SlideShare a Scribd company logo
HUKUM SUAP20
GATRA 1 MARET 2017
Kali­bata, Jakarta Selatan. Nilai restitusi
yang dimohonkan PT EKP sebesar Rp
3,53 milyar. Setelah hampir setahun me­
nunggu,padaJuni2016,KPPPMA6me­
respons permohonan restitusi EKP. Tapi,
bukan kabar baik yang diterima EKP. Pe­
mohonan restitusinya ditolak.
KPP PMA 6 berdalih, jika restitusi
di­ka­bulkan, bakal merugikan negara. Se­
butkan identitas Arif. Padahal identitas
nama-nama lain yang ada di dak­waan
dicantumkan dengan jelas. Mulai jabatan
hingga pekerjaan.
Kemisteriusan sosok Arif juga ter­
jadi saat proses penyidikan kasus suap
ini bergulir pada akhir November 2016
hing­ga akhir Januari 2016. Nama Arif
ti­dak muncul dalam daftar saksi yang di­
periksa KPK. Padahal, lazimnya, KPK
memublikasikan daftar nama saksi-saksi
yang dipanggil KPK untuk menjalani pe­
meriksaan di Gedung KPK, Jalan H.R.
Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Muncul pertanyaan, apakah Arif
me­rupakan salah satu saksi yang pernah
diperiksa KPK? Terkait dengan pertanya­
an itu, KPK mengungkapkan bahwa
lem­­baga pemburu koruptor itu pernah
me­lakukan pemeriksaan terhadap Arif
sebagai saksi. Pemeriksaan berlangsung
pada pertengahan Januari lalu. KPK
membantah menyembunyikan proses
pemeriksaan Arif dari media dengan me­
lakukan pemeriksaan diam-diam. ‘’Ti­
dak disembunyikan, dia diperiksa di
ge­dung baru KPK, jadi terkesan tidak
terlihat,’’ ungkap Wakil Ketua KPK
Saut Situmorang kepada Gatra, Senin
kemarin.
***
Kasus suap petugas pajak ini me­
rupakan hasil operasi tangkap tangan
(OTT) KPK pada 21 November 2016
lalu. Dalam OTT, yang berlangsung di
ke­­diam­an Mohan, di Springhill Golf Re­
sidence, Pademangan, Jakarta Utara, itu
KPK mencokok Mohan dan Handang
Soe­karno, yang saat itu menjabat seba­gai
Kepala Subdit Bukti Permulaan Direkto­
rat Penegakan Hukum pada Ditjen Pajak.
DariOTTini,KPKmenyitaba­rang
bukti fulus sebanyak US$ 148.500 atau
sekitar Rp 1,99 milyar, yang diduga me­
rupakanuangsuapyangdiberikanMohan
kepada Handang. Uang itu pemberian ta­
hap pertama dari total komitmen se­besar
Rp 6 milyar. Dalam dakwaan ter­ungkap
ihwal Mohan memberikan uang suap
kepada Handang.
Pada 26 Agustus 2015, EKP me­ng­
ajukan restitusi (pengembalian kelebih­an
pembayaran pajak) ke KPP PMA 6, di
M
eski baru saja menjalani
sidanghinggaempatjam,
raut muka Ramapanic­
ker Rajamohanan Nair
takterlihatlelah.Bahkan
terdakwa kasus suap petugas pajak ini
masih bersedia meladeni pertanyaan
awak media terkait kedekatannya de­
ngan Arif Budi Sulistyo. ‘’Arif teman saya.
Sudah 10 tahun berteman. Tidak ada hu­
bungan apa pun selain bisnis,’’ kata pria
ke­turunan India ini kepada para awak
media, termasuk Gatra, di Pengadilan
Tin­dak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta,
Jalan Raya Bungur, Jakarta Pusat, Senin
kemarin.
Saatdicecardenganpertanyaanten­
tang apakah dirinya pernah mem­bicara­
kan masalah pajak dengan Arif, Mohan,
begitu ia biasa disapa, tak membantah. Ia
mengakusempatbeberapakalimelakukan
pembicaraan terkait pajak dengan re­kan
bisnisnya itu. ‘’Cuma konsultasi biasa
saja,’’ kata Country Director PT Eka Pri­
ma Ekspor Indonesia (EKP) ini. Selain
kon­sultasi, Mohan melanjutkan, ia juga
per­nah meminta Arif untuk membuat­
kan surat pengaduan pajak EKP ke kantor
pajak.
Arif Budi Sulistyo diceritakan
Mo­han adalah adik ipar Presiden Joko
Widodo. Direktur Operasional PT Raka­
bu Sejahtera, perusahaan mebel milik
Jokowi, itu mendadak menjadi sorotan
pu­blik setelah namanya tercantum dalam
dakwaan Mohan. Dakwaan dibacakan
jaksa Komisi Pemberatasan Korupsi di
Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin pekan
lalu.
Dalam dakwaan setebal 24 halaman
