SlideShare a Scribd company logo
KEBIJAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
DI TATANAN RUMAH TANGGA
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
SEHAT - KESEHATAN
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
PEMBANGUNAN KESEHATAN
3
Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan
ekonomis.
(Pasal 3 UU 36/2009)
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
(Pasal 1 UU 36/2009)
Bahwa masalah kesehatan
tidak bisa diatasi hanya oleh
sektor kesehatan, sudah
makin disadari. Konsep
"determinan sosial dalam
kesehatan" menegaskan bahwa
banyak sektor mempengaruhi
kesehatan baik langsung
maupun tidak langsung.
RENSTRA
2015-2019
Program
• Promotif – preventif
sebagai landasan
pembangunan kesehatan
• Pemberdayaan
masyarakat
• Keterlibatan lintas sektor
Program
• Peningkatan Akses terutama pd
FKTP
• Optimalisasi Sistem Rujukan
• Peningkatan Mutu
Program
• Benefit
• Sistem pembiayaan:
asuransi – azas gotong
royong
• Kendali Mutu & Kendali
Biaya
• Sasaran: PBI & Non PBI
Tanda kepesertaan KIS
D
T
P
K
KELUARGA SEHAT
Penerapan pendekatan
continuum of care
Intervensi berbasis resiko
kesehatan (health risk)
PENDEKATAN
KELUARGA
5
Pilar 1.
Paradigma Sehat
Pilar 2. Penguatan
Yankes
Pilar 3. JKN
GERMAS
Program Indonesia Sehat
PPPKMI
Prof. Aaron Antonovsky - sosiologi medis
PENDEKATAN SALUTOGENESIS
sense of coherence
“apa yang menyebabkan orang jatuh sakit?” vs “apa yang
membuat seseorang bisa tetap sehat?”.
Salutogenesis berupaya memelihara & memperkuat sumber-sumber
kekuatan hidup (seperti kesehatan & well-being).
Konsep Promotif dan Preventif Kesehatan
Konsep pencegahan dari Leavell and Clarck (1965)
PPPKMI
sekumpulan
perilaku yang
dipraktikkan atas
dasar kesadaran
sebagai hasil
dari
pembelajaran
yang menjadikan
seseorang dapat
menolong diri sendiri
di bidang kesehatan
dan berperan aktif
dalam mewujudkan
kesehatan.
Tatanan PHBS
12
PENDEKATAN “CONTINUUM OF CARE”
& “LIFE CYCLE”
BERKESINAMBUNGAN & THD SELURUH TAHAPAN
SIKLUS HIDUP MANUSIA
• Penjaringan kes.
• Kespro remaja
• Konseling: Gizi
HIV/AIDS,NAPZA dll
• Pemberian T_Fe
Trend Kematian Ibu dan Bayi
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 - 2018
748 825 797
695 700
3982 4045
3730
3240
3083
2014 2015 2016 2017 2018
Kematian Ibu Kematian Bayi
HASIL PENJARINGAN KESEHATAN ANAK SEKOLAH
TAHUN AJARAN 2017 – 2018 DI JAWA BARAT
SD/MI
SMP/MTS
SMA/SMK/MA
• Sekolah yg dijaring : 99 %
• Peserta didik yang dijaring : 91%
• Status Gizi Kurus : 8,2%
• Gigi Karies : 47%
• Menggunakan kacamata : 0,2 %
• Dirujuk : 5 %
• Sekolah yg dijaring : 91%
• Peserta didik yang dijaring : 82%
• Status Gizi Kurus : 5,6%
• Gigi Karies : 20%
• Menggunakan kacamata : 1,5 %
• Risiko anemia pada siswi : 4,8%
• Gangguan Reproduksi : 1,1 %
• Dirujuk : 2,8 %
• Sekolah yg dijaring : 89%
• Peserta didik yang dijaring : 84%
