Proses kehamilan dan penyakit yang menyertainya meliputi tahapan perkembangan janin dari konsepsi hingga kelahiran, serta anatomi dan fisiologi organ reproduksi wanita. Proses kehamilan terbagi menjadi tiga trimester, dimana pada setiap trimester terjadi pertumbuhan dan perkembangan organ-organ penting janin seperti sistem syaraf pusat dan jantung. Proses ini didukung oleh pembentukan dan fungsi plasenta untuk menyup
Dokumen tersebut menjelaskan fisiologi menstruasi, konsepsi, dan patofisiologi kehamilan dalam kurang dari 3 kalimat. Fisiologi menstruasi melibatkan siklus hormonal yang mempersiapkan rahim untuk kehamilan setiap bulan, konsepsi terjadi saat ovum dibuahi oleh sperma di rahim, dan patofisiologi kehamilan meliputi proses implantasi zigot dan perkembangan plasenta dan janin.
Teks tersebut membahas tentang konsepsi dan perkembangan janin selama kehamilan normal, termasuk proses fertilisasi, implantasi, pembentukan plasenta, dan fungsi plasenta dalam pertukaran zat antara ibu dan janin.
Teks tersebut merangkum proses terjadinya kehamilan mulai dari siklus menstruasi, fertilisasi, implantasi, dan perkembangan embrio hingga terbentuknya plasenta. Proses ini melibatkan berbagai hormon dan perubahan pada sel-sel yang membentuk janin maupun organ-organ pendukungnya.
Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria 3MJM Networks
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi wanita dan pria serta gangguannya. Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi dalam dan luar beserta proses oogenesis, hormon, fertilisasi, kehamilan, persalinan dan laktasi. Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria antara lain gangguan menstruasi, kanker genitalia, endometriosis, infeksi vagina, hipogonadisme, kriptorkidisme, uretritis, prostatitis dan epididimitis.
Proses kehamilan dimulai dari pertemuan sel telur dan sel sperma (fertilisasi), diikuti oleh pembelahan sel hasil pembuahan (zigot) menjadi blastomer dan morula, lalu terjadinya implantasi morula ke dinding rahim untuk berkembang menjadi janin dan plasenta.
Dokumen tersebut menjelaskan fisiologi menstruasi, konsepsi, dan patofisiologi kehamilan dalam kurang dari 3 kalimat. Fisiologi menstruasi melibatkan siklus hormonal yang mempersiapkan rahim untuk kehamilan setiap bulan, konsepsi terjadi saat ovum dibuahi oleh sperma di rahim, dan patofisiologi kehamilan meliputi proses implantasi zigot dan perkembangan plasenta dan janin.
Teks tersebut membahas tentang konsepsi dan perkembangan janin selama kehamilan normal, termasuk proses fertilisasi, implantasi, pembentukan plasenta, dan fungsi plasenta dalam pertukaran zat antara ibu dan janin.
Teks tersebut merangkum proses terjadinya kehamilan mulai dari siklus menstruasi, fertilisasi, implantasi, dan perkembangan embrio hingga terbentuknya plasenta. Proses ini melibatkan berbagai hormon dan perubahan pada sel-sel yang membentuk janin maupun organ-organ pendukungnya.
Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria 3MJM Networks
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi wanita dan pria serta gangguannya. Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi dalam dan luar beserta proses oogenesis, hormon, fertilisasi, kehamilan, persalinan dan laktasi. Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria antara lain gangguan menstruasi, kanker genitalia, endometriosis, infeksi vagina, hipogonadisme, kriptorkidisme, uretritis, prostatitis dan epididimitis.
Proses kehamilan dimulai dari pertemuan sel telur dan sel sperma (fertilisasi), diikuti oleh pembelahan sel hasil pembuahan (zigot) menjadi blastomer dan morula, lalu terjadinya implantasi morula ke dinding rahim untuk berkembang menjadi janin dan plasenta.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai anatomi dan fisiologi organ reproduksi wanita seperti vagina, uterus, ovarium, oviduk, serta proses oogenesis dan siklus menstruasi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bagian-bagian organ reproduksi perempuan dan proses pembentukan sel telur serta siklus haid.
