SlideShare a Scribd company logo
HUBUNGAN HIPERTENSI
DENGAN CAD
RESPONSI
PENGUJI:
dr. Agung Pradnyana Suwirya, Sp,JP
Oleh:
Desak Made Cittarasmi (1902611057)
Hanina Mardhatillah (1902611051)
Made Astri Asvinia (1902611054)
Ni Wayan Ariati Trisna Dewi (1902611160)
Sonia Elvira Salim (1902611159)
Christine Kathy Putri Sari (1902611157)
OUTLINE
LATAR BELAKANG
01
DEFINISI
02
PATOFISIOLOGI
03
HUBUNGAN
04
TATA LAKSANA
05
LATAR BELAKANG
LATAR
BELAKANG
Hipertensi selain dikenal sebagai konsekuensi
dari kejadian kardiovaskular dini dan merupakan
penyebab utama kecacatan kedua di dunia
Menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas)
2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk
Indonesia mengidap hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit
jantung koroner dan stroke iskemik serta
hemoragik
Hal ini dipengaruhi oleh aktifitas fisik dan
makanan yang menjadi faktor penting penentu
kadar kolesterol individu
LATAR
BELAKANG
Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah
mengemukakan fakta bahwa penyakit
jantung koroner merupakan epidemi modern
dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan
Diperkirakan bahwa jika insiden CAD
mencapai nol maka dapat meningkatkan
harapan hidup 3 sampai 9%
Keadaan hipertensi menyebabkan hipertrofi
jantung yang merupakan faktor risiko
independen untuk infark miokard dan dapat
menyebabkan kejadian kardiovaskular mayor
DEFINISI HIPERTENSI
DEFINISI
Hipertensi adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri
Hipertensi didefinisikan sebagai nilai
tekanan darah sistolik (TDS) ≥ 140
mmHg dan/atau nilai tekanan darah
diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg pada
pengukuran di klinik atau fasilitas
layanan kesehatan
Tabel Klasifikasi Tekanan Darah Klinik
Hubungan antara tekanan darah, sistem kardiovaskular, dan sistem
organ ginjal berhubungan satu dengan yang lainnya, membuat
perbedaan antara normotensi dan hipertensi
Dalam praktiknya, nilai cut-off tekanan darah digunakan untuk
menyederhanakan diagnosis dan keputusan terapi
Asosiasi epidemiologi antara tekanan darah dan risiko kardiovaskular
meningkat dari nilai tekanan darah yang rendah, yaitu TDS > 115
mmHg
Hasil pengukuran tekanan darah di layanan
kesehatan merupakan standar baku dalam
penegakkan diagnosis hipertensi, namun mulai
digalakkan pengukuran tekanan darah pasien
secara mandiri yaitu HBPM (Home BP Monitoring)
dan ABPM (24-hour ambulatory BP monitoring)
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Renin Angiotensin
Aldosterone System
( R A A S )
Patofisiologi
Tekanan Darah = Curah Jantung x Tahanan Perifer
Disfungsi Endotel
Multifaktorial
Renin
Angiotensinogen Angiotensin I Angiotensin II
ACE
Vasokonstriksi
Stimulasi sekresi
aldosterone
