SlideShare a Scribd company logo
Seorang Gadis di Dalam Senja
Published on October 16, 2015
Seharusnya, gadis itu telah berumur ratusan tahun.
Ia terperangkap di dalam senja lebih dari seabad yang lalu. Tepatnya ketika ia masih
seperti remaja tujuh belas tahun. Sejak saat itu usianya tak bertambah lagi, ia tetap
muda dan tak bisa kembali. Namun gadis itu tidak pernah dianggap hilang, sebab
orang-orang masih bisa melihat kemunculannya hampir setiap hari, yaitu menjelang
petang ketika langit tampak kuning kemerah-merahan di barat jembatan Sungai
Serayu.
Hamparan sungai yang melewati Desa Kebasen ini memang menawarkan
pemandangan tersendiri. Dari sinilah Anda bisa melihat dengan jelas bagaimana
sosok gadis itu di dalam senja. Meskipun langit itu jauh, gadis itu terlihat jelas
sebesar rembulan. Ia kadang berlari, kadang berjalan, kadang pula hanya duduk
termenung. Ia seperti berada dalam selaput bening yang menyelimutinya. Seolah-
olah ia terperangkap dalam sebuah gelembung raksasa, tapi ini bukan gelembung,
ini senja, dan ia terkurung di balik langit yang tampak transparan itu.
Anehnya, gadis itu tak bisa terlihat di tempat yang lain, di senja yang lain. Ia tak
akan muncul di langit senja Pantai Kuta, atau di Bukit Kadungora, atau di mana pun
tempat senja bisa dilihat dengan sejelas-jelasnya. Di tempat lain, hanya akan ada
senja biasa, matahari bundar seperti koin yang menyalakan cakrawala. Gadis itu
hanya bisa dilihat dari tepi Sungai Serayu. Di atas barisan pohon pinus dan jalan
raya ke arah Purwokerto. Karena itulah, banyak orang berkumpul di sana.
“Siapa pun harus menolongnya.” Begitu yang biasa diucapkan seseorang kalau baru
pertama kali melihatnya.
“Ya. Sudah seratus tahun mereka berkata harus ada yang menolongnya tapi tak
seorang pun tahu caranya,” jawab yang lain. Maka mereka pun hanya bisa menatap
gadis itu.
Di langit yang kuning-kemerahan, di antara awan tipis yang berarak pelan, gadis itu
seperti berjalan mengambang, duduk juga mengambang. Kadang ia terlihat
menusuk-nusuk selaput langit itu dengan tangannya, sehingga langit itu seperti akan
robek dan entah apa yang akan terjadi di muka bumi ini kalau sampai langit benar-
benar robek, mungkin seisi lambung langit akan tumpah, akan muncul hujan yang
tidak pernah ada dalam bayangan manusia. Apakah surga pun akan jatuh ke bumi
bersama bidadari yang berhamburan dengan pakaian-pakaian berhias safir dan
mutiara?
Namun langit tetap kokoh. Gadis itu tidak pernah berhasil. Setiap kali ia merasa
telah melubangi langit sebesar jari kelingking, maka langit itu akan dengan cepat
menutup lubangnya sendiri. Dan gadis itu akan kelelahan.
Pada kemunculan di senja berikutnya, gadis itu tetap saja menyempatkan untuk
melubangi langit itu lagi. Dan saat ia menyerah, ia hanya akan duduk dengan
tatapan kosong, berjalan mondar-mandir, atau diam seperti sedang melamun.
Orang-orang juga tak bisa mendengar suaranya. Kalau gadis itu berteriak-teriak—
terlihat dari gerakan mulutnya—orang-orang tak pernah mendengar apa-apa, tak
tahu apa yang diucapkannya. Gadis itu seperti bisu, seperti sedang beradegan
pantomim. Namun semua tahu gadis itu tidak bisu. Pernah datang seorang yang
dikenal ahli membaca gerak bibir untuk menafsirkan ucapannya, tapi gagal karena ia
bahkan tak bisa memahami bahasa yang dipakai gadis itu.
“Seperti bukan bahasa Banyumas atau bahasa Indonesia,” katanya.
Maka yang tampak kemudian seperti sebuah rutinitas. Setiap sore, bantaran Sungai
Serayu dipenuhi orang-orang yang hendak menonton gadis itu sambil menikmati
senja yang begitu romantis. Beberapa pasangan muda bahkan tidak malu untuk
bermesraan di sudut-sudut ilalang yang lebih sepi, padahal gadis itu bisa melihat
mereka dengan jelas.
Setiap kali ada kereta lewat menjelang senja, orang-orang di dalam kereta juga
selalu menyempatkan untuk memandang ke luar jendela, menyaksikan gadis itu
dengan sedih. Bahkan kadang masinis sengaja mengurangi laju kereta agar gadis
itu, senja itu, bisa dipandang lebih lama oleh para penumpang.