itu, Arif disebut sebagai orang yang ber­
peran menjadi penghubung agar Mohan
dapat leluasa berinteraksi dengan pejabat
pajak. Selain nama Arif, dakwaan juga
me­nyebut beberapa nama pejabat Direk­
torat Jenderal Pajak. Yakni, Kepala Kan­
tor Pelayanan Pajak Penanaman Modal
Asing (KPP PMA), Enam Johnny Sirait,
Ke­pala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Khu­
sus, Muhammad Haniv, dan Direktur
Jenderal Pajak, Ken Dwijugiasteadi.
Meski nama dan peran Arif diung­
kap dalam dakwaan, sosok Arif ma­sih
misterius. Sebab, dakwaan tidak menye­
Perantara Pajak Kerabat R
Ramapanicker Rajamohanan Nair
hukum 17.indd 20 2/22/17 11:30 PM
21
1 MARET 2017 GATRA
ANTARAFOTO/WAHYUPUTROA
surat tagihan pajak (STP) PPN untuk
masa pajak Desember 2014 sebesar Rp
52,36 milyar. Juga STP PPN untuk masa
pajak Desember 2015 sebesar Rp 26,44
milyar. Dua STP PPN dengan total nilai
Rp 78 milyar ini ditandatangani Johnny
Si­rait selaku Kepala KPP PMA 6 pada 6
September 2016.
Sehari kemudian, Johnny mengaju­
yang digulirkan pemerintah menjadi
harapan bagi EKP menyelesaikan ma­
sa­lah pajaknya. Awal September 2016,
EKP memasukkan surat pernyataan har­
ta (SPH) sebagai salah satu syarat un­tuk
mengikuti tax amnesty. Namun, per­
mohonan tax amnesty EKP ditolak KPP
PMA 6.
Alasannya,PTEKPmasihmemiliki
lain itu, KPP PMA 6 mengimbau EKP
segera melunasi utang atas pembelian
ka­cang mete pada 2014 sebesar Rp 36,87
milyar dan pembelian kacang mete pada
2015 sebesar Rp 22,40 miliar. Kantor pa­
jak berdalih, utang itu terjadi karena EKP
membeli kacang mete dari pedagang dan
pengepul yang belum dikenai PPN.
Adanya program tax amnesty
Nama adik ipar Presiden Jokowi disebut dalam dakwaan kasus
suap petugas pajak. Jokowi memersilakan KPK mengusut siapa
pun yang terlibat.Ring 1
hukum 17.indd 21 2/22/17 11:30 PM
HUKUM SUAP22
ISTIMEWA
kan usulan pemeriksaan bukti permulaan
atas dugaan tindak pidana pajak yang
di­lakukan EKP. Penderitaan EKP soal
pajak belum berakhir. Justru semakin ber­
tambah berat. Pada 20 September 2016,
KPP PMA 6 mengeluarkan surat pen­ca­
butan pengukuhan pengusaha kena pa­
jak (PKP). Bagi EKP, pencabutan PKP
sama artinya dengan mematikan bisnis
perusahaan. Sebab, dengan dicabutnya
PKP, hak-hak pajaknya diamputasi, se­
perti hak mengeluarkan faktur pajak.
Kala EKP diimpit persoalan pajak
yang bertubi-tubi, Mohan meminta ban­
tuan Arif Budi Sulistyo untuk mem­buka
pintu menghubungkan dirinya dengan
para pejabat Ditjen Pajak. Jejak Arif se­
bagai “penghubung” dapat terlihat da­
lam dakwaan Mohan. Disebutkan, Arif
meminta bantuan Kepala Kanwil Ditjen
Pajak Jakarta Khusus, M. Haniv, agar ia
bisa bertemu dengan Dirjen Pajak Ken
Dwijugiasteadi.
Lalu, Haniv meminta ban­
tuan Han­dang Soekarno untuk
memfasilitasi per­temuan Arif
de­ngan Ken. Agaknya, nama
Arif sebagai adik ipar presi­den
mampu memuluskan per­te­
muan antara Arif dan Ken.
Pertemuan itu berlangsung
di ruang kerja Ken di lantai
5 Gedung Ditjen Pajak, Jalan
Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta, pada 23
September 2016.
Ketika dikonfirmasi Gatra, kuasa
hukum Handang, Krisna Murti, mem­
be­narkan adanya pertemuan tersebut.
Krisna mengungkapkan, kepada Ken,
Arif menyampaikan persoalan pajak yang
tengahdihadapiEKP.‘’Arifmenceritakan
kondisi Mohan, dan meminta (saran
kepada Ken --Red.) penyelesaiannya se­
perti apa,’’ kata Krisna kepada Hayati
Nupus dari Gatra. Lantas bagaimana
respons Ken atas pertanyaan Arif? ‘’Han­
dang enggak cerita ke saya (soal itu),’’ tu­
kas Krisna.
Berikutnya, pada 3 Oktober Arif
me­nelepon Mohan. Dalam kesempatan
itu, Mohan curhat ke Arif soal masalah
pajaknya yang masih terkatung-katung.
Mohan meminta bantuan Arif meng­hu­
bungipejabatpajakyangdapatmembantu