Retensi natrium dan air
Volume intravaskular
Peningkatan tekanan darah
Renin Angiotensin Aldosterone System (RAAS)
Nitrit Oxida
Obesitas
Peningkatan usia
Disfungsi Endotel
Reactive Oxidative Stress
Vasokonstriksi
DEFINISI CAD
DEFINISI
American heart association (AHA),
mendefinisikan penyakit jantung
koroner adalah istilah untuk
penumpukan plak di arteri jantung
yang dapat menyebabkan serangan
jantung, penumpukan plak pada
arteri koroner ini disebut dengan
aterosklerosis
Penyakit jantung koroner (CAD)
merupakan keadaan dimana terjadi
penimbunan plak pembuluh darah
koroner
Hal ini menyebabkan arteri koroner
menyempit atau tersumbat. Arteri
koroner merupakan arteri yang
menyuplai darah otot jantung
dengan membawa oksigen yang
banyak, terdapat beberapa faktor
memicu penyakit ini, yaitu : gaya
hidup, faktor genetik, usia, dan
penyakit penyerta yang lain
PATOFISIOLOGI CAD
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Endothelial Dysfunction
•Foam
•Cells
•Fatty
•Streak
•Intermediate
•Lesion •Atheroma
•Fibrous
•Plaque
•Complicated
•Lesion/Rupture
•Endothelial injury
•nitric oxide
•endothelin-1
•vasodilation
•Lipid accumulation
•adhesion molecules (ICAM,
VCAM)
•monocyte adhesion
•macrophage LDL uptake
•Inflammation
•continued macrophage/lipid
accumulation
•leukocyte accumulation
•cytokines (IL-6,TNFa, IFNg)
Hubungan Hipertensi dengan
Penyakit Jantung Koroner
Epidemiologi
01
02
Hipertensi terjadi pada
90% laki-laki dan 94%
perempuan dengan
infark miokardium.
Risiko terjadinya penyakit
jantung koroner semakin rendah
pada individu dengan tekanan
darah sistolik dan diastolik yang
rendah
Your Text Here
Prediktor terjadinya penyakit jantung
koroner berbeda pada beberapa
kelompok usia, bisa pada tekanan darah
sistolik, diastolik, atau pulse pressure
Hipertensi merupakan salah satu
faktor risiko yang paling signifikan
menyebabkan penyakit jantung dan
pembuluh darah
Fisiologis
Oksigenasi miokardium
dipengaruhi oleh denyut
jantung, tegangan dinding
ventrikel, pemendekan otot
jantung, dan kontraktilitas
Kebutuhan oksigen
pada miokardium
meningkat pada
aktivitas fisik
Pada fase sistol yaitu
jantung memompa darah
ke seluruh tubuh,
miokardium berkontraksi
dan menekan
mikrovaskuler miokardium
Pada saat relaksasi
atau fase diastol,
ventrikel akan
diperfusi oleh
pembuluh darah.
Pembuluh darah koroner
memiliki sistem
autoregulasi yang dapat
mempertahankan aliran
darah yang konstan ke
miokardium
Patofisiologi
Autoregulasi pada pembuluh darah
koroner akan teraktivasi dan
menyebabkan dilatasi
mikrosirkulasi untuk mencapai
aliran darah koroner basal
Penyempitan > 90% = CFR
akan jauh menurun 
kapasitas vasodilator
endogen menurun  aliran
darah basal tidak dapat
tercapai  iskemia
Hipertensi dapat terjadi
