Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis traksi yang digunakan dalam bidang ortopedi, yaitu skin traction dan skeletal traction. Skin traction digunakan untuk fraktur tulang dengan daya tarik ringan, sedangkan skeletal traction diperlukan untuk fraktur tulang yang membutuhkan daya tarik lebih besar. Dokumen juga menjelaskan prosedur pemasangan dan perawatan traksi kulit maupun tulang serta komplikasi yang dapat terjadi
Dokumen tersebut membahas penanganan cidera muskuloskeletal oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2008. Dokumen menjelaskan anatomi tulang dan otot, mekanisme trauma, jenis cidera yang mungkin terjadi, tata laksana awal trauma, dan penanganan fraktur dan pembebatan.
Strain adalah cidera pada otot akibat penggunaan berlebihan yang menyebabkan robekan mikroskopis atau kerusakan pada struktur otot dan tendon. Strain dapat terjadi secara akut maupun kronis, dan manifestasinya berupa nyeri, bengkak, dan gangguan mobilitas sendi. Penatalaksanaannya meliputi istirahat, kompres dingin, dan latihan untuk mempercepat pemulihan.
Dokumen tersebut membahas penanganan cidera muskuloskeletal oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2008. Dokumen menjelaskan anatomi tulang dan otot, mekanisme trauma, jenis cidera yang mungkin terjadi, tata laksana awal trauma, dan penanganan fraktur dan pembebatan.
Strain adalah cidera pada otot akibat penggunaan berlebihan yang menyebabkan robekan mikroskopis atau kerusakan pada struktur otot dan tendon. Strain dapat terjadi secara akut maupun kronis, dan manifestasinya berupa nyeri, bengkak, dan gangguan mobilitas sendi. Penatalaksanaannya meliputi istirahat, kompres dingin, dan latihan untuk mempercepat pemulihan.
Aplikasi elastic therapeutic tape pada cedera ektremitas atas 1.pptxdrgsari
Elastic tape merupakan modalitas terapi yang menggunakan plester elastis untuk mendukung proses penyembuhan alami tubuh dengan menyangga otot dan sendi. Terapi ini memiliki empat fungsi utama yaitu menormalisasi otot, mengurangi penyumbatan aliran cairan, mengaktifkan sistem analgesik, dan memperbaiki masalah sendi. Kontraindikasinya meliputi trauma akut tanpa diagnosa, demam, dan keluhan abnormal.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan fisioterapi pada pasien dengan kondisi calcaneus spur bilateral menggunakan modalitas ultrasound transverse friction dan hold rilex exercises untuk mengurangi nyeri, spasme otot, dan meningkatkan kekuatan otot serta aktivitas fungsional pasien. Hasil penelitian menunjukkan penurunan nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional setelah empat kali terapi.
KGD PADA TRAUMA MUSKULOSKELETAL memberikan informasi tentang penatalaksanaan cedera jaringan lunak dan tulang seperti sprain, strain, dislokasi, fraktur, serta sindroma kompartemen. Dokumen ini menjelaskan tanda, gejala, pengkajian, dan intervensi keperawatan untuk mengelola nyeri dan defisit volume cairan pada pasien trauma muskuloskeletal.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai pembalutan (bandaging) untuk jururawat, termasuk definisi pembalut, jenis-jenis pembalut dan jenis pembalutan, prinsip-prinsip pembalutan, tanggungjawab jururawat, tujuan pembalutan, dan prosedur pembalutan dasar.
Dokumen tersebut membahas tentang fraktur cruris (tulang kering) yang merupakan terputusnya kontinuitas tulang tibia dan fibula yang dapat terjadi akibat trauma, gerakan pintir, atau kondisi patologis seperti osteoporosis. Dibahas pula jenis, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian, dan diagnosis keperawatan pasien fraktur cruris.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma muskoloskeletal yang meliputi definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan tinjauan asuhan keperawatan pada pasien dengan trauma tersebut.
Aplikasi elastic therapeutic tape pada cedera ektremitas atas 1.pptxdrgsari
Elastic tape merupakan modalitas terapi yang menggunakan plester elastis untuk mendukung proses penyembuhan alami tubuh dengan menyangga otot dan sendi. Terapi ini memiliki empat fungsi utama yaitu menormalisasi otot, mengurangi penyumbatan aliran cairan, mengaktifkan sistem analgesik, dan memperbaiki masalah sendi. Kontraindikasinya meliputi trauma akut tanpa diagnosa, demam, dan keluhan abnormal.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan fisioterapi pada pasien dengan kondisi calcaneus spur bilateral menggunakan modalitas ultrasound transverse friction dan hold rilex exercises untuk mengurangi nyeri, spasme otot, dan meningkatkan kekuatan otot serta aktivitas fungsional pasien. Hasil penelitian menunjukkan penurunan nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional setelah empat kali terapi.
KGD PADA TRAUMA MUSKULOSKELETAL memberikan informasi tentang penatalaksanaan cedera jaringan lunak dan tulang seperti sprain, strain, dislokasi, fraktur, serta sindroma kompartemen. Dokumen ini menjelaskan tanda, gejala, pengkajian, dan intervensi keperawatan untuk mengelola nyeri dan defisit volume cairan pada pasien trauma muskuloskeletal.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai pembalutan (bandaging) untuk jururawat, termasuk definisi pembalut, jenis-jenis pembalut dan jenis pembalutan, prinsip-prinsip pembalutan, tanggungjawab jururawat, tujuan pembalutan, dan prosedur pembalutan dasar.
