Hello, my name is Marlin and I am pleased to introduce myself. I have had the privilege of working in various industries and have gained a wealth of experience along the way. I am a hardworking and dedicated individual who strives for excellence in everything I do. My skills include problem-solving, communication, and leadership. I am always eager to learn and grow both personally and professionally. Thank you for taking the time to read my introduction.
Ginjal adalah organ utama yang melakukan proses ekskresi. Ginjal juga dapat memproduksi urine. Ginjal berjumlah sepasang letaknya di belakang perut, sebelah kanan dan kiri dari tulang belakang, dibawah hati dan limfa. Letak ginjal sebelah kanan sedikit lebih ke bawah dibandingkan dengan ginjal sebelah kiri, hal ini karena terdapat hati di sebelah kanan. Sistem ekskresi juga sangat berperan penting dalam menjaga homeostatis (kesetimbangan) tubuh dengan cara osmoregulasi. Osmoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau tubuh. Ginjal yang memiliki jumlah sepasang ini dilindungi oleh lapisan jaringan ikat, yaitu fasia renal (bungkus terluar), lemak perirenal, lemak pararenal (bantalan ginjal), serta kapsul fibrosa (membran halus transparan yang membungkus ginjal).
Hello, my name is Marlin and I am pleased to introduce myself. I have had the privilege of working in various industries and have gained a wealth of experience along the way. I am a hardworking and dedicated individual who strives for excellence in everything I do. My skills include problem-solving, communication, and leadership. I am always eager to learn and grow both personally and professionally. Thank you for taking the time to read my introduction.
Ginjal adalah organ utama yang melakukan proses ekskresi. Ginjal juga dapat memproduksi urine. Ginjal berjumlah sepasang letaknya di belakang perut, sebelah kanan dan kiri dari tulang belakang, dibawah hati dan limfa. Letak ginjal sebelah kanan sedikit lebih ke bawah dibandingkan dengan ginjal sebelah kiri, hal ini karena terdapat hati di sebelah kanan. Sistem ekskresi juga sangat berperan penting dalam menjaga homeostatis (kesetimbangan) tubuh dengan cara osmoregulasi. Osmoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau tubuh. Ginjal yang memiliki jumlah sepasang ini dilindungi oleh lapisan jaringan ikat, yaitu fasia renal (bungkus terluar), lemak perirenal, lemak pararenal (bantalan ginjal), serta kapsul fibrosa (membran halus transparan yang membungkus ginjal).
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat
kita selalu bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu hewan
maupun manusia akan mati (wafat) jika sudah tidak dapat bernafas lagi.
Sebenarnya bagaimana sistem pernafasan yang terdapat dalam tubuh kita ? maka
dari itu penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang sistem pernapasan pada
mammalia khususnya manusia.
Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan
saluran yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung,
tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok. Metabolisme normal
dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon dioksida sebagai
sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2 dan CO2
dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar
masuk jaringan dengan cara difusi.
Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap
pemasukan oksigen ke dalam dan mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh
melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi eksternal. Pengangkutan gas-gas
pernapasan dari organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan
oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh
(darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pernapasan Atas dan Sistem Pernapasan Bawah
Saluran pernapasan adalah tabung atau pipa yang mengankut udara dari
atmosfer ke kantong udara (alveolus) pada organ paru-paru. Saluran dan organ
pernapasan meliputi hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang
tenggorokan), bronkus (cabang batang ternggorokan), dan pulmo ( paru-paru)
(Mair dan Supriadi, 2017).
Saluran pernapasan dibedakan menjadi dua berdasarkan letaknya yaitu
saluran pernapasan bagain atas (Upper Respiratory Airway) dan saluran
pernapasan bagian bawah (Lower Airway). Dalam proses bernapas udara melewati
beberapa organ pernapasan, mulai dari hidung, faring, laring yang termasuk
saluran pernapasan atas, kemudian trakea, bronkus dan menuju paru-paru
termasuk bagian saluran pernapasan bagian bawah (Somantri, dalam Rahayu, dkk,
2016).
1. Hidung
Hidung adalah organ indra penciuman. Ujung saraf yang mendeteksi
penciuman berada di atap (langit-langit) hidung di area lempeng kribriformis
tulang etmoid dan konka superior. Ujung saraf ini distimulasi oleh bau di udara.
