Perusahaan yang akan melaksanakan pengadaan rambu dan media visual K3, biasanya akan sering terbentur pada pertanyaan-pertanyaan seperti ini:
1.Rambu dan media visual K3 apa saja yang perlu dipasang?
2.Desain, simbol, dan font dengan jenis dan ukuran apa yang harus digunakan?
3.Bahan atau material apa yang sebaiknya digunakan?
4.Berapa ukuran sebuah rambu K3 agar ideal dengan jarak pandang?
5.Di mana dan bagaimana cara pemasangan rambu atau media visual K3 tersebut?
Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang Anda perlukan adalah Safety Sign Assessment.
Apa Itu Safety Sign Assessment?
Safety sign assessment adalah kegiatan survei yang dilakukan untuk membantu Anda menentukan jumlah, desain, bahan, dan ukuran rambu atau media visual keselamatan dan kesehatan kerja (K3) lain beserta tempat dan cara pemasangannya.
Bagaimana Proses Pelaksanaan Safety Sign Assessment?
Assessor kami akan melakukan penilaian secara menyeluruh terhadap area kerja Anda, mengumpulkan data, melakukan pencatatan, kemudian memberikan rekomendasi pemasangan rambu atau media visual K3 lain yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Safety Sign Assessment terbagi dalam 4 tahap:
1. Persiapan, Sebelum melakukan kunjungan dalam rangka menentukan ruang lingkup pekerjaan, tim profesional kami akan melakukan diskusi mendalam guna memahami dengan baik kebutuhan apa saja yang diperlukan perusahaan Anda.
2. Penetapan Jadwal Kunjungan, Jika target rambu atau media visual K3 Anda sudah ditetapkan, anggota tim kami akan menjadwalkan kunjungan langsung untuk menilai berbagai permasalahan yang ada di area kerja.
3. Pelaksanaan, Pada waktu yang ditentukan, tim ahli kami akan mendatangi dan menginspeksi area kerja Anda, terutama di sekitar lingkup proyek yang diinginkan, apakah di area produksi, warehouse, office, laboratorium, atau pun di seluruh area kerja.
4. Laporan, Jika sudah selesai, tim assessment akan memberikan laporan berupa rekomendasi rambu-rambu, label, dan media visual K3 apa saja yang perusahaan Anda perlukan beserta cara pemasangannya.
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Proyek Perangkat Lunak menggunakan IEEE SCMFitra Zul Fahmi
Pengenalan perencanaan proyek perangkat lunak berdasarkan IEEE SCM dan estimasi proyek menggunakan COCOMO.
IEEE SCM bisa menjadi template dokumen untuk membantu perencanaan proyek perangkat lunak.
COCOMO dan COCOMO II bisa membantu developer melakukan estimasi biaya dan waktu penyelesaian proyek perangkat lunak.
Tahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan PersiapanJoy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perusahaan yang akan melaksanakan pengadaan rambu dan media visual K3, biasanya akan sering terbentur pada pertanyaan-pertanyaan seperti ini:
1.Rambu dan media visual K3 apa saja yang perlu dipasang?
2.Desain, simbol, dan font dengan jenis dan ukuran apa yang harus digunakan?
3.Bahan atau material apa yang sebaiknya digunakan?
4.Berapa ukuran sebuah rambu K3 agar ideal dengan jarak pandang?
5.Di mana dan bagaimana cara pemasangan rambu atau media visual K3 tersebut?
Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang Anda perlukan adalah Safety Sign Assessment.
Apa Itu Safety Sign Assessment?
Safety sign assessment adalah kegiatan survei yang dilakukan untuk membantu Anda menentukan jumlah, desain, bahan, dan ukuran rambu atau media visual keselamatan dan kesehatan kerja (K3) lain beserta tempat dan cara pemasangannya.
Bagaimana Proses Pelaksanaan Safety Sign Assessment?
Assessor kami akan melakukan penilaian secara menyeluruh terhadap area kerja Anda, mengumpulkan data, melakukan pencatatan, kemudian memberikan rekomendasi pemasangan rambu atau media visual K3 lain yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Safety Sign Assessment terbagi dalam 4 tahap:
1. Persiapan, Sebelum melakukan kunjungan dalam rangka menentukan ruang lingkup pekerjaan, tim profesional kami akan melakukan diskusi mendalam guna memahami dengan baik kebutuhan apa saja yang diperlukan perusahaan Anda.
2. Penetapan Jadwal Kunjungan, Jika target rambu atau media visual K3 Anda sudah ditetapkan, anggota tim kami akan menjadwalkan kunjungan langsung untuk menilai berbagai permasalahan yang ada di area kerja.
3. Pelaksanaan, Pada waktu yang ditentukan, tim ahli kami akan mendatangi dan menginspeksi area kerja Anda, terutama di sekitar lingkup proyek yang diinginkan, apakah di area produksi, warehouse, office, laboratorium, atau pun di seluruh area kerja.
4. Laporan, Jika sudah selesai, tim assessment akan memberikan laporan berupa rekomendasi rambu-rambu, label, dan media visual K3 apa saja yang perusahaan Anda perlukan beserta cara pemasangannya.
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Proyek Perangkat Lunak menggunakan IEEE SCMFitra Zul Fahmi
Pengenalan perencanaan proyek perangkat lunak berdasarkan IEEE SCM dan estimasi proyek menggunakan COCOMO.
IEEE SCM bisa menjadi template dokumen untuk membantu perencanaan proyek perangkat lunak.
COCOMO dan COCOMO II bisa membantu developer melakukan estimasi biaya dan waktu penyelesaian proyek perangkat lunak.
Tahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan PersiapanJoy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
5. PROSES DESAIN
Proses desain adalah
proses pertama yang
dilakukan sebelum
mengestimasi harga
dan proses pendekatan
sebelum proses
produksi, agar dapat
mengeliminir kesalahan
6. PROSES BREAKDOWN BILL OF
MATERIAL
bagian PPIC akan melakukan
pemesanan barang sampai
suku cadang terkecil, yang
kemudian akan dipesan
pembeliannya oleh bagian
purchasing
7. PROSES PRODUKSI
Setelah barang-barang yang
dibutuhkan tersedia, Kepala Produksi
akan membuat jadwal produksi dan
mendistribusikan barang-barang
tersebut ke masing-masing operator
mesin
12. PROSES PENGUKURAN
Setelah barang selesai dikerjakan,
proses selanjutnya adalah proses
pengukuran.
Pengukuran menggunakan alat secara
manual maupun menggunakan mesin
ukur