Dokumen tersebut membahas tentang pengertian stres dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres di tempat kerja, meliputi faktor intrinsik pekerjaan, konflik peran, ketidakpastian kerja, struktur organisasi, dan ciri-ciri individu."
Perkuliahan Psikologi Industri di Prodi Teknik Industri dengan topik Manajemen Stress Kerja mencakup pengertian, penyebab dan dampak, pengukuran stress, manajemen stress, dan penelitian terkait
Presentasi membahas tentang stress dan teorinya, mancakup penjelasan mengenai cara meminimalisir dan mengatasi stress, juga membicarakan mengenai beberapa hipotesis, dan srategi untuk menanggulangi kekerasan yang terjadi di tempat kerja.
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)Mira Veranita
Stres di tempat kerja merupakan sebuah masalah yang sangat sering dirasakan oleh karyawan, dimana para karyawan menemui kondisi-kondisi kelebihan kerja, ketidaknyamanan kerja, tingkat kepuasan kerja yang rendah.Stres ditempat kerja juga dapat mengakibatkan pengaruh yang merusak kesehatan, dan kesejahteraan karyawan, seperti halnya dapat berpengaruh negatif terhadap produktivitas dan keuntungan ditempat kerja
Perkuliahan Psikologi Industri di Prodi Teknik Industri dengan topik Manajemen Stress Kerja mencakup pengertian, penyebab dan dampak, pengukuran stress, manajemen stress, dan penelitian terkait
Presentasi membahas tentang stress dan teorinya, mancakup penjelasan mengenai cara meminimalisir dan mengatasi stress, juga membicarakan mengenai beberapa hipotesis, dan srategi untuk menanggulangi kekerasan yang terjadi di tempat kerja.
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)Mira Veranita
Stres di tempat kerja merupakan sebuah masalah yang sangat sering dirasakan oleh karyawan, dimana para karyawan menemui kondisi-kondisi kelebihan kerja, ketidaknyamanan kerja, tingkat kepuasan kerja yang rendah.Stres ditempat kerja juga dapat mengakibatkan pengaruh yang merusak kesehatan, dan kesejahteraan karyawan, seperti halnya dapat berpengaruh negatif terhadap produktivitas dan keuntungan ditempat kerja
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptxkurniaazalia
PPT Psikologi Industri Organisasi Kelompok 11
Aprillia Afifah Ananda 2224090164
Yayantika 2224090155
Sabrina Julia Irsanti 2224090142
Marsyanaia 2224090082
Kurnia Banowati Azalia A 1924090254
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
1. STRES DAN KESELAMATAN KERJA
Rasha Said – 1824090031
Laili Fitri L – 1824090049
Annisa Zulfa F – 1824090205
Nazmi Fredella – 1824090200
Citra Pusparani – 1824090223
Lala Yolla – 1824090235
Hafidza Anis – 1824090239
Rini Lupita A – 1824090238
Alifya Andira - 1824090173
2. PENGERTIAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi stress disebut Stresor .
2
“stres adalah suatu keadaan yang bersifat
internal, yang bisa disebabkan oleh
tuntutan fisik, atau lingkungan, dan situasi
sosial, yang berpotensi merusak dan tidak
terkontrol.”
3. “▹ Dr. Hans Selye
“penemu stress”
3
Respon organisme
Stressor
4. “▹ Fincham &
Rhodes
4
“stress yang disimpulkan dari gejala-gejala dan tanda-tanda
faal, prilaku, psikologikal dan somatik, adalah hasil dari tidak
kurang adanya kecocokan antara orang (dalam arti
kepribadiaanya, bakatnya, dan kecakapannya) dan lingkungan
yang mengakibatkan kemampuannya untuk menghadapi
berbagai tuntunan terhadap dirinya secara efektif.”
5. Selye juga membedakan:
– stres yang menyakitkan dan
merusak (distress)
– stres yang positif dan
menguntungkan (eustress).
5
6. 6
Stress yang meningkat sampai unjuk kerja
mencapai titik optimalnya merupakan stress
yang baik, yang menyenangkan, eustress.
