Dokumen ini membahas tentang sifilis, penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis dapat menyebabkan komplikasi sistemik dan kongenital jika tidak ditangani. Penyakit ini dibagi menjadi sifilis dini yang masih menular, sifilis laten, dan sifilis lanjut yang tidak menular. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari papula, kondiloma, hingga kelainan organ dalam. Diagnosis
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...RifkaHumaida1
Quadriparese tipe Spastik
- Parese N VII sinistra tipe sentral
-Parese N XII sinistra tipe sentral
- Generalized onset clonic seizure
Ec Cerebral infarction
[Ringkasan]
1. Pasien berumur 18 bulan datang dengan keluhan demam dan bintik merah yang semakin banyak di kaki disertai lebam.
2. Pemeriksaan fisik menunjukkan status gizi kurang, petekia dan purpura di kulit, serta trombositopenia pada pemeriksaan darah.
3. Diagnosis kerja Idiopathic Thrombocytopenic Purpura berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium.
Pasien berusia 69 tahun datang dengan keluhan kaku pada mulut dan seluruh tubuh. Didiagnosis menderita tetanus setelah ditemukan luka pada kaki akibat terkena kaca 7 hari sebelumnya. Pasien mengalami kejang dan penurunan kesadaran selama perawatan. Dilakukan tatalaksana dengan oksigen, cairan infus, antibiotik, anti tetanus, dan diazepam. Sayangnya pasien meninggal dunia.
Dokumen ini membahas tentang sifilis, penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis dapat menyebabkan komplikasi sistemik dan kongenital jika tidak ditangani. Penyakit ini dibagi menjadi sifilis dini yang masih menular, sifilis laten, dan sifilis lanjut yang tidak menular. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari papula, kondiloma, hingga kelainan organ dalam. Diagnosis
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...RifkaHumaida1
Quadriparese tipe Spastik
- Parese N VII sinistra tipe sentral
-Parese N XII sinistra tipe sentral
- Generalized onset clonic seizure
Ec Cerebral infarction
[Ringkasan]
1. Pasien berumur 18 bulan datang dengan keluhan demam dan bintik merah yang semakin banyak di kaki disertai lebam.
2. Pemeriksaan fisik menunjukkan status gizi kurang, petekia dan purpura di kulit, serta trombositopenia pada pemeriksaan darah.
3. Diagnosis kerja Idiopathic Thrombocytopenic Purpura berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium.
Pasien berusia 69 tahun datang dengan keluhan kaku pada mulut dan seluruh tubuh. Didiagnosis menderita tetanus setelah ditemukan luka pada kaki akibat terkena kaca 7 hari sebelumnya. Pasien mengalami kejang dan penurunan kesadaran selama perawatan. Dilakukan tatalaksana dengan oksigen, cairan infus, antibiotik, anti tetanus, dan diazepam. Sayangnya pasien meninggal dunia.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit menular seksual seperti keputihan, gonore, sifilis, dan cara menghindarinya. Penyakit-penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur dan bergejala seperti keluarnya cairan dari alat kelamin, rasa nyeri, panas, gatal, serta dapat menyebabkan komplikasi seperti sulitnya kencing, infertilitas, atau gangguan organ dalam. Pemerik
Laki-laki 59 tahun dirawat dengan diagnosis sepsis akibat pneumonia nosokomial yang didukung oleh riwayat demam, penurunan nafsu makan, dan penurunan kesadaran sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus selama 15 tahun dan hipertensi. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan procalcitonin dan kultur sputum menemukan Acinetobacter baumannii. Pasien diberikan terapi resusitasi cairan dan antibiotik berdasark
Berita acara presentasi portofolio mengenai kasus malaria tropika oleh dr. Aila Mustofa di RSUD Kelet. Presentasi dihadiri oleh 14 dokter internship dan dua dokter pendamping serta mencatat identitas dan tanda tangan peserta.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit sifilis, termasuk pengertian, gejala, tahapan, dan tes diagnostik untuk mendeteksi sifilis. Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat ditularkan secara seksual maupun bawaan. Gejalanya bervariasi bergantung pada tahapan namun dapat berkembang menjadi komplikasi serius jika tidak diobati. Tes
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit menular seksual, gejala, penyebab, dan cara menghindarinya. Penyakit-penyakit yang dijelaskan antara lain gonore, herpes, kondiloma akuminata, ulkus molle, dan sifilis. Dianjurkan untuk menghindari praktek seks bebas dan selalu berdoa.