menyelesaikan masalah pajak EKP.
Lalu, Mohan mengirim lewat
WhatsApp doku­men-
dokumen pajaknya.
Begitu me­
ne­rima kiriman
Whats­App dari
Mo­han, Arif me­
n e r u s k a n­n y a
kepada Han­dang.
Arif meminta
di­ban­tu dalam
per­­soalan pajak
EKP. ‘’Apa pun ke­
putusan Dirjen, mudah2an terbaik buat
Mohan pak, Suwun,’’ tulis Arif dalam
pesan WhatsApp-nya kepada Handang.
‘’Siap bpk, bsk pagi saya menghadap beliau
bpk. Segera sy khabari bpk,’’ Handang
membalas.
Misi Arif sukses. Buktinya, sehari
ke­mudian, atas arahan Ken, Haniv me­
merintahkan Kepala KPP PMA 6 Johnny
Siraitagarmembatalkansuratpencabutan
PKP PT EKP. Pada hari yang sama, KPP
PMA mengeluarkan surat pembatalan
seperti yang diinstruksikan Haniv. Soal
adanya kiriman WA Arif kepada Han­
dang dibenarkan Krisna. Namun, Krisna
mengaku tidak melihat langsung isi WA
tersebut. ‘’Ponsel-nya sudah disita pe­
nyidik,’’ ia menerangkan.
Satu urusan pajaknya beres, Mohan
makinintensifbertemudenganHandang.
SedikitnyaadatigakalipertemuanMohan
dengan Handang. Dua pertemuan, pada
6 dan 10 Oktober, berlangsung di ruang
kerja Handang, lantai 13 gedung Ditjen
Pajak. Dalam pertemuan itu, Mo­­han me­
minta bantuan Handang me­ngurus SPT-
PPN-nya. Handang me­nyang­gupi­nya.
Pertemuan krusial terjadi pada 20
Oktober, sekitar pukul 19.00. Mereka
bertemu di restoran Nippon Kan, Hotel
Sultan, Jakarta. Pertemuan itu dihadiri
Handang, Mohan, dan Siswanto selaku
chief accounting EKP. Dalam pertemuan
itu,MohanmenjanjikankepadaHandang
akan memberikan uang 10% dari total
nilai STP-PPN Desember 2014 (Rp
52,36 milyar). Terjadi negosiasi, akhirnya
ke­dua­nya sepakat di angka Rp 6 milyar.
Usaipertemuan,tiba-tibaHandang
menerima pesan WhatsApp dari Mohan:
‘’Pak soal tadi max 6 termasuk Hnf mohon
bisa diselesaikan trmksh’’. Dijawab Han­
dang, ‘’Siap pak segera sy selesaikan pak.”
Se­­pekan setelah pertemuan itu, tepatnya
pada 2 dan 3 November 2016, Haniv se­
laku Kepala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta
Khusus menandatangani surat pem­ba­
talan dua STP PPN EKP.
Berikutnya, pada 17 November
2016,HandangmeneleponMohanuntuk
menagih komitmen Rp 6 milyar. Mohan
me­nyanggupi. Untuk tahap pertama, ia
akan menyerahkan uang sebanyak Rp
2 milyar. Sesuai dengan kesepakatan,
penyerahan dilakukan pada malam 21
November 2016, di rumah Mohan. Tran­
saksi ini yang kemudian berujung dengan
OTT KPK.
Menurut sumber Gatra, ter­
ulang­nya kembali kasus suap petu­
gas pajak mem­buat pegawai Ditjen
Arif Budi Sulistyo
GATRA 1 MARET 2017
hukum 17.indd 22 2/22/17 11:30 PM
23
1 MARET 2017 GATRA
Pajak geram. Namun, Dirjen Pajak Ken
Dwijugiasteadimemintajajarannyaun­tuk
tetap bekerja seperti biasa. ‘’Dirjen Pajak
mengajak pegawainya sudah bekerja saja,
kita urus tax amnesty saja,’’ ujarnya. Soal
kabar bahwa OTT KPK ini berawal dari
lapor­an Ditjen Pajak, sumber Gatra
mengaku baru mendengar kabar itu.
‘’Wah, saya baru tahu,’’ ucapnya.
Ketika dikonfirmasi Gatra, Ken
enggan mengomentari kasus suap yang
men­jerat Mohan dan Handang. Berbeda
dengan Ken, Haniv angkat bicara. Haniv
membenarkan dirinya kenal dengan Arif.
Perkenalan itu terjadi pada 2016 lalu.
‘’Kira-kira setahun lalu, saya dikenalkan
te­man sekolah. Teman saya bilang, ini
adik iparnya presiden. Lalu kita kenalan,
itu kan biasa,’’ ujarnya.
Diungkapkan Haniv, Arif menge­
tahui dirinya bekerja di Ditjen Pajak.
Ka­rena itu, Haniv melanjutkan, wajar
jika Arif meminta bantuannya untuk di­
kenalkan dengan para petinggi Ditjen
Pajak. ‘’Mungkin dia minta pintu lewat
saya,’’ ujarnya. Meski sadar digunakan
Arif sebagai pintu masuk untuk bertemu
dengan Ken, Haniv tak mempersoalkan
hal itu. ‘’Setelah saya kenalin, saya enggak
ada urusan. Kerjaan saya pun enggak
per­­nah diintervensi Pak Dirjen. Dirjen
