SlideShare a Scribd company logo
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
JENIS PERUSAK TANAMAN
(PATOGEN)/PENYEBAB PENYAKIT
TANAMAN
MODUL/MATERI DIKUTIP DARI
BERBAGAI SUMBER
I. SEJARAH PERKEMBANGAN PENYAKIT
TUMBUHAN/TANAMAN
Gangguan terhadap tanaman telah terjadi sejak
berabad-abad lamanya. Dalam sejarah telah
tercatat berbagai kejadian yang telah
mempengaruhi perekonomian negara seperti
antara lain :
1. Pada tahun seribuan di Eropa timbul penyakit
pada manusia yang banyak menyebabkan
kematian. Penyakit itu disebut Ergotisme.
Penyakit ini ternyata disebabkan karena
penderita memakan roti yang terbuat dari
tepung rogge atau rye (Secale coreale), yang
terserang oleh jamur Clavicopes purpurea.
Jamur ini menghasilkan racun pada tepung yang
tidak rusak meskipun sudah dimasak menjadi
roti, hingga masih tetap menyebabkan
kematian bagi manusia yang memakannya.
2. Pada tahun 1845 timbul penyakit pada
kentang yang disebut bercak daun (late
blight) yang disebabkan oleh jamur
Phytophtora infestans di Eropa dan Amerika.
Penyakit ini di Irlandia selama tahun 1845-
1860 menyebabkan bahaya kelaparan dan
kematian sebanyak satu juta penduduk yang
meliputi 1/8 dari seluruh jumlah penduduk
negara tersebut sedang yang 1,5 juta
terpaksa mengadakan emigrasi ke negara lain.
3. Pada tahun 1880 timbul penyakit pada kopi
yang disebut penyakit karat daun (jamur Hemileia
vastatrix). Jamur ini memusnahkan kopi jenis
Arabica yang juga dikenal sebagai kopi Jawa.
Untuk mengatasi penyakit ini perkebunan kopi
di Philipina diganti menjadi kebun kelapa
Srilangka diganti menjadi perkebunan teh.
Di Indonesia perkebunan kopi tetap diper-
tahankan,
Sebagai ganti jenis Arabica mula-mula ditanam
kopi Liberica, tetapi jenis ini hancur juga lalu
diganti dengan jenis Robusta***
***Jenis yang terakhir ini meskipun mutu
bijinya lebih rendah tapi produksinya lebih
tinggi sehingga nilai ekonominya hampir
sama saja. Sekarang ini jenis kopi Arabica
hanya terdapat di daerah yang tinggi saja
seperti di Ijen dan Toraja. Sekarang
dicoba menanam hibrida antara kopi
Arabica dengan Robusta untuk menaikkan
mutu biji dan mempertahankan produksi
kesukaran.
4. Pada permulaan abad 19 timbul penyakit pada tebu
yang disebut penyakit sereh oleh virus Nanus
sachori. Sebelum dapat diketahui dengan pasti
patogen ini sempat menjadi teka-teki antara
penyakit fisiologis dan penyakit parasiter. Penyakit
ini pertama-tama diatasi dengan menanam bibit yang
berasal dari pegunungan yang dikenal dengan tebu
import. Tetapi cara ini banyak mengalami kesukaran
hingga perkebunan tebu hampir saja gulung tikar.
Untuk mengatasi bahaya yang gawat ini pemerintah
mendirikan tiga kali balai penelitian tebu, yang
akhirnya balai penelitian yang ada di Pasuruan
menemukan jenis tanah yang terkenal dengan nama
POJ (Proefstation Ost Java).
POJ ini merupakan hasil persilangan antara tebu
(Sacharum offisinarum) dengan glagah (Sacharum
spontaneum). Hibrida inilah yang menyelamatkan
perkebunan tebu itu.
5. Pada tahun 1850-an timbul penyakit pada padi
yang disebut penyakit mentek yang penyebabnya
belum diketahui dengan pasti. Penyakit ini menyerang
ribuan hektar sawah dan menimbulkan kerugian
ribuan ton, tetapi akhirnya ditemukan jenis yang
tahan. Penyakit tersebut sekarang diduga sama
dengan penyakit tungro yang disebabkan oleh virus.
6. Pada abad terakhir ini timbul penyakit CVPD
(Citrus Vein Phloem Degeneration) yang
disebabkan oleh makhluk semacam bakteri.
Penyakit ini sangat merugikan karena selain
memperkecil ukuran buah jeruk juga mengurangi
jumlahnya, bahkan akhirnya dapat mematikan
tanaman jeruk. Penyakit ini belum dapat diatasi
dengan cara apapun. Salah satu usaha untuk
memperpanjang umur ekonomi adalah dengan cara
infus menggunakan antibiotika Oxy tetracicline,
sebab cara eradikasi tidak dapat dilaksanakan di
Indonesia ini.
7. Beberapa tahun terakhir ini timbul
penyakit cacar daun cengkeh (CDC) yang
disebabkan oleh jamur Phylosticta sp. Di
Lampung meskipun baru beberapa tahun
boleh dikata hampir memusnahkan
perkebunan cengkeh di sana. Dalam tahun
1982/1983 saja di propinsi tersebut
menghabiskan biaya pengendalian sebesar 9
milyar rupiah. Penyakit ini sudah terdapat di
propinsi-propinsi yang lain seperti Jawa
Barat, Jawa Tengah dan lain-lain.
II. ARTI PENYAKIT
TUMBUHAN/TANAMAN
BAGI MASYARAKAT
Seperti halnya manusia dan hewan, tumbuhan
dapat terkena penyakit. Ilmu yang mempelajari
penyakit pada tumbuhan disebut sebagai Ilmu
Penyakit Tumbuhan atau Fitopatologi.
Pada dasarnya, tidak ada satupun tumbuhan di
alam ini yang bebas dari gangguan penyakit.
Gejala penyakit pada tumbuhan dapat berupa
bercak, hawar (seperti tersiram air panas),
gosong, mengeriting, bengkak, bahkan
beberapa penyakit dapat menyebabkan
kematian pada tumbuhan, misalnya busuk akar,
busuk pangkal batang, rebah kecambah, dan
layu.
Penyakit dibedakan dengan hama, karena
penyakit penyebabnya tergolong ke dalam
mikroorganisme/pathogen yaitu ; cendawan/
jamur/fungi, bakteri, virus, nematode dan
lain-lain. Penyebab penyakit pada umumnya
berukuran kecil hingga hanya dapat dilihat
secara mikroskopis.
Hama tergolong ke dalam hewan atau
