SlideShare a Scribd company logo
DEAS Institute
Vol 1 (2018) No 1
1 Policy Brief
SUBSIDI PUPUK DI INDONESIA
Latar belakang
Sebagai implementasi Visi Ketahanan Pangan Indonesia tahun 2018 pemerintah
memberikan subsidi pupuk sebesar 9,55 juta ton. Anggaran Ketahanan Pangan yang
dialokasikan pemerintah (triliun rupiah) Subsidi Pangan 19,8, Subsidi Pupuk 31,2, Subsidi
Benih 1,3, Subsidi bunga kredit resi gudang 0 (Nota Keuangan, 2018). Karena jumlah dan
porsi biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk subsidi pupuk ini cukup besar maka
pemerintah juga berupaya mendorong penyaluran subsidi pupuk yang lebih tepat sasaran.
Menurut data Kementerian Keuangan 2018 perkembangan realisasi anggaran subsidi
pangan, selama kurun waktu 2013– 2016 mengalami peningkatan rata-rata 2,8 persen per
tahun semula sebesar Rp20,3 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp22,1 triliun pada tahun 2016.
Peningkatan ini lebih banyak dialokasikan untuk belanja subsidi pupuk. Namun disisi lain untuk
anggaran subsidi secara keseluruhan mengalami penurunan akibat penghapusan subsidi
energi. Berikut data perkembangan subsidi secara keseluruahn.
Sumber: Kementerian Keuangan 2018
Subsidi pupuk adalah intervensi kebijakan pemerintah yang saat ini menerima banyak
perhatian dan pendanaan. Hal itu ditunjukkan melalui belanja pemerintah tahun ini yang
mengalokasikan 156,2 triliun rupiah untuk kebutuhan subsidi secara keselurahan.
DEAS Institute
Vol 1 (2018) No 1
2 Policy Brief
Sumber: Kementerian Keuangan 2018
Sementara itu, dalam kurun waktu 2013– 2016, realisasi subsidi pupuk bagi petani yang
disalurkan melalui BUMN produsen pupuk, menunjukkan kecenderungan yang terus
meningkat. Perkembangan realisasi anggaran subsidi pupuk selama kurun waktu 2013– 2016
mengalami peningkatan rata-rata 15,1 persen per tahun, semula sebesar Rp17,6 triliun pada
tahun 2013 menjadi Rp26,9 triliun pada tahun 2016. Dalam outlook tahun 2017, subsidi pupuk
menjadi Rp31,2 triliun rupiah (Nota Keuangan, 2018).
Perubahan anggaran subsidi pupuk berkaitan dengan: (1) perubahan harga pokok produksi
(HPP); (2) alokasi anggaran untuk kurang bayar subsidi pupuk tahun sebelumnya; (3) semakin
besarnya subsidi harga pupuk (selisih antara HPP dengan harga eceran tertinggi (HET)); dan
(4) volume pupuk bersubsidi.
Berdasarkan masalah tersebut akhirnya pemerintah merencanakan perubahan kebijakan
dari bentuk subsidi pupuk tidak langsung menjadi subsidi pupuk langsung. Maka muncul
pertanyaan bagaimana kebijakan subsidi pupuk yang tepat untuk kasus Indonesia?
Pembahasan
Subsidi pupuk sebagai salah satu bentuk dari fungsi distribusi APBN. Mata pencaharian
keluarga miskin 49,89% adalah petani (BPS, 2016) atau 13,81 juta jiwa petani dan
keluarganya dalam keadaan miskin. Dengan demikian penting bagi pemerintah untuk
mengambil kebijakan terkait dengan fungsi distribusi ini. Melalui kebijakan subsidi maka akan
ada aliran dana dari masyarakat tergolong mampu ke masyarakat yang membutuhkan.
Subsidi pupuk ini membantu petani yang membutuhkan untuk meningkatkan
kesejahteraannya.
Kebijakan subsidi pupuk jugamendorong meningkatnya ketahanan pangan, sehingga dapat
membantu menjaga stabilitas harga (fungsi stabilitas). Hal tersebut disebabkan biaya pupuk
berperan dalam menentukan biaya produksi tanaman. Untuk biaya pupuk mengambil 26% dari
total biaya produksi tanaman pangan (Muslimin dan Sarintang,2015). Penting untuk menjaga
fungsi stabilitas ini sehingga tercipta harga yang relevan di pasar.
DEAS Institute
Vol 1 (2018) No 1
3 Policy Brief
Jika kondisi subsidi pupuk merupakan bentuk price distorting subsidy maka pemerintah
memberikan subsidi pupuk kepada petani melalui mekanisme harga. Selama ini subsidi