“Lihat, Ma. Di langit ada orang,” kata seorang anak pada ibunya.
“Gadis itu lagi. Dia sudah ada sejak dulu.”
“Siapa yang memberinya makan? Apa ia tidak lapar?” kata orang yang lain.
Dan mereka selalu memandang takjub, bertanya-tanya, bagaimana gadis itu bisa
terperangkap begitu lamanya?
“Apa kita juga bisa ke sana?”
“Dia harus dibebaskan. Mungkin dia hanya sedang tersesat.”
Usaha pembebasan bukannya tidak pernah dilakukan. Selalu ada saja yang mencari
ide agar setidaknya bisa menemukan kejelasan tentang riwayat gadis itu. Pernah
beberapa tahun lalu, beberapa orang yang merupakan pakar, peneliti, sekaligus
ilmuwan luar angkasa, mengadakan pertemuan khusus untuk memecahkan
keindahan itu—ah, mengapa keindahan butuh untuk dipecahkan?
Mereka mencari cara bagaimana setidaknya bisa mendekati gadis itu, agar bisa
bertanya apa yang pernah menimpanya. Maka, pada suatu hari di masa lalu, sebuah
pesawat pun meluncur ke arah senja. Pesawat supercepat itu melaju ke barat, tapi
ternyata tak pernah bisa mencapai gadis itu. Langit seperti mundur dan menjauh,
gadis itu ikut menjauh, terus menjauh, hingga pesawat pun hanya bisa menembus
atmosfer, menuju ruang hampa udara. Berakhir dalam kekosongan, karena senja
telah berakhir.
Pesawat itu pun akan pulang dengan perasaan hampa.
Selain dengan teknologi, ada pula yang masih menggunakan pemikiran tradisional,
serupa mitos, dongeng, legenda. Ada yang bilang gadis itu dulunya anak raja yang
enggan dijodohkan, sehingga raja meminta seorang penyihir untuk mengurung gadis
itu di langit. Ada pula yang mengatakan bahwa gadis itu hanya bisa diselamatkan
oleh seorang laki-laki yang tepat. Namun laki-laki yang tepat itu mungkin lupa atau
tidak menyadari bahwa ia sangat dibutuhkan untuk menjawab semua teka-teki ini.
Selain dua kisah di atas, ada kisah lain yang lebih terkenal, yaitu bahwa gadis itu
sesungguhnya adalah seorang bidadari yang dihukum karena melanggar aturan
surga, bidadari itu nekat turun untuk mandi di Sungai Serayu, padahal mandi di bumi
merupakan hal yang tabu. Entah siapa yang mengarang cerita ini. Bahwa bidadari
itu kini dihukum dalam wujud manusia, dikurangi kecantikannya, ditampakkan bagi
penduduk bumi. Dan ia berusaha keluar dengan melubangi langit, tapi selalu
berakhir sia-sia.
Setiap orang akan mempercayai berdasarkan versinya sendiri. Dan bagaimana pun
masa lalunya, gadis itu hanya bisa meratapi nasib terperangkap di dalam senja.
Entah bagaimana hakikat senja sebenarnya. Apakah ia semacam ruang isolasi di
mana setiap orang tak tahu berapa luasnya, berapa tahun cahaya? Seperti ruang
ketidakmungkinan yang abadi. Gadis itu mungkin bosan melihat banyak manusia
memandanginya dari waktu ke waktu, melihat kereta yang melaju di mana jendela
gerbong memantulkan warna merah termasuk bayang-bayang dirinya. Namun tak
ada yang bisa ia lakukan kecuali ikut menghilang bersama terbenamnya matahari.
“Gadis itu, sesungguhnya tidak pernah sendirian,” kata seorang penyair suatu kali.
“Matahari menemaninya di kala malam,” kata penyair yang lain.
“Benar. Matahari besar sekali, pasti gadis itu tidak kesepian. Ia bisa tidur memeluk
matahari.”
“Memeluk? Hm, aku jadi iri pada matahari.”
Pada akhirnya, gadis itu pun tetap hidup di dalam senja. Sungai Serayu akan
semakin ramai. Akan tumbuh bangunan-bangunan berupa kafe dan losmen untuk
meraup keuntungan dari para pengunjung, karena tempat itu mulai dijadikan objek
wisata. Manusia pun berangsur tua dan mati, anak-anak muda akan meneruskan
kekaguman orang tua mereka tentang pemandangan ajaib dari tepi Sungai
Serayu….
Dan barangkali saja, suatu hari gadis itu benar-benar berhasil melubangi langit
senja, lalu ia pun akan terjatuh di daerah pegunungan. Kemudian ia berjalan
menyusuri bumi yang kian tua ini. Mungkin manusia yang masih hidup saat itu akan
mengalami ketakjuban luar biasa, akan ada banyak kejadian yang mengherankan
dan sama sekali tak terduga berkaitan dengan gadis tersebut.
Namun tentu saja, ketika saat itu tiba, saya sudah tidak bisa lagi
menceritakannya.***

