Dokumen ini mengatur tentang tata kelola berbagi data dan informasi geospasial melalui jaringan informasi geospasial nasional dalam mendukung percepatan kebijakan satu peta. Termasuk penyimpanan, penyebarluasan, pemutakhiran, dan pemantauan data serta informasi geospasial yang diperoleh dari kegiatan kompilasi, integrasi, dan sinkronisasi antar lembaga. Pelaksanaannya melibatkan berbagai instansi pemerintah pusat dan daer
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 6 ...Delia Nanda Octaviani
Dokumen tersebut merupakan peraturan menteri tentang klasifikasi kewenangan akses untuk berbagi data dan informasi geospasial melalui jaringan informasi geospasial nasional dalam rangka percepatan pelaksanaan kebijakan satu peta."
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 2 ...Delia Nanda Octaviani
Peraturan ini mengatur tentang sinkronisasi antar informasi geospasial tematik dalam rangka percepatan kebijakan satu peta. Dokumen ini menjelaskan tata cara pelaksanaan sinkronisasi meliputi identifikasi tumpang tindih, analisis penyelesaian, dan pelaksanaan penyelesaian tumpang tindih antar informasi geospasial tematik.
Peraturan Bupati Sijunjung Nomor 38 Tahun 2018 tentang Simpul Jaringan Data d...Salim サリム
Peraturan Bupati Sijunjung ini mengatur tentang Simpul Jaringan Data dan Informasi Geospasial Daerah Kabupaten Sijunjung. Peraturan ini mengatur tentang kedudukan, tujuan, jenis, dan penyelenggaraan informasi geospasial di Kabupaten Sijunjung serta tata cara pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan data dan informasi geospasial di daerah tersebut.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang Satu Data Indonesia untuk menghasilkan data pemerintah yang akurat, mutakhir, terpadu dan dapat dipertanggungjawabkan serta mudah diakses. Data harus memenuhi standar, dilengkapi metadata, interoperabilitas, serta menggunakan kode referensi dan data induk yang disepakati bersama. Tujuannya untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian pembangunan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pendataan ulang PNS secara elektronik yang akan dilaksanakan pada tahun 2015. Tujuannya adalah memperoleh data PNS yang akurat dan terintegrasi untuk menunjang pengelolaan sumber daya aparatur. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan, skema database, dan infrastruktur sistem pendataan ulang PNS secara elektronik.
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 6 ...Delia Nanda Octaviani
Dokumen tersebut merupakan peraturan menteri tentang klasifikasi kewenangan akses untuk berbagi data dan informasi geospasial melalui jaringan informasi geospasial nasional dalam rangka percepatan pelaksanaan kebijakan satu peta."
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 2 ...Delia Nanda Octaviani
Peraturan ini mengatur tentang sinkronisasi antar informasi geospasial tematik dalam rangka percepatan kebijakan satu peta. Dokumen ini menjelaskan tata cara pelaksanaan sinkronisasi meliputi identifikasi tumpang tindih, analisis penyelesaian, dan pelaksanaan penyelesaian tumpang tindih antar informasi geospasial tematik.
Peraturan Bupati Sijunjung Nomor 38 Tahun 2018 tentang Simpul Jaringan Data d...Salim サリム
Peraturan Bupati Sijunjung ini mengatur tentang Simpul Jaringan Data dan Informasi Geospasial Daerah Kabupaten Sijunjung. Peraturan ini mengatur tentang kedudukan, tujuan, jenis, dan penyelenggaraan informasi geospasial di Kabupaten Sijunjung serta tata cara pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan data dan informasi geospasial di daerah tersebut.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang Satu Data Indonesia untuk menghasilkan data pemerintah yang akurat, mutakhir, terpadu dan dapat dipertanggungjawabkan serta mudah diakses. Data harus memenuhi standar, dilengkapi metadata, interoperabilitas, serta menggunakan kode referensi dan data induk yang disepakati bersama. Tujuannya untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian pembangunan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pendataan ulang PNS secara elektronik yang akan dilaksanakan pada tahun 2015. Tujuannya adalah memperoleh data PNS yang akurat dan terintegrasi untuk menunjang pengelolaan sumber daya aparatur. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan, skema database, dan infrastruktur sistem pendataan ulang PNS secara elektronik.
