Dokumen ini membahas tentang posiq, yang merupakan bagian penting pada tubuh manusia, rumah, dan perahu menurut kebudayaan Bugis. Posisq berperan sebagai pusat kehidupan dan kesuburan. Ritual mapposiq dilakukan untuk memberikan roh pada benda-benda tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan proses pembuatan perahu tradisional Bugis dan berbagai aturan adat yang harus dipatuhi.
27. Pemali
• Bayang-bayang penebang tidak
boleh jatuh pada batang kayu yang
akan ditebang.
• Jangan berangkat sebelum melihat
bayang-bayang diri dan bayang-bayang
perahu.
• Tidak boleh ada buku (mata tunas
kayu) di pertemuan sambung (sisi
dengan sisi).
• Posiq perahu tidak boleh sejajar
dengan penyambungan yang
terdapat di perahu.
• Untuk menyambung bagian papan
dengan bagian haluan dan buritan
perahu (sangawing) tidak boleh
membentuk garis lurus. Harus
mengikuti susunan jari tangan.
28. • Pande lopi menangkap asap dupa
sebanyak tiga kali ketika mapposiq
dimaksudkan agar jiwa roh ‘masuk’
ke dalam perahu (diberikan jiwanya).
• Ketika akan diturunkan ke laut, tanah
dari tempat pembuatan perahu dioles
ke buritan (dari bawah ke atas) yang
berarti pasitai indo-amanna
(‘diperlihatkan kepada ibu-ayahnya’).
• Jika telapak kaki lebih lebar
daripada lunas perahu, maka perahu
itu tidak baik untuk digunakan karena
dari awal perahu sudah tidak mau
memuat manusia. Perahu yang baik
adalah apabila lebar lunas lebih
besar dari pada telapak kaki (telapak
kaki pas masuk ke lunas).
Ussul