumbuhan untuk riasan diri.
Dokumen tersebut membahas tentang seni budaya di tiga provinsi di Sumatra yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Mencakup sastra, senjata tradisional, rumah adat, tarian, musik, kerajinan, dan makanan khas dari masing-masing provinsi.
Dokumen tersebut membahas tentang kebudayaan dari berbagai wilayah di Indonesia bagian barat seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Jawa Timur. Kebudayaan yang diuraikan meliputi rumah adat, seni tari, musik tradisional, pakaian adat, kerajinan tangan, upacara adat, dan festival khas dari masing-masing daerah.
Teks tersebut membahas perkembangan kebudayaan logam dan kehidupan masyarakat dari zaman prasejarah hingga zaman pertanian di Indonesia. Zaman logam terdiri atas zaman tembaga, perunggu, dan besi. Zaman perunggu dikenal di Indonesia karena zaman tembaga tidak dikenal. Teknik pembuatan alat logam meliputi bivalve dan a cire perdue. Hasil kebudayaan logam antara lain nekara, kapak corong, bejana, arca,
Keturunan nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Mereka adalah bangsa Austronesia yang bermigrasi ke berbagai pulau di kawasan Indonesia sejak 2000 SM. Nenek moyang bangsa Indonesia terdiri dari bangsa Melayu Tua yang datang pada 1500 SM dan bangsa Melayu Muda pada 400-300 SM. Mereka membawa budaya Neolitik dan logam seperti perunggu dan besi ke berbagai wilayah Indonesia.
Dokumen tersebut merangkum tentang adat dan budaya suku-suku di Nusa Tenggara, khususnya mengenai suku Sasak, Bima, Kui, dan Tetun. Suku-suku tersebut memiliki bahasa dan kesenian masing-masing, serta sistem kekerabatan dan pengetahuan tradisional yang masih dipertahankan.
Kehidupan masyarakat Indonesia yang heterogen, membuat nusantara menjadi kaya akan ragam dan budaya. Pada makalah ini akan dibahas mengenai salah satu suku tradisional yang ada di rimba, Jambi, Pedalaman Sumatera Selatan.
Propinsi Sumatera Utara dihuni oleh 8 etnis asli yaitu Melayu, Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pesisir, Simalungun, Pakpak, dan Nias. Masing-masing etnis memiliki tarian tradisional yang mencerminkan budaya dan sejarahnya.
Kebudayaan Kalimantan memiliki berbagai aspek yang menarik, di antaranya rumah adat berbentuk panggung yang disebut rumah betang, tarian tradisional seperti tari Baksa Kembang dan Tambun Bungai, serta senjata khas seperti mandau dan talawang. Pulau Kalimantan juga dihuni beragam suku bangsa seperti suku Dayak, Banjar, dan berbagai suku lainnya.
Tiga kumpulan etnik terbesar di Malaysia ialah Melayu, Cina dan India. Sabah dan Sarawak juga mempunyai pelbagai kumpulan etnik peribumi dengan budaya dan warisan yang unik.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
3. Serba - Serbi
Suku Asmat adalah nama dari sebuah suku terbesar dan paling terkenal di
antara sekian banyak suku yang ada di Papua, Irian Jaya, Indonesia. Salah
satu hal yang membuat suku asmat cukup dikenal adalah hasil ukiran kayu
tradisional yang sangat khas. Beberapa ornamen / motif yang seringkali
digunakan dan menjadi tema utama dalam proses pemahatan patung yang
dilakukan oleh penduduk suku asmat adalah mengambil tema nenek moyang
dari suku mereka, yang biasa disebut mbis. Namun tak berhenti sampai disitu,
seringkali juga ditemui ornamen / motif lain yang menyerupai perahu atau
wuramon, yang mereka percayai sebagai simbol perahu arwah yang membawa
nenek moyang mereka di alam kematian. Bagi penduduk asli suku asmat, seni
ukir kayu lebih merupakan sebuah perwujudan dari cara mereka dalam
melakukan ritual untuk mengenang arwah para leluhurnya.
4. Kampung Asmat
Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang hidup di satu kampung.
Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan banyak rumah keluarga. Rumah
Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara keagamaan. Rumah keluarga
dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai kamar mandi dan
dapur sendiri. Hari ini, ada kira-kira 70.000 orang Asmat hidup di Indonesia.
Rumah Tradisional Suku Asmat adalah Jeu dengan panjang sampai 25
meter.Sampai sekarang masih dijumpai Rumah Tradisional ini jika kita
berkunjung ke Asmat Pedalaman.Bahkan masih ada juga di antara mereka
yang membangun rumah tinggal diatas pohon.
5.
6.
7. Pertentangan
Ada banyak pertentangan di antara desa berbeda Asmat. Yang paling
mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat untuk membunuh musuhnya.
Ketika musuh dibunuh, mayatnya dibawa ke kampung, kemudian dipotong dan
dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama. Mereka
menyanyikan lagu kematian dan memenggalkan kepalanya. Otaknya
dibungkus daun sago yang dipanggang dan dimakan. Namun hal ini sudah
jarang terjadi bahkan hilang resmi dari ingatan.
8. Makanan Pokok
Makanan Pokok orang Asmat adalah sagu,hampir setiap hari mereka makan
sagu yang dibuat jadi bulatan-bulatan yang dibakar dalam bara
api.Kegemaran lain adalah makan ulat sagu yang hidup dibatang pohon
sagu,biasanya ulat sagu dibungkus dengan daun nipah,ditaburi sagu,dan
dibakar dalam bara api.Selain itu sayuran dan ikan bakar dijadikan pelengkap.