Sebelum mencapai titik optimalnya peristiwa
atau situasi dialami sebagai tantangan
merangsang , melewati titik optimal distress
menjadi stress
Sebab sebab stress
7. Stress melalui
gejala gejala umum
7
Sulit tidur
Merokok
Meminum minuman beralcohol
Khawatir
Mudah tersinggung
Gelisah
sulit berkonsentrasi
Masa masa lelah berkepanjangan
8. Tanda tanda
dari adanya
distress
menurut
Everly dan
Girdano 1980
▹ Tanda tanda
suasana hati
(mood)
Menjadi overexcited
Cemas
Merasa tidak pasti
Sulit tidur
Bingung dan pelupa
Gelisah
gugur
▹ Tanda tanda otot
kerangka
(musculoskeletal)
Jari dan tangan
gemetar
Tidak bisa diam
Sakit kepala
Otot tegang
Gagap saat bicara
Leher menjadi kaku
▹ Tanda tanda
organ dalam
badan ( visceral)
Perut terganggu
Merasa jantung
berdebar
Berkeringat
Pingsan
Kedinginan
Wajah panas
Mulut kering
Kuping berdenging
Perut menjadi mules
8
9. PEMBANGKIT STRES (STRESSORS)
9
Lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan
seseorang yang bekerja. Faktor – faktor yang dapat menimbulkan stress dalam
pekerjaan dikelompokkan menjadi lima kategori, yakni:
1. Faktor Intrinsik dalam Pekerjaan
a. Tuntutan Fisik
Kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal dan psikologis.
Sehingga kondisi fisik dapat merupakan pembangkit stres. Bising, vibrasi
(getaran), dan hygiene bias menimbulkan stress.
b. Tuntutan Tugas
Kerja shift merupakan sumber utama dari stres. Beban kerja yang berlebih dan
terlalu sedikit bias menjadi pembangkit stres.
10. 10
1. Beban berlebih kuantitatif
Unsur yang menimbulkan beban berlebih kuantitatif ialan desakan waktu.
Waktu dalam masyarakat industri merupakan satu unsur yang sangat
penting. Pedoman yang banyak didengar ialah “Cepat dan Selamat”. Tugas
harus diselesaikan sebelum waktu akhir (deadline).
Dalam hal tertentu waktu lahir (deadline) justru dapat meningkatkan
motivasi dan menghasilkan prestasi kerja yang tinggi. Tetapi, desakan
waktu menyebabkan timbulnya banyak kesalahan atau menyebabkan
kondisi kesehatan seseorang berkurang.
Penelitian yang dilakukan oleh ahli jantung Meyer Friedman dan Ray
Rosenman pada tahun 1974 menunjukkan bahwa desakan waktu kronis
memberikan pengaruh tidak baik pada sistem cardiovascular. Hasilnya ialah
serangan jantung prematur dan/atau tekanan darah tinggi.
11. 11
2. Beban terlalu sedikit kuantitatif
Beban kerja terlalu sedikit juga dapat mempengaruhi
kesejateraan psikologis seseorang. Pada pekerjaan
sederhana, banyak terjadi pengulangan gerak akan
timbul rasa bosan, rasa monoton.
Bentuk lain yang merupakan pembangkit stres juga
ialah adanya fluktuasi dalam beban kerja. Untuk
jangka waktu tertentu bebannya sangat ringan,
untuk saat-saat lain bebannya malah berlebihan.
Keadaan yang tidak tetap ini menimbulkan
kecemasan, ketidakpuasaan kerja dan
kecenderungan hendak meninggalkan pekerjan.
12. 12
3. Beban berlebihan kualitatif
Dengan kemajuan teknologi makin dirasakan kehidupan menjadi lebih majemuk.
Pekerjaan yang dilakukan dengan tangan (pekerjaan manual) makin banyak tidak
dilakukan lagi oleh tenaga kerja, tetapi telah diganti oleh mesin atau robot.
Kemajemukan pekerjaan ini yang mengakibatkan adanya beban berlebihan kualitatif.
Makin tinggi kemajemukan pekerjaannya makin tinggi stresnya.
Kemajemukan pekerjaan, menurut Everly & Girdano (1980), biasanya meningkatkan
karena faktor-faktor berikut :
1. Peningkatan dari jumlah informasi yang harus digunakan
2. Peningkatan dari canggihnya informasi atau dari keterampilan yang diperlukan
pekerjaan
3. Perluasan atau tambahan alternatif dari metode-metode pekerjaan
4. Introduksi dari rencana-rencana contingency
Penelitian menunjukkan bahwa kelelahan emosional dan mental, sakit kepala, dan
gangguan-gangguan pada perut merupakan hasil dari kondisi kronis dari beban
berlebihan kualitatif dan secara nyata juga berkaitan dengan rasa harga diri yang
rendah.
13. 13
4. Beban terlalu sedikit kualitatif
Beban ini dapat merusak pengaruhnya seperti beban berlebihan kualitatif, dalam hal
tenaga kerja tidak diberi peluang untuk menggunakan keterampilan yang diperolehnya,
atau untuk mengembangkan kecakapan potensialnya secara penuh.
