Skripsi ini membahas pengaruh latar belakang dan umur maternal terhadap frekuensi pindah silang pada lokus black dan dumpy pada lalat buah Drosophila melanogaster. Penelitian ini menggunakan desain acak lengkap dengan beberapa perlakuan dan diamati hingga generasi ketiga. Hasilnya menunjukkan bahwa latar belakang dan umur maternal tidak berpengaruh nyata terhadap frekuensi pindah silang pada kedua lokus.
Mutasi adalah perubahan pada DNA yang bersifat permanen. Perubahan tersebut dapat dilihat dari fenotipe suatu organisme yang ditandai dengan perubahan satu atau lebih nukleotida. Mutasi digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu mutasi spontan dan mutasi buatan, dimana pada mutasi spontan disebabkan oleh suatu faktor atau beberapa faktor yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan mutasi buatan sengaja dibuat sehingga dapat diketahui secara pasti penyebabnya.
1. Pemberian perlakuan gelap dapat memengaruhi
jumlah bakteri Escherichia coli. Hal tersebut
berdasarkan data bahwa jumlah koloni bakteri E. Coli
yang mengalami mutasi dengan perlakuan gelap lebih
banyak daripada ketika diberi perlakuan spontan dan
perlakuan terang.
2. Semakin besar frekuensinya maka semakin sering
terjadi mutasi dan semakin sedikit koloni bakteri.
Mutasi adalah perubahan pada DNA yang bersifat permanen. Perubahan tersebut dapat dilihat dari fenotipe suatu organisme yang ditandai dengan perubahan satu atau lebih nukleotida. Mutasi digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu mutasi spontan dan mutasi buatan, dimana pada mutasi spontan disebabkan oleh suatu faktor atau beberapa faktor yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan mutasi buatan sengaja dibuat sehingga dapat diketahui secara pasti penyebabnya.
1. Pemberian perlakuan gelap dapat memengaruhi
jumlah bakteri Escherichia coli. Hal tersebut
berdasarkan data bahwa jumlah koloni bakteri E. Coli
yang mengalami mutasi dengan perlakuan gelap lebih
banyak daripada ketika diberi perlakuan spontan dan
perlakuan terang.
2. Semakin besar frekuensinya maka semakin sering
terjadi mutasi dan semakin sedikit koloni bakteri.
Makalah ini berisikan tentang pembahasan hal - hal positif dari pangan hasil rekayasa genetika.
NB : Bagi yang menginginkan file ini silakan kontak email saya {Rohmad_putra32@yahoo.co.id}. untuk selanjutnya akan saya kirim file ini.
Terimakasih atas kunjungannya
PPT ini dibuat oleh Ifranus Ade Olga Nirwana Putra IF.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Sejarah Rekayasa Genetika
- Pengertian Rekayasa Genetika
- Langkah-langkah Rekayasa Genetika
- Manfaat Rekayasa Genetika
- Dampak Rekayasa Genetika
- Upaya Penanggulangan Dampak Negatif Rekayasa Genetika
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://facebook.com/rrza28
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
Ini merupakan tugas pertama mata kuliah Genetika Dasar
1. Kronologi perkembangan ilmu genetika
2. Aplikasi ilmu genetika dalam bidang pertanian
3. Ilmu genetika dalam bidang peternakan dan kesehatan
Teknologi kloning adalah suatu cara reproduksi yang menggunakan teknik tingkat tinggi di bidang rekayasa genetika untuk menciptakan makhluk hidup tanpa melalui perkawinan.
Pelaksanaan pewarisan sifat keturunan melalui pembelahan sel, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah pembelahan nukleolus yang berasosiasi dengan pembelahan sel somatik. Meiosis merupakan proses yang terjadi pada peristiwa gametogenesis, yaitu ketika banyaknya kromosom per sel berkurang menjadi haploid.
Tanaman transgenik merupakan tanaman yang sangat menguntungkan baik dari prospek nutrisi, keefektifan, inovasi, maupun pemasaran. namun tanaman transgenik juga punya beberapa kekurangan. Untuk lebih jelasnya silahkan dibuka slidenya...
Terima kasih
Pengertian Genotip, Fenotip, dan Parameter Genetik Ternak - Materi Genetika T...Lusia Komala Widiastuti
Materi ini menjelaskan tentang pengertian genotip, fenotip, dan parameter genetik pada ternak serta membahas terkait Hukum Mendel dan Correns serta contohnya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Makalah ini berisikan tentang pembahasan hal - hal positif dari pangan hasil rekayasa genetika.
NB : Bagi yang menginginkan file ini silakan kontak email saya {Rohmad_putra32@yahoo.co.id}. untuk selanjutnya akan saya kirim file ini.
