Soalan : Apakah itu fahaman Wahhabi ? Benarkah Wahhabi adalah suatu misteri dan ia dilihat sebagai satu label 'ejekan' ? Bolehkah kita menuduh orang lain yang tidak berqunut, tidak membaca doa selepas solat sebagai Wahhabi ? Adakah wahhabi sahaja mengikut al Quran dan Sunnah manakala umat Islam yang lain mengikut mazhab tidak mengikut al Quran dan Sunnah ?
http://bayukhatulistiwa.blogspot.my/2018/02/bahaya-fahaman-wahabi.html
Soalan : Apakah itu fahaman Wahhabi ? Benarkah Wahhabi adalah suatu misteri dan ia dilihat sebagai satu label 'ejekan' ? Bolehkah kita menuduh orang lain yang tidak berqunut, tidak membaca doa selepas solat sebagai Wahhabi ? Adakah wahhabi sahaja mengikut al Quran dan Sunnah manakala umat Islam yang lain mengikut mazhab tidak mengikut al Quran dan Sunnah ?
http://bayukhatulistiwa.blogspot.my/2018/02/bahaya-fahaman-wahabi.html
Makna Tawakkal - Materi Pemahaman Arti TawakalAnas Wibowo
asal dari tawakkul adalah al-wukûl. Dikatakan: wakkaltu amrî ilâ fulân, artinya: aku mengembalikan urusanku—dan menyandar-kannya kepada—si fulan. Dikatakan pula: Wakkala fulân, artinya: dia mencukupkan (suatu perkara) kepada si fulan karena percaya dengan kemampuannya. (Al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Ashqalani di dalam Fath al-Bârî)
hakikat tawakal adalah benarnya penyandaran hati kepada Allah SWT dalam meraih maslahat dan menolak madarat dari urusan dunia dan akhirat; mewakilkan (menyerahkan) semua urusan kepada Allah SWT; serta perealisasian iman bahwa tidak ada yang memberi, menghalangi, memadaratkan dan memberikan manfaat kecuali Dia. (Ibn Rajab al-Hanbali di dalam Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam)
usaha menempuh berbagai sebab atau menjalankan kaidah sababiyah merupakan bentuk ketaatan badaniah kepada Allah SWT. tawakal dengan hati kepada Allah SWT merupakan keimanan kepada Dia. menempuh sebab dan tawakal harus ada pada saat bersamaan dan saling beriringan.
menghadapi ujian dengan sabar dan tawakkal. bersabar agar mendapat kebaikan dari Allah SWT. optimis karena rahmat Allah sesungguhnya dekat (QS al-A’raf [7]: 56).
sepenuhnya bertawakal kepada Allah SWT, serta beriman dan percaya dengan janji Allah. beriman dan bertawakal kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya: Sesungguhnya setan itu tidak memiliki kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal hanya kepada Tuhan mereka saja (TQS an-Nahl [16]: 99). berlindung hanya kepada Allah SWT karena Allah SWT telah berfirman (yang artinya): Jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Mahatahu (QS al-A’raf [7]: 200).
berdoa, berikhtiar, dan bertawakal. Juga dengan ketaqwaan kepada Allah SWT karena tanpa ketaqwaan tidak akan ada prestasi.
“Katakanlah: ‘Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.’” (TQS. at-Tawbah [9]: 51).
Betapapun beratnya jalan dakwah, bila dilalui dengan tekun, sabar dan tawakal kepada Allah SWT, serta terus terikat dengan jalan yang dicontohkan oleh Junjungan kita Muhammad saw., insya Allah dakwah itu akan membuahkan hasil. siapapun yang terjun langsung dalam dakwah akan merasakan betapa umat ini terus bergerak menuju perbaikan. Denyut nadi kerinduan umat terhadap kehidupan Islam makin nyata. Pengorbanan mereka pun kian tampak. Apalagi perkembangan umat seperti ini terjadi di seluruh Dunia Islam, bahkan di kalangan kaum Muslim di dunia Barat. Kemenangan ini semakin dekat.
