SAFETY ATTITUDE AND
BEHAVIOR
Upaya pencegahan kecelakaan kerja dengan
pendekatan yang berbasis pada perubahan
perilaku
GILANG ADISURYA
LATAR BELAKANG PENERAPAN
SAFETY ATTITUDE AND BEHAVIOR
 Accident Ratio Study menunjukan kecelakaan lebih serius terjadi karena akumulasi
Nearmiss (hampir celaka) atau At Risk Behavior (perilaku kerja tidak aman)
 Studi yang dikakukan para ahli K3 maupun pengamatan kecelakaan kerja di Lapindo
menunjukan bahwa sekitar 90% kecelakaan disebabkan oleh At Risk Behavior
 Unsafe Condition (kondisi kerja tidak aman) dapat mengakibatkan kecelakaan kerja,
namun demikian Unsafe Condition timbul akibat adanya orang yang melakukan At
Risk Behavior
 Seluruh pekerjaan, baik yang berpotensi menimbulkan kecelakaan maupun tidak
semuanya dilakukan oleh manusia. Hal yang spesifik dari manusia yang dapat
menimbulkan kecelakaan adalah perilakunya (behavior)
 Traditional Safety Management telah banyak berhasil menurunkan kecelakaan
kerja, namun demikian penurunan lebih lanjut belum optimal dan masih menyisakan
Residual Accident
SAFETY ATTITUDE AND BEHAVIOR
PROGRAM
PENDEKATAN KONSEP:
 Teori Perilaku : teori ABC
 Teori Motivasi : reinforcement, expectancy
 Teori Komunikasi: rich channel communication, feedback
 A= Accident, yaitu kejadian/kondisi yang memicu terbentuknya behavior
 B= Behavior (perilaku/tindakan)
 C= Consequence, yaitu kejadian yang ditimbulkan oleh behavior
Consequence sangat kuat mempengaruhi Behavior
 Walaupun Accident memicu terbentuknya Behavior, namun demikian
pengaruh Consequence terhadap Behavior lebih kuat dan langsung
 Kuat lemahnya Consequence mempengaruhi Behavior ditentukan oleh:
TEORI ABC
Accident Behavior Consequence
CONTOH TEORI ABC
 Personal Protective Equipment (PPE) tidak tersedia  Accident
 Karena PPE tidak tersedia maka pekerja berperilaku tidak
menggunakan PPE pada pekerjaan tersebut Behavior
 Pekerja merasa nyaman bekerja tanpa PPE Consequence
 Bila Consequence ini pengaruhnya kuat terhadap Behaviourmaka
perilaku tidak menggunakan PPE akan menjadi lebih kuat
 Merubah Behavior dilakukan dengan melakukan intervensi terhadap
Antecedent dan Consequence
TEORI MOTIVASI
Reinforcement
Adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan apresiasi atau penghargaan dan
perhatian terhadap perilaku baik yang telah dilakukan oleh seseorang. Seseorang
apabila perbuatan baiknya dihargai maka besar kemungkinan perbuatan baik
seperti itu akan diulanginya kembali. Dalam pengamatan perilaku kerja,
reinforcement ini perlu diberikan kepada pekerja yang telah melakukan perilaku
kerja aman agar seterusnya termotivasi bekerja dengan cara aman. Kurang
memberikan apresiasi terhadap perilaku kerja aman dapat berakibat memudarnya
perilaku kerja aman.
Expectancy
Adalah harapan mendapatkan apresiasi atau penghargaan dan perhatian apabila
seseorang mengetahui bahwa perbuatan baik yang dilakukannya akan
mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Dalam pengamatan perilaku kerja,
pengamat perlu mengetahui bahwa umumnya orang memiliki harapan baik terhadap
sesuatu yang baik yang telah ia lakukan. Apabila pekerja mengerti bahwa
melakukan perilaku kerja aman akan mendapatkan perhatian postive dan apresiasi
maka pekerja tersebut akan termotivasi berperilaku kerja aman.