Impuls saraf dihantarkan oleh saraf olfaktorius ke otak dimana sensasi bau
dipersepsikan. Ketika masuk dihidung, udara disaring, dihangatkan, dan
dilembabkan. Hal ini dilakukan oleh sel epitel yang memiliki lapisan mukus
sekresi sel goblet dan kelenjar mukosa. Lalu gerakan silia mendorong lapisan
mukus ke posterior didalam rongga hidung dan ke superior saluran pernapasan
bagian bawah menuju faring.
Nares anterior adalah saluran-saluran didalam lubang hidung. Saluran-
saluran ini bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum hidung.
Rongga hidung dilapisi selaput lender yang sangat kaya akan pembuluh darah,
dan bersambung dengan lapisan farink dan selaput lender. Semua sinus yang
mempunyai lubang masuk kedalam rongga hidung (Setiadi, 2007).
3. 3
Rongga hidung sendiri berfungsi sebagai berikut:
a. Bekerja sebagai saluran udara pernapasan.
b. Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung.
c. Dapat menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa.
d. Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernapasan
oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (Setiadi, 2007).
Pada bagian belakang rongga hidung terdapat ruangan yang disebut
nasophaynk. Rongga hidung dan nasoparing berhubungan dengan:
a. Sinus paranasalis, yaitu rongga-rongga pada tulang kranial. Berhubungan
dengan rongga hidung melalui ostium (lubang).
b. Duktus nasolacrimalis, yang menyalurkan air mata kedalam hidung.
c. Tuba eustavhius, yang berhubungan dengan ruang telinga bagian bawah
(Setiadi, 2007).
Gambar 1. Hidung
Sumber: https://rifalnurkholiq.blogspot.co.id/2016/12/hipertrofi-konka-
pengalaman-sembuh.html?m=1
2. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Bila
4. 4
terjadi radang disebut pharyngitis. Faring terbagi menjadi 3 bagian yang
nasofaring, orofaring, dan laringofaring (Setiadi, 2007).
Gambar 2. Struktur pernapasan dalam leher
Sumber: https://ciptadekia.com/sistem-pernapasan-manusia/
3. Laring
Laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan
nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain
oleh benda asing (gumpalan makanan), infeksi (misalnya difteri) dan tumor. Di
bagian laring terdapat beberapa organ yaitu:
a. Epiglottis, merupakan katup tulang rawan untuk menutup larynx sewaktu
orang menelan. Bila waktu makan kita bebrbicara (epiglottis terbuka),
makanan bias masuk ke larynx (keslek) dan terbatuk-batuk.
b. Jika bernapas melalui mulut udara yang masuk ke paru-paru tak dapat
disaring, dilembabkan atau dihangatkan yang menimbulkan gangguan
tubuh dan sel-sel bersilia akan rusak adanya gas berasun dan dehidrasi.
c. Pita suara, terdapat dua pita suara yang dapat ditegangkan dan
dikendurkan, sehingga lebar sela-sela antara pita-pita tersebut berubah-
ubah sewaktu bernapasa dan berbicara (Setiadi, 2007).
5. 5
Gambar 3. Laring
sumber: https://okeptis-sehat.blogspot.co.id/2016/08/macam-macam-saluran-
pernapasan.html?m=1
4. Trakea
Trakea, merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20
cincin kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang terbentuk seperti C.
Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitilium bersilia dan sel
cangkir (Setiadi, 2007).
Gambar 4. Trakea
sumber: https://sistempernapasan.wordpress.com/2010/04/12/sistem-pernapasan-
pada-manusia/
6. 6
5. Percabangan Bronkus
Bronkus merupakan saluran nafas yang terbentuk dari belahan dua trakea
pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa
dengan trakea dan dilapisi oleh jenissel yang sama (Pino, 2013).
Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk
bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin kecil. Struktur
mendasar dari paru-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya secara
berurutan adalah bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus
respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian bronkus masih disebut
Pernapasan extrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru disebut
intrapulmonary (Setiadi, 2007).
Bronkus berjalan ke arah bawah dan samping menuju parudan bercabang
menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus kanan mempunyai
diameter lumen lebih lebar, ukuran lebih pendek dan posisi lebih vertikal. Letak
sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis serta mengeluarkan sebuah cabang
utama yang melintasdi bawah arteri, yang disebut bronkus kanan lobus bawah.
Sedangkan bronkus kiri memiliki ukuran lebih panjang, diameter lumennya
lebih sempit dibandingkan bronkus kanan dan melintas di bawah arteri
pulmonalisse belumdi belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas
dan bawah (Pino, 2013).
