Khutbah mengajak kaum muslimin untuk bersatu di atas agama Allah dan meninggalkan perpecahan. Hadis yang diriwayatkan menjelaskan bahwa Allah ridha kepada hamba-Nya yang bertakwa, bersatu di belakang agama-Nya, dan saling menasihati. Perpecahan adalah sifat orang-orang kitab dan kaum muslimin dilarang mengikutinya.
Penjelasan tentang tiga landasan utama yang harus diketahui oleh seorang muslim yang salah satunya adalah ilmu tentang Allah. Oleh karena itu wajib bagi seorang muslim untuk mengetahui dan mengenal Allah agar ia tidak terseret dalam kesyirikan, mengenal bagaimana Islam melalui rukun-rukun islam dan Iman serta Ihsan. Juga mengenal Nabinya agar dapat mengambil tauladan darinya.
Dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim sesuai dengan kemampuannya. Dakwah merupakan amal mulia sebagaimana para Nabi dan Rasulpun mulia karena amal dakwah. Apa landasan dakwah bagi kita...?? Nikmati sedikit slide tentang dakwah berikut ini..!!
Makna Tawakkal - Materi Pemahaman Arti TawakalAnas Wibowo
asal dari tawakkul adalah al-wukûl. Dikatakan: wakkaltu amrî ilâ fulân, artinya: aku mengembalikan urusanku—dan menyandar-kannya kepada—si fulan. Dikatakan pula: Wakkala fulân, artinya: dia mencukupkan (suatu perkara) kepada si fulan karena percaya dengan kemampuannya. (Al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Ashqalani di dalam Fath al-Bârî)
hakikat tawakal adalah benarnya penyandaran hati kepada Allah SWT dalam meraih maslahat dan menolak madarat dari urusan dunia dan akhirat; mewakilkan (menyerahkan) semua urusan kepada Allah SWT; serta perealisasian iman bahwa tidak ada yang memberi, menghalangi, memadaratkan dan memberikan manfaat kecuali Dia. (Ibn Rajab al-Hanbali di dalam Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam)
usaha menempuh berbagai sebab atau menjalankan kaidah sababiyah merupakan bentuk ketaatan badaniah kepada Allah SWT. tawakal dengan hati kepada Allah SWT merupakan keimanan kepada Dia. menempuh sebab dan tawakal harus ada pada saat bersamaan dan saling beriringan.
menghadapi ujian dengan sabar dan tawakkal. bersabar agar mendapat kebaikan dari Allah SWT. optimis karena rahmat Allah sesungguhnya dekat (QS al-A’raf [7]: 56).
sepenuhnya bertawakal kepada Allah SWT, serta beriman dan percaya dengan janji Allah. beriman dan bertawakal kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya: Sesungguhnya setan itu tidak memiliki kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal hanya kepada Tuhan mereka saja (TQS an-Nahl [16]: 99). berlindung hanya kepada Allah SWT karena Allah SWT telah berfirman (yang artinya): Jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Mahatahu (QS al-A’raf [7]: 200).
berdoa, berikhtiar, dan bertawakal. Juga dengan ketaqwaan kepada Allah SWT karena tanpa ketaqwaan tidak akan ada prestasi.
“Katakanlah: ‘Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.’” (TQS. at-Tawbah [9]: 51).
Betapapun beratnya jalan dakwah, bila dilalui dengan tekun, sabar dan tawakal kepada Allah SWT, serta terus terikat dengan jalan yang dicontohkan oleh Junjungan kita Muhammad saw., insya Allah dakwah itu akan membuahkan hasil. siapapun yang terjun langsung dalam dakwah akan merasakan betapa umat ini terus bergerak menuju perbaikan. Denyut nadi kerinduan umat terhadap kehidupan Islam makin nyata. Pengorbanan mereka pun kian tampak. Apalagi perkembangan umat seperti ini terjadi di seluruh Dunia Islam, bahkan di kalangan kaum Muslim di dunia Barat. Kemenangan ini semakin dekat.