dilakukan dengan harga pupuk yang diberikan kepada petani penerima subsidi lebih murah
dari harga di pasar. Hal ini menyebabkan adanya dua harga di pasar. Selain itu penggunaan
subsidi harga juga mendorong ketidakefisien seperti dijelaskan kurva berikut.
Tanpa subsidi, keseimbangan terjadi di titik E, dimana marginal benefit sama dengan
marginal cost untuk petani, yaitu di harga 400 dan quantity Q1. Jika pemerintah
memberikan subsidi, sehingga harga menjadi 200, maka jumlah permintaan naik menjadi Q2
di titik keseimbangan E’. Titik itu bukan titik efisien karena marginal cost yang dikeluarkan
lebih besar dibanding marginal benefit yang diperoleh. Subsidi yang harus dikeluarkan sebesar
BAE’C, sedangkan total tambahan benefit yang diperoleh konsumen karena adanya subsidi
adalah BCE’E, dimana BAE’C>BCE’E. Selisih antara BCE’E dengan BCE’E yaitu area AEE’
merupakan excess burden of the subsidy. Jadi subsidi membuat penerima subsidi
mengkonsumsi lebih banyak dibanding titik dimana marginal benefit sama dengan marginal
cost nya. Menurut penelitian penggunaan pupuk tidak memenuhi anjuran pupuk berimbang
(overconsume) (Kudrati dan Kusmiati, 2010). Masalah lain yang muncul yaitu disparitas
harga dengan pupuk non subsidi yang tinggi menimbulkan insentif untuk penyelundupan
(tidak tepat sasaran) dan penjualan di atas HET principal agent problem dalam penentuan HPP
di produsen.
Rekomendasi
Oleh karena itu rekomendasi sebagai alternatif kebijakan yang dapat ditawarkan. Jika
mengacu pada konsep efisiensi, maka pilihan yang akan diambil adalah melakukan realokasi
belanja kepada pos belanja yang dapat menghasilkan output yang lebih besar (misalnya
belanja modal). Tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana menyusun mekanisme
subsidi yang lebih efektif (lebih tepat sasaran) dan efisien (output yang dicapai lebih besar),
artinya trade off yang terjadi minimal. Mekanisme subsidi yang paling efisien adalah individual
cash transfer, dimana penerima akan bebas menentukan kombinasi konsumsinya, sehingga
DEAS Institute
Vol 1 (2018) No 1
4 Policy Brief
utilitas yang diperoleh akan maksimal. Namun demikian, akan menimbulkan moral hazard,
dimana tujuan pemberian subsidi pupuk sendiri tidak akan tercapai (digunakan untuk konsumsi
lain). Sehingga konsep kupon bisa menjadi alternatif yaitu memberikan subsidi dalam bentuk
kupon yang bisa digunakan untuk membeli dalam jumlah yang sudah ditentukan, dan tidak
bisa digunakan untuk membeli barang lain. Konsep kupon ini dapat dijelaskan melalui kurva
berikut.
Jika pemerintah memberikan subsidi sebesar F yang dapat digunakan untuk membeli
barang subsidi sebanyak Qf. Dampaknya konsumen akan mengkonsumsi barang subsidi
meningkat menjadi Qf2 dan membelanjakan untuk barang lalin juga meningkat menjadi M2.
Artinya efek subsidi kupon dengan subsidi cash transfer terhadap konsumsi adalah sama yang
meminimalkan resiko pupuk salah sasaran, yaitu pupuk subsidi diserap pihak yang tidak
berhak.
Mekanisme subsidi dalam bentuk kupon subsidi dapat diaplikasikan sebagai alternatif
kebijakan kemudian juga perlu disusun kembali benchmarking penyusunan HPP pupuk sebagai
pedoman bagi produsen untuk menjamin efisiensi dan meminimalkan principal agent problem.
Referensi
Hillman, Arye L. 2009. Public Finance and Public Policy Second Edition. Cambridge.
Kudrati dan Kusmiati. 2010. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Kelangkaan Pupuk
Bersubsidi.
Musgrave, Richard A and Musgrave, Peggy B. 1989. Public Finance in Theory and Practice
Fifth Edition. Harvard University.
Muslimin dan Sarintang. 2015. Analisis Struktur Biaya dan Profitabilitas Usahatani
Pengelolaan Tanaman Terpadu Jagung di Sulawesi Selatan.