bianatang ternak seperti ; tikus, belalang,
ulat/larva, kera, gajah, manusia dll. Kelompok
hama pada umumnya ukurannya besar hingga
dapat dilihat secara makroskopis.
Penyakit adalah suatu proses, jadi kalimat
“diserang penyakit” adalah tidak benar,
seharusnya yang benar adalah “diserang
penyebab penyakit”. Penyakit adalah
proses dimana bagian-bagian tertentu dari
organisme (makhluk hidup) tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan sebaik-
baiknya. Namun demikian mengingat tanaman
mempunyai dua arti dipandang dari dua
sudut/segi yang berbeda, maka penyakit
tanamanpun mempunyai dua arti pula.
2.1.ARTI DAN ISTILAH
Tanaman yang merupakan tumbuhan yang diusahakan dan
diambil manfaatnya, dapat ditinjau dari dua sudut
(pandangan) :
Sudut Biologi yang berarti organisme yang melakukan
kegiatan fisiologis (tumbuh, pertukaran zat, gerak dan
pembiakan) Penyakit tanaman dari sudut BIOLOGI
berarti penyimpangan dari sifat normal, yang
menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan
fisiologis seperti yang seharusnya atau sebagaimana
mestinya.
Sudut Ekonomi yang berarti penghasil bahan yang
berguna bagi manusia seperti buah, biji, bunga, daun,
batang dan lain-lain. Penyakit tanaman dari sudut
EKONOMI berarti ketidakmampuan tanaman untuk
memberikan bahan yang berguna bagi manusia.
Contoh :
Kelapa kopyor : dari segi Biologi tanaman
dinyatakan sakit, tetapi dari sudut Ekonomi
tanaman tidak sakit karena justru harganya
jadi lebih mahal.
Bunga tulip yang terserang virus : dari segi
Biologi tanaman dinyatakan sakit, tetapi dari
sudut Ekonomi tanaman tidak sakit karena
terjadi modifikasi warna yang menarik secara
estetika sehingga bunga tulip tersebut jadi
mahal harga jualnya.
Batasan Tentang Penyakit
Penyimpangan proses
Fisiologi tanaman
Hilangnya koordinasi
dalam tanaman inang
PENYAKIT
a. Fotosintesis,
b. Transportasi air,
c. Pembentukan cadangan bahan
makanan (dlm bentuk biji, akar,
dan tunas),
d. Pertumbuhan juvenil semai/tunas,
e. Perpanjangan akar dalam usaha
mendapat air dan makanan
Penyakit berarti proses di mana bagian-bagian
tertentu dari tanaman tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan sebaik-baiknya.
Patogen atau penyebab penyakit dapat berupa
organisme, yang tergolong dalam dunia
tumbuhan, dan bukan organisme yang biasa
disebut fisiophat. Sedangkan organisme dapat
dibedakan menjadi : parasit dan saprofit
Sumber inokulum atau sumber penular adalah
tempat dari mana inokulum atau penular itu
berasal dan sesuai dengan urutan penularannya
dibedakan menjadi sumber penular primer,
sumber penular sekunder, sumber penular
tertier dan seterusnya.
Fitopatologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari penyakit tumbuhan. Berasal dari
gabungan kata bahasa Yunani: phyton berarti
tumbuhan; pathos berarti sakit atau menderita;
logos berati ilmu atau pengetahuan.
Secara biologis tumbuhan dikatakan sakit bila
tidak mampu melakukan kegiatan fisiologis secara
normal, yang meliputi respirasi, fotosintesis,
penyerapan gizi yang diperlukan dan lain-lain.
Selain itu tanaman sakit juga tidak dapat
menunjukkan kapasitas genetiknya, seperti
berdaya hasil tinggi, morfologi yang normal dan
lain-lain.
Studi ilmu penyakit tumbuhan meliputi:
Studi tentang penyebab penyakit
Studi tentang interaksi antara penyebab
penyakit tumbuhan inang dan lingkungan
Studi tentang fisiologi tanaman sakit.
Studi penyakit tumbuhan dalam populasi
tumbuhan (disebut epidemiologi).
2.2. Perkembangan Penyakit Tumbuhan/Tanaman
Selama perkembangan penyakit dapat kita kenal
beberapa peristiwa yaitu :
Inokulasi adalah jatuhnya inokulum pada tanaman
inangnya.
Penetrasi dalah masuknya patogen ke dalam
jaringan tanaman inangnya.
Infeksi adalah interaksi antara patogen dengan
tanaman inangnya.
Invasi adalah perkembangan patogen di dalam
jaringan tanaman inang. Pada gejala itu sering kita
jumpai adanya tanda, misalnya tubuh buah atau
konidi.
Sehubungan dengan peristiwa-peristiwa di
atas terjadilah :
Periode (masa) inkubasi yaitu waktu antara
permulaan infeksi dengan timbulnya gejala
yang pertama. Namun demikian di dalam
praktek sering dihitung mulai dari inokulasi
sampai terbentuknya sporulasi pada gejala
pertama tersebut hingga waktunya menjadi
jauh lebih panjang.
Periode (masa) infeksi adalah waktu antara
permulaan infeksi sampai reaksi tanaman
yang terakhir, untuk inipun biasanya
dihitung mulai saat inokulasi.
Siklus penyakit adalah rangkaian kejadian
selama perkembangan penyakit yaitu ;
Siklus yang meliputi semua tahap perkem-
bangan suatu penyakit
Rangkaian kejadian/tahap yang kurang lebih
nyata dimana terjadi pergantian satu tahap
dengan yang lainnya yang mengarah kepada
perkembangan penyakit dan patogennya.
Rangkaian kejadian yang terlibat dalam
perkembangan penyakit, termasuk tahap-
tahap perkemabngan pathogen dan pengaruh
penyakit terhadap inangnya
Di samping itu ada yang disebut siklus hidup
patogen yaitu perkembangan patogen dari
suatu stadium kembali ke stadium yang sama.
Siklus ini biasanya dapat dibedakan menjadi :
A. Stadium Patogenesis (Fase Patogenesa);
adalah stadium patogen dimana berhubungan
dengan jaringan hidup tanaman inangnya,
prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya penyakit.
2. Patogen berada dalam keadaan aktif sebagai
parasit.
3. Terjadi interaksi antara pathogen dengan tanaman dan
didukung oleh lingkungan (ingat segitiga atau bujur
sangkar penyakit), sehingga timbul penyakit sebagai
resultante dari komponen-komponen tersebut.
4. Pada fase patogenesa terjadi infeksi primer yang
selanjutnya diikuti oleh infeksi-infeksi sekunder yang
berkesinambungan atau terjadi siklus sekunder secara
sinambung.
5. Infeksi primer adalah infeksi yang terjadi akibat
pathogen yang pertama terjadi, setelah pathogen
melewati fase saprogenesa (dorman).
6. Infeksi sekunder adalah infeksi-infeksi yang terjadi
dari pathogen yang berasal dari infeksi primer. Terjadi
berkali-kali dan sinambung. Membentuk siklus sekunder.
SIKLUS SEKUNDER
Siklus sekunder terjadi secara berulang dan sinambung
(Continous Infection Chains). Persyaratan siklus
sekunder adalah pathogen dianggap selalu ada, serta ;
1. Inang pokok ; umumnya akan terjadi siklus
sekunder
2. Inang alternative ; bila tidak ada inang pokok atau
inang pengganti.
3. Inang antara ; inang yang diperlukan oleh pathogen
untuk menyelesaikan seluruh siklus hidupnya, misalnya
untuk pathogen-patogen karat
4. Vektor; vector mungkin dapat berfungsi sebagai
inang antara, tetapi lebih spesifik sifatnya
Siklus sekunder berkaitan dengan keberadaan inang terus
menerus
B.Stadium Saprogenesis (Fase Saprogenesa)
Stadium Saprogenesis; adalah stadium patogen di mana
tidak berhubungan dengan jaringan hidup tanaman
inangnya. Bila syarat-syarat untuk terjadinya siklus
sekunder tidak ada atau fase patogenesa berakhir, maka
pathogen atau penyakit berada pada fase saprogenesa
yaitu ; fase untuk bertahan hidup bagi pathogen
Cara bertahan hidup pathogen :
1. Terutama berperan sebagai saprofit fakultatif atau
sebagai parasit fakultatif (sebagai saprofit)
2. Patogen bertahan pada jaringan dorman, yang
nantinya akan tumbuh, misalnya pada benih atau
stek.
3. Kemampuan pathogen untuk membentuk struktur
rehat misalnya ; klamidospora, oospora, sklerotia,
sista dsb.
4. Kemampuan melakukan infeksi laten
SIKLUS PRIMER
1. Keseluruhan siklus yang terjadi atau keseluruhan
gambar tersebut merupakan siklus primer.
2. Siklus primer bersifat tdak sinambung (Discontinous
Infection Chains), karena terjadi atau ada rantai infeksi
yang terputus yaitu antara fase patogenesa dan fase
saprogenesa
SIKLUS PATOGEN
Yaitu ; rangkaian fase-fase hidup pathogen untuk
mempertahankan kesinambungan generasi berikutnya
Berdasarkan kondisi sel yang dipakai
sebagai sumber makanannya maka parasit
atau patogen dapat dibedakan menjadi :
1. Patofit apabila parasit itu mengisap
makanan dari sel inang yang masih hidup.
2. Pertofit apabila parasit itu mengisap
makanan dari sel inang yang dibunuhnya
lebih dahulu.
Faktor yang mempengaruhi dapat tidaknya
tanaman diserang oleh patogen, dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Predisposisi apabila faktor yang
menyebabkan kenaikan kerentanan atau
penurunan ketahanan itu berupa
faktor luar seperti suhu, kelembaban dan
lain-lain.
2. Disposisi apabila faktor yang
menyebabkan kenaikkan kerentanan
itu berasal dari dalam artinya bersifat
genetis atau bawaan.
Berdasarkan ekspresinya penyakit dapat
dibedakan menjadi :
• Endemi (Enfitosis) yaitu penyakit yang
selalu timbul dan menyebabkan kerugian
yang cukup berarti.
• Epidemi (Epifitosis) yaitu penyakit yang
timbulnya secara berkala dan menimbulkan
kerugian yang cukup berarti.
• Sporadis yaitu penyakit yang timbulnya
tidak menentu dan tidak menimbulkan
kerugian yang berarti.
Tanggapan tanaman inang terhadap
patogen dapat merupakan sifat dari
tanaman inang tersebut dan dapat
dibedakan menjadi :
1. Tahan apabila dalam keadaan biasa
tanaman tersebut tidak dapat diserang
oleh patogen.
2. Rentan apabila dalam keadaan biasa
tanaman tersebut dapat diserang oleh
patogen, jadi merupakan lawan dari
tahan.
3. Toleran apabila dalam keadaan biasa
dapat menyesuaikan diri dengan patogen
yang berada dalam jaringan tubuhnya
sehingga tidak mempengaruhi kemampuan
produksinya.
Bentuk yang ekstrim dari ketahanan
tersebut disebut Kekebalan sedang bentuk
ekstrim dari toleran disebut Inapparency,
artinya dalam keadaan yang bagaimanapun
juga tetap memiliki sifat tersebut.
ILMU PENYAKIT TUMBUHAN
• Fitopatologi
– phyton (bhs.Yunani) = tumbuhan
– pathos (bhs.Yunani) = penderitaan,
penyakit
– logos (bhs.Yunani)= pengetahuan, ilmu
• Bagian dari ilmu tumbuhan (botani) yang
mempelajari penyakit tumbuhan
– Ilmu Penyakit Tumbuhan
ILMU YANG MENDUKUNG
FITOPATOLOGI
BOTANI
MIKOLOGI BAKTERIOLOGI VIROLOGI
MIKROBIOLOGI
BIOKIMI
A
KIMIA FISIKA
EKONOMI
KASUS I
KASUS II: PENJELASAN SEORANG
PENYULUH LAPANGAN
•Memetik daun kedelai
•Menunjuk bercak-bercak pada
daun
•Mengatakan
• Bercak ini adalah PENYAKITNYA
•Mencabut tanaman tomat
•Menunjuk busuk pada akar
•Mengatakan
• Busuk ini adalah PENYAKITNYA
KASUS III: PENJELASAN PETUGAS
DISBUN
Pohon kelapa sawit yang mati
Pada pangkal batang kelapa sawit
• Bentuk seperti tapal kuda
Petugas mengatakan: “Bentuk seperti tapal kuda
adalah PENYAKITNYA”
APAKAH BENAR
PENJELASAN PETUGAS PENYULUH ITU
• JAWABANNYA:
TIDAK BENAR !!!