• Status Gizi Kurus : 4,8%
• Gigi Karies : 18,6%
• Menggunakan kacamata : 2,3 %
• Risiko anemia pada siswi : 3,9%
• Gangguan Reproduksi : 1,2%
• Dirujuk : 2,5%
Jumlah
Puskesmas yg
melaksanakan
penjaringan
kesehatan
SD
1.077
(98%)
SMP
1.022
(94%)
SMA
1.011
(93%)
Jumlah Puskesmas:
1.088
DALAM 30 TAHUN TERAKHIR ....
TERJADI PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN PERILAKU MANUSIA
TAHUN 1990:
Infeksi Saluran
Pernapasan Atas,
Tuberkulosis, Diare
PENYAKIT
MENULAR
Tekanan darah tinggi,
stroke, jantung, kanker,
kencing manis
PENYAKIT
TIDAK MENULAR
SEJAK 2010:
5 PENYAKIT
tertinggi adalah Penyakit Tidak Menular
dengan beban biaya rawat inap
1,82
JANTUNG STROKE GINJAL DIABETES KANKER
794,08 750 313,64 313,09
Miliar
Tanpa intervensi yang berarti, beban pengeluaran kesehatan di Indonesia diproyeksi dapat terus meningkat
Rokok dan Lingkaran Kemiskinan
Perokok miskin – yang proporsinya lebih tinggi - kecenderungannya
akan mengorbankan kebutuhan sandang pangan untuk memenuhi
kebutuhan rokok
Data Susenas, 2005 - 2013
Dgn jumlah perokok sebanyak +90 juta,
rata-rata rokok yang dihisap per hari
12,3 batang, dan rata-rata harga rokok
per batang Rp. 1.000,-, maka
pengeluaran masyarakat utk rokok
sebanyak Rp. 1,1 TRILIUN per hari 
bila dibelikan makanan maka
kebutuhan minimal 2.100 kkal seluruh
penduduk dapat tercukupi
FAKTOR RISIKO
PENYEBAB PENYAKIT TIDAK MENULAR
KURANG
AKTIVITAS FISIK
KURANG KONSUMSI BUAH
DAN SAYUR
MINUM ALKOHOL
MEROKOK
BUANG AIR BESAR
SEMBARANGAN
M
E
N
Y
E
B
A
B
K
A
N
2-3 dari 10 org
9 dari 10 org
1 dari 3 org
1 dari 3 org
4 dari 10 RT
SANITASI DASAR
PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
ZAT PENCEMAR MERUSAK LINGKUNGAN Jika zat pencemar
masuk ke tubuh manusia
MENYEBABKAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
MACAM-MACAM ZAT
PENCEMAR :
• Gas buang dari
kendaraan bermotor
• Limbah pabrik
• Asap Rokok
• Logam berat
• Pestisida
AKIBATNYA :
• Mencemari sumber air
minum
• Polusi udara
• Mencemari tanah
pertanian
• Mencemari tanaman,
sayur mayur
LINGKUNGAN TIDAK SEHAT
POLUTAN SAMPAH
Remaja Cuci tangan pakai sabun dengan benar
PERILAKU
HARAPAN
 Penyelenggaraan PHBS Rumah Tangga mendapat dukungan alokasi
sumberdaya yang diperlukan untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat.
 Upaya pembinaan PHBS Rumah Tangga menjadi tugas dan tanggung jawab
semua pihak, jadi bukan merupakan masalah sektor kesehatan saja.
 Program PHBS Rumah Tangga dapat dirancang dengan baik, dan dapat
terintegrasi dengan lintas sektor terkait.
 Penyelenggaraan program PHBS Rumah Tangga akan lebih optimal
sehingga dapat berdampak lebih maksimal terhadap upaya mengatasi
masalah kesehatan masyarakat.
 Meningkatkan kerjasama dalam pembinaan PHBS Rumah Tangga.
S A L A M S E H A T
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to PHBS RUMAH TANGGA.pptx