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi
bronkus lobaris, kernudian menjadi lobus segmentalis. Bronkus lobaris ini
bercabang terus menjadi bronkus yang lebih kecil, dengan ujung cabangnya
yang disebut bronkiolus. Setiap bronkiolus memasuki lobulus paru, dan
bercabang-cabang menjadi 5-7 bronkiolus terminalis (Pino, 2013).
Bronkiolus terminalis adalah saluran udara terkecil yang tidak
mengandung alveoli (kantong udara). Bronkiolus terminalis memiliki garis tengah
kurang lebih 1mm. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi
dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran
udara ke bawah sampai tingkat bronkiolus terminalis disebut saluran penghantar
7. 7
udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat
pertukaran gas paru-paru.
Gambar 5. Percabangan Bronkus
Sumber: http://eprints.undip.ac.id/44023/3/KielPino_G2A009138_Bab2KTI.pdf
Sama seperti halnya hepar, bronkus juga memiliki pembagian segmentasi
yang nantinya juga merupakan segmentasi bagi pulmo juga. Yang dimaksud
dengan segmenta bronchopulmonalia adalah unitparu secara anatomis, fungsi dan
pembedahannya. Dimana dalam masing-masing segmenta bronkus ini juga
berperan sebagai segmenta pada pulmo yang memiliki ujung saluran, cabang
arteria pulmonalis, aliran vena, aliran limfe dan persarafan otonom yg
berbeda beda pada masing-masing segmenta lainnya. Hal ini berfungsi pada
pasien pneumonektomi (suatu prosedur pembedahan untuk pengangkatan paru)
(Pino, 2013).
6. Paru-paru
Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan
tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur
blok padat yang berada dibelakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung,
arteri dan vena besar, esofagus dan trakea. Paru-paru berbentuk seperti spons dan
berisi udara dengan pembagaian ruang sebagai berikut :
a. Paru kanan, memiliki tiga lobus yaitu superior, medius dan inferior.
8. 8
b. Paru kiri berukuran lebih kecil dari paru kanan yang terdiri dari dua lobus
yaitu lobus superior dan inferior (Setiadi, 2007).
Gambar 6. Paru-paru
sumber: https://doktermuslim.com/pemeriksaan-thorax/
2.2 Proses Respirasi
Bernapas atau respirasi merupakan pertukaran gas yang terjadi antara
organisme dengan lingkungan sekitarnya. Proses respirasi dapat dibagi menjadi 3
bagian yakni : pernapasan luar (external respiration), pernapasan dalam (internal
respiration) dan pernapasan seluler (seluler respiration). Pernapasaan luar artinya
oksigen (O2) dari udara luar masuk ke alveoli kemudian masuk ke darah.
Pernapasan dalam artinya oksigen (O2) dari darah masuk ke jaringan-jaringan dan
pernapasan seluler adalah oksidasi biologis dimana oksigen (O2) digunakan oleh
sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi, air dan karbon dioksida (CO2) (Sudiana,
2013).
1. Proses Pernapasan Pumonal atau Paru-paru (external)
a. Ventilasi pulmonary atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam
alveoli dengan udara luar, apabila ventilasi kurang baik maka pernapasan
tidak baik atau terganggu.
9. 9
b. Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernapasan semenit
liter adalah 500 minus 150 ml kali 12 pernapasan/menit atau 4,2
liter/menit.
c. Pernapasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi yang lebih
sedikit daripada pernapasan lambat dan dalam pada volume pernapasan
semenit yang sama.
Gambar 7. Proses Respirasi
Sumber: https://journaluny.ac.id/index.php/cp/article/view/374
2. Pernapasan Jaringan (internal)
a. Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa keseluruh tubuh. Tiap sel mengambil
O2 dan CO2 dari jantung dan paru keluar.
b. Darah merah (hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh
tubuh masuk kedalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah
mengeluarkan O2 ke dalam jaringan, mengambil CO2 untuk dibawa ke
paru-paru dan di paru-paru terjadi pernapasan eksternal.
3. Pernapasan Tingkat Sel
Adalah penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh produksi energi dan pelepasan
produksi CO2 oleh sel-sel tubuh (Setiadi, 2007).
2.3 Fungsi Pernapasan
Beberapa fungsi pernapasan yang penting adalah:
1. Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh untuk
mengadakan pembakaran.
10. 10
2. Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran kemudian
dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (Setiadi, 2007).
