Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Dony Bagus Kharisma Putra
Dokumen tersebut membahas penerapan Behavior Based Safety (BBS) dan observasi perilaku K3 di pertambangan. BBS adalah pendekatan yang bersifat proaktif untuk meningkatkan kinerja K3 dengan memberikan peringatan dini terhadap bahaya kecelakaan dan mengukur perilaku aman dan tidak aman di tempat kerja. Dokumen ini menjelaskan statistik kecelakaan tambang, faktor-faktor penentu perilaku, prinsip BBS, program dan prosesnya, serta
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL SAFETY PROJECT.pptxhsegsbclub
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas peran dan tanggung jawab personel safety project dalam rangka penerapan K3.
(2) Ia menjelaskan undang-undang dan peraturan terkait K3 serta tugas-tugas personel seperti penanganan kecelakaan kerja, sosialisasi K3, dan pembuatan laporan.
(3) Dokumen tersebut juga membahas konsep dasar K3 seperti bahaya keselamatan
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Dony Bagus Kharisma Putra
Dokumen tersebut membahas penerapan Behavior Based Safety (BBS) dan observasi perilaku K3 di pertambangan. BBS adalah pendekatan yang bersifat proaktif untuk meningkatkan kinerja K3 dengan memberikan peringatan dini terhadap bahaya kecelakaan dan mengukur perilaku aman dan tidak aman di tempat kerja. Dokumen ini menjelaskan statistik kecelakaan tambang, faktor-faktor penentu perilaku, prinsip BBS, program dan prosesnya, serta
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL SAFETY PROJECT.pptxhsegsbclub
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas peran dan tanggung jawab personel safety project dalam rangka penerapan K3.
(2) Ia menjelaskan undang-undang dan peraturan terkait K3 serta tugas-tugas personel seperti penanganan kecelakaan kerja, sosialisasi K3, dan pembuatan laporan.
(3) Dokumen tersebut juga membahas konsep dasar K3 seperti bahaya keselamatan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tujuan K3 serta kewajiban pengurus dan pengusaha dalam menerapkan K3 di tempat kerja. Termasuk di dalamnya adalah penyediaan APD, pelaporan kecelakaan, pemenuhan standar kesehatan dan keselamatan, serta peraturan pelaksana K3 untuk berbagai jenis peralatan dan lingkungan kerja.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang ergonomi dan kesehatan keselamatan kerja di tempat kerja.
2. Prinsip-prinsip ergonomi mencakup perancangan tempat kerja dan peralatan yang sesuai dengan anatomi tubuh manusia untuk mencegah kelelahan dan cedera.
3. Penerapan ergonomi bertujuan agar pekerja dapat bekerja dengan sehat, nyaman, aman, dan produktif.
Pelatihan JSA dan JSO bertujuan untuk mencegah kecelakaan kerja dengan mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya di setiap jenis pekerjaan. Pelatihan ini memberikan keterampilan untuk mengidentifikasi bahaya dan melaksanakan analisis keselamatan pekerjaan serta observasi keselamatan kerja.
Pelatihan K3 dan simulasi pemadam kebakaran memberikan pengetahuan tentang hak keselamatan dan kesehatan kerja, penerapan manajemen K3, identifikasi bahaya, pencegahan kecelakaan, penggunaan alat pelindung diri, dan simulasi tanggap darurat kebakaran.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan kerja dan kesehatan kerja (K3), mencakup definisi, prinsip-prinsip, tujuan, dan penyebab kecelakaan kerja. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya penerapan K3 bagi perusahaan dan pekerja.
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan buku tentang manajemen yang membahas tentang pengertian manajemen, perkembangan teori manajemen, peran manajer dalam organisasi, proses perencanaan dan pengorganisasian.
Dokumen tersebut membahas tentang etika rekayasa dan sifat eksperimental dari rekayasa. Rekayasa melibatkan unsur manusia sehingga perlu memperhatikan etika. Rekayasawan harus bertanggung jawab atas hasil eksperimennya dan mempertimbangkan dampak sosialnya. Kasus banjir lumpur Lapindo menunjukkan pentingnya etika rekayasa dalam mencegah bencana akibat kegagalan teknologi.
Dokumen tersebut merangkum berbagai aspek terkait keselamatan dan kesehatan kerja, mulai dari ruang lingkup UU K3, definisi kecelakaan kerja, tanggung jawab berbagai pihak, hingga sistem manajemen K3 dan auditnya. Hal-hal penting yang diatur antara lain cakupan perlindungan tenaga kerja, pelaporan kecelakaan, peran ahli K3 dan panitia K3, serta tujuan penerapan sistem manajemen K3 unt
P2K3 ( Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)marfiantoh97
Sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Menteri Tenaga Kerja membentuk Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna mendorong partisipasi dan kerja sama antara pemberi kerja dan seluruh elemen pekerja dalam upaya keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja.