More Related Content

Similar to Policy Brief Vol 1 (2018) no 1

Subsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian TerpaduSubsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian Terpadu
Pekerja Sosial Masyarakat
 
fungsi koprasi cara membuat koprasi
fungsi koprasi cara membuat koprasifungsi koprasi cara membuat koprasi
fungsi koprasi cara membuat koprasi
zahid_muhamad31
 
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...
ANTON HILMAN
 
Dampak kenaikan bbm tahun 2014
Dampak kenaikan bbm tahun 2014Dampak kenaikan bbm tahun 2014
Dampak kenaikan bbm tahun 2014
Andre Siagian
 
Dampak Subsidi BBM Premium terhadap Perekonomian Indonesia
Dampak Subsidi BBM Premium terhadap Perekonomian IndonesiaDampak Subsidi BBM Premium terhadap Perekonomian Indonesia
Dampak Subsidi BBM Premium terhadap Perekonomian Indonesia
Andry Satrio
 
Makalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatanMakalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatan
ady suhardi
 
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanian
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanianPermasalahan dan kebijakan di bidang pertanian
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanianOperator Warnet Vast Raha
 
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanian
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanianPermasalahan dan kebijakan di bidang pertanian
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanianOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunReza Yudhalaksana
 
Pengaruh mandatory spending di Indonesia
Pengaruh mandatory spending di IndonesiaPengaruh mandatory spending di Indonesia
Pengaruh mandatory spending di Indonesia
Puja Lestari
 
Tugas proyek
Tugas proyekTugas proyek
Tugas proyek
naila hanin
 
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiPenggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
MonicaMagdalena5
 
Ekonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroEkonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroMasni Gunawan
 
Kebijakan anggaran
Kebijakan anggaranKebijakan anggaran
Kebijakan anggaranDevyzein
 
Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatan
Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatanImplikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatan
Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatanSutopo Patriajati
 
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
Paul Aurel
 
Microteching 1
Microteching 1Microteching 1
Microteching 1Roma Imoet
 

Similar to Policy Brief Vol 1 (2018) no 1 (20)

Subsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian TerpaduSubsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian Terpadu
 
fungsi koprasi cara membuat koprasi
fungsi koprasi cara membuat koprasifungsi koprasi cara membuat koprasi
fungsi koprasi cara membuat koprasi
 
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...
 
Dampak kenaikan bbm tahun 2014
Dampak kenaikan bbm tahun 2014Dampak kenaikan bbm tahun 2014
Dampak kenaikan bbm tahun 2014
 
Dampak Subsidi BBM Premium terhadap Perekonomian Indonesia
Dampak Subsidi BBM Premium terhadap Perekonomian IndonesiaDampak Subsidi BBM Premium terhadap Perekonomian Indonesia
Dampak Subsidi BBM Premium terhadap Perekonomian Indonesia
 
Kompos jerami pupuk
Kompos jerami pupukKompos jerami pupuk
Kompos jerami pupuk
 
Makalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatanMakalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatan
 
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanian
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanianPermasalahan dan kebijakan di bidang pertanian
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanian
 
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanian
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanianPermasalahan dan kebijakan di bidang pertanian
Permasalahan dan kebijakan di bidang pertanian
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiun
 
Pengaruh mandatory spending di Indonesia
Pengaruh mandatory spending di IndonesiaPengaruh mandatory spending di Indonesia
Pengaruh mandatory spending di Indonesia
 
Tugas proyek
Tugas proyekTugas proyek
Tugas proyek
 
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiPenggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesi
 
Ekonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroEkonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makro
 
Kebijakan anggaran
Kebijakan anggaranKebijakan anggaran
Kebijakan anggaran
 
Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatan
Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatanImplikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatan
Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatan
 
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi
 
Microteching 1
Microteching 1Microteching 1
Microteching 1
 

Recently uploaded

1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
andikhaidir6
 
Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptxBahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
syahirula014
 
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdfCONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
RizkiAzharHermawan1
 
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdfContractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
crestsafety
 
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptxBela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
andikhaidir6
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
DenniPratama2
 
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdfPrinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
bayubpsjombang
 
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
firlanarahmania
 
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptxSosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
SeksiBankKPPNMalang
 

Recently uploaded (9)

1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
1. REVIU Dokumen Ren Angg Daerah Tahunan.pptx
 
Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptxBahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
Bahan tayang KMK 334 2021 detailed 1.pptx
 
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdfCONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
CONTOH Penyusunan SOP Kecamatan Kelurahan Kota Kediri 12-13 Juni 2024.pdf
 
