Presentasi untuk mengikuti pelatihan yang sangat anda idamkan, serta dapat menambah pengetahuan anda tentang peradaban manusia yang semakin hari semakin meningkat. Supaya terealisasikan terhadap apa yang anda akan capai. terima kasih
TENTANG
PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK KONSTRUKSI GEDUNG PADA JABATAN KERJA MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
Presentasi untuk mengikuti pelatihan yang sangat anda idamkan, serta dapat menambah pengetahuan anda tentang peradaban manusia yang semakin hari semakin meningkat. Supaya terealisasikan terhadap apa yang anda akan capai. terima kasih
TENTANG
PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK KONSTRUKSI GEDUNG PADA JABATAN KERJA MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)Joy Irman
Â
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. UJI KOMPETENSI
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /
KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA
Skema Sertifikasi : Manajer Lapangan Pelaksanaan
Pekerjaan Gedung
Jenjang : 6
Nama Asesi : Rosihan Ahmadi
NIK Asesi : 1904012505990003
Tgl. Asesmen : 15 Agustus 2023
TUK : Tempat Kerja Asesi
Nama Asesor : 1. Andrie, ST
2. Marta Diansyah
2. Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung
• Mengelola pekerjaan di lapangan untuk pembangunan gedung mulai dari
pekerjaan persiapan sampai dengan serah terima pekerjaan pertama dan
kedua kepada pengguna jasa (pemilik proyek).
• Menerapkan Peraturan PerundangUndangan, Sistem Manajemen Mutu
(SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (SMK3L).
• Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja.
• Menyusun Rencana Pelaksanaan.
• Melakukan Pekerjaan Persiapan.
• Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan .
• Melakukan Pekerjaan Akhir
3. Menerapkan Peraturan Perundang-undangan, Sistem
Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L).
• Ini diterapkan sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas pelaksanaan pekerjaan pembangunan
gedung, meliputi:
1. Peraturan dan perundang-undangan terkait jasa konstruksi
2. Ketentuan yang berkaitan dengan SMK3L pelaksanaan pekerjaan gedung.
3. Ketentuan tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM)
• Peraturan yang diperlukan
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan
perubahannya
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, dan
perubahannya.
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan perubahannya
4. Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja.
• Ini dilaksanakan dengan tujuan dapat melaksanakan komunikasi yang efektif
dan efisien selama melaksanakan pekerjaan, baik dengan bawahan maupun
atasan manajer lapangan pelaksanaan pekerjaan gedung, seperti:
1. Menginterpretasikan informasi dan instruksi dari atasan.
2. Melakukan komunikasi dengan rekan kerja.
3. Melakukan komunikasi dengan bawahan.
• Peraturan yang diperlukan
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik, dan perubahannya
5. Menyusun Rencana Pelaksanaan.
• Ini dilaksanakan dengan tujuan pembuatan rencana kerja yang dilakukan manajer
lapangan pelaksanaan pekerjaan gedung tepat sasaran dan berfungsi sebagai alat
kendali pada saat melaksanakan pekerjaan tersebut. Adapun beberapa tugas yang
dilaksanakan antara lain:
1. Mengumpulkan informasi tentang sumber daya dan kebiasaan daerah setempat.
2. Meninjau kembali prosedur dan metode kerja
3. Meninjau kembali organisasi proyek.
4. Meninjau kembali jadwal pelaksanaan pekerjaan .
5. Mengkaji rencana anggaran pelaksanaan (RAP) dan arus kas (cash flow)
6. • Sikap kerja yang diperlukan
1. Teliti dan cermat dalam menganalisis item pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
2. Teliti dalam membuat rencana anggaran biaya pelaksanaan,
berikut jadwal penerimaan dan pemasukan.
3. Cermat dalam melakukan pekerjaan secara simultan, terkait
penyusunan rencana pelaksanaan pekerjaan
7. Melakukan Pekerjaan Persiapan.
• Ini dilaksanakan dengan tujuan memenuhi kompetensi manajer
lapangan pelaksanaan pekerjaan gedung dalam melakukan
pekerjaan persiapan, antara lain:
1. Membuat shop drawing dan ast build drawing.
2. Mobilisasi sumber daya, peralatan, dan material.
3. Melakukan koordinasi pekerjaan, baik teknis maupun
nonteknis.
4. Pemasangan papan proyek dan blowplank
12. Mengelola Pekerjaan Pelaksanaan .
• Ini dilaksanakan dengan tujuan seluruh pekerjaan pembangunan gedung
sesuai dengan spesifikasi teknis serta jadwal kerja yang telah ditetapkan
dan dalam batas-batas pembiayaan yang direncanakan. Adapun beberapa
tugas yang dilaksanakan antara lain:
1. Melakukan koordinasi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal dan
elektrikal.
2. Mengendalikan pengeluaran biaya.
3. Memastikan mutu bangunan sesuai spesifikasi teknis.
4. Mengendalikan waktu penyelesaian pekerjaan gedung.
5. Menyiapkan dokumen penagihan
14. Melakukan Pekerjaan Akhir
• Ini dilaksanakan dengan tujuan mengelola pekerjaan akhir, sehingga
seluruh tugas yang dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan
pembangunan gedung selesai dilakukan, ditandai dengan pemberi tugas
menerima seluruh tugas dan tanggungjawab yang dibebankan pada
kontraktor. Adapun beberapa tugas yang dilaksanakan antara lain :
1. Melakukan koordingasi pekerjaan uji coba (test & commissioning).
2. Melaksanakan serah terima, baik secara parsial maupun keseluruhan
bangunan pada pemberi tugas.
3. Membuat as built drawing
4. Melatih petugas operasional/pengelola gedung
5. Melakukan pekerjaan pemeliharaan.
6. Membuat laporan akhir.