Sistem Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil Elektronik 2015 merupakan pendataan ulang PNS secara elektronik yang dilakukan untuk memperoleh data PNS yang akurat dan terintegrasi sebagai dasar pengelolaan sumber daya aparatur negara yang rasional. Pendataan ini mencakup data pokok kepegawaian, riwayat, sosial ekonomi, dan self assessment PNS.
Sistem informasi Perencanaan Pembangunan DaerahIrmawan Nugroho
Dengan meningkatnya teknologi dan penggunaan aplikasi maka sektor pemerintahan-pun menjadi terus berkembang. Semua instansi/SKPD berupaya untuk memberikan pelayanan yang cepat dan terintegrasi.
Dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan diperlukan sistem yang handal, terintegrasi dan mudah dalam penggunaannya. Sistem ini dikembangkan dengan memenuhi kebutuhan inti dari pengguna dan stakeholder, terutama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selaku pihak yang mengkolaborasikan rencana pembangunan.
Digunakan oleh semua SKPD yang tersebar di seluruh kecamatan pada sebuah kabupaten menjadikan sistem ini sangat membantu dalam mengelola dan mengontrol kegiatan yang dilaksanakan oleh semua instansi/SKPD dan kecamatan.
Dengan menggunakan konsep web based yang tampil secara online menjadikan sistem ini mudah digunakan serta memiliki fitur yang lengkap yang antara lain :
- pengontrolan anggaran
- pengontrolan input kegiatan
- koordinasi dan pengelolaan anggaran
- kemudahan dalam pelaporan
- bisa di akses secara real time
- dengan dukungan 24 jam
- bisa diinput dimana saja
- bisa dikontrol dengan model terpusat
dan fitur-fitur lainnya yang masih banyak.
Untuk informasi lebih lengkap silahkan hubungi kami di : http://www.berliansolusi.com
Dokumen tersebut menjelaskan mekanisme seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) secara terintegrasi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) mulai dari pendaftaran, persiapan instansi, ujian tahapan seleksi administrasi dan kompetensi dasar (CAT), hingga pelaksanaan ujian CAT secara mandiri.
Dokumen tersebut merupakan peraturan menteri tentang pedoman evaluasi sistem pemerintahan berbasis elektronik. Pedoman ini digunakan untuk menilai tingkat kematangan pelaksanaan sistem pemerintahan berbasis elektronik di instansi pemerintah pusat dan daerah. Evaluasi mencakup domain kebijakan, tata kelola, dan layanan sistem tersebut guna meningkatkan kualitas pelaksanaannya.
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...Mikhail Rasyid
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang reviu atas dokumen perencanaan pembangunan dan anggaran daerah tahunan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah Daerah untuk menjamin kualitas perencanaan dan anggaran daerah. Lingkup reviu mencakup rencana kerja pemerintah daerah, rencana kerja perangkat daerah, kebijakan umum anggaran dan prioritas belanja, serta rencana kerja dan anggaran satuan ker
Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dirancang untuk menyediakan informasi kepegawaian yang terkini dan akurat untuk memenuhi kebutuhan pengambilan keputusan manajemen sumber daya manusia di pemerintahan."
Peraturan Menteri Pertanian ini menetapkan pedoman sistem manajemen informasi penyuluhan pertanian di lingkungan Kementerian Pertanian untuk menyediakan informasi pertanian dan data penyuluh secara cepat dan tepat guna mendukung penyuluhan. Pedoman ini mencakup organisasi dan mekanisme kerja sistem informasi yang terdiri dari Cyber Extension, Simluh, dan Simpoktan.
No. 3 ttg perubahan atas perda kab. ppb no. 5 thn 2008 ttg org dan tata kerja...ppbkab
Dokumen tersebut merupakan peraturan daerah tentang perubahan organisasi dan tata kerja dinas di Kabupaten Pakpak Bharat, khususnya mengenai pembentukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dari sebelumnya Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Perubahan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dalam hal administrasi kependudukan dan catatan sipil.
Peraturan Presiden ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan kebijakan satu peta pada tingkat ketelitian skala 1:50.000. Perubahan tersebut meliputi penambahan dan pengubahan definisi istilah, penambahan tahapan kegiatan percepatan pelaksanaan kebijakan satu peta, serta penyesuaian struktur kelembagaan dalam pelaksanaannya.