Beban terlalu sedikit yang disebabkan akan mengarah ke semangat dan motivasi yang
rendah untuk kerja. Tenaga kerja akan merasa bahwa dia “tidak maju-maju”, dan
merasa tidak berdaya untuk memperlihatkan bakat dan keterampilannya.
Menurut Udris
14. 14
5. Beban berlebihan kuantitatif dan kualitatif
Proses pengambilan keputusan merupakan satu kombinasi yang unik dari
berkembangnya kondisi-kondisi beban berlebihan kuantitatif dan kualitatif pada
waktu yang sama.
Proses pengambilan keputusan mencakup membuat pilihan antara beberapa
kemungkinan/alternatif. Setiap kemungkinan perlu dinilai kebaikan dan
keburukannya dan saling dibandingkan.
Faktor berikut ini yang menentukan derajat besarnya stres dalam proses
pengambilan keputusan (Everly & Girdano, 1980) :
1. Pentingnya akibat-akibat dari keputusan
2. Derajat kemajemukan keputusan
3. Kelengkapan informasi yang dimiliki
4. Yang bertanggung jawab terhadap keputusan
5. Jumlah waktu yang diberikan untuk proses pengambilan keputusan
6. Harapan dari keberhasilan
15. -Pentingnya akibat keputusan ikut menentukan derajat besarnya stress.
-kemajemukan pekerjaan akan menimbulkan stress. kalau keputusan yang harus diambil,
misalnya,melibatkan berbagai macam faktor yang saling berkaitan. Maka proses pengambilan
keputusan merupakan proses yang penuh stress.
-Terlalu banyak atau sedikitnya informasi yang dimiliki, yang dirasakan diterima oleh
seorang tenaga kerja kedua-duanya akan dapat menimbulkan stress.
-Siapa yang bertanggung jawab terhadapat keputusan yang diambil? Jika satu orang yang
bertanggung jawab makan stressnya lebih besar dibanding dengan jika dibagi bersama
-Faktor waktu juga perlu dipertimbangkan. Makin singkat waktu yang diberika dalam proses
pengambilan keputusan makin besar stressnya.
-Akhirnya, harapan akan keberhasilan merupakan faktor yang ikut menentukan besar
kecilnnya stress.
6. Harapan dari keberhasilan
15
16. 16
Kepentingan + kemajemukan + kurang informasi +
tanggung jawab + kurang waktu + kurang kepercayaan
Jones menemukan bahwa :
Orang yang memiliki harapan yang besar,memiliki kepastian,bahwa keputusan
yang diambilnya tepat makan taraf stress lebih rendah dibanding dengan jika
tidak pasti bahwa keputusannya adalah paling tepat.
Stress pengambilan keputusan :
18. 18
a. Konflik peran
terjadi jika :
1. Pertentangan antara tugas-tugas yang harus ia lakukan dan antara tanggung
jawab yang ia miliki.
2. Tugas-tugas yang harus ia lakukan yang menurut pandangannya bukan
merupakan bagian dari pekerjaannya.
3. Tuntutan-tuntutan yang bertentangan dari atasan,rekan,bawahan atau orang
lain yg dinilai penting bagi dirinya.
4. Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadinya seaktu melakukan
tugas pekerjaannya.
3.2 Peran Individu dalam organisasi
20. 20
B.Ketaksaan kerja
Tenagakerja tidak memilikiinformasi untuk melaksanakan
tugasnya/ tidsk dapat merealisasikanharapan
sesuaidgn perannya.
1.Ketidakjelasan
tujuan kerja
2.Kesamaran
tanggung jawab
3.Ketidekjelasan
prosedur kerja
4.Kesamaran
harapan org lain
5.Tidak adafeedbackKetidakpuasankerja
Motivasi menurun
Tidam percaya diri
depresi
25. 3.5. Struktur
dan Iklim
Organisasi
Faktor stres yang ditemukenali dalam kategori ini
terpusat pada sejauh mana tenaga kerja dapat
terlibat atau berperan serta dan pada support sosial.
Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya peran
serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan
berhubungan dengan suasana- hati dan perilaku
yang negatif. Peningkatan peluang untuk berperan
serta menghasilkan peningkatan unjuk-kerja, dan
peningkatan taraf dari kesehatan mental dan fisik.