akibat aterosklerosis
yang sudah menahun.
Aterosklerosis > 70%
meningkatkan resistensi
proksimal dan menurunkan
tekanan perfusi di bagian
distal
Patofisiologi
a. Kerusakan Endotel
Vasodilator dari endothelium-
derived relaxing factor (EDRF)
(prostasiklin dan bradikinin)  Nitrit
Oksida dan Prostasiklin 
menghambat oksidasi LDL  tidak
terjadi aterosklerotik
ROS >>  tonus
pembuluh darah >> 
kekakuan pembuluh darah
 rupturnya plak
aterosklerosis
Endotelium juga
menghasilkan
vasokonstriktor seperti
endotelin dan angiotensin
II  pembentukan plak
Pada hipertensi NO <<,
angiotension II dan ROS >>
Ketidak seimbangan dalam
homeostasis faktor – faktor
ini dapat menyebabkan
kerusakan endotel.
Patofisiologi
b. Permeabilitas Intima
produksi radikal bebas >> 
permeabilitas intima >>
Area endotelium yang
diregenerasi akan memicu
hiperpermeabilitas endotel
 memicu pengambilan lipid
Adanya gangguan fungsi
barier  akumulasi LDL di
intima  memicu
aterosklerosis
Patofisiologi
c. Hipertrofi Ventrikel Kiri
Awalnya kardiomiosit
berkembang dalam ketebalan
dan panjang sebagai proses
fisiologis untuk mengimbangi
stress hemodinamik
Adanya penambahan beban
yang berlangsung terus
menerus maka berubah
menjadi proses patologis
Kemampuan jantung << 
cadangan pembuluh darah
koroner <<
TATALAKSANA
Mengurangi gejala, pencegahan kejadian kardiovaskular, serta pencegahan
perkembangan PJK lebih buruk.
TUJUAN
Farmakologis dan Non Farmakologis:
• Terapi hipertensi
• Terapi angina
• Pencegahan kejadian kardiovaskular
TERAPI
Non Farmakologis
01
02
03
04
<30 mL/hari untuk laki-laki dan <15 mL/hari
untuk perempuan
Mengurangi konsumsi alkohol
2-3 gram
Mengurangi konsumsi garam
Mengurangi konsumsi kalium
05
Berhenti merokok
06
Mengurangi konsumsi
lemak jenuh
07
Selama 10-30 menit, 3-5 kali seminggu
Latihan aerobik
08
Relaksasi yang dilakukan secara rutin
Manajemen stress
IMT 18,5 – 24,9
Menjaga berat badan sesuai IMT
Farmakologis
40% 50%
60%
80%
01
02
03
04
• TD yang tetap tinggi
• Angina yang persisten
• Kontraindikasi absolute pemberian dari betabloker
Calcium Channel Blocker (CCB)
• Pilihan pertama terapi hipertensi pada PJK
• Inotropik dan kronotropik negatif
β-Blockers
pasien PJK dengan angina stabil yang juga memiliki
hipertensi, ejeksi fraksi ventrikel kiri <40% atau CKD
ACE Inhibitors (ACEi)
• terapi hipertensi pada paisen yang memiliki intoleransi
terhadap ACEi
• kombinasi ACE inhibitor dan ARBs
Angiotensin Receptors Blocker (ARB)
Farmakologis
40% 50%
60%
80%
05
06
07
08
Nitrogliserin sublingual atau spray
Nitrat
Golongan tiazid
Diuretik
Aspirin (75-162 mg/hari) atau clopidogrel (75 mg/hari)
seumur hidup
Antiplatelet
Dengan mengatur gaya hidup dan terapi obat statin (bila
kadar LDL >100 mg/dL)
Manajemen Lipid
THANK
YOU!

