1. MENGUAK SISI LAIN KONDISI EKONOMI
MAYORITAS MASYARAKAT PENGHUNI RUSUNAWA
DI RUSUNAWA JURUG SEBAGAI WUJUD PEMUDA
KATOLIK DALAM MENJALANKAN IMAN KEJUJURAN
DALAM MASYARAKAT
Ursula Vicita
I0215086
2. PENDAHULUAN
Latar Belakang
1. Kehidupan para penghuni Rusunawa
Jurug yang sangat memperihatinkan
2. Rusunawa yang telah dijajah oleh
beberapa oknum yang menperjual
belikan kamar
3. Rendahnya tingkat pendidikan di
keluarga yang kurang mampu.
4. Peran pemerintah tentang jual beli
Rusunawa Jurug.
Tujuan
1. Mengetahui kehidupan
ekonomi warga penghuni
rusunawa jurug.
2. Menganalisis permasalahan
ekonomi yang terjadi di
lingkungan rusunawa jurug.
3. Melatih bagaimana berfikir
kritis dan mengkritisi suatu
masalah dengan bijak
berdasarkan pedoman agama
Katolik dalam menyikapi berbagai
masalah.
3. Rumusan Masalah
• Bagaimana kehidupan para warga yang ada di
rusunawa?
• Apakah yang melatarbelakangi kehidupan mereka
sekarang?
• Bagaimana tanggapan warga sekitar dengan
adanya rusun tersebut?
• Bagaimana peran serta pemerintah dalam
menangani masalah jual beli kamar rusun
tersebut?
• Apa peran mahasiswa Katholik dalam fenomena
ini sebagai perwujudan iman bermasyarakat?
4. Landasan Teori
• Sollicitudo Rei Socialis (keprihatinan sosial)
Ensiklik Paus Yohanes Paulus II
Tahun : 1987-
Ensiklik ini merupakan ulang tahun ke-20 dari Ensiklik Populorum Progressio. Jurang
antara wilayah / negara-negara Selatan (miskin) dan Utara (kaya) luar biasa besarnya.
Perkembangan dan kemajuan sering kali sekaligus pemiskinan pada wilayah lain.
Persoalannya semakin rumit manakala dirasakan semakin hebatnya pertentangan
ideologis antara Barat dan Timur, antara kapitalisme dan komunisme. Persaingan ini
semakin memblokir kerjasama dan solidaritas kepada yang miskin. Negara-negara
Barat semakin membabi buta dalam eksplorasi kemajuan. Sementara negara-negara
miskin semakin terpuruk oleh kemiskinannya. Konsumerisme dan “dosa struktural”
makin mendominasi hidup manusia.
5. • Octogesima Adveniens (panggilan untuk bertindak)
Surat Apostolik Paus Paulus VI
Tahun : 1971-
Arti “Octogesima” adalah yang ke-80; maksudnya: surat apostolik ini dimaksudkan
untuk manandai usia Rerum Novarum yang ke-80 tahun. Paulus VI menyerukan
kepada segenap anggota Gereja dan bangsa manusia untuk bertindak memerangi
kemiskinan. Soal-soal yang berkaitan dengan urbanisasi dipandang menjadi salah satu
sebab lahirnya “kemiskinan baru”, seperti orang tua, cacat, kelompok masyarakat yang
tinggal di pinggiran kota, dst. Diajukan ke permukaan pula masalah-masalah
diskriminasi warna kulit, asal usul, budaya, sex, agama. Gereja mendorong umatnya
untuk bertindak ambil bagian secara aktif dalam masalah-masalah politik dan
mendesak untuk memperjuangkan nilai-nilai / semangat injili. Memperjuangkan
keadilan sosial.
16. Kesimpulan
1.Kehidupan para penghuni Rusunawa Jurug sangatlah memperihatinkan karena, mereka tidak punya tempat tinggal
yang tetap, tetapi mereka bisa tinggal layak karena menyewa rusunawa tersebut.
2.Rusunawa mereka kini telah dijajah oleh beberapa oknum yang menperjual belikan kamar rusunawa mereka
tersebutdengan harga yang lumayan tinggi.
3.Yang melatarbelakangi kehidupan mereka sekarang adalah karena rendahnya tingkat pendidikan di keluarga mereka.
Dan rantai kemiskinan mereka yang sulit akan putus, karena sulitnya meraih pendidikan yang layak bagi mereka yang
berkekurangan di masalah finansial.
4.Tanggapan warga sekitar terhadap adanya rusun tersebut adalah sangat peduli dan tidak ada masalah, sebelum
adanya penjual belian kamar rusun yang marak. Biasanya kamar-kamar di rusun tersebut yang disewakan, digunakan
untuk hal-hal yang negatif, sehingga warga kini merasa dirugikan oleh oknum tertentu tersebut.
5.Peran pemerintah tentang jual beli rusun tersebut masih pasif dan belummemberikan sanksi yang tegas bagi pelaku
yang bersangkutan. Menurut saya, pemerintah harus tegas tentang permasalahan ini. Karena secara tidak langsung
proses jual beli ini telah mengambil hak-hak dari masyarakat yangmembutuhkan bantuan pemerintah.
6.Peran mahasiswa Katolik dalam peristiwa ini adalah, lebih bisa mensyukuri hidup yang dimiliki dan berusaha tidak
melakukan kecurangan di masyarakat. Mahasiswa juga bisa membantu menegakkan hukum dengan cara mengamati
dan melaporkan kepihak yang berwajib jika ditemukan hal-hal yang tidak semestinya berjalan di masyarakat pada
umumnya. Dengan ini kita sudah meringankan pemerintah dalam membela masyarakat lemah dan menegakkan hukum
negara.