MENGAPA?
AKU
BINGUNG
PENYAKIT
• Adalah suatu proses interaksi
– Oleh karena itu penyakit tidak dapat dilihat
• Interaksi antara apa?
– Interaksi antara tumbuhan dengan patogen
(penyebab penyakit)
• Apa yang mempengaruhi interaksi itu?
– Lingkungan
• Apa akibat interaksi itu?
– Terjadinya gangguan/penyimpangan fisiologi atau
struktur tumbuhan
A.PENYAKIT BIOTIK
B. PENYAKT ABIOTIK
A. PENYAKIT BIOTIK
• Interaksi antara tumbuhan dgn agens hayati (jasad
hidup) & virus
– Jamur
– Bakteri
– Fitoplasma
– Protozoa
– Tumbuhan parasit
– Nematoda
• Patogen dapat menular / ditularkan dari tanaman
sakit
• Patogen dapat mengalami variabilitas
-Virus
-Viroid
VARIABILITAS PATOGEN
• Perubahan sifat genetik patogen
– Pembentukan varian (forma speciales dan ras
jamur, patovar bakteri, strain virus, dll.)
– Sifat patogen berubah (patogenisitas,
virulensi)
• Disebabkan oleh cekaman faktor
lingkungan
• Menimbulkan masalah dalam upaya
pengendaliannya
CONTOH PENYAKIT BIOTIK
• Nama penyakit Penyebab
– Bercak daun Jamur
– Tepung Jamur
– Karat Jamur
– Layu Jamur / bakteri
– Busuk basah umbi Bakteri
– CVPD (jeruk) Bakteri
– Mosaik Virus
– Keriting Virus
– Tungro (padi) Virus
– Puru akar Nematoda
– Siste keemasan (kentang) Nematoda
B. PENYAKIT ABIOTIK
• Interaksi antara tumbuhan dgn agens abiotik
(bukan jasad/agens hayati)
– Ketidakseimbangan hara
– Suhu (tinggi atau rendah)
– Lengas rendah
– Pencemar udara
– Hujan asam
• Patogen tidak ditularkan dari tanaman sakit ke
tanaman sehat
1. KETIDAK SEIMBANGAN HARA
• Kahat (defisiensi) hara
– Kekurangan hara utama
– N, P, K, S, Ca, Mg
• Keracunan
– Kelebihan unsur mikro atau unsur runut
– Al, Fe, B, Cu, Co
2. SUHU TINGGI
• Radiasi panas
– Panas sinar matahari
• Pemaparan langsung tanpa naungan (lahan
terbuka)
– Panas api (pembakaran sampah, api unggun)
• Gejala daun “terbakar” (scorching)
3. SUHU RENDAH
• Chilling injury
– Suhu rendah di atas 0O C (= sejuk)
– Buah tropika di rak lemari es
• Freezing injury
– Suhu rendah di bawah 0O C (=beku) kerusakan
jaringan lunak/muda tumbuhan
– Buah & sayuran dlm freezer almari es
• Diperparah oleh freezing and thawing (keluar-masuk)
– ‘Embun upas’ di dataran tinggi
4. LENGAS RENDAH
• Kehilangan air dari jaringan tumbuhan
– Layu
• Layu sementara (temporary wilt)
• Layu permanen (permanent wilt)
– Kerusakan permukaan jaringan
• Keriput
• Retak/pecah
5. PENCEMAR UDARA
• Jenis
– Gas
– Partikel
• Pengaruh
– Langsung (sebagai Patogen Abiotik)
• Kerusakan jaringan/sel
• SO2 ===> hujan asam
• NOX ===> PAN & ozon
– Tidak langsung (sebagai Predisposisi)
• Tumbuhan lebih rentan thd. serangan patogen
biotik
• Efek rumah kaca (ERK)
• Lubang Ozon
A. Merugikan
B. Menguntungkan
A. MERUGIKAN
• Nilai ekonomi turun
– Penyusutan produksi
• Bobot, jumlah, ukuran
– Penurunan mutu produk
• Bentuk, warna, tekstur, aroma, rasa
• Gangguan kesehatan konsumen
– Zat alergen dalam patogen
– Senyawa racun dlm bahan pangan
• Penurunan mutu lingkungan hidup
– Pengurangan oksigen
– Suaka satwa
1. PENURUNAN MUTU PRODUK
• Bentuk
– Tidak teratur, mengecil, bisul, benjol
• Warna
– Menjadi kusam, menjadi coklat kehitaman
• Tekstur
– Mudah menjadi hancur, mudah robek, menjadi
lembek
• Aroma
– Bau menyengat, bau busuk
• Rasa
– Menjadi masam, pahit, hambar
PENURUNAN MUTU PRODUK
2. GANGGUAN KESEHATAN
• Apabila manusia atau hewan
– Terpapar bahan sakit
– Mengkonsumsi bahan sakit
• Tidak terjadi pada bahan yang rusak oleh hama
• Penyebab: senyawa yang dihasilkan patogen
– Zat alergen : menyebabkan alergi
• Pengelola gudang biji-bijian: mata merah, batuk, gatal
– Mikotoksin (racun jamur dlm bahan pangan/pakan)
• Aflatoksin : dihasilkan Aspergillus flavus
• Okratoksin : dihasilkan A. ochraceus
• Toksin beras kuning : dihasilkan Penicillium islandicum
• Toksin T-2 : dihasilkan Fusarium tricinctum
CONTOH TOKSIN DLM PANGAN
• AFLATOKSIN
– Kematian anak-anak kalkun di Inggris (1969) 
Turkey-X Disease
– Ransum unggas campuran bungkil kacang tanah
impor dari Brasil
– Bungkil kacang berjamur (Aspergillus flavus)
– Toksin yang dihasilkan diberi nama AFLATOKSIN
• TOKSIN DALAM PANGAN
– Asam bongkrek : dlm tempe bongkrek
– Salmonellosis : dlm makanan kaleng
AFLATOKSIN
Dalam produk yg ditumbuhi
Aspergillus flavus
Pangan resiko tinggi:
• Kacang tanah &
olahannya
• Produk yg mengandung
minyak / lemak
RACUN DALAM PANGAN ?
3. PENURUNAN MUTU LINGKUNGAN
B. MENGUNTUNGKAN
• Hubungan simbiosis antara tumbuhan dengan
“patogen”
– Mikoriza : antara akar dgn jamur
– Bintil akar pada legum : antara akar dgn bakteri
• Nilai ekonomi meningkat
– Tanaman/bagian tanaman eksotik
• Mahkota bunga belang-belang
• Daun belang
• Kerdil/bonsai
– Patogen sebagai bahan farmasi
– Kelapa kopyor ?
1. SIMBIOSIS MIKORIZA
MIKORIZA
Akar Pinus
Akar Sesbania
2. BUNGA EKSOTIK
Tulip sehat
Tulip terserang virus
3. BAHAN FARMASI
• Ganoderma lucidum (= ling zhi)
– Tubuh buah jamur patogen tanaman tahunan
– Produk obat/jamu
• DXNR
• Sido Muncul
• Ergot Claviceps purpurea
– Sklerosium jamur pada gandum Secale cereale (rye)
– Produk farmasi
• ErgodrylR (ergotamine tartrat)
Lingzhi (Ganoderma lucidum)
Ergot (Claviceps purpurea)
• Menghentikan pendarahan
• Menyelamatkan ibu
melahirkan