More Related Content

Similar to RESPONSI HT+CAD.pptx

Makalah penyakit strok
Makalah penyakit strokMakalah penyakit strok
Makalah penyakit strok
Warnet Raha
 
Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit strok
Makalah penyakit strokMakalah penyakit strok
Makalah penyakit strok
Septian Muna Barakati
 
CORONARY
CORONARYCORONARY
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptxMengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
ssuserf9572c
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Sri Nala
 
Pjk
PjkPjk
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
Valentina Frebianti
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
Rindang Abas
 
136699073-PJK.pdf
136699073-PJK.pdf136699073-PJK.pdf
136699073-PJK.pdf
UciPratiwi3
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
Operator Warnet Vast Raha
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
Warnet Raha
 
Aterosklerosis di Benua Amerika
Aterosklerosis di Benua AmerikaAterosklerosis di Benua Amerika
Aterosklerosis di Benua AmerikaSri Sumarni
 
epid gizi pjk
epid gizi pjkepid gizi pjk
epid gizi pjk
dila sp
 
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydPPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
rafikaagustin1
 

Similar to RESPONSI HT+CAD.pptx (20)

Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Makalah penyakit strok
Makalah penyakit strokMakalah penyakit strok
Makalah penyakit strok
 
Makalah penyakit strok
Makalah penyakit strokMakalah penyakit strok
Makalah penyakit strok
 
Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep penyakit jantung koroner
Askep penyakit jantung koronerAskep penyakit jantung koroner
Askep penyakit jantung koroner
 
Askep penyakit jantung koroner
Askep penyakit jantung koronerAskep penyakit jantung koroner
Askep penyakit jantung koroner
 
