SlideShare a Scribd company logo
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
ANAK DIBAWAH UMUR
Oleh :
DEFINISI
 Dalam UU No. 17 Tahun 2016 tentang
Perlindungan Anak, disebutkan bahwa anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun, termasuk anak yang masih didalam
kandungan.
 Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
PRINSIP PERLINDUNGAN ANAK
 Non
diskriminasi
 Kepentingan
terbaik bagi
anak
 Kelangsungan
hidup & tumbuh
kembang anak;
 Penghargaan
terhadap anak
HAK ANAK
 Hak Hidup tumbuh berkembang dan berpartisipasi
secara wajar dengan harkat dan martabat kemanusiaan
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
 Memperoleh pendidikan dan pengajaran
 Mendapatkan perlindungan dari perlakuan diskriminasi
eksploitasi baik ekonomi maupun seksual penelantaran
kekejaman dan penganiayaan ketidakadilan dan
perlakuan salah lainnya termasuk kebutuhan khusus
lainnya.
 Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak
pidana berhak mendapatkan bantuan hukum.
KEWAJIBAN ANAK
 Menghormati orangtua, wali, dan
guru
 Mencintai keluarga, masyarakat, dan
menyayangi teman
 Mencintai tanah air bangsa dan
negara
 Menunaikan ibadah sesuai dengan
ajaran agamanya
 Melaksanakan etika dan akhlak mulia
Perlindungan Hukum
Terhadap Anak
Dibawah Umur
Sebagai Korban
Kejahatan
Sebagai Pelaku
Kejahatan
KEKERASAN TERHADAP ANAK
(SEBAGAI KORBAN)
 Menurut Undang-undang Perlindungan anak No 23 Tahun
2002, Kekerasan terhadap anak dalam arti kekerasan dan
penelantaran anak adalah semua bentuk perlakuan
menyakitkan secara fisik maupun emosional, penyalahgunaan
seksual, penelantaran, eksploitasi komersial atau eksploitasi
lain yang mengakibatkan cidera atau kerugian nyata ataupun
potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup
anak, tumbuh kembang anak, atau martabat anak-anak atau
kekuasaan.
BENTUK-BENTUK KEKERASAN PADA ANAK
 Kekerasan fisik: Tindakan yang yg langsung
menyakitkan tubuh anak yg menyebabkan rasa
sakit dan atau luka ditubuhnya
 Kekerasan Seksual: Setiap perbuatan yg berupa
pemaksaan hubungan seksual dgn cara tdk wajar
dan/atau tdk disukai, pemaksaan hubungan
seksual dgn org lain utk tujuan komersial dan/atau
tujuan tertentu
 Kekerasan Emosional: Tindakan- tindakan yg
menyebabkan perasaan/emosi anak tertekan.
 Pengabaian: Terjadi ketika ortu, wali atau orang
dewasa lain tdk menyiapkan hal-hal penting utk
pengembangan jasmani dan mental anak
BENTUK KEKERASAN SEKSUAL
 Pemerkosaan, incest, sodomi, pencabulan,
penjualan anak utk layanan seksual, eksploitasi
seksual anak untuk pelacuran dan eksploitasi
seksual anak melalu pernikahan anak.
 Cakupan : mempekerjakan, menggunakan,
membujuk, menawarkan/menjanjikan,
memaksa anak terlibat dalam setiap prilaku
seksual yg eksplisit/simulasi dari prilaku
seksual dengan tujuan memproduksi
penggambaran visual dari penggambaran tsb.
 Siapa pelaku kekerasan seksual pada anak?
Justru orag yang memiliki hubungan dekat dengan
anak (orang tua, kakak/adik, keluarga, tetangga,
teman sepermainan, teman sekolah, guru
pembimbing di lingkungan rumah dan guru
disekolah
 Apa yang menjadi faktor penyebabnya?
o Mudahnya mengakses pornografi melalui
perangkat teknologi seperti internet, media cetak
mapun media elektronik (hp, game on line),
o Era kebebasan pers
o Media-medai sosial seperti facebook, twiter,
skype, what’s app, dan sebagainya
Dampak Kekerasan Seksual bagi Anak
• Jangka pendeknya akan mengalami mimpi-mimpi
buruk, ketakutan yang berlebihan pada orang lain,
dan konsentrasi menurun yang akhirnya akan
berdampak pada kesehatan.
• Jangka panjangnya, ketika dewasa nanti dia akan
mengalami phobia pada hubungan seks atau
bahkan yang parahnya lagi dia akan terbiasa
dengan kekerasan sebelum melakukan hubungan
seksual. Bisa juga setelah menjadi dewasa, anak
tesebut akan mengikuti apa yang dilakukan
kepadanya semasa
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH
UMUR SEBAGI KORBAN KEJAHATAN SEKSUAL
 Secara preventif, yaitu hak atas rasa aman, hak atas
kebebasan pribadi, sosialisasi hak-hak korban dan akses
terhadap APH/keadilan. Hal ini dapat dilakukan dengan
pemberian sanksi pidana terhadap pelaku sebaiknya
diberikan hukuman seberat-beratnya. Pemberian sanksi berat
tersebut harus diperhatikan pada motif pelaku, tujuan
pelaku melakukan tindak pidana, cara pelaku melakukan
tindak pidana dan motif korban.
 Pasal 81 (1) UU No. 23 Tahun 2002 mengatur ketentuan
pidana bagi pelaku yang melakukan persetubuhan di luar
perkawinan dengan pidana minimum 3 tahun dan
maksimum 15 tahun. Adanya pidana tambahan berupa
ganti kerugian. Menuntut ganti rugi akibat suatu tindak
pidana/kejahatan yang menimpa diri korban melalui cara
penggabungan perkara perdata dengan perkara pidana
(Pasal 98 sampai dengan Pasal 101 KUHAP)