Penjelasan tentang tiga landasan utama yang harus diketahui oleh seorang muslim yang salah satunya adalah ilmu tentang Allah. Oleh karena itu wajib bagi seorang muslim untuk mengetahui dan mengenal Allah agar ia tidak terseret dalam kesyirikan, mengenal bagaimana Islam melalui rukun-rukun islam dan Iman serta Ihsan. Juga mengenal Nabinya agar dapat mengambil tauladan darinya.
Dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim sesuai dengan kemampuannya. Dakwah merupakan amal mulia sebagaimana para Nabi dan Rasulpun mulia karena amal dakwah. Apa landasan dakwah bagi kita...?? Nikmati sedikit slide tentang dakwah berikut ini..!!
Makna Tawakkal - Materi Pemahaman Arti TawakalAnas Wibowo
asal dari tawakkul adalah al-wukûl. Dikatakan: wakkaltu amrî ilâ fulân, artinya: aku mengembalikan urusanku—dan menyandar-kannya kepada—si fulan. Dikatakan pula: Wakkala fulân, artinya: dia mencukupkan (suatu perkara) kepada si fulan karena percaya dengan kemampuannya. (Al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Ashqalani di dalam Fath al-Bârî)
hakikat tawakal adalah benarnya penyandaran hati kepada Allah SWT dalam meraih maslahat dan menolak madarat dari urusan dunia dan akhirat; mewakilkan (menyerahkan) semua urusan kepada Allah SWT; serta perealisasian iman bahwa tidak ada yang memberi, menghalangi, memadaratkan dan memberikan manfaat kecuali Dia. (Ibn Rajab al-Hanbali di dalam Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam)
usaha menempuh berbagai sebab atau menjalankan kaidah sababiyah merupakan bentuk ketaatan badaniah kepada Allah SWT. tawakal dengan hati kepada Allah SWT merupakan keimanan kepada Dia. menempuh sebab dan tawakal harus ada pada saat bersamaan dan saling beriringan.
menghadapi ujian dengan sabar dan tawakkal. bersabar agar mendapat kebaikan dari Allah SWT. optimis karena rahmat Allah sesungguhnya dekat (QS al-A’raf [7]: 56).
sepenuhnya bertawakal kepada Allah SWT, serta beriman dan percaya dengan janji Allah. beriman dan bertawakal kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya: Sesungguhnya setan itu tidak memiliki kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal hanya kepada Tuhan mereka saja (TQS an-Nahl [16]: 99). berlindung hanya kepada Allah SWT karena Allah SWT telah berfirman (yang artinya): Jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Mahatahu (QS al-A’raf [7]: 200).
berdoa, berikhtiar, dan bertawakal. Juga dengan ketaqwaan kepada Allah SWT karena tanpa ketaqwaan tidak akan ada prestasi.
“Katakanlah: ‘Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.’” (TQS. at-Tawbah [9]: 51).
Betapapun beratnya jalan dakwah, bila dilalui dengan tekun, sabar dan tawakal kepada Allah SWT, serta terus terikat dengan jalan yang dicontohkan oleh Junjungan kita Muhammad saw., insya Allah dakwah itu akan membuahkan hasil. siapapun yang terjun langsung dalam dakwah akan merasakan betapa umat ini terus bergerak menuju perbaikan. Denyut nadi kerinduan umat terhadap kehidupan Islam makin nyata. Pengorbanan mereka pun kian tampak. Apalagi perkembangan umat seperti ini terjadi di seluruh Dunia Islam, bahkan di kalangan kaum Muslim di dunia Barat. Kemenangan ini semakin dekat.
LUKAS 8:1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia,2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.
Khotbah Yesus Mengenai Kebahagiaan dan Doa Bapa Kami
Matius 5:3-9 dan Matius 6:9-13
Dewasa ini tempat-tempat wisata menjadi salah satu alternatif mendapatkan kesenangan hidup, apakah disana ada kebahagiaan? Ada satu tempat di atas bukit dekat laut Galilea Yesus menyampaikan khotbahnya: Ucapan-Ucapan Bahagian dan mengajar murid-muridNya berdoa.