1. Konsepsi dimulai dari penyatuan telur dan sperma hingga implantasi embrio di uterus
2. Proses ini melibatkan pembentukan gamet, ovulasi, fertilisasi, dan pembelahan sel zigot hingga blastosista
3. Tanda awal kehamilan meliputi amenorea, mual, mengidam, dan sering buang air kecil
Proses konsepsi dan perkembangan janin selama kehamilan terdiri dari beberapa tahap, yaitu: (1) konsepsi yang terjadi saat ovum dibuahi sperma, (2) implantasi zigot dan pembentukan plasenta, dan (3) pertumbuhan dan perkembangan janin selama 9 bulan kehamilan hingga siap untuk dilahirkan.
Dokumen tersebut merangkum siklus menstruasi wanita, termasuk fase-fasenya seperti fase folikel, ovulasi, dan fase luteal. Juga dijelaskan proses fertilisasi, kehamilan, dan persalinan secara singkat. Siklus menstruasi normal berlangsung selama sekitar 28 hari dan dipengaruhi oleh interaksi sistem endokrin dan reproduksi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi manusia, meliputi organ reproduksi pria dan wanita beserta fungsinya. Juga dibahas proses gametogenesis, fertilisasi, kehamilan, persalinan, dan beberapa kelainan reproduksi seperti donovanosis, AIDS, ulkus mole, klamidia, dan sifilis.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi pria dan wanita, meliputi organ eksternal dan internalnya, proses spermatogenesis dan oogenesis, fertilisasi, serta laktasi. "
Organ reproduksi manusia terdiri atas organ reproduksi laki-laki dan perempuan. Organ reproduksi laki-laki terdiri atas alat kelamin luar (penis dan skrotum) dan dalam (testis), sedangkan organ reproduksi perempuan terdiri atas alat kelamin luar (vulva) dan dalam (ovarium, oviduct, uterus, vagina). Proses reproduksi dimulai dari pembuahan hingga persalinan dan menyusui.
Sistem reproduksi perempuan berpusat pada ovarium yang menghasilkan ovum dan hormon. Ovum akan dilepaskan selama ovulasi dan bergerak ke tuba falopi untuk dibuahi oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, zigot akan berkembang di rahim dan menempel pada dindingnya selama implantasi yang menandai kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, dinding rahim akan rontok dan menyebabkan menstruasi.
Proses kehamilan dimulai dengan fertilisasi, yaitu bergabungnya sel sperma dan ovum. Zigot yang terbentuk kemudian berkembang menjadi blastula dan melakukan nidasi dengan menempel pada dinding uterus. Selama kehamilan, korion dan desidua berkembang untuk mendukung pertumbuhan embrio.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai anatomi dan fisiologi organ reproduksi wanita seperti vagina, uterus, ovarium, oviduk, serta proses oogenesis dan siklus menstruasi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bagian-bagian organ reproduksi perempuan dan proses pembentukan sel telur serta siklus haid.
1. Konsepsi dimulai dari penyatuan telur dan sperma hingga implantasi embrio di uterus
2. Proses ini melibatkan pembentukan gamet, ovulasi, fertilisasi, dan pembelahan sel zigot hingga blastosista
3. Tanda awal kehamilan meliputi amenorea, mual, mengidam, dan sering buang air kecil
Proses konsepsi dan perkembangan janin selama kehamilan terdiri dari beberapa tahap, yaitu: (1) konsepsi yang terjadi saat ovum dibuahi sperma, (2) implantasi zigot dan pembentukan plasenta, dan (3) pertumbuhan dan perkembangan janin selama 9 bulan kehamilan hingga siap untuk dilahirkan.