2.4 Fungsi Mekanisme Pernapasan
Mekanisme pernapasan adalah cara organ tubuh melakukan pertukaran
gas, yaitu bertukarnya udara yang mengandung oksigen (O2) dengan gas dalam
tubuh yang mengandung karbon dioksida (CO2). Mekanisme pernapasan
berfungsi untuk dapat mensuplai oksigen ke semua jaringan tubuh dan untuk
mengeluarkan karbondioksida yang dihasilkan oleh darah melalui paru-paru.
Secara umum mekanisme pernapasan dapat dibagi menjadi dua tahapan
antara lain (Sudiana, 2013):
1. Inspirasi
Diagfragma merupakan otot yang paling utama untuk bernapas,
merupakan lembaran-lembaran otot tipis yang bersinergi atau melekat pada iga
terbawah dan dipersyarafi nervus freknikus yang berasal dari segmen 3, 4 dan 5.
Bila diafragma berkontraksi akan terjadi mekanik sebagai berikut yakini : dimulai
dari isi perut akan tertekan ke bawah, sehingga memperbesar verikal, sehingga
tekanan dirongga dada mengecil, kemudian diikuti oleh tulang rusuk yang
bergerak ke arah atas dan ke luar. Pada pernapasan normal diagfragma bergeser
sekitar 1 cm tetapi pada inspirasi yang dipaksa dan ekspirasi yang tergolong
menyimpangan dapat mencapai 10 cm.
2. Ekspirasi
Pada pernapasan normal ekspirasi merupakan pernapasan pasif, paru-paru
dan dinding dada elastis dan cenderung untuk kembali pada posisi keseimbangan
setelah ekspansi secara aktif selama inspirasi. Otot dinding abdomen merupakan
otot yang paling penting untuk ekspirasi. Pada ekspirasi otot perut dan diagfragma
mengendor bergerak ke atas dan kembali cembung menonjol ke atas masuk ke
rongga dada. Otot-otot di dinding depan perut menekan perut sehingga kedalaman
perut mendorong diagfragma ke arah kranial yakni ke dalam torak. Oleh karena
itu volume rongga dada berkurang dan udara dalam paru-paru didorong keluar.
11. 11
Otot-otot pernapasan selama proses inspirasi otot-otot yang berperan yang
dominan adalah otot-otot internal intercostalis karena, otot-otot ini dapat
menaikkan tulang-tulang rusuk dan tulang dada sehingga rongga dada lebih
menjadi besar. Selain itu otot yang berperan dalam inspirasi adalah otot scalene
yang membantu untuk mengangkat tulang dada. Kemudian otot ekstensor pada
punggung dan leher. Otot trapezius juga untuk membantu mempermudah
inspirasi.
Otot-otot pernapasan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, antara
lain : (1) Kelompok otot-otot inspirasi yang terdiri dari : otot diagphragma
intercostalis eksterni, scaleni, sternocleidomastoideus seratus anteriorr elepator,
erectos trunchii dan trapezius. Sedangkan otot ekspresi terdiri dari rectus
abdominalis, internal dan eksternal obliquis transverus abdominis, interncostalis,
intern, dan seratus inferior posterior.
2.5 Transpor Gas
1. Transportasi Darah paru – Jantung dan keseluruh tubuh
Penggunaan O2 oleh
sel dan pembuangan
CO2
Jantung Kanan
Artei Purmonalis
(darah kotor dari
jantung) ke paru-
paru
Kapiler yang
menyentuh dinding
alveoli
Pertukaran gas:
O2 dimabil CO2
dilepaskan
Disebarkan
kesseluruh jaringan
tubuh
Vena pulmonalis
(darah bersih)
Masuk
jantung kiri
12. 12
2. Transpor Oksigen
Oksigen tidak terlalu mudah larut dalam air dan tidak cukup mudah
dibawa dalam larutan air sederhana untuk mempertahankan kehidupan jaringan.
Sehingga sekitar 97 % oksigen dalam darah dibawah eritorit yang telah berikatan
dengan hemoglobin (Hb), 3% sisanya larut dalam plasma. Hemoglobin
merupakan kombinasi antara haeme ( suatu ikatan besi-purfirin) dan globin (suatu
protein), Hemoglobin berikatan dengan oksigen membentuk oksihemoglobin
(HbO2) (Setiadi, 2007).
Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan
dengan satu molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin (HbO2) yang
berwarna merah tua. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul
hemoglobin dan setiap gram hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml oksigen. Dan
100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml
O2 per 100 ml darah (15 X 1,34) (Setiadi, 2007).