More Related Content

Similar to PENYAKIT-I.ppt

34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
Andrew Hutabarat
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Manfaat biologi dalam berbagai bidang
Manfaat biologi dalam berbagai bidangManfaat biologi dalam berbagai bidang
Manfaat biologi dalam berbagai bidangSeptian Muna Barakati
 
Manfaat biologi dalam berbagai bidang
Manfaat biologi dalam berbagai bidangManfaat biologi dalam berbagai bidang
Manfaat biologi dalam berbagai bidang
Operator Warnet Vast Raha
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
sat rahayuwati
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
Ali Babang
 
Makalah hama pohon mahoni
Makalah hama pohon mahoniMakalah hama pohon mahoni
Makalah hama pohon mahoni
Dina akib
 
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURANKONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
Rolina Zahhara Tambunan
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)edhie noegroho
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
ssuser37d4f01
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
Josua Sitorus
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramSarah Kartika
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
tochi run
 
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
Biologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptxBiologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptx
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
vinm2245
 
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
HAZIM SAAD
 
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
Mngtad
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Alfian Nopara Saifudin
 

Similar to PENYAKIT-I.ppt (20)

34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Manfaat biologi dalam berbagai bidang
Manfaat biologi dalam berbagai bidangManfaat biologi dalam berbagai bidang
Manfaat biologi dalam berbagai bidang
 
Manfaat biologi dalam berbagai bidang
Manfaat biologi dalam berbagai bidangManfaat biologi dalam berbagai bidang
Manfaat biologi dalam berbagai bidang
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 
Makalah hama pohon mahoni
Makalah hama pohon mahoniMakalah hama pohon mahoni
Makalah hama pohon mahoni
 
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURANKONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
KONTAMINASI MIKROBA PADA SAYURAN
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
 
Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8
Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8
Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8
 
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintanMakalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
Biologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptxBiologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptx
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
 
Penyehatan Makmin A
Penyehatan Makmin APenyehatan Makmin A
Penyehatan Makmin A
 
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
 
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 

Recently uploaded

MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
FazaKhilwan1
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docxASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
rms1987mom3anak
 
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdfmateri Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
SopiOktapiani
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
NathanielIbram
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 

Recently uploaded (7)

MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docxASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
 
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdfmateri Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 