enggak pernah manggil saya untuk me­
ngurus ini,’’ ia menguraikan.
Haniv meyakini langkahnya meng­
instruksikanpembatalansuratpencabut­an
PKP PT EKP sudah benar. Sebab, Haniv
melanjutkan, proses pencabutannya tidak
sesuai dengan prosedur. PKP tidak bisa
begitu saja dilakukan pembatalan. Kalau
diduga ada kesalahan, harus dilakukan
pemeriksaan. ‘’Kasihan WP (wajib pajak)
yang tak semena-mena dicabut PKP-nya.
Bayangin kalau KPP bisa seenaknya se­
perti itu, WP itu bisa di-bully terus setiap
hari oleh orang pajak,’’ ia memaparkan.
Begitu pula soal langkahnya mem­
batalkan dua STP PPN PT EKP yang
to­tal nilai mencapai Rp 78 milyar. Me­
nu­rut Haniv, pembatalan dilakukan ka­
rena ia menilai terbitnya SPT PPN itu
tanpa melalui tahapan prosedur yang be­
nar. Ada tahapan yang dilewati. ‘’Da­­lam
menetapkan pajak harus hati-hati. Coba
ditetapkan sebegitu besar, pasti (WP)
tidak bisa tidur. Apalagi ke­te­tapan itu
ditetapkan sembarangan,’’ ia me­nerang­
kan. ‘’Kita batalkan, bukan mak­­sudnya di­
batalkan secara permanen.’’
Menyinggung soal isi pesan Whats­
App Mohan kepada Handang yang me­
nyebut dirinya mendapat bagian dari Rp
6 milyar, Haniv enggan berkomentar.
Namun, ia menjamin tak ada negosiasi
per­mintaan uang antara dirinya dan Mo­
han tentang pembatalan STP PPN.
‘’Pem­batalan itu saya jamin, saya enggak
adanego-negosoaluang,’’ujarnya.‘’Terus
te­rang saja, tidak ada khawatir sama sekali
di diri saya. Karena saya memang tidak
terlibat di dalamnya,’’ katanya.
Sementaraitu,Gatra berupayame­
minta konfirmasi Arif dengan menyam­
bangi rumahnya di Jalan Pleret Dalam,
Solo, Jawa Tengah. Dari pantauan Gatra,
Senin kemarin, rumah dua lantai itu sepi
dan tanpa penghuni. Hanya terdengar ce­
ricit burung dari balik pintu pagar yang
ada di belakang rumah. ‘’Sudah seminggu
lebih (kosong),’’ kata Budi, warga Pleret
Dalam, kepada Arif Koes Hernawan dari
Gatra.
Presiden Jokowi mengatakan, se­
mua pihak harus menghormati proses
dan mekanisme yang sedang berjalan
di KPK. Jokowi mempersilakan KPK
untuk memproses hukum siapa pun yang
diduga melakukan pelanggaran yang
berhubungan dengan kejahatan korupsi.
‘’Kita semua menghormati proses hukum
yang ada di KPK,’’ katanya. Jokowi me­
yakini, KPK yang tengah menangani
ka­sus yang membelit adik iparnya itu be­
kerja secara profesional. ‘’Saya yakinKPK
bekerja sangat profesional dalam mem­
roses semua kasus-kasus korupsi,’’ ujarnya
kepada awak media di Istana Merdeka,
Jakarta, Kamis pekan lalu.
Wakil Ketua KPK, Saut Situ­
mo­rang, mengungkapkan meski kasus
suap ini menyeret nama Arif, da­lam
proses penyidikan kasus suap ini, KPK
tidak pernah mendapat intervensi dari
Istana. ‘’Tidak sama sekali. KPK tidak
pernah mendapat intervensi dari mana
pun, termasuk dari Presiden Jokowi,’’ ia
menerangkan. Soal kemungkinan KPK
akan membidik Arif sebagai calon ter­
sangka, Saut menjawab diplomatis. ‘’Se­
jauh ini dan sampai saat ini status yang
bersangkutan belum berubah (masih
saksi). Pimpinan belum membahas, kalau
su­dah bahas pasti nanti kami simpulkan,’’
ia menjelaskan.
Periset Indonesian Corruption
Watch, Firdaus Ilyas, mengatakan bahwa
dalampengembangankasusiniKPKharus
membuka kemungkinan keterlibatan
pihak lain. Tak hanya Handang. Firdaus
juga mengapresiasi langkah Jokowi yang
mempersilakan KPK melakukan proses
hukum kepada siapa pun yang terlibat
dalam kasus suap ini. ‘’Artinya, kerelaan
pre­­sidenitubisaditindaklanjutiolehKPK
tanpa takut diintervensi kepentingan-ke­
pentingan lain,’’ katanya.
Sujud Dwi Pratisto, Aditya Kirana,
Fahmy Fotaleno, dan Averos Lubis
GATRANEWS/ADIWIJAYA
Handang Soekarno ( tengah ) usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta
hukum 17.indd 23 2/22/17 11:30 PM

