makalah pemilihan sumber pembayaan

1. Pemilihan
sumber
Pembiayaan

2. 01
Dampak dari
menahan laba
(Pendanaan
internal)
02
Dampak dari
pendanaan melalui
modal dan
restribusi laba
03
Dampak dari
pendanaan melalui
utang (debt
pinancing) oleh
pemegang sahamnya
pokok bahasan

3. INTRODUCTION
Sri Mulianipa Putri Siregar
C0D020046
G Perpajakan

4. 1. Dampak dari
Penahanan Dana
(Pendanaan
Internal
•Alasan yang berkaitan dengan pajak untuk
beranggapan bahwa investor mungkin lebih
menyukai pembagian dividen yang rendah
daripada yang tinggi:
1. pertumbuhan laba dianggap menghasilkan
kenaikan harga saham dan keuntungan modal
yang pajaknya rendah dan menggantikan
dividen yang pajaknya tinggi
2. pajak atas keuntungan yang tidak
dibayarkan sampai sham terjual. Karena
adanya efek nilai waktu, dimana satu dolar
yang dibayarkan di masa datang mempunyai
biaya efektif yang lebih rendah daripada satu
dolar yang dibayarkan hari ini.

5. 1. Dampak dari
Penahanan Dana
(Pendanaan
Internal
•Karena adanya keuntungan-keuntungan
pajak itulah, para investor lebih suka
perusahaan menahan Sebagian besar laba
perusahaan
•Maka para investor akan mau membayar
lebih tinggi untuk perusahaan yang
oembagian dividennya rendah daripada
perusahaan sejenis yang pembagian
dib=vidennya tinggi.

6. Dampak dari pendanaan
memlalui modal dan restibusi
laba
● Penerbitan saham yang mengisyaratkan
adanya pengembalian yang diharapkan oleh
pemodal
● Terkait dengan unsur pajak dalam dividen,
lebijakan atas pembayaran dividen yang
tinggi akan memindahkan harga saham
karena dividen, dikarenakan pajak yang
tinggi daripada keuntungan modal
(Brennan 1970 dalam fama dan French
1997)
● Bagi perusahaan yang membagikan dividen,
apapun bentuknya (dividen tunai atau
dividen saham), bukan merupakan
pengurang beban pajak perusahaan.

7. Dampak dari pendanaan
memlalui modal dan restibusi
laba
● Pengembalian yang diharapkan investor
tidak hanya berupa dividen saja melainkan
juga modal. Pajak atas keuntungan modal
dapat ditunda hingga penjualan saham yang
sesungguhnya.(Ketika direalisasi)
● Selain itu, dengan menjual saham untuk
merealisir keuntungan modal, pemodal
membayar biaya transaksi tertentu dan
(seharusnya) membayar pajak.
● Tetapi dengan menerima dividen (tidak
perlu membayra biaya transaksii) pemodal
justru hanya membayar pajak. Hal ini dapat
menyebabkan pajak atas keuntungan modal
lebih kecil daripada dividen( husnan dan
pudjiastuti, 2004)

8. Dampak dari pendaan melalui utang
(debt financing) terutama oleh pemegang
sahamnya
● Keputusan pendanaan menjadi relevam melalui utang dalam keadaan
ada pajak
● Hal ini dikarenakan bunga yang dibayar oleh perusahaan merupakan
pengurang pajak penghasilan (tax deductibility of interest payment)
● Dengan memasukkan unsur pajak, kebanyakan pakar keuangan setuju
bahwa utang memiliki dampak positif atas penilaian total perusahaan

9. Dampak dari pendaan melalui utang
(debt financing) terutama oleh pemegang
sahamnya
● Utang digunakan untuk pendanaan maupun investasi seperti
pembelian aktiva tetap yang memiliki tax shield atau perlindungan
pajak, karena depresiasi aktiva tetap yang merupakan dana non cash
dapat digunakan untuk mengurangi beban pajak yang ditanggung
perusahaan.
● Sedangkan, pembayaran bunga utang merupajakn biaya pengurang
pajak perusahaan yang berutang
● Berbeda dengan dividen yang merupakan non deductible expense,
akibatnya jumlah total dana yang tersedia untuk membayar para
pemilik utang dan pemegang saham akan lebih besar jika iutang
digunakan, sehingga bunga utang juga disebut perlindugan pajak.

10. Dampak dari pendaan melalui utang
(debt financing) terutama oleh pemegang
sahamnya
● Semakin besar jumlah utang semakin besar pula keuntungan
perlindungan pajak dan semakin besar nilai perusahaan,jika semua hal
lain dianggap tetap.
● Namun, jika penghasilan kena pajak jumlahnya kecil atau mengecil atau
negatuf, keuntungan perlindungan pajak dari utang akan berkurang
atau bahkan tidak ada. Selain itu, jika perusahaan bangkrut dan
dilikuidasi, penghematan pajak dimasa depan yang berhubungan
dengan utang akan hilang. Hal ini membuat keuntungan perlindungan
pajak atas utang menjadi tidak pasti

