Hanya ingin berbagi ilmu/pengetahuan tentang kepramukaan dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi Pembina Penegak di masing-masing Gugus Depan dan Ambalan :
Jangan lupa tinggalkan jejak (Like/Comment)
Semoga Bermanfaat :)
Salam Pramuka!!!
Hanya ingin berbagi ilmu/pengetahuan tentang kepramukaan dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi Pembina Penegak di masing-masing Gugus Depan dan Ambalan :
Jangan lupa tinggalkan jejak (Like/Comment)
Semoga Bermanfaat :)
Salam Pramuka!!!
Analisis studi kasus berdasarkan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.
Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol.
Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf.
Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua adalah mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti.
2. • Mengkaji paradigma kepembinaan dalam
pendidikan kepramukaan
• Memahami fungsi dan tugas Pembina Pramuka
pada Gugus Depan sesuai dengan Karakteristik,
Usia dan golongan Anggota Pramuka
• Memahami Postur Pembina Pramuka Ideal
• Menguatkan jiwa dan peran serta tanggungjawab
pembina dalam pendidikan kepramukaan
Tujuan :
3. Postur Pembina Pramuka adalah figur atau cerminan yang ditampilkan
oleh seorang yang membina kegiatan pramuka.
Postur pembina pramuka bukan berarti bentuk fisik dari pembina
pramuka itu sendiri, melainkan cerminan dari penampilan, sikap, etika
yang baik yang harus ditunjukkan kepada peserta didik (Siaga,
Penggalang, Penegak, dan Pandega)
Paradigma Pembina Pramuka Memahami:
• Pramuka
• Gerakan Pramuka
• Kepramukaan
• Pendidikan Kepramukaan
Definisi :
4. Tugas & Fungsi Pembina
SIAGA
7 - 10 tahun
ANGGOTA MUDA
PENGGALANG
11 - 15 tahun
PENEGAK
16 - 20 tahun
PANDEGA
21 - 25 tahun
Bertugas membina pramuka pada Gugus Depan sesuai
dengan Karakteristik, Usia dan golongan Anggota Pramuka
5. Postur Pembian Ideal
• Selalu siap melaksanakan tugas.
• Menghayati dan menguasai materi yang disajikan.
• Kaya dengan ketrampilan kepramukaan.
• Memiliki multi metoda dan dapat menggunakannya dengan baik.
• Penjelasannya mudah dipahami dan sistematis
• Saling membantu dan bertukar pikiran dengan sesame Pembina
• Menyajikan pelajaran menarik dan menyenangkan.
• Mampu menciptakan suasana segar, serta mempraktikan apa yang
dibicarakan.
• Menunjukan kecerdasan emosional tinggi (SESOSIF, yaitu Spiritual, Emosional,
Sosial, Intelektual, dan fisik)
• Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana (Ikhlas Berbakti, Berbudi Luhur,
Bijaksana Berwibawa dalam bertindak membina anak-anak Bangsa)
• Happy (selalu riang gembira), Healthy (Sehat), Helpful (suka menolong), dan
Handycraft (suka berkarya).
6. • Sebagai orang tua yang dapat memberi nasehat, arahan, dan bimbingan
• Sebagai guru yang mengajarkan berbagai keterampilan dan
pengetahuan.
• Sebagai kakak yang dapat melindungi, mendampingi, membimbing adik-
adik peserta didik.
• Sebagai mitra dan teman yang dapat dipercaya bersama-sama
menyelenggarakan kegiatan yang menarik, menyenangkan, serta
mengandung unsur pendidikan.
• Sebagai konsultan, tempat bertanya, dan berdiskusi tentang berbagai hal.
• Sebagai motivator, innovator, dan inspirator untuk meningkatkan kualitas
diri peserta didik, serta bersemangat untuk maju.
• Sebagai fasilitator yang memfasilitasi kebutuhan dalam kegiatan peserta
didik.
Peran Pembina :