More Related Content

More from Sarif Hidayat

Sinkronisitas.docx
Sinkronisitas.docxSinkronisitas.docx
Sinkronisitas.docx
Sarif Hidayat
 
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docxSemangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Sarif Hidayat
 
Satu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docxSatu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docx
Sarif Hidayat
 
Samsara.docx
Samsara.docxSamsara.docx
Samsara.docx
Sarif Hidayat
 
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docxPelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Sarif Hidayat
 
Paman Don.docx
Paman Don.docxPaman Don.docx
Paman Don.docx
Sarif Hidayat
 
PACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docxPACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docx
Sarif Hidayat
 
Mirror.docx
Mirror.docxMirror.docx
Mirror.docx
Sarif Hidayat
 
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docxMenyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
Sarif Hidayat
 
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docxMengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
Sarif Hidayat
 
Menembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docxMenembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docx
Sarif Hidayat
 
Malin Kundang.docx
Malin Kundang.docxMalin Kundang.docx
Malin Kundang.docx
Sarif Hidayat
 
Kiamat Memang Sudah Dekat.docx
Kiamat Memang Sudah Dekat.docxKiamat Memang Sudah Dekat.docx
Kiamat Memang Sudah Dekat.docx
Sarif Hidayat
 
Ketika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docxKetika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docx
Sarif Hidayat
 
Isi Batok Kepala Bertengkar.docx
Isi Batok Kepala Bertengkar.docxIsi Batok Kepala Bertengkar.docx
Isi Batok Kepala Bertengkar.docx
Sarif Hidayat
 
Imagosentris.docx
Imagosentris.docxImagosentris.docx
Imagosentris.docx
Sarif Hidayat
 
Harta Karun Untuk Semua.docx
Harta Karun Untuk Semua.docxHarta Karun Untuk Semua.docx
Harta Karun Untuk Semua.docx
Sarif Hidayat
 