Dokumen tersebut merangkum siklus menstruasi wanita, termasuk fase-fasenya seperti fase folikel, ovulasi, dan fase luteal. Juga dijelaskan proses fertilisasi, kehamilan, dan persalinan secara singkat. Siklus menstruasi normal berlangsung selama sekitar 28 hari dan dipengaruhi oleh interaksi sistem endokrin dan reproduksi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi manusia, meliputi organ reproduksi pria dan wanita beserta fungsinya. Juga dibahas proses gametogenesis, fertilisasi, kehamilan, persalinan, dan beberapa kelainan reproduksi seperti donovanosis, AIDS, ulkus mole, klamidia, dan sifilis.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi pria dan wanita, meliputi organ eksternal dan internalnya, proses spermatogenesis dan oogenesis, fertilisasi, serta laktasi. "
Organ reproduksi manusia terdiri atas organ reproduksi laki-laki dan perempuan. Organ reproduksi laki-laki terdiri atas alat kelamin luar (penis dan skrotum) dan dalam (testis), sedangkan organ reproduksi perempuan terdiri atas alat kelamin luar (vulva) dan dalam (ovarium, oviduct, uterus, vagina). Proses reproduksi dimulai dari pembuahan hingga persalinan dan menyusui.
Sistem reproduksi perempuan berpusat pada ovarium yang menghasilkan ovum dan hormon. Ovum akan dilepaskan selama ovulasi dan bergerak ke tuba falopi untuk dibuahi oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, zigot akan berkembang di rahim dan menempel pada dindingnya selama implantasi yang menandai kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, dinding rahim akan rontok dan menyebabkan menstruasi.
Proses kehamilan dimulai dengan fertilisasi, yaitu bergabungnya sel sperma dan ovum. Zigot yang terbentuk kemudian berkembang menjadi blastula dan melakukan nidasi dengan menempel pada dinding uterus. Selama kehamilan, korion dan desidua berkembang untuk mendukung pertumbuhan embrio.
Similar to Proses Keperawatan Klien Selama Periode Hamil dan Penyakit.ppt (20)
4. Proses Kehamilan
1. Tahap Germinal (1 Sampai 10 Hari)
• Konsepsi
Konsepsi adalah penyatuan spermatozoa dari laki-laki
dengan ovum dari perempuan. Namun demikian, untuk
terjadinya suatu konsepsi, dua kejadian lain harus terjadi
terlebih dahulu; ovulasi dan inseminasi.
Spermatozoa bertemu dengan ovum di dekat ujung tuba
yang memiliki fimbriae. Hanya satu spermatozoa yang akan
membuahi ovum.
Spermatozoa menembus ovum dengan membenamkan
kepalanya lewat dinding ovum tersebut yang dengan segera
menjadi tidak permeable lagi bagi semua sperma lainnya.
Kedua sel ini menyatu dan membentuk sel tunggal
5. • Pembentukan Zygot
Begitu spermatozoa memasuki ovum, ekornya dilepaskan
dan kepalanya membesar untuk membentuk pronukleus laki-
laki. Nucleus ovum merupakan pronukleus wanita. Kedua
nucleus, dengan masing-masing 23 kromosomnya, bersatu dan
membentuk sel pertama, yang kemudian membelah menjadi
jutaan. Setiap sel ini mengandung 46 kromosom. Seluruhnya sel
ini membentuk individu baru. Sel baru yang pertama disebut
ZYGOT.
• Pembelahan Sel (Kleavage)
Sekitar 24 jam setelah konsepsi, zygot mengalami
pembelahan atau cleavage, menjadi blastomer dengan proses
menarik yang disebut mitosis. Nucleus zygot mengandung 46
kromosom. Kromosom ini memanjang berpasangan; masing-
masing terpisah memanjang kemudian terbagi menjadi dua,
membentuk dua bentuk identik dari 46 kromosom untuk dua sel
baru yang terbentuk dari sel pertama. Pembelahan mitotic
pertama yang khas pada nucleus dari zigot yang mengalami
segmentasi menghasilkan pembentukan dua buah blastomer.
Pembelahan terjadi sampai 12-16 blastomer.
6. • Morula Menjadi Blastula
Ovum yang dibuahi (zygot) memerlukan waktu 6-8 hari
untuk berjalan ke dalam uterus. Perjalanan di sepanjang tuba
fallopii dibantu oleh kerja peristaltic tuba, gerakan
mendorong zygot yang dilakukan oleh silia pada dinding tuba
dan cairan yang dihasilkan oleh epithelium bersilia.
