SlideShare a Scribd company logo
STRES DAN KESELAMATAN KERJA
Rasha Said – 1824090031
Laili Fitri L – 1824090049
Annisa Zulfa F – 1824090205
Nazmi Fredella – 1824090200
Citra Pusparani – 1824090223
Lala Yolla – 1824090235
Hafidza Anis – 1824090239
Rini Lupita A – 1824090238
Alifya Andira - 1824090173
PENGERTIAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi stress disebut Stresor .
2
“stres adalah suatu keadaan yang bersifat
internal, yang bisa disebabkan oleh
tuntutan fisik, atau lingkungan, dan situasi
sosial, yang berpotensi merusak dan tidak
terkontrol.”
“▹ Dr. Hans Selye
“penemu stress”
3
Respon organisme
Stressor
“▹ Fincham &
Rhodes
4
“stress yang disimpulkan dari gejala-gejala dan tanda-tanda
faal, prilaku, psikologikal dan somatik, adalah hasil dari tidak
kurang adanya kecocokan antara orang (dalam arti
kepribadiaanya, bakatnya, dan kecakapannya) dan lingkungan
yang mengakibatkan kemampuannya untuk menghadapi
berbagai tuntunan terhadap dirinya secara efektif.”
Selye juga membedakan:
– stres yang menyakitkan dan
merusak (distress)
– stres yang positif dan
menguntungkan (eustress).
5
6
Stress yang meningkat sampai unjuk kerja
mencapai titik optimalnya merupakan stress
yang baik, yang menyenangkan, eustress.
Sebelum mencapai titik optimalnya peristiwa
atau situasi dialami sebagai tantangan
merangsang , melewati titik optimal distress
menjadi stress
Sebab sebab stress
Stress melalui
gejala gejala umum
7
 Sulit tidur
 Merokok
 Meminum minuman beralcohol
 Khawatir
 Mudah tersinggung
 Gelisah
 sulit berkonsentrasi
 Masa masa lelah berkepanjangan
Tanda tanda
dari adanya
distress
menurut
Everly dan
Girdano 1980
▹ Tanda tanda
suasana hati
(mood)
 Menjadi overexcited
 Cemas
 Merasa tidak pasti
 Sulit tidur
 Bingung dan pelupa
 Gelisah
 gugur
▹ Tanda tanda otot
kerangka
(musculoskeletal)
 Jari dan tangan
gemetar
 Tidak bisa diam
 Sakit kepala
 Otot tegang
 Gagap saat bicara
 Leher menjadi kaku
▹ Tanda tanda
organ dalam
badan ( visceral)
 Perut terganggu
 Merasa jantung
berdebar
 Berkeringat
 Pingsan
 Kedinginan
 Wajah panas
 Mulut kering
 Kuping berdenging
 Perut menjadi mules
8
PEMBANGKIT STRES (STRESSORS)
9
Lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan
seseorang yang bekerja. Faktor – faktor yang dapat menimbulkan stress dalam
pekerjaan dikelompokkan menjadi lima kategori, yakni:
1. Faktor Intrinsik dalam Pekerjaan
a. Tuntutan Fisik
Kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal dan psikologis.
Sehingga kondisi fisik dapat merupakan pembangkit stres. Bising, vibrasi
(getaran), dan hygiene bias menimbulkan stress.
b. Tuntutan Tugas
Kerja shift merupakan sumber utama dari stres. Beban kerja yang berlebih dan
terlalu sedikit bias menjadi pembangkit stres.
10
1. Beban berlebih kuantitatif
Unsur yang menimbulkan beban berlebih kuantitatif ialan desakan waktu.
Waktu dalam masyarakat industri merupakan satu unsur yang sangat
penting. Pedoman yang banyak didengar ialah “Cepat dan Selamat”. Tugas
harus diselesaikan sebelum waktu akhir (deadline).
Dalam hal tertentu waktu lahir (deadline) justru dapat meningkatkan
motivasi dan menghasilkan prestasi kerja yang tinggi. Tetapi, desakan
waktu menyebabkan timbulnya banyak kesalahan atau menyebabkan
kondisi kesehatan seseorang berkurang.
Penelitian yang dilakukan oleh ahli jantung Meyer Friedman dan Ray
Rosenman pada tahun 1974 menunjukkan bahwa desakan waktu kronis
memberikan pengaruh tidak baik pada sistem cardiovascular. Hasilnya ialah
serangan jantung prematur dan/atau tekanan darah tinggi.
11
2. Beban terlalu sedikit kuantitatif
Beban kerja terlalu sedikit juga dapat mempengaruhi
kesejateraan psikologis seseorang. Pada pekerjaan
sederhana, banyak terjadi pengulangan gerak akan
timbul rasa bosan, rasa monoton.
Bentuk lain yang merupakan pembangkit stres juga
ialah adanya fluktuasi dalam beban kerja. Untuk
jangka waktu tertentu bebannya sangat ringan,
untuk saat-saat lain bebannya malah berlebihan.
Keadaan yang tidak tetap ini menimbulkan
kecemasan, ketidakpuasaan kerja dan
kecenderungan hendak meninggalkan pekerjan.
12
3. Beban berlebihan kualitatif
Dengan kemajuan teknologi makin dirasakan kehidupan menjadi lebih majemuk.
Pekerjaan yang dilakukan dengan tangan (pekerjaan manual) makin banyak tidak
dilakukan lagi oleh tenaga kerja, tetapi telah diganti oleh mesin atau robot.
Kemajemukan pekerjaan ini yang mengakibatkan adanya beban berlebihan kualitatif.
Makin tinggi kemajemukan pekerjaannya makin tinggi stresnya.
Kemajemukan pekerjaan, menurut Everly & Girdano (1980), biasanya meningkatkan
karena faktor-faktor berikut :
1. Peningkatan dari jumlah informasi yang harus digunakan
2. Peningkatan dari canggihnya informasi atau dari keterampilan yang diperlukan
pekerjaan
3. Perluasan atau tambahan alternatif dari metode-metode pekerjaan
4. Introduksi dari rencana-rencana contingency
Penelitian menunjukkan bahwa kelelahan emosional dan mental, sakit kepala, dan
gangguan-gangguan pada perut merupakan hasil dari kondisi kronis dari beban
berlebihan kualitatif dan secara nyata juga berkaitan dengan rasa harga diri yang
rendah.
13
4. Beban terlalu sedikit kualitatif
Beban ini dapat merusak pengaruhnya seperti beban berlebihan kualitatif, dalam hal
tenaga kerja tidak diberi peluang untuk menggunakan keterampilan yang diperolehnya,
atau untuk mengembangkan kecakapan potensialnya secara penuh.
Beban terlalu sedikit yang disebabkan akan mengarah ke semangat dan motivasi yang
rendah untuk kerja. Tenaga kerja akan merasa bahwa dia “tidak maju-maju”, dan
merasa tidak berdaya untuk memperlihatkan bakat dan keterampilannya.