Makalah penyakit strok
Makalah penyakit strokMakalah penyakit strok
Makalah penyakit strok
 
CORONARY
CORONARYCORONARY
CORONARY
 
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptxMengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
Mengenali tanda dan gejala serangan dini penyakit jantung.pptx
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 
Pjk
PjkPjk
Pjk
 
Ppt infark miokad
Ppt infark miokadPpt infark miokad
Ppt infark miokad
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
136699073-PJK.pdf
136699073-PJK.pdf136699073-PJK.pdf
136699073-PJK.pdf
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 
Aterosklerosis di Benua Amerika
Aterosklerosis di Benua AmerikaAterosklerosis di Benua Amerika
Aterosklerosis di Benua Amerika
 
epid gizi pjk
epid gizi pjkepid gizi pjk
epid gizi pjk
 
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydPPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
 

Recently uploaded

342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 

Recently uploaded (7)

342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 

RESPONSI HT+CAD.pptx

  • 1. HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN CAD RESPONSI PENGUJI: dr. Agung Pradnyana Suwirya, Sp,JP Oleh: Desak Made Cittarasmi (1902611057) Hanina Mardhatillah (1902611051) Made Astri Asvinia (1902611054) Ni Wayan Ariati Trisna Dewi (1902611160) Sonia Elvira Salim (1902611159) Christine Kathy Putri Sari (1902611157)
  • 4. LATAR BELAKANG Hipertensi selain dikenal sebagai konsekuensi dari kejadian kardiovaskular dini dan merupakan penyebab utama kecacatan kedua di dunia Menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia mengidap hipertensi Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner dan stroke iskemik serta hemoragik Hal ini dipengaruhi oleh aktifitas fisik dan makanan yang menjadi faktor penting penentu kadar kolesterol individu
  • 5. LATAR BELAKANG Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung koroner merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan Diperkirakan bahwa jika insiden CAD mencapai nol maka dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9% Keadaan hipertensi menyebabkan hipertrofi jantung yang merupakan faktor risiko independen untuk infark miokard dan dapat menyebabkan kejadian kardiovaskular mayor
  • 7. DEFINISI Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri Hipertensi didefinisikan sebagai nilai tekanan darah sistolik (TDS) ≥ 140 mmHg dan/atau nilai tekanan darah diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan
  • 9. Hubungan antara tekanan darah, sistem kardiovaskular, dan sistem organ ginjal berhubungan satu dengan yang lainnya, membuat perbedaan antara normotensi dan hipertensi Dalam praktiknya, nilai cut-off tekanan darah digunakan untuk menyederhanakan diagnosis dan keputusan terapi Asosiasi epidemiologi antara tekanan darah dan risiko kardiovaskular meningkat dari nilai tekanan darah yang rendah, yaitu TDS > 115 mmHg
  • 10. Hasil pengukuran tekanan darah di layanan kesehatan merupakan standar baku dalam penegakkan diagnosis hipertensi, namun mulai digalakkan pengukuran tekanan darah pasien secara mandiri yaitu HBPM (Home BP Monitoring) dan ABPM (24-hour ambulatory BP monitoring)
  • 12. Renin Angiotensin Aldosterone System ( R A A S ) Patofisiologi Tekanan Darah = Curah Jantung x Tahanan Perifer Disfungsi Endotel Multifaktorial
  • 13. Renin Angiotensinogen Angiotensin I Angiotensin II ACE Vasokonstriksi Stimulasi sekresi aldosterone Retensi natrium dan air Volume intravaskular Peningkatan tekanan darah Renin Angiotensin Aldosterone System (RAAS)
  • 14. Nitrit Oxida Obesitas Peningkatan usia Disfungsi Endotel Reactive Oxidative Stress Vasokonstriksi
  • 16. DEFINISI American heart association (AHA), mendefinisikan penyakit jantung koroner adalah istilah untuk penumpukan plak di arteri jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung, penumpukan plak pada arteri koroner ini disebut dengan aterosklerosis Penyakit jantung koroner (CAD) merupakan keadaan dimana terjadi penimbunan plak pembuluh darah koroner Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat. Arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai darah otot jantung dengan membawa oksigen yang banyak, terdapat beberapa faktor memicu penyakit ini, yaitu : gaya hidup, faktor genetik, usia, dan penyakit penyerta yang lain
  • 19.
