Seminar Biner 4.0 membahas tentang pertanian 4.0 di Indonesia, dengan 3 narasumber membahas topik terkait. Sesi pertama menjelaskan tentang visi dan tantangan mekanisasi pertanian, upaya pemerintah menuju pertanian 4.0. Sesi kedua membahas Internet of Things (IoT) dan manfaatnya dalam pertanian. Sesi ketiga menyimpulkan bahwa meski Indonesia memiliki peralatan pertanian modern, sumber daya manusianya belum siap men
Sebuah Project Untuk Memonitoring Pasien Isolasi Mandiri jarak jauh secara realtime, Dengan memanfaatkan jaringan internet sebagai transformasi data sehingga memberikan kecepatan pengiriman data dan memberikan keefesienan waktu dan jarak.
(MBKM Universitas Hamzanwadi)
Power point ini berisikan review review dari materi yang pernah di sampaikan pada saat seminar Biner 4.0 di salah satu Universitas Negeri di Jakarta. Seminar tersebut mengangkat Sebuah Tema yang berjudul Agri cool ture "One Step Closer Towards Smart Farming 4.0 Indonesia", pembicara selaku pemberi materi atau narasumber yaitu Bapak Agung Prabowo (Ketua BPP Mektan), Alwin Arrasyid (IoT Software Lead of Dycodex) dan Abdul Karim Z (CEO Umatu)
Perkembangan Teknologi 4.0 mendesak semua Pihak Untuk lebih kreatif menjalankan tugas dengan kepiawaian yang tepat. Tulisan ini adalah resume dari berbagai sumber. Semoga Membantu para pegiat ilmu pertanian. thanks
Menghadapi Revolusi Industri 4.0 - Riki ardoniRiki Ardoni
Kemunculan teknologi digital dan internet menandai dimualinya Revolusi Indusri 3.0. Proses revolusi industri ini kalau dikaji dari cara pandang sosiolog Inggris David Harvey sebagai proses pemampatan ruang dan waktu. Ruang dan waktu seamkin terkompresi. Dan, ini memuncak pada revolusi tahap 3.0, yakni revolusi digital. Waktu dan ruang tidak lagi berjarak. Revolusi kedua dengan hadirnya mobil membuat waktu dan jarak makin dekat. Revolusi 3.0 menyatukan keduanya. Sebab itu, era digital sekarang mengusung sisi kekinian (real time).
acara ini diselenggarakan di kampus UNJ gedung Ki Hajar Dewantara . seminar yang membicarakan Teknologi untuk para Petani . dan seminar ini berlangsung 4 kali di UNJ
SEMINAR INDUSTRY 4.0 Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2019 di Universitas Gunadarma kampus J1.
Terdapat 1 Narasumber :
Ir.Hatmoko Tri Arianto (Business Development Manager PT Integra Automasi)
Potensi Internet of Things (IoT) sebagai salah satu solusi untuk berbagai permasalahan sebenarnya sudah terlihat sejak tren ini pertama kali mendunia. IoT disinyalir mampu memberikan pengguna kontrol terhadap perangkat dengan data real-time. Salah satu pemanfaatan IoT ini tengah coba dikembangkan dan digali di berbagai negara, sesuai dengan permasalahan masing-masing. Di Indonesia sendiri sudah ada banyak solusi IoT yang diperkenalkan. Salah satu yang cukup unik adalah Habibi Garden. Sebuah perusahaan digital yang berusaha memberikan solusi untuk para petani berkomunikasi dengan tanaman mereka. Mereka menciptakan alat tersebut untuk memajukan pertanian di Indonesia karena banyak kendala petani mengenai hama serta kurang mengerti apa yang dibutuhkan oleh tanaman. Mereka mendirikan perusahaan Habibi Garden, lalu menciptakan inovasi tersebut. Dengan alat tersebut kita bisa bantu petani untuk tahu kondisi tanaman atau kondisi kebunnya. sehingga bisa melakukan efisiensi dan optimisasi lahan.
Sebuah Project Untuk Memonitoring Pasien Isolasi Mandiri jarak jauh secara realtime, Dengan memanfaatkan jaringan internet sebagai transformasi data sehingga memberikan kecepatan pengiriman data dan memberikan keefesienan waktu dan jarak.