Indonesia Darurat Rokok
Indonesia Darurat RokokIndonesia Darurat Rokok
Indonesia Darurat Rokoksehatnegeriku
 
KEBIJAKAN-PEMBINAAN-KESEHATAN-ANAK-USIA-SEKOLAH-DAN-REMAJA.pptx
KEBIJAKAN-PEMBINAAN-KESEHATAN-ANAK-USIA-SEKOLAH-DAN-REMAJA.pptxKEBIJAKAN-PEMBINAAN-KESEHATAN-ANAK-USIA-SEKOLAH-DAN-REMAJA.pptx
KEBIJAKAN-PEMBINAAN-KESEHATAN-ANAK-USIA-SEKOLAH-DAN-REMAJA.pptxArjunKahut1
 
01_Gerakan masyarakat sehat-NTB-ROKOM.ppt
01_Gerakan masyarakat sehat-NTB-ROKOM.ppt01_Gerakan masyarakat sehat-NTB-ROKOM.ppt
01_Gerakan masyarakat sehat-NTB-ROKOM.pptSiskaAlfiyanah1
 
01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt
01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt
01_GERMAS-NTB-ROKOM.pptAhmadRamdani43
 
01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt
01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt
01_GERMAS-NTB-ROKOM.pptgatot46
 
GERMAS-NTB-Gerakan Masyarakat Sehat NTB ROKOM
GERMAS-NTB-Gerakan Masyarakat Sehat NTB ROKOMGERMAS-NTB-Gerakan Masyarakat Sehat NTB ROKOM
GERMAS-NTB-Gerakan Masyarakat Sehat NTB ROKOMqwertypwrt
 
01_GERMAS-NTB-ROKOM.pptx POLA HIDUP SEEHAT.pptx
01_GERMAS-NTB-ROKOM.pptx POLA HIDUP SEEHAT.pptx01_GERMAS-NTB-ROKOM.pptx POLA HIDUP SEEHAT.pptx
01_GERMAS-NTB-ROKOM.pptx POLA HIDUP SEEHAT.pptxrudihandani87
 
MENURUNKAN-ANGKA-KESAKITAN-DAN-KEMATIAN-MELALUI-PHBS.pptx
MENURUNKAN-ANGKA-KESAKITAN-DAN-KEMATIAN-MELALUI-PHBS.pptxMENURUNKAN-ANGKA-KESAKITAN-DAN-KEMATIAN-MELALUI-PHBS.pptx
MENURUNKAN-ANGKA-KESAKITAN-DAN-KEMATIAN-MELALUI-PHBS.pptxUKMLimo
 
Bukusaku2008
Bukusaku2008Bukusaku2008
Bukusaku2008rifsal
 
Teknokratik rpjmn-bappenas
Teknokratik rpjmn-bappenasTeknokratik rpjmn-bappenas
Teknokratik rpjmn-bappenasBambang Narmada
 
Presentasi bu menkes
Presentasi bu menkesPresentasi bu menkes
Presentasi bu menkesputri irawan
 
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxVeniceaprilia
 
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfTransformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfMuh Saleh
 
Riset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokok
Riset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokokRiset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokok
Riset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokokindonesiaheart
 
Germas Sumut-Bappenas.pdf
Germas Sumut-Bappenas.pdfGermas Sumut-Bappenas.pdf
Germas Sumut-Bappenas.pdfmangarahon
 
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptx
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptxkebijakan kanker Salvi LP LS.pptx
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptxAqnaAkhila
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKDokter Tekno
 

Similar to PHBS RUMAH TANGGA.pptx (20)

Indonesia Darurat Rokok
Indonesia Darurat RokokIndonesia Darurat Rokok
Indonesia Darurat Rokok
 
KEBIJAKAN-PEMBINAAN-KESEHATAN-ANAK-USIA-SEKOLAH-DAN-REMAJA.pptx
KEBIJAKAN-PEMBINAAN-KESEHATAN-ANAK-USIA-SEKOLAH-DAN-REMAJA.pptxKEBIJAKAN-PEMBINAAN-KESEHATAN-ANAK-USIA-SEKOLAH-DAN-REMAJA.pptx
KEBIJAKAN-PEMBINAAN-KESEHATAN-ANAK-USIA-SEKOLAH-DAN-REMAJA.pptx
 
01_Gerakan masyarakat sehat-NTB-ROKOM.ppt
01_Gerakan masyarakat sehat-NTB-ROKOM.ppt01_Gerakan masyarakat sehat-NTB-ROKOM.ppt
01_Gerakan masyarakat sehat-NTB-ROKOM.ppt
 
01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt
01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt
01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt
 
01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt
01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt
01_GERMAS-NTB-ROKOM.ppt
 
GERMAS NTB ROKOM.ppt
GERMAS NTB ROKOM.pptGERMAS NTB ROKOM.ppt
GERMAS NTB ROKOM.ppt
 
GERMAS-NTB-Gerakan Masyarakat Sehat NTB ROKOM
GERMAS-NTB-Gerakan Masyarakat Sehat NTB ROKOMGERMAS-NTB-Gerakan Masyarakat Sehat NTB ROKOM
GERMAS-NTB-Gerakan Masyarakat Sehat NTB ROKOM
 
