Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
Hasil Kajian penelitian oleh Laboratorium PHP Lambuya yang dipimpin oleh Kepala Laboratorium PHP Lambuya, Abd. Rahim, SP., MP.
Telah diseminarkan pada Gelar Teknologi/ Seminar Hasil Kajian
SELEKSI GENOTIP POTENSIAL ERCIS (Pisum sativum L.) FASE POLONG HIJAU [KACANG ...University of Brawijaya
Disampaikan pada Seminar Nasional Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta: Pembangunan Pertanian Indonesia dalam Memperkuat Lumbung Pangan, Fundamental Ekonomi dan Daya Saing Global
Ruang Seminar Fakultas Pertanian, Lt. 2 Gedung Nyi Ageng Serang, UPN “Veteran” Yogyakarta
16 – 17 November 2018
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
Hasil Kajian penelitian oleh Laboratorium PHP Lambuya yang dipimpin oleh Kepala Laboratorium PHP Lambuya, Abd. Rahim, SP., MP.
Telah diseminarkan pada Gelar Teknologi/ Seminar Hasil Kajian
SELEKSI GENOTIP POTENSIAL ERCIS (Pisum sativum L.) FASE POLONG HIJAU [KACANG ...University of Brawijaya
Disampaikan pada Seminar Nasional Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta: Pembangunan Pertanian Indonesia dalam Memperkuat Lumbung Pangan, Fundamental Ekonomi dan Daya Saing Global
Ruang Seminar Fakultas Pertanian, Lt. 2 Gedung Nyi Ageng Serang, UPN “Veteran” Yogyakarta
16 – 17 November 2018
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Perbedaan hasil spesies cabai
merah (C. annuum) dan cabai rawit
(C. frutescens) terhadap pewiwilan
Kelompok 8:
1. Suci Rahayu A2603222018
2. Triana Dewi Handayani A2503221009
3. Arief Munandar A2503222043
4. Adrian Zulwi A24190132
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. M. Syukur, S.P., M.Si.
Dr. Arya Widura Ritonga, S.P., M.Si.
Department of
Agronomy and Horticulture
Plant Breeding and Biotechnology
2. Title of your
Section
Here goes the subtitle of your
section
2
Pendahuluan
Cabai merupakan salah satu komoditas
Hortikultura yang memiliki nilai ekonomi
tinggi dan paling banyak dibudidayakan
oleh petani Indonesia.
Pemangkasan adalah pemotongan
cabang atau pucuk tanaman untuk
menghindari arah pertumbuhan yang
tidak diinginkan.
Pewiwilan tunas air
Peningkatan Produksi
3. Metode Penelitian
• Percobaan dilakukan di Lahan Percobaan Leuwikopo IPB
• Menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak Faktorial dengan 2
faktor: Varietas dan pewiwilan
𝑌𝑖𝑗 = 𝜇 + 𝛼𝑖 + 𝛽𝑗 + (𝛼𝛽)𝑖𝑗+ 𝜌k + 𝜀ijk
• Varietas (𝛼𝑖 ) yang digunakan:
C. annuum : V1 = Varietas Bara, V3 = Varietas Shiara
C. frutescens : V2 = Varietas Feira, V4 = Varietas Bonita
• Pewiwilan (𝛽𝑗) : Tanpa pewiwilan (P1), diwiwil (P2)
• Diulang sebanyak 3 kali 24 satuan percobaan, jumlah tanaman per
petak 20 tanaman, total populasi 480 tanaman.
• Sampel yang diamati sebanyak 2 tanaman pada setiap satuan
percobaan.
• Uji F (α=0,5) dan uji lanjut Duncan menggunakan software STAR
3
4. Metode Penelitian
4
Diwiwil Tanpa pewiwilan
Variabel yang diamati :
Tinggi tanaman
Tinggi cabang dikotomus
Jumlah buah per tanaman
Bobot buah
Bobot buah per tanaman
5. Hasil dan Pembahasan
5
Tabel 1. Analisis ragam beberapa varietas cabai dan beberapa jenis pewiwilan
Sumber Keragaman
Kuadrat Tengah
Tinggi
Tanaman
Tinggi
Dikotomus
Jumlah
Buah
Bobot
Buah
Bobot Buah per
Tanaman
Kelompok 845.09 * 76.07 * 4683.26 * 0.10 tn 9949.35 *
Pewiwilan 42.00 tn 33.25 tn 1350.00 tn 0.20 tn 4687.50 tn
Varietas 4076.45 * 551.32 * 4089.36 * 1.49 * 21174.40 *
Pewiwilan x Varietas 247.37 tn 36.35 tn 3038.58 * 0.12 tn 13126.64 *
Galat 96.25 14.3 344.11 0.09 1441.4745
Terdapat interaksi pada karakter Jumlah Buah dan Bobot Buah per
Tanaman.
Semua karakter memberikan respons berbeda terhadap varietas.
Semua karakter memberikan respons yang sama terhadap
pewiwilan.
Ket: * berbeda nyata pada F-tabel 5%, tn tidak berbeda nyata pada F-tabel 5%
6. Hasil dan Pembahasan
6
Tabel 2. Karakter jumlah buah dan bobot buah per tanaman
Pruning
C. annuum C. frutescens
Average
Bara Shiara Feira Bonita
Number of Fruit
Without Water Bud Pruning 36.83 b 30.83 b 36.50 b 124.50 a 57.17 A
Water Bud Pruning 63.50 b 18.00 b 40.67 b 46.50 b 42.17 A
Avarage 50.17 B 38.58 B 24.42 B 85.5 A 49.67
Fruit weight per plant (g)
Without Water Bud Pruning 32.90 b 33.23 b 56.49 b 246.17 a 92.45 A
Water Bud Pruning 64.29 b 24.44 b 88.28 b 80.99 b 64.50 A
Average 48.60 B 72.38 B 29.34 B 163.58 A 78.48
Ket: Numbers accompanied by the same letter in the same column and row are not significantly different at the 5% Duncan test stage.
7. Hasil dan Pembahasan
7
0
20
40
60
80
100
120
140
Without Water Bud
Pruning
Water Bud Pruning
Number
of
fruit
Pruning
Bara
Feira
Shiara
Bonita
Gambar 1. Jumlah buah
0
50
100
150
200
250
300
Without Water Bud
Pruning
Water Bud Pruning
Fruit
weight
per
plant
(g)
Pruning
Bara
Feira
Shiara
Bonita
Gambar 2. Bobot buah per tanaman
Terdapat perbedaan pola/ranking tiap varietas terhadap
jenis pewiwilan yang diberikan.
Jika hasil respons suatu faktor berubah pola dari kondisi
tertentu ke kondisi lainya untuk faktor yang lain, maka
kedua faktor dikatakan berinteraksi (Montgomery, 2001).
8. Hasil dan Pembahasan
8
Table 3. Karakter tinggi tanaman, tinggi dikotomus, dan bobot buah.
Karakter tinggi tanaman, tinggi dikotomus, dan bobot buah tidak
terdapat interaksi dan pemberian beberapa jenis pewiwilan memberikan
respons yang sama.
Prawanto et al. (2021) dan Nabilah et al. (2018) pemeliharaan tunas
air tidak berpengaruh pada tinggi tanaman, tinggi cabang dikotomus,
dan bobot buah per tanaman.
Penggunaan beberapa varietas memberikan pengaruh berbeda
terhadap karakter tinggi tanaman, tinggi dikotomus, dan bobot buah.
Menurut Azwir et al. (2018) dan Asnijar ei al (2013) perbedaan
genetik yang terdapat antar varietas akan memberikan respons
berbeda pada pertumbuhan serta produksi tanaman cabai.
Spesies C. frutescens yaitu Bonita dan Feira memiliki tinggi tanaman
lebih tinggi, tinggi dikotomus lebih tinggi, dan bobot buah lebih berat
dibandingkan spesies C. annuum yaitu Bara dan Shiara.
Species Varieties Plant height (cm) Dichotomous height (cm) Fruit weight (g)
C. annuum
Bara 52.58 c 29.25 b 0.93 b
Shiara 53.29 c 27.50 b 1.19 b
C. frutescens
Feira 82.38 b 44.13 a 1.85 a
Bonita 106.88 a 45.67 a 1.94 a
Ket: Numbers accompanied by the same letter in the same column are not significantly different at the 5% Duncan test stage.
10. Kesimpulan
Terdapat interaksi antara penggunaan beberapa varietas dan beberapa
pewiwilan pada karakter jumlah buah dan bobot buah per tanaman.
Terdapat pengaruh faktor varietas pada karakter tinggi tanaman, tinggi
dikotomus, dan bobot buah, sedangkan faktor pewiwilan memberikan respons
yang sama.
Spesies C. frutescens memiliki tinggi tanaman lebih tinggi, tinggi dikotomus
lebih tinggi, dan bobot buah lebih berat dibandingkan spesies C. Annuum.
Penggunaan pewiwilan berbeda memberikan respons yang sama terhadap
kedua spesies cabai.
10