More Related Content

More from Averos Lubis

Horor sejarah koboi medan
Horor sejarah koboi medanHoror sejarah koboi medan
Horor sejarah koboi medan
Averos Lubis
 
Pancasila alat kritik kebijakan publik
Pancasila alat kritik kebijakan publikPancasila alat kritik kebijakan publik
Pancasila alat kritik kebijakan publik
Averos Lubis
 
Mike Marjinal & Pesantren
Mike Marjinal & PesantrenMike Marjinal & Pesantren
Mike Marjinal & Pesantren
Averos Lubis
 
Layanan Tak Gratis Peserta JKN
Layanan Tak Gratis Peserta JKNLayanan Tak Gratis Peserta JKN
Layanan Tak Gratis Peserta JKN
Averos Lubis
 
Era Baru Kemitraan Jakarta Riyadh
Era Baru Kemitraan Jakarta RiyadhEra Baru Kemitraan Jakarta Riyadh
Era Baru Kemitraan Jakarta Riyadh
Averos Lubis
 
Kisah Peniup Terompet Kera
Kisah Peniup Terompet KeraKisah Peniup Terompet Kera
Kisah Peniup Terompet Kera
Averos Lubis
 
Oh, Toba Na Sae
Oh, Toba Na SaeOh, Toba Na Sae
Oh, Toba Na Sae
Averos Lubis
 

More from Averos Lubis (7)

Horor sejarah koboi medan
Horor sejarah koboi medanHoror sejarah koboi medan
Horor sejarah koboi medan
 
Pancasila alat kritik kebijakan publik
Pancasila alat kritik kebijakan publikPancasila alat kritik kebijakan publik
Pancasila alat kritik kebijakan publik
 
Mike Marjinal & Pesantren
Mike Marjinal & PesantrenMike Marjinal & Pesantren
Mike Marjinal & Pesantren
 
Layanan Tak Gratis Peserta JKN
Layanan Tak Gratis Peserta JKNLayanan Tak Gratis Peserta JKN
Layanan Tak Gratis Peserta JKN
 
Era Baru Kemitraan Jakarta Riyadh
Era Baru Kemitraan Jakarta RiyadhEra Baru Kemitraan Jakarta Riyadh
Era Baru Kemitraan Jakarta Riyadh
 
Kisah Peniup Terompet Kera
Kisah Peniup Terompet KeraKisah Peniup Terompet Kera
Kisah Peniup Terompet Kera
 
Oh, Toba Na Sae
Oh, Toba Na SaeOh, Toba Na Sae
Oh, Toba Na Sae
 

Recently uploaded

PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAPEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
AchmadHasanBasri
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
CI kumparan
 
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptxILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
NinaRahayuBelia
 
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
muhammadarsyad77
 
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdfPERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
OsmanHjAbdulWahid
 
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptxEstimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
pcaiolenovo20232
 

Recently uploaded (6)

PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAPEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
 
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptxILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
 
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
 
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdfPERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
 
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptxEstimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
 