Menurut Udris
14
5. Beban berlebihan kuantitatif dan kualitatif
Proses pengambilan keputusan merupakan satu kombinasi yang unik dari
berkembangnya kondisi-kondisi beban berlebihan kuantitatif dan kualitatif pada
waktu yang sama.
Proses pengambilan keputusan mencakup membuat pilihan antara beberapa
kemungkinan/alternatif. Setiap kemungkinan perlu dinilai kebaikan dan
keburukannya dan saling dibandingkan.
Faktor berikut ini yang menentukan derajat besarnya stres dalam proses
pengambilan keputusan (Everly & Girdano, 1980) :
1. Pentingnya akibat-akibat dari keputusan
2. Derajat kemajemukan keputusan
3. Kelengkapan informasi yang dimiliki
4. Yang bertanggung jawab terhadap keputusan
5. Jumlah waktu yang diberikan untuk proses pengambilan keputusan
6. Harapan dari keberhasilan
-Pentingnya akibat keputusan ikut menentukan derajat besarnya stress.
-kemajemukan pekerjaan akan menimbulkan stress. kalau keputusan yang harus diambil,
misalnya,melibatkan berbagai macam faktor yang saling berkaitan. Maka proses pengambilan
keputusan merupakan proses yang penuh stress.
-Terlalu banyak atau sedikitnya informasi yang dimiliki, yang dirasakan diterima oleh
seorang tenaga kerja kedua-duanya akan dapat menimbulkan stress.
-Siapa yang bertanggung jawab terhadapat keputusan yang diambil? Jika satu orang yang
bertanggung jawab makan stressnya lebih besar dibanding dengan jika dibagi bersama
-Faktor waktu juga perlu dipertimbangkan. Makin singkat waktu yang diberika dalam proses
pengambilan keputusan makin besar stressnya.
-Akhirnya, harapan akan keberhasilan merupakan faktor yang ikut menentukan besar
kecilnnya stress.
6. Harapan dari keberhasilan
15
16
Kepentingan + kemajemukan + kurang informasi +
tanggung jawab + kurang waktu + kurang kepercayaan
Jones menemukan bahwa :
Orang yang memiliki harapan yang besar,memiliki kepastian,bahwa keputusan
yang diambilnya tepat makan taraf stress lebih rendah dibanding dengan jika
tidak pasti bahwa keputusannya adalah paling tepat.
Stress pengambilan keputusan :
1
7
18
a. Konflik peran
terjadi jika :
1. Pertentangan antara tugas-tugas yang harus ia lakukan dan antara tanggung
jawab yang ia miliki.
2. Tugas-tugas yang harus ia lakukan yang menurut pandangannya bukan
merupakan bagian dari pekerjaannya.
3. Tuntutan-tuntutan yang bertentangan dari atasan,rekan,bawahan atau orang
lain yg dinilai penting bagi dirinya.
4. Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadinya seaktu melakukan
tugas pekerjaannya.
3.2 Peran Individu dalam organisasi
Miles dan
perreault
membedakan
empat jenis
konflik peran :
1. Konflik peran pribadi
2. Konflik intrasender
3. Konflik intersender
4. Peran dengan beban
berlebih
19
20
B.Ketaksaan kerja
Tenagakerja tidak memilikiinformasi untuk melaksanakan
tugasnya/ tidsk dapat merealisasikanharapan
sesuaidgn perannya.
1.Ketidakjelasan
tujuan kerja
2.Kesamaran
tanggung jawab
3.Ketidekjelasan
prosedur kerja
4.Kesamaran
harapan org lain
5.Tidak adafeedbackKetidakpuasankerja
Motivasi menurun
Tidam percaya diri
depresi
21
22
23
24
3.5. Struktur
dan Iklim
Organisasi
Faktor stres yang ditemukenali dalam kategori ini
terpusat pada sejauh mana tenaga kerja dapat
terlibat atau berperan serta dan pada support sosial.
Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya peran
serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan
berhubungan dengan suasana- hati dan perilaku
yang negatif. Peningkatan peluang untuk berperan
serta menghasilkan peningkatan unjuk-kerja, dan
peningkatan taraf dari kesehatan mental dan fisik.
25
3.6. Tuntutan
dari Luar
Organisasi/P
ekerjaan
▹ Isu-isu tentang keluarga, krisis kehidupan, kesulitan
keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan
organisasi yang bertentangan, konflik antara tuntutan
keluarga dan tuntutan perusahaan, semuanya dapat
merupakan tekanan pada individu dalam
pekerjaannya, sebagaimana halnya stres dalam
pekerjaan mempunyai dampak yang negatif pada
kehidupan keluarga dan pribadi. Namun demikian,
perlu diketahui bahwa peristiwa kehidupan pribadi
dapat meringankan akibat dari pembangkit stres
organisasi. Jadi support sosial berfungsi sebagai
‘bantal penahan' stres.
26
3.7. Ciri-ciri
Individu
Faktor-faktor dalam individu berfungsi sebagai
faktor pengubah antara rangsang dari
lingkungan yang merupakan pembangkit stres
potensial dengan individu. Faktor pengubah ini
yang menentukan bagaimana, dalam
kenyataannya, individu bereaksi terhadap
pembangkit stres potensial.
Hasil reaksi seorang terbadap stres.
merupakan balikan yang mempengaruhi cara
reaksinya terhadap situasi stres yang dihadapi
di kemudian hari
27
Banyak penelitian telah dilakukan untuk mencari habungan antara hasil tes
kepribadian tertentu dengan reaksi terhadap stres dan/atau penyakit yang
berkaitan dengan stres. Kajian-kajian yang menggunakan 16 PF menunjukkan
adanya hubungan antara ketidakstabilan emosional, konformitas tinggi,
kepatuhan, keseriusan, self-sufficiency tinggi dengan angina pectoris. Mereka
yang berkepribadian introvert bereaksi lebih negatif dan menderita
ketegangan yang lebih besar daripada mereka yang berkepribadian extrovert,
pada konflik peran. Kepribadian yang flexible mengalami ketegangan yang
lebih besar dalam situasi konflik, dibandingkan dengan mereka yang
berkepribadian rigid.
a. Kepribadian
28
Mereka yang memiliki ciri-ciri aktivitas yang berlebihan (overactivity), keagresifan
(aggresiveness), dan rasa bermusuha' (hostility) mempunyai kemungkinan yang besar
untuk mendapatkan kecelakaan.
Locus of Control: Konsep ini didasarkan pada teori pembelajaran sosial bahwa individu
