SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
PERATURAN
BARIS BERBARIS
ABD. HALIM, M.PD
PERTEMUAN KE 14
Keluaran 18 : 21
Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu
orang-orang yang cakap dan takut akan Allah,
orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci
kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di
antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang,
pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh
orang dan pemimpin sepuluh orang.
Acuan
PBB-TNI AKMIL, Nomor: SKEP/23/III/2002, tanggal
4 Maret 2002
Tujuan
Agar peserta MGR mengerti dan dapat
melaksanakan Peraturan Baris Berbaris sesuai
dengan ketentuan.
Di dalam peraturan ini dibagi dalam 2 bagian yaitu
baris berbaris dengan menggunakan senjata dan
baris berbaris tanpa senjata.
Peraturan baris berbaris militer tanpa senjata
tersebut diterapkan disemua kegiatan baris
berbaris dan tidak boleh menerapkan aturan-aturan
sendiri.
Penjelasan tentang Materi
Baris-berbaris sebagai suatu wujud latihan
ketangkasan yang diperlukan untuk
menanamkan kedisiplinan dalam kehidupan MGR
yang diarahkan pada terbentuknya suatu sikap
dan perwatakan tertentu.
Pengetahuan dan ketangkasan
baris berbaris merupakan bekal
dasar yang harus dimiliki setiap
peserta MGR sehingga
mempunyai disiplin dan rasa
percaya diri yang tinggi.
Seorang pelatih/komandan/pimpinan harus benar-
benar memiliki pengetahuan dan ketangkasan
PBB secara mendalam agar ia mampu membekali
dan melatih segenap anggotanya dalam rangka
mewujudkan bentuk sikap dan disiplin MGR serta
mewujudkan jiwa korsa yang handal dalam
satuannya.
Apa itu Baris Berbaris ?
Baris berbaris adalah suatu ujud
latihan fisik, yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata
cara kehidupan yang diarahkan
kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
Pengertian
Maksud dan tujuan
Yang dimaksud dengan
menumbuhkan sikap jasmani yang
tegap tangkas adalah mengarahkan
pertumbuhan tubuh yang diperlukan
oleh tugas pokok, sehingga secara
jasmani dapat menjalankan tugas
pokok tersebut dengan sempurna.
Untuk menumbuhkan sikap jasmani yang tegap
dan tangkas, rasa persatuan dan disiplin
sehingga selalu dapat mengutamakan
kepentingan tugas diatas kepentingan pribadi
disamping juga menanamkan rasa tanggung
jawab.
Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya
rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang
sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Yang dimaksud rasa disiplin adalah
mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak
lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati
sendiri.
Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah
keberanian untuk bertindak yang mengandung
resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan
tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan
tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
Aba-aba
Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang
diberikan oleh seseorang Pemimpin
kepada yang dipimpin untuk
dilaksanakannya pada waktunya secara
serentak atau berturut-turut.
Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk dipergunakan
hanya jika perlu untuk menegaskan
maksud daripada aba-aba
peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin Upacara - Hormat - GERAK
b) Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK
2) Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti
perintah yang cukup jelas, untuk
dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan - GERAK
b) Istirahat di tempat- GERAK
3) Aba-aba pelaksanaan
a) GERAK
b) JALAN
c) MULAI
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan
mengenai saat untuk melaksanakan aba-
aba petunjuk/peringatan dengan cara
serentak atau berturut-turut.
Aba-aba pelaksanakan yang digunakan
adalah
GERAK : adalah untuk gerakan-gerakan kaki
yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh
lain.
JALAN : adalah utuk gerakan-gerakan kaki
yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
MULAI : adalah untuk dipakai
pada pelaksanaan perintah yang
harus dikerjakan berturut-turut.
Cara memberi aba-aba
Pada waktu memberi aba-aba, pemberi aba-
aba pada dasarnya harus berdiri dalam
sikap sempurna dan menghadap pasukan.
A.
B. Apabila aba-aba yang diberikan itu berlaku
pula untuk si pemberi aba-aba, maka pada
saat memberi aba-aba tidak menghadap
pasukan.
Dalam rangka menyiapkan
pasukan pada saat Irup
memasuki lapangan upacara dan
setelah amanat Irup selesai ,
Dan Up tidak menghadap
pasukan.
C.
D. Pada taraf permulaan latihan , aba-aba yang
ditujukan kepada pasukan yang sedang
bergerak (berjalan/berlari), aba-aba
pelaksanaannya harus selalu bertepatan
dengan jatuhnya salahsatu kaki tertentu
yang pelaksanaan geraknya dilakukan
dengan tambahan : satu langkah pada waktu