01_GERMAS-NTB-ROKOM.pptx POLA HIDUP SEEHAT.pptx
01_GERMAS-NTB-ROKOM.pptx POLA HIDUP SEEHAT.pptx01_GERMAS-NTB-ROKOM.pptx POLA HIDUP SEEHAT.pptx
01_GERMAS-NTB-ROKOM.pptx POLA HIDUP SEEHAT.pptx
 
MENURUNKAN-ANGKA-KESAKITAN-DAN-KEMATIAN-MELALUI-PHBS.pptx
MENURUNKAN-ANGKA-KESAKITAN-DAN-KEMATIAN-MELALUI-PHBS.pptxMENURUNKAN-ANGKA-KESAKITAN-DAN-KEMATIAN-MELALUI-PHBS.pptx
MENURUNKAN-ANGKA-KESAKITAN-DAN-KEMATIAN-MELALUI-PHBS.pptx
 
Bukusaku2008
Bukusaku2008Bukusaku2008
Bukusaku2008
 
Teknokratik rpjmn-bappenas
Teknokratik rpjmn-bappenasTeknokratik rpjmn-bappenas
Teknokratik rpjmn-bappenas
 
Presentasi bu menkes
Presentasi bu menkesPresentasi bu menkes
Presentasi bu menkes
 
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
 
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfTransformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
 
Riset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokok
Riset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokokRiset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokok
Riset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokok
 
Germas Sumut-Bappenas.pdf
Germas Sumut-Bappenas.pdfGermas Sumut-Bappenas.pdf
Germas Sumut-Bappenas.pdf
 
Menjaga Kesehatan Fisik.pptx
Menjaga Kesehatan Fisik.pptxMenjaga Kesehatan Fisik.pptx
Menjaga Kesehatan Fisik.pptx
 
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptx
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptxkebijakan kanker Salvi LP LS.pptx
kebijakan kanker Salvi LP LS.pptx
 
Pencegahan Faktor Risiko PTM
Pencegahan Faktor Risiko PTMPencegahan Faktor Risiko PTM
Pencegahan Faktor Risiko PTM
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
 