Perantara Pajak Kerabat Ring 1

  • 1. HUKUM SUAP20 GATRA 1 MARET 2017 Kali­bata, Jakarta Selatan. Nilai restitusi yang dimohonkan PT EKP sebesar Rp 3,53 milyar. Setelah hampir setahun me­ nunggu,padaJuni2016,KPPPMA6me­ respons permohonan restitusi EKP. Tapi, bukan kabar baik yang diterima EKP. Pe­ mohonan restitusinya ditolak. KPP PMA 6 berdalih, jika restitusi di­ka­bulkan, bakal merugikan negara. Se­ butkan identitas Arif. Padahal identitas nama-nama lain yang ada di dak­waan dicantumkan dengan jelas. Mulai jabatan hingga pekerjaan. Kemisteriusan sosok Arif juga ter­ jadi saat proses penyidikan kasus suap ini bergulir pada akhir November 2016 hing­ga akhir Januari 2016. Nama Arif ti­dak muncul dalam daftar saksi yang di­ periksa KPK. Padahal, lazimnya, KPK memublikasikan daftar nama saksi-saksi yang dipanggil KPK untuk menjalani pe­ meriksaan di Gedung KPK, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Muncul pertanyaan, apakah Arif me­rupakan salah satu saksi yang pernah diperiksa KPK? Terkait dengan pertanya­ an itu, KPK mengungkapkan bahwa lem­­baga pemburu koruptor itu pernah me­lakukan pemeriksaan terhadap Arif sebagai saksi. Pemeriksaan berlangsung pada pertengahan Januari lalu. KPK membantah menyembunyikan proses pemeriksaan Arif dari media dengan me­ lakukan pemeriksaan diam-diam. ‘’Ti­ dak disembunyikan, dia diperiksa di ge­dung baru KPK, jadi terkesan tidak terlihat,’’ ungkap Wakil Ketua KPK Saut Situmorang kepada Gatra, Senin kemarin. *** Kasus suap petugas pajak ini me­ rupakan hasil operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada 21 November 2016 lalu. Dalam OTT, yang berlangsung di ke­­diam­an Mohan, di Springhill Golf Re­ sidence, Pademangan, Jakarta Utara, itu KPK mencokok Mohan dan Handang Soe­karno, yang saat itu menjabat seba­gai Kepala Subdit Bukti Permulaan Direkto­ rat Penegakan Hukum pada Ditjen Pajak. DariOTTini,KPKmenyitaba­rang bukti fulus sebanyak US$ 148.500 atau sekitar Rp 1,99 milyar, yang diduga me­ rupakanuangsuapyangdiberikanMohan kepada Handang. Uang itu pemberian ta­ hap pertama dari total komitmen se­besar Rp 6 milyar. Dalam dakwaan ter­ungkap ihwal Mohan memberikan uang suap kepada Handang. Pada 26 Agustus 2015, EKP me­ng­ ajukan restitusi (pengembalian kelebih­an pembayaran pajak) ke KPP PMA 6, di M eski baru saja menjalani sidanghinggaempatjam, raut muka Ramapanic­ ker Rajamohanan Nair takterlihatlelah.Bahkan terdakwa kasus suap petugas pajak ini masih bersedia meladeni pertanyaan awak media terkait kedekatannya de­ ngan Arif Budi Sulistyo. ‘’Arif teman saya. Sudah 10 tahun berteman. Tidak ada hu­ bungan apa pun selain bisnis,’’ kata pria ke­turunan India ini kepada para awak media, termasuk Gatra, di Pengadilan Tin­dak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jalan Raya Bungur, Jakarta Pusat, Senin kemarin. Saatdicecardenganpertanyaanten­ tang apakah dirinya pernah mem­bicara­ kan masalah pajak dengan Arif, Mohan, begitu ia biasa disapa, tak membantah. Ia mengakusempatbeberapakalimelakukan pembicaraan terkait pajak dengan re­kan bisnisnya itu. ‘’Cuma konsultasi biasa saja,’’ kata Country Director PT Eka Pri­ ma Ekspor Indonesia (EKP) ini. Selain kon­sultasi, Mohan melanjutkan, ia juga per­nah meminta Arif untuk membuat­ kan surat pengaduan pajak EKP ke kantor pajak. Arif Budi Sulistyo diceritakan Mo­han adalah adik ipar Presiden Joko Widodo. Direktur Operasional PT Raka­ bu Sejahtera, perusahaan mebel milik Jokowi, itu mendadak menjadi sorotan pu­blik setelah namanya tercantum dalam dakwaan Mohan. Dakwaan dibacakan jaksa Komisi Pemberatasan Korupsi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin pekan lalu. Dalam dakwaan setebal 24 halaman itu, Arif disebut sebagai orang yang ber­ peran menjadi penghubung agar Mohan dapat leluasa berinteraksi dengan pejabat pajak. Selain nama Arif, dakwaan juga me­nyebut beberapa nama pejabat Direk­ torat Jenderal Pajak. Yakni, Kepala Kan­ tor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing (KPP PMA), Enam Johnny Sirait, Ke­pala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Khu­ sus, Muhammad Haniv, dan Direktur Jenderal Pajak, Ken Dwijugiasteadi. Meski nama dan peran Arif diung­ kap dalam dakwaan, sosok Arif ma­sih misterius. Sebab, dakwaan tidak menye­ Perantara Pajak Kerabat R Ramapanicker Rajamohanan Nair hukum 17.indd 20 2/22/17 11:30 PM
  • 2. 21 1 MARET 2017 GATRA ANTARAFOTO/WAHYUPUTROA surat tagihan pajak (STP) PPN untuk masa pajak Desember 2014 sebesar Rp 52,36 milyar. Juga STP PPN untuk masa pajak Desember 2015 sebesar Rp 26,44 milyar. Dua STP PPN dengan total nilai Rp 78 milyar ini ditandatangani Johnny Si­rait selaku Kepala KPP PMA 6 pada 6 September 2016. Sehari kemudian, Johnny mengaju­ yang digulirkan pemerintah menjadi harapan bagi EKP menyelesaikan ma­ sa­lah pajaknya. Awal September 2016, EKP memasukkan surat pernyataan har­ ta (SPH) sebagai salah satu syarat un­tuk mengikuti tax amnesty. Namun, per­ mohonan tax amnesty EKP ditolak KPP PMA 6. Alasannya,PTEKPmasihmemiliki lain itu, KPP PMA 6 mengimbau EKP segera melunasi utang atas pembelian ka­cang mete pada 2014 sebesar Rp 36,87 milyar dan pembelian kacang mete pada 2015 sebesar Rp 22,40 miliar. Kantor pa­ jak berdalih, utang itu terjadi karena EKP membeli kacang mete dari pedagang dan pengepul yang belum dikenai PPN. Adanya program tax amnesty Nama adik ipar Presiden Jokowi disebut dalam dakwaan kasus suap petugas pajak. Jokowi memersilakan KPK mengusut siapa pun yang terlibat.Ring 1 hukum 17.indd 21 2/22/17 11:30 PM