PENYAKIT-I.ppt

  • 1. DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN JENIS PERUSAK TANAMAN (PATOGEN)/PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN MODUL/MATERI DIKUTIP DARI BERBAGAI SUMBER
  • 2. I. SEJARAH PERKEMBANGAN PENYAKIT TUMBUHAN/TANAMAN Gangguan terhadap tanaman telah terjadi sejak berabad-abad lamanya. Dalam sejarah telah tercatat berbagai kejadian yang telah mempengaruhi perekonomian negara seperti antara lain :
  • 3. 1. Pada tahun seribuan di Eropa timbul penyakit pada manusia yang banyak menyebabkan kematian. Penyakit itu disebut Ergotisme. Penyakit ini ternyata disebabkan karena penderita memakan roti yang terbuat dari tepung rogge atau rye (Secale coreale), yang terserang oleh jamur Clavicopes purpurea. Jamur ini menghasilkan racun pada tepung yang tidak rusak meskipun sudah dimasak menjadi roti, hingga masih tetap menyebabkan kematian bagi manusia yang memakannya.
  • 4. 2. Pada tahun 1845 timbul penyakit pada kentang yang disebut bercak daun (late blight) yang disebabkan oleh jamur Phytophtora infestans di Eropa dan Amerika. Penyakit ini di Irlandia selama tahun 1845- 1860 menyebabkan bahaya kelaparan dan kematian sebanyak satu juta penduduk yang meliputi 1/8 dari seluruh jumlah penduduk negara tersebut sedang yang 1,5 juta terpaksa mengadakan emigrasi ke negara lain.
  • 5. 3. Pada tahun 1880 timbul penyakit pada kopi yang disebut penyakit karat daun (jamur Hemileia vastatrix). Jamur ini memusnahkan kopi jenis Arabica yang juga dikenal sebagai kopi Jawa. Untuk mengatasi penyakit ini perkebunan kopi di Philipina diganti menjadi kebun kelapa Srilangka diganti menjadi perkebunan teh. Di Indonesia perkebunan kopi tetap diper- tahankan, Sebagai ganti jenis Arabica mula-mula ditanam kopi Liberica, tetapi jenis ini hancur juga lalu diganti dengan jenis Robusta***
  • 6. ***Jenis yang terakhir ini meskipun mutu bijinya lebih rendah tapi produksinya lebih tinggi sehingga nilai ekonominya hampir sama saja. Sekarang ini jenis kopi Arabica hanya terdapat di daerah yang tinggi saja seperti di Ijen dan Toraja. Sekarang dicoba menanam hibrida antara kopi Arabica dengan Robusta untuk menaikkan mutu biji dan mempertahankan produksi kesukaran.
  • 7. 4. Pada permulaan abad 19 timbul penyakit pada tebu yang disebut penyakit sereh oleh virus Nanus sachori. Sebelum dapat diketahui dengan pasti patogen ini sempat menjadi teka-teki antara penyakit fisiologis dan penyakit parasiter. Penyakit ini pertama-tama diatasi dengan menanam bibit yang berasal dari pegunungan yang dikenal dengan tebu import. Tetapi cara ini banyak mengalami kesukaran hingga perkebunan tebu hampir saja gulung tikar. Untuk mengatasi bahaya yang gawat ini pemerintah mendirikan tiga kali balai penelitian tebu, yang akhirnya balai penelitian yang ada di Pasuruan menemukan jenis tanah yang terkenal dengan nama POJ (Proefstation Ost Java).
  • 8. POJ ini merupakan hasil persilangan antara tebu (Sacharum offisinarum) dengan glagah (Sacharum spontaneum). Hibrida inilah yang menyelamatkan perkebunan tebu itu. 5. Pada tahun 1850-an timbul penyakit pada padi yang disebut penyakit mentek yang penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Penyakit ini menyerang ribuan hektar sawah dan menimbulkan kerugian ribuan ton, tetapi akhirnya ditemukan jenis yang tahan. Penyakit tersebut sekarang diduga sama dengan penyakit tungro yang disebabkan oleh virus.
  • 9. 6. Pada abad terakhir ini timbul penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) yang disebabkan oleh makhluk semacam bakteri. Penyakit ini sangat merugikan karena selain memperkecil ukuran buah jeruk juga mengurangi jumlahnya, bahkan akhirnya dapat mematikan tanaman jeruk. Penyakit ini belum dapat diatasi dengan cara apapun. Salah satu usaha untuk memperpanjang umur ekonomi adalah dengan cara infus menggunakan antibiotika Oxy tetracicline, sebab cara eradikasi tidak dapat dilaksanakan di Indonesia ini.
  • 10. 7. Beberapa tahun terakhir ini timbul penyakit cacar daun cengkeh (CDC) yang disebabkan oleh jamur Phylosticta sp. Di Lampung meskipun baru beberapa tahun boleh dikata hampir memusnahkan perkebunan cengkeh di sana. Dalam tahun 1982/1983 saja di propinsi tersebut menghabiskan biaya pengendalian sebesar 9 milyar rupiah. Penyakit ini sudah terdapat di propinsi-propinsi yang lain seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan lain-lain.
  • 12. Seperti halnya manusia dan hewan, tumbuhan dapat terkena penyakit. Ilmu yang mempelajari penyakit pada tumbuhan disebut sebagai Ilmu Penyakit Tumbuhan atau Fitopatologi. Pada dasarnya, tidak ada satupun tumbuhan di alam ini yang bebas dari gangguan penyakit. Gejala penyakit pada tumbuhan dapat berupa bercak, hawar (seperti tersiram air panas), gosong, mengeriting, bengkak, bahkan beberapa penyakit dapat menyebabkan kematian pada tumbuhan, misalnya busuk akar, busuk pangkal batang, rebah kecambah, dan layu.