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdfContractor Safety Management System (CSMS).pdf
Contractor Safety Management System (CSMS).pdf
 
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptxBela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila PKA VII.pptx
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
 
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdfPrinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
Prinsip Satu Data Indonesia Domain 1.pdf
 
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan  Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
 
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptxSosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
Sosialisasi Penyaluran DAK Fisik 2023 DJPB.pptx
 

Policy Brief Vol 1 (2018) no 1

  • 1. DEAS Institute Vol 1 (2018) No 1 1 Policy Brief SUBSIDI PUPUK DI INDONESIA Latar belakang Sebagai implementasi Visi Ketahanan Pangan Indonesia tahun 2018 pemerintah memberikan subsidi pupuk sebesar 9,55 juta ton. Anggaran Ketahanan Pangan yang dialokasikan pemerintah (triliun rupiah) Subsidi Pangan 19,8, Subsidi Pupuk 31,2, Subsidi Benih 1,3, Subsidi bunga kredit resi gudang 0 (Nota Keuangan, 2018). Karena jumlah dan porsi biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk subsidi pupuk ini cukup besar maka pemerintah juga berupaya mendorong penyaluran subsidi pupuk yang lebih tepat sasaran. Menurut data Kementerian Keuangan 2018 perkembangan realisasi anggaran subsidi pangan, selama kurun waktu 2013– 2016 mengalami peningkatan rata-rata 2,8 persen per tahun semula sebesar Rp20,3 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp22,1 triliun pada tahun 2016. Peningkatan ini lebih banyak dialokasikan untuk belanja subsidi pupuk. Namun disisi lain untuk anggaran subsidi secara keseluruhan mengalami penurunan akibat penghapusan subsidi energi. Berikut data perkembangan subsidi secara keseluruahn. Sumber: Kementerian Keuangan 2018 Subsidi pupuk adalah intervensi kebijakan pemerintah yang saat ini menerima banyak perhatian dan pendanaan. Hal itu ditunjukkan melalui belanja pemerintah tahun ini yang mengalokasikan 156,2 triliun rupiah untuk kebutuhan subsidi secara keselurahan.
  • 2. DEAS Institute Vol 1 (2018) No 1 2 Policy Brief Sumber: Kementerian Keuangan 2018 Sementara itu, dalam kurun waktu 2013– 2016, realisasi subsidi pupuk bagi petani yang disalurkan melalui BUMN produsen pupuk, menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Perkembangan realisasi anggaran subsidi pupuk selama kurun waktu 2013– 2016 mengalami peningkatan rata-rata 15,1 persen per tahun, semula sebesar Rp17,6 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp26,9 triliun pada tahun 2016. Dalam outlook tahun 2017, subsidi pupuk menjadi Rp31,2 triliun rupiah (Nota Keuangan, 2018). Perubahan anggaran subsidi pupuk berkaitan dengan: (1) perubahan harga pokok produksi (HPP); (2) alokasi anggaran untuk kurang bayar subsidi pupuk tahun sebelumnya; (3) semakin besarnya subsidi harga pupuk (selisih antara HPP dengan harga eceran tertinggi (HET)); dan (4) volume pupuk bersubsidi. Berdasarkan masalah tersebut akhirnya pemerintah merencanakan perubahan kebijakan dari bentuk subsidi pupuk tidak langsung menjadi subsidi pupuk langsung. Maka muncul pertanyaan bagaimana kebijakan subsidi pupuk yang tepat untuk kasus Indonesia? Pembahasan Subsidi pupuk sebagai salah satu bentuk dari fungsi distribusi APBN. Mata pencaharian keluarga miskin 49,89% adalah petani (BPS, 2016) atau 13,81 juta jiwa petani dan keluarganya dalam keadaan miskin. Dengan demikian penting bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan terkait dengan fungsi distribusi ini. Melalui kebijakan subsidi maka akan ada aliran dana dari masyarakat tergolong mampu ke masyarakat yang membutuhkan. Subsidi pupuk ini membantu petani yang membutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Kebijakan subsidi pupuk jugamendorong meningkatnya ketahanan pangan, sehingga dapat membantu menjaga stabilitas harga (fungsi stabilitas). Hal tersebut disebabkan biaya pupuk berperan dalam menentukan biaya produksi tanaman. Untuk biaya pupuk mengambil 26% dari total biaya produksi tanaman pangan (Muslimin dan Sarintang,2015). Penting untuk menjaga fungsi stabilitas ini sehingga tercipta harga yang relevan di pasar.
