Fits on the Red Tail Wader Belt and Rio Grande Wader Belt.
- VelcroTM strap attachment
- Locking drawstring closure at the top
- Mesh pouch with rugged ballistic nylon bottom (bottle not included)
Santa Biblia
Nuevo Testamento
Libros Históricos del Nuevo Testamento
Evangelios
Evangelio de San Lucas
Antiguo Testamento
Escuela Sabática
Segundo Trimestre 2015
GRES
Iglesia Adventista del Séptimo Día
Fits on the Red Tail Wader Belt and Rio Grande Wader Belt.
- VelcroTM strap attachment
- Locking drawstring closure at the top
- Mesh pouch with rugged ballistic nylon bottom (bottle not included)
Santa Biblia
Nuevo Testamento
Libros Históricos del Nuevo Testamento
Evangelios
Evangelio de San Lucas
Antiguo Testamento
Escuela Sabática
Segundo Trimestre 2015
GRES
Iglesia Adventista del Séptimo Día
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. Siapa Bilang Menulis PTK Sulit?
Oleh:
Muh. Syukur. Salman
(Kep. SD 71 Parepare/Pimp. Redaksi Jurnal Cendekia)
Justru, jenis penelitian yang diharapkan untuk dibuat oleh guru adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) karena jenis penelitian ini adalah yang paling mudah dan memungkinkan untuk
dilakukan oleh guru. Namanya saja, Penelitian Tindakan Kelas, artinya penelitian yang dilakukan
di kelas pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung dan dilakukan oleh guru yang
bersangkutan. Istilahnya two in one, selain mengajar sebagai tugas pokok sekaligus melakukan
penelitian dalam satu proses kegiatan yakni proses pembelajaran.
Banyak guru yang merasa kesulitan dalam membuat laporan PTK. Sebenarnya, kesulitan yang
dihadapi sebagian guru tersebut tak lain penyebabnya ada pada diri guru itu sendiri. Beberapa
penyebab dari diri sendiri, antara lain:
1. Tidak ada kemauan untuk belajar menulis PTK.
Tentu menjadi sunnatullah jika kita tak pernah mempelajarinya sehingga kita kesulitan
untuk mengetahui dan melakukannya. Perlu disisihkan waktu untuk belajar tentang PTK,
baik proses penelitiannya maupun menulis laporan PTK tersebut. Cukup satu kali
mempelajari serius sehingga seorang guru mampu melakukan PTK dan membuat
laporannya berkali-kali. Proses melakukan PTK juga menjadi waktu belajar menekuni
pembuatan PTK. Oleh karena itu, tak ada alasan guru untuk malas atau tak ada waktu
untuk mempelajari PTK. Sumber belajar pun saat ini teramat banyak dan teramat
mudah, tinggal guru yang mau belajar harus memunyai tekad yang kuat untuk
mengetahui PTK sebagai tuntutan dan cikal terhadap peningkatan pangkat dan golongan
seorang guru.
2. Tidak mau keluar dari zona nyaman
Ada zona nyaman yang dibuat oleh guru sendiri pada dirinya dalam hal melakukan PTK
serta membuat laporannya. Beberapa guru lebih memilih untuk melimpahkan tugas
atau tuntutan membuat PTK kepada orang lain, meski harus merogoh kocek yang cukup
dalam. Zona nyaman ini akan semakin dinikmati guru jika ada pihak-pihak yang
memfasilitasi hal seperti itu. Padahal, mungkin tak pernah sekalipun guru tersebut
mencoba melakukan PTK. Tak menutup kemungkinan guru seperti ini, memiliki
pengetahuan teoritis tentang PTK, namun karena zona nyaman tadi, maka mereka lebih
2. memilih tidak memanfaatkan pengetahuannya tersebut dibanding harus melakukan PTK
yang seluruh perlengkapannya ada di depan mata yakni di kelas tempat sehari-hari
melakukan proses pembelajaran.
3. Trauma terhadap kegagalan yang pernah dialami.
Hal semacam ini, juga terjadi pada beberapa guru yang mengatakan sulit dalam
melakukan PTK. Mereka selalu mengingat awal kegagalannya pada saat pertama
mencoba melakukan PTK. Belum ada usaha untuk melakukan introspeksi diri penyebab
kegagalan, tetapi mereka langsung menilai bahwa PTK memang sulit. Kegagalan adalah
keberhasilan yang tertunda. Hampir tak ada seorang yang baru pertama kali melakukan
langsung sempurna. Melakukan dan melakukan lagi adalah suatu proses menuju
keberhasilan. Kegagalan juga dapat disebut sebagai sarana untuk membuat kita semakin
besar dan dewasa. Kegagalan sejatinya tidak membuat trauma, tetapi justru membuat
kita semakin giat untuk belajar dan belajar sehingga kegagalan tersebut berkurang dan
pada akhirnya keberhasilan datang juga.
Ketiga hal yang membuat guru mencap bahwa PTK sulit dilakukan tentu solusinya tergantung
guru itu sendiri. Sampai kapan pun tak akan pernah bias melakukan PTK jika tidak pernah
belajar tentang PTK. Meskipun merasa mampu melakukannya, jika masih bermalas-malasan
serta terkungkung pada zona nyaman yakni mengamanahkan kepada orang lain untuk
membuat PTK nya, tentu tak akan pernah berhasil. Selanjutnya, jika guru masih berjiwa
cengeng dengan terus meratapi kegagalannya di awal saat mencoba melakukan PTK, tentu hal
ini juga akan menjadi hijab terhadap keberhasilannya yang telah berproses dengan adanya
kegagalan tersebut.
Saking mudahnya PTK tersebut, dapat diandaikan sebagai penelitian puzzle. Artinya, PTK
memunyai pola yang pada dasarnya sama, tinggal guru mengubah conten atau isi penelitian
yang ditulis. Semua PTK bersiklus, setiap siklus diisi beberapa pertemuan tatap muka. Skema
PTK setiap hanya empat yakni: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Lalu,
dimana sulitnya? Oleh karena itu, kesulitan PTK sebenarnya dibuat oleh guru itu sendiri, bukan
pada PTK nya. Seperti diawal dijelaskan bahwa PTK dimunculkan sebagai salah satu jenis
penelitian pada hakikatnya untuk memberi kemudahan kepada guru untuk meneliti. Mereka
tak perlu meninggalkan sekolah, kelas, dan tugas pokoknya tetapi tetap dapat melakukan
penelitian. Oleh karena itu, sejatinya guru dapat mengatakan seperti judul tulisan ini. SEKIAN