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan kecelakaan kerja, mencakup pelayanan kesehatan kerja, teori domino kecelakaan, analisis pekerjaan aman, dan berbagai faktor penyebab kecelakaan serta langkah-langkah mitigasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tujuan K3 serta kewajiban pengurus dan pengusaha dalam menerapkan K3 di tempat kerja. Termasuk di dalamnya adalah penyediaan APD, pelaporan kecelakaan, pemenuhan standar kesehatan dan keselamatan, serta peraturan pelaksana K3 untuk berbagai jenis peralatan dan lingkungan kerja.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang ergonomi dan kesehatan keselamatan kerja di tempat kerja.
2. Prinsip-prinsip ergonomi mencakup perancangan tempat kerja dan peralatan yang sesuai dengan anatomi tubuh manusia untuk mencegah kelelahan dan cedera.
3. Penerapan ergonomi bertujuan agar pekerja dapat bekerja dengan sehat, nyaman, aman, dan produktif.
Pelatihan JSA dan JSO bertujuan untuk mencegah kecelakaan kerja dengan mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya di setiap jenis pekerjaan. Pelatihan ini memberikan keterampilan untuk mengidentifikasi bahaya dan melaksanakan analisis keselamatan pekerjaan serta observasi keselamatan kerja.
Pelatihan K3 dan simulasi pemadam kebakaran memberikan pengetahuan tentang hak keselamatan dan kesehatan kerja, penerapan manajemen K3, identifikasi bahaya, pencegahan kecelakaan, penggunaan alat pelindung diri, dan simulasi tanggap darurat kebakaran.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan kerja dan kesehatan kerja (K3), mencakup definisi, prinsip-prinsip, tujuan, dan penyebab kecelakaan kerja. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya penerapan K3 bagi perusahaan dan pekerja.
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan buku tentang manajemen yang membahas tentang pengertian manajemen, perkembangan teori manajemen, peran manajer dalam organisasi, proses perencanaan dan pengorganisasian.
Dokumen tersebut membahas tentang etika rekayasa dan sifat eksperimental dari rekayasa. Rekayasa melibatkan unsur manusia sehingga perlu memperhatikan etika. Rekayasawan harus bertanggung jawab atas hasil eksperimennya dan mempertimbangkan dampak sosialnya. Kasus banjir lumpur Lapindo menunjukkan pentingnya etika rekayasa dalam mencegah bencana akibat kegagalan teknologi.
Dokumen tersebut merangkum berbagai aspek terkait keselamatan dan kesehatan kerja, mulai dari ruang lingkup UU K3, definisi kecelakaan kerja, tanggung jawab berbagai pihak, hingga sistem manajemen K3 dan auditnya. Hal-hal penting yang diatur antara lain cakupan perlindungan tenaga kerja, pelaporan kecelakaan, peran ahli K3 dan panitia K3, serta tujuan penerapan sistem manajemen K3 unt
P2K3 ( Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)marfiantoh97
Sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Menteri Tenaga Kerja membentuk Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna mendorong partisipasi dan kerja sama antara pemberi kerja dan seluruh elemen pekerja dalam upaya keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja.
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan kecelakaan kerja, mencakup pelayanan kesehatan kerja, teori domino kecelakaan, analisis pekerjaan aman, dan berbagai faktor penyebab kecelakaan serta langkah-langkah mitigasinya.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
3. Definisi Kepemimpinan ?
• Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi
orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan
untuk tujuan kelompok (George P Terry)
*Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang
lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum
(H.Koontz dan C. O'Donnell)
*Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang
terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses
komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R.
Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).
4. “Kepemimpinan adalah proses pengaruh mempengaruhi
antar pribadi atau antar orang dalam situasi tertentu,
melalui proses komunikasi yang terarah untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.”
Pemimpin itu dibentuk
bukan dilahirkan !
5. Hakekat Kepemimpinan :
1. Teladan
2. Seni
3. Penyebab perubahan
4. Pengaruh
5. Relasi
6. Alat
Fungsi Kepemimpinan :
1. Fungsi Perencanaan
2. Fungsi Memandang Kedepan
3. Fungsi Pengembangan Loyalitas
4. Fungsi Pengawasan
5. Fungsi Mengambil Keputusan
6. Fungsi Pemeliharaan
7. Fungsi Menjalankan Tugas
6. Tipe Kepemimpinan
Autocratic Leader
Pemimpin yang menjadi
pusat dalam
perencanaan, pembuat
keputusan, penindak,
pengarahan,
pengawasan.