Guruji.docx
Guruji.docxGuruji.docx
Guruji.docx
Sarif Hidayat
 
Ghost Mother.docx
Ghost Mother.docxGhost Mother.docx
Ghost Mother.docx
Sarif Hidayat
 
Cinta yang Tersesat.docx
Cinta yang Tersesat.docxCinta yang Tersesat.docx
Cinta yang Tersesat.docx
Sarif Hidayat
 

More from Sarif Hidayat (20)

Sinkronisitas.docx
Sinkronisitas.docxSinkronisitas.docx
Sinkronisitas.docx
 
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docxSemangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
 
Satu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docxSatu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docx
 
Samsara.docx
Samsara.docxSamsara.docx
Samsara.docx
 
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docxPelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
 
Paman Don.docx
Paman Don.docxPaman Don.docx
Paman Don.docx
 
PACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docxPACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docx
 
Mirror.docx
Mirror.docxMirror.docx
Mirror.docx
 
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docxMenyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
 
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docxMengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
 
Menembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docxMenembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docx
 
Malin Kundang.docx
Malin Kundang.docxMalin Kundang.docx
Malin Kundang.docx
 
Kiamat Memang Sudah Dekat.docx
Kiamat Memang Sudah Dekat.docxKiamat Memang Sudah Dekat.docx
Kiamat Memang Sudah Dekat.docx
 
Ketika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docxKetika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docx
 
Isi Batok Kepala Bertengkar.docx
Isi Batok Kepala Bertengkar.docxIsi Batok Kepala Bertengkar.docx
Isi Batok Kepala Bertengkar.docx
 
Imagosentris.docx
Imagosentris.docxImagosentris.docx
Imagosentris.docx
 
Harta Karun Untuk Semua.docx
Harta Karun Untuk Semua.docxHarta Karun Untuk Semua.docx
Harta Karun Untuk Semua.docx
 
Guruji.docx
Guruji.docxGuruji.docx
Guruji.docx
 
Ghost Mother.docx
Ghost Mother.docxGhost Mother.docx
Ghost Mother.docx
 
Cinta yang Tersesat.docx
Cinta yang Tersesat.docxCinta yang Tersesat.docx
Cinta yang Tersesat.docx
 