11. Factoring (anjak piutang) and
leasing (sewaguna usaha)
● Factoring (anjak piutang) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau taguhan jangka pendek suatu perusahaan
dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri
● Kegiatan Factoring (Anjak Piutang) dapat dilakukan dalam bentuk:
• Pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka pendek dari
transaksi perdagangan dalam dan lar negeri
• Penatausahaan dan penagihan piutang perusahaan penjual piutang

12. Factoring (anjak piutang) and
leasing (sewaguna usaha)
● Pihak-pihak yang terkaiat dengan kegiatan factoring (Anjak Piutang) :
● 1. Pnjual Piutang (Client) adalah perusahaan yang menjual dan/atau
mengalihkan piutang atau tagihannya yang timbul dari transaksi
perdagangan kepada Perusahaan pembiayaan
● 2. Perusahaan Anjak Piutag (Factoring) adalah perusahaan yang akan
mengambil alih atau mengelola piutang atau penjualan kredit
debiturnya
● 3. Debitur adalah nasabah yang mempunyai hutang kepada kreditur
(client)

13. Factoring (anjak piutang) and
leasing (sewaguna usaha)
Manfaat Factoring (Anjak Piutang):
● Menurunkan biaya produksi
● Memberikan fasilitas pembayaran di muka
● Meningkatkan daya saing perusahaan klien
● Meningkatkan kemampuan perusahaan klien dalam memperoleh data
● Menghindari kerugian karena kresit macet
● Mempercepat proses ekonomi

14. Factoring (anjak piutang) and
leasing (sewaguna usaha)
● Sewa guna usaha (Leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik
barang modal) dengan lessee (pengguna barang modal), dimana lessor
memberikan hak kepada lessee untk menggunakan modal selama
jangka waktu tertentu dengan sutau imbalan berkala dari lessee yang
besarnya tergantubg dari perjanjian antara lessor dan lessee

15. Factoring (anjak piutang) and
leasing (sewaguna usaha)
Kegiatan usaha Leasing:
• Kegiatan Sewa Guna Usaha dilakukan dalam bentuk pengadaan barang
modal bagi Penyewa Guna Usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi
untuk membeli barang tersebut (finance lessee atau operating lessee)
• Pengadaan barang modal dapat juga dilakukan dengan cara membeli
barang penyewa guna usaha yang kemudian di sewa huna usahakan
Kembali
• Sepanjang penjanjian sewa guna usaha masih berlaku, hak milik atas
barang mosal objek transaksi sewa guna usaha berada pada
Perusahaan Leasing

16. Factoring (anjak piutang) and
leasing (sewaguna usaha)
● Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan Leasing:
● Penyewa guna usaha (Lessee)adalah perusahaan atau prorangan yang
menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari perusahaan
pembiayaan (Lessor)
● Lessor adalah perusahan Sewa Guna Usaha (Leasing) yang membiayai
keinginan para nasabahnya untuk memperoleh barnag-barang modal
● Supplier adalah perusahaan (pedagang) yang menyediakana barang-
barang modal yang akan di leasing kan (disewa guna usahakan) antara
lessor dan lessee
● Asuransi merupakan perusahaan asuransi yang akan menanggung
resiko terhadap perjanjian antara lessor dan lessee

17. HYBRID FiNANCIAL INSTRUMENT
 Salah satu intrumen keuangan yang saat ini banyak
digunakan oleh perusahaan dalam melakukan investasi
adalah Hybrid Financial Instrument
 Dari sisi pertimbangan komersial, inovasi instrument
keuangan dengan menggunakan hybrid financial inrument
akan memberikan keuntugan bagi perusahaan saat
menghasapi resiko investasi yang besar
 Suatu intrumen keuangan hybrid yang bertujuan
memanfaaatkan perbedaan sistem perpajakan di antara
dua negara dan tidak memiliki tujuan komersial yang
bonafit mengakibatkan dasar pengenaan pajak dalam
suatu negeri bisa terkikis

18. HYBRID FiNANCIAL INSTRUMENT
 Sehingga hal ini dianggap sebagai bentuk penghindaran
pajak yang menjadi ancaman serius berbagai negara dan
saat ini berupaya diatasi melalui reformasi pajak
 Saat ini, Indonesia belum memiliki ketentyan pencegahan
penghindaran pajak baik secara khusus maupun umum
yang dapat menangkal praktik penghindaran pajak
melalui penggunaan intrumen keuangan hybrid
 Walaupun otoritas pajak Indonesia memiliki wewenang
untuk mengkarakterisasi transaksi utang sebagai modal,
namun dengan tidak adanya peraturan yang dapat
digunakan sebagai Batasan antara utang dan modal
menjadi kendala bagi kepastian hukum menjustifikasi
wewenang otoritas pajak tersebut.

19. HYBRID FiNANCIAL INSTRUMENT
 Contoh Hybrid Financial Instrument yang sering diteui,
antara lain:
 Saham preferen ( preference shares)
 Silent partnerships
 Shareholder loan
 Participation bonds
 Convertible bonds
 Warrant bondt, dan
 Profit participation loans

20. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik
THANKS!
Do you have any questions?
@putrisiregar_
srimulianipa@gmail.com