Makna Tawakkal - Materi Pemahaman Arti TawakalAnas Wibowo
asal dari tawakkul adalah al-wukûl. Dikatakan: wakkaltu amrî ilâ fulân, artinya: aku mengembalikan urusanku—dan menyandar-kannya kepada—si fulan. Dikatakan pula: Wakkala fulân, artinya: dia mencukupkan (suatu perkara) kepada si fulan karena percaya dengan kemampuannya. (Al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Ashqalani di dalam Fath al-Bârî)
hakikat tawakal adalah benarnya penyandaran hati kepada Allah SWT dalam meraih maslahat dan menolak madarat dari urusan dunia dan akhirat; mewakilkan (menyerahkan) semua urusan kepada Allah SWT; serta perealisasian iman bahwa tidak ada yang memberi, menghalangi, memadaratkan dan memberikan manfaat kecuali Dia. (Ibn Rajab al-Hanbali di dalam Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam)
usaha menempuh berbagai sebab atau menjalankan kaidah sababiyah merupakan bentuk ketaatan badaniah kepada Allah SWT. tawakal dengan hati kepada Allah SWT merupakan keimanan kepada Dia. menempuh sebab dan tawakal harus ada pada saat bersamaan dan saling beriringan.
menghadapi ujian dengan sabar dan tawakkal. bersabar agar mendapat kebaikan dari Allah SWT. optimis karena rahmat Allah sesungguhnya dekat (QS al-A’raf [7]: 56).
sepenuhnya bertawakal kepada Allah SWT, serta beriman dan percaya dengan janji Allah. beriman dan bertawakal kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya: Sesungguhnya setan itu tidak memiliki kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal hanya kepada Tuhan mereka saja (TQS an-Nahl [16]: 99). berlindung hanya kepada Allah SWT karena Allah SWT telah berfirman (yang artinya): Jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Mahatahu (QS al-A’raf [7]: 200).
berdoa, berikhtiar, dan bertawakal. Juga dengan ketaqwaan kepada Allah SWT karena tanpa ketaqwaan tidak akan ada prestasi.
“Katakanlah: ‘Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.’” (TQS. at-Tawbah [9]: 51).
Betapapun beratnya jalan dakwah, bila dilalui dengan tekun, sabar dan tawakal kepada Allah SWT, serta terus terikat dengan jalan yang dicontohkan oleh Junjungan kita Muhammad saw., insya Allah dakwah itu akan membuahkan hasil. siapapun yang terjun langsung dalam dakwah akan merasakan betapa umat ini terus bergerak menuju perbaikan. Denyut nadi kerinduan umat terhadap kehidupan Islam makin nyata. Pengorbanan mereka pun kian tampak. Apalagi perkembangan umat seperti ini terjadi di seluruh Dunia Islam, bahkan di kalangan kaum Muslim di dunia Barat. Kemenangan ini semakin dekat.
1. Sesungguhnya kaum mukminin itu bersaudara. Allah Ta’ala berfirman:
ة َوْخِا َن ْوُنِمْؤُمْال اَمَّنِا
“Sesungguhnya kaum mukminin itu adalah bersaudara.” (QS. Al-Hujurat[49]: 10)
Berkata Al-Imam Al-Qurtuby ketika menafsirkan ayat ini, ayat ini menunjukkan bahwasannya
tonggak persaudaraan kaum muslimin adalah diatas keimanan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Persaudaraan kaum mukminin tidak dibatasi oleh daerah ataupun negara. Akan tetapi ia
adalah persaudaraan diatas iman dan Islam, diatas keimanan kita kepada Allah Jalla wa ‘Ala.
Karena kita semua hamba Allah, semua kita adalah hamba-hamba Allah yang diciptakan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tidak ada keistimewaan bangsa manapun di hadapan Allah
kecuali dengan ketakwaan, tidak pula dengan warna, tidak dengan keturunan, akan tetapi yang
paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.
2. Ummatal Islam,
Karena kaum mukminin bersaudara, maka tentunya persaudaraan itu mempunyai hak-hak agung yang
harus betul-betul pupuk persaudaraan tersebut. Dan jangan sampai persaudaraan tersebut menjadi rusak
dan hancur.
Di antara perkara yang diperintahkan oleh Allah untuk kita jaga persaudaraan adalah kita berusaha untuk
tidak saling berbuat dzalim sesama kita. Kita tidak boleh membiarkan seorang muslim pun didzalimi oleh
orang lain. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َ
َل َو ُهُمِلْظَي َ
َل ِمِلْسُمْال وُخَأ ُمِلْسُمْال
ُهُلُذْخَي
“Muslim itu saudara muslim yang lain, tidak boleh ia mendzaliminya dan tidak boleh ia membiarkannya.”