Dokumen tersebut berisi laporan pemeriksaan pasien bernama An. N.W berusia 3 tahun 1 bulan yang dirawat karena keluhan sariawan di mulut dan bibir serta demam. Pemeriksaan fisik menemukan lesi merah dan kekuningan pada mulut dan bibir serta krusta yang mudah berdarah. Status gizi pasien obesitas.
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
Penyakit menular seksual disebabkan oleh faktor seperti dorongan seksual yang tidak terkendali, penyalahgunaan teknologi, dan praktik perilaku seks bebas. Penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual dan media seperti handuk atau pakaian dalam. Jenis penyakitnya meliputi gonore, herpes, kondiloma, AIDS, yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit. Gejalanya bervariasi namun d
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit menular seksual, termasuk penyebab, gejala klinis, dan akibat dari berbagai penyakit seperti gonore, herpes, kondiloma akuminata, ulkus molle, dan sifilis. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan jika tidak diobati.
Bahan Presentasi "Komitmen dan Kompetensi Bidan Poskesdes, Sukses Karier, Nya...Cut Ampon Lambiheue
Dokumen tersebut membahas tentang komitmen dan kompetensi bidan di Poskesdes dalam melakukan pantauan kesehatan masyarakat melalui 9 titik pantau fase kehidupan, mendeteksi ibu hamil resiko tinggi, menjaga ibu hamil kategori RESTI, memastikan gizi yang seimbang, menyediakan UKS di sekolah, mendukung program JKN, mendeteksi gangguan kejiwaan, serta membangun kemitraan dengan pesantren.
Dokumen tersebut merangkum kasus seorang wanita berusia 31 tahun dengan diagnosis kardiomiopati peripartum dan anemia yang dirawat di rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda kegagalan jantung seperti edema paru basah dan murmur mitral. Hasil laboratorium menunjukkan anemia dan pemeriksaan imaging menunjukkan dilatasi ventrikel kiri.
Laporan kasus seorang pria berusia 39 tahun dengan keluhan utama badan terasa lemas selama 5 bulan. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan abnormalitas pada darah rutin serta fungsi ginjal dan hati. Diagnosis pasien gangguan fungsi ginjal lanjut, gastritis akut, dan hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang stroke atau serangan otak, termasuk gejala, faktor risiko, epidemiologi, pemeriksaan fisik dan neurologis pasien stroke.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Ringkasan kasus asma bronkial pada anak laki-laki berumur 7 tahun.
2. Definisi dan batasan asma bronkial menurut konsensus internasional dan nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit menular seksual seperti keputihan, gonore, sifilis, dan cara menghindarinya. Penyakit-penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur dan bergejala seperti keluarnya cairan dari alat kelamin, rasa nyeri, panas, gatal, serta dapat menyebabkan komplikasi seperti sulitnya kencing, infertilitas, atau gangguan organ dalam. Pemerik
Laki-laki 59 tahun dirawat dengan diagnosis sepsis akibat pneumonia nosokomial yang didukung oleh riwayat demam, penurunan nafsu makan, dan penurunan kesadaran sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus selama 15 tahun dan hipertensi. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan procalcitonin dan kultur sputum menemukan Acinetobacter baumannii. Pasien diberikan terapi resusitasi cairan dan antibiotik berdasark
Berita acara presentasi portofolio mengenai kasus malaria tropika oleh dr. Aila Mustofa di RSUD Kelet. Presentasi dihadiri oleh 14 dokter internship dan dua dokter pendamping serta mencatat identitas dan tanda tangan peserta.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit sifilis, termasuk pengertian, gejala, tahapan, dan tes diagnostik untuk mendeteksi sifilis. Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat ditularkan secara seksual maupun bawaan. Gejalanya bervariasi bergantung pada tahapan namun dapat berkembang menjadi komplikasi serius jika tidak diobati. Tes
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit menular seksual, gejala, penyebab, dan cara menghindarinya. Penyakit-penyakit yang dijelaskan antara lain gonore, herpes, kondiloma akuminata, ulkus molle, dan sifilis. Dianjurkan untuk menghindari praktek seks bebas dan selalu berdoa.
Dokumen tersebut berisi laporan pemeriksaan pasien bernama An. N.W berusia 3 tahun 1 bulan yang dirawat karena keluhan sariawan di mulut dan bibir serta demam. Pemeriksaan fisik menemukan lesi merah dan kekuningan pada mulut dan bibir serta krusta yang mudah berdarah. Status gizi pasien obesitas.