Selama perjalanannya ke dalam uterus, zygot
berkembang melalui pembelahan blastomer yang sederhana
setiap 12-15 jam sehari mengikuti gerakan perlahan menuju
tuba fallopii. Seiring dengan berlanjutnya pembelahan
blastomer, terbentuk bola sel-sel padat berbentuk seperti
buah murbey yang disebut sebagai morulla. Sekitar 6 hari
kemudian, ketika ovum mencapai rongga uterus, terjadi
perubahan besar didalamnya. Sel-sel membentuk dirinya
sendiri menjadi lapisan luar dan kelompok sel-sel bagian
dalam yang menonjol ke dalam rongga. Akumulasi cairan
bertahap diantara blastomer dalam morulla menyebabkan
terbentuknya blastokista. Struktur ini (blastokista) sekarang
disebut blastula/blastoderm.
7. • Implantasi
Implantasi terjadi pada hari ke 10 setelah fertilisasi.
Implantasi biasanya terjadi pada pars superior korpus
uteri. Sebagaimana Blastula bergulir ke dalam rongga
uterus, ia kehilangan membrane luarnya yang disebut
zona pellusida. Kemudian bersiap untuk menjalani nidasi
/ implantasi dalam endometrium. Setelah zona pellusida
menghilang , lapisan luar sel, trofoblast akan melekat
pada endometrium dan berkembang menjadi plasenta
serta membrane luar (korion). Dinding massa sel-sel
dalam akan berkembang menjadi embrio, tali pusat dan
membrane (amnion) dalam. Selain itu, trofoblast
mengeluarkan enzim proteolitik, yang melarutkan
sebagian endometrium. Sel-sel trofoblast kemudian
mengabsorbsi enzim tersebut. Selanjutnya trofoblast
terbenam dalam endometrium, dan blastokist
seluruhnya berada dalam endometrium.
8. Begitu implantasi terjadi, lapisan uterus akan
menyelimuti blastokista dan kehamilan terbentuk. Dari
saat ini dan seterusnya sampai akhir kehamilan, lapisan
uterus disebut desidua. Sel-sel trofoblast kemudian dapat
menyerap nutrient dari desidua dan mensekresikan
hormonnya sendiri, yaitu human chrionic gonadotrophin
(HCG) kedalam aliran darah ibu yang hamil. HCG ini
mempertahankan korpus luteum dan dengan demikian
mempertahankan desidua. Sekresi HCG meningkat
dengan cepat dan mencapai puncaknya pada sekitar 70
hari setelah konsepsi. Kemudian sekresi hormone ini
menurun karena plasenta mengambil alih produksi
estrogen dan progesterone dari korpus luteum.
Pengurangan HCG dalam urin, biasanya merupakan
pemeriksaan pertama yang dilakukan untuk menegakkan
kehalmilan.
9. 2. Tahap Embrionik (Hari Ke-10 Sampai Minggu Ke-8)
• Villi korion
Pada hari ke 14, berkembang jonjot –jonjot seperti
jari yang disebut villi korion primitif, dari tropoblas dan
mengalami proliferasi sampai villi korion tersebut menutup
seluruh permukaan korion pada akhir minggu ke 3. secara
serentak pembuluh darah embrional mulai terbentuk dalam
mesoderem masa sel dalam.
Masing –masing filus terdiri atas satu lapis sel yang
disebut sitotropoblas atau lamina langhans,yang di kelilingi
oleh sel- sel sinsitiotropoblast atau sinsitium. Villi akan
menyebabkan pecahnya pembuluh darah materna saat
struktur tersebut mengerosi jaringan endometrium,dan
ruang-ruang tersebut akan terisi dengan darah maternal.
Bahan kimia dari darah materna terdifusi melintasi dinding
villi dan memberi nutrien jarinagan yang sedang
berkembang di dalam masa sel dalam.