  • 3. DEAS Institute Vol 1 (2018) No 1 3 Policy Brief Jika kondisi subsidi pupuk merupakan bentuk price distorting subsidy maka pemerintah memberikan subsidi pupuk kepada petani melalui mekanisme harga. Selama ini subsidi dilakukan dengan harga pupuk yang diberikan kepada petani penerima subsidi lebih murah dari harga di pasar. Hal ini menyebabkan adanya dua harga di pasar. Selain itu penggunaan subsidi harga juga mendorong ketidakefisien seperti dijelaskan kurva berikut. Tanpa subsidi, keseimbangan terjadi di titik E, dimana marginal benefit sama dengan marginal cost untuk petani, yaitu di harga 400 dan quantity Q1. Jika pemerintah memberikan subsidi, sehingga harga menjadi 200, maka jumlah permintaan naik menjadi Q2 di titik keseimbangan E’. Titik itu bukan titik efisien karena marginal cost yang dikeluarkan lebih besar dibanding marginal benefit yang diperoleh. Subsidi yang harus dikeluarkan sebesar BAE’C, sedangkan total tambahan benefit yang diperoleh konsumen karena adanya subsidi adalah BCE’E, dimana BAE’C>BCE’E. Selisih antara BCE’E dengan BCE’E yaitu area AEE’ merupakan excess burden of the subsidy. Jadi subsidi membuat penerima subsidi mengkonsumsi lebih banyak dibanding titik dimana marginal benefit sama dengan marginal cost nya. Menurut penelitian penggunaan pupuk tidak memenuhi anjuran pupuk berimbang (overconsume) (Kudrati dan Kusmiati, 2010). Masalah lain yang muncul yaitu disparitas harga dengan pupuk non subsidi yang tinggi menimbulkan insentif untuk penyelundupan (tidak tepat sasaran) dan penjualan di atas HET principal agent problem dalam penentuan HPP di produsen. Rekomendasi Oleh karena itu rekomendasi sebagai alternatif kebijakan yang dapat ditawarkan. Jika mengacu pada konsep efisiensi, maka pilihan yang akan diambil adalah melakukan realokasi belanja kepada pos belanja yang dapat menghasilkan output yang lebih besar (misalnya belanja modal). Tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana menyusun mekanisme subsidi yang lebih efektif (lebih tepat sasaran) dan efisien (output yang dicapai lebih besar), artinya trade off yang terjadi minimal. Mekanisme subsidi yang paling efisien adalah individual cash transfer, dimana penerima akan bebas menentukan kombinasi konsumsinya, sehingga
  • 4. DEAS Institute Vol 1 (2018) No 1 4 Policy Brief utilitas yang diperoleh akan maksimal. Namun demikian, akan menimbulkan moral hazard, dimana tujuan pemberian subsidi pupuk sendiri tidak akan tercapai (digunakan untuk konsumsi lain). Sehingga konsep kupon bisa menjadi alternatif yaitu memberikan subsidi dalam bentuk kupon yang bisa digunakan untuk membeli dalam jumlah yang sudah ditentukan, dan tidak bisa digunakan untuk membeli barang lain. Konsep kupon ini dapat dijelaskan melalui kurva berikut. Jika pemerintah memberikan subsidi sebesar F yang dapat digunakan untuk membeli barang subsidi sebanyak Qf. Dampaknya konsumen akan mengkonsumsi barang subsidi meningkat menjadi Qf2 dan membelanjakan untuk barang lalin juga meningkat menjadi M2. Artinya efek subsidi kupon dengan subsidi cash transfer terhadap konsumsi adalah sama yang meminimalkan resiko pupuk salah sasaran, yaitu pupuk subsidi diserap pihak yang tidak berhak. Mekanisme subsidi dalam bentuk kupon subsidi dapat diaplikasikan sebagai alternatif kebijakan kemudian juga perlu disusun kembali benchmarking penyusunan HPP pupuk sebagai pedoman bagi produsen untuk menjamin efisiensi dan meminimalkan principal agent problem. Referensi Hillman, Arye L. 2009. Public Finance and Public Policy Second Edition. Cambridge. Kudrati dan Kusmiati. 2010. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Kelangkaan Pupuk Bersubsidi. Musgrave, Richard A and Musgrave, Peggy B. 1989. Public Finance in Theory and Practice Fifth Edition. Harvard University. Muslimin dan Sarintang. 2015. Analisis Struktur Biaya dan Profitabilitas Usahatani Pengelolaan Tanaman Terpadu Jagung di Sulawesi Selatan.