Recently uploaded

Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 

Seorang Gadis di Dalam Senja.docx

  • 1. Seorang Gadis di Dalam Senja Published on October 16, 2015 Seharusnya, gadis itu telah berumur ratusan tahun. Ia terperangkap di dalam senja lebih dari seabad yang lalu. Tepatnya ketika ia masih seperti remaja tujuh belas tahun. Sejak saat itu usianya tak bertambah lagi, ia tetap muda dan tak bisa kembali. Namun gadis itu tidak pernah dianggap hilang, sebab orang-orang masih bisa melihat kemunculannya hampir setiap hari, yaitu menjelang petang ketika langit tampak kuning kemerah-merahan di barat jembatan Sungai Serayu. Hamparan sungai yang melewati Desa Kebasen ini memang menawarkan pemandangan tersendiri. Dari sinilah Anda bisa melihat dengan jelas bagaimana sosok gadis itu di dalam senja. Meskipun langit itu jauh, gadis itu terlihat jelas sebesar rembulan. Ia kadang berlari, kadang berjalan, kadang pula hanya duduk termenung. Ia seperti berada dalam selaput bening yang menyelimutinya. Seolah- olah ia terperangkap dalam sebuah gelembung raksasa, tapi ini bukan gelembung, ini senja, dan ia terkurung di balik langit yang tampak transparan itu. Anehnya, gadis itu tak bisa terlihat di tempat yang lain, di senja yang lain. Ia tak akan muncul di langit senja Pantai Kuta, atau di Bukit Kadungora, atau di mana pun tempat senja bisa dilihat dengan sejelas-jelasnya. Di tempat lain, hanya akan ada senja biasa, matahari bundar seperti koin yang menyalakan cakrawala. Gadis itu hanya bisa dilihat dari tepi Sungai Serayu. Di atas barisan pohon pinus dan jalan raya ke arah Purwokerto. Karena itulah, banyak orang berkumpul di sana. “Siapa pun harus menolongnya.” Begitu yang biasa diucapkan seseorang kalau baru pertama kali melihatnya. “Ya. Sudah seratus tahun mereka berkata harus ada yang menolongnya tapi tak seorang pun tahu caranya,” jawab yang lain. Maka mereka pun hanya bisa menatap gadis itu. Di langit yang kuning-kemerahan, di antara awan tipis yang berarak pelan, gadis itu seperti berjalan mengambang, duduk juga mengambang. Kadang ia terlihat menusuk-nusuk selaput langit itu dengan tangannya, sehingga langit itu seperti akan robek dan entah apa yang akan terjadi di muka bumi ini kalau sampai langit benar- benar robek, mungkin seisi lambung langit akan tumpah, akan muncul hujan yang
  • 2. tidak pernah ada dalam bayangan manusia. Apakah surga pun akan jatuh ke bumi bersama bidadari yang berhamburan dengan pakaian-pakaian berhias safir dan mutiara? Namun langit tetap kokoh. Gadis itu tidak pernah berhasil. Setiap kali ia merasa telah melubangi langit sebesar jari kelingking, maka langit itu akan dengan cepat menutup lubangnya sendiri. Dan gadis itu akan kelelahan. Pada kemunculan di senja berikutnya, gadis itu tetap saja menyempatkan untuk melubangi langit itu lagi. Dan saat ia menyerah, ia hanya akan duduk dengan tatapan kosong, berjalan mondar-mandir, atau diam seperti sedang melamun. Orang-orang juga tak bisa mendengar suaranya. Kalau gadis itu berteriak-teriak— terlihat dari gerakan mulutnya—orang-orang tak pernah mendengar apa-apa, tak tahu apa yang diucapkannya. Gadis itu seperti bisu, seperti sedang beradegan pantomim. Namun semua tahu gadis itu tidak bisu. Pernah datang seorang yang dikenal ahli membaca gerak bibir untuk menafsirkan ucapannya, tapi gagal karena ia bahkan tak bisa memahami bahasa yang dipakai gadis itu. “Seperti bukan bahasa Banyumas atau bahasa Indonesia,” katanya. Maka yang tampak kemudian seperti sebuah rutinitas. Setiap sore, bantaran Sungai Serayu dipenuhi orang-orang yang hendak menonton gadis itu sambil menikmati senja yang begitu romantis. Beberapa pasangan muda bahkan tidak malu untuk bermesraan di sudut-sudut ilalang yang lebih sepi, padahal gadis itu bisa melihat mereka dengan jelas. Setiap kali ada kereta lewat menjelang senja, orang-orang di dalam kereta juga selalu menyempatkan untuk memandang ke luar jendela, menyaksikan gadis itu dengan sedih. Bahkan kadang masinis sengaja mengurangi laju kereta agar gadis itu, senja itu, bisa dipandang lebih lama oleh para penumpang. “Lihat, Ma. Di langit ada orang,” kata seorang anak pada ibunya. “Gadis itu lagi. Dia sudah ada sejak dulu.” “Siapa yang memberinya makan? Apa ia tidak lapar?” kata orang yang lain.
