1. Penerapan metode pembelajaran berbasis proyek dan penggunaan media kongkrit serta berbasis teknologi membantu meningkatkan pemahaman matematika siswa.
2. Strategi ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar nyata yang berdampak positif pada hasil belajar.
3. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan interaktif dengan strategi ini.
Penelitian ini mengkaji cara berkomunikasi dan menyampaikan pesan sebelum adanya teknologi modern di Indonesia. Peneliti melakukan wawancara dengan mantan menteri komunikasi dan meneliti berbagai dokumen sejarah serta peninggalan untuk mengumpulkan data. Data kemudian dievaluasi keabsahannya dan diinterpretasikan untuk menyusun sejarah teknologi komunikasi tradisional di Indonesia. Kesimpulannya, komunikasi dan penyampaian pesan memakan wak
1. Penerapan metode pembelajaran berbasis proyek dan penggunaan media kongkrit serta berbasis teknologi membantu meningkatkan pemahaman matematika siswa.
2. Strategi ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar nyata yang berdampak positif pada hasil belajar.
3. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan interaktif dengan strategi ini.
Penelitian ini mengkaji cara berkomunikasi dan menyampaikan pesan sebelum adanya teknologi modern di Indonesia. Peneliti melakukan wawancara dengan mantan menteri komunikasi dan meneliti berbagai dokumen sejarah serta peninggalan untuk mengumpulkan data. Data kemudian dievaluasi keabsahannya dan diinterpretasikan untuk menyusun sejarah teknologi komunikasi tradisional di Indonesia. Kesimpulannya, komunikasi dan penyampaian pesan memakan wak
Etnografi merupakan metode penelitian kualitatif yang melibatkan peneliti tinggal di lapangan untuk memahami budaya suatu kelompok melalui observasi dan wawancara. Penelitian etnografi bertujuan menggambarkan pola nilai, perilaku, dan bahasa kelompok budaya tertentu secara alami.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang berbagai jenis bangun datar 2 dimensi seperti segi empat, trapesium, layang-layang, belah ketupat, jajargenjang, segitiga, lingkaran, dan segi-n. Bangun datar tersebut dibedakan berdasarkan jumlah sisi, panjang sisi, besar sudut, dan bentuk sisi seperti lurus atau lengkung.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang ukuran tendensi sentral yang meliputi nilai rata-rata, median, dan modus pada beberapa kelompok data. Dijelaskan cara menghitung nilai median untuk data yang berdistribusi frekuensi tunggal dan berdistribusi frekuensi gabungan.
The document discusses Bloom's taxonomy, which categorizes learning objectives into cognitive and affective domains. The cognitive domain includes knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis, and evaluation. The affective domain relates to attention, interests, attitudes, emotions, appreciation, and self-characterization. It includes receiving, responding, valuing, organizing, and characterizing. Examples of indicators are provided for each category in both domains.
The document discusses the appropriate level of difficulty for questions. Good questions should not be too easy nor too hard. The level of difficulty is expressed through a difficulty index that indicates how hard or easy a question is.
Dokumen tersebut membahas prinsip dan tujuan evaluasi pembelajaran yang meliputi hubungan antara tujuan pembelajaran, proses belajar mengajar, dan evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pengolahan data evaluasi. Pada tahap perencanaan, ditentukan tujuan tes, kompetensi dan hasil belajar serta disusun kisi-kisi dan instrumen uji coba untuk dievaluasi.
This document discusses various non-test evaluation techniques including rating scales, questionnaires, checklists, interviews, observations, life histories, journals, and portfolios. Rating scales are used to assess personality, attitudes, and behaviors on a ranked scale. Questionnaires present a list of questions for respondents to answer regarding themselves, experiences, and attitudes. Checklists are lists of questions where respondents select answers.
Dokumen menjelaskan tentang tingkat kesukaran soal tes, daya pembeda soal, dan keberfungsian pengecoh pada soal pilihan ganda. Tingkat kesukaran diukur dengan indeks kesukaran antara 0-1, daya pembeda dihitung dari perbedaan proporsi jawaban benar kelompok atas dan bawah, sedangkan pengecoh berfungsi jika dijawab minimum 5% peserta tes.
Etnografi merupakan metode penelitian kualitatif yang melibatkan peneliti tinggal di lapangan untuk memahami budaya suatu kelompok melalui observasi dan wawancara. Penelitian etnografi bertujuan menggambarkan pola nilai, perilaku, dan bahasa kelompok budaya tertentu secara alami.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang berbagai jenis bangun datar 2 dimensi seperti segi empat, trapesium, layang-layang, belah ketupat, jajargenjang, segitiga, lingkaran, dan segi-n. Bangun datar tersebut dibedakan berdasarkan jumlah sisi, panjang sisi, besar sudut, dan bentuk sisi seperti lurus atau lengkung.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang ukuran tendensi sentral yang meliputi nilai rata-rata, median, dan modus pada beberapa kelompok data. Dijelaskan cara menghitung nilai median untuk data yang berdistribusi frekuensi tunggal dan berdistribusi frekuensi gabungan.
The document discusses Bloom's taxonomy, which categorizes learning objectives into cognitive and affective domains. The cognitive domain includes knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis, and evaluation. The affective domain relates to attention, interests, attitudes, emotions, appreciation, and self-characterization. It includes receiving, responding, valuing, organizing, and characterizing. Examples of indicators are provided for each category in both domains.
The document discusses the appropriate level of difficulty for questions. Good questions should not be too easy nor too hard. The level of difficulty is expressed through a difficulty index that indicates how hard or easy a question is.
Dokumen tersebut membahas prinsip dan tujuan evaluasi pembelajaran yang meliputi hubungan antara tujuan pembelajaran, proses belajar mengajar, dan evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pengolahan data evaluasi. Pada tahap perencanaan, ditentukan tujuan tes, kompetensi dan hasil belajar serta disusun kisi-kisi dan instrumen uji coba untuk dievaluasi.
This document discusses various non-test evaluation techniques including rating scales, questionnaires, checklists, interviews, observations, life histories, journals, and portfolios. Rating scales are used to assess personality, attitudes, and behaviors on a ranked scale. Questionnaires present a list of questions for respondents to answer regarding themselves, experiences, and attitudes. Checklists are lists of questions where respondents select answers.
Dokumen menjelaskan tentang tingkat kesukaran soal tes, daya pembeda soal, dan keberfungsian pengecoh pada soal pilihan ganda. Tingkat kesukaran diukur dengan indeks kesukaran antara 0-1, daya pembeda dihitung dari perbedaan proporsi jawaban benar kelompok atas dan bawah, sedangkan pengecoh berfungsi jika dijawab minimum 5% peserta tes.
1. PERSYARATAN TES YANG BAIK
• TES YANG BAIK MEMILIKI
1. VALIDITAS
2. RELIABILITAS
3. OBJEKTIVITAS
4. PRAKTIBILITAS
5. EKONOMIS
2. VALIDITAS TES
• SEBUAH TES DIKATAKAN VALID JIKA TES ITU
MENGUKUR APA YANG HENDAK DIUKUR
• UNTUK MENGUKUR PARTISIPASI SISWA
DALAM BELAJAR, DIAMATI MELALUI:
– KEHADIRAN SISWA
– TERPUSATNYA PERHATIAN SISWA PADA
PELAJARAN
– MERESPON PERTANYAAN GURU
– SELALU SIAP DENGAN TUGAS YANG DIBERIKAN
3. MACAM VALIDITAS
1. VALIDITAS LOGIS= VALIDITAS BERDASARKAN
PENALARAN
VALIDITAS LOGIS DICAPAI MELALUI VALIDITAS ISI
(CONTENT VALIDITY) DAN VALIDITAS KONSTRAK
(CONSTRUCT VALIDITY).
VALIDITAS ISI DICAPAI DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN - APAKAH:
₋ MENYUSUN KISI-KISI (TABEL SPESIFIKASI)?
- TES MENGUKUR TUJUAN KHUSUS?
- SEJAJAR DENGAN MATERI YANG DIBERIKAN?
SERING DISEBUT VALIDITAS KURIKULER
4. • VALIDITAS KONSTRAK:
• BUTIR SOAL YANG MEMBANGUN TES ,
MENGUKUR SETIAP ASPEK BERPIKIR SESUAI TPK?
• PASANGKAN BUTIR SOAL DENGAN TPK. SESUAI?
2. VALIDITAS EMPIRIK
CONCURRENT VALIDITY.
SEBUAH TES DIKATAKAN MEMILIKI
CONCURRENT VALIDITY JIKA HASIL TES SESUAI
DENGAN HASIL TES PENGALAMAN LALU.
5. PREDICTIVE VALIDITY
SEBUAH TES DIKATAKAN MEMILIKI
PREDICTIVE VALIDITY JIKA TES ITU
MEMPUNYAI KEMAMPUAN MEMPREDIKSI
KEMAMPUAN SUBJECT PADA MASA YANG
AKAN DATANG.
3 VALIDITAS TAMPILAN ( FACE VALIDITY).
TAMPILAN PERANGKAT TES MEMENUHI
SYARAT-SYARAT PENYUSUNAN TES