Tentang Kewenangan Akses untuk Berbagi Data dan Informasi Geospasial Melalui Jaringan Informasi Geospasial Nasional Dalam Kegiatan Percepatan Kebijakan Satu Peta
Sistem Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil Elektronik 2015 merupakan pendataan ulang PNS secara elektronik yang dilakukan untuk memperoleh data PNS yang akurat dan terintegrasi sebagai dasar pengelolaan sumber daya aparatur negara yang rasional. Pendataan ini mencakup data pokok kepegawaian, riwayat, sosial ekonomi, dan self assessment PNS.
Sistem informasi Perencanaan Pembangunan DaerahIrmawan Nugroho
Dengan meningkatnya teknologi dan penggunaan aplikasi maka sektor pemerintahan-pun menjadi terus berkembang. Semua instansi/SKPD berupaya untuk memberikan pelayanan yang cepat dan terintegrasi.
Dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan diperlukan sistem yang handal, terintegrasi dan mudah dalam penggunaannya. Sistem ini dikembangkan dengan memenuhi kebutuhan inti dari pengguna dan stakeholder, terutama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selaku pihak yang mengkolaborasikan rencana pembangunan.
Digunakan oleh semua SKPD yang tersebar di seluruh kecamatan pada sebuah kabupaten menjadikan sistem ini sangat membantu dalam mengelola dan mengontrol kegiatan yang dilaksanakan oleh semua instansi/SKPD dan kecamatan.
Dengan menggunakan konsep web based yang tampil secara online menjadikan sistem ini mudah digunakan serta memiliki fitur yang lengkap yang antara lain :
- pengontrolan anggaran
- pengontrolan input kegiatan
- koordinasi dan pengelolaan anggaran
- kemudahan dalam pelaporan
- bisa di akses secara real time
- dengan dukungan 24 jam
- bisa diinput dimana saja
- bisa dikontrol dengan model terpusat
dan fitur-fitur lainnya yang masih banyak.
Untuk informasi lebih lengkap silahkan hubungi kami di : http://www.berliansolusi.com
Dokumen tersebut menjelaskan mekanisme seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) secara terintegrasi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) mulai dari pendaftaran, persiapan instansi, ujian tahapan seleksi administrasi dan kompetensi dasar (CAT), hingga pelaksanaan ujian CAT secara mandiri.
Dokumen tersebut merupakan peraturan menteri tentang pedoman evaluasi sistem pemerintahan berbasis elektronik. Pedoman ini digunakan untuk menilai tingkat kematangan pelaksanaan sistem pemerintahan berbasis elektronik di instansi pemerintah pusat dan daerah. Evaluasi mencakup domain kebijakan, tata kelola, dan layanan sistem tersebut guna meningkatkan kualitas pelaksanaannya.
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...Mikhail Rasyid
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang reviu atas dokumen perencanaan pembangunan dan anggaran daerah tahunan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah Daerah untuk menjamin kualitas perencanaan dan anggaran daerah. Lingkup reviu mencakup rencana kerja pemerintah daerah, rencana kerja perangkat daerah, kebijakan umum anggaran dan prioritas belanja, serta rencana kerja dan anggaran satuan ker
Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dirancang untuk menyediakan informasi kepegawaian yang terkini dan akurat untuk memenuhi kebutuhan pengambilan keputusan manajemen sumber daya manusia di pemerintahan."
Peraturan Menteri Pertanian ini menetapkan pedoman sistem manajemen informasi penyuluhan pertanian di lingkungan Kementerian Pertanian untuk menyediakan informasi pertanian dan data penyuluh secara cepat dan tepat guna mendukung penyuluhan. Pedoman ini mencakup organisasi dan mekanisme kerja sistem informasi yang terdiri dari Cyber Extension, Simluh, dan Simpoktan.
No. 3 ttg perubahan atas perda kab. ppb no. 5 thn 2008 ttg org dan tata kerja...ppbkab
Dokumen tersebut merupakan peraturan daerah tentang perubahan organisasi dan tata kerja dinas di Kabupaten Pakpak Bharat, khususnya mengenai pembentukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dari sebelumnya Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Perubahan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dalam hal administrasi kependudukan dan catatan sipil.
Peraturan Presiden ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan kebijakan satu peta pada tingkat ketelitian skala 1:50.000. Perubahan tersebut meliputi penambahan dan pengubahan definisi istilah, penambahan tahapan kegiatan percepatan pelaksanaan kebijakan satu peta, serta penyesuaian struktur kelembagaan dalam pelaksanaannya.
Tentang Kewenangan Akses untuk Berbagi Data dan Informasi Geospasial Melalui Jaringan Informasi Geospasial Nasional Dalam Kegiatan Percepatan Kebijakan Satu Peta
Peraturan Presiden ini mengubah Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan kebijakan satu peta pada skala 1:50.000. Perubahan mencakup perluasan cakupan peta, perubahan struktur kelembagaan, dan penyesuaian dengan kebijakan Satu Data Indonesia.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan ...bramantiyo marjuki
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Data dan Informasi Geospasial Bidang Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Batang tubuh beserta lampirannya
Dokumen tersebut merupakan peraturan kepala Lembaga Sandi Negara tentang pedoman gelar jaring komunikasi sandi. Dokumen tersebut mengatur tentang tipe-tipe jaring komunikasi sandi, tahapan gelar jaring komunikasi sandi eksternal dan internal serta peran Lembaga Sandi Negara dan instansi pemerintah dalam proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi gelar jaring komunikasi sandi.
UU CIPTA KERJA mengatur penyederhanaan produk rencana tata ruang dengan menghapuskan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota, sehingga hanya ada 1 bentuk rencana umum dan 2 bentuk rencana rinci tata ruang. UU CIPTA KERJA juga mewajibkan integrasi kebijakan pengaturan ruang dalam satu produk rencana tata ruang."
Presentasi jaring pengaman sandi untuk mendukung spbe 29042019 rev2Cahyo Darujati
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi jaring komunikasi sandi (JKS) untuk mendukung sistem pemerintahan berbasis elektronik di Provinsi Jawa Timur. JKS dibagi menjadi tiga tipe yakni eksternal, internal, dan khusus untuk pertukaran informasi rahasia antar instansi pemerintah. Gelar JKS meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi melalui beberapa tahapan seperti perumusan desain, persiapan infrastruktur, dan penila
Peraturan ini mengatur standar prosedur layanan informasi publik di Kementerian Perhubungan. Regulasi ini mengatur tanggung jawab pejabat pengelola informasi, kategori informasi yang disediakan seperti informasi rutin, darurat, dan rahasia, serta prosedur penanganan permintaan informasi publik.
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
DAN
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN BERSAMA
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
DAN
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 03 TAHUN 2012
Nomor : 36 TAHUN 2012
TENTANG
PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH
Peraturan Menteri PANRB No. 5 Tahun 2020.pdfapri saut
Peraturan ini menetapkan pedoman manajemen risiko sistem pemerintahan berbasis elektronik untuk memberi panduan kepada instansi pemerintah dalam menyusun dan melaksanakan manajemen risiko sistem pemerintahan berbasis elektronik guna meningkatkan keberhasilan pencapaian tujuan penerapan sistem tersebut dan memberikan dasar kuat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Peraturan Pemerintah ini mengatur pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial. Isinya meliputi pengaturan tentang penyelenggaraan informasi geospasial, pelaksana di bidang informasi geospasial, penyelenggaraan dan pemutakhiran informasi geospasial dasar, pembinaan informasi geospasial, serta sanksi administratif.
3. PMK No. 8 Th 2021 ttg Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus ...romi500250
Peraturan Menteri Kesehatan ini mengatur tentang petunjuk operasional penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan tahun anggaran 2021. Dokumen ini menjelaskan tentang ruang lingkup penggunaan DAK Fisik bidang kesehatan, pengelolaan DAK Fisik bidang kesehatan meliputi penyusunan rencana, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan pemantauan, serta ketentuan umum terkait penggunaan D
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018
1. MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2018
TENTANG
TATA KELOLA BERBAGI DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL MELALUI
JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL NASIONAL DALAM KEGIATAN
PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (2)
huruf b Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada
Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000, perlu disusun
ketentuan tata kelola berbagi data dan informasi
geospasial melalui jaringan informasi geospasial nasional
dalam kegiatan percepatan pelaksanaan kebijakan satu
peta;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian selaku Ketua Tim Percepatan Kebijakan
Satu Peta perlu menetapkan Peraturan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian tentang Tata Kelola
Berbagi Data dan Informasi Geospasial melalui Jaringan
Informasi Geospasial Nasional dalam Kegiatan Percepatan
Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta;
2. - 2 -
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 49);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011
tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5502);
3. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Jaringan Informasi Geospasial Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 78);
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 9);
6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada
Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 28);
7. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Nomor 5 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 768);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN TENTANG TATA KELOLA BERBAGI DATA
DAN INFORMASI GEOSPASIAL MELALUI JARINGAN
INFORMASI GEOSPASIAL NASIONAL DALAM KEGIATAN
PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA.
3. - 3 -
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Koordinator ini yang dimaksud
dengan:
1. Kebijakan Satu Peta yang selanjutnya disingkat KSP
adalah arahan strategis dalam terpenuhinya satu peta
yang mengacu pada satu referensi geospasial, satu
standar, satu basis data, dan satu geoportal pada tingkat
ketelitian peta skala 1:50.000.
2. Data adalah data non-geospasial yang dapat berupa
produk hukum, berita acara, hasil survei, dan data
pendukung lainnya.
3. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG
adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan
kebijakan, pengambil keputusan, dan/atau pelaksanaan
kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.
4. Informasi Geospasial Dasar yang selanjutnya disingkat
IGD adalah IG yang berisi tentang objek yang dapat
dilihat secara langsung atau diukur dari kenampakan
fisik di muka bumi dan yang tidak berubah dalam waktu
yang relatif sama.
5. Informasi Geospasial Tematik yang selanjutnya disingkat
IGT adalah IG yang menggambarkan satu atau lebih tema
tertentu yang dibuat mengacu pada IGD.
6. Kementerian/Lembaga adalah Kementerian/Lembaga
terkait sebagaimana yang dimaksud dalam Lampiran
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Pada
Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000.
7. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
4. - 4 -
8. Walidata IGT adalah pimpinan tertinggi pratama pada
Kementerian/Lembaga yang memiliki tugas pokok, fungsi
atau kewenangan menurut peraturan perundang-
undangan dalam penyelenggaraan IGT.
9. Sekretariat Tim Percepatan KSP adalah pemberi
dukungan dan pelayanan teknis operasional dan
administratif kepada Tim Percepatan KSP dan Tim
Pelaksana KSP yang berkedudukan di Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian.
10. Jaringan Informasi Geospasial Nasional yang selanjutnya
disebut Jaringan IGN adalah suatu sistem
penyelenggaraan pengelolaan IG secara bersama, tertib,
terukur, terintegrasi, dan berkesinambungan serta
berdayaguna.
11. Kewenangan Akses adalah kewenangan yang dimiliki oleh
Presiden dan Wakil Presiden, Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas, Kepala Badan Informasi
Geospasial, menteri atau pimpinan lembaga, gubernur
dan bupati/wali kota untuk melakukan akses terhadap
IG melalui Jaringan IGN atau tanpa Jaringan IGN.
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Pengaturan tata kelola berbagi Data dan IG melalui Jaringan
IGN dalam kegiatan percepatan pelaksanaan KSP bertujuan
untuk pemanfaatan hasil kegiatan percepatan KSP dengan
tetap memperhatikan aspek validitas, keamanan, dan
kerahasiaan Data dan IG.
Pasal 3
Ruang lingkup tata kelola berbagi Data dan IG melalui
Jaringan IGN dalam kegiatan percepatan pelaksanaan KSP
untuk kebutuhan perencanaan kebijakan dan pengambilan
keputusan dalam rangka pembangunan nasional meliputi:
5. - 5 -
a. penyimpanan dan pengamanan Data dan IG;
b. penyebarluasan IG;
c. pemutakhiran Data dan IG; dan
d. pemantauan dan evaluasi.
BAB III
PENYIMPANAN DAN PENGAMANAN DATA DAN
INFORMASI GEOSPASIAL
Pasal 4
(1) Penyimpanan dan Pengamanan Data dan IG merupakan
satu kesatuan kegiatan berupa menempatkan Data dan
IG sekaligus melakukan tindakan pengamanan terhadap
Data dan IG yang berasal dari hasil kegiatan:
a. kompilasi;
b. integrasi; dan/atau
c. sinkronisasi.
(2) Hasil kegiatan kompilasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a merupakan Data dan IG yang telah
dikumpulkan dari walidata kementerian, lembaga,
dan/atau Pemerintah Daerah.
(3) Hasil kegiatan integrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b merupakan IG yang telah melalui proses
koreksi dan verifikasi IGT terhadap IGD.
(4) Hasil kegiatan sinkronisasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c merupakan Data dan IG yang telah
melalui proses penyelarasan antar data IGT yang
terintegrasi.
(5) Setiap hasil kegiatan kompilasi, integrasi dan/atau
sinkronisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disertai dengan berita acara hasil kegiatan.
Pasal 5
(1) Penyimpanan dan pengamanan Data dan IG
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan dengan
menggunakan media penyimpanan elektronik melalui:
a. penyimpanan yang terpusat;
b. pengendalian akses;
6. - 6 -
c. pencegahan rekayasa atau perubahan sepihak; dan
d. pencadangan (backup).
(2) Penyimpanan dan pengamanan Data dan IG
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan oleh:
a. Walidata IGT sesuai dengan kewenangannya;
b. Badan Informasi Geospasial; dan
c. Sekretariat Tim Percepatan KSP.
(3) Penyimpanan dan pengamanan Data dan IG dilakukan
berdasarkan ketentuan tentang penyimpanan dan
pengamanan Data dan IG yang ditetapkan oleh kepala
lembaga pemerintah non kementerian yang menjalankan
urusan pemerintahan di bidang informasi geospasial.
BAB IV
PENYEBARLUASAN INFORMASI GEOSPASIAL
Pasal 6
(1) Penyebarluasan IG dilakukan melalui kegiatan pemberian
akses, dan pendistribusian IG yang diperoleh dari hasil
kegiatan integrasi dan/atau sinkronisasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b dan huruf c
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Penyebarluasan IG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui Jaringan IGN.
(3) Dalam hal Jaringan IGN tidak beroperasi,
penyebarluasan IG dapat dilakukan tanpa melalui
Jaringan IGN.
Pasal 7
(1) Pemegang akses dapat diberikan akses IG sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) sesuai dengan
klasifikasi Kewenangan Akses IG.
(2) Pemegang akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat memberikan mandat akses kepada pejabat untuk
mengakses IG sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7. - 7 -
(3) Pemegang akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib menjaga aspek validitas, keamanan, dan
kerahasiaan IG serta tidak menyalahgunakan IG.
(4) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 8
(1) Penyebarluasan IG tanpa melalui Jaringan IGN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dilakukan
berdasarkan klasifikasi Kewenangan Akses IG sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Untuk memperoleh IG tanpa melalui Jaringan IGN
pemegang akses terlebih dahulu menyampaikan
permohonan secara tertulis kepada Sekretariat Tim
Percepatan KSP.
(3) Penyebarluasan IG tanpa melalui Jaringan IGN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
ketentuan:
a. bagi pemegang akses yang mempunyai kewenangan
mengunduh atau yang diberikan mandat akses,
Sekretariat Tim Percepatan KSP menyampaikan IG
secara langsung dalam peta dengan format digital
tertentu, yang dapat diakses dengan menggunakan
perangkat keras dan perangkat lunak tertentu; atau
b. bagi pemegang akses yang mempunyai kewenangan
melihat atau yang diberikan mandat akses hanya
dapat melihat IG pada Sekretariat Tim Percepatan
KSP atau diberikan informasi tertulis terkait IG yang
dimohonkan.
BAB V
PEMUTAKHIRAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL
Pasal 9
(1) Pemutakhiran Data dan IG sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf c dilakukan terhadap hasil kegiatan
integrasi dan/atau sinkronisasi oleh Walidata IGT
8. - 8 -
1 (satu) kali dalam setahun atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
(2) Hasil pemutakhiran Data dan IG sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) divalidasi oleh Sekretariat Tim Percepatan
KSP dan dapat dibahas bersama Walidata IGT dan/atau
Pemerintah Daerah.
BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 10
Atas pelaksanaan tata kelola berbagi Data dan IG melalui
Jaringan IGN dalam kegiatan percepatan pelaksanaan KSP
dilakukan pemantauan dan evaluasi oleh Sekretariat Tim
Percepatan KSP.
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 11
Segala biaya yang timbul untuk pelaksanaan Peraturan
Menteri Koordinator ini dibebankan pada:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara masing-masing
kementerian/lembaga;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/atau
c. sumber pembiayaan lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Menteri Koordinator ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
9. - 9 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri Koordinator ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 September 2018
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DARMIN NASUTION
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 Oktober 2018
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 1402