 Secara Represif diperlukan perlindungan hukum
berupa pemberian restitusi dan kompensasi
bertujuan mengembalikan kerugian yang dialami
oleh korban baik fisik maupun psikis, sebagaimana
diatur dalam pasal 98-101 KUHAP. Konseling
diberikan kepada anak sebagai korban
perkosaan yang mengalami trauma berupa
rehabilitasi serta perlindungan identitas dari
pemberitaan media massa dan untuk menghindari
labelisasi sebagaimana diatur dalam Pasal 64 (3)
UU Perlindungan Anak, dan Pasal 90 UU Sistem
Peradilan Pidana Anak.
ANAK SEBAGAI PELAKU KEJAHATAN
Definisi
Anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang terpaksa
berkontak dengan sistem peradilan pidana karena:
a) disangka, didakwa atau dinyatakan terbukti bersalah melanggar
hukum (anak nakal), atau
b) telah menjadi korban akibat perbuatan pelanggaran yang
dilakukan orang/kelompok orang/lembaga/Negara terhadapnya,
atau
c) telah melihat, mendengar, merasakan atau mengetahui suatu
peristiwa pelanggaran hukum.
Anak Nakal adalah :
a. anak yang melakukan tindak pidana; atau
b. anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang
bagi anak, baik menurut peraturan perundang-undangan
maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku
dalam masyarakat yang bersangkutan.
BATAS USIA
Menurut Undang-Undang Pengadilan Anak Nomor 3 Tahun
1997, mengatur mengenai batas usia minimum seorang anak
yang dapat diajukan ke sidang anak, yaitu :
Dalam pasal 4 ayat (1):
“Batas umur anak nakal yang dapat diajukan ke Sidang Anak
adalah sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun tetapi belum
mencapai 18 (delapan belas) tahun.”
Pada Penjelasan Pasal 4 UU No. 3 Tahun 1997 disebutkan
bahwa batas umur 8 tahun bagi anak nakal untuk dapat
diajukan ke Sidang Anak didasarkan pada pertimbangan
sosiologis, psikologis, dan pedagogis. Anak yang belum
mencapai umur 8 tahun dianggap belum dapat
mempertanggungjawabkannya.
BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM
A. Diversi
Diversi dilakukan dengan alasan untuk memberikan suatu
kesempatan kepada pelanggar hukum agar menjadi orang
yang baik kembali melalui jalur non formal dengan
melibatkan sumber daya masyarakat. Diversi berupaya
memberikan keadilan kepada kasus anak yang telah
terlanjur melakukan tindak pidana sampai kepada aparat
penegak hukum sebagai pihak penegak hukum.
Diversi bertujuan untuk:
a) Mencapai perdamaian antara korban dan anak;
b) Menyelesaikan perkara anak diluar proses peradilan
c) Menghindarkan anak dari perampasan kemerdekaan
d) Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi
e) Menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak
Namun terhadap diversi sebagaimana dimaksud,
dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang
dilakukan:
a) Diancam dgn pidana penjara dibawah 7 (tujuh)
tahun; dan
b) Bukan merupakan pengulangan tindak pidana
Proses diversi dilakukan melalui musyawarah dgn
melibatkan anak dan orang tua/walinya, korban
dan/atau orang tua/walinya, Pembimbing
Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional
berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif.
B. Restorative Justice
Restorative justice adalah suatu proses ketika
semua pihak yang berhubungan dengan tindak
pidana tertentu, duduk bersama-sama untuk
memecahkan masalah dan memikirkan
bagaimana mengatasi akibat dimasa mendatang.
Dalam hal ini disyaratkan adanya keseimbangan
fokus perhatian antara kepentingan pelaku dan
korban serta memperhitungkan pula dampak
penyelesaian perkara pidana tersebut dalam
masyarakat.
SANKSI BAGI ANAK NAKAL
 Putusan hakim dalam sidang pengadilan anak dapat
berupa menjatuhkan:
A. Pidana atau
B. Tindakan kepada terdakwa anak nakal.
A. Menurut Pasal 23 Undang-Undang No. 3 Tahun 1997
pidana, dapat berupa:
1. Pidana penjara;
2. Pidana kurungan;
3. Pidana denda; atau
4. Pidana pengawasan.
Namun dalam hal ini, hukuman yang dapat dijatuhkan kepada
anak setengah dari hukuman orang dewasa
Disamping pidana pokok, juga dapat dihukum dengan
pidana tambahan berupa:
1. Perampasan barang-barang tertentu; dan/atau
2. Pembayaran ganti kerugian.
B. Sedangkan dalam Pasal 24 Undang-Undang No.3
Tahun 1997 tindakan yang dijatuhkan kepada
anak nakal, dapat berupa:
 Mengembalikan anak kepada:
a) Orangtua;
b) Wali; atau
c) Orangtua asuh
• Menyerahkan anak kepada Negara (anak
Negara untuk mengikuti pendidikan, pembinaan
dan latihan kerja;) atau
• Menyerahkan anak nakal kepada Departemen
Sosial, atau organisasi sosial kemasyarakatan
yang bergerak di bidang pendidikan, pembinaan
dan latihan kerja.
Pohon yang kuat tidak tumbuh dari tunas yang
lemah,
lindungi anak sejak dini, agar kelak tumbuh
menjadi generasi bangsa yang kuat dan
mandiri.
Perlindungan_Hukum_Terhadap_Anak_Sebagai.pptx
Perlindungan_Hukum_Terhadap_Anak_Sebagai.pptx

More Related Content

Similar to Perlindungan_Hukum_Terhadap_Anak_Sebagai.pptx

UU no12 TPKS-2022
UU no12 TPKS-2022UU no12 TPKS-2022
UU no12 TPKS-2022
LennyS12
 
RUU TPKS
RUU TPKSRUU TPKS
RUU TPKS
CIkumparan
 
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
ECPAT Indonesia
 
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual Anak
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual AnakModul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual Anak
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual Anak
ECPAT Indonesia
 
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahMateri untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Yuanes Sriyono
 
KDRT
KDRTKDRT
DIVERSI SISvTEM PERADILANereve9fwuyucihwefw8ycwf8dafsn9ccwe PID.ANAK.ppt
DIVERSI SISvTEM PERADILANereve9fwuyucihwefw8ycwf8dafsn9ccwe PID.ANAK.pptDIVERSI SISvTEM PERADILANereve9fwuyucihwefw8ycwf8dafsn9ccwe PID.ANAK.ppt
DIVERSI SISvTEM PERADILANereve9fwuyucihwefw8ycwf8dafsn9ccwe PID.ANAK.ppt
DirgaGunk
 
Hukum_Perlindungan_Anak.pdf
Hukum_Perlindungan_Anak.pdfHukum_Perlindungan_Anak.pdf
Hukum_Perlindungan_Anak.pdf
itarahmawati20
 
Uu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananakUu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananakRoy Pangkey
 
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANAPERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdf
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdfUU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdf
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdf
Herlita5
 
Uu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananakUu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananak
Utjok Tamp Manalu
 
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan Anak
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan AnakUU No. 23 tahun 2003 P erlindungan Anak
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan Anak
Amin Herwansyah
 
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anak
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anakTmk perlindungan dan pemberdayaan hak anak
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anak
Khalid Al Qadri
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
sayidmuhfaldy
 
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan AnakUndang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Dudi Aprillianto
 
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdfPeran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
IsmailAlmariza1
 
JMS KN LAMSEL.pptx
JMS KN LAMSEL.pptxJMS KN LAMSEL.pptx
JMS KN LAMSEL.pptx
riodin1
 
KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK.pptx
KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK.pptxKEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK.pptx
KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK.pptx
BLKKPPMUAD
 

Similar to Perlindungan_Hukum_Terhadap_Anak_Sebagai.pptx (20)

UU no12 TPKS-2022
UU no12 TPKS-2022UU no12 TPKS-2022
UU no12 TPKS-2022
 
RUU TPKS
RUU TPKSRUU TPKS
RUU TPKS
 
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
 
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual Anak
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual AnakModul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual Anak
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual Anak
 
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahMateri untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
 
KDRT
KDRTKDRT
KDRT
 
DIVERSI SISvTEM PERADILANereve9fwuyucihwefw8ycwf8dafsn9ccwe PID.ANAK.ppt
DIVERSI SISvTEM PERADILANereve9fwuyucihwefw8ycwf8dafsn9ccwe PID.ANAK.pptDIVERSI SISvTEM PERADILANereve9fwuyucihwefw8ycwf8dafsn9ccwe PID.ANAK.ppt
DIVERSI SISvTEM PERADILANereve9fwuyucihwefw8ycwf8dafsn9ccwe PID.ANAK.ppt
 
Hukum_Perlindungan_Anak.pdf
Hukum_Perlindungan_Anak.pdfHukum_Perlindungan_Anak.pdf
Hukum_Perlindungan_Anak.pdf
 
Uu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananakUu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananak
 
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANAPERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
 
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdf
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdfUU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdf
UU 23 tahun 2002 ttg PERLINDUNGANANAK.pdf
 
Uu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananakUu no23tahun2003 perlindungananak
Uu no23tahun2003 perlindungananak
 
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan Anak
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan AnakUU No. 23 tahun 2003 P erlindungan Anak
UU No. 23 tahun 2003 P erlindungan Anak
 
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anak
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anakTmk perlindungan dan pemberdayaan hak anak
Tmk perlindungan dan pemberdayaan hak anak
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
 
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan AnakUndang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
 
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdfPeran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
 
JMS KN LAMSEL.pptx
JMS KN LAMSEL.pptxJMS KN LAMSEL.pptx
JMS KN LAMSEL.pptx
 
KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK.pptx
KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK.pptxKEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK.pptx
KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK.pptx
 
Page 1
Page 1Page 1
Page 1
 

Recently uploaded

ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
CI kumparan
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdfPeran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
intelkejarimimika07
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Pelita9
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
Adhi Setyowibowo
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 

Recently uploaded (16)

ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdfPeran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 

Perlindungan_Hukum_Terhadap_Anak_Sebagai.pptx

  • 1. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR Oleh :
  • 2. DEFINISI  Dalam UU No. 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak, disebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih didalam kandungan.  Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
  • 3. PRINSIP PERLINDUNGAN ANAK  Non diskriminasi  Kepentingan terbaik bagi anak  Kelangsungan hidup & tumbuh kembang anak;  Penghargaan terhadap anak
  • 4. HAK ANAK  Hak Hidup tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara wajar dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.  Memperoleh pendidikan dan pengajaran  Mendapatkan perlindungan dari perlakuan diskriminasi eksploitasi baik ekonomi maupun seksual penelantaran kekejaman dan penganiayaan ketidakadilan dan perlakuan salah lainnya termasuk kebutuhan khusus lainnya.  Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum.
  • 5. KEWAJIBAN ANAK  Menghormati orangtua, wali, dan guru  Mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman  Mencintai tanah air bangsa dan negara  Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya  Melaksanakan etika dan akhlak mulia
  • 6. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dibawah Umur Sebagai Korban Kejahatan Sebagai Pelaku Kejahatan
  • 7. KEKERASAN TERHADAP ANAK (SEBAGAI KORBAN)  Menurut Undang-undang Perlindungan anak No 23 Tahun 2002, Kekerasan terhadap anak dalam arti kekerasan dan penelantaran anak adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik maupun emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi komersial atau eksploitasi lain yang mengakibatkan cidera atau kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak, atau martabat anak-anak atau kekuasaan.
  • 8. BENTUK-BENTUK KEKERASAN PADA ANAK  Kekerasan fisik: Tindakan yang yg langsung menyakitkan tubuh anak yg menyebabkan rasa sakit dan atau luka ditubuhnya  Kekerasan Seksual: Setiap perbuatan yg berupa pemaksaan hubungan seksual dgn cara tdk wajar dan/atau tdk disukai, pemaksaan hubungan seksual dgn org lain utk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu  Kekerasan Emosional: Tindakan- tindakan yg menyebabkan perasaan/emosi anak tertekan.  Pengabaian: Terjadi ketika ortu, wali atau orang dewasa lain tdk menyiapkan hal-hal penting utk pengembangan jasmani dan mental anak
  • 9. BENTUK KEKERASAN SEKSUAL  Pemerkosaan, incest, sodomi, pencabulan, penjualan anak utk layanan seksual, eksploitasi seksual anak untuk pelacuran dan eksploitasi seksual anak melalu pernikahan anak.  Cakupan : mempekerjakan, menggunakan, membujuk, menawarkan/menjanjikan, memaksa anak terlibat dalam setiap prilaku seksual yg eksplisit/simulasi dari prilaku seksual dengan tujuan memproduksi penggambaran visual dari penggambaran tsb.
  • 10.  Siapa pelaku kekerasan seksual pada anak? Justru orag yang memiliki hubungan dekat dengan anak (orang tua, kakak/adik, keluarga, tetangga, teman sepermainan, teman sekolah, guru pembimbing di lingkungan rumah dan guru disekolah  Apa yang menjadi faktor penyebabnya? o Mudahnya mengakses pornografi melalui perangkat teknologi seperti internet, media cetak mapun media elektronik (hp, game on line), o Era kebebasan pers o Media-medai sosial seperti facebook, twiter, skype, what’s app, dan sebagainya
  • 11. Dampak Kekerasan Seksual bagi Anak • Jangka pendeknya akan mengalami mimpi-mimpi buruk, ketakutan yang berlebihan pada orang lain, dan konsentrasi menurun yang akhirnya akan berdampak pada kesehatan. • Jangka panjangnya, ketika dewasa nanti dia akan mengalami phobia pada hubungan seks atau bahkan yang parahnya lagi dia akan terbiasa dengan kekerasan sebelum melakukan hubungan seksual. Bisa juga setelah menjadi dewasa, anak tesebut akan mengikuti apa yang dilakukan kepadanya semasa
  • 12. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR SEBAGI KORBAN KEJAHATAN SEKSUAL  Secara preventif, yaitu hak atas rasa aman, hak atas kebebasan pribadi, sosialisasi hak-hak korban dan akses terhadap APH/keadilan. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian sanksi pidana terhadap pelaku sebaiknya diberikan hukuman seberat-beratnya. Pemberian sanksi berat tersebut harus diperhatikan pada motif pelaku, tujuan pelaku melakukan tindak pidana, cara pelaku melakukan tindak pidana dan motif korban.  Pasal 81 (1) UU No. 23 Tahun 2002 mengatur ketentuan pidana bagi pelaku yang melakukan persetubuhan di luar perkawinan dengan pidana minimum 3 tahun dan maksimum 15 tahun. Adanya pidana tambahan berupa ganti kerugian. Menuntut ganti rugi akibat suatu tindak pidana/kejahatan yang menimpa diri korban melalui cara penggabungan perkara perdata dengan perkara pidana (Pasal 98 sampai dengan Pasal 101 KUHAP)
  • 13.  Secara Represif diperlukan perlindungan hukum berupa pemberian restitusi dan kompensasi bertujuan mengembalikan kerugian yang dialami oleh korban baik fisik maupun psikis, sebagaimana diatur dalam pasal 98-101 KUHAP. Konseling diberikan kepada anak sebagai korban perkosaan yang mengalami trauma berupa rehabilitasi serta perlindungan identitas dari pemberitaan media massa dan untuk menghindari labelisasi sebagaimana diatur dalam Pasal 64 (3) UU Perlindungan Anak, dan Pasal 90 UU Sistem Peradilan Pidana Anak.
  • 14. ANAK SEBAGAI PELAKU KEJAHATAN Definisi Anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang terpaksa berkontak dengan sistem peradilan pidana karena: a) disangka, didakwa atau dinyatakan terbukti bersalah melanggar hukum (anak nakal), atau b) telah menjadi korban akibat perbuatan pelanggaran yang dilakukan orang/kelompok orang/lembaga/Negara terhadapnya, atau c) telah melihat, mendengar, merasakan atau mengetahui suatu peristiwa pelanggaran hukum. Anak Nakal adalah : a. anak yang melakukan tindak pidana; atau b. anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
  • 15. BATAS USIA Menurut Undang-Undang Pengadilan Anak Nomor 3 Tahun 1997, mengatur mengenai batas usia minimum seorang anak yang dapat diajukan ke sidang anak, yaitu : Dalam pasal 4 ayat (1): “Batas umur anak nakal yang dapat diajukan ke Sidang Anak adalah sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai 18 (delapan belas) tahun.” Pada Penjelasan Pasal 4 UU No. 3 Tahun 1997 disebutkan bahwa batas umur 8 tahun bagi anak nakal untuk dapat diajukan ke Sidang Anak didasarkan pada pertimbangan sosiologis, psikologis, dan pedagogis. Anak yang belum mencapai umur 8 tahun dianggap belum dapat mempertanggungjawabkannya.
  • 16. BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM A. Diversi Diversi dilakukan dengan alasan untuk memberikan suatu kesempatan kepada pelanggar hukum agar menjadi orang yang baik kembali melalui jalur non formal dengan melibatkan sumber daya masyarakat. Diversi berupaya memberikan keadilan kepada kasus anak yang telah terlanjur melakukan tindak pidana sampai kepada aparat penegak hukum sebagai pihak penegak hukum. Diversi bertujuan untuk: a) Mencapai perdamaian antara korban dan anak; b) Menyelesaikan perkara anak diluar proses peradilan c) Menghindarkan anak dari perampasan kemerdekaan d) Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi e) Menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak
  • 17. Namun terhadap diversi sebagaimana dimaksud, dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang dilakukan: a) Diancam dgn pidana penjara dibawah 7 (tujuh) tahun; dan b) Bukan merupakan pengulangan tindak pidana Proses diversi dilakukan melalui musyawarah dgn melibatkan anak dan orang tua/walinya, korban dan/atau orang tua/walinya, Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif.
  • 18. B. Restorative Justice Restorative justice adalah suatu proses ketika semua pihak yang berhubungan dengan tindak pidana tertentu, duduk bersama-sama untuk memecahkan masalah dan memikirkan bagaimana mengatasi akibat dimasa mendatang. Dalam hal ini disyaratkan adanya keseimbangan fokus perhatian antara kepentingan pelaku dan korban serta memperhitungkan pula dampak penyelesaian perkara pidana tersebut dalam masyarakat.
  • 19. SANKSI BAGI ANAK NAKAL  Putusan hakim dalam sidang pengadilan anak dapat berupa menjatuhkan: A. Pidana atau B. Tindakan kepada terdakwa anak nakal. A. Menurut Pasal 23 Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 pidana, dapat berupa: 1. Pidana penjara; 2. Pidana kurungan; 3. Pidana denda; atau 4. Pidana pengawasan. Namun dalam hal ini, hukuman yang dapat dijatuhkan kepada anak setengah dari hukuman orang dewasa Disamping pidana pokok, juga dapat dihukum dengan pidana tambahan berupa: 1. Perampasan barang-barang tertentu; dan/atau 2. Pembayaran ganti kerugian.
  • 20. B. Sedangkan dalam Pasal 24 Undang-Undang No.3 Tahun 1997 tindakan yang dijatuhkan kepada anak nakal, dapat berupa:  Mengembalikan anak kepada: a) Orangtua; b) Wali; atau c) Orangtua asuh • Menyerahkan anak kepada Negara (anak Negara untuk mengikuti pendidikan, pembinaan dan latihan kerja;) atau • Menyerahkan anak nakal kepada Departemen Sosial, atau organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan, pembinaan dan latihan kerja.
  • 21. Pohon yang kuat tidak tumbuh dari tunas yang lemah, lindungi anak sejak dini, agar kelak tumbuh menjadi generasi bangsa yang kuat dan mandiri.