10. Selama minggu ketiga terjadi percabangan villi korion
primitif. Cabang ini di sebut villi korion I primitif sekunder, dan
didalamnya mulai terbetuk pembuluh darah. Di sebut villi korio
tersier bila pembuluh darah telah terbentuk dan berhubungan
dengan pembuluh darah embrional di dalam bidy stalk
(pedunculus allantoicus). Pembuluh didalam tangkai ini
berkembang untuk membentu 2 arteri unbilikmalis dan satu
vena umbilikalis untuk fetus. Sejumlah villi korion terus terkubur
lebih dalam di dalam desidual dan disebut villi anchorales
(angchoring villi). Villi yang lain di percabangkan dari sini, dan
ruang-ruang antara villi ini disebut spatia intervillosos.
Di dalam uterus, endomentrium hamil mengalami
diferensiasi menjadi 3 daerah :
a. Desidua basalis terletk didaerah tempat villi korion mula –
mula terkubur
b. Desidual kapsularis terletak diatas sakus embrionalis.
c. Desidua vera (parietalis) menutupi sisa kapitas uteris.
11. • Chorion
Sampai minggu kedelapan kehamilan, villi korion
mengelilingi seluruh sakus embrionalis. Karena
masa sel dlam terus bertambah besar , maka
desidua kapsularis terus terdorong keluar ke dalam
cavitas uteris sampai desidua tersebut terletak
berdekatan dengan desidua vera. Saat chorion leave
terletak pada permukaan dalam desidua
kapsularis,maka chorion ini melapisi cavitas uteri
dan berkembang membentuk membran plasenta
Yang di sebut korion.
Pada desidua basalis, villi terus menerus
memperbanyak diri dan berkembang dengan cepat.
Villi yang tertanam dalam desidua basalis akan
terikat erat pada kehamilan 12 minggu sehingga
menstabilkan plasenta yang sedang berkembang.
12. • Minggu ke 14-20
Dari akhir minggu ke 8 kehamilan, placenta primitif
telah mensekresi estrogen , progesteron, dan
relaksin.dari kehamilan minggu ke 9, pada saat villi korion
tertamam dalam dinding uterus, maka menghasilkan
hormonyang di sebut gonado trofinkorion (hCG). Fungsi
hormon HCG adalah mrangsang pertumbuhan kortus
luteum dan sekresi hormon korpus luteum,dan demikian
memelihara kehamilan sampai plasenta dapat berfungsi
sempurna. Gonadotropin korion disekresi dalam jumlah
yang makin meningkat sampai akhir kehamilan kehamilan
trimester pertama pertama,dan setelah itu sekresinya
menurun. Pada minggu ke 14 kehamilan, struktur
placenta berkembang penuh dan plasenta tersebut
menempati kira-kira 1/3 dinding uterus.
13. Dari minggu ke 16 dan seterusnya dan
seterusnya jumlah dan ukuran pembuluh darah
fetal meningkat, sedangkan dinding villinya
menjadi lebih tipis sehingga selama trimester
tengah permeabilitas plasenta meningkat. Namun
selama 4 minggu terakhir kehamilan, vasa tersebut
berkurang lagi karena terdapat defosit (timbunan)
vibrin dalam jaringan ini .
Setelah minggu ke 20, placenta terus
bertambah luas, tetapi tidak bertambah tebal,
dampai pada kehamilan cukup umur (aterm)
diameternya kira- kira 23 cm, merupakan organ
yang bulat,datar,dengan ketebalan 2cm di bagian
tengahnya tapi lebih tepis ditepinya.
14. Selaput
Ada 2 helai selaput terpisah terdapat pada placenta
• Amnion
Amnion (selaput ketuban) merupakan membran internal
yang membungkus janin dan cairan ketuban. selaput ini
licin, tipis, Ulet dan transparan. Selaput amnion melekat
erat pada amnion selaput ini menutupi permukaan vetal
placenta sampai pada insersio tali pusat dan kemudian
berlanjut sebagai pembiungkus tali pusat yang tegak
lurus hingga umbilikus janin
• Korion
Korion merupakan membran eksternal yang berwarna
putih (opaque) dan terbentu dari villi –villi sel telur yang
berhubungan dengan desidua kapsularis selaput ini
melekat pada lapisan uterus.