Gambar 8. Pertukaran gas
Sumber: https://uny.ac.id/index.php/cp/article/view/374
Darah arteri secara normal membawa 97 % oksigen, Pernapasan dalam
atau menghirup oksigen murni tidak dapat memberi peningkatan yang berarti pada
kejenuhan hemoglobin dengan oksigen tetapiu menghirup oksigen murni dapat
meningkatkan penghantaran oksigen kedalam jaringan karena volume oksigen
terlarur dalam plasma meningkat (Setiadi, 2007).
13. 13
Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmhg dan hemoglobin masih 75 %
jenuh. Hal ini menunjukkan darah hanya melepas sekitar seperempat muatan
oksigennya saat melewati jaringan. Hal ini memberikan rentang keamanan yang
tinggi jika sewaktu-waktu Pernapasan terganggu atau kebutuhan oksigen jaringan
meningkat (Setiadi, 2007).
3. Transpor Karbon dioksida
Didalam jaringan tubuh konsentrasinya relatif tinggi, karbondioksida
berkombinasi dengan air dalam korpus sel darah merah untuk membentuk ion-ion
bikarbonat. Bila ion-ion bikarbonat mencapai paru-paru konsentrasi karbon
dioksida relatif rendah, terbentuk kembali karbon dioksida dan air, dan karbon
dioksida dilepaskan sebagai gas. Karbon dioksida yang berdifusi kedalam darah
dari jaringan dibawah keparu-paru melalui cara sebagai berikut sebagian kecil
karbon dioksida (7 % - 8%) tetap terlarut dalam plasma, karbon dioksida yang
tersisa bergerak kedalam sel darah merah, dimana 25% nya bergabung dalam
bentuk reversible yang tidak kuat dengan gugus amino dibagian globin pada
hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin (Setiadi, 2007).
2.6 Analisa Paru-paru Jantung
Analisa (pemeriksaan) Thorax (paru-jantung) dilakukan untuk memeriksa
berbagai kelainan di bagian dada, termasuk memeriksa fungsi organ jantung dan
paru-paru. Berbagai Kelainan Paru-paru dan jantung dapat dideteksi sebelum
dilakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan ini dilakukan urut dan sistematis.
Prinsip pemeriksaan dada meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Prosedur pemeriksaan Dada terdiri dari pemeriksaan dada anterior, dada
posterior dan jantung. Adanya kelainan akan menjadi dasar dilakukannya
pemeriksaan penunjang terkait seperti fungsi paru, analisis gas darah, rontgen
thorax, EKG dan lainnya (Santiko, 2017).
2.7 Homeostatis Pernapasan
Homeostatis adalah konsistensi dan uniformitas dari lingkungan internal
tubuh yang mempertahankan fungsi normal tubuh. Homeostatis merupakan
14. 14
Kemampuan proses fisiologis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan dan
kecenderungan semua jaringan hidup guna memelihara dan mempertahankan
kondisi setimbang atau ekuilibrium.
Homeostasis merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan
lingkungankesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang konstan.
Homeostasis merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam biologi.
Bidang fisiologidapat mengklasifkasikan mekanisme homeostasis pengaturan
dalam organisme. Umpan balik homeostasis terjadi pada setiap organisme.
( www.wikipedia.com).
Peran sistem pernapasan dalam omeostatis adalah saluran pernapasan
menyediakan oksigen ke sistem peredaran darah dan bekerja bersama-sama
dengan sistem peredaran darah. Hal ini juga bertanggung jawab untuk
menghilangkan limbah dari proses metabolisme. Pasokan oksigen dan
penghapusan limbah yang dihasilkan oleh respirasi sel, baik membantu
mempertahankan homeostasis dalam tubuh (Sridianti, 2018).
Pada sistem pernapasan homeostatis dapat dipertahankan dengan cara
konsentrasi tinggi karbon dioksida dalam darah memicu pernapasan lebih cepat.
Paru-paru lebih sering buang napas, yang menghilangkan karbon dioksida dari
tubuh lebih cepat.
2.7 Fungsi Pernapasan Buatan
Pernapasan buatan yaitu suatu tindakan yang dilakukan pada seseorang
dengan maksud untuk menimbulkan pernapasan yang spontan dan teratur agar
orang tersebut dapat tertolong jiwanya. Karena orang hanya dapat hidup beberapa
menit saja bila pernapasannya berhenti, makanya Pernapasan buatan harus
dilakukan dengan segera dan menurut tata cara yang benar.