Terimakasih atas kunjungannya
PPT ini dibuat oleh Ifranus Ade Olga Nirwana Putra IF.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Sejarah Rekayasa Genetika
- Pengertian Rekayasa Genetika
- Langkah-langkah Rekayasa Genetika
- Manfaat Rekayasa Genetika
- Dampak Rekayasa Genetika
- Upaya Penanggulangan Dampak Negatif Rekayasa Genetika
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://facebook.com/rrza28
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
Ini merupakan tugas pertama mata kuliah Genetika Dasar
1. Kronologi perkembangan ilmu genetika
2. Aplikasi ilmu genetika dalam bidang pertanian
3. Ilmu genetika dalam bidang peternakan dan kesehatan
Teknologi kloning adalah suatu cara reproduksi yang menggunakan teknik tingkat tinggi di bidang rekayasa genetika untuk menciptakan makhluk hidup tanpa melalui perkawinan.
Pelaksanaan pewarisan sifat keturunan melalui pembelahan sel, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah pembelahan nukleolus yang berasosiasi dengan pembelahan sel somatik. Meiosis merupakan proses yang terjadi pada peristiwa gametogenesis, yaitu ketika banyaknya kromosom per sel berkurang menjadi haploid.
Tanaman transgenik merupakan tanaman yang sangat menguntungkan baik dari prospek nutrisi, keefektifan, inovasi, maupun pemasaran. namun tanaman transgenik juga punya beberapa kekurangan. Untuk lebih jelasnya silahkan dibuka slidenya...
Terima kasih
Pengertian Genotip, Fenotip, dan Parameter Genetik Ternak - Materi Genetika T...Lusia Komala Widiastuti
Materi ini menjelaskan tentang pengertian genotip, fenotip, dan parameter genetik pada ternak serta membahas terkait Hukum Mendel dan Correns serta contohnya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Maternal terhadap pindah silang Drosophila melanogaster
1. PERBEDAAN LATAR BELAKANG DAN UMUR MATERNAL TERHADAP
FREKUENSI PINDAH SILANG ANTARA LOKUS BLACK (b) DAN LOKUS
DUMPY (dp) PADA LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen.)
Skripsi
Oleh :
Rizki Auliya
NIM 091810401020
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jember
2013
3. 1.1 Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Pewarisan sifat
Gen diluar inti
Gen dalam inti
Induk betina
Pewarisan sifat oleh bahan genetik di luar inti disebut
pewarisan sitoplasmatis.
4. 1.1 Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Pewarisan sifat
Variasi
Umur
Pindah Silang
Semakin tua umur suatu individu, semakin berkurang
frekuensi pindah silang (Suryo, 2004)
5. 1.1 Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Hadi
(2009)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
Karmana
(2010)
terdapat kecenderungan kenaikan
prosentase pindah silang akibat
perlakuan beberapa temperatur
pada lokus b dan lokus cl
D. melanogaster diketahui telah
mengalami mutasi yang
menghasilkan variasi genotip
intraspesifik yang disebut strain
black
dumpy
Kromosom II
6. 1.2 Permasalahan
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apakah perbedaan latar belakang maternal
berpengaruh terhadap frekuensi pindah silang
lalat buah D. melanogaster ?
2. Apakah perbedaan umur maternal berpengaruh
terhadap frekuensi pindah silang lalat buah D.
melanogaster ?
3. Apakah interaksi latar belakang maternal dan
umur maternal berpengaruh terhadap frekuensi
pindah silang lalat buah D. melanogaster ?
1.3 Batasan Masalah
Pengamatan dilakukan pada keturunan F2
dengan mencatat jumlah keturunan tipe
parental dan tipe rekombinan
7. 1.4 Tujuan
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mengetahui :
1. Pengaruh latar belakang maternal terhadap
frekuensi pindah silang lalat buah D.
melanogaster.
2. Pengaruh umur maternal terhadap frekuensi
pindah silang lalat buah D. melanogaster.
3. Pengaruh interaksi latar belakang maternal
dan umur maternal terhadap frekuensi
pindah silang lalat buah D. melanogaster.
8. 1.5 Manfaat
BAB I
PENDAHULUAN
memberi informasi mengenai pengaruh
perbedaan (latar belakang dan umur)
maternal terhadap frekuensi pindah silang
pada D. Melanogaster, khususnya pada lokus
b dan lokus dp
9. Drosophila melanogaster Meigen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jarak minimum gen yang dapat
mengalami pidah silang adalah 10
map unit (Suryo, 2004).