  • 3. HUKUM SUAP22 ISTIMEWA kan usulan pemeriksaan bukti permulaan atas dugaan tindak pidana pajak yang di­lakukan EKP. Penderitaan EKP soal pajak belum berakhir. Justru semakin ber­ tambah berat. Pada 20 September 2016, KPP PMA 6 mengeluarkan surat pen­ca­ butan pengukuhan pengusaha kena pa­ jak (PKP). Bagi EKP, pencabutan PKP sama artinya dengan mematikan bisnis perusahaan. Sebab, dengan dicabutnya PKP, hak-hak pajaknya diamputasi, se­ perti hak mengeluarkan faktur pajak. Kala EKP diimpit persoalan pajak yang bertubi-tubi, Mohan meminta ban­ tuan Arif Budi Sulistyo untuk mem­buka pintu menghubungkan dirinya dengan para pejabat Ditjen Pajak. Jejak Arif se­ bagai “penghubung” dapat terlihat da­ lam dakwaan Mohan. Disebutkan, Arif meminta bantuan Kepala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Khusus, M. Haniv, agar ia bisa bertemu dengan Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi. Lalu, Haniv meminta ban­ tuan Han­dang Soekarno untuk memfasilitasi per­temuan Arif de­ngan Ken. Agaknya, nama Arif sebagai adik ipar presi­den mampu memuluskan per­te­ muan antara Arif dan Ken. Pertemuan itu berlangsung di ruang kerja Ken di lantai 5 Gedung Ditjen Pajak, Jalan Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta, pada 23 September 2016. Ketika dikonfirmasi Gatra, kuasa hukum Handang, Krisna Murti, mem­ be­narkan adanya pertemuan tersebut. Krisna mengungkapkan, kepada Ken, Arif menyampaikan persoalan pajak yang tengahdihadapiEKP.‘’Arifmenceritakan kondisi Mohan, dan meminta (saran kepada Ken --Red.) penyelesaiannya se­ perti apa,’’ kata Krisna kepada Hayati Nupus dari Gatra. Lantas bagaimana respons Ken atas pertanyaan Arif? ‘’Han­ dang enggak cerita ke saya (soal itu),’’ tu­ kas Krisna. Berikutnya, pada 3 Oktober Arif me­nelepon Mohan. Dalam kesempatan itu, Mohan curhat ke Arif soal masalah pajaknya yang masih terkatung-katung. Mohan meminta bantuan Arif meng­hu­ bungipejabatpajakyangdapatmembantu menyelesaikan masalah pajak EKP. Lalu, Mohan mengirim lewat WhatsApp doku­men- dokumen pajaknya. Begitu me­ ne­rima kiriman Whats­App dari Mo­han, Arif me­ n e r u s k a n­n y a kepada Han­dang. Arif meminta di­ban­tu dalam per­­soalan pajak EKP. ‘’Apa pun ke­ putusan Dirjen, mudah2an terbaik buat Mohan pak, Suwun,’’ tulis Arif dalam pesan WhatsApp-nya kepada Handang. ‘’Siap bpk, bsk pagi saya menghadap beliau bpk. Segera sy khabari bpk,’’ Handang membalas. Misi Arif sukses. Buktinya, sehari ke­mudian, atas arahan Ken, Haniv me­ merintahkan Kepala KPP PMA 6 Johnny Siraitagarmembatalkansuratpencabutan PKP PT EKP. Pada hari yang sama, KPP PMA mengeluarkan surat pembatalan seperti yang diinstruksikan Haniv. Soal adanya kiriman WA Arif kepada Han­ dang dibenarkan Krisna. Namun, Krisna mengaku tidak melihat langsung isi WA tersebut. ‘’Ponsel-nya sudah disita pe­ nyidik,’’ ia menerangkan. Satu urusan pajaknya beres, Mohan makinintensifbertemudenganHandang. SedikitnyaadatigakalipertemuanMohan dengan Handang. Dua pertemuan, pada 6 dan 10 Oktober, berlangsung di ruang kerja Handang, lantai 13 gedung Ditjen Pajak. Dalam pertemuan itu, Mo­­han me­ minta bantuan Handang me­ngurus SPT- PPN-nya. Handang me­nyang­gupi­nya. Pertemuan krusial terjadi pada 20 Oktober, sekitar pukul 19.00. Mereka bertemu di restoran Nippon Kan, Hotel Sultan, Jakarta. Pertemuan itu dihadiri Handang, Mohan, dan Siswanto selaku chief accounting EKP. Dalam pertemuan itu,MohanmenjanjikankepadaHandang akan memberikan uang 10% dari total nilai STP-PPN Desember 2014 (Rp 52,36 milyar). Terjadi negosiasi, akhirnya ke­dua­nya sepakat di angka Rp 6 milyar. Usaipertemuan,tiba-tibaHandang menerima pesan WhatsApp dari Mohan: ‘’Pak soal tadi max 6 termasuk Hnf mohon bisa diselesaikan trmksh’’. Dijawab Han­ dang, ‘’Siap pak segera sy selesaikan pak.” Se­­pekan setelah pertemuan itu, tepatnya pada 2 dan 3 November 2016, Haniv se­ laku Kepala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Khusus menandatangani surat pem­ba­ talan dua STP PPN EKP. Berikutnya, pada 17 November 2016,HandangmeneleponMohanuntuk menagih komitmen Rp 6 milyar. Mohan me­nyanggupi. Untuk tahap pertama, ia akan menyerahkan uang sebanyak Rp 2 milyar. Sesuai dengan kesepakatan, penyerahan dilakukan pada malam 21 November 2016, di rumah Mohan. Tran­ saksi ini yang kemudian berujung dengan OTT KPK. Menurut sumber Gatra, ter­ ulang­nya kembali kasus suap petu­ gas pajak mem­buat pegawai Ditjen Arif Budi Sulistyo GATRA 1 MARET 2017 hukum 17.indd 22 2/22/17 11:30 PM