berjalan atau tiga langkah pada waktu
berlari.
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan
dapat diberikan bertepatan dengan jatuhnya
kaki yang berlawanan yang pelaksanaan
gerakannya dilakukan dengan tambahan dua
langkah pada waktu berjalan atau empat
langkah pada waktu berlari, kemudian berhenti
atau maju dengan mengubah bentuk dan arah
pada pasukan.
E.
F. Semua aba-aba diucapkan dengan suara
nyaring, tegas dan bersemangat
G.
H.
Pemberian aba-aba petunjuk yang
dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan
pelaksanaan, pengucapannya tidak diberi
nada.
Pemberian aba-aba peringatan
wajib diberi nada pada suku kata
pertama dan terakhir. Nada suku
kata terakhir diucapkan lebih
panjang menurut besar kecilnya
pasukan. Aba-aba pelaksanaan
senantiasa diucapkan dengan
cara yang di“hentakkan”.
I. Waktu antara aba-aba peringatan dengan aba-
aba pelaksanaan diperpanjang sesuai dengan
besar kecilnya pasukan dan atau tingkatan
perhatian pasukan (konsentrasi perhatian).
Dilarang memberikan keterangan-keterangan
lain di sela-sela aba-aba pelaksanaan.
J. Bila ada suatu bagian aba-aba yang diperlukan
pembetulan, maka dikeluarkan perintah
“ulangi”.
CARA MELATIH BERHIMPUN
Formasi Berhimpun,
bentuknya mengikat,
jumlah saf tidak
mengikat
Pada dasarnya berkumpul selalu dilakukan
dengan bersaf, kecuali jika keadaan ruang tidak
memungkinkan.
Aba-aba : “Bersaf, kumpul … MULAI!”
Pelaksanaan:
Komandan/pelatih menunjuk
seorang anggota untuk berdiri
kurang lebih 4 langkah
didepannya, sebagai penjuru.
Perintahnya sebagai berikut,
misal: “Robert sebagai penjuru!”
a.
b. Anggota yang ditunjuk sebagai penjuru
mengambil sikap sempurna dan menghadap
penuh kepada pemberi perintah, selanjutnya
mengulangi perintah sbb : “Siap, “Robert
sebagai penjuru”.
c. Penjuru mengambil sikap untuk berlari
kemudian berlari menuju pemberi perintah.
d. Pada waktu aba-aba bersaf/ berbanjar kumpul,
maka seluruh anggota lainnya mengambil sikap
sempurna dan menghadap penuh pada pemberi
aba-aba.
Pada aba-aba pelaksanaan: “MULAI”, anggota
lainnya dengan serentak mengambil sikap lari
dan berlari menuju disamping kiri/belakang
penjuru secara berturut-turut. Selanjutnya
penjuru memberi isyarat: “LURUSKAN”, anggota
secara berturut-turut meluruskan diri.
e.
Cara meluruskan diri ke samping (jika bersaf)
sbb: Meluruskan lengan kanan ke samping
kanan dengan tangan digenggam disentuhkan
bahu kiri orang di sebelah kanannya, punggung
tangan menghadap ke atas.
f.
Kepala dipalingkan ke kanan dan meluruskan diri,
hingga dapat melihat dada orang-orang di sebelah
kanannya. Penjuru yang ditunjuk pada waktu
berkumpul melihat ke kiri, setelah barisan
terlihat lurus maka penjuru memberikan isyarat
dengan mengucapkan: “LURUS”, lengan
diturunkan serempak sambil mengembalikan
pandangan ke arah depan.
Cara meluruskan diri ke depan (jika berbanjar)
sbb: Meluruskan lengan kanannya ke depan
dengan tangan digenggam, punggung tangan
menghadap ke atas dan mengambil jarak satu
lengan ditambah dua kepal dari orang yang ada
di depannya serta meluruskan diri ke depan.
g.
Setelah orang yang paling
belakang/banjar kanan yang paling
belakang melihat barisannya sudah
lurus maka ia memberikan isyarat
dengan mengucapkan: “LURUS”.
Pada isyarat ini serentak
menurunkan lengan kanan dan
kembali ke sikap sempurna.
MELATIH MENINGGALKAN BARISAN
Apabila pelatih/komandan memberikan perintah
kepada seseorang dari barisannya, terlebih dahulu
ia memanggil orang itu keluar barisan dan
memberikan perintahnya setelah orang itu telah
berdiri dalam keadaan sikap sempurna. Orang
yang menerima perintah ini harus mengulangi
perintah tersebut sebelum melaksanakan perintah
itu dengan semangat.
Tata cara keluar barisan
Bila pasukan bersaf
Untuk saf depan, tidak perlu balik kanan tetapi
langsung menuju ke arah yang memanggil.
1.
2. Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan
kemudian melalui belakang saf paling
belakang, selanjutnya memilih jalan terdekat
menuju arah pemanggil.
Untuk orang yang berada di
ujung kanan atau kiri tanpa
balik kanan langsung menuju
arah yang memanggil
(termasuk saf tengah: 2, 3, …).
3.
Bila pasukan berbanjar
Untuk saf depan, tidak perlu balik kanan tetapi
langsung menuju ke arah yang memanggil.
1.
Untuk saf dibelakang saf pertama, untuk
banjar tengah setelah balik kanan kemudian
melalui belakang safnya sendiri, selanjutnya
memilih jalan terdekat menuju arah pemanggil.
Untuk banjar kanan/kiri tanpa balik kanan
terus memilih jalan yang terdekat menuju arah
yang memanggil.
2.
Cara menyampaikan laporan apabila anggota
pasukan dipanggil ketika sedang dalam barisan:
Pelatih/komandan memanggil seorang
anggotanya yang bernama Robert: “Robert tampil
ke depan !”. Kemudian Robert menjawab dalam
posisi sikap sempurna: “Siap, Robert tampil ke
depan”, kemudian keluar barisan dengan
tatacara keluar barisan dan menghadap 4-6
langkah didepan pemanggil.
1.
Kemudian mengucapkan: “Lapor, siap
menghadap”. Selanjutnya menunggu perintah.
2.
3. Setelah menerima perintah/petunjuk, ia
mengulangi perintah tersebut.
Contoh : “Berikan aba-aba di tempat!”
Mengulangi : ”Berikan aba-aba di tempat”.
Selanjutnya melaksanakan perintah yang
diberikan oleh pemanggil, yaitu memberikan
aba-aba ditempat.
4. Setelah selesai melaksanakan perintah/petunjuk
kemudian menghadap 4-6 langkah di depan
pemberi perintah/yang memanggil dan
mengucapkan: “Memberikan aba-aba ditempat
telah dilaksanakan, laporan selesai”.
5. Setelah mendapat perintah: “Kembali ke
tempat!”, anggota tersebut mengulangi perintah
kemudian balik kanan dan kembali ke tempat.
Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar
Sikap sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK.
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan
badan/tubuh berdiri tegap,
ke dua tumit rapat, ke dua
telapak kaki membentuk
sudut 60…
lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke
dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan,
pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak
dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan
tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak
terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan
jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut
ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke
depan, benafas sewajarnya.
Istirahat
Aba-aba : istirahat ditempat – GERAK
Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan
ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak
kaki (30cm)
Ke dua belah tangan dibawa ke
belakang dan dibawah pinggang,
punggung tangan kanan di atas
telapak tangan kiri, tangan kanan
dikepalkan dengan dilemaskan,
tangan kiri memegang pergelangan
tangan kanan di antara ibu jari dan
telunjuk, ke dua tangan
dilemaskan, badan dapat bergerak.
LENCANG KANAN/KIRI
Dilakukan hanya dalam bentuk bersaf,
aba-aba: “Lencang kanan/kiri … GERAK!”
Pelaksanaan :
Gerakan ini dilaksanakan dalam
sikap sempurna. Pada aba-aba
pelaksanaan semua mengangkat
lengan kanan/kiri ke samping
kanan/kiri, jari-jari menggenggam
disentuhkan bahu kiri/kanan orang
di sebelah kanan/kirinya, punggung
tangan menghadap ke atas.
Kepala dipalingkan ke kanan/kiri dan meluruskan
diri, kecuali penjuru kanan/kiri (tetap menghadap
ke depan, sikap sempurna), hingga dapat melihat
dada orang-orang di sebelah kanan/kirinya.
(Acuan kelurusan adalah tumit sepatu, bukan
ujung. Pelatih/komandan dapat memberikan
acuan kelurusan dari samping barisan).
Catatan: kalau lebih dari satu saf,
maka bagi mereka yang tidak
berada di saf depan, kecuali
penjuru, setelah meluruskan ke
depan dengan pandangan mata,
ikut pula memalingkan muka ke
samping dengan tidak mengangkat
lengan.
Penjuru pada saf bukan paling depan mengambil
antara ke depan dan setelah lurus menurunkan
lengan. Setelah masing-masing dirinya berdiri
lurus dalam barisan, maka semua berdiri di
tempatnya dengan memalingkan muka ke arah
penjuru.
Pada aba-aba: “Tegak …GERAK!”,
semua anggota menurunkan
lengan dengan serempak sambil
mengembalikan pandangan ke
arah depan, sikap sempurna.
SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN/KIRI
Aba-aba:
“Setengah lengan, lencang kanan/kiri … GERAK!”.
Pelaksanaan: seperti lencang kanan/kiri, tetapi
tangan kanan/kiri di pinggang dengan siku
menyentuh lengan orang di sebelah kanan/kirinya,
pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah
belakang, keempat jari lainnya rapat di sebelah
depan.
LENCANG DEPAN
Hanya dalam bentuk berbanjar,
aba-aba: “Lencang depan … GERAK!”.
Pelaksanaan:
penjuru tetap sikap sempurna, orang
ke-dua dan seterusnya meluruskan
ke depan dengan mengangkat
lengan. Bila lebih dari satu banjar,
maka saf terdepan mengambil
antara satu setengah lengan di
samping kanan, setelah lurus
menurunkan lengan serta
menegakkan kepala kembali dengan
serempak.
CARA BERHITUNG
Aba-aba: “Hitung … MULAI!”.
Pelaksanaan:
jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan, penjuru
tetap melihat ke depan sedangkan anggota lainnya
pada saf depan memalingkan muka ke kanan. Pada
aba-aba pelaksanaan, berturut-turut tiap anggota
mulai dari penjuru kanan menyebut nomornya sambil
memalingkan muka kembali ke depan.
Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua
tetap pada sikap sempurna.pada aba-aba
pelaksanaan tiap anggota mulai dari penjuru depan
ke belakang menyebut nomornya masing-masing.
Penyebutan nomor diucapkan penuh.
PERUBAHAN ARAH
Hadap kanan/kiri
Aba-aba: “Hadap kanan/kiri … GERAK!”.
Pelaksanaan: kaki kiri/kanan diajukan melintang
didepan kaki kanan/kiri, lekuk kaki kiri/kanan
beradadi ujung kaki kanan/kiri, berat badan
berpindah ke kaki kiri/kanan. Tumit kaki kanan/kiri
dengan badan diputar ke kanan/kiri 90.
Tumit kaki kanan/kiri dengan
badan diputar ke kanan/kiri 90.
Kaki kiri/kanan dirapatkan
kembali ke kaki kanan/kiri seperti
posisi sikap sempurna.
Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba: “Hadap serong kanan/kiri … GERAK!”.
Pelaksanaan: kaki kiri/kanan diajukan ke depan
sejajar kaki kanan/kiri. Tumit kaki kanan/kiri
dengan badan diputar ke kanan/kiri 45. Kaki
kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
seperti posisi sikap sempurna.
Balik kanan
Aba-aba: “Balik kanan … GERAK!”.
Pelaksanaan: kaki kiri diajukan melintang (lebih
dalam) didepan kaki kanan, berat badan
berpindah ke kaki kiri. Tumit kaki kanan dengan
badan diputar ke kanan 180. Kaki kiri dirapatkan
kembali ke kaki kanan seperti posisi sikap
sempurna.
MEMBUKA/MENUTUP BARISAN
Buka barisan
Aba-aba: “Buka barisan … JALAN!”
Pelaksanaan: pada aba-aba pelaksanaan banjar
kanan dan kiri masing-masing membuat langkah
ke samping kanan dan kiri satu langkah. Banjar
tengah tetap di tempat.
Tutup barisan
Aba-aba : “Tutup barisan … JALAN!”.
Pelaksanaan: pada aba-aba pelaksanaan banjar
kanan dan kiri masing-masing membuat langkah
ke samping kiri dan kanan satu langkah, kembali
ke posisi semula. Banjar tengah tetap di tempat.
BUBAR
Aba-aba : “Bubar …JALAN!”.
Pelaksanaan: pada aba-aba pelaksanaan setiap
anggota menyampaikan penghormatan kepada
pelatih/komandan, setelah dibalas kembali ke sikap
sempurna, melakukan gerakan ‘balik kanan’ dan
pada hitungan tertentu (dalam hati) melakukan
gerakan seperti langkah pertama dalam gerakan
‘maju … jalan’, selanjutnya bubar menuju ke tempat
masing-masing.
Bila pelatih/komandan menghendaki tidak ada
penghormatan, aba-aba didahului dengan aba-aba-
aba petunjuk: “Tanpa penghormatan, bubar …
JALAN!”. Pasukan langsung balik kanan tanpa
memberikan penghormatan dahulu, dst.
MAJU JALAN
Dari sikap sempurna, aba-aba : “Maju … JALAN!”
Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri diajukan ke
depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata
sejajar dengan tanah setinggi + 20 cm, kemudian
dihentakkan ke tanah dengan jarak satu langkah,
dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
Langkah pertama dilakukan dengan
melenggangkan lengan kanan ke
depan 90, lengan kiri ke belakang
30 dengan tangan menggenggam.
Pada langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan
bawah lurus dilenggangkan ke depan 45 dan ke
belakang 30. Tangan kanan depan mengambil dua
titik yang terletak dalam satu garis sebagai arah
barisan. Seluruh anggota meluruskan barisan ke
depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang berbicara ataupun melihat ke kanan/kiri.
Pada waktu melenggang, lengan tidak kaku.
Dari langkah biasa, aba-aba:
“Langkah tegap … JALAN!”
Pelaksanaan: aba-aba pelaksanaan
diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh di tanah, ditambah satu
langkah kemudian mulai berjalan
langkah tegap.
LANGKAH TEGAP
Dari sikap sempurna, aba-aba: “Langkah tegap,
maju … JALAN!”.
Pelaksanaan: mulai berjalan dengan kaki kiri,
langkah pertama tidak berlebihan, telapak kaki
rapat dan sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki
diangkat tidak terlalu tinggi. Bersamaan dengan
langkah pertama, tangan menggenggam, punggung
tangan menghadap ke samping luar, ibu jari tangan
menghadap ke atas. Lenggang lengan ke depan 90
dan ke belakang 30.
Ketika sedang berjalan ‘langkah tegap’ kembali ke
langkah biasa.
Aba-aba: “Langkah biasa … JALAN!”
Pelaksanaan: aba-aba pelaksanaan diberikan
sewaktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah ditambah
satu langkah, langkah pertama dihentakkan dan
mulai berjalan dengan langkah biasa.
LANGKAH SEWAKTU LARI
Dari sikap sempurna.
Aba-aba: “Lari, maju … JALAN!”.
Pelaksanaan: pada aba-aba peringatan, kedua
tangan dikepalkan lemas dan diletakkan di
pinggang sebelah depan dengan punggung tangan
menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke belakang,
badan agak dicondongkan ke depan.
Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai
lari dengan menghentakkan kaki kiri
satu langkah dan selanjutnya lari
dengan panjang langkah 80 cm,
tempo 165 langkah/menit. Kaki
diangkat secukupnya, telapak kaki
diletakkan mengenai tanah pada
ujungnya terlebih dahulu, lengan
dilenggangkan lemas.
Dari langkah biasa, aba-aba: “Lari … JALAN!”.
Pada aba-aba peringatan, gerakan sama dengan
poin a, aba-aba pelaksanaan diberikan saat kaki
kiri/kanan jatuh ke tanah, kemudian ditambah
satu langkah, dst.
Kembali ke langkah biasa,
Aba-aba: “Langkah biasa … JALAN!”.
Aba-aba pelaksanaan diberikan
saat kaki kiri jatuh di tanah
ditambah tiga langkah, kemudian
berjalandengan langkah biasa
dimulai dengan kaki kiri yang
dihentakkan disertai dengan
lenggangan tangan.
Sekian dan terima kasih

More Related Content

Similar to PERT.-14-KETERAMPILAN-BARIS-BERBARIS.ppt

120105040 panduan-kawad-krs-dan-tkrs
120105040 panduan-kawad-krs-dan-tkrs120105040 panduan-kawad-krs-dan-tkrs
120105040 panduan-kawad-krs-dan-tkrsZamri Talib
 
Materi baris-berbaris Pramuka
Materi baris-berbaris PramukaMateri baris-berbaris Pramuka
Materi baris-berbaris PramukaAchmad Badawi
 
Pengertian upacara bendera
Pengertian upacara benderaPengertian upacara bendera
Pengertian upacara benderaJuita S S
 
Peraturan baris-berbaris
Peraturan baris-berbarisPeraturan baris-berbaris
Peraturan baris-berbarisBrama Kumbara
 
Peraturan baris-berbaris
Peraturan baris-berbarisPeraturan baris-berbaris
Peraturan baris-berbarisSheis Vandhee
 
Pembukaan dan penutupan
Pembukaan dan penutupanPembukaan dan penutupan
Pembukaan dan penutupanUNIMUS
 
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)Akhmad Akbar
 

Similar to PERT.-14-KETERAMPILAN-BARIS-BERBARIS.ppt (11)

120105040 panduan-kawad-krs-dan-tkrs
120105040 panduan-kawad-krs-dan-tkrs120105040 panduan-kawad-krs-dan-tkrs
120105040 panduan-kawad-krs-dan-tkrs
 
Materi PBB.pdf
Materi PBB.pdfMateri PBB.pdf
Materi PBB.pdf
 
Materi baris-berbaris Pramuka
Materi baris-berbaris PramukaMateri baris-berbaris Pramuka
Materi baris-berbaris Pramuka
 
Pengertian upacara bendera
Pengertian upacara benderaPengertian upacara bendera
Pengertian upacara bendera
 
Peraturan baris-berbaris
Peraturan baris-berbarisPeraturan baris-berbaris
Peraturan baris-berbaris
 
Peraturan baris-berbaris
Peraturan baris-berbarisPeraturan baris-berbaris
Peraturan baris-berbaris
 
341832468-Kawad-Kaki.pptx
341832468-Kawad-Kaki.pptx341832468-Kawad-Kaki.pptx
341832468-Kawad-Kaki.pptx
 
Soalan spot
Soalan spotSoalan spot
Soalan spot
 
Pembukaan dan penutupan
Pembukaan dan penutupanPembukaan dan penutupan
Pembukaan dan penutupan
 
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
 
02.penggalang
02.penggalang02.penggalang
02.penggalang
 

Recently uploaded

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 

Recently uploaded (20)

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

PERT.-14-KETERAMPILAN-BARIS-BERBARIS.ppt

  • 2. Keluaran 18 : 21 Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.
  • 3. Acuan PBB-TNI AKMIL, Nomor: SKEP/23/III/2002, tanggal 4 Maret 2002 Tujuan Agar peserta MGR mengerti dan dapat melaksanakan Peraturan Baris Berbaris sesuai dengan ketentuan.
  • 4. Di dalam peraturan ini dibagi dalam 2 bagian yaitu baris berbaris dengan menggunakan senjata dan baris berbaris tanpa senjata. Peraturan baris berbaris militer tanpa senjata tersebut diterapkan disemua kegiatan baris berbaris dan tidak boleh menerapkan aturan-aturan sendiri.
  • 5. Penjelasan tentang Materi Baris-berbaris sebagai suatu wujud latihan ketangkasan yang diperlukan untuk menanamkan kedisiplinan dalam kehidupan MGR yang diarahkan pada terbentuknya suatu sikap dan perwatakan tertentu. Pengetahuan dan ketangkasan baris berbaris merupakan bekal dasar yang harus dimiliki setiap peserta MGR sehingga mempunyai disiplin dan rasa percaya diri yang tinggi.
  • 6. Seorang pelatih/komandan/pimpinan harus benar- benar memiliki pengetahuan dan ketangkasan PBB secara mendalam agar ia mampu membekali dan melatih segenap anggotanya dalam rangka mewujudkan bentuk sikap dan disiplin MGR serta mewujudkan jiwa korsa yang handal dalam satuannya.
  • 7. Apa itu Baris Berbaris ? Baris berbaris adalah suatu ujud latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Pengertian
  • 8. Maksud dan tujuan Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna. Untuk menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan dan disiplin sehingga selalu dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan pribadi disamping juga menanamkan rasa tanggung jawab.
  • 9. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
  • 10. Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
  • 11. Aba-aba Pengertian Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
  • 12. Macam aba-aba Ada tiga macam aba-aba yaitu : 1) Aba-aba petunjuk Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan. Contoh: a) Kepada Pemimpin Upacara - Hormat - GERAK b) Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK
  • 13. 2) Aba-aba peringatan Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Contoh: a) Lencang kanan - GERAK b) Istirahat di tempat- GERAK
  • 14. 3) Aba-aba pelaksanaan a) GERAK b) JALAN c) MULAI Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba- aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut. Aba-aba pelaksanakan yang digunakan adalah
  • 15. GERAK : adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain. JALAN : adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
  • 16. Cara memberi aba-aba Pada waktu memberi aba-aba, pemberi aba- aba pada dasarnya harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan. A. B. Apabila aba-aba yang diberikan itu berlaku pula untuk si pemberi aba-aba, maka pada saat memberi aba-aba tidak menghadap pasukan. Dalam rangka menyiapkan pasukan pada saat Irup memasuki lapangan upacara dan setelah amanat Irup selesai , Dan Up tidak menghadap pasukan. C.
  • 17. D. Pada taraf permulaan latihan , aba-aba yang ditujukan kepada pasukan yang sedang bergerak (berjalan/berlari), aba-aba pelaksanaannya harus selalu bertepatan dengan jatuhnya salahsatu kaki tertentu yang pelaksanaan geraknya dilakukan dengan tambahan : satu langkah pada waktu berjalan atau tiga langkah pada waktu berlari.
  • 18. Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dapat diberikan bertepatan dengan jatuhnya kaki yang berlawanan yang pelaksanaan gerakannya dilakukan dengan tambahan dua langkah pada waktu berjalan atau empat langkah pada waktu berlari, kemudian berhenti atau maju dengan mengubah bentuk dan arah pada pasukan. E.
  • 19. F. Semua aba-aba diucapkan dengan suara nyaring, tegas dan bersemangat G. H. Pemberian aba-aba petunjuk yang dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan pelaksanaan, pengucapannya tidak diberi nada. Pemberian aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertama dan terakhir. Nada suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut besar kecilnya pasukan. Aba-aba pelaksanaan senantiasa diucapkan dengan cara yang di“hentakkan”.
  • 20. I. Waktu antara aba-aba peringatan dengan aba- aba pelaksanaan diperpanjang sesuai dengan besar kecilnya pasukan dan atau tingkatan perhatian pasukan (konsentrasi perhatian). Dilarang memberikan keterangan-keterangan lain di sela-sela aba-aba pelaksanaan. J. Bila ada suatu bagian aba-aba yang diperlukan pembetulan, maka dikeluarkan perintah “ulangi”.
  • 21. CARA MELATIH BERHIMPUN Formasi Berhimpun, bentuknya mengikat, jumlah saf tidak mengikat
  • 22. Pada dasarnya berkumpul selalu dilakukan dengan bersaf, kecuali jika keadaan ruang tidak memungkinkan. Aba-aba : “Bersaf, kumpul … MULAI!” Pelaksanaan: Komandan/pelatih menunjuk seorang anggota untuk berdiri kurang lebih 4 langkah didepannya, sebagai penjuru. Perintahnya sebagai berikut, misal: “Robert sebagai penjuru!” a.
  • 23. b. Anggota yang ditunjuk sebagai penjuru mengambil sikap sempurna dan menghadap penuh kepada pemberi perintah, selanjutnya mengulangi perintah sbb : “Siap, “Robert sebagai penjuru”. c. Penjuru mengambil sikap untuk berlari kemudian berlari menuju pemberi perintah. d. Pada waktu aba-aba bersaf/ berbanjar kumpul, maka seluruh anggota lainnya mengambil sikap sempurna dan menghadap penuh pada pemberi aba-aba.
  • 24. Pada aba-aba pelaksanaan: “MULAI”, anggota lainnya dengan serentak mengambil sikap lari dan berlari menuju disamping kiri/belakang penjuru secara berturut-turut. Selanjutnya penjuru memberi isyarat: “LURUSKAN”, anggota secara berturut-turut meluruskan diri. e. Cara meluruskan diri ke samping (jika bersaf) sbb: Meluruskan lengan kanan ke samping kanan dengan tangan digenggam disentuhkan bahu kiri orang di sebelah kanannya, punggung tangan menghadap ke atas. f.
  • 25. Kepala dipalingkan ke kanan dan meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang-orang di sebelah kanannya. Penjuru yang ditunjuk pada waktu berkumpul melihat ke kiri, setelah barisan terlihat lurus maka penjuru memberikan isyarat dengan mengucapkan: “LURUS”, lengan diturunkan serempak sambil mengembalikan pandangan ke arah depan.
  • 26. Cara meluruskan diri ke depan (jika berbanjar) sbb: Meluruskan lengan kanannya ke depan dengan tangan digenggam, punggung tangan menghadap ke atas dan mengambil jarak satu lengan ditambah dua kepal dari orang yang ada di depannya serta meluruskan diri ke depan. g. Setelah orang yang paling belakang/banjar kanan yang paling belakang melihat barisannya sudah lurus maka ia memberikan isyarat dengan mengucapkan: “LURUS”. Pada isyarat ini serentak menurunkan lengan kanan dan kembali ke sikap sempurna.
  • 27. MELATIH MENINGGALKAN BARISAN Apabila pelatih/komandan memberikan perintah kepada seseorang dari barisannya, terlebih dahulu ia memanggil orang itu keluar barisan dan memberikan perintahnya setelah orang itu telah berdiri dalam keadaan sikap sempurna. Orang yang menerima perintah ini harus mengulangi perintah tersebut sebelum melaksanakan perintah itu dengan semangat.
  • 28. Tata cara keluar barisan Bila pasukan bersaf Untuk saf depan, tidak perlu balik kanan tetapi langsung menuju ke arah yang memanggil. 1. 2. Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan kemudian melalui belakang saf paling belakang, selanjutnya memilih jalan terdekat menuju arah pemanggil. Untuk orang yang berada di ujung kanan atau kiri tanpa balik kanan langsung menuju arah yang memanggil (termasuk saf tengah: 2, 3, …). 3.
  • 29. Bila pasukan berbanjar Untuk saf depan, tidak perlu balik kanan tetapi langsung menuju ke arah yang memanggil. 1. Untuk saf dibelakang saf pertama, untuk banjar tengah setelah balik kanan kemudian melalui belakang safnya sendiri, selanjutnya memilih jalan terdekat menuju arah pemanggil. Untuk banjar kanan/kiri tanpa balik kanan terus memilih jalan yang terdekat menuju arah yang memanggil. 2.
  • 30. Cara menyampaikan laporan apabila anggota pasukan dipanggil ketika sedang dalam barisan: Pelatih/komandan memanggil seorang anggotanya yang bernama Robert: “Robert tampil ke depan !”. Kemudian Robert menjawab dalam posisi sikap sempurna: “Siap, Robert tampil ke depan”, kemudian keluar barisan dengan tatacara keluar barisan dan menghadap 4-6 langkah didepan pemanggil. 1.
  • 31. Kemudian mengucapkan: “Lapor, siap menghadap”. Selanjutnya menunggu perintah. 2. 3. Setelah menerima perintah/petunjuk, ia mengulangi perintah tersebut. Contoh : “Berikan aba-aba di tempat!” Mengulangi : ”Berikan aba-aba di tempat”. Selanjutnya melaksanakan perintah yang diberikan oleh pemanggil, yaitu memberikan aba-aba ditempat.
  • 32. 4. Setelah selesai melaksanakan perintah/petunjuk kemudian menghadap 4-6 langkah di depan pemberi perintah/yang memanggil dan mengucapkan: “Memberikan aba-aba ditempat telah dilaksanakan, laporan selesai”. 5. Setelah mendapat perintah: “Kembali ke tempat!”, anggota tersebut mengulangi perintah kemudian balik kanan dan kembali ke tempat.
  • 33. Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar Sikap sempurna Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaan: Pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…
  • 34. lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.
  • 35. Istirahat Aba-aba : istirahat ditempat – GERAK Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
  • 36. LENCANG KANAN/KIRI Dilakukan hanya dalam bentuk bersaf, aba-aba: “Lencang kanan/kiri … GERAK!” Pelaksanaan : Gerakan ini dilaksanakan dalam sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan semua mengangkat lengan kanan/kiri ke samping kanan/kiri, jari-jari menggenggam disentuhkan bahu kiri/kanan orang di sebelah kanan/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas.
  • 37. Kepala dipalingkan ke kanan/kiri dan meluruskan diri, kecuali penjuru kanan/kiri (tetap menghadap ke depan, sikap sempurna), hingga dapat melihat dada orang-orang di sebelah kanan/kirinya. (Acuan kelurusan adalah tumit sepatu, bukan ujung. Pelatih/komandan dapat memberikan acuan kelurusan dari samping barisan). Catatan: kalau lebih dari satu saf, maka bagi mereka yang tidak berada di saf depan, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat lengan.
  • 38. Penjuru pada saf bukan paling depan mengambil antara ke depan dan setelah lurus menurunkan lengan. Setelah masing-masing dirinya berdiri lurus dalam barisan, maka semua berdiri di tempatnya dengan memalingkan muka ke arah penjuru. Pada aba-aba: “Tegak …GERAK!”, semua anggota menurunkan lengan dengan serempak sambil mengembalikan pandangan ke arah depan, sikap sempurna.
  • 39. SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN/KIRI Aba-aba: “Setengah lengan, lencang kanan/kiri … GERAK!”. Pelaksanaan: seperti lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang dengan siku menyentuh lengan orang di sebelah kanan/kirinya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang, keempat jari lainnya rapat di sebelah depan.
  • 40. LENCANG DEPAN Hanya dalam bentuk berbanjar, aba-aba: “Lencang depan … GERAK!”. Pelaksanaan: penjuru tetap sikap sempurna, orang ke-dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat lengan. Bila lebih dari satu banjar, maka saf terdepan mengambil antara satu setengah lengan di samping kanan, setelah lurus menurunkan lengan serta menegakkan kepala kembali dengan serempak.
  • 41. CARA BERHITUNG Aba-aba: “Hitung … MULAI!”. Pelaksanaan: jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan, penjuru tetap melihat ke depan sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka ke kanan. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut tiap anggota mulai dari penjuru kanan menyebut nomornya sambil memalingkan muka kembali ke depan.
  • 42. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua tetap pada sikap sempurna.pada aba-aba pelaksanaan tiap anggota mulai dari penjuru depan ke belakang menyebut nomornya masing-masing. Penyebutan nomor diucapkan penuh.
  • 43. PERUBAHAN ARAH Hadap kanan/kiri Aba-aba: “Hadap kanan/kiri … GERAK!”. Pelaksanaan: kaki kiri/kanan diajukan melintang didepan kaki kanan/kiri, lekuk kaki kiri/kanan beradadi ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri seperti posisi sikap sempurna.
  • 44. Hadap serong kanan/kiri Aba-aba: “Hadap serong kanan/kiri … GERAK!”. Pelaksanaan: kaki kiri/kanan diajukan ke depan sejajar kaki kanan/kiri. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 45. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri seperti posisi sikap sempurna.
  • 45. Balik kanan Aba-aba: “Balik kanan … GERAK!”. Pelaksanaan: kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam) didepan kaki kanan, berat badan berpindah ke kaki kiri. Tumit kaki kanan dengan badan diputar ke kanan 180. Kaki kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan seperti posisi sikap sempurna.
  • 46. MEMBUKA/MENUTUP BARISAN Buka barisan Aba-aba: “Buka barisan … JALAN!” Pelaksanaan: pada aba-aba pelaksanaan banjar kanan dan kiri masing-masing membuat langkah ke samping kanan dan kiri satu langkah. Banjar tengah tetap di tempat.
  • 47. Tutup barisan Aba-aba : “Tutup barisan … JALAN!”. Pelaksanaan: pada aba-aba pelaksanaan banjar kanan dan kiri masing-masing membuat langkah ke samping kiri dan kanan satu langkah, kembali ke posisi semula. Banjar tengah tetap di tempat.
  • 48. BUBAR Aba-aba : “Bubar …JALAN!”. Pelaksanaan: pada aba-aba pelaksanaan setiap anggota menyampaikan penghormatan kepada pelatih/komandan, setelah dibalas kembali ke sikap sempurna, melakukan gerakan ‘balik kanan’ dan pada hitungan tertentu (dalam hati) melakukan gerakan seperti langkah pertama dalam gerakan ‘maju … jalan’, selanjutnya bubar menuju ke tempat masing-masing.
  • 49. Bila pelatih/komandan menghendaki tidak ada penghormatan, aba-aba didahului dengan aba-aba- aba petunjuk: “Tanpa penghormatan, bubar … JALAN!”. Pasukan langsung balik kanan tanpa memberikan penghormatan dahulu, dst.
  • 50. MAJU JALAN Dari sikap sempurna, aba-aba : “Maju … JALAN!” Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri diajukan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi + 20 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak satu langkah, dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa. Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90, lengan kiri ke belakang 30 dengan tangan menggenggam.
  • 51. Pada langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45 dan ke belakang 30. Tangan kanan depan mengambil dua titik yang terletak dalam satu garis sebagai arah barisan. Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher. Dilarang berbicara ataupun melihat ke kanan/kiri. Pada waktu melenggang, lengan tidak kaku. Dari langkah biasa, aba-aba: “Langkah tegap … JALAN!” Pelaksanaan: aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah kemudian mulai berjalan langkah tegap.
  • 52. LANGKAH TEGAP Dari sikap sempurna, aba-aba: “Langkah tegap, maju … JALAN!”. Pelaksanaan: mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama tidak berlebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki diangkat tidak terlalu tinggi. Bersamaan dengan langkah pertama, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke samping luar, ibu jari tangan menghadap ke atas. Lenggang lengan ke depan 90 dan ke belakang 30.
  • 53. Ketika sedang berjalan ‘langkah tegap’ kembali ke langkah biasa. Aba-aba: “Langkah biasa … JALAN!” Pelaksanaan: aba-aba pelaksanaan diberikan sewaktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah ditambah satu langkah, langkah pertama dihentakkan dan mulai berjalan dengan langkah biasa.
  • 54. LANGKAH SEWAKTU LARI Dari sikap sempurna. Aba-aba: “Lari, maju … JALAN!”. Pelaksanaan: pada aba-aba peringatan, kedua tangan dikepalkan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri satu langkah dan selanjutnya lari dengan panjang langkah 80 cm, tempo 165 langkah/menit. Kaki diangkat secukupnya, telapak kaki diletakkan mengenai tanah pada ujungnya terlebih dahulu, lengan dilenggangkan lemas.
  • 55. Dari langkah biasa, aba-aba: “Lari … JALAN!”. Pada aba-aba peringatan, gerakan sama dengan poin a, aba-aba pelaksanaan diberikan saat kaki kiri/kanan jatuh ke tanah, kemudian ditambah satu langkah, dst. Kembali ke langkah biasa, Aba-aba: “Langkah biasa … JALAN!”. Aba-aba pelaksanaan diberikan saat kaki kiri jatuh di tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalandengan langkah biasa dimulai dengan kaki kiri yang dihentakkan disertai dengan lenggangan tangan.