belajar dari lingkungan melalui ‘pembuatan model’ dan pengalaman lampau. Orang
yang berorientasi 'internal' percaya bahwa keputusan dan tindakan pribadi
mempengaruhi hasil. Orang yang berorientasi eksternal percaya bahwa hasil lebih
ditentukan oleh keputusan dan keyakinan dari orang lain atau ditentukan oleh nasib,
kekuatan di luar dirinya.
Dr. Meyer Friedman dan Dr. Ray Rosenman menemukenali dua pola perilaku, masing-
masing terdiri dari satu perangkat ciri kepribadian yang majemuk, yaitu tipe A dan tipe
B. Orang dari tipe A digambarkan sebagai orang yang memiliki derajat dan intensitas
yang tinggi untuk ambisi, dorongan untuk pencapaian (achievement) dan pengakuan
(recognition), kebersaingan (competitiveness) dan keagresifan. Pola perilaku orang tipe
B digambarkan sebagai lebih menggampangkan (easy-going) dan santai. Hasil
penelitian Friedman dan Rosenman menunjukkan bahwa para tipe A mempunyai
kemungkinan tiga kali lebih besar mendapat serangan jantung dan pada para tipe B.
29
30
 Stres merupakan bagian dari kehidupan kita.
Yang perlu diusahakan ialah dapat dipertahankannya
stres yang positif konstruktif dan dicegah serta diatasi
stres yang bersifat negative destruktif.
 Memanajemeni Stress memiliki arti berusaha
mencegah timbulnya stres, meningkatkan ambang stres
dari individu dan menampung akibat fisiologikal dari
stres. Memanajemeni stres bertujuan untuk mencegah
berkembangnya stres jangka pendek menjadi stres
jangka panjang atau stres yang kronis.
31
32
33
Kerakayasaan
Kepribadian
Teknik – teknik yang dapat digunakan :
4.1
Kerekayasaa
n Organisasi Teknik ini berusaha untuk mengubah lingkungan
kerja agar tidak cepat dirasakan sebagai lingkungan
yang penuh stress.
Strategi yang diajukan oleh Everly &
Giordano, yaitu Sasaran berdasarkan Kerja (Work-
by-Objectives) dan Manajemen Waktu (Time
Management), yang khusus berlaku untuk para
manajer menengah keatas.
34
4.1
Kerekayasaa
n Organisasi  SbK terdiri dari 4 langkah, yaitu :
1. Menetapkan sasaran realistic bagi
satuan kerjanya,
2. Merancang perangkat
perencanaan, tindakan atau
metode untuk dapat mencapai
sasaran,
3. Menciptakan strategi untuk dapat
mengukur keberhasilan mencapai
sasaran-sasaran pada akhir suatu
periode tertentu,
4. Pada akhir waktu yang sudah
ditentukan mengukur keberhasilan
mencapai sasaran-sasarannya.
 MW terdiri dari 3 tahap, yaitu :
1. Analisis waktu (mencakup
penafsiran, penyusunan
prioritas, dan penjadwalan
waktu),
2. Strategi untuk mengorganisasi
(pelaksanaan strategi untuk
mengatur beban kerja),
3. Strategi untuk follow up
(mencakup penafsiran teratur
tentang efisiensi dari analisis
waktu dan tahap-tahap
pengaturan berikutnya)
35
4.2
KEREKAYASAA
N KEPRIBADIAN
▹ Strategi yang digunakan dalam kepribadian ialah
upaya untuk menimbulkan perubahan dalam
kepribadian individu agar dapay di cegah timbulnya
stress dan agar ambang stress dapat ditingkatkan.
Program pelatihan yang efektif akan dapat mencegah
timbulnya stress atau meningkatkan ambang individu
stress dalam menghadapi pembangkit stress beban
kerja berlebihan, promosi dan job insecurity.
▹ Jika tenaga kerja telah mengalami stress, stress serta
berakibat terganggunya kesehatan mentalnya, maka
psikoterapi dapat diberikan agar ia dapat berfungsi
optimal kembali.
36
4.3 TEKNIK
PENENANGAN
PIKIRAN
▹ Tujuannya ialah untuk mengurangi kegiatan pikiran, yaitu proes
berfikir dalam bentuk merencana, mengingat, berkhayal, menalar
yang secara bersinambung kita lakukan dalam keadaanbangun,
dalam keadaan sadar. Teknik penenangan pikiran meliputi
a. Meditasi
▹ Meditasi dapat dianggap sebagai teknik, dapat pula dianggap sebagai
suatu keadaan pikiran (mind) , keadaan mental. Berbagai teknik
seperti, yoga, berzikir, relaksasi progresif, dapat menuju
ketercapainya keadaan mental tsb.
▹ Konsentrasi merupakan aspek utama dari teknik-teknik meditasi.
▹ Meditasi menyebabkan adanya relaksasi fisik. Pada saat yg sama
meditator mengendalikan secara penuh penghayatannya dan
mengendalikan emosi, perasaan dan ingatan. Pikiran menjadi tenang,
badan berada dalam keseimbangan.
37
4.3 TEKNIK
PENENANGAN
PIKIRAN
b. Pelatihan relaksasi autogenic
Adalah relaksasi yang ‘ditimbulkan sendiri’ (auto-genesis = ditimbulkan
sendiri). Teknik ini berpusat pada gambaran berperasaan tertentu yang
dihayati bersama dengan terjadinya peristiwa tertentu yang kemudian terkait
kuat dalam ingatan, sehingga timbulnya kenangan tentang peristiwa akan
menimbulkan pula penghayatan dari gambaran perasaan yang sama.
c. Pelatihan relaksasi neuromuscular
Adalah suatu program yang terdiri dari latihan-latihan sistematis yang melatih
otot dan komponen komponen system saraf yang mengendalikan aktivitas
otot. Sarannya ialah mengurangi ketegangan dalam otot. Individu diajari
secara sadar mampu merelaksasikan otot sesuai dengankemauannya setiap
saat. Selama melakukan pelatihan relaksasi neuromuscular, individu
berkonsentrasi untuk menegangkan atau merelaksasikan otot-otonya dalam
kemauannya. Pelatihan berlangsung selama jangka waktu tertentu.
38
4.4 TEKNIK
PENENANGAN
MELALUI
AKTIVITAS FISIK
Tujuan utamanya ialah untuk menghamburkan atau
untuk menggunakan smpai habis hasil-hasil stress
yang diproduksi oleh ketakutan dan ancama, atau
yang mengubah system hormone dan saraf kita
kedalam sikap mempertahankan.
Kita dapat melakukan aktivitas fisik sebelum dan
sesudah stress dan aktivitas stress pun dapat
dilakukan sebelum stress timbul.
Menurut Everly dan Girdano, latihan fisik dapat paling
baik manfaatnya jika dilakukan dalam beberapa jam
setelah timbulnya stress, tetapi setiap saat dalam 24
jam masih akan tetap dapat menolong.
39
THANKS!
40