(HR. Muslim)
Ketika kita melihat seorang muslim yang berkebutuhan, tidak boleh muslim yang berkecukupan diam
tidak membantunya. Maka kewajiban muslim yang berkecukupan untuk membantu muslim yang
berkebutuhan tersebut. Tidak boleh seorang muslim cuek tidak peduli dengan lingkungannya. Sehingga
kemudian orang kaya tambah kaya, si miskin pun tambah miskin. Ini bukanlah perkara yang dianjurkan
oleh Islam, bahkan dilarang oleh Islam.
Maka kewajiban seorang kaya berusaha untuk membantu teman-temannya dan saudara muslimnya yang
mereka berkebutuhan untuk memberikan sebagian yang Allah berikan rezeki kepadanya.
3. Kemudian di antara hak seorang muslim atas muslim yang lainnya adalah kita merasakan sakit terhadap
apa yang menimpa muslim yang lainnya. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengumpamakan
persaudaraan kaum muslimin bagaikan satu tubuh yang apabila sebagiannya sakit, maka semua tubuh
merasakan sakitnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ِمُحاَرَت َو ْمِهِاد َوَت يِف َينِنِمْؤُمْال ُلَثَم
ََْال ُلَثَم ْمِِهُُِِاَََت َو ْمِِه
ِدَس
“Perumpamaan kaum mukminin di dalam cinta kasih mereka dan kasih sayang mereka dan perhatian
mereka bagaikan satu tubuh”
ُهَل ىَعاَدَت وْضُع ُهْنِم ىَكَتْشا اَذِإ
ِدَسََْال ُرِِاَس
“Apabila salah satu bagian tubuh merasa sakit, maka yang lain pun merasakan kesakitannya.”
Maka saudaraku sekalian, ketika kita melihat saudara-
saudara kita di Palestina, mereka didzalimi oleh orang-
orang Yahudi, kemudian hati kita sama sekali tidak
peduli, hati kita tidak merasa sakit, itu menunjukkan
kelemahan iman kita kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, menunjukkan bahwasanya iman kita masih
kurang. Sebab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
menyebutkan bahwasanya kaum muslimin itu bagaikan
satu jasad, satu tubuh yang mereka saling merasakan
penderitaan yang lainnya.
Maka saudaraku, ketika kaum muslimin yang ada di
Palestina sana dibantai oleh orang-orang Yahudi,
tentu muslim manapun yang beriman kepada Allah
tidak boleh ridha dan tidak boleh diam, dia
berusaha membantu sesuai dengan
kemampuannya, walaupun hanya dengan berdoa
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4. Kita sebagai ummat islam harus menyadari bahwa mereka saudara kita, kita harus membantu dengan doa, harta, dan dan jiwa kita.
Kenapa kita harus membantunya?
1. Mereka islam, mereka muslim. Tidak mungkin orang islam membiarkan saudaranya tersakiti. Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda “Muslim itu bagaikan satu jasad,, apalagi ada anggota tubuh yang sakit, maka semuanya akan merasakan demam-nya”.
Sangat wajar kita memikirkan saudara kita disana, dan kita tidak bisa menerima penjajahan itu
2. Mereka adalah asli penduduk Palestina, mereka ber-suku Asli Suku Finiqih dan Suku Qan’an, ini dua suku arab yang memang
dasarnya ada di Palestina. Selain mereka muslim karena mempertahankan agamanya dicoreng, maka mereka juga merupakan
penduduk asli, Orang-orang Yahudi dating pertama kali ketika Musa Alaihisalam keluar dari Mesir selamat dari fira’aaun dan
menuju palestina, jadi sebelumnya sudah ada 2 suku asli turunan arab yang beragama Nasrani. Namun pada ekspansi Islam yang
dipimpin oleh Umar bin Khattab, seluruh mereka masuk islam. Jadi alasan kenapa kita harus mengetahui perkembangan tentang
Palestina baik secara kependudukan maupun hubungnya dengan hukum syar’i
3. Hadits nabi shalallahu alaihi wasalam yang berbunyi, Abidzar berkata, kami sedang berdiskusi dengan para sahabat kami dan
berkata satu sama lain, “mana yang lebih afdol yah, shalat di masjid ini (Nabawi) atau shalat di Masjid Aqso?”, maka nabi
shallalhu alayhi wassalam bersabda, “shalat dimasjidku ini 4x lipat daripada shalat di masjid aqso,”Hadits ini menjelaskan derjajat
shalat di masjid aqsa itu 250 x lipat dibandingkan masjid lain, karena masjid Nabawi 1000. Namun ketahuliah, sebaik-baik tempat
shalat adalah masjid aqsa.