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
Penyakit menular seksual disebabkan oleh faktor seperti dorongan seksual yang tidak terkendali, penyalahgunaan teknologi, dan praktik perilaku seks bebas. Penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual dan media seperti handuk atau pakaian dalam. Jenis penyakitnya meliputi gonore, herpes, kondiloma, AIDS, yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit. Gejalanya bervariasi namun d
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit menular seksual, termasuk penyebab, gejala klinis, dan akibat dari berbagai penyakit seperti gonore, herpes, kondiloma akuminata, ulkus molle, dan sifilis. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan jika tidak diobati.
Bahan Presentasi "Komitmen dan Kompetensi Bidan Poskesdes, Sukses Karier, Nya...Cut Ampon Lambiheue
Dokumen tersebut membahas tentang komitmen dan kompetensi bidan di Poskesdes dalam melakukan pantauan kesehatan masyarakat melalui 9 titik pantau fase kehidupan, mendeteksi ibu hamil resiko tinggi, menjaga ibu hamil kategori RESTI, memastikan gizi yang seimbang, menyediakan UKS di sekolah, mendukung program JKN, mendeteksi gangguan kejiwaan, serta membangun kemitraan dengan pesantren.
Dokumen tersebut merangkum kasus seorang wanita berusia 31 tahun dengan diagnosis kardiomiopati peripartum dan anemia yang dirawat di rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda kegagalan jantung seperti edema paru basah dan murmur mitral. Hasil laboratorium menunjukkan anemia dan pemeriksaan imaging menunjukkan dilatasi ventrikel kiri.
Laporan kasus seorang pria berusia 39 tahun dengan keluhan utama badan terasa lemas selama 5 bulan. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan abnormalitas pada darah rutin serta fungsi ginjal dan hati. Diagnosis pasien gangguan fungsi ginjal lanjut, gastritis akut, dan hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang stroke atau serangan otak, termasuk gejala, faktor risiko, epidemiologi, pemeriksaan fisik dan neurologis pasien stroke.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Ringkasan kasus asma bronkial pada anak laki-laki berumur 7 tahun.
2. Definisi dan batasan asma bronkial menurut konsensus internasional dan nasional.
Similar to PPT_sifilis (1).ppt untuk masyarakat guna mencegah penyebarannya (20)
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...ZulfiaIbrahim1
DOKUMEN INI MEMBAHAS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA YANG MENJELASKAN JENIS PENYAKIT PAK DAN PAHK MENURUT PERPRES NO.7 TAHUN 2019 YAITU: pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
(kimia, fisika, biologi dan penyakit infeksi atau parasit), berdasarkan sistem target organ; (penyakit saluran pernapasan,
penyakit kulit, gangguan otot dan kerangka, gangguan mental
dan prilaku) kanker akibat kerja; dan spesifik lainny
3. MDL/S/Peb/2006
DIFINISI
Sifilis : PHS, menahun, remisi eksaserbasi yg
semua organ tubuh termasuk kardiovaskular,
otak & SSP
Sifilis disbbkan oleh Treponema pallidum
Ciri penyakit
Penyakit sgt kronis
Menyerang semua organ tubuh
Kuman penybb dpt menembus plasenta &
kelainan kongenital
SIFILIS
4. MDL/S/Peb/2006
EPIDEMIOLOGI
Eropa - Abad ke 15 wabah sifilis
Sth 1860, perbaikan sosioekonomi
morbiditas penyakit me↓
Selama PD II, insidens penyakit me↑,
mencapai puncak pd a1946.
Ditemukan penisilin insidens penyaki me↓
SIFILIS
6. MDL/S/Peb/2006
Jenis-jenis dan sifat Treponema :
Patogen
– T. pallidum
– T. pertenue
– T. carateum
Non Patogen
– T. buccalis
– T. macrodentium
– T. microdentium
– T. genitalis balanitidis
SIFILIS
7. MDL/S/Peb/2006
Ciri-ciir Treponema pallidum
Berbentuk spiral
Berukuran panjang : 6 – 15 m, tebal 0,25 m
Terdiri dari 8 – 24 kumparan
Dapat bergerak maju mundur, berotasi, undulasi dari sisi yang
satu ke sisi yang lain
Berkembang biak dengan cara membelah secara melintang
Stadium aktif berlangsung setiap 30 jam
Tidak dapat bertahan di udara kering, suhu panas,
desinfektans, sabun
Tidak dapat dibiak di media buatan, namun dapat diinokulasi
pada hewan percobaan
SIFILIS
9. MDL/S/Peb/2006
Sifilis dini
– Perjalanan penyakit < 2 tahun
– Bersifat menular
– Masih ditemukan kuman Treponema pallidum di lesi kulit
Sifilis lanjut
– Perjalanan penyakit > 2 tahun
– Bersifat tidak menular
– Tidak ditemukan kuman di lesi kulit, kecuali ibu hamil
yang menderita stadium lanjut, Treponema pallidum
dapat melalui plasenta masuk ke tubuh janin.