More Related Content

What's hot

Stres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaStres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan Kerja
Lunahasyim
 
Stress kerja
Stress kerjaStress kerja
Stress kerja
Agung Subroto
 
Stres kerja
Stres kerjaStres kerja
Stres kerja
RitaKartikaSyarif
 
MANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJAMANAJEMEN STRESS KERJA
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansiStres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
fhia alisya
 
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
GeovaniImanuela
 
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
 STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
Yussiwi Purwitasari
 

What's hot (8)

Stres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaStres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan Kerja
 
Stress kerja
Stress kerjaStress kerja
Stress kerja
 
Stres kerja
Stres kerjaStres kerja
Stres kerja
 
MANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJAMANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJA
 
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansiStres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
 
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
 
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
 STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
 
Pemahaman kepuasan kerja
Pemahaman kepuasan kerjaPemahaman kepuasan kerja
Pemahaman kepuasan kerja
 

Similar to Stres dan keselamatan kerja

Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
SUCIK PUJI UTAMI
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KANDA IZUL
 
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptxManajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
RicardoSalim6
 
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannyaSegi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
ISTA
 
Stres dan keselamatan kerja
Stres dan keselamatan kerjaStres dan keselamatan kerja
Stres dan keselamatan kerjairvankhoirul
 