Particivate Leader
Pemimpin yang
berkonsultasi,
mengumpulkan data,
supportive, bijaksana.
Free Rein Leader
Pemimpin yang
mendelegasikan
wewenang.
7. Mengarahkan Rendah
Mendorong Tinggi
(Participating)
Mengarahkan Tinggi
Mendorong Tinggi
(Consulting)
Mengarahkan Rendah
Mendorong Rendah
(Delegating)
Mengarahkan Tinggi
Mendorong Rendah
(Telling)
Rendah < ---------- PERILAKU MENGARAHKAN ---------- > Tinggi
Rendah
<
------
PERILAKU
MENDORONG
------
>
Tinggi
GAYA KEPEMIMPINAN
8. TARAF PERKEMBANGAN YANG DIPIMPIN
MAMPU
DAN
MAU
DELEGA
TING
MAMPU
TAPI
TIDAK MAU
P
ARTICIP
A
TING
TIDAK MAMPU
TAPI
MAU
CONSULTING
TIDAK MAMPU
DAN
TIDAK MAU
TELLING
9. Karakteristik Gaya Kepemimpinan
A. PEMAKSA
1. Senang menghukum tapi tidak suka memberi penghargaan
2. Berpendapat bahwa orang-orang pada dasarnya malas dan harus
“dipaksa” untuk bekerja
3. Tidak suka menerima umpan balik
B. Pendobrak
1. Motivasi tinggi
2. One Man Show
3. Kurang perhatian pada orang sekitar
4. Standar mutu yang tinggi namun sifat pemimpin yang kurang baik
C. PENGUASA
1. Pendapat disampaikan secara halus dan terselubung
2. Hukum dan penghargaan yang berimbang
3. Menerima umpan balik yang terkait dengan kepentingan pribadinya
10. Karakterisitk Gaya Kepemimpinan
D. PENYAYANG
1. Suka memanjakan anggota atau bawahan
2. Nyaris tidak memiliki rencana kerja
3. Selalu memberi penghargaan tidak memberi hukuman
4. Nyaris tidak bisa mengatur pekerjaannya sendiri
E. DEMOKRAT
1. Punya rencana kerja terperinci
2. Menaruh perhatian pada orang-orang di sekitarnya
3. Menanyakan pendapat setiap orang
4. Memberi penghargaan tidak suka memberi hukuman
F
. PEMBINA
1. Menetapkan tujuan dengan jelaskan, dan menunjukkan tantangan resikonya
2. Suka menerima dan memberi umpan balik terperinci
3. Mendelegasikan wewenang dan memberikan bantuan kepada bawahannya
4. Bawahan mempercayai dan menghormatinya
Douglas McGregor, Human Side of Enterprise
13. “Safety Keselamatan.
Keselamatan atau safety adalah hal yang penting untuk
selalu diperhitungkan dalam melakukan berbagai aktivitas
yang memiliki resiko dapat mengancam jiwa maupun
keselamatan diri dan orang lain.”
“Dengan adanya penerapan safety yang baik,
peluang keselamatan atau kelalaian dalam melakukan
beragam pekerjaan dapat diminimalisir.”
Safety adalah ;
18. What’s To Do ..?
Management Risk ?
Alat ; Bagaimana
cara mengendalikan
resiko yang ada di
lingkungan kerja kita.
19. What’s To Do ..?
Management Risk ?
H
I
R
A
C
R
= Manajemen Resiko
azard
dentification
isk
Ssesment &
isk
ontrol
» Identifikasi Bahaya
» Menilai Resiko Bahaya
» Mengendalikan Resiko
21. What’s To Do ..?
Safety Hazard
» Identifikasi Bahaya
22. » Identifikasi Bahaya
Bahaya yang di timbulkan oleh alat
bantu pekerjaan atau peralatan
yang berputar
What’s To Do ..?
23. » Identifikasi Bahaya
Bahaya yang di
timbulkan dari
benda” / sumber”
kelistrikan
Saklar” atau
pekerjaan listrik
itu sendiri
What’s To Do ..?
24. What’s To Do ..?
» Identifikasi Bahaya
Bahaya yang di timbulkan oleh tabung
Atau Pipa – Pipa Bertekanan.