SIFILIS
11. MDL/S/Peb/2006
SIFILIS KONGENITA (SK)
Infeksi janin, didpt dr ibu hamil yg menderita
sifilis
Infeksi sth bln ke 4 kehamilan – plasenta sdh
terbentuk lengkap
Penularan paling srg (+) pd bln ke 6 – sel
Langerhans sdh atrofi sempurna
Ibu hamil sifilis dini (std 1 / 2) srg melahirkan
bayi mati
Ibu hamil sifilis lanjut melahirkan bayi SK /
bayi sehat tanpa terinfeksi
SIFILIS
12. MDL/S/Peb/2006
Pengobatan tepat & dini ibu hamil – sifilis hindari
infeksi janin
Pengobatan adekuat menyembuh janin yg tlh
terinfeksi
SK – T. pallidum lsg msk tbh janin via peredaran darah,
mk stadium I (-)
SK terbagi
SK dini - (+) < 2 tahun
SK lanjut – (+) > 2 tahun
Stigmata
SIFILIS
SIFILIS KONGENITA (SK)
13. MDL/S/Peb/2006
SK DINI
G/ (+) beb mgg (3 mgg) sth lahir
Mkn dini timbul G/ P/ mkn buruk
SIMTOMATOLOGI
Keln klt : vesikel, bula telapak tangan & telapak kaki
Vesikel pecah erosi + krusta – Pemfigus sifilitika
Cairan dlm vesikel/bula banyak T. pallidum
Bl keln (+) sth > 1 – 2 bln G/ = sifilis std II didapat
SIFILIS
SIFILIS KONGENITA (SK) - SK DINI
14. MDL/S/Peb/2006
Keln kulit, mukosa, kelenjar, hepar, lien, ginjal, paru,
mata, tulang & SSP
Kulit : Papel + skuama dg konfigurasi spt S II – anular,
sirsiner, polisiklik & kondilomata lata
Selaput lendir : sekret hidung srg campur darah &
banyak T. pallidum
Tulang : osteokondritis, srg menyerang tulang panjang
Rontgen
Sekitar 60 % hepatomegali
Paru-paru : pneumonia alba
SIFILIS
SIFILIS KONGENITA (SK) - SK DINI
18. MDL/S/Peb/2006
Penengakkan diagnosis
Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap - bahan
pemeriksaan : cairan vesikel atau bula, lesi
kondilomata, sekret hidung.
Pemeriksaan serologi - bahan pemeriksaan : darah
atau cairan serebrospinalis
Pemeriksaan foto roentgen - tulang-tulang panjang
SIFILIS
SIFILIS KONGENITA (SK) - SK DINI
19. MDL/S/Peb/2006
SK LANJUT
Keln (+) sth usia > 2 tahun usia 7 – 9 tahun
Kelainan klinik – Trias Hutchinson :
Mata - keratitis interstisialis buta
Ketulian nervus VIII
Gigi Hutchinson – gigi insisivus I atas kanan & kiri –
gigi tetap – btk spt obeng / gergaji
Keln tulang tibia, frontal, palatum durum perforasi,
sendi, kardiovaskular & SSP – paresis
Penegakkan D/ - pem klinis & serologi
SIFILIS
SIFILIS KONGENITA (SK) - SK LANJUT
23. MDL/S/Peb/2006
PEMBAGIAN – KELAINAN KLINIS
Stadium I
Stadium II
Stadium laten : - Dini : bersifat menular
- Lanjut : bersifat tidak menular
Stadium III
Stadium kardiovaskular dan neurosifilis
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA
24. MDL/S/Peb/2006
PATOGENESIS
Kuman PA Pk Std dini Rekuren Std Lanjut
Masuk < 2 tahun > 2 tahun
S t a d i u m I S t a d i u m II
S t a d i u m III
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA
25. MDL/S/Peb/2006
Infeksi (+) – kontak langsung dg lesi kulit /
selaput lendir yg mengdg T. pallidum
Penularan dpt melalui darah – transfusi
Penularan – transfusi / plasenta sifilis
bawaan disebut Sifilis d’emblee
Kuman masuk kulit melalui port d’entrée :
mikor / makrolesi
Kuman masuk selaput lendir melalui /
tanpa lesi
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA
26. MDL/S/Peb/2006
10 – 90 hari (umumnya 3 – 4 mgg) sth infeksi -
tempat masuk kuman kuman berkembang biak
& tbh pasien bereaksi btk infiltrat (terdiri dr sel
limfosit & plasma) papel – lesi primer
Lesi primer bertahan 1 – 5 mgg, dpt sembuh
spontan (tanpa pengobatan)
Tes serologi u sifilis (Serologic Test for Syphillis =