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Mira Veranita
 
Dasar-dasar Perilaku Individu (Perilaku Organisasi)
Dasar-dasar Perilaku Individu (Perilaku Organisasi)Dasar-dasar Perilaku Individu (Perilaku Organisasi)
Dasar-dasar Perilaku Individu (Perilaku Organisasi)
DharaniKassapa
 
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansiStres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
fhia alisya
 
Konseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawaiKonseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawaiTurino Djunaidi
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Septian Muna Barakati
 
Manajemen Stress
Manajemen StressManajemen Stress
Manajemen Stress
Asri Surbakti
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdf
yudaalif1
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdf
yudaalif1
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiKuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Mukhrizal Effendi
 
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskkskppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
Fauzanazim44
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
naianaia3
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
kurniaazalia
 

Similar to Stres dan keselamatan kerja (20)

Stres
StresStres
Stres
 
Sumber stress di tempat kerja
Sumber stress di tempat kerjaSumber stress di tempat kerja
Sumber stress di tempat kerja
 
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
 
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptxManajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
 
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannyaSegi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
 
Stres dan keselamatan kerja
Stres dan keselamatan kerjaStres dan keselamatan kerja
Stres dan keselamatan kerja
 
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
 
Dasar-dasar Perilaku Individu (Perilaku Organisasi)
Dasar-dasar Perilaku Individu (Perilaku Organisasi)Dasar-dasar Perilaku Individu (Perilaku Organisasi)
Dasar-dasar Perilaku Individu (Perilaku Organisasi)
 
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansiStres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
 
Konseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawaiKonseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawai
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
 
Manajemen Stress
Manajemen StressManajemen Stress
Manajemen Stress
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdf
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdf
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
 
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiKuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
 
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskkskppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
 

Recently uploaded

MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
vannia34
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
Universitas Sriwijaya
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
NurWana20
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
refandialim
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
NurHalifah34
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Universitas Sriwijaya
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
SobriCubi
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Zainul Akmal
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Universitas Sriwijaya
 
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
Universitas Sriwijaya
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
emalestari711
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
LuhAriyani1
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
sdpurbatua03
 

Recently uploaded (13)

MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
 
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
 

Stres dan keselamatan kerja

  • 1. STRES DAN KESELAMATAN KERJA Rasha Said – 1824090031 Laili Fitri L – 1824090049 Annisa Zulfa F – 1824090205 Nazmi Fredella – 1824090200 Citra Pusparani – 1824090223 Lala Yolla – 1824090235 Hafidza Anis – 1824090239 Rini Lupita A – 1824090238 Alifya Andira - 1824090173
  • 2. PENGERTIAN Faktor-faktor yang mempengaruhi stress disebut Stresor . 2 “stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik, atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.”
  • 3. “▹ Dr. Hans Selye “penemu stress” 3 Respon organisme Stressor
  • 4. “▹ Fincham & Rhodes 4 “stress yang disimpulkan dari gejala-gejala dan tanda-tanda faal, prilaku, psikologikal dan somatik, adalah hasil dari tidak kurang adanya kecocokan antara orang (dalam arti kepribadiaanya, bakatnya, dan kecakapannya) dan lingkungan yang mengakibatkan kemampuannya untuk menghadapi berbagai tuntunan terhadap dirinya secara efektif.”
  • 5. Selye juga membedakan: – stres yang menyakitkan dan merusak (distress) – stres yang positif dan menguntungkan (eustress). 5
  • 6. 6 Stress yang meningkat sampai unjuk kerja mencapai titik optimalnya merupakan stress yang baik, yang menyenangkan, eustress. Sebelum mencapai titik optimalnya peristiwa atau situasi dialami sebagai tantangan merangsang , melewati titik optimal distress menjadi stress Sebab sebab stress
  • 7. Stress melalui gejala gejala umum 7  Sulit tidur  Merokok  Meminum minuman beralcohol  Khawatir  Mudah tersinggung  Gelisah  sulit berkonsentrasi  Masa masa lelah berkepanjangan
  • 8. Tanda tanda dari adanya distress menurut Everly dan Girdano 1980 ▹ Tanda tanda suasana hati (mood)  Menjadi overexcited  Cemas  Merasa tidak pasti  Sulit tidur  Bingung dan pelupa  Gelisah  gugur ▹ Tanda tanda otot kerangka (musculoskeletal)  Jari dan tangan gemetar  Tidak bisa diam  Sakit kepala  Otot tegang  Gagap saat bicara  Leher menjadi kaku ▹ Tanda tanda organ dalam badan ( visceral)  Perut terganggu  Merasa jantung berdebar  Berkeringat  Pingsan  Kedinginan  Wajah panas  Mulut kering  Kuping berdenging  Perut menjadi mules 8
  • 9. PEMBANGKIT STRES (STRESSORS) 9 Lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan seseorang yang bekerja. Faktor – faktor yang dapat menimbulkan stress dalam pekerjaan dikelompokkan menjadi lima kategori, yakni: 1. Faktor Intrinsik dalam Pekerjaan a. Tuntutan Fisik Kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal dan psikologis. Sehingga kondisi fisik dapat merupakan pembangkit stres. Bising, vibrasi (getaran), dan hygiene bias menimbulkan stress. b. Tuntutan Tugas Kerja shift merupakan sumber utama dari stres. Beban kerja yang berlebih dan terlalu sedikit bias menjadi pembangkit stres.
  • 10. 10 1. Beban berlebih kuantitatif Unsur yang menimbulkan beban berlebih kuantitatif ialan desakan waktu. Waktu dalam masyarakat industri merupakan satu unsur yang sangat penting. Pedoman yang banyak didengar ialah “Cepat dan Selamat”. Tugas harus diselesaikan sebelum waktu akhir (deadline). Dalam hal tertentu waktu lahir (deadline) justru dapat meningkatkan motivasi dan menghasilkan prestasi kerja yang tinggi. Tetapi, desakan waktu menyebabkan timbulnya banyak kesalahan atau menyebabkan kondisi kesehatan seseorang berkurang. Penelitian yang dilakukan oleh ahli jantung Meyer Friedman dan Ray Rosenman pada tahun 1974 menunjukkan bahwa desakan waktu kronis memberikan pengaruh tidak baik pada sistem cardiovascular. Hasilnya ialah serangan jantung prematur dan/atau tekanan darah tinggi.
  • 11. 11 2. Beban terlalu sedikit kuantitatif Beban kerja terlalu sedikit juga dapat mempengaruhi kesejateraan psikologis seseorang. Pada pekerjaan sederhana, banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa monoton. Bentuk lain yang merupakan pembangkit stres juga ialah adanya fluktuasi dalam beban kerja. Untuk jangka waktu tertentu bebannya sangat ringan, untuk saat-saat lain bebannya malah berlebihan. Keadaan yang tidak tetap ini menimbulkan kecemasan, ketidakpuasaan kerja dan kecenderungan hendak meninggalkan pekerjan.
  • 12. 12 3. Beban berlebihan kualitatif Dengan kemajuan teknologi makin dirasakan kehidupan menjadi lebih majemuk. Pekerjaan yang dilakukan dengan tangan (pekerjaan manual) makin banyak tidak dilakukan lagi oleh tenaga kerja, tetapi telah diganti oleh mesin atau robot. Kemajemukan pekerjaan ini yang mengakibatkan adanya beban berlebihan kualitatif. Makin tinggi kemajemukan pekerjaannya makin tinggi stresnya. Kemajemukan pekerjaan, menurut Everly & Girdano (1980), biasanya meningkatkan karena faktor-faktor berikut : 1. Peningkatan dari jumlah informasi yang harus digunakan 2. Peningkatan dari canggihnya informasi atau dari keterampilan yang diperlukan pekerjaan 3. Perluasan atau tambahan alternatif dari metode-metode pekerjaan 4. Introduksi dari rencana-rencana contingency Penelitian menunjukkan bahwa kelelahan emosional dan mental, sakit kepala, dan gangguan-gangguan pada perut merupakan hasil dari kondisi kronis dari beban berlebihan kualitatif dan secara nyata juga berkaitan dengan rasa harga diri yang rendah.
  • 13. 13 4. Beban terlalu sedikit kualitatif Beban ini dapat merusak pengaruhnya seperti beban berlebihan kualitatif, dalam hal tenaga kerja tidak diberi peluang untuk menggunakan keterampilan yang diperolehnya, atau untuk mengembangkan kecakapan potensialnya secara penuh. Beban terlalu sedikit yang disebabkan akan mengarah ke semangat dan motivasi yang rendah untuk kerja. Tenaga kerja akan merasa bahwa dia “tidak maju-maju”, dan merasa tidak berdaya untuk memperlihatkan bakat dan keterampilannya. Menurut Udris