25
26. 3.6. Tuntutan
dari Luar
Organisasi/P
ekerjaan
▹ Isu-isu tentang keluarga, krisis kehidupan, kesulitan
keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan
organisasi yang bertentangan, konflik antara tuntutan
keluarga dan tuntutan perusahaan, semuanya dapat
merupakan tekanan pada individu dalam
pekerjaannya, sebagaimana halnya stres dalam
pekerjaan mempunyai dampak yang negatif pada
kehidupan keluarga dan pribadi. Namun demikian,
perlu diketahui bahwa peristiwa kehidupan pribadi
dapat meringankan akibat dari pembangkit stres
organisasi. Jadi support sosial berfungsi sebagai
‘bantal penahan' stres.
26
27. 3.7. Ciri-ciri
Individu
Faktor-faktor dalam individu berfungsi sebagai
faktor pengubah antara rangsang dari
lingkungan yang merupakan pembangkit stres
potensial dengan individu. Faktor pengubah ini
yang menentukan bagaimana, dalam
kenyataannya, individu bereaksi terhadap
pembangkit stres potensial.
Hasil reaksi seorang terbadap stres.
merupakan balikan yang mempengaruhi cara
reaksinya terhadap situasi stres yang dihadapi
di kemudian hari
27
28. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mencari habungan antara hasil tes
kepribadian tertentu dengan reaksi terhadap stres dan/atau penyakit yang
berkaitan dengan stres. Kajian-kajian yang menggunakan 16 PF menunjukkan
adanya hubungan antara ketidakstabilan emosional, konformitas tinggi,
kepatuhan, keseriusan, self-sufficiency tinggi dengan angina pectoris. Mereka
yang berkepribadian introvert bereaksi lebih negatif dan menderita
ketegangan yang lebih besar daripada mereka yang berkepribadian extrovert,
pada konflik peran. Kepribadian yang flexible mengalami ketegangan yang
lebih besar dalam situasi konflik, dibandingkan dengan mereka yang
berkepribadian rigid.
a. Kepribadian
28
29. Mereka yang memiliki ciri-ciri aktivitas yang berlebihan (overactivity), keagresifan
(aggresiveness), dan rasa bermusuha' (hostility) mempunyai kemungkinan yang besar
untuk mendapatkan kecelakaan.
Locus of Control: Konsep ini didasarkan pada teori pembelajaran sosial bahwa individu
belajar dari lingkungan melalui ‘pembuatan model’ dan pengalaman lampau. Orang
yang berorientasi 'internal' percaya bahwa keputusan dan tindakan pribadi
mempengaruhi hasil. Orang yang berorientasi eksternal percaya bahwa hasil lebih
ditentukan oleh keputusan dan keyakinan dari orang lain atau ditentukan oleh nasib,
kekuatan di luar dirinya.
Dr. Meyer Friedman dan Dr. Ray Rosenman menemukenali dua pola perilaku, masing-
masing terdiri dari satu perangkat ciri kepribadian yang majemuk, yaitu tipe A dan tipe
B. Orang dari tipe A digambarkan sebagai orang yang memiliki derajat dan intensitas
yang tinggi untuk ambisi, dorongan untuk pencapaian (achievement) dan pengakuan
(recognition), kebersaingan (competitiveness) dan keagresifan. Pola perilaku orang tipe
B digambarkan sebagai lebih menggampangkan (easy-going) dan santai. Hasil
penelitian Friedman dan Rosenman menunjukkan bahwa para tipe A mempunyai
kemungkinan tiga kali lebih besar mendapat serangan jantung dan pada para tipe B.
29
31. Stres merupakan bagian dari kehidupan kita.
Yang perlu diusahakan ialah dapat dipertahankannya
stres yang positif konstruktif dan dicegah serta diatasi
stres yang bersifat negative destruktif.
Memanajemeni Stress memiliki arti berusaha
mencegah timbulnya stres, meningkatkan ambang stres
dari individu dan menampung akibat fisiologikal dari
stres. Memanajemeni stres bertujuan untuk mencegah
berkembangnya stres jangka pendek menjadi stres
jangka panjang atau stres yang kronis.
31
34. 4.1
Kerekayasaa
n Organisasi Teknik ini berusaha untuk mengubah lingkungan
kerja agar tidak cepat dirasakan sebagai lingkungan
yang penuh stress.
Strategi yang diajukan oleh Everly &
Giordano, yaitu Sasaran berdasarkan Kerja (Work-
by-Objectives) dan Manajemen Waktu (Time
Management), yang khusus berlaku untuk para
manajer menengah keatas.