STS) std ini masih negatif & baru (+) sth 1 -4 mgg
kemudian
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA
27. MDL/S/Peb/2006
6 mgg (antara 2 – 6 mgg) sth lesi primer (+)
kelainan kulit & selaput lendir – generalisata
Kdg2 kelainan klt hny sedikit & dpr sembuh dlm
wkt 2 – 6 mgg. Masa tanpa kelainan : sifilis laten –
adanya penyakit dibuktikan dg hasil STS
¼ kasus mengalami 1 x kekambuhan
Diperkirakan : ⅓ ps tanpa th/ sifilis lanjut, ⅔ tdk
/ mengalami kelainan
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA
28. MDL/S/Peb/2006
SIMPTOMATOLOGI
STADIUM DINI (MENULAR)
STADIUM I (S I)
Antara 10 – 90 hari (2 – 4 mgg) sth kuman msk
lesi – kulit tempat msk kuman
Umumnya lesi hanya 1 – AFEK PRIMER : papel yg
kemudian papel erosi / ulkus : ULKUS
DURUM
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S I
29. MDL/S/Peb/2006
Ciri khas ULKUS DURUM
• Biasanya soliter
• Berbentuk bulat atau lonjong
• Berukuran beberapa mm sampai 1 atau 2 cm
• Tepi ulkus teratur, berbatas tegas dengan tanda-tanda
radang negatif
• Dinding ulkus tegak
• Permukaan dasar ulkus bersih, berwarna merah
• Isi ulkus berupa cairan serus
• Pada perabaan terdapat indurasi (durum) dan tidak
nyeri tekan (indolen)
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S I
33. MDL/S/Peb/2006
Umumnya lokasi afek primer – genital, jg dpt ekstra
genital
Dpt sembuh sendiri tanpa pengobatan dlm 3 – 10 mgg
1 mgg sth afek primer (+) penjalaran infeksi ke
kelenjar gth bening (KGB) regional : regio inguinal
medial – KGB membesar, soliter, padat kenyal,
indolen, tidak supuratif, periadenitis (-) & dpr digerak
scr bebas dr jaringan sekitarnya KOMPLEKS
PRIMER
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S I
34. MDL/S/Peb/2006
DIAGNOSIS
Mikroskop lapangan gelap atau
Pewarnaan Burri
Bahan pemeriksaan diambil dr :
Dasar ulkus
Pungsi kelenjar getah bening
Hasil pemeriksaan tergtg : pengobatan lokal / sistemik
Secara akademik : Bl hasil (-), pemeriksaan diulang 3 hari
berturut-turut
STS pd S I
Seronegatif bl kompleks primer (-)
Seropositif bl kompleks primer (+)
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S I
35. MDL/S/Peb/2006
STADIUM II
Umumnya Std II (+) sth 6 – 8 mgg
S II srg disebut : the Greatest Imitator of all the skin
diseases. Penting – tanpa G/ rasa gatal
Kelainan – sistemik, didahului G/ prodromal :
- Nyeri otot, sendi, suhu subfebril, sukar menelan
(angina sifilitika), malaise, anoreksi & sefalgia
- Kelainan kulit, selaput lendir, kelenjar & organ
tubuh lain
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S II
36. MDL/S/Peb/2006
Kelainan kulit
Makula eritem, bulat lonjong (roseola sifilitika) t u dada, perut,
punggung, lengan, tangan ke seluruh tubuh
Transien dan berakhir hipopigmentasi (leukoderma sifilitika)
Papel - batas kulit rambut kepala (korona veneris)
Papula arsiner, sirsiner dan polisiklik
Papula diskret - telapak tangan dan telapak kaki
Papula korimbiformis
Kondiloma lata - kulit lipatan-lipatan yang lembab & hangat
Papula + folikulitis yang dapat alopesia sifilitika
Papuloskuamosa - mirip psoriasis (psoriasis sifilitika),
papulokrustosa - mirip frambusia (sifilis frambusiformis)
Pustula, - bersifat destruktif pd KU buruk (rupia sifilitika = lues
maligna)
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S II
37. MDL/S/Peb/2006
Kelainan selaput lendir
Mucous patch - banyak mengandung T pallidum,
Bentuk bulat, kemerahan ulkus
Kelainan mukosa bibir, pipi, laring, tonsil dan
genital.
Kelainan kelenjar
Pembesaran kelenjar seluruh tubuh
(limfadenopati generalisata) - sifat = S I
Kelenjar - kelenjar getah bening superfisialis t
u suboksipital, sulkus bisipitalis & inguinal. Pada
aspirasi kelenjar akan ditemukan T. pallidum.
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S II
44. MDL/S/Peb/2006
Kelainan tubuh lain
Kuku : onikia, rapuh dan kabur
Mata : uveitis anterior, korioretinitis
Tulang : periostitis
Hepar : hepatomegali, hepatitis
Ginjal, meningen
Diagnosis : STS – selalu (+)
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM DINI – S II
45. MDL/S/Peb/2006
Stadium ini (+) < dari 2 tahun setelah infeksi.
Tanda-tanda klinis (-), bersifat menular.
Penegakkan diagnosis STS yang positif.
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM LATEN DINI
46. MDL/S/Peb/2006
Kelainan klinis seperti kelainan stadium II,
namun kelainan bersifat setempat.
Kadang-kadang dapat juga timbul kelainan
seperti stadium I.
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM REKURENS
47. MDL/S/Peb/2006
STADIUM LATEN LANJUT
Disebut laten lanjut > 2 tahun setelah infeksi.
Kelainan klinis (-) dan hanya dapat diketahui
berdasarkan hasil pemeriksaan STS yang
positif.
Lamanya masa laten ini dapat berlangsung
bertahun-tahun, bahkan dapat berlangsung
seumur hidup.
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM LANJUT
(TIDAK MENULAR)
48. MDL/S/Peb/2006
STADIUM III
Kelainan timbul 3 – 10 tahun sesudah stadium I
Kelainan khas – guma : infiltrat berbatas
tegas, bersifat kronis, cenderung mengalami
perkejuan (perlunakan) & pecah ulkus
Ulkus : dinding curam, dasar : jaringan nekrotik
berwarna kuning keputihan (ulkus gumosum) &
bersifat destruktif & serpiginosa.
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM LANJUT
(TIDAK MENULAR)
49. MDL/S/Peb/2006
STADIUM III
• Guma soliter - dapat multipel
• Ukuran : milier - beberapa cm.
• Guma di semua jaringan & merusak
semua jenis jaringan : tulang rawan hidung,
palatum atau organ dalam tubuh :
lambung, hepar, lien, paru-paru, testis dan
lain-lain.
Diagnosis pasti hasil STS.
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM LANJUT
(TIDAK MENULAR)
54. MDL/S/Peb/2006
SIFILIS KARDIOVASKULAR
• Manifestasi klinik baru (+) 10 – 40 tahun setelah
infeksi primer.
• Sekitar 10 % penderita sifilis akan mengalami fase ini
& dapat (+) bersamaan dengan neurosifilis (40 %).
• Pasien pria > wanita.
• Pasien bangsa kulit berwarna > kulit putih
• Kelainan jantung, p.d. besar (aneurisma) dan p.d.
sedang.
Diagnosis pasti - gejala klinis, hasil foto toraks, EKG &
STS.
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM LANJUT
(TIDAK MENULAR)
55. MDL/S/Peb/2006
NEUROSIFILIS
• Treponema pallidum sudah dapat SSP pada
stadium dini, tetapi kelainan baru (+) secara
perlahan-lahan & bermanifestasi 10 – 20
tahun sth infeksi.
• Kelainan > sering kulit putih.
• Tidak dapat diramalkan ps sifilis tabes
dorsalis / paresis generalisata.
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM LANJUT
(TIDAK MENULAR)
56. MDL/S/Peb/2006
Diagram kemungkinan terjadinya neurosifilis
Sifilis dini Sifilis lanjut
Asimtomatik Asimtomatik Tabes dorsalis
Neurosifilis Neurosifilis
Invasi sistim Regresi
otot dan urat saraf
Meningitis Sifilis Paresis
sifilitika akut meningeal generalisata
SIFILIS
SIFILIS AKUISITA – STADIUM LANJUT
(TIDAK MENULAR)
58. MDL/S/Peb/2006
1. Pemeriksaan Treponema pallidum
• Pemeriksaan - mikroskop lapangan gelap
melihat pergerakkan Treponema
• Pewarnaan Burri (tinta hitam) tidak adanya
pergerakan Treponema, - T. pallidum telah
mati kuman berwarna jernih dikelilingi oleh
lapangan yang berwarna hitam.
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
59. MDL/S/Peb/2006
2. Serologi Tes sifilis (STS)
• STS penting u diagnosis dan pengamatan hasil
pengobatan.
• Prinsip pemeriksaan STS - mendeteksi
bermacam antibodi yang berlainan akibat
infeksi T. pallidum.
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
60. MDL/S/Peb/2006
Klasifikasi STS
• Tes Non Treponema : kardiolipin, lesitin dan
kolesterol
• Tes Treponema : Treponema pallidum hidup / mati
/ fraksi Treponema pallidum
• Ketepatan hasil STS dinilai berdasarkan :
– Sensitivitas : % individu yang terinfeksi yang memberi
hasil positif
– Spesifivitas : % individu yang tidak infeksi yang
memberikan hasil negatif
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
61. MDL/S/Peb/2006
Jenis-jenis STS non Treponema
• Rx Komplemen : Wasserman dan Kolmer
• Flokulasi / aglutinasi
– V.D.R.L. (Venereal Disease Research
Laboratory)
– R.P.R (Rapid Plasma Reagen)
– A.R.T. (Automated Reagen Test)
– Kahn
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Non Treponema
62. MDL/S/Peb/2006
• Hasil STS non Treponema (-) dalam 3 – 8 bln sth
pengobatan adekuat.
• Penilaian -`kualitatif & kuantitatif
• Hasilnya (+) dalam 2 minggu I sth ulkus durum (+)
Titer pada berbagai stadium :
• S I : Negatif / positif rendah sampai tinggi
• S II : Positif tinggi
• S III : Positif tinggi
• S kardiovaskular : Dapat non reaktif
• Neurosifilis : Dapat non reaktif
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Non Treponema
63. MDL/S/Peb/2006
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Non Treponema
Pengaruh pengobatan terhadap kuantitas STS
S I : Bila Th/ sudah mulai pd saat hasil STS non reaktif,
tetap non reaktif
: Bila Th/ mulai pd saat hasil STS reaktif non
reaktif sth 1½ tahun
S II : Hasil STS akan (-) dalam waktu 2 tahun
Laten dini : Hasil STS akan (-) dalam waktu 2 tahun
Laten lanjut : 20 – 30 % kasus akan (-) dalam 5 tahun
Sifilis lanjut : < 20 – 30 % kasus akan (-) dalam 5 tahun
False negative : Bs (+) – 1 – 2 % S II, disebut Prozone reaction
False positive : (+) akb salah teknik,ps penyakit Treponema lain
64. MDL/S/Peb/2006
Biologic False Positif
Akut
• Titer non reaktif dalam waktu < 6 bulan
• Titer biasanya ↓ (< 1/8)
• Titer tidak bertendensi meningkat
• Bisa (+) - kehamilan, pasca vaksinasi / imunisasi,
infeksi virus, bakteri, plasmodium, protozoa dan
obat-obat narkoba
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Non Treponema
66. MDL/S/Peb/2006
Tes Treponema berguna pada keadaan :
• Pd keadaan false positive pd tes Non
Treponema
• Tes Non Treponema berulang kali (+),
dicurigai adanya sifilis laten
• Tes Non Treponema (-), dicurigai adanya
sifilis lanjut
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Treponema
67. MDL/S/Peb/2006
Tes Treponema digolong 4 kelompok,
1. Tes Imobilisasi
• Treponema Pallidum Immobilization (TPI)
Tes Treponema yang paling spesifik
• Hasil positif pada Treponematosis
• Kekurangannya
– Rx lambat, baru (+) pd akhir stadium I,
– Tidak dapat - untuk menilai hasil pengobatan,
– Teknik sulit dan
– Biayanya mahal
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Treponema
68. MDL/S/Peb/2006
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Treponema
2. Tes imunofluoresensi
a. Fluorecent Treponemal Antibody Absorption Test (FTA-Abs)
• Tes ini paling sensitif (90 %), bisa u deteksi Ig G
• False (+) pada
Keganasan Anemia hemolitik
Lupus eritematosus Sirosis hepatik
Rheumatoid arthritis Kehamilan
Skleroderma Infeksi virus, vaksinia
Drug induced LE Orang normal
< 18 % S I & < 5 % S laten false (+)
69. MDL/S/Peb/2006
b. FTA Abs Ig M
• Tes ini u deteksi Ig M
• Bersifat sgt reaktif pd sifilis dini & paling
penting u sifilis kongenita.
• Pada pengobatan yang berhasil, titer Ig M
cepat menurun, sedangkan Ig G lambat.
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Treponema
70. MDL/S/Peb/2006
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Treponema
3. Tes Hemanglutinasi :
Treponema Pallidum Haemagglutination Assay (TPHA).