PHBS RUMAH TANGGA.pptx

  • 1. KEBIJAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TATANAN RUMAH TANGGA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
  • 2. DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017 SEHAT - KESEHATAN DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
  • 3. PEMBANGUNAN KESEHATAN 3 Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Pasal 3 UU 36/2009) DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (Pasal 1 UU 36/2009)
  • 4. Bahwa masalah kesehatan tidak bisa diatasi hanya oleh sektor kesehatan, sudah makin disadari. Konsep "determinan sosial dalam kesehatan" menegaskan bahwa banyak sektor mempengaruhi kesehatan baik langsung maupun tidak langsung.
  • 5. RENSTRA 2015-2019 Program • Promotif – preventif sebagai landasan pembangunan kesehatan • Pemberdayaan masyarakat • Keterlibatan lintas sektor Program • Peningkatan Akses terutama pd FKTP • Optimalisasi Sistem Rujukan • Peningkatan Mutu Program • Benefit • Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong • Kendali Mutu & Kendali Biaya • Sasaran: PBI & Non PBI Tanda kepesertaan KIS D T P K KELUARGA SEHAT Penerapan pendekatan continuum of care Intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk) PENDEKATAN KELUARGA 5 Pilar 1. Paradigma Sehat Pilar 2. Penguatan Yankes Pilar 3. JKN GERMAS Program Indonesia Sehat
  • 6.
  • 7. PPPKMI Prof. Aaron Antonovsky - sosiologi medis PENDEKATAN SALUTOGENESIS sense of coherence “apa yang menyebabkan orang jatuh sakit?” vs “apa yang membuat seseorang bisa tetap sehat?”. Salutogenesis berupaya memelihara & memperkuat sumber-sumber kekuatan hidup (seperti kesehatan & well-being).
  • 8. Konsep Promotif dan Preventif Kesehatan Konsep pencegahan dari Leavell and Clarck (1965) PPPKMI
  • 9. sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.
  • 11.
  • 12. 12 PENDEKATAN “CONTINUUM OF CARE” & “LIFE CYCLE” BERKESINAMBUNGAN & THD SELURUH TAHAPAN SIKLUS HIDUP MANUSIA • Penjaringan kes. • Kespro remaja • Konseling: Gizi HIV/AIDS,NAPZA dll • Pemberian T_Fe
  • 13.
  • 14. Trend Kematian Ibu dan Bayi Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 - 2018 748 825 797 695 700 3982 4045 3730 3240 3083 2014 2015 2016 2017 2018 Kematian Ibu Kematian Bayi
  • 15. HASIL PENJARINGAN KESEHATAN ANAK SEKOLAH TAHUN AJARAN 2017 – 2018 DI JAWA BARAT SD/MI SMP/MTS SMA/SMK/MA • Sekolah yg dijaring : 99 % • Peserta didik yang dijaring : 91% • Status Gizi Kurus : 8,2% • Gigi Karies : 47% • Menggunakan kacamata : 0,2 % • Dirujuk : 5 % • Sekolah yg dijaring : 91% • Peserta didik yang dijaring : 82% • Status Gizi Kurus : 5,6% • Gigi Karies : 20% • Menggunakan kacamata : 1,5 % • Risiko anemia pada siswi : 4,8% • Gangguan Reproduksi : 1,1 % • Dirujuk : 2,8 % • Sekolah yg dijaring : 89% • Peserta didik yang dijaring : 84% • Status Gizi Kurus : 4,8% • Gigi Karies : 18,6% • Menggunakan kacamata : 2,3 % • Risiko anemia pada siswi : 3,9% • Gangguan Reproduksi : 1,2% • Dirujuk : 2,5% Jumlah Puskesmas yg melaksanakan penjaringan kesehatan SD 1.077 (98%) SMP 1.022 (94%) SMA 1.011 (93%) Jumlah Puskesmas: 1.088
  • 16. DALAM 30 TAHUN TERAKHIR .... TERJADI PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN PERILAKU MANUSIA TAHUN 1990: Infeksi Saluran Pernapasan Atas, Tuberkulosis, Diare PENYAKIT MENULAR Tekanan darah tinggi, stroke, jantung, kanker, kencing manis PENYAKIT TIDAK MENULAR SEJAK 2010:
  • 17. 5 PENYAKIT tertinggi adalah Penyakit Tidak Menular dengan beban biaya rawat inap 1,82 JANTUNG STROKE GINJAL DIABETES KANKER 794,08 750 313,64 313,09 Miliar Tanpa intervensi yang berarti, beban pengeluaran kesehatan di Indonesia diproyeksi dapat terus meningkat
  • 18. Rokok dan Lingkaran Kemiskinan Perokok miskin – yang proporsinya lebih tinggi - kecenderungannya akan mengorbankan kebutuhan sandang pangan untuk memenuhi kebutuhan rokok Data Susenas, 2005 - 2013 Dgn jumlah perokok sebanyak +90 juta, rata-rata rokok yang dihisap per hari 12,3 batang, dan rata-rata harga rokok per batang Rp. 1.000,-, maka pengeluaran masyarakat utk rokok sebanyak Rp. 1,1 TRILIUN per hari  bila dibelikan makanan maka kebutuhan minimal 2.100 kkal seluruh penduduk dapat tercukupi
  • 19. FAKTOR RISIKO PENYEBAB PENYAKIT TIDAK MENULAR KURANG AKTIVITAS FISIK KURANG KONSUMSI BUAH DAN SAYUR MINUM ALKOHOL MEROKOK BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN M E N Y E B A B K A N 2-3 dari 10 org 9 dari 10 org 1 dari 3 org 1 dari 3 org 4 dari 10 RT
  • 21. PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR ZAT PENCEMAR MERUSAK LINGKUNGAN Jika zat pencemar masuk ke tubuh manusia MENYEBABKAN PENYAKIT TIDAK MENULAR MACAM-MACAM ZAT PENCEMAR : • Gas buang dari kendaraan bermotor • Limbah pabrik • Asap Rokok • Logam berat • Pestisida AKIBATNYA : • Mencemari sumber air minum • Polusi udara • Mencemari tanah pertanian • Mencemari tanaman, sayur mayur
  • 23.
  • 24. Remaja Cuci tangan pakai sabun dengan benar
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29. HARAPAN  Penyelenggaraan PHBS Rumah Tangga mendapat dukungan alokasi sumberdaya yang diperlukan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.  Upaya pembinaan PHBS Rumah Tangga menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak, jadi bukan merupakan masalah sektor kesehatan saja.  Program PHBS Rumah Tangga dapat dirancang dengan baik, dan dapat terintegrasi dengan lintas sektor terkait.  Penyelenggaraan program PHBS Rumah Tangga akan lebih optimal sehingga dapat berdampak lebih maksimal terhadap upaya mengatasi masalah kesehatan masyarakat.  Meningkatkan kerjasama dalam pembinaan PHBS Rumah Tangga.
  • 30. S A L A M S E H A T TERIMA KASIH