Pelajaran ini memadukan Ucapan Bahagia dengan Doa Bapa Kami untuk melihat pelajaran rohani dari kedua perikop ini ketika dipelajari secara bersama-sama.
1. Lapar dan Haus akan Kebenaran
Begitu banyak cara orang mengejar pemenuhan kebutuhan hidup atau untuk mendapatkan kepuasan. Firman Tuhan memberikan resep Kebahagiaan bahwa kebutuhan mendasar adalah Kebenaran, berbeda dengan Theory kebutuhan Maslow atau Spiral Dynamics.
2. Murah Hati
Kemurahan Hati adalah resep bahagia Alkitabiah. Murah Hati dapat dengan arti biasa berbagai bentuk kemurahan hati dan kebaikan, tetapi nampaknya sampai kepada kemampuan mengampuni orang lain.
3. Suci Hati
Orang yang suci hati, pasti akan berdoa 'jangan bawa kami ke dalam pencobaan.' Ada begitu banyak jalan bebas hambatan menuju kepada pencobaan tersedia, di antaranya melalui fasilitas internet.
4. Membawa Damai
Resep bahagia Yesus Kristus yang berikut adalah, membawa damai--membawa damai bukan hanya persoalan berdamai dengan orang lain, tetapi sampai kepada seruan "lepaskan kami" dari pada yang jahat... Berdamai dengan Tuhan, menjalin hubungan baik, hubungan keselamatan dalam Tuhan, termasuk membawa kabar Keselamatan melalui Yesus Kristus kepada orang lain, untuk berdamai dengan Tuhan, dan mendapat kedamaian dalam Tuhan Yesus.
5. Orang Miskin Yang Berbahagia
Mereka adalah yang tidak mengandalkan apa saja ukuran duniawi sebagai jalan selamat... Bukan Uang dan Harta, bukan posisi atau jabatan, bukan pendidikan atau gelar, dll--tetapi hanya mengandalkan Kebenaran Yesus yang diperhitungkan untuk keselamatan kita.
6. Berbahagia: Orang Yang Berduka Cita
Dalam terang Doa Bapa Kami dapat dilihat hubungan bahwa berduka cita disini dapat berarti tidak senang dalam kehiduapn dosa. tetapi mengejar kekudusan--supaya nama Tuhan dapat dimuliakan dan dikuduskan dalam kehidupan kita. Memohon penghiburan dari Surga, dan bukan dari sumber duniawi.
7. Lemah Lembut
Mereka yang lemah lembut adalah mereka yang mengijinkan kehendak TUHAN terjadi dalam kehidupan mereka. Mereka akan mendapatkan kebahagiaan, menemukan perhentian dalam YESUS.
Tuhan Yesus Memberkati Anda.
Amin.
Khotbah dari Takeshi Yamazaki, pemimpin gereja Kristus Tokyo. Pahami tentang arti kegagalan dan keberhasilan lebih mendalam. Sangat menguatkan dan menantang!