  • 14. 14 5. Beban berlebihan kuantitatif dan kualitatif Proses pengambilan keputusan merupakan satu kombinasi yang unik dari berkembangnya kondisi-kondisi beban berlebihan kuantitatif dan kualitatif pada waktu yang sama. Proses pengambilan keputusan mencakup membuat pilihan antara beberapa kemungkinan/alternatif. Setiap kemungkinan perlu dinilai kebaikan dan keburukannya dan saling dibandingkan. Faktor berikut ini yang menentukan derajat besarnya stres dalam proses pengambilan keputusan (Everly & Girdano, 1980) : 1. Pentingnya akibat-akibat dari keputusan 2. Derajat kemajemukan keputusan 3. Kelengkapan informasi yang dimiliki 4. Yang bertanggung jawab terhadap keputusan 5. Jumlah waktu yang diberikan untuk proses pengambilan keputusan 6. Harapan dari keberhasilan
  • 15. -Pentingnya akibat keputusan ikut menentukan derajat besarnya stress. -kemajemukan pekerjaan akan menimbulkan stress. kalau keputusan yang harus diambil, misalnya,melibatkan berbagai macam faktor yang saling berkaitan. Maka proses pengambilan keputusan merupakan proses yang penuh stress. -Terlalu banyak atau sedikitnya informasi yang dimiliki, yang dirasakan diterima oleh seorang tenaga kerja kedua-duanya akan dapat menimbulkan stress. -Siapa yang bertanggung jawab terhadapat keputusan yang diambil? Jika satu orang yang bertanggung jawab makan stressnya lebih besar dibanding dengan jika dibagi bersama -Faktor waktu juga perlu dipertimbangkan. Makin singkat waktu yang diberika dalam proses pengambilan keputusan makin besar stressnya. -Akhirnya, harapan akan keberhasilan merupakan faktor yang ikut menentukan besar kecilnnya stress. 6. Harapan dari keberhasilan 15
  • 16. 16 Kepentingan + kemajemukan + kurang informasi + tanggung jawab + kurang waktu + kurang kepercayaan Jones menemukan bahwa : Orang yang memiliki harapan yang besar,memiliki kepastian,bahwa keputusan yang diambilnya tepat makan taraf stress lebih rendah dibanding dengan jika tidak pasti bahwa keputusannya adalah paling tepat. Stress pengambilan keputusan :
  • 17. 1 7
  • 18. 18 a. Konflik peran terjadi jika : 1. Pertentangan antara tugas-tugas yang harus ia lakukan dan antara tanggung jawab yang ia miliki. 2. Tugas-tugas yang harus ia lakukan yang menurut pandangannya bukan merupakan bagian dari pekerjaannya. 3. Tuntutan-tuntutan yang bertentangan dari atasan,rekan,bawahan atau orang lain yg dinilai penting bagi dirinya. 4. Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadinya seaktu melakukan tugas pekerjaannya. 3.2 Peran Individu dalam organisasi
  • 19. Miles dan perreault membedakan empat jenis konflik peran : 1. Konflik peran pribadi 2. Konflik intrasender 3. Konflik intersender 4. Peran dengan beban berlebih 19
  • 20. 20 B.Ketaksaan kerja Tenagakerja tidak memilikiinformasi untuk melaksanakan tugasnya/ tidsk dapat merealisasikanharapan sesuaidgn perannya. 1.Ketidakjelasan tujuan kerja 2.Kesamaran tanggung jawab 3.Ketidekjelasan prosedur kerja 4.Kesamaran harapan org lain 5.Tidak adafeedbackKetidakpuasankerja Motivasi menurun Tidam percaya diri depresi
  • 21. 21
  • 22. 22
  • 23. 23
  • 24. 24
  • 25. 3.5. Struktur dan Iklim Organisasi Faktor stres yang ditemukenali dalam kategori ini terpusat pada sejauh mana tenaga kerja dapat terlibat atau berperan serta dan pada support sosial. Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya peran serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan berhubungan dengan suasana- hati dan perilaku yang negatif. Peningkatan peluang untuk berperan serta menghasilkan peningkatan unjuk-kerja, dan peningkatan taraf dari kesehatan mental dan fisik. 25
  • 26. 3.6. Tuntutan dari Luar Organisasi/P ekerjaan ▹ Isu-isu tentang keluarga, krisis kehidupan, kesulitan keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan organisasi yang bertentangan, konflik antara tuntutan keluarga dan tuntutan perusahaan, semuanya dapat merupakan tekanan pada individu dalam pekerjaannya, sebagaimana halnya stres dalam pekerjaan mempunyai dampak yang negatif pada kehidupan keluarga dan pribadi. Namun demikian, perlu diketahui bahwa peristiwa kehidupan pribadi dapat meringankan akibat dari pembangkit stres organisasi. Jadi support sosial berfungsi sebagai ‘bantal penahan' stres. 26
  • 27. 3.7. Ciri-ciri Individu Faktor-faktor dalam individu berfungsi sebagai faktor pengubah antara rangsang dari lingkungan yang merupakan pembangkit stres potensial dengan individu. Faktor pengubah ini yang menentukan bagaimana, dalam kenyataannya, individu bereaksi terhadap pembangkit stres potensial. Hasil reaksi seorang terbadap stres. merupakan balikan yang mempengaruhi cara reaksinya terhadap situasi stres yang dihadapi di kemudian hari 27
  • 28. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mencari habungan antara hasil tes kepribadian tertentu dengan reaksi terhadap stres dan/atau penyakit yang berkaitan dengan stres. Kajian-kajian yang menggunakan 16 PF menunjukkan adanya hubungan antara ketidakstabilan emosional, konformitas tinggi, kepatuhan, keseriusan, self-sufficiency tinggi dengan angina pectoris. Mereka yang berkepribadian introvert bereaksi lebih negatif dan menderita ketegangan yang lebih besar daripada mereka yang berkepribadian extrovert, pada konflik peran. Kepribadian yang flexible mengalami ketegangan yang lebih besar dalam situasi konflik, dibandingkan dengan mereka yang berkepribadian rigid. a. Kepribadian 28