  • 13. Penyakit dibedakan dengan hama, karena penyakit penyebabnya tergolong ke dalam mikroorganisme/pathogen yaitu ; cendawan/ jamur/fungi, bakteri, virus, nematode dan lain-lain. Penyebab penyakit pada umumnya berukuran kecil hingga hanya dapat dilihat secara mikroskopis. Hama tergolong ke dalam hewan atau bianatang ternak seperti ; tikus, belalang, ulat/larva, kera, gajah, manusia dll. Kelompok hama pada umumnya ukurannya besar hingga dapat dilihat secara makroskopis.
  • 14. Penyakit adalah suatu proses, jadi kalimat “diserang penyakit” adalah tidak benar, seharusnya yang benar adalah “diserang penyebab penyakit”. Penyakit adalah proses dimana bagian-bagian tertentu dari organisme (makhluk hidup) tidak dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik- baiknya. Namun demikian mengingat tanaman mempunyai dua arti dipandang dari dua sudut/segi yang berbeda, maka penyakit tanamanpun mempunyai dua arti pula.
  • 15. 2.1.ARTI DAN ISTILAH Tanaman yang merupakan tumbuhan yang diusahakan dan diambil manfaatnya, dapat ditinjau dari dua sudut (pandangan) : Sudut Biologi yang berarti organisme yang melakukan kegiatan fisiologis (tumbuh, pertukaran zat, gerak dan pembiakan) Penyakit tanaman dari sudut BIOLOGI berarti penyimpangan dari sifat normal, yang menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti yang seharusnya atau sebagaimana mestinya. Sudut Ekonomi yang berarti penghasil bahan yang berguna bagi manusia seperti buah, biji, bunga, daun, batang dan lain-lain. Penyakit tanaman dari sudut EKONOMI berarti ketidakmampuan tanaman untuk memberikan bahan yang berguna bagi manusia.
  • 16. Contoh : Kelapa kopyor : dari segi Biologi tanaman dinyatakan sakit, tetapi dari sudut Ekonomi tanaman tidak sakit karena justru harganya jadi lebih mahal. Bunga tulip yang terserang virus : dari segi Biologi tanaman dinyatakan sakit, tetapi dari sudut Ekonomi tanaman tidak sakit karena terjadi modifikasi warna yang menarik secara estetika sehingga bunga tulip tersebut jadi mahal harga jualnya.
  • 17. Batasan Tentang Penyakit Penyimpangan proses Fisiologi tanaman Hilangnya koordinasi dalam tanaman inang PENYAKIT a. Fotosintesis, b. Transportasi air, c. Pembentukan cadangan bahan makanan (dlm bentuk biji, akar, dan tunas), d. Pertumbuhan juvenil semai/tunas, e. Perpanjangan akar dalam usaha mendapat air dan makanan
  • 18. Penyakit berarti proses di mana bagian-bagian tertentu dari tanaman tidak dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Patogen atau penyebab penyakit dapat berupa organisme, yang tergolong dalam dunia tumbuhan, dan bukan organisme yang biasa disebut fisiophat. Sedangkan organisme dapat dibedakan menjadi : parasit dan saprofit Sumber inokulum atau sumber penular adalah tempat dari mana inokulum atau penular itu berasal dan sesuai dengan urutan penularannya dibedakan menjadi sumber penular primer, sumber penular sekunder, sumber penular tertier dan seterusnya.
  • 19. Fitopatologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan. Berasal dari gabungan kata bahasa Yunani: phyton berarti tumbuhan; pathos berarti sakit atau menderita; logos berati ilmu atau pengetahuan. Secara biologis tumbuhan dikatakan sakit bila tidak mampu melakukan kegiatan fisiologis secara normal, yang meliputi respirasi, fotosintesis, penyerapan gizi yang diperlukan dan lain-lain. Selain itu tanaman sakit juga tidak dapat menunjukkan kapasitas genetiknya, seperti berdaya hasil tinggi, morfologi yang normal dan lain-lain.
  • 20. Studi ilmu penyakit tumbuhan meliputi: Studi tentang penyebab penyakit Studi tentang interaksi antara penyebab penyakit tumbuhan inang dan lingkungan Studi tentang fisiologi tanaman sakit. Studi penyakit tumbuhan dalam populasi tumbuhan (disebut epidemiologi).
  • 21. 2.2. Perkembangan Penyakit Tumbuhan/Tanaman Selama perkembangan penyakit dapat kita kenal beberapa peristiwa yaitu : Inokulasi adalah jatuhnya inokulum pada tanaman inangnya. Penetrasi dalah masuknya patogen ke dalam jaringan tanaman inangnya. Infeksi adalah interaksi antara patogen dengan tanaman inangnya. Invasi adalah perkembangan patogen di dalam jaringan tanaman inang. Pada gejala itu sering kita jumpai adanya tanda, misalnya tubuh buah atau konidi.
  • 22. Sehubungan dengan peristiwa-peristiwa di atas terjadilah : Periode (masa) inkubasi yaitu waktu antara permulaan infeksi dengan timbulnya gejala yang pertama. Namun demikian di dalam praktek sering dihitung mulai dari inokulasi sampai terbentuknya sporulasi pada gejala pertama tersebut hingga waktunya menjadi jauh lebih panjang. Periode (masa) infeksi adalah waktu antara permulaan infeksi sampai reaksi tanaman yang terakhir, untuk inipun biasanya dihitung mulai saat inokulasi.
  • 23. Siklus penyakit adalah rangkaian kejadian selama perkembangan penyakit yaitu ; Siklus yang meliputi semua tahap perkem- bangan suatu penyakit Rangkaian kejadian/tahap yang kurang lebih nyata dimana terjadi pergantian satu tahap dengan yang lainnya yang mengarah kepada perkembangan penyakit dan patogennya. Rangkaian kejadian yang terlibat dalam perkembangan penyakit, termasuk tahap- tahap perkemabngan pathogen dan pengaruh penyakit terhadap inangnya