35,5
10. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
tempat
Laboratorium Biologi Dasar dan
Zoologi Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Jember
waktu
Bulan Juni – Agustus 2013
11. 3.2 Alat dan Bahan
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat
mikroskop stereo/loop, cawan petri, selang,
plastik kecil, botol selai, botol ampul, kuas,
kertas pupasi, blender, busa penyumbat,
kapas, kertas label, timbangan bahan,
pengaduk dan kamera digital.
Bahan
D. Melanogaster strain bdp, pisang, gula
merah (non-sulfid), agar-agar, air, sorbic acid,
dan yeast (Fermipan).
12. BAB III
METODE PENELITIAN
menggunakan desain Rancangan Acak
Lengkap (RAL)
Pengamatan dilakukan setiap hari mulai dari
kemunculan imago pertama sampai hari ke 10
dengan setiap perlakuan 5 kali ulangan
Setiap tipe persilangan di atas dilakukan untuk
umur betina 8 jam, 12 jam, 16 jam, 20 jam, dan
24 jam (Karmana, 2010)
menghitung jumlah tipe parental dan tipe
rekombinan pada keturunan kedua (F2)
13. 3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pembuatan Medium
BAB III
METODE PENELITIAN
Diaduk sampai rata
Didiamkan kurang lebih
10 menit
Didinginkan, diberi ragi,
Dicampur sorbic acid
14. 3.4 Prosedur Penelitian
3.4.2 Persiapan Stok Induk
BAB III
METODE PENELITIAN
5 D. melanogaster
++ × ++
5 D. melanogaster
bdp × bdp
Setelah muncul pupa, Induk dipindah ke botol lain
pupa diisolasi dalam botol ampul betina virgin
++
bdp
15. 3.4 Prosedur Penelitian
3.4.3 Persilangan
BAB III
METODE PENELITIAN
5 D. melanogaster ++
5 D. melanogaster bdp
♀normal × ♂bdp
♀ bdp × ♂normal
F1
♀F1 × ♂bdp
Dihitung F2
P
F1
Testcross F1
F2
17. 3.6 Analisis Data
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Data yang diperoleh dianalisis
dengan ANAVA faktorial
Jika diperoleh nilai p ≤ 0,05 dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada
taraf signifikansi 5 %.
18. Jumlah keturunan F2 hasil testcross persilangan F1
BAB IV
PEMBAHASAN
parental
rekombinan
21. Karmana (2010) Jumlah
keturunan induk mutan
lebih sedikit dari jumlah
keturunan induk nomal
Dobzhansky (1985) Sel
telur D. melanogaster
mutan lebih rentan
dibandingkan dengan sel
telur strain normal
25. Hasil testcross F1 dengan induk yang resesif
BAB IV
PEMBAHASAN
pada hasil testcross F1
persilangan dihibrid
dihasilkan keturunan dengan
perbandingan 1:1:1:1
26. Perbedaan latar belakang maternal tidak
berpengaruh nyata terhadap frekuensi
pindah silang (P>0,05)
BAB IV
PEMBAHASAN
Efek maternal menurunan FPS D.
melanogaster, dapat berbeda
antara strain satu dengan strain
yang lain (Chinnici, 1991)
Perbedaan umur betina tidak berpengaruh
Induk betina mutan menurunkan
tipe rekombinan antara gen w
dengan gen m
Acton (2001) Efek maternal tidak
menurunkan FPS antara gen
cinnabar dengan vestigial.
menurunkan rekombinasi antara
gen tx dengan gen e
tidak membawa sifat non-pindah
silang (non-crossover) dari gen
induk betina
nyata terhadap frekuensi pindah silang
(P>0,05)
pada strain tertentu gen keturunan
Moyer (1994) Induk betina
27. Kesimpulan
• Latar belakang maternal dan umur tidak berpengaruh
terhadap pindah silang pada lokus b dan dp
• Gen di luar inti tidak mempengaruhi pindah silang lokus
b dan dp pada D. melanogaster
Saran
• perlu dilakukan penelitian yang sama pada strain-strain
yang berbeda
• perlu dilakukan penelitian pada tingkat molekuler yaitu
dengan uji DNA mitokondria
35. Alasan penggunaan D. melanogaster sebagai
objek penelitian genetika di laboratorium
adalah
ukurannya kecil
mempunyai siklus hidup pendek
dapat memproduksi banyak keturunan
generasi yang baru dapat dikembangbiakan
setiap dua minggu
murah biayanya
mudah perawatannya
(Stine, 1991 dalam Chumaisah, 2002).
44. Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat.
Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras.
Keberuntungan terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.
(Thomas Alfa Edison)
@rizaulia92
Rizki auliya