(MBKM Universitas Hamzanwadi)
Power point ini berisikan review review dari materi yang pernah di sampaikan pada saat seminar Biner 4.0 di salah satu Universitas Negeri di Jakarta. Seminar tersebut mengangkat Sebuah Tema yang berjudul Agri cool ture "One Step Closer Towards Smart Farming 4.0 Indonesia", pembicara selaku pemberi materi atau narasumber yaitu Bapak Agung Prabowo (Ketua BPP Mektan), Alwin Arrasyid (IoT Software Lead of Dycodex) dan Abdul Karim Z (CEO Umatu)
Perkembangan Teknologi 4.0 mendesak semua Pihak Untuk lebih kreatif menjalankan tugas dengan kepiawaian yang tepat. Tulisan ini adalah resume dari berbagai sumber. Semoga Membantu para pegiat ilmu pertanian. thanks
Menghadapi Revolusi Industri 4.0 - Riki ardoniRiki Ardoni
Kemunculan teknologi digital dan internet menandai dimualinya Revolusi Indusri 3.0. Proses revolusi industri ini kalau dikaji dari cara pandang sosiolog Inggris David Harvey sebagai proses pemampatan ruang dan waktu. Ruang dan waktu seamkin terkompresi. Dan, ini memuncak pada revolusi tahap 3.0, yakni revolusi digital. Waktu dan ruang tidak lagi berjarak. Revolusi kedua dengan hadirnya mobil membuat waktu dan jarak makin dekat. Revolusi 3.0 menyatukan keduanya. Sebab itu, era digital sekarang mengusung sisi kekinian (real time).
acara ini diselenggarakan di kampus UNJ gedung Ki Hajar Dewantara . seminar yang membicarakan Teknologi untuk para Petani . dan seminar ini berlangsung 4 kali di UNJ
SEMINAR INDUSTRY 4.0 Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2019 di Universitas Gunadarma kampus J1.
Terdapat 1 Narasumber :
Ir.Hatmoko Tri Arianto (Business Development Manager PT Integra Automasi)
Potensi Internet of Things (IoT) sebagai salah satu solusi untuk berbagai permasalahan sebenarnya sudah terlihat sejak tren ini pertama kali mendunia. IoT disinyalir mampu memberikan pengguna kontrol terhadap perangkat dengan data real-time. Salah satu pemanfaatan IoT ini tengah coba dikembangkan dan digali di berbagai negara, sesuai dengan permasalahan masing-masing. Di Indonesia sendiri sudah ada banyak solusi IoT yang diperkenalkan. Salah satu yang cukup unik adalah Habibi Garden. Sebuah perusahaan digital yang berusaha memberikan solusi untuk para petani berkomunikasi dengan tanaman mereka. Mereka menciptakan alat tersebut untuk memajukan pertanian di Indonesia karena banyak kendala petani mengenai hama serta kurang mengerti apa yang dibutuhkan oleh tanaman. Mereka mendirikan perusahaan Habibi Garden, lalu menciptakan inovasi tersebut. Dengan alat tersebut kita bisa bantu petani untuk tahu kondisi tanaman atau kondisi kebunnya. sehingga bisa melakukan efisiensi dan optimisasi lahan.
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
Review Seminar Biner 4.0
1.
2. SEMINAR BINER 4.0
Seminar Biner 4.0 dilaksanakan pada tanggal 15 JUNI 2019 di Universitas
Negri Jakarta Kampus A .
Pada Seminar BINER 4.0 ini ada 3 narasumber yaitu
1. Agung Prabowo (Head Divison of Cooperation and Utilization of
Engineering and Testing Result in BPP Mektan)
2. Alwin Arrasyid (DycodeX)
3. Abdul Karim Z Bawazier (CEO Umatu)
3. SESI 1
Pada Sesi ini Bapak Agung Prabowo yang menjadi narasumber. Beliau
menjelaskan tentang Membangun Pertanian 4.0, terdapat 4 Sub Bab
yaitu
1. Status Mekanisme Pertanian Saat ini
Beliau menjelaskan VISI PEMBANGUNAN PERTANIAN 2045 (BAPPENAS,
2018) seperti Pembangunan Infrastruktur,pembangunan SDM pertanian
yang cerdas dan unggul,pemenuhan produk pertanian berstandar
internasional,Modernisasi industri pertanian. Pada Visi juga di tuliskan
bahwa mereka ingin Kesejahteraan Petani Meningkat, Petani sebagai
pengusaha atau pekerja profesi dan Produksitivitas petani tahun 2045
meningkat menjadi 4,2 kali lipat dibandingkan tahun 2015.