4. Dan kata nabi (ini seolah-olah menggambarkan keadaan di palestina saat ini), nabi bersabda, akan dating masa dimana seseorang
tinggal disana tidak memiliki tanah lagi kecuali senilai dengan tali sendal mereka dan mereka tetap mempertahnaknya kareba
ingin melihat Baitul mqadis. Kata nabi, tanah yang tidak lebih dari senilai tali sendal itu, akakn merea pertahankan karena ingin
melihat Baitul maqdis, dana kata Rasulullah itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Itu fadilahnya Baitul maqdis.
Aqulu qauli hadza, wa astaghfirullahal li
wa lakum. Fas taghfiruh innahu huwal
Ghafurur Rahim
5. Palestina tidak akan menang hanya dengan angan-angan. Palestina tidak akan bebas hanya
dengan slogan-slogan.
Modal utama untuk meraih kemenangan tersebut adalah dengan iman dan bukan dengan
bermaksiat pada Allah.
Marilah saat ini kita benahi keimanan, memperbaiki aqidah kita dan marilah kita bersatu di atas
aqidah yang benar sehingga hati dan badan kita pun benar-benar bersatu. Semoga dengan petunjuk
Allah, kita dapat dikembalikan kepada agama kita dengan baik dan semoga berbagai kehinaan
diangkat dari kita. Semoga Allah menolong kaum muslimin di berbagai negeri atas musuh-musuhnya
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama
shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.
Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama
barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.”
َّمُِهالل
ْرِِْغا
َْنيِمِلْسُمْلِل
ِتاَمِلْسالم َو
َْنيِنِمْالمؤ َو
َو
ِتَانِمْالمؤ
ِاءَيْحَألا
ْمُِهْنِم
ِتا َوْمَألا َو
6. Allahumma allif baina qulubina, wa ashlih dzata bainina, wahdina subulas salam, wa najjina minadz dzulumati ilan nur, wa
jannibnal fawahisya ma dzahara minha wama bathan, wa barik lana fi asma’ina, wa abshorina wa qulubina wa azwajina wa
zurriyatina wa tub ‘alaina innaka antat tawwabur rohim. waj’alna syakirina li ni’matika mutsnina biha qobiliha wa atimmaha ‘Alaina.
Allahumma inna nasaluka ilman nafian, warizqon toyiiban, wamalan mutaqobalan
Allahumma 'a-izzal islama wal muslimina, Allahummanshur ikhwananal musliminal mujahidina fi filistin, Allahumma tsabbit
imanahum wa anzilis-sakinata ‘ala qulubihim wa wahhid shufufahum, Allahumma ahlikil kafarata wal musyrikina Allahumma
dammiril yahuda wa israila, Wa syattit syamlahum wa farriq jam’ahum, Allahummanshur ‘alal mujahidina a’daa-ana wa a'daa-
addin
Birahmatika ya arhamar-rahimin wa shallallahu ‘alan-nabiy Muhammad.
"Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin, Ya Allah, tolonglah kaum Muslimin dan Mujahidin di Palestina, Ya
Allah, teguhkanlah Iman mereka dan turunkanlah ketenteraman di dalam hati mereka dan satukanlah barisan
mereka, Ya Allah, hancurkanlah kaum kuffar dan kaum musyrikin, Ya Allah, binasakanlah kaum Yahudi dan
pasukan Israel dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka, Ya Allah, menangkanlah kaum Mujahidin atas musuh kami
musuh agama dengan Rahmat-Mu, Wahai Yang Maha Pengasih, Dan sampaikanlah Sholawat kami kepada Nabi
Muhammad.