  • 4. 23 1 MARET 2017 GATRA Pajak geram. Namun, Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadimemintajajarannyaun­tuk tetap bekerja seperti biasa. ‘’Dirjen Pajak mengajak pegawainya sudah bekerja saja, kita urus tax amnesty saja,’’ ujarnya. Soal kabar bahwa OTT KPK ini berawal dari lapor­an Ditjen Pajak, sumber Gatra mengaku baru mendengar kabar itu. ‘’Wah, saya baru tahu,’’ ucapnya. Ketika dikonfirmasi Gatra, Ken enggan mengomentari kasus suap yang men­jerat Mohan dan Handang. Berbeda dengan Ken, Haniv angkat bicara. Haniv membenarkan dirinya kenal dengan Arif. Perkenalan itu terjadi pada 2016 lalu. ‘’Kira-kira setahun lalu, saya dikenalkan te­man sekolah. Teman saya bilang, ini adik iparnya presiden. Lalu kita kenalan, itu kan biasa,’’ ujarnya. Diungkapkan Haniv, Arif menge­ tahui dirinya bekerja di Ditjen Pajak. Ka­rena itu, Haniv melanjutkan, wajar jika Arif meminta bantuannya untuk di­ kenalkan dengan para petinggi Ditjen Pajak. ‘’Mungkin dia minta pintu lewat saya,’’ ujarnya. Meski sadar digunakan Arif sebagai pintu masuk untuk bertemu dengan Ken, Haniv tak mempersoalkan hal itu. ‘’Setelah saya kenalin, saya enggak ada urusan. Kerjaan saya pun enggak per­­nah diintervensi Pak Dirjen. Dirjen enggak pernah manggil saya untuk me­ ngurus ini,’’ ia menguraikan. Haniv meyakini langkahnya meng­ instruksikanpembatalansuratpencabut­an PKP PT EKP sudah benar. Sebab, Haniv melanjutkan, proses pencabutannya tidak sesuai dengan prosedur. PKP tidak bisa begitu saja dilakukan pembatalan. Kalau diduga ada kesalahan, harus dilakukan pemeriksaan. ‘’Kasihan WP (wajib pajak) yang tak semena-mena dicabut PKP-nya. Bayangin kalau KPP bisa seenaknya se­ perti itu, WP itu bisa di-bully terus setiap hari oleh orang pajak,’’ ia memaparkan. Begitu pula soal langkahnya mem­ batalkan dua STP PPN PT EKP yang to­tal nilai mencapai Rp 78 milyar. Me­ nu­rut Haniv, pembatalan dilakukan ka­ rena ia menilai terbitnya SPT PPN itu tanpa melalui tahapan prosedur yang be­ nar. Ada tahapan yang dilewati. ‘’Da­­lam menetapkan pajak harus hati-hati. Coba ditetapkan sebegitu besar, pasti (WP) tidak bisa tidur. Apalagi ke­te­tapan itu ditetapkan sembarangan,’’ ia me­nerang­ kan. ‘’Kita batalkan, bukan mak­­sudnya di­ batalkan secara permanen.’’ Menyinggung soal isi pesan Whats­ App Mohan kepada Handang yang me­ nyebut dirinya mendapat bagian dari Rp 6 milyar, Haniv enggan berkomentar. Namun, ia menjamin tak ada negosiasi per­mintaan uang antara dirinya dan Mo­ han tentang pembatalan STP PPN. ‘’Pem­batalan itu saya jamin, saya enggak adanego-negosoaluang,’’ujarnya.‘’Terus te­rang saja, tidak ada khawatir sama sekali di diri saya. Karena saya memang tidak terlibat di dalamnya,’’ katanya. Sementaraitu,Gatra berupayame­ minta konfirmasi Arif dengan menyam­ bangi rumahnya di Jalan Pleret Dalam, Solo, Jawa Tengah. Dari pantauan Gatra, Senin kemarin, rumah dua lantai itu sepi dan tanpa penghuni. Hanya terdengar ce­ ricit burung dari balik pintu pagar yang ada di belakang rumah. ‘’Sudah seminggu lebih (kosong),’’ kata Budi, warga Pleret Dalam, kepada Arif Koes Hernawan dari Gatra. Presiden Jokowi mengatakan, se­ mua pihak harus menghormati proses dan mekanisme yang sedang berjalan di KPK. Jokowi mempersilakan KPK untuk memproses hukum siapa pun yang diduga melakukan pelanggaran yang berhubungan dengan kejahatan korupsi. ‘’Kita semua menghormati proses hukum yang ada di KPK,’’ katanya. Jokowi me­ yakini, KPK yang tengah menangani ka­sus yang membelit adik iparnya itu be­ kerja secara profesional. ‘’Saya yakinKPK bekerja sangat profesional dalam mem­ roses semua kasus-kasus korupsi,’’ ujarnya kepada awak media di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis pekan lalu. Wakil Ketua KPK, Saut Situ­ mo­rang, mengungkapkan meski kasus suap ini menyeret nama Arif, da­lam proses penyidikan kasus suap ini, KPK tidak pernah mendapat intervensi dari Istana. ‘’Tidak sama sekali. KPK tidak pernah mendapat intervensi dari mana pun, termasuk dari Presiden Jokowi,’’ ia menerangkan. Soal kemungkinan KPK akan membidik Arif sebagai calon ter­ sangka, Saut menjawab diplomatis. ‘’Se­ jauh ini dan sampai saat ini status yang bersangkutan belum berubah (masih saksi). Pimpinan belum membahas, kalau su­dah bahas pasti nanti kami simpulkan,’’ ia menjelaskan. Periset Indonesian Corruption Watch, Firdaus Ilyas, mengatakan bahwa dalampengembangankasusiniKPKharus membuka kemungkinan keterlibatan pihak lain. Tak hanya Handang. Firdaus juga mengapresiasi langkah Jokowi yang mempersilakan KPK melakukan proses hukum kepada siapa pun yang terlibat dalam kasus suap ini. ‘’Artinya, kerelaan pre­­sidenitubisaditindaklanjutiolehKPK tanpa takut diintervensi kepentingan-ke­ pentingan lain,’’ katanya. Sujud Dwi Pratisto, Aditya Kirana, Fahmy Fotaleno, dan Averos Lubis GATRANEWS/ADIWIJAYA Handang Soekarno ( tengah ) usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta hukum 17.indd 23 2/22/17 11:30 PM