  • 24. Di samping itu ada yang disebut siklus hidup patogen yaitu perkembangan patogen dari suatu stadium kembali ke stadium yang sama. Siklus ini biasanya dapat dibedakan menjadi : A. Stadium Patogenesis (Fase Patogenesa); adalah stadium patogen dimana berhubungan dengan jaringan hidup tanaman inangnya, prosesnya adalah sebagai berikut : 1. Terjadinya penyakit. 2. Patogen berada dalam keadaan aktif sebagai parasit.
  • 25. 3. Terjadi interaksi antara pathogen dengan tanaman dan didukung oleh lingkungan (ingat segitiga atau bujur sangkar penyakit), sehingga timbul penyakit sebagai resultante dari komponen-komponen tersebut. 4. Pada fase patogenesa terjadi infeksi primer yang selanjutnya diikuti oleh infeksi-infeksi sekunder yang berkesinambungan atau terjadi siklus sekunder secara sinambung. 5. Infeksi primer adalah infeksi yang terjadi akibat pathogen yang pertama terjadi, setelah pathogen melewati fase saprogenesa (dorman). 6. Infeksi sekunder adalah infeksi-infeksi yang terjadi dari pathogen yang berasal dari infeksi primer. Terjadi berkali-kali dan sinambung. Membentuk siklus sekunder.
  • 26. SIKLUS SEKUNDER Siklus sekunder terjadi secara berulang dan sinambung (Continous Infection Chains). Persyaratan siklus sekunder adalah pathogen dianggap selalu ada, serta ; 1. Inang pokok ; umumnya akan terjadi siklus sekunder 2. Inang alternative ; bila tidak ada inang pokok atau inang pengganti. 3. Inang antara ; inang yang diperlukan oleh pathogen untuk menyelesaikan seluruh siklus hidupnya, misalnya untuk pathogen-patogen karat 4. Vektor; vector mungkin dapat berfungsi sebagai inang antara, tetapi lebih spesifik sifatnya Siklus sekunder berkaitan dengan keberadaan inang terus menerus
  • 27. B.Stadium Saprogenesis (Fase Saprogenesa) Stadium Saprogenesis; adalah stadium patogen di mana tidak berhubungan dengan jaringan hidup tanaman inangnya. Bila syarat-syarat untuk terjadinya siklus sekunder tidak ada atau fase patogenesa berakhir, maka pathogen atau penyakit berada pada fase saprogenesa yaitu ; fase untuk bertahan hidup bagi pathogen Cara bertahan hidup pathogen : 1. Terutama berperan sebagai saprofit fakultatif atau sebagai parasit fakultatif (sebagai saprofit) 2. Patogen bertahan pada jaringan dorman, yang nantinya akan tumbuh, misalnya pada benih atau stek.
  • 28. 3. Kemampuan pathogen untuk membentuk struktur rehat misalnya ; klamidospora, oospora, sklerotia, sista dsb. 4. Kemampuan melakukan infeksi laten SIKLUS PRIMER 1. Keseluruhan siklus yang terjadi atau keseluruhan gambar tersebut merupakan siklus primer. 2. Siklus primer bersifat tdak sinambung (Discontinous Infection Chains), karena terjadi atau ada rantai infeksi yang terputus yaitu antara fase patogenesa dan fase saprogenesa SIKLUS PATOGEN Yaitu ; rangkaian fase-fase hidup pathogen untuk mempertahankan kesinambungan generasi berikutnya
  • 29. Berdasarkan kondisi sel yang dipakai sebagai sumber makanannya maka parasit atau patogen dapat dibedakan menjadi : 1. Patofit apabila parasit itu mengisap makanan dari sel inang yang masih hidup. 2. Pertofit apabila parasit itu mengisap makanan dari sel inang yang dibunuhnya lebih dahulu.
  • 30. Faktor yang mempengaruhi dapat tidaknya tanaman diserang oleh patogen, dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1. Predisposisi apabila faktor yang menyebabkan kenaikan kerentanan atau penurunan ketahanan itu berupa faktor luar seperti suhu, kelembaban dan lain-lain. 2. Disposisi apabila faktor yang menyebabkan kenaikkan kerentanan itu berasal dari dalam artinya bersifat genetis atau bawaan.
  • 31. Berdasarkan ekspresinya penyakit dapat dibedakan menjadi : • Endemi (Enfitosis) yaitu penyakit yang selalu timbul dan menyebabkan kerugian yang cukup berarti. • Epidemi (Epifitosis) yaitu penyakit yang timbulnya secara berkala dan menimbulkan kerugian yang cukup berarti. • Sporadis yaitu penyakit yang timbulnya tidak menentu dan tidak menimbulkan kerugian yang berarti.
  • 32. Tanggapan tanaman inang terhadap patogen dapat merupakan sifat dari tanaman inang tersebut dan dapat dibedakan menjadi : 1. Tahan apabila dalam keadaan biasa tanaman tersebut tidak dapat diserang oleh patogen. 2. Rentan apabila dalam keadaan biasa tanaman tersebut dapat diserang oleh patogen, jadi merupakan lawan dari tahan.
  • 33. 3. Toleran apabila dalam keadaan biasa dapat menyesuaikan diri dengan patogen yang berada dalam jaringan tubuhnya sehingga tidak mempengaruhi kemampuan produksinya. Bentuk yang ekstrim dari ketahanan tersebut disebut Kekebalan sedang bentuk ekstrim dari toleran disebut Inapparency, artinya dalam keadaan yang bagaimanapun juga tetap memiliki sifat tersebut.
  • 34. ILMU PENYAKIT TUMBUHAN • Fitopatologi – phyton (bhs.Yunani) = tumbuhan – pathos (bhs.Yunani) = penderitaan, penyakit – logos (bhs.Yunani)= pengetahuan, ilmu • Bagian dari ilmu tumbuhan (botani) yang mempelajari penyakit tumbuhan – Ