SlideShare a Scribd company logo
RHABDOMY
OSARCOMA
Malinda Nuriani Hasibuan
2108320058
Definisi
- Rhabdomyosarcoma adalah tumor jinak yang menunjukkan diferensiasi otot
rangka. Rhabdomyosarcoma (RMS) adalah sarkoma jaringan lunak ganas
pediatrik primitif dari fenotipe otot rangka yang berasal dari sel mesenkim
primitif.
- Sebagian besar kasus didiagnosis pada anak di bawah usia 6 tahun.
Etiologi
- Etiologi dan faktor risiko spesifik rhabdomyosarcoma sebagian besar tidak diketahui
- Peningkatan risiko rhabdomyosarcoma sekunder akibat paparan radiasi in utero, percepatan
pertumbuhan in utero, status sosial ekonomi rendah, dan orang tua yang menggunakan
narkoba selama kehamilan.
- RMS telah dikaitkan dengan beberapa sindrom familial atau turunan, seperti
neurofibromatosis, Noonan, Li-Fraumeni, Beckwith-Wiedemann, dan Costello
- Pada rabdomiosarkoma subtipe alveolar ditemukan translokasi kromosom t(2;13) (q35;a14)
atau t (1;13) (p36;q14). Pada subtype embrional sampai saat ini tidak memiliki kelainan
kariotipik namun dapat dinilai dari ditemukan hilangnya hetergenositi konstitusional pada
kromoson 11p15.
Faktor Resiko
Epidemiology
• Rhabdomyosarcoma adalah sarkoma jaringan lunak masa kanak-kanak dan remaja yang paling umum
(3% dari tumor masa kanak-kanak, 50% dari sarkoma jaringan lunak pediatrik), dengan presentasi
kasus Laki-laki:Perempuan, 1,3 :1.
• Usia rata-rata anak yang mengalami rabdomiosarkoma yaitu anak usia dibawah 15 tahun. Terdapat dua
puncak angka kejadian, yang pertama diantara 2-5 tahun dan yang kedua pada masa remaja (15-19
tahun).
• RMS menyumbang sekitar 1% pada tumor dewasa
• Anak-anak dan remaja muda dominan pada kepala dan leher yang biasanya dari tipe embrional.
Rhabdomyosarcoma ekstremitas lebih sering terjadi pada remaja dan biasanya tipe alveolar.
• Rhabdomyosarcoma pleomorfik biasanya muncul pada ekstremitas dan terutama menyerang orang
dewasa.
• Situs metastasis umum rhabdomyosarcoma termasuk paru-paru, sumsum tulang, dan
kelenjar getah bening.
Epidemiology
Tumor ini dapat muncul hampir di mana saja
• Kepala dan leher (40%) meliputi parameningeal (16%), orbital atau kelopak mata (10%), dan non-
parameningeal (10%).
• Pada saluran genitourinari pria atau wanita (25%), termasuk regio paratestikuler, saluran genitourinari
wanita (vulva, vagina, serviks, uterus), kandung kemih, dan prostat, serta pada daerah ekstremitas (20%).
• Dapat juga pada dinding dada dan retroperitoneum.
Klasikfikasi
Embryonal RMS
• E-RMS menyumbang lebih dari setengah dari
semua RMS, tetapi Tumor ini sulit untuk dikenali.
• Lokasi yang paling umum terjadi pada daerah
kepala, leher dan saluran kemih dan anak-anak.
• Sejumlah besar E-RMS hanya terdiri dari sel
yang tidak berdiferensiasi, kecil, berbentuk
gelendong hingga lonjong
• DD E-RMS mencakup neuroblastoma, ES,
sarkoma sinovial berdiferensiasi buruk / Poorly
differentiated Synovial Sarcoma (PDSS),
melanoma, dan limfoma.
• Prognosis E-RMS secara umum tergantung pada
usia, lokasi, stadium, dan klasifikasi histologis.
A) Sel-sel bulat primitive hingga sel-
sel gelendong pendek embryonal
rhabdomyosarcoma dengan RMS
eosinofilik yang lebih besar. (B)
Sel-sel tumor menunjukkan ekspresi
difus desmin (C) tetapi reaktivitas
nuklir yang lebih terbatas untuk
myogenin.
Klasikfikasi
Pleomorphic RMS
• P-RMS adalah jenis paling umum dan terlihat hampir
secara eksklusif di ekstremitas orang. dewasa yang
lebih tua, usia berkisar 30-50 tahun.
• Gejala klinis tergantung dengan lokasi, ukuran dari
tumor. Jarang pada empedu.
-leher, dada, punggung, lengan, tungkai, atau
selangkangan => benjolan atau pembengkakan.
-Mata => mata meninjol, juling, penurunan visus.
-THT => Sakit telinga, mimisan, hidung tersumbat, sakit
kepala
• Secara morfologis, tumor terdiri dari sel bulat,
gelendong, dan sel pleomorfik yang tidak
berdiferensiasi dengan sitoplasma eosinofilik cerah.
Ephiteloid RMS
• RMS epiteloid adalah varian RMS yang
berbeda secara morfologis dengan
menonjol sitomorfologi epiteloid yang
sangat mirip dengan karsinoma atau
melanoma.
• Kasus terutama mempengaruhi pasien
yang lebih tua dengan predileksi laki-laki.
• Perjalanan klinis biasanya agresif.
Klasikfikasi
Alveolar RMS
• A-RMS) adalah neoplasma ganas sel bulat
primitif yang menunjukkan diferensiasi otot
rangka parsial.
• A-RMS paling banyak sering timbul pada
ekstremitas dewasa muda.
• Tumor ini ditandai dengan translokasi berulang
t(2;13)(q35;q14) dan, lebih jarang,
t(1;13)(q36;q14), yang melibatkan gen FOXO1A
pada kromosom 13 dengan PAX3 pada
kromosom 2 atau PAX7 pada kromosom 1
• DD morfologis untuk A-RMS adalah dengan
limfoma
Gambar 4.6
Uniform round cells of alveolar
rhabdomyosarcoma (A). Tumor cells
show diffuse expression of desmin
(B) and extensive staining for
myogenin (C).
Klasikfikasi
Spindle Cell RMS
• S-RMS paling sering muncul di daerah
paratesticular anak-anak tetapi kadang-kadang
dapat terjadi pada orang dewasa dengan anatomi
yang lebih luas distribusinya.
• S-RMS terdiri dari fasikula sel spindel, yang
dapat meniru LMS atau tumor sel gelendong
fasikular lainnya tetapi yang sering menunjukkan
persilangan sitoplasma, setidaknya fokal, dan
bukti diferensiasi rhabdomyoblastic
imunohistokimia
• Prognosis S-RMS pada orang dewasa lebih
buruk daripada anak-anak, dan wawasan terbaru
dalam genetika, tumor ini menunjukkan bahwa
mungkin ada perbedaan genetik yang mendasari
pada anak dibandingkan kasus dewasa.
Gambar 4.7
Spindle cell rhabdomyosarcoma
may mimic other fascicular spindle
cell sarcomas (A), but diffuse
reactivity for desmin (B) and
variable myogenin expression (C)
aids in differential diagnosis.
Klasikfikasi
Botyroid RMS
• Botyroid Tipe botryoid, subset dari RMS
embrional, menyumbang 6% dari semua kasus
rabdomiosarkoma. Subtipe ini secara khas
muncul di bawah permukaan mukosa lubang
tubuh; oleh karena itu, paling sering diamati di
area seperti vagina, kandung kemih, dan lubang
hidung.
Diagnosis
• Evaluasi awal pasien dengan dugaan rhabdomyosarcoma harus bertujuan untuk mengidentifikasi
batas-batas anatomi tumor karena keputusan ini menentukan stadium tumor, stratifikasi risiko, dan
pengobatan.
• Pemeriksaan awal untuk pasien dengan dugaan rhabdomyosarcoma harus mencakup pemindaian CT
atau MRI tumor, pemindaian CT perut dan retroperitoneum, pemindaian CT dada, pemindaian tulang,
dan aspirasi dan biopsi sumsum tulang bilateral. Studi tambahan dapat dilakukan berdasarkan
kemungkinan situs penyebaran. Biopsi lesi diperlukan untuk diagnosis.
• Pemeriksaan histopatologi dan imunohistokimia termasuk Desmin, muscle specific actin (MSA),
Miogenin, Mio D1, dan striated muscle actin dari sampel biopsi merupakan tes baku emas untuk
mendiagnosis RMS.
Tatalaksana
1. Chemotherapy
- Rejimen VAC (vincristine, actinomycin-D, siklofosfamid, diberikan pada 1,2 mg/m2 /siklus) adalah
standar emas untuk kemoterapi untuk RMS di Amerika Utara.
- Di sisi lain, standar di Eropa dianggap sebagai rejimen IVA (ifosfamid, diberikan pada 6 g/m2/siklus,
vinkristin,actinomycin- D), yang berbeda hanya pada pemilihan agen alkilasi—mungkin menghasilkan
pola toksisitas hematologi, ginjal, dan gonad yang sedikit berbeda.
- Durasi pengobatan saat ini 6-12 bulan sesuai dengan protokol yang berbeda.
2. Radiotherapi
- Radioterapi merupakan pengobatan utama di RMS, karena perkembangan lokal atau kekambuhan
terus menjadi penyebab utama kegagalan pengobatan.
- Radioterapi umumnya diberikan kepada volume tumor pretreatment dengan dosis umumnya berkisar
antara 40 dan 55 Gy
Tatalaksana
3. Pembedahan
- Pembedahan untuk RMS telah berkembang selama bertahun-tahun modalitas pengobatan utama
(sebelum pengenalan agen antineoplastik yang efektif)
- Pembedahan dengan risiko anatomik atau fungsional kerusakan tidak dianjurkan sebagai operasi
pertama pendekatan dan harus dianggap hanya sebagai pengobatan penyelamatan, setelah kegagalan
prosedur lainnya
- Namun, misalnya, RMS ekstremitas bawah pada balita, pilihan antara amputasi dan radioterapi,
dengan efek jangka panjangnya pada pertumbuhan tungkai, mungkin menimbulkan dilema yang sulit).
Kesimpulan
Rhabdomyosarcoma adalah tumor jinak yang menunjukkan diferensiasi otot rangka. Rhabdomyosarcoma (RMS)
adalah sarkoma jaringan lunak ganas pediatrik primitif dari fenotipe otot rangka yang berasal dari sel mesenkim primitif.
Etiologi dan faktor risiko spesifik rhabdomyosarcoma sebagian besar tidak diketahui, ada peningkatan risiko
rhabdomyosarcoma sekunder akibat paparan radiasi in utero, percepatan pertumbuhan in utero, status sosial ekonomi
rendah, dan orang tua yang menggunakan narkoba selama kehamilan.
. Pada tahun 2013, WHO membagi RMS menjadi 4 tipe utama yaitu embrional, alveolar, spindel, dan
pleomorfik/anaplastik. Pemeriksaan awal untuk pasien dengan dugaan rhabdomyosarcoma harus mencakup pemindaian CT
atau MRI tumor, pemindaian CT perut dan retroperitoneum, pemindaian CT dada, pemindaian tulang, dan aspirasi dan
biopsi sumsum tulang bilateral. Tatalaksana yang diberikan berupa kemoterapi, radioterapi dan pembedahan.
Thank You

More Related Content

Similar to PPT BEDAH HAJI.pptx

Tumor parotis ppt
Tumor parotis pptTumor parotis ppt
Tumor parotis ppt
fikri asyura
 
Modul 3 kb 3 neoplasma
Modul 3 kb 3 neoplasmaModul 3 kb 3 neoplasma
Modul 3 kb 3 neoplasma
pjj_kemenkes
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
pjj_kemenkes
 
10453-25501-1-SM.pdf
10453-25501-1-SM.pdf10453-25501-1-SM.pdf
10453-25501-1-SM.pdf
KikiMelindaButarbuta
 
Rkk24
Rkk24Rkk24
Rkk24
andreei
 
Introducing neoplasma
Introducing neoplasmaIntroducing neoplasma
Introducing neoplasma
Yosi Safitri
 
Tata nama neoplasma
Tata nama neoplasmaTata nama neoplasma
Tata nama neoplasma
helmy lisik miko
 
Tata nama neoplasma
Tata nama neoplasmaTata nama neoplasma
Tata nama neoplasma
helmy lisik miko
 
Bab i & 2
Bab i & 2Bab i & 2
Bab i & 2
HeLen'na dich'Ni
 
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
Anonymousy6NmP9NHkY
 
TUMOR MEDIASTINUM.pptx
TUMOR MEDIASTINUM.pptxTUMOR MEDIASTINUM.pptx
TUMOR MEDIASTINUM.pptx
rezkytd
 
Leukemia
LeukemiaLeukemia
Leukemia
tamutowolom
 
Lp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijahLp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijah
siti_khadijee
 

Similar to PPT BEDAH HAJI.pptx (20)

Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Tumor parotis ppt
Tumor parotis pptTumor parotis ppt
Tumor parotis ppt
 
Modul 3 kb 3 neoplasma
Modul 3 kb 3 neoplasmaModul 3 kb 3 neoplasma
Modul 3 kb 3 neoplasma
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
 
10453-25501-1-SM.pdf
10453-25501-1-SM.pdf10453-25501-1-SM.pdf
10453-25501-1-SM.pdf
 
Rkk24
Rkk24Rkk24
Rkk24
 
Rkk24
Rkk24Rkk24
Rkk24
 
Introducing neoplasma
Introducing neoplasmaIntroducing neoplasma
Introducing neoplasma
 
1.en.id
1.en.id1.en.id
1.en.id
 
Tata nama neoplasma
Tata nama neoplasmaTata nama neoplasma
Tata nama neoplasma
 
Tata nama neoplasma
Tata nama neoplasmaTata nama neoplasma
Tata nama neoplasma
 
Bab i & 2
Bab i & 2Bab i & 2
Bab i & 2
 
Askep kanker kulit
Askep kanker kulitAskep kanker kulit
Askep kanker kulit
 
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
 
A skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUN
A skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUNA skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUN
A skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUN
 
TUMOR MEDIASTINUM.pptx
TUMOR MEDIASTINUM.pptxTUMOR MEDIASTINUM.pptx
TUMOR MEDIASTINUM.pptx
 
Kanker payudara p. bedah
Kanker payudara p. bedahKanker payudara p. bedah
Kanker payudara p. bedah
 
Leukemia
LeukemiaLeukemia
Leukemia
 
Lp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijahLp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijah
 

Recently uploaded

UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdfUPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
meiliska
 
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
indahnaaa2107
 
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docxASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis LateralisLaporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
nuradzhani
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
puskesmasmaskendaga
 
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
lindaWijayanti3
 
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptxPERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
amallia7
 
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatanCara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
JacquelynKelly4
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdfdr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
yainpanggalo4
 
laporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopatilaporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopati
AdindaGupita
 
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptxPPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
nugrohoadhi239
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAntraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
hidnisa
 
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
Riska730198
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY IITUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
Riska730198
 
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASIPOWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
ssusera77eaf
 
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGICONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
YuhansyahYuhansyah
 

Recently uploaded (20)

UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdfUPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
UPDATE-RESUSITASI-STABAILISASI-DAN-TRANSPORTASI-NEONATUS.pdf
 
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
1. Obat Sistem Pencernaan.pptx obat sistem
 
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docxASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP Pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis LateralisLaporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
 
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
Transformasi Sistem Kesehatan dan Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Pri...
 
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptxPERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
PERTEMUAN 2_FARMAKOLOGI_JENIS DAN BENTUK OBAT.pptx
 
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatanCara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
Cara membaca EKG dengan baik dan benar, untuk tenaga kesehatan
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdfdr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
dr. Ery, Sp.A(K) Deteksi dan Tatalaksana TBC pada Anak.pdf
 
laporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopatilaporan kasus low back pain radikulopati
laporan kasus low back pain radikulopati
 
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptxPPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
PPT Lokmin Okt 2020 pkm mantap sekali .pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAntraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
 
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGI(PADATAN)
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY IITUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
TUGAS MAKALAH FARMASI FISIKA RHEOLOGY II
 
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASIPOWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
POWER POINT TEORI KONSELING OBAT FARMASI
 
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGICONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
CONTOH OBAT ANTIBIOTIK KELOMPOK 1 MATA KULIAH FARMAKOLOGI
 

PPT BEDAH HAJI.pptx

  • 2. Definisi - Rhabdomyosarcoma adalah tumor jinak yang menunjukkan diferensiasi otot rangka. Rhabdomyosarcoma (RMS) adalah sarkoma jaringan lunak ganas pediatrik primitif dari fenotipe otot rangka yang berasal dari sel mesenkim primitif. - Sebagian besar kasus didiagnosis pada anak di bawah usia 6 tahun.
  • 3. Etiologi - Etiologi dan faktor risiko spesifik rhabdomyosarcoma sebagian besar tidak diketahui - Peningkatan risiko rhabdomyosarcoma sekunder akibat paparan radiasi in utero, percepatan pertumbuhan in utero, status sosial ekonomi rendah, dan orang tua yang menggunakan narkoba selama kehamilan. - RMS telah dikaitkan dengan beberapa sindrom familial atau turunan, seperti neurofibromatosis, Noonan, Li-Fraumeni, Beckwith-Wiedemann, dan Costello - Pada rabdomiosarkoma subtipe alveolar ditemukan translokasi kromosom t(2;13) (q35;a14) atau t (1;13) (p36;q14). Pada subtype embrional sampai saat ini tidak memiliki kelainan kariotipik namun dapat dinilai dari ditemukan hilangnya hetergenositi konstitusional pada kromoson 11p15.
  • 5. Epidemiology • Rhabdomyosarcoma adalah sarkoma jaringan lunak masa kanak-kanak dan remaja yang paling umum (3% dari tumor masa kanak-kanak, 50% dari sarkoma jaringan lunak pediatrik), dengan presentasi kasus Laki-laki:Perempuan, 1,3 :1. • Usia rata-rata anak yang mengalami rabdomiosarkoma yaitu anak usia dibawah 15 tahun. Terdapat dua puncak angka kejadian, yang pertama diantara 2-5 tahun dan yang kedua pada masa remaja (15-19 tahun). • RMS menyumbang sekitar 1% pada tumor dewasa • Anak-anak dan remaja muda dominan pada kepala dan leher yang biasanya dari tipe embrional. Rhabdomyosarcoma ekstremitas lebih sering terjadi pada remaja dan biasanya tipe alveolar. • Rhabdomyosarcoma pleomorfik biasanya muncul pada ekstremitas dan terutama menyerang orang dewasa. • Situs metastasis umum rhabdomyosarcoma termasuk paru-paru, sumsum tulang, dan kelenjar getah bening.
  • 6. Epidemiology Tumor ini dapat muncul hampir di mana saja • Kepala dan leher (40%) meliputi parameningeal (16%), orbital atau kelopak mata (10%), dan non- parameningeal (10%). • Pada saluran genitourinari pria atau wanita (25%), termasuk regio paratestikuler, saluran genitourinari wanita (vulva, vagina, serviks, uterus), kandung kemih, dan prostat, serta pada daerah ekstremitas (20%). • Dapat juga pada dinding dada dan retroperitoneum.
  • 7. Klasikfikasi Embryonal RMS • E-RMS menyumbang lebih dari setengah dari semua RMS, tetapi Tumor ini sulit untuk dikenali. • Lokasi yang paling umum terjadi pada daerah kepala, leher dan saluran kemih dan anak-anak. • Sejumlah besar E-RMS hanya terdiri dari sel yang tidak berdiferensiasi, kecil, berbentuk gelendong hingga lonjong • DD E-RMS mencakup neuroblastoma, ES, sarkoma sinovial berdiferensiasi buruk / Poorly differentiated Synovial Sarcoma (PDSS), melanoma, dan limfoma. • Prognosis E-RMS secara umum tergantung pada usia, lokasi, stadium, dan klasifikasi histologis. A) Sel-sel bulat primitive hingga sel- sel gelendong pendek embryonal rhabdomyosarcoma dengan RMS eosinofilik yang lebih besar. (B) Sel-sel tumor menunjukkan ekspresi difus desmin (C) tetapi reaktivitas nuklir yang lebih terbatas untuk myogenin.
  • 8. Klasikfikasi Pleomorphic RMS • P-RMS adalah jenis paling umum dan terlihat hampir secara eksklusif di ekstremitas orang. dewasa yang lebih tua, usia berkisar 30-50 tahun. • Gejala klinis tergantung dengan lokasi, ukuran dari tumor. Jarang pada empedu. -leher, dada, punggung, lengan, tungkai, atau selangkangan => benjolan atau pembengkakan. -Mata => mata meninjol, juling, penurunan visus. -THT => Sakit telinga, mimisan, hidung tersumbat, sakit kepala • Secara morfologis, tumor terdiri dari sel bulat, gelendong, dan sel pleomorfik yang tidak berdiferensiasi dengan sitoplasma eosinofilik cerah. Ephiteloid RMS • RMS epiteloid adalah varian RMS yang berbeda secara morfologis dengan menonjol sitomorfologi epiteloid yang sangat mirip dengan karsinoma atau melanoma. • Kasus terutama mempengaruhi pasien yang lebih tua dengan predileksi laki-laki. • Perjalanan klinis biasanya agresif.
  • 9. Klasikfikasi Alveolar RMS • A-RMS) adalah neoplasma ganas sel bulat primitif yang menunjukkan diferensiasi otot rangka parsial. • A-RMS paling banyak sering timbul pada ekstremitas dewasa muda. • Tumor ini ditandai dengan translokasi berulang t(2;13)(q35;q14) dan, lebih jarang, t(1;13)(q36;q14), yang melibatkan gen FOXO1A pada kromosom 13 dengan PAX3 pada kromosom 2 atau PAX7 pada kromosom 1 • DD morfologis untuk A-RMS adalah dengan limfoma Gambar 4.6 Uniform round cells of alveolar rhabdomyosarcoma (A). Tumor cells show diffuse expression of desmin (B) and extensive staining for myogenin (C).
  • 10. Klasikfikasi Spindle Cell RMS • S-RMS paling sering muncul di daerah paratesticular anak-anak tetapi kadang-kadang dapat terjadi pada orang dewasa dengan anatomi yang lebih luas distribusinya. • S-RMS terdiri dari fasikula sel spindel, yang dapat meniru LMS atau tumor sel gelendong fasikular lainnya tetapi yang sering menunjukkan persilangan sitoplasma, setidaknya fokal, dan bukti diferensiasi rhabdomyoblastic imunohistokimia • Prognosis S-RMS pada orang dewasa lebih buruk daripada anak-anak, dan wawasan terbaru dalam genetika, tumor ini menunjukkan bahwa mungkin ada perbedaan genetik yang mendasari pada anak dibandingkan kasus dewasa. Gambar 4.7 Spindle cell rhabdomyosarcoma may mimic other fascicular spindle cell sarcomas (A), but diffuse reactivity for desmin (B) and variable myogenin expression (C) aids in differential diagnosis.
  • 11. Klasikfikasi Botyroid RMS • Botyroid Tipe botryoid, subset dari RMS embrional, menyumbang 6% dari semua kasus rabdomiosarkoma. Subtipe ini secara khas muncul di bawah permukaan mukosa lubang tubuh; oleh karena itu, paling sering diamati di area seperti vagina, kandung kemih, dan lubang hidung.
  • 12. Diagnosis • Evaluasi awal pasien dengan dugaan rhabdomyosarcoma harus bertujuan untuk mengidentifikasi batas-batas anatomi tumor karena keputusan ini menentukan stadium tumor, stratifikasi risiko, dan pengobatan. • Pemeriksaan awal untuk pasien dengan dugaan rhabdomyosarcoma harus mencakup pemindaian CT atau MRI tumor, pemindaian CT perut dan retroperitoneum, pemindaian CT dada, pemindaian tulang, dan aspirasi dan biopsi sumsum tulang bilateral. Studi tambahan dapat dilakukan berdasarkan kemungkinan situs penyebaran. Biopsi lesi diperlukan untuk diagnosis. • Pemeriksaan histopatologi dan imunohistokimia termasuk Desmin, muscle specific actin (MSA), Miogenin, Mio D1, dan striated muscle actin dari sampel biopsi merupakan tes baku emas untuk mendiagnosis RMS.
  • 13. Tatalaksana 1. Chemotherapy - Rejimen VAC (vincristine, actinomycin-D, siklofosfamid, diberikan pada 1,2 mg/m2 /siklus) adalah standar emas untuk kemoterapi untuk RMS di Amerika Utara. - Di sisi lain, standar di Eropa dianggap sebagai rejimen IVA (ifosfamid, diberikan pada 6 g/m2/siklus, vinkristin,actinomycin- D), yang berbeda hanya pada pemilihan agen alkilasi—mungkin menghasilkan pola toksisitas hematologi, ginjal, dan gonad yang sedikit berbeda. - Durasi pengobatan saat ini 6-12 bulan sesuai dengan protokol yang berbeda. 2. Radiotherapi - Radioterapi merupakan pengobatan utama di RMS, karena perkembangan lokal atau kekambuhan terus menjadi penyebab utama kegagalan pengobatan. - Radioterapi umumnya diberikan kepada volume tumor pretreatment dengan dosis umumnya berkisar antara 40 dan 55 Gy
  • 14. Tatalaksana 3. Pembedahan - Pembedahan untuk RMS telah berkembang selama bertahun-tahun modalitas pengobatan utama (sebelum pengenalan agen antineoplastik yang efektif) - Pembedahan dengan risiko anatomik atau fungsional kerusakan tidak dianjurkan sebagai operasi pertama pendekatan dan harus dianggap hanya sebagai pengobatan penyelamatan, setelah kegagalan prosedur lainnya - Namun, misalnya, RMS ekstremitas bawah pada balita, pilihan antara amputasi dan radioterapi, dengan efek jangka panjangnya pada pertumbuhan tungkai, mungkin menimbulkan dilema yang sulit).
  • 15. Kesimpulan Rhabdomyosarcoma adalah tumor jinak yang menunjukkan diferensiasi otot rangka. Rhabdomyosarcoma (RMS) adalah sarkoma jaringan lunak ganas pediatrik primitif dari fenotipe otot rangka yang berasal dari sel mesenkim primitif. Etiologi dan faktor risiko spesifik rhabdomyosarcoma sebagian besar tidak diketahui, ada peningkatan risiko rhabdomyosarcoma sekunder akibat paparan radiasi in utero, percepatan pertumbuhan in utero, status sosial ekonomi rendah, dan orang tua yang menggunakan narkoba selama kehamilan. . Pada tahun 2013, WHO membagi RMS menjadi 4 tipe utama yaitu embrional, alveolar, spindel, dan pleomorfik/anaplastik. Pemeriksaan awal untuk pasien dengan dugaan rhabdomyosarcoma harus mencakup pemindaian CT atau MRI tumor, pemindaian CT perut dan retroperitoneum, pemindaian CT dada, pemindaian tulang, dan aspirasi dan biopsi sumsum tulang bilateral. Tatalaksana yang diberikan berupa kemoterapi, radioterapi dan pembedahan.