15. • Cairan
Cairan amnion (cairan ketuban liquar amnii)
merupakan cairan yang berwarna mirip jerami,
pucat, jernih dan mengelilingi janin di dalam
kantong ketuban (sakus amnion). Cairan ini terdiri
atas 99 % air di tambah garam-garam mineral yang
berasal dari sel- sel selaput amnion. Sebagian dari
cairan amnioon berasal dari urin janin.
Fungsi cairan amnion :
• Mempertahankan suhu yang merata dalam uterus
• Memungkinkan gerakan bagian – bagian janin
secara bebas
• Melindungi janin terhadap cidera
• Membilas saluran genitelia bawah ketika terjadi
ruptura membran amnion
16. • Tali Pusat
Tali pusat (vunikulus umbilikalis) merentang
dari umbilikus janin ke permukaan fetal placenta
dan mempunyai panjang antara 50- 55 cm. tali
pusat membungkus 2 buah pembuluh arteri
umbilikus yang mengangkut darah yang sudah
diambil oksigennya dari dalam tubuh janin. Vena
umbilikus yang tunggal membawa darah yang
sudah dibersihkan dari placenta ke dalam janin .
kekuatan aliran darah lewat tali pusat
membantu mempertahankan tali pusat dalam
posisi rtelatif lurus dan ,encegah terbelitnya tali
pusat tersebut ketika janin bergerak – gerak.
17. Proses kehamilan adalah proses dimana
bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga
terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi)
berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari
dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia
kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung
mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya
sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu
setelahnya.
Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan
dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan
fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut
trimester.
• Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)
18. a. Periode Germinal (Minggu 0 – 3)
Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada
minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir. Telur
yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan
menempel ke dinding uterus (endometrium).
b. Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama
dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata,
mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai
memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan
kepala yang besar
c. Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh
dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak
sangat tinggi.
19. 2. Trimester kedua (Minggu 12 – 24)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan
janin. Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan
dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek kesempurnaan
janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan
kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu
ke 20 – 21. Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai
berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup.
Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan
panjang 30 cm.
3. Trimester ketiga (24 -40)
Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan
sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang
terkoordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia sudah
memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih
lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat
menjadi sempurna. Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi
kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir
berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.
21. PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS PERTRIMESTER
YANG TERJADI SELAMA KEHAMILAN
Trimester I
1. Perubahan Fisik pada Trimester I
a) Morning Sickness, mual dan muntah
b) Pembesaran Payudara
c) Sering buang air kecil
e) Sakit Kepala/Pusing
f) Kram Perut
g) Meludah
h) Peningkatan Berat Badan
22. 2. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode
Penyesuaian)
a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci
dengan kehamilannya
b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja
c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-
benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan
dirinya
d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu
mendapat perhatian dengan seksama
e) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan
rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya
kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya
23. Trimester II
1. Perubahan Fisik pada Trimester II
a) Perut semakin membesar
b) Sendawa dan buang angin
c) Rasa panas di perut
d) Pertumbuhan rambut dan kuku
e) Sakit perut bagian bawah
f) Pusing
g) Hidung dan Gusi berdarah
h) Perubahan kulit
i) Payudara
j) Sedikit Pembengkakan
24. 2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan
Yang Baik)
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormone yang tinggi
b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c) Merasakan gerakan anak
d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e) Libido meningkat
f) Menuntut perhatian dan cinta
g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian
dari dirinya
h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau
pada orang lain yang baru menjadi ibu
i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,
kelahiran, dan persiapan untuk peran baru.
25. Trimester III
1. Perubahan Fisik pada Trimester III
a) Sakit bagian tubuh belakang
b) Konstipasi
c) Pernafasan
d) Sering buang air kecil
e) Varises
f) Kontraksi perut
g) Bengkak
h) Kram pada kaki
26. 2. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
• Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek,
aneh, dan tidak menarik
• Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat
waktu
• Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada
saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya
• Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak
normal, bermimpi yang mencerminkan perharian dan
kekhawatirannya
• Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
• Merasa kehilangan perhatian
• Perasaan mudah terluka (sensitif)
• Libido menurun
27. KEHAMILAN RESIKO TINGGI
Kehamilan risiko tinggi dibagi dalam 4 golongan:
1. Penyakit yang menyertai kehamilan
• Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah dan ginjal
misalnya darah tinggi, rendahnya kadar protein dalam darah dan
tingginya kadar protein dalam urin.
• Inkompatibilitas darah atau ketiksesuaian golongan darah misalnya
pada janin dan ibu yang dapat menyebabkan bahaya baik bagi janin
maupun ibu seperti ketidaksesuaian resus.
• Endokrinopati atau kelainan endokrin seperti penyakit gula
• Kardiopati atau kelainan jantung pada ibu yang tidak memungkinkan
atau membahayakan bagi ibu jika hamil dan melahirkan.
• Haematopati atau kelainan darah, misalnya adanya gangguan
pembekuan darah yang memungkinkan terjadinya perdarahan yang
lama yang dapat mengancam jiwa.
• Infeksi, misalnya infeksi TORCH (Toksoplasma, Rubella, Citomegalo
virus dan Herpes simpleks), dapat membahayakan ibu dan janin.
28. 2. Penyulit kehamilan
• Partus prematurus atau melahirkan sebelum waktunya yaitu
kurang dari 37 minggu usia kehamilan. Hal ini merupakan
sebab kematian neonatal yang terpenting.
• Perdarahan dalam kehamilan, baik perdarahan pada hamil
muda yang disebabkan oleh abortus atau keguguran,
kehamilan ektopik atau kehamilan diluar kandungan dan
hamil mola, maupun perdarahan pada triwulan terakhir
kehamilan yang disebabkan oleh plasenta previa atau
plasenta (ari-ari) yang berimplantasi atau melekat tidak
normal dalam kandungan dan solutio plasenta atau pelepasan
plasenta sebelum waktunya.
• Ketidaksesuaian antara besarnya rahim dan tuanya
kehamilan, misalnya hidramnion atau cairan ketuban yang
banyak, gemelli atau kehamilan kembar dan gangguan
pertumbuhan janin dalam kandungan.
• Kehamilan serotin atau kehamilan lewat waktu yaitu usia
kehamilan lebih dari 42 minggu.
29. • Kelainan uterus atau kandungan, misalnya bekas
seksio sesarea dan lain-lain
• Riwayat obstetris yang buruk
• Kematian anak pada persalinan yang lalu atau anak
lahir dengan kelainan congenital (cacat bawaan)
• Satu atau beberapa kali mengalami partus
prematurus atau melahirkan belum pada waktunya.
• Abortus habitualis atau keguguran yang terjadi
berulang kali dan berturut-turut terjadi, sekurang-
kurangnya 3 kali berturut-turut.
• Infertilitas tidak disengaja lebih dari 5 tahun yaitu
tidak merencanakan untuk menunda kehamilan
dengan cara apapun, tapi selama 5 tahun tidak
hamil.
30. 3. Keadaan ibu secara umum
• Umur ibu, kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
• Paritas atau banyaknya melahirkan, berisiko tinggi pada
ibu yang sudah melahirkan lebih dari 4 orang anak.
• Berat badan ibu, yaitu ibu yang terlalu kurus atau ibu
yang terlalu gemuk.
• Tinggi badan ibu, yaitu tinggi badan kurang dari 145 cm.
• Bentuk panggul ibu yang tidak normal.
• Jarak antara dua kehamilan yang terlalu berdekatan yaitu
kurang dari 2 tahun.
• Ibu yang tidak menikah, berhubungan dengan kondisi
psikologis
• Keadaan sosio ekonomi yang rendah
• Ketagihan alkohol, tembakau dan morfin.
31. Pencegahan Pada Kehamilan Resiko
Tinggi
• Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya
ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikinya. Diantaranya, yaitu :
• Dengan memeriksakan kehamilan sedini mung kin
dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit,
paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
• Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.
• Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus
lebih sering dan lebih intensif.
• Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat
5 sempurna.