Selain itu, dalam melakukan pernapasan buatan harus mengetahui
prinsipnya, yaitu: dimaksudkan untuk mengambil oksigen (O2) untuk oksidasi dan
mengeluarkan karbondoksida (CO2) yang tidak berguna bagi tubuh yang
dikeluarkan melalui paru-paru. Sedangkan pernapasan itu sendiri terdiri dari
inspirasi (menarik nafas) dan ekspirasi (mengeluarkan nafas). Pada saat inspirasi
15. 15
terjadi, maka rongga dada membesar, tekanan udara lebih kecil, dan udara masuk,
sedangkan pada ekspirasi, rongga dada mengecil, tekanan udara lebih besar. dan
udara keluar.
Ada beberapa cara pernapasan buatan yaitu: yang pertama dari mulut ke
mulut/hidung (mouth to mouth/nose). Cara ini adalah cara yang paling efektif dan
utama. Cara keduan adalah silvester. Cara ini kurang efektif, namun dalam
keadaan tertentu (patah tulang rahang, keracunan sianida) lebih tepat dipakai.
Dan cara ketiga Holger Nielsen. Cara ini juga kurang efektif (Priyonadi, 2005).
16. 16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saluran pernapasan dibedakan menjadi dua berdasarkan letaknya yaitu saluran
pernapasan bagain atas (Upper Respiratory Airway) dan saluran pernapasan
bagian bawah (Lower Airway). Dalam proses bernapas udara melewati beberapa
organ pernapasan, mulai dari hidung, faring, laring yang termasuk saluran
pernapasan atas, kemudian trakea, bronkus dan menuju paru-paru termasuk bagian
saluran pernapasan bagian bawah.
Bernapas atau respirasi merupakan pertukaran gas yang terjadi antara
organisme dengan lingkungan sekitarnya. Proses respirasi dapat dibagi menjadi 3
bagian yakni : pernapasan luar (external respiration), pernapasan dalam (internal
respiration) dan pernapasan seluler (seluler respiration).
Mekanisme pernapasan berfungsi untuk dapat mensuplai oksigen ke semua
jaringan tubuh dan untuk mengeluarkan karbondioksida yang dihasilkan oleh
darah melalui paru-paru.
Fungsi pernapasan yang penting adalah mengambil O2 yang kemudian dibawa
oleh darah keseluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran dan mengeluarkan
CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran kemudian dibawa oleh darah ke
paru-paru untuk dibuang.
Transpor gas dibagi 3 yaitu transportasi darah paru – jantung & keseluruh
tubuh, transpor oksigen dan transpor karbon dioksida
Analisa (pemeriksaan) Thorax (paru-jantung) dilakukan untuk memeriksa
berbagai kelainan di bagian dada, termasuk memeriksa fungsi organ jantung dan
paru-paru.
Peran sistem pernapasan dalam omeostatis adalah saluran pernapasan
menyediakan oksigen ke sistem peredaran darah dan bekerja bersama-sama
dengan sistem peredaran darah.
17. 17
DAFTAR PUSTAKA
Mair, Zaid Romegar & Teguh Supriadi. 2017. Media Pembelajaran Sistem
Pernapasan Pada Manusia Berbasis Multimedia. Jurnal Teknik
Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume VI, No. 1 ISSN-P 2407-
2192
Pino, P. 2013. Anatomi Bronkus.
http://eprints.undip.ac.id/44023/3/KielPino_G2A009138_Bab2KTI.pdf
Priyonoadi, Bambang. 2005. Resusitasi Kardio Pulmoner (R.K.P.) Sebagai Salah
Satu Bekal Keterampilan Profesi Guru Pendidikan Jasmani
https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/374
Rahayu, Agustin, E.B. 2016. Menentukan Karakteristik Dinamika Fluida pada
Laju liran Pernapasan Upper Respiratory Airway para Perokok Aktif.
Prosiding SNF ISSN 2548-8325
Santiko. 2017. Pemeriksaan Thorax (Paru-Jantung) dan Intepretasi.
https://doktermuslim.com/pemeriksaan-thorax/
Setiadi. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia.Yogyakarta: Graha Ilmu
Sridianti. 2018. Peran Pentingnya Homeostasis dalam Tubuh Manusia.
http://www.sridianti.com/peran-pentingnya-homeostasis-dalam-tubuh-
manusia.html
Sudiana. I Ketut. 2013. Dampak Adaptasi Lingkungan Terhadap Perubahan
Fisiologis. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2708