Tabung Aerosol, LGP, Oxy, acetylene
dll
25. What’s To Do ..?
Faktor yang mempengaruhi aktifitas
pekerja yang bersifat fisika
Disebabkan oleh penggunaan mesin,
peralatan dan kondisi lingkungan
kerja
Health Hazard
o Iklim Kerja
o Kebisingan
o Getaran
o Radiasi Gelombang mikro
o Radiasi Ultraviolet
o Radiasi Medan Magnet
o Tekanan Udara
o Pencahayaan
26. What’s To Do ..?
Health Hazard
Faktor yang mempengaruhi aktifitas
pekerja yang bersifat Kimia
Disebabkan oleh penggunaan bahan
kimia dan turunannya di tempat kerja
yang mengakibatkan penyakit akibat
kerja
Kontaminan Kimia di udara
Uap, Gas, dan Particular
27. What’s To Do ..?
Health Hazard
» Identifikasi Bahaya
Faktor yang mempengaruhi aktifitas
pekerja yang bersifat Biologi
Disebabkan oleh Makhluk Hidup (
hewan, tumbuhan & produknya serta
mikroorganisme yang menyebabkan
PAK)
28. What’s To Do ..?
Health Hazard
» Identifikasi Bahaya Faktor yang mempengaruhi aktifitas pekerja
disebabkan oleh ketidak sesuaian fasilitas bekerja ;
Cara kerja, posisi kerja, alat kerja, & beban angkat
thp pekerja
29. What’s To Do ..?
Health Hazard
» Identifikasi Bahaya
Faktor yang mempengaruhi aktifitas pekerja disebabkan oleh
hubungan personal antar pekerja di tempat kerja, peran dan
tanggung jwb tdp pekerjaan
30. 3 R ( Ringkes, Rapi & Resik )
( 3 S – Seiri, Seiton & Seiso )
31. 31
Merupakan cara / metode untuk mengatur
/ mengelola tempat kerja menjadi lebih
baik secara berkelanjutan
SEITON SEISO
SEIRI
32. Memilah barang yang
DIPERLUKAN dan
TIDAK DIPERLUKAN
Meliputi :
1. Alat / sarana kerja
2. Keperluan pribadi (misal : botol
minum dibuat tempat sendiri)
33. MERAPIKAN Hasil Pemilahan dengan
MENEMPATKAN Sesuai Marka /
Tempatnya
Meliputi:
1.Letakkan Barang / sarana /alat
sesuai tempatnya
2.Letakkan jangan melebihi
marka
3.Beri identitas / label
34. 34
MEMBERSIHKAN
Peralatan dan area kerja
Meliputi:
1. Selalu menjaga kebersihan, kerapian, dan teratur
2. Selalu cek / kontrol tempat yang jarang terjangkau
dan memastikan selalu bersih
3. Jangan membuat sesuatu yang membuat lokasi
kerja kotor dan nampak penuh (barang afkir, buang
sampah tidak pada tempatnya )
35. 35
Menanamkan sikap
disiplin dan kesadaran
terhadap tempat kerja
Mendorong ke arah kerja
yg lebih bersih dan rapi.
Meningkatkan semangat
kerja tim
Bagi Karyawan
Bagi Bahan Baku
Bagi Barang Jadi & Pelanggan
Bagi Mesin/Peralatan
Masalah / kerusakan
mesin bisa diketahui
sejak dini
Memastikan ketetapan
pengukuran yang lebih
baik
Menambah kehandalan
mesin / alat
Memperbaiki dan me-
ningkatkan produktivitas
Bahan mentah atau
produk mudah disimpan
Menghasilkan image yg
baik dan bersih kepada
pelanggan
Kualitas barang yg tinggi
36. 36
“Tidak ada satu orang pun yg tidak bertanggung jawab pada
suatu area (mesin), dan tidak ada sejengkal area (mesin) pun yg
tidak bertuan”
1. Buat list PIC 3S
2. Buat denah pembagian 3S
3. Pasang foto PIC 3S di area
masing-masing
4. Pengawasan & kontrol
terhadap pelaksanaan 3S
(AUDIT 3S)
37. 37
Pengaturan PIC 3S Denah Pembagian PIC 3S
Penempelan Foto
PIC 3S di Area Kerja
38. CONTOH PENERAPAN 3S YG BENAR
38
SEIRI / RINGKAS
Pemilahan ganjel yg kondisinya bagus
& afkir
Pembuangan sampah sesuai
dengan jenis tempat sampah 3
warna
39. 39
SEITON / RAPI
Penempatan bahan sesuai marka
Parkir/ menempatkan kereta transfer
sesuai marka yg disediakan
CONTOH PENERAPAN 3S YG
BENAR
42. CONTOH PELANGGARAN 3S
42
SEITON / RAPI
Ganjel tidak diletakkan pada tempatnya
Peletakan bahan melebihi garis marka &
menghalangi jalur pejalan kaki