• Bersifat cukup spesifik & sensitif, reaktif cukup dini
• Merupakan tes yg dianjurkan teknik dan pembacaan
hasil mudah.
• False positif dapat terjadi pada
Kehamilan Connective tissue diseases
Lepra Infeksi momonukleosis
71. MDL/S/Peb/2006
4. Tes Fiksasi komplemen
Reiter Protein Complement Fixation Test
(RPCF)
• Protein Reiter merupakan ekstrak protein
T. pallidum - bersifat non patogen.
• Sensitivitas tidak melebihi VDRL
• False positive (+) akibat adanya antibodi
terhadap polisakarida dlm ekstrak
protein.
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Treponema
72. MDL/S/Peb/2006
Neurosifilis perlu pem cairan serebrospinalis
u menilai
• Jumlah sel PMN : > 4/mm
• Total protein : > 40 mg/dl
• Tes Non Treponema (VDRL)
• Titer Ig G cairan serebrospinalis dan Ig M
serum meningkat
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Treponema
73. MDL/S/Peb/2006
Hasil STS setelah pengobatan
• Sel PMN normal dlm waktu 6 bulan
• Kadar protein normal dlm waktu 2 tahun
• STS normal dlm waktu > dari 2 tahun.
STS cairan serebrospinalis false positive pada keadaan
• Neoplasma serebral / medula
• Meningitis tuberkulosa
• Kontaminasi cairan serebrospinalis dengan darah
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Tes Treponema
74. MDL/S/Peb/2006
Pem sinar Rontgen u melihat kelainan khas
pd tulang, kelainan sistim kardiovaskular
Pem EKG u menilai kelainan sistim
kardiovaskular
Pem USG u menilai kelainan organ tubuh lain
Pem lab darah lain untuk menilai fungsi
hepar, ginjal
SIFILIS
PEMERIKSAAN untuk DIAGNOSIS
Pemeriksaan lain
75. MDL/S/Peb/2006
Obat pilihan u Th/ sifilis : Penisilin
• Tidak dianjurkan pemb penisilin oral
• Prinsip Th/ sifilis : kadar obat harus
dapat bertahan dalam serum selama 10 –
14 hari u sifilis dini & lanjut, 21 hari u
neurosifilis dan sifilis kardiovaskular.
• Kadar penisilin yg diperlukan cukup 0,03
unit/ml selama 10 – 14 hari.
SIFILIS
PENGOBATAN
76. MDL/S/Peb/2006
Cara & dosis pemberian penisilin dlm kepustakaan
masih berbeda.
Dosis total yang dianjurkan :
• S I : 4,8 juta unit
• S II : 6 juta unit
• S III : 9 juta unit
SIFILIS
PENGOBATAN
77. MDL/S/Peb/2006
SIFILIS
PENGOBATAN
Cara Th/ tgt lama kerjanya penisilin
Aqueous
Procain
Penicillin G
Procain Penicillin + 2
% Aluminium
Monostearate (PAM)
Benzathine
Pecillin G
Golongan Short acting Intermediate acting Long acting
Lama kerja
obat
24 jam 72 jam 2 – 3 minggu
Cara
pengobatan
Setiap hari Setiap 3 hari Seminggu sekali
78. MDL/S/Peb/2006
Pd Th/ sifilis dg penisilin rx Jarish-Herxheimer
Ini (+) akibat - hipersensitivitas akb toksin kuman T.
pallidum yg mati.
Rx ini biasanya (+) 2 – 12 jam sth inj penisilin pertama
Gejala : febris, nyeri kepala, malaise, keringat banyak,
menggigil, kemerahan pd kulit & kelainan kulit yg ada +
hebat / + merah.
Ps harus diberitahu kemungkinan terjadinya rx ini. Bila
febrisnya hebat, Th/ : antipiretik.
Pasien yg alergi thd penisilin, Th/ dg AB lain : Tetrasiklin,
Eritromisin.
SIFILIS
PENGOBATAN
79. MDL/S/Peb/2006
SIFILIS
PENGOBATAN
Dosis yang dianjurkan oleh WHO (1982)
Sebelum Th/, harus pem STS
Pem STS ini diulang kembali sth Th/ selesai
Pem STS pasca Th/ dilakukan secara cermat 1, 3, 6, &
12 bln sp 2 tahun sth Th/ selesai
Pem ini dilakukan dg tujuan u menilai hasil Th/ &
kemungkinan adanya Th/ tidak adekuat / adanya relaps
penyakit.
Stadium dini (menular) : Dosis total 30 gram/15 hari
Stadium lanjut (tidak
menular)
: Dosis total 60 gram/30 hari