Editor's Notes

  1. PROGRAM INDONESIA SEHAT dengan 3 pilar pencapaian yaitu PELAKSANAAN PARADIGMA SEHAT, PENINGKATAN AKSES dan MUTU PELAYANAN KESEHATAN, serta PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL bagi seluruh penduduk pada akhir tahun 2019, yang tertuang dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019. Pilar 1. Paradigma Sehat : Paradigma sehat merupakan upaya Kementerian Kesehatan untuk merubah pola pikir stakeholder dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dengan peningkatan upaya promotif – preventif, pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan keluarga, peningkatan keterlibatan lintas sektor dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Pilar 2. Penguatan Pelayanan Kesehatan Penguatan pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk menjamin keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengacu pada 3 (tiga) hal penting sebagai berikut: Peningkatan akses terutama pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), Optimalisasi Sistem Rujukan, peningkatan mutu pelayanan kesehatan Penerapan pendekatan continuum of care. Intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk). Pilar 3. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Program JKN ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia, baik Penerima Bantuan Iuran (PBI) ataupun Non-PBI. Dalam pengembangan JKN ini Kementerian Kesehatan fokus pada pengembangan benefit package, menggunakan sistem pembiayaan asuransi dengan azas gotong royong, serta melakukan kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkan itu semua, maka diperlukan upaya terobosan dalam PELAYANAN KESEHATAN yaitu pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga ini merupakan cara pandang dan cara kerja baru bagi institusi pelayanan kesehatan yakni secara aktif menjangkau seluruh keluarga yang ada dalam wilayah kerjanya dan TIDAK HANYA BERSIFAT MENUNGGU seseorang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
  2. Dalam 30 tahun terakhir ini, terjadi perubahan pola penyakit yang disebabkan berubahnya perilaku manusia. Pada era tahun 1990an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah penyakit menular seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas, TBC, Diare dll. Sejak tahun 2010 penyebab terbesar kesakitan dan kematian adalah penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, dan kencing manis. Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini dapat menyerang bukan hanya usia tua tetapi telah bergeser ke usia muda, dari semua kalangan kaya dan miskin dan tinggal di kota maupun di desa. Hal ini disebabkan masyarakat semakin maju, informasi dan transportasi yang semakin mudah dan merubah gaya hidup masyarakat. Faktor risiko penyebab Penyakit Tidak Menular (PTM) yang terkait dengan gaya hidup masyarakat yang bergeser diantaranya adalah : Penduduk kurang beraktivitas fisik, contohnya banyak menghabiskan waktu dengan menonton TV, bermain game dan terlalu lama di depan komputer. Hal ini dapat menyebabkan faktor risiko kegemukan. Pola makan yang berubah dimana kecenderungan masyarakat untuk makan makanan olahan, siap saji, tinggi gula, garam dan lemak dan kurang makanan yang berserat seperti buah dan sayur menyebabkan gangguan pencernaan. Faktor risiko selanjutnya adalah minum minuman berakohol. Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan berisiko kematian. Selanjutnya adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat menyebabkan bermacam macam penyakit di antaranya kanker paru-paru, kanker mulut. Buang air besar sembarangan. Saat ini masih terdapat 63 juta penduduk yang masih membuang air di sungai, danau, laut dan daratan. Membuang air besar sembarangan dapat menyebabkan sakit perut dan diare.