J. SUDARSONO/2006

Safety attitude and behaviour.ppthhhhhhh

  • 1.
    SAFETY ATTITUDE AND BEHAVIOR Upayapencegahan kecelakaan kerja dengan pendekatan yang berbasis pada perubahan perilaku GILANG ADISURYA
  • 2.
    LATAR BELAKANG PENERAPAN SAFETYATTITUDE AND BEHAVIOR  Accident Ratio Study menunjukan kecelakaan lebih serius terjadi karena akumulasi Nearmiss (hampir celaka) atau At Risk Behavior (perilaku kerja tidak aman)  Studi yang dikakukan para ahli K3 maupun pengamatan kecelakaan kerja di Lapindo menunjukan bahwa sekitar 90% kecelakaan disebabkan oleh At Risk Behavior  Unsafe Condition (kondisi kerja tidak aman) dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, namun demikian Unsafe Condition timbul akibat adanya orang yang melakukan At Risk Behavior  Seluruh pekerjaan, baik yang berpotensi menimbulkan kecelakaan maupun tidak semuanya dilakukan oleh manusia. Hal yang spesifik dari manusia yang dapat menimbulkan kecelakaan adalah perilakunya (behavior)  Traditional Safety Management telah banyak berhasil menurunkan kecelakaan kerja, namun demikian penurunan lebih lanjut belum optimal dan masih menyisakan Residual Accident
  • 3.
    SAFETY ATTITUDE ANDBEHAVIOR PROGRAM PENDEKATAN KONSEP:  Teori Perilaku : teori ABC  Teori Motivasi : reinforcement, expectancy  Teori Komunikasi: rich channel communication, feedback
  • 4.
     A= Accident,yaitu kejadian/kondisi yang memicu terbentuknya behavior  B= Behavior (perilaku/tindakan)  C= Consequence, yaitu kejadian yang ditimbulkan oleh behavior Consequence sangat kuat mempengaruhi Behavior  Walaupun Accident memicu terbentuknya Behavior, namun demikian pengaruh Consequence terhadap Behavior lebih kuat dan langsung  Kuat lemahnya Consequence mempengaruhi Behavior ditentukan oleh: TEORI ABC Accident Behavior Consequence
  • 5.
    CONTOH TEORI ABC Personal Protective Equipment (PPE) tidak tersedia  Accident  Karena PPE tidak tersedia maka pekerja berperilaku tidak menggunakan PPE pada pekerjaan tersebut Behavior  Pekerja merasa nyaman bekerja tanpa PPE Consequence  Bila Consequence ini pengaruhnya kuat terhadap Behaviourmaka perilaku tidak menggunakan PPE akan menjadi lebih kuat  Merubah Behavior dilakukan dengan melakukan intervensi terhadap Antecedent dan Consequence
  • 6.
    TEORI MOTIVASI Reinforcement Adalah upayayang dilakukan untuk memberikan apresiasi atau penghargaan dan perhatian terhadap perilaku baik yang telah dilakukan oleh seseorang. Seseorang apabila perbuatan baiknya dihargai maka besar kemungkinan perbuatan baik seperti itu akan diulanginya kembali. Dalam pengamatan perilaku kerja, reinforcement ini perlu diberikan kepada pekerja yang telah melakukan perilaku kerja aman agar seterusnya termotivasi bekerja dengan cara aman. Kurang memberikan apresiasi terhadap perilaku kerja aman dapat berakibat memudarnya perilaku kerja aman. Expectancy Adalah harapan mendapatkan apresiasi atau penghargaan dan perhatian apabila seseorang mengetahui bahwa perbuatan baik yang dilakukannya akan mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Dalam pengamatan perilaku kerja, pengamat perlu mengetahui bahwa umumnya orang memiliki harapan baik terhadap sesuatu yang baik yang telah ia lakukan. Apabila pekerja mengerti bahwa melakukan perilaku kerja aman akan mendapatkan perhatian postive dan apresiasi maka pekerja tersebut akan termotivasi berperilaku kerja aman.
  • 7.