  • 29. Mereka yang memiliki ciri-ciri aktivitas yang berlebihan (overactivity), keagresifan (aggresiveness), dan rasa bermusuha' (hostility) mempunyai kemungkinan yang besar untuk mendapatkan kecelakaan. Locus of Control: Konsep ini didasarkan pada teori pembelajaran sosial bahwa individu belajar dari lingkungan melalui ‘pembuatan model’ dan pengalaman lampau. Orang yang berorientasi 'internal' percaya bahwa keputusan dan tindakan pribadi mempengaruhi hasil. Orang yang berorientasi eksternal percaya bahwa hasil lebih ditentukan oleh keputusan dan keyakinan dari orang lain atau ditentukan oleh nasib, kekuatan di luar dirinya. Dr. Meyer Friedman dan Dr. Ray Rosenman menemukenali dua pola perilaku, masing- masing terdiri dari satu perangkat ciri kepribadian yang majemuk, yaitu tipe A dan tipe B. Orang dari tipe A digambarkan sebagai orang yang memiliki derajat dan intensitas yang tinggi untuk ambisi, dorongan untuk pencapaian (achievement) dan pengakuan (recognition), kebersaingan (competitiveness) dan keagresifan. Pola perilaku orang tipe B digambarkan sebagai lebih menggampangkan (easy-going) dan santai. Hasil penelitian Friedman dan Rosenman menunjukkan bahwa para tipe A mempunyai kemungkinan tiga kali lebih besar mendapat serangan jantung dan pada para tipe B. 29
  • 30. 30
  • 31.  Stres merupakan bagian dari kehidupan kita. Yang perlu diusahakan ialah dapat dipertahankannya stres yang positif konstruktif dan dicegah serta diatasi stres yang bersifat negative destruktif.  Memanajemeni Stress memiliki arti berusaha mencegah timbulnya stres, meningkatkan ambang stres dari individu dan menampung akibat fisiologikal dari stres. Memanajemeni stres bertujuan untuk mencegah berkembangnya stres jangka pendek menjadi stres jangka panjang atau stres yang kronis. 31
  • 32. 32
  • 34. 4.1 Kerekayasaa n Organisasi Teknik ini berusaha untuk mengubah lingkungan kerja agar tidak cepat dirasakan sebagai lingkungan yang penuh stress. Strategi yang diajukan oleh Everly & Giordano, yaitu Sasaran berdasarkan Kerja (Work- by-Objectives) dan Manajemen Waktu (Time Management), yang khusus berlaku untuk para manajer menengah keatas. 34
  • 35. 4.1 Kerekayasaa n Organisasi  SbK terdiri dari 4 langkah, yaitu : 1. Menetapkan sasaran realistic bagi satuan kerjanya, 2. Merancang perangkat perencanaan, tindakan atau metode untuk dapat mencapai sasaran, 3. Menciptakan strategi untuk dapat mengukur keberhasilan mencapai sasaran-sasaran pada akhir suatu periode tertentu, 4. Pada akhir waktu yang sudah ditentukan mengukur keberhasilan mencapai sasaran-sasarannya.  MW terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1. Analisis waktu (mencakup penafsiran, penyusunan prioritas, dan penjadwalan waktu), 2. Strategi untuk mengorganisasi (pelaksanaan strategi untuk mengatur beban kerja), 3. Strategi untuk follow up (mencakup penafsiran teratur tentang efisiensi dari analisis waktu dan tahap-tahap pengaturan berikutnya) 35
  • 36. 4.2 KEREKAYASAA N KEPRIBADIAN ▹ Strategi yang digunakan dalam kepribadian ialah upaya untuk menimbulkan perubahan dalam kepribadian individu agar dapay di cegah timbulnya stress dan agar ambang stress dapat ditingkatkan. Program pelatihan yang efektif akan dapat mencegah timbulnya stress atau meningkatkan ambang individu stress dalam menghadapi pembangkit stress beban kerja berlebihan, promosi dan job insecurity. ▹ Jika tenaga kerja telah mengalami stress, stress serta berakibat terganggunya kesehatan mentalnya, maka psikoterapi dapat diberikan agar ia dapat berfungsi optimal kembali. 36
  • 37. 4.3 TEKNIK PENENANGAN PIKIRAN ▹ Tujuannya ialah untuk mengurangi kegiatan pikiran, yaitu proes berfikir dalam bentuk merencana, mengingat, berkhayal, menalar yang secara bersinambung kita lakukan dalam keadaanbangun, dalam keadaan sadar. Teknik penenangan pikiran meliputi a. Meditasi ▹ Meditasi dapat dianggap sebagai teknik, dapat pula dianggap sebagai suatu keadaan pikiran (mind) , keadaan mental. Berbagai teknik seperti, yoga, berzikir, relaksasi progresif, dapat menuju ketercapainya keadaan mental tsb. ▹ Konsentrasi merupakan aspek utama dari teknik-teknik meditasi. ▹ Meditasi menyebabkan adanya relaksasi fisik. Pada saat yg sama meditator mengendalikan secara penuh penghayatannya dan mengendalikan emosi, perasaan dan ingatan. Pikiran menjadi tenang, badan berada dalam keseimbangan. 37
  • 38. 4.3 TEKNIK PENENANGAN PIKIRAN b. Pelatihan relaksasi autogenic Adalah relaksasi yang ‘ditimbulkan sendiri’ (auto-genesis = ditimbulkan sendiri). Teknik ini berpusat pada gambaran berperasaan tertentu yang dihayati bersama dengan terjadinya peristiwa tertentu yang kemudian terkait kuat dalam ingatan, sehingga timbulnya kenangan tentang peristiwa akan menimbulkan pula penghayatan dari gambaran perasaan yang sama. c. Pelatihan relaksasi neuromuscular Adalah suatu program yang terdiri dari latihan-latihan sistematis yang melatih otot dan komponen komponen system saraf yang mengendalikan aktivitas otot. Sarannya ialah mengurangi ketegangan dalam otot. Individu diajari secara sadar mampu merelaksasikan otot sesuai dengankemauannya setiap saat. Selama melakukan pelatihan relaksasi neuromuscular, individu berkonsentrasi untuk menegangkan atau merelaksasikan otot-otonya dalam kemauannya. Pelatihan berlangsung selama jangka waktu tertentu. 38
  • 39. 4.4 TEKNIK PENENANGAN MELALUI AKTIVITAS FISIK Tujuan utamanya ialah untuk menghamburkan atau untuk menggunakan smpai habis hasil-hasil stress yang diproduksi oleh ketakutan dan ancama, atau yang mengubah system hormone dan saraf kita kedalam sikap mempertahankan. Kita dapat melakukan aktivitas fisik sebelum dan sesudah stress dan aktivitas stress pun dapat dilakukan sebelum stress timbul. Menurut Everly dan Girdano, latihan fisik dapat paling baik manfaatnya jika dilakukan dalam beberapa jam setelah timbulnya stress, tetapi setiap saat dalam 24 jam masih akan tetap dapat menolong. 39