34
35. 4.1
Kerekayasaa
n Organisasi SbK terdiri dari 4 langkah, yaitu :
1. Menetapkan sasaran realistic bagi
satuan kerjanya,
2. Merancang perangkat
perencanaan, tindakan atau
metode untuk dapat mencapai
sasaran,
3. Menciptakan strategi untuk dapat
mengukur keberhasilan mencapai
sasaran-sasaran pada akhir suatu
periode tertentu,
4. Pada akhir waktu yang sudah
ditentukan mengukur keberhasilan
mencapai sasaran-sasarannya.
MW terdiri dari 3 tahap, yaitu :
1. Analisis waktu (mencakup
penafsiran, penyusunan
prioritas, dan penjadwalan
waktu),
2. Strategi untuk mengorganisasi
(pelaksanaan strategi untuk
mengatur beban kerja),
3. Strategi untuk follow up
(mencakup penafsiran teratur
tentang efisiensi dari analisis
waktu dan tahap-tahap
pengaturan berikutnya)
35
36. 4.2
KEREKAYASAA
N KEPRIBADIAN
▹ Strategi yang digunakan dalam kepribadian ialah
upaya untuk menimbulkan perubahan dalam
kepribadian individu agar dapay di cegah timbulnya
stress dan agar ambang stress dapat ditingkatkan.
Program pelatihan yang efektif akan dapat mencegah
timbulnya stress atau meningkatkan ambang individu
stress dalam menghadapi pembangkit stress beban
kerja berlebihan, promosi dan job insecurity.
▹ Jika tenaga kerja telah mengalami stress, stress serta
berakibat terganggunya kesehatan mentalnya, maka
psikoterapi dapat diberikan agar ia dapat berfungsi
optimal kembali.
36
37. 4.3 TEKNIK
PENENANGAN
PIKIRAN
▹ Tujuannya ialah untuk mengurangi kegiatan pikiran, yaitu proes
berfikir dalam bentuk merencana, mengingat, berkhayal, menalar
yang secara bersinambung kita lakukan dalam keadaanbangun,
dalam keadaan sadar. Teknik penenangan pikiran meliputi
a. Meditasi
▹ Meditasi dapat dianggap sebagai teknik, dapat pula dianggap sebagai
suatu keadaan pikiran (mind) , keadaan mental. Berbagai teknik
seperti, yoga, berzikir, relaksasi progresif, dapat menuju
ketercapainya keadaan mental tsb.
▹ Konsentrasi merupakan aspek utama dari teknik-teknik meditasi.
▹ Meditasi menyebabkan adanya relaksasi fisik. Pada saat yg sama
meditator mengendalikan secara penuh penghayatannya dan
mengendalikan emosi, perasaan dan ingatan. Pikiran menjadi tenang,
badan berada dalam keseimbangan.
37
38. 4.3 TEKNIK
PENENANGAN
PIKIRAN
b. Pelatihan relaksasi autogenic
Adalah relaksasi yang ‘ditimbulkan sendiri’ (auto-genesis = ditimbulkan
sendiri). Teknik ini berpusat pada gambaran berperasaan tertentu yang
dihayati bersama dengan terjadinya peristiwa tertentu yang kemudian terkait
kuat dalam ingatan, sehingga timbulnya kenangan tentang peristiwa akan
menimbulkan pula penghayatan dari gambaran perasaan yang sama.
c. Pelatihan relaksasi neuromuscular
Adalah suatu program yang terdiri dari latihan-latihan sistematis yang melatih
otot dan komponen komponen system saraf yang mengendalikan aktivitas
otot. Sarannya ialah mengurangi ketegangan dalam otot. Individu diajari
secara sadar mampu merelaksasikan otot sesuai dengankemauannya setiap
saat. Selama melakukan pelatihan relaksasi neuromuscular, individu
berkonsentrasi untuk menegangkan atau merelaksasikan otot-otonya dalam
kemauannya. Pelatihan berlangsung selama jangka waktu tertentu.
38
39. 4.4 TEKNIK
PENENANGAN
MELALUI
AKTIVITAS FISIK
Tujuan utamanya ialah untuk menghamburkan atau
untuk menggunakan smpai habis hasil-hasil stress
yang diproduksi oleh ketakutan dan ancama, atau
yang mengubah system hormone dan saraf kita
kedalam sikap mempertahankan.
Kita dapat melakukan aktivitas fisik sebelum dan
sesudah stress dan aktivitas stress pun dapat
dilakukan sebelum stress timbul.
Menurut Everly dan Girdano, latihan fisik dapat paling
baik manfaatnya jika dilakukan dalam beberapa jam
setelah timbulnya stress, tetapi setiap saat dalam 24
jam masih akan tetap dapat menolong.
39