4. SESI 1
2. Kendala Perkembangan Mekanisasi
Pada Sub Bab ini beliau menjelaskan tentang Penggunaan Alsintan,Tingkat
Adopsi Teknologi berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat
(5),SDM di Pedesaan dan tren perkembangan tenaga kerja
dipedasaan,Prilaku SDM yang meliputi (Pengalaman,Reputasi,Mekanisme
support),Kelembagaan yang membantu para SDM dalam mngubah metode
Natural Farming menjadi Modern Farming,dan Informasi tentang
banyaknya bantuan Alsintan.
5. SESI 1
3. Upaya Pemerintah Menuju Pertanian 4.0
Beliau menjelaskan bahwa Transformasi Pertanian dari 1.0 sampai 4.0
mmemili perkembangan,keuntungan,kualitas produktivitas yang semakin
membaik setiap tingkatnya. Kemudian beliau menjelaskan apa itu Konsep
Pertanian 4.0 seperti program MIS (Management Information System) dan
Agricultural Automation And Robotics yang akan di gabung lalu menjadi
“Smart Farming”..Beliau juga tak lupa menjelaskan Prinsip Rancangan
Pertanian 4.0 yang memiliki prinsip Interoperabilitas
,Virtualisasi,Desentralisasi, Kemampuan Real Time, Orientasi Layanan,
Modularitas dan Penggunaan Drone Sprayer.
6. SESI 1
4. Strategi dan Implementasi mewujudkan Pertanian 4.0
Beliau menjelaskan Strategi dibagi menjadi dua yaitu Strategi yang
membangun Teknologi,SDM,dan Kelembagaan dan yang satu lagi Strategi
Operasional Pengembangan Pertanian 4.0,penggunaan Autonomous
Tractor,Autonomous Combine Harvester,Autonomous Transplanter.
7. SESI 2
Pada Sesi Bapak Alwin Arrasyid menjelaskan Tentang Internet of Things atau
IoT
Apa itu IoT? Jadi Internet of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu
objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan
tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer.
IoT telah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-
electromechanical systems (MEMS), dan Internet.
Menurut Casagras (Coordinator and support action for global RFID-related
activities and standadisation) mendefinisikan IoT sebagai sebuah
infrastruktur jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan
virtual melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi.
Infrastruktur terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut
pengembangan jaringannya. Semua ini akan menawarkan identifikasi obyek,
sensor dan kemampuan koneksi sebagai dasar untuk pengembangan
layanan dan aplikasi ko-operatif yang independen. Ia juga ditandai dengan
tingkat otonom data capture yang tinggi, event transfer, konektivitas jaringan
dan interoperabilitas.
8. SESI 2
IoT dalam Agriculture
Dengan perkembangan Industri 4.0, banyak industri menghadapi
transformasi digital. Di masa lalu, petani convensional dianggap sebagai
industri yang mengandalkan langit. Sekarang, dengan bantuan teknologi IoT
yang inovatif, para petani tidak hanya dapat memprediksi cuaca dengan
lebih akurat tetapi juga membuat produksi dan penjualan tanaman lebih
stabil.
Namun, dalam kasus pertanian di Amerika, ada banyak daerah pedesaan di
mana para petani dihadapkan pada kurangnnya ketersediaan jaringan. Para
ahli menyerukan perlunya menghubungkan jaringan daerah pedesaan
dengan pengembangan smart agriculture dalam jangka panjang.
Menurut beberapa laporan, banyak perusahaan pada tahun 2018
mengembangkan teknologi baru untuk solusi di bidang pertanian, seperti
memantau mayoritas lahan yang ditanami melalui Pesawat Tanpa Awak
(UAS), melalui teknologi Block Chaining (blockchain) untuk memproses data
menggunakan graphene sebagai sensor untuk mendeteksi penguapan dari
air dalam tanaman.
9. SESI 2
Manfaat IoT di bidang Pertanian
Teknologi Blockchain dan IoT memiliki potensi untuk mengubah pertanian
dalam banyak aspek. Yaitu, ada lima cara IoT dapat meningkatkan pertanian:
Data, banyak data dikumpulkan oleh sensor pertanian cerdas, misalnya kondisi
cuaca, kualitas tanah, kemajuan pertumbuhan tanaman, atau kesehatan
ternak. Data ini dapat digunakan untuk melacak keadaan bisnis Anda secara
umum, serta kinerja staf, efisiensi peralatan, dll.