Namun yang memprihatinkan adalah masalah sumber air bersih.Air tanah sulit
didapat karena wilayah mereka merupakan tanah berawa.Terpaksa
menggunakan air hujan dan air rawa sebagai air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari.
9.
10.
11. Pola Hidup
Satu hal yang patut ditiru dari pola hidup penduduk asli suku asmat,mereka
merasa dirinya adalah bagian dari alam, oleh karena itulah mereka sangat
menghormati dan menjaga alam sekitarnya, bahkan, pohon disekitar tempat
hidup mereka dianggap menjadi gambaran dirinya. Batang pohon
menggambarkan tangan, buah menggambarkan kepala, dan akar
menggambarkan kaki mereka
12.
13. Cara Merias Diri
Suku asmat memiliki cara yang sangat sederhana untuk merias diri mereka.
mereka hanya membutuhkan tanah merah untuk menghasilkan warna merah.
untuk menghasilkan warna putih mereka membuatnya dari kulit kerang yang
sudah dihaluskan. sedangkan warnah hitam mereka hasilkan dari arang kayu
yang dihaluskan. cara menggunakan pun cukup simpel, hanya dengan
mencampur bahan tersebut dengan sedikit air, pewarna itu sudah bisa
digunkan untuk mewarnai tubuh.
14.
15. Bahasa Suku Asmat
Bahasa suku Asmat adalah bahasa nenek moyang yang
mereka sudah berumur ribuan tahun. Ada perbedaan
bahasa berdasarkan wilayah di suku Asmat,karena
biasanya setiap wilayah menggunakan bahasa masing-masing.
Ada wilayah pantai atau hilir sungai dan hulu sungai.
Wilayah itu kemudian dibagi lagi menjadi beberapa
kelompok yang menggunakan bahasa yang berbeda.
Contoh bahasa yang ada di bagian kelompok pantai barat
laut atau pantai Flamingo adalah bahasa Kaniak, Bisman,
Simay, dan Becembub.
16. Mitologi
Dalam hal kepercayaan orang Asmat yakin bahwa mereka adalah keturunan dewa
yang turun dari dunia gaib yang berada di seberang laut di belakang ufuk, tempat
matahari terbenam tiap hari. Menururt keyakinan orang Asmat, dewa nenek-moyang
itu dulu mendarat di bumi di suatu tempat yang jauh di pegunungan.
Dalam perjalanannya turun ke hilir sampai ia tiba di tempat yang kini didiami oleh
orang Asmat hilir, ia mengalami banyak petualangan. Dalam mitologi orang Asmat
yang berdiam di Teluk Flaminggo misalnya, dewa itu namanya Fumeripitsy. Ketika
ia berjalan dari hulu sungau ke arah laut, ia diserang oleh seekor buaya raksasa.
Perahu lesung yang ditumpanginya tenggelam. Dalam perkelahian sengit yang
terjadi, ia dapat membunuh si buaya, tetapi ia sendiri luka parah. Ia terbawa arus
yang mendamparkannya di tepi sungai Asewetsy, desa Syuru sekarang. Untung ada
seekor burung Flamingo yang merawatnya sampai ia sembuh kembali; kemudian ia
membangun rumah yew dan mengukir dua patug yang sangat indah serta membuat
sebuah genderang em, yang sangat kuat bunyinya. Setelah ia selesai, ia mulai
menari terus-menerus tanpa henti, dan kekuatan sakti yang keluar dari gerakannya
itu memberi hidup pada kedua patung yang diukirnya. Tak lama kemudian mulailah
patung-patung itu bergerak dan menari, dan mereka kemudian menjadi pasangan
manusia yang pertama, yaitu nenek-moyang orang Asmat.
17. Adat Istiadat
Suku Asmat adalah suku yang menganut Animisme, sampai dengan masuknya para
Misionaris pembawa ajaran baru, maka mereka mulai mengenal agama lain selain
agam nenek-moyang. Dan kini, masyarakat suku ini telah menganut berbagai
macam agama, seperti Protestan, Khatolik bahkan Islam. Seperti masyarakat pada
umumnya, dalam menjalankan proses kehidupannya, masyarakat Suku Asmat pun.
Kelahiran, pemotongan tali pusar yang menggunakan Sembilu.
Kematian, bila kepala suku atau kepala adat yang meninggal, maka jasadnya
disimpan dalam bentuk mumi dan dipajang di depan joglo suku ini, tetapi bila
masyarakat umum, jasadnya dikuburkan. Proses ini dijalankan dengan iringan
nyanyian berbahasa Asmat dan pemotongan ruas jari tangan dari anggota keluarga
yang ditinggalkan.
Sebagian adat yang dipengaruhi oleh mitologi mereka adalah: Mbismbu (pembuat
tiang), Yentpokmbu (pembuatan dan pengukuhan rumah yew), Tsyimbu
(pembuatan dan pengukuhan perahu lesung)
18. Kesenian Suku Asmat
Suku Asmat adalah seniman sejati. Patung kayu hasil kerajinan mereka diakui
dunia internasional sebagai hasil karya seni berkelas tinggi. Darah seni ini
mengalir dengan tanpa sengaja karena dalam kehiduan sehari-hari mereka
menggunakan peralatan yang berhubungan dengan kayu. Suku ini mendiami
daerah Teluk Flamingo dan Teluk Cook, di wilayah pantai sebelah barat daya
Papua.
Adapun peralatan yang biasanya digunakan para pemahat Suku Asat terdiri
dari kapak batu, gigi binatang dan kulit kerang. Sedangkan untik
menghaluskan patahan, mereka menggunakan taring babi, gigi-gigi ikan
tertentu dan tiram.