1. ا ح لَْ ح مدُ رَ ب الحعَالَمِّحيَْ أَحرسَلَ إِّلَيح نَا أَفحضَلَ الرُّسُلِّ وَأَنح زَلَ عَلَيح نَا أَفحضَلَ الكُتُبِّ وجَعَلَنَا لَنَا خَيح رَ أُمَّةٍ
أُ ح خرِّجَ ح ت لِّلنَّاسِّ وَأَمَرَنَا بِّالإِّ ح جتِّمَاعِّ عَلى الَْق وَالهدَُى وَن هََانَا عَ ح ن الإِّفحتِِّاَقِّ وَات بَاعِّ الهوََى، أَ ح حَْدُهُ
ت عََالََ وَأَ ح شكُرُهُ عَلَى نِّعَمِّهِّ الَّتِِّ لاَ تُُحصَى، وَأَ ح شهَدُ أَن لاَ إِّلَهَ إِّلاَّ هُوَ لَهُ احلَْ ح سَْاءُ الُْ ح سنََ وَأَ ح شهَدُ
أنَّ مَُُمَّدًا عَبحدُهُ وَرَسُحولُهُ، ت رََكَ أُمَّتَهُ عَلَى الحمَحَجَّةِّ الحبَ يََحضَاءِّ لاَ خَيح رَ إِّلاَّ دَلَّ هَََا عَلَيحهِّ وَلاَ
شَرَّ إِّلاَّ حَذَّرَهَا مِّنحهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيحهِّ وَعَلَى آلِّهِّ وَأَ ح صحَابِّهِّ الَّذِّيحنَ آمَن حُوا بِّهِّ وَعَزَرُحوهُ وَنَصَ رُحوهُ
وَات بََّ عُحوا النُّ حورَ الَّذِّ ح ي أُنحزِّلَ مَعَهُ وَسَلَّمَ تَ ح سلِّيحمًا كَثِّيح رًا، أَمَّا ب عَ حدُ:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala, Rabb yang telah mengutus kepada kita sebaik-baik
utusan dan menurunkan sebaik-baik kitab suci. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan
yang berhak untuk diibadahi dengan benar selain Allah Subhanahu wata’ala semata yang
memiliki al-asmaul husna. Saya juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam adalah hamba dan utusan-Nya yang telah menyampaikan risalah dengan penuh
amanah sehingga meninggalkan umat ini di atas agama yang jelas. Tidak ada satu kebaikan pun
kecuali umat telah diajak kepadanya. Tidak ada satu kejelekan pun kecuali umat ini telah
diingatkan darinya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad beserta keluarganya, para sahabatnya, dan kaum muslimin yang mengikuti
petunjuknya.
Hadirin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan sebenar-benar takwa
dan marilah kita menjadi hambahamba- Nya yang bersaudara. Yaitu bersaudara karena iman
yang diwujudkan dengan saling mencintai, kasih sayang, dan tolong-menolong dalam kebenaran
serta saling menasihati dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.
Jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Al-Imam Ahmad dan al-Imam Muslim rahimahumallah meriwayatkan dengan lafadz yang
semakna dari jalan sahabat Abu Hurairah z dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau
bersabda,
2. إِّنَّ اللهَ ي حَرضَى لَكُ ح م ثَلاَثًا وَيَ ح كرَهُ لَكُ ح م ثَلاَثًا، ف يََ حرضَى لَكُ ح م أَ ح ن ت عَحبُدُوهُ وَلاَ تُ ح شرِّكُوا بِّهِّ شَيح ئًا وَأَ ح ن
ت عَحتَصِّمُوا بَِِّبحلِّ اللهِّ جََِّيعًا وَلاَ ت فََرَّقُوا وَأَ ح ن ت نَُاصِّحُوا مَ ح ن وَلاَّهُ اللهُ أَحمرَكُ ح م؛ وَيَ ح كرَهُ لَكُ ح م قِّيلَ وَقَالَ
وَكَثح رَةَ السُّؤَالِّ وَإِّضَاعَةَ الحمَالِّ
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala meridhai untuk kalian tiga hal dan membenci dari
kalian dari tiga hal: Allah Subhanahu wata’ala meridhai kalian agar beribadah kepada-Nya dan
tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun; berpegang kuat dengan agama Allah Subhanahu
wata’ala semuanya (bersatu) dan tidak berceraiberai; serta agar menasihati orang yang Allah
telah jadikan sebagai penguasa bagi kalian. (Dan Allah) membenci kalian dari mengatakan
(setiap apa yang) dikatakan (kepada kalian), banyak bertanya, dan membuang-buang harta.”
(HR. Ahmad dan Muslim)
Hadirin rahimakumullah,
Di dalam hadits yang mulia ini, Nabi Muhammad memberitakan bahwa Allah Subhanahu
wata’ala meridhai kita untuk memiliki tiga sifat yang dengannya seseorang akan berbahagia di
dunia dan akhirat. Sifat-sifat tersebut adalah: Yang pertama adalah agar kita memperbaiki akidah
dengan memurnikan ibadah hanya untuk Allah Subhanahu wata’ala dan berlepas diri dari
berbagai jenis kesyirikan. Ini adalah perkara pertama yang harus diperhatikan. Sebab, akidah
merupakan ondasi yang dibangun di atasnya amalan seseorang. Apabila baik akidahnya, akan
bernilai sebagai ibadah dan akan bermanfaat amal salehnya. Adapun jika rusak akidahnya,
amalannya tidak bermanfaat dan tidak bernilai di sisi Allah Subhanahu wata’ala. Oleh karena
itu, seluruh rasul diperintah untuk mengajak pada perbaikan akidah sebelum hal yang lainnya.