Kontrol yang lebih baik atas proses internal dan sebagai akibatnya,
menurunkan risiko produksi. Kemampuan untuk memperkirakan output dari
produksi petani memungkinkan petani untuk merencanakan distribusi produk
yang lebih baik. Jika petani tahu persis berapa banyak panen yang akan di
panen, petani dapat memastikan produknya dan tidak akan tergeletak tidak
terjual.
10. SESI 2
Manfaat IoT
Manajemen biaya dan pengurangan limbah berkat peningkatan kontrol atas
produksi. Mampu melihat anomali dalam pertumbuhan tanaman atau
kesehatan ternak, petani akan dapat mengurangi risiko kehilangan hasil
panen.
Peningkatan efisiensi bisnis melalui otomatisasi proses. Dengan
menggunakan perangkat pintar, petani dapat mengotomatiskan banyak
proses di seluruh siklus produksi, misalnya irigasi, pemupukan, atau
pengendalian hama.
Peningkatan kualitas dan volume produk. Dapatkan kontrol yang lebih baik
atas proses produksi dan pertahankan standar kualitas tanaman dan
kapasitas pertumbuhan yang lebih tinggi melalui otomatisasi.
11. SESI 2
Implementasi IoT
Penggunaan IoT dalam industri agrikultural memberikan dampak pada
pemangkasan biaya operasi dan peningkatan kualitas pangan yang
dihasilkan. Beberapa penggunaan IoT yang diterapkan di bidang agrikultural,
termasuk di dalamnya pertanian dan peternakan berbagai berikut.
IoT juga dapat dikolaborasikan dengan precision agriculture. Precision
agriculturemerupakan konsep manajemen pertanian. Dengan bantuan satelit
(GPS), robot, drone, dan pencitraan komputer, petani dapat mengamati dan
mengukur suhu, kelembaban, kesuburan tanah, kandungan dan tingkat
keasaman tanah. Melalui pencitraan komputer, petani dapat melihat
secara real time geologi lahan pertanian mereka.
Sensor mengumpulkan semua data tersebut dan mengirimkannya ke perangkat
elektronik. Petani dapat memperkirakan waktu yang tepat untuk memulai
penanaman sesuai dengan kondisi lingkungan dan keadaan tanah. Petani
juga dapat melihat daerah mana yang membutuhkan air, pupuk, atau
perlakukan khusus. Petani juga dapat memperkirakan waktu panen. Dengan
sistem manajemen tersebut biaya operasional dapat dipangkas dan
pemanfaatan waktu dapat lebih efisien.
12. SESI 2
Implementasi IoT
Selain memantau tanaman, IoT juga dapat diterapkan pada hewan ternak.
Teknologi IoT memungkinkan peternak untuk memantau secara
langsung keadaan sapi ternak mereka. Kali ini Beliau memperkenalkan
“SMARTernak” yang dimana akses yang di berikan kepada peternak
untuk memantau keadaan dan perkembangan sapi dengan sensor
sehingga peternak bisa lebih efisien dan menghemat biaya.
13. SESI 3
Pada Sesi ini Bapak Abdul Karim Z Bawazier yang menjadi
narasumber.Beliau membicarakan tentang “Apakah indonesia siap
untuk Pertanian 4.0 ? “ beliau menjelaskan bahwa sebenarnya
Indonesia sudah memiliki peralatan yang cukup modern untuk
pertanian tapi ternyata sdm nya tidak bisa memakai peralatan
tersebut,bahkan beliau bilang sdm pertanian indonesia hanya sedikit
yang bisa memakai gadget dan juga beliau mengkritik bahwa ada
banyak Sarjana Pertanian di Indonesia tapi mereka tidak ikut
berpatisipasi dalam membangun pertanian 4.0 di Indonesia.
14. KESIMPULAN
Akhir kata saya sebagai penulis, menurut saya jika Indonesia ingin
pertanian maju layaknya negara lain maka sdm harus diperhatikan juga
tidak hanya soal teknologi modern yang terus di perhatikan akan sia sia
bila teknologi kita sudah modern tetapi sdm pertanian di pedesaan tidak
bisa menggunakan teknologi tersebut.