  3. Data oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menyatakan bahwa pada enam bulan pertama pelaksanaan dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), penyakit kardiovaskuler, stroke, gagal ginjal, diabetes dan kanker - menduduki peringkat teratas klaim biaya rawat inap di antara penyakit-penyakit katastropik lainnya. Singkatnya, tanpa upaya gizi yang berarti, masalah gizi dapat terus meningkat, menekan daya saing bangsa dan memperlambat laju ekonomi nasional.
  4. Dengan harga yang sangat murah seperti saat ini, masyarakat bahkan anak-anak kecil sangat mudah mengakses atau membeli rokok. Dengan adanya efek ketergantungan atau adiksi, hal ini menjadikan masyarakat miskin semakin terpuruk dalam lingkaran kemiskinannya. Masyarakat miskin semakin sulit untuk keluar dari lingkaran kemiskinan di keluarganya, karena sifat adiktif dan kebiasaan merokok, mereka cenderung akan mengorbankan kebutuhan sandang pangan termasuk pendidikan dan kesehatan bila dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi rokoknya. Dibuktikan dari Susenas yang dilaksanakan oleh BPS, rokok merupakan komoditi ke 2 terbanyak yang dikeluarkan oleh masyarakat setelah Beras dan mengalahkan telur, tahu, tempe, ikan dan daging. Bila dibayangkan dgn jumlah perokok sebanyak +90 juta, rata-rata rokok nasional yang dihisap per hari 12,3 batang, dan rata-rata harga rokok per batang Rp. 1.000,-, maka pengeluaran masyarakat utk rokok dengan notabene tidak berkalori sebanyak Rp. 1,1 Triliyun per hari  bila uang sebanyak ini dibelikan makanan maka kebutuhan minimal rata2 sesuai standar global 2.100 kkal per orang per hari seluruh penduduk Indonesia dapat tercukupi, berarti INDONESIA DAPAT DIKATAKAN TELAH KELUAR DARI KEMISKINAN. Bila kita simulasikan: dalam 1 hari masyarakat mengkonsumsi rokok 12 batang seharga Rp. 1.000,- per batang maka pengeluaran perbulan sekitar Rp. 360.000,- sedangkan Pemerintah telah menyalurkan BLT sebanyak Rp. 100.000,- per bulan. Bisa dikatakan bahwa bantuan pemerintah hanya digunakan untuk membayar rokok yang mereka Konsumsi. Tidak tercapai tujuan pengentasan kemiskinan seperti yang diharapkan dengan bantuan tersebut.
  5. Hal ini disebabkan masyarakat semakin maju, informasi dan transportasi yang semakin mudah dan merubah gaya hidup masyarakat. Faktor risiko penyebab Penyakit Tidak Menular (PTM) yang terkait dengan gaya hidup masyarakat yang bergeser diantaranya adalah : Penduduk kurang beraktivitas fisik, contohnya banyak menghabiskan waktu dengan menonton TV, bermain game dan terlalu lama di depan komputer. Hal ini dapat menyebabkan faktor risiko kegemukan. Pola makan yang berubah dimana kecenderungan masyarakat untuk makan makanan olahan, siap saji, tinggi gula, garam dan lemak dan kurang makanan yang berserat seperti buah dan sayur menyebabkan gangguan pencernaan. Faktor risiko selanjutnya adalah minum minuman berakohol. Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan berisiko kematian. Selanjutnya adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat menyebabkan bermacam macam penyakit di antaranya kanker paru-paru, kanker mulut. Buang air besar sembarangan. Saat ini masih terdapat 63 juta penduduk yang masih membuang air di sungai, danau, laut dan daratan. Membuang air besar sembarangan dapat menyebabkan sakit perut dan diare.
  6. Terjadinya PTM juga dipengarungi oleh pencemaran lingkungan. Di zaman teknologi saat ini, industri bertumbuh dengan pesat, namun tidak diikuti dengan pengendalian limbah hasil industri. Zat pencemar banyak mencemari lingkungan udara, air dan daratan. Zat pencemar yang berasal dari knalpot kendaraan bermotor, limbah pabrik, asap rokok, logam berat dan pestisida mencemari sumber air minum, menyebabkan polusi udara, mencemari tanah pertanian, tanaman dan sayur mayur. Jika zat pencemar masuk ke dalam tubuh manusia, memicu terjadinya PTM seperti gagal ginjal, gagal jantung, tekanan darah tinggi, kanker dan gangguan syaraf, bahkan dapat berakhir dengan kecacatan dan kematian.