Setiap rasul mengatakan,
ف قََالَ يَا ق حَومِّ اعحبُدُوا اللَََّّ مَا لَكُم م ح ن إِّلََٰهٍ غَيح رُه “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Rabb bagimu selain- Nya.” (al-A’raf: 59)
Perkara kedua yang Allah Subhanahu wata’ala ridha terhadap hamba-Nya adalah agar kaum
muslimin bersatu di atas agama-Nya dan meninggalkan perpecahan. Oleh karena itu, wajib bagi
kita untuk mengikuti jalan yang satu, yaitu jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan
para sahabatnya. Kita tidak boleh berpecah belah dalam akidah dan ibadah serta dalam hal yang
berkaitan dengan hukum-hukum agama. Meskipun tidak dimungkiri bahwa berbeda dan
berselisih adalah sifat dan tabiat manusia, namun hal tersebut tidak berarti diperbolehkan.
Allah Subhanahu wata’ala telah memberikan jalan keluar ketika terjadi perselisihan,
sebagaimana tersebut dalam firman-Nya,
3. فَإِّن ت نََازَعحتُ ح م فِِّ شَ ح يءٍ ف رَُدُّوهُ إِّلََ اللََِّّّ وَالرَّسُولِّ إِّن كُنتُ ح م ت حُؤمِّنُونَ بِّاللََِّّّ وَالحيَ حومِّ احلْخِّرِّ ذَٰ لِّكَ
خَيح رٌ وَأَ ح حسَنُ تَأحوِّيلًا
“Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah
(al- Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa: 59)
Maka dari itu, jangan sampai kaum muslimin memiliki akidah dan ibadah yang berbeda-beda.
Begitu pula tidak boleh masing-masing menetapkan hukum, ini halal dan ini haram dari dirinya
sendiri tanpa berdasarkan dalil dan bimbingan ulama.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Perlu diketahui bahwa berpecah belah adalah sifat orang-orang Yahudi dan Nasrani yang kita
dilarang untuk mengikuti jalan mereka sebagaimana tersebut dalam firman Allah Subhanahu
wata’ala,
وَمَا ت فََرَّقَ الَّذِّينَ أُوتُوا الحكِّتَابَ إِّلَّا مِّن ب عَحدِّ مَا جَاءَتح هُمُ الحبَ يِّنَة “Dan tidaklah berpecah belah orangorang yang didatangkan al-kitab kepada mereka (Yahudi dan
Nasrani) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.” (al-Bayyinah: 4)
Di dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِّينَ ت فََرَّقُوا وَا ح ختَ لَفُوا مِّن ب عَحدِّ مَا جَاءَهُمُ الحبَ يِّنَاتُ وَأُولََٰئِّكَ لهَ حُ م عَذَابٌ عَظِّيم “Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang
keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang
berat.” (Ali-Imran: 105)
Dari ayat tersebut kita juga memahami bahwa perpecahan bukanlah rahmat. Justru perpecahan
adalah azab dan akan membuat kaum muslimin saling bermusuhan. Perpecahan akan mencegah
kaum muslimin untuk saling menolong dalam kebaikan.
Oleh karena itu, yang semestinya dilakukan oleh kaum muslimin agar menjadi umat yang satu,
yaitu dengan
kembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah serta mengikuti jalan Rasulullah n, baik dalam akidah,
ibadah, muamalah, maupun perselisihan yang terjadi di antara mereka.
Perlu diingat, agama kita adalah agama yang menjaga persatuan dan kebersamaan dalam banyak
permasalahan, seperti dalam bermasyarakat dan bernegara, maupun dalam menjalankan ibadah
shalat, haji, berhari raya, dan yang semisalnya.
Karena itu, sungguh memprihatinkan keadaan sebagian kaum muslimin yang berpecah-belah
dalam kelompokkelompok tertentu yang masing-masing bangga dengan kelompoknya serta
fanatik buta membela kelompoknya tanpa melihat benar atau salah.
Khutbah Kedua
4. ا ح لَْ ح مدُ الَّذِّ ح ي خَلَقَ ا ح لَْلحقَ لِّيَ عحبُدُحوهُ، وَأَبَانَ آيَاتِّهِّ لِّيَ عحرِّف حُوهُ، وَسَهَّلَ لهَ حُ م طَرِّيحقَ احلوُصُحولِّ إِّلَيحهِّ لِّيَصِّلُحوهُ.
وَأَ ح شهَ دُ أَ ح ن لاَ إِّلَهَ إِّلاَّ اللهُ وَ ح حدَهُ لاَ شَرِّيحكَ لَهُ، لَهُ الحمُلحكُ وَلَهُ ا ح لَْ ح مدُ وَهُوَ عَلَى كُ ل شَ ح يءٍ قَدِّيح رٌ ،
وَأَ ح شهَدُ أَنَّ نَبِّيَّ نَا وَإِّمَامَنَا وَقُ ح دوَت نََا مَُُمَّدًا عَبحدُهُ وَرَسُحولُهُ، أَحرسَلَهُ اللهُ بِّاحلهدَُى وَدِّيحنِّ احلَْ ق لِّيَكُحونَ
لِّلحعَالَمِّحيَْ نَذِّيح رًا، صَلَّى اللهُ عَلَيحهِّ وَعَلَى آلِّهِّ وَأَ ح صحَابِّهِّ وَالتَّابِّعِّحيَْ لهَ حُ م بِّإِّ ح حسَانٍ وَسَلَّمَ تَ ح سلِّيحمًا
كَثِّيح رًا. أَمَّا ب عَحدُ:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Adapun perkara ketiga yang Allah Subhanahu wata’ala ridha untuk kita menjalankannya adalah
menegakkan nasihat terhadap penguasa dengan menaatinya, mendoakan kebaikan untuknya
ataupun membantunya untuk kebaikannya dan kebaikan masyarakatnya. Penguasa yang
dimaksud adalah penguasa muslim yang sah yang memimpin suatu negeri dan memiliki wilayah
serta kekuatan, baik dia menjadi penguasa dengan cara dipilih maupun cara yang lainnya.
Allah Subhanahu wata’ala ridha kepada kaum muslimin untuk menaati pemerintah dalam
perkara yang ma’ruf serta untuk tidak melanggar aturan yang telah ditetapkannya selama tidak
bertentangan dengan syariat Allah Subhanahu wata’ala.
Begitu pula orang-orang yang mengemban amanat atau tugas dari penguasa, seperti para
pegawai pemerintahan atau yang semisalnya, wajib
bagi mereka untuk menjalankan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Tidakboleh baginya
untuk memanfaatkan tugas yang diembannya sebagai kesempatan untuk mengeruk keuntungan
pribadi atau orang-orang dekatnya sehingga berlaku tidak adil dan merugikan masyarakat secara
umum.
Hadirin rahimakumullah,
Perlu diingat pula bahwa adanya seorang pemimpin muslim bagi suatu masyarakat adalah
karunia Allah Subhanahu wata’ala yang sangat besar. Tidak bisa dibayangkan apa yang akan
terjadi apabila suatu negara tidak ada pemimpinnya. Tentu kekacauan, rasa tidak aman, dan
ketakutan akan
menyelimuti negeri tersebut. Namun, tentu saja seorang pemimpin tidak akan menjadi sebab
kebaikan ketika masyarakat tidak mau menaatinya dan menghormatinya. Maka dari itu, sungguh
hal ini merupakan prinsip-prinsip yang sangat penting untuk dipahami dan diamalkan.
Demikianlah yang disebutkan dalam hadits yang mulia ini. Kandungannya akan mendatangkan
kebaikan yang besar jika kaum muslimin mengamalkannya dalam kehidupannya