Dokumen tersebut membahas tentang fraktur cruris (tulang kering) yang merupakan terputusnya kontinuitas tulang tibia dan fibula yang dapat terjadi akibat trauma, gerakan pintir, atau kondisi patologis seperti osteoporosis. Dibahas pula jenis, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian, dan diagnosis keperawatan pasien fraktur cruris.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma muskoloskeletal yang meliputi definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan tinjauan asuhan keperawatan pada pasien dengan trauma tersebut.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Skin and skeletal Traction.pptx
1. Skin and
Skeletal Traction
Pembimbing : Andreas M. H. Siagian, Sp.OT(K)
Wildan Kharisma Zisnanda
Prodi Ilmu Bedah
Fakultas kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat
2. Pendahuluan
Traksi aplikasi dengan cara menarik untuk mencapai suatu tujuan
jenis traksi:
● Skin Traction
● Skeletal Traction
● Manual Traction
● Fixed traction Thomas
● Sliding Traction Hamilton Russel, Perkins
3. Definisi Traksi
Traksi ( penarikan ) adalah suatu tindakan
untuk memindahkan lokasi tulang yang
patah atau yang mengalami dislokasi ke
tempat asalnya kembali dengan
meggunakan daya tarik yang berturut-turut
dengan menggunakan beban dan tarikan.
4. Tujuan Traksi
● Meredakan nyeri yang diakibatkan muscle spasme pasca
trauma
● Mempertahankan alignment dari tulang yang mengalami
fraktur
● Meningkatkan blood flow dan fungsi nervus
● Mengistirahatkan sendi yang mengalami inflame dan
mempertahankan dalam posisi fungsional
● Koreksi deformitas yang terjadi akibat kontraksi soft tissue
6. General Principles
● Harus menggunakan Counter Traksi
untuk mendapatkan hasil traksi
yang efektif.
● Counter traksi melakukan gaya
berlawan dengan traksi bisa dengan
gravitasi, berat badan pasisen, posisi
bed.
8. Skin Traction
Merupakan jenis traksi yang diaplikasikan pada area yang
luas sehingga terjadi pembagian beban
Lebih Efisien dan Nyaman
Beban skin traksi Tidak lebih dari 5 kg (1/7 dari Berat
Badan)
Indikasi :
● Management sementara untuk fraktur collum femoris
● Undiscplaced acetabulum fracture
● Femoral shaft fracture (children)
● Setelah reduksi dari hip dislokasi
9. Beban Traksi
Traksi kulit dilakukan bila daya tarik yang
diperlukan kecil.
Bila perlu daya tarik yang besar dan untuk
jangka waktu lama dipasang traksi
skeletal
10. Adhesive skin traction
01
Persiapkan kulit dengan cara mencukur
juga mencuci & mengoleskan tincture
benzoin yang melindungi kulit dan
bertindak sebagai perekat tambahan
02
Hindari memasang pengikat berperekat
tonjolan tulang, jika tidak, tutupi dengan
bantalan kapas dan lakukan tegap
Perawatan nonoperatif berarti pasien akan
dirawat beberapa kali
bentuk traksi setidaknya selama 6-8 minggu,
seringkali 10-12 minggu.
Perawatan dengan traksi tampak lebih
sederhana dibandingkan operasi. Namun, itu
membutuhkan keterampilan penerapan dan
pemantauan terus-menerus
sepanjang seluruh periode perawatan.
Perawatan awal biasanya berupa traksi kulit,
yang kemudian diubah menjadi
traksi tulang
11. Komplikasi Skin Traksi
Alergi
Reaksi Alergi pada
material skin traksi
Compartement
Syndrome
Resiko terjadinya
sindroma
kompartemen bila
terlalu kencang
Pressure sore
Sensasi nyeri karena
tekanan
13. Skeletal Traction
● Digunakan sebagai alternatif bila terdapat
kontraindikasi pada skin traksi atau saat
membutuhkan traksi dengan beban yang lebih
daripada skin traksi
16. Pin Insertion
● Pada titik masuknya, dibuat
sayatan tusukan melalui kulit
dengan pisau bedah.
● pegangan, dimasukkan secara
manual pada titik sekitar 2 cm
punggung ke tuberositas tibialis
● Saat pin dirasa menembus
korteks, periksa jalan keluarnya
● Setelah pin terpasang, pastikan
tidak ada tegangan pada pin
17. Perawatan
Pin site
● Pin site harus dibersihkan secara
berkala hingga traksi dilepas
● Segala krusta, exudat harus
dibersihkan
● Pin bisa dibersihkan dengan NS
atau pun dengan alcohol
20. Daftar Pustaka
● Obalum DC, Ibeanusi SB. Current Place of Traction in
Orthopedic and Traua Practice : a Review. Ortho & Rheum
Open Access J. 2019;13(5):1-4
● Choudhry B et al. Keeping the Traction on in Orthopaedics.
Cureus. 2020;12(8):1-24
● Judd C et al. Traction Principles and Application. Royal
College of Nursing. 2015
● Blom A et al. Apley and Solomon’s System of Orthopaedics
and Trauma 10th Edition. CRC Press. 2018