  • 3. Dan mereka selalu memandang takjub, bertanya-tanya, bagaimana gadis itu bisa terperangkap begitu lamanya? “Apa kita juga bisa ke sana?” “Dia harus dibebaskan. Mungkin dia hanya sedang tersesat.” Usaha pembebasan bukannya tidak pernah dilakukan. Selalu ada saja yang mencari ide agar setidaknya bisa menemukan kejelasan tentang riwayat gadis itu. Pernah beberapa tahun lalu, beberapa orang yang merupakan pakar, peneliti, sekaligus ilmuwan luar angkasa, mengadakan pertemuan khusus untuk memecahkan keindahan itu—ah, mengapa keindahan butuh untuk dipecahkan? Mereka mencari cara bagaimana setidaknya bisa mendekati gadis itu, agar bisa bertanya apa yang pernah menimpanya. Maka, pada suatu hari di masa lalu, sebuah pesawat pun meluncur ke arah senja. Pesawat supercepat itu melaju ke barat, tapi ternyata tak pernah bisa mencapai gadis itu. Langit seperti mundur dan menjauh, gadis itu ikut menjauh, terus menjauh, hingga pesawat pun hanya bisa menembus atmosfer, menuju ruang hampa udara. Berakhir dalam kekosongan, karena senja telah berakhir. Pesawat itu pun akan pulang dengan perasaan hampa. Selain dengan teknologi, ada pula yang masih menggunakan pemikiran tradisional, serupa mitos, dongeng, legenda. Ada yang bilang gadis itu dulunya anak raja yang enggan dijodohkan, sehingga raja meminta seorang penyihir untuk mengurung gadis itu di langit. Ada pula yang mengatakan bahwa gadis itu hanya bisa diselamatkan oleh seorang laki-laki yang tepat. Namun laki-laki yang tepat itu mungkin lupa atau tidak menyadari bahwa ia sangat dibutuhkan untuk menjawab semua teka-teki ini. Selain dua kisah di atas, ada kisah lain yang lebih terkenal, yaitu bahwa gadis itu sesungguhnya adalah seorang bidadari yang dihukum karena melanggar aturan surga, bidadari itu nekat turun untuk mandi di Sungai Serayu, padahal mandi di bumi merupakan hal yang tabu. Entah siapa yang mengarang cerita ini. Bahwa bidadari itu kini dihukum dalam wujud manusia, dikurangi kecantikannya, ditampakkan bagi penduduk bumi. Dan ia berusaha keluar dengan melubangi langit, tapi selalu berakhir sia-sia.
  • 4. Setiap orang akan mempercayai berdasarkan versinya sendiri. Dan bagaimana pun masa lalunya, gadis itu hanya bisa meratapi nasib terperangkap di dalam senja. Entah bagaimana hakikat senja sebenarnya. Apakah ia semacam ruang isolasi di mana setiap orang tak tahu berapa luasnya, berapa tahun cahaya? Seperti ruang ketidakmungkinan yang abadi. Gadis itu mungkin bosan melihat banyak manusia memandanginya dari waktu ke waktu, melihat kereta yang melaju di mana jendela gerbong memantulkan warna merah termasuk bayang-bayang dirinya. Namun tak ada yang bisa ia lakukan kecuali ikut menghilang bersama terbenamnya matahari. “Gadis itu, sesungguhnya tidak pernah sendirian,” kata seorang penyair suatu kali. “Matahari menemaninya di kala malam,” kata penyair yang lain. “Benar. Matahari besar sekali, pasti gadis itu tidak kesepian. Ia bisa tidur memeluk matahari.” “Memeluk? Hm, aku jadi iri pada matahari.” Pada akhirnya, gadis itu pun tetap hidup di dalam senja. Sungai Serayu akan semakin ramai. Akan tumbuh bangunan-bangunan berupa kafe dan losmen untuk meraup keuntungan dari para pengunjung, karena tempat itu mulai dijadikan objek wisata. Manusia pun berangsur tua dan mati, anak-anak muda akan meneruskan kekaguman orang tua mereka tentang pemandangan ajaib dari tepi Sungai Serayu…. Dan barangkali saja, suatu hari gadis itu benar-benar berhasil melubangi langit senja, lalu ia pun akan terjatuh di daerah pegunungan. Kemudian ia berjalan menyusuri bumi yang kian tua ini. Mungkin manusia yang masih hidup saat itu akan mengalami ketakjuban luar biasa, akan ada banyak kejadian yang mengherankan dan sama sekali tak terduga berkaitan dengan gadis tersebut. Namun tentu saja, ketika saat itu tiba, saya sudah tidak bisa lagi menceritakannya.***