  • 20. PATOFISIOLOGI Endothelial Dysfunction •Foam •Cells •Fatty •Streak •Intermediate •Lesion •Atheroma •Fibrous •Plaque •Complicated •Lesion/Rupture •Endothelial injury •nitric oxide •endothelin-1 •vasodilation •Lipid accumulation •adhesion molecules (ICAM, VCAM) •monocyte adhesion •macrophage LDL uptake •Inflammation •continued macrophage/lipid accumulation •leukocyte accumulation •cytokines (IL-6,TNFa, IFNg)
  • 22. Epidemiologi 01 02 Hipertensi terjadi pada 90% laki-laki dan 94% perempuan dengan infark miokardium. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner semakin rendah pada individu dengan tekanan darah sistolik dan diastolik yang rendah Your Text Here Prediktor terjadinya penyakit jantung koroner berbeda pada beberapa kelompok usia, bisa pada tekanan darah sistolik, diastolik, atau pulse pressure Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling signifikan menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah
  • 23. Fisiologis Oksigenasi miokardium dipengaruhi oleh denyut jantung, tegangan dinding ventrikel, pemendekan otot jantung, dan kontraktilitas Kebutuhan oksigen pada miokardium meningkat pada aktivitas fisik Pada fase sistol yaitu jantung memompa darah ke seluruh tubuh, miokardium berkontraksi dan menekan mikrovaskuler miokardium Pada saat relaksasi atau fase diastol, ventrikel akan diperfusi oleh pembuluh darah. Pembuluh darah koroner memiliki sistem autoregulasi yang dapat mempertahankan aliran darah yang konstan ke miokardium
  • 24. Patofisiologi Autoregulasi pada pembuluh darah koroner akan teraktivasi dan menyebabkan dilatasi mikrosirkulasi untuk mencapai aliran darah koroner basal Penyempitan > 90% = CFR akan jauh menurun  kapasitas vasodilator endogen menurun  aliran darah basal tidak dapat tercapai  iskemia Hipertensi dapat terjadi akibat aterosklerosis yang sudah menahun. Aterosklerosis > 70% meningkatkan resistensi proksimal dan menurunkan tekanan perfusi di bagian distal
  • 25. Patofisiologi a. Kerusakan Endotel Vasodilator dari endothelium- derived relaxing factor (EDRF) (prostasiklin dan bradikinin)  Nitrit Oksida dan Prostasiklin  menghambat oksidasi LDL  tidak terjadi aterosklerotik ROS >>  tonus pembuluh darah >>  kekakuan pembuluh darah  rupturnya plak aterosklerosis Endotelium juga menghasilkan vasokonstriktor seperti endotelin dan angiotensin II  pembentukan plak Pada hipertensi NO <<, angiotension II dan ROS >> Ketidak seimbangan dalam homeostasis faktor – faktor ini dapat menyebabkan kerusakan endotel.
  • 26. Patofisiologi b. Permeabilitas Intima produksi radikal bebas >>  permeabilitas intima >> Area endotelium yang diregenerasi akan memicu hiperpermeabilitas endotel  memicu pengambilan lipid Adanya gangguan fungsi barier  akumulasi LDL di intima  memicu aterosklerosis
  • 27. Patofisiologi c. Hipertrofi Ventrikel Kiri Awalnya kardiomiosit berkembang dalam ketebalan dan panjang sebagai proses fisiologis untuk mengimbangi stress hemodinamik Adanya penambahan beban yang berlangsung terus menerus maka berubah menjadi proses patologis Kemampuan jantung <<  cadangan pembuluh darah koroner <<
  • 29. Mengurangi gejala, pencegahan kejadian kardiovaskular, serta pencegahan perkembangan PJK lebih buruk. TUJUAN Farmakologis dan Non Farmakologis: • Terapi hipertensi • Terapi angina • Pencegahan kejadian kardiovaskular TERAPI
  • 30. Non Farmakologis 01 02 03 04 <30 mL/hari untuk laki-laki dan <15 mL/hari untuk perempuan Mengurangi konsumsi alkohol 2-3 gram Mengurangi konsumsi garam Mengurangi konsumsi kalium 05 Berhenti merokok 06 Mengurangi konsumsi lemak jenuh 07 Selama 10-30 menit, 3-5 kali seminggu Latihan aerobik 08 Relaksasi yang dilakukan secara rutin Manajemen stress IMT 18,5 – 24,9 Menjaga berat badan sesuai IMT
  • 31. Farmakologis 40% 50% 60% 80% 01 02 03 04 • TD yang tetap tinggi • Angina yang persisten • Kontraindikasi absolute pemberian dari betabloker Calcium Channel Blocker (CCB) • Pilihan pertama terapi hipertensi pada PJK • Inotropik dan kronotropik negatif β-Blockers pasien PJK dengan angina stabil yang juga memiliki hipertensi, ejeksi fraksi ventrikel kiri <40% atau CKD ACE Inhibitors (ACEi) • terapi hipertensi pada paisen yang memiliki intoleransi terhadap ACEi • kombinasi ACE inhibitor dan ARBs Angiotensin Receptors Blocker (ARB)
  • 32. Farmakologis 40% 50% 60% 80% 05 06 07 08 Nitrogliserin sublingual atau spray Nitrat Golongan tiazid Diuretik Aspirin (75-162 mg/hari) atau clopidogrel (75 mg/hari) seumur hidup Antiplatelet Dengan mengatur gaya hidup dan terapi obat statin (bila kadar LDL >100 mg/dL) Manajemen Lipid

Editor's Notes

  1. Pada kondisi normal, endotel mengatur tonus dan vasokontriksi serta dilasi dari pembuluh darah dengan sekresi Nitrit oxide, (dilator) dan PROSTASIKLIN + Bradikinin (konstriktor) sehingga perfusi darah optimal, sedangkan kerusakan pada endotel menyebabkan keseimbangan tonus ini terganggu dan peningkatan permeabilitas endotel, trombosit agregasi, adhesi leukosit, dan generasi sitokin. Pembentukan Fatty Streak, dimana sel-sel monosit berikatan denan adhesive endotel dan berubah menajdi macrophage, mengikat LDL dan menumpuk menjadi fatty streak atau lapisan lemak, disaat yang sama mengkativasi lebih banyak zat-zat inflamasi dan proses yang sama kembali terjadi. - selanjutnya sel otot polos dari tunika media akan bermigrasi ke tunika intima dan membentuk kapsul dan terus berkembang
  2. 3. Arterosklerosis lebih lanjut , dua jenis yaitu pak stabil dan plak tidak stabil. Dimana plaq stabil biasanya menjadi Angina stabil, sedangkan plaq unstable sangat mudah pecah dan menjadi thrombus
  3. Some degree of plaque rupture in the ACS spectrum conditions
  4. Penatalaksanaan PJK yang simptomatis (angina pectoris) ditujukan untuk mengurangi gejala dan sebagai pencegahan kejadian kardiovaskular, serta perkembangan PJK lebih buruk. Guidelines AHA terbaru, merekomendasikan ACE inhibitor dan/atau β-Blockers, dengan penambahan diuretik tiazid atau CCB untuk penanganan hipertensi pada pasien PJK. Pilihan pengobatan angina adalah β-blockers, CCBs, dan nitrat. Strategi farmakologis untuk pencegahan kejadian kardiovaskular adalah dengan ACE inhibitors, ARBs, diuretik tiazid, β-blockers (terutama setelah terjadinya infark miocard), CCBs, obat antiplatelet, antikoagulan dan obat untuk terapi dislipidemia.
  5. Terapi non farmakologis berupa terapi merubah gaya hidup menjadi lebih sehat untuk meminimalkan tekanan darah sehingga mengurangi resiko komplikasi dari penyakit PJK dengan mengikuti 2 atau lebih modifikasi gaya hidup untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Macam-macam modifikasi gaya hidup itu seperti:27 Menjaga BB Mengurangi konsumsi alkohol, tidak lebih dari 30 mL etanol dalam sehari untuk laki-laki dan 15 mL etanol untuk perempuan. Mengurangi konsumsi garam, 2-3 gram atau setara dengan setengah sendok the Mengurangi konsumsi kalium, kalsium dan magnesium. Jika tidak diperlukan hindari minum suplemen yang mengandung kalium, kalsium, dan magnesium. Berhenti merokok mengurangi konsumsi lemak jenuh seperti jeroan, makanan bersantan, dan gorengan Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki, dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah. Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan. Manajemen stress: berupa terapi relaksasi untuk memanajemen stress yang adaptif untuk menurunkan tekanan darah pada penderita jantung koroner seperti: terapi rendam kaki dengan air hangat, massage kaki dengan minyak, terapi murotal, dan terapi otot progresif dapat menurunkan tekanan darah. Relaksasi yang dilakukan secara rutin akan memberikan banyak manfaat.
  6. β-blockers 1. β-blockers merupakan obat pilihan pertama dalam tatalaksana hipertensi pada pasien PJK dengan gejala angina. 2. Obat ini akan bekerja mengurangi iskemia dan angina, karena efek utamanya sebagai inotropik dan kronotropik negatif. Penurunan nadi/heart rate, dapat meningkatkan waktu pengisian diastolic pada perfusi pembuluh darah koroner. β-blockers juga menghambat pelepasan renin dari apparatus juxtaglomerular yang akan menghambat terjadinya gagal jantung. 3. β-blockers cardioselective (β1) adalah yang paling sering digunakan tidak memiliki efek simpatomimetik intriksik. 4. β-blockers sebaiknya dijadikan pilihan pertama untuk meredakan gejala pada pasien dengan angina stabil. β-blockers juga sebaiknya dipertimbangkan sebagai terapi jangka panjang pada pasien pasca infark miokard, sindrom coroner akut, atau dengan disfungsi ventrikel kiri. CCB Calcium channel blockers (CCB) bekerja dengan menurunkan kebutuhan oksigen pada otot jantung dengan menurunkan resistensi pembuluh darah perifer dan menurunkan tekanan darah serta meningkatkan suplai oksigen otot jantung oleh vasodilasi pembuluh darah koroner. CCB dapat dijadikan pilihan kedua pengobatan hipertensi apabila terdapat: CCB dapat ditambahkan atau menjadi pengganti untuk β-blockers apabila terdapat tekanan darah yang tidak dapat dikontrol disertai dengan angina persisten. Kombinasi CCB dengan β-blockers dapat dipilih sebagai terapi awal, apabila terapi dengan menggunakan β-Blockers saja tidak dapat mengurangi gejala pada pasien dengan angina stabil. Kontraindikasi pada penggunaan β-blockers. CCB golongan long acting dihidropiridine lebih dipilih dibandingkan dengan non dihidropiridine (diltiazem atau verapamil), sebagai penggunaan kombinasi dengan β-Blockers, untuk mencegah bradikardia yang berlebihan atau heart block. ACEi ACE inhibitor (ACEi) yang digunakan pada pasien penyakit jantung koroner yang disertai diabetes mellitus dengan atau tanpa gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri merupakan pilihan utama dengan rekommendasi penuh dari semua guidelines yang telah dipublikasi. kecuali terdapat kontraindikasi (stenosis arteri renalis dan hiperkalemia berat). Bekerja menstimulasi vasodilatasi pembuluh darah dengan menghambat pembentukan angiotensin II. Inhibisi ini menyebabkan penurunan resistensi pembuluh darah ginjal, meningkatkan kapasitas vena, menurunan cardiac output dan stroke volume  menurunkan BP ACEi juga bekerja menghambat pemecahan bradykinin (vasodilator), sehingga level dalam pemb darah tinggi dan menyebabkan vasodilataso. most common side effect of ACE inhibitor treatment; a dry cough ARB Angiotensin reseptor blockers (ARBs), dapat pilih sebagai terapi hipertensi pada paisen yang memiliki intoleransi terhadap ACEi. ARBs diindikasikan ketika pasien di rawat inap serta saat dipulangkan (rawat jalan) untuk pasien STEMI yang memiliki intoleransi terhadap ACE inhibitors serta memiliki gagal jangtung atau fraksi ejeksi <0.40. kombinasi ACE inhibitor dan ARBs telah banyak digunakan untuk penanganan pasien dengan gagal jantung advance atau persistent, atau pada fase kronik setelah STEMI. Angiotensin II receptor blockers block the action of angiotensin II. As a result, the medication allows your veins and arteries to widen (dilate)
  7. Diuretik Diuretik golongan tiazid dan merupakan obat sebagai pencegahan primer terhadap kejadian penyakit kardiovaskular Tiazid menurunkan hipertensi dengan memblok transporter sodium-chloride (na-cl). Sehingga menghambat reabsorpsi dari ion sodium dan klorida dari distal tubulus ginjal  air lebih banyak dibuang dari tubuh, menyebabkan kerja jantung utnuk memompa darah ke seluruh tubuhmenurun Nitrat Nitrat long acting dapat diberikan untuk tatalaksana angina yang belum terkontrol dengan dosis β-blockers dan CCB, memiliki kontraindikasi atau dapat menyebabkan efek samping pada pasien PJK. Nitrogliserin sublingual atau spray dapat mengatasi angina dengan cepat atau digunakan sebelum latihan fisik untuk mencegah angina. 1 Gejala hipertensi tidak dipengaruhi oleh penggunaan nitrat long acting sebagai pencegah munculnya angina atau nitrat sublingual untuk meredakan serangan angina. Nitrat tidak memberikan efek terhadap penangnan hipertensi. Metabolisme nitrat menghasilkan nitric oxide (vasodilator). NO jg merupakan relaxing factor endothelium. NO menstimulasi sintesis dari cGMP, yang merupakan second messenger yang akan mengaktivasi protein kinase. Protein kinase menyebabkan deposporilasi myosin light chains dari smooth muscle sehingg terjadi relaksasi/vasodilatasi smooth muscle  penurunan deman oksigen miokard  vena vasodilatasi dan penurunan venous return jantung. Sehingga terjadi penurnan miokardial preload Antiplatelet Pemberian antiplatelet terbukti dalam menurunkan kejadian penyakit kardiovaskular. Lini pertama obat antiplatelet adalah aspirin (75-162 mg/hari) seumur hidup, kecuali jika terdapat kontraindikasi. Obat lain berupa clopidogrel (75 mg/hari) digunakan sebagai pengganti aspirin bila ada kontraindikasi mutlak. 1 Inhibit platelet adhesion and aggregation by: Inhibiting cyclooxygenase Manajemen lipid Selain dengan modifikasi gaya hidup, terapi dengan obat penurun lipid (pilihan pertama: statin), harus diberikan bila kadar LDL >100 mg/dL dengan tujuan penurunan 30-40% hingga target <70 mg/dL. 1 HMG CoA reductase inhibitors competitively inhibit the activity of HMG CoA reductase, the rate-limiting enzyme in cholesterol synthesis. Inhibition of this enzyme results in a transient, modest decrease in cellular cholesterol concentration . The decrease in cholesterol concentration activates a cellular signaling cascade culminating in the activation of sterol regulatory element binding protein (SREBP), a transcription factor that up-regulates expression of the gene encoding the LDL receptor. Increased LDL receptor expression causes increased uptake of plasma LDL, and consequently decreases plasma LDL-cholesterol concentration. Approximately 70% of LDL receptors are expressed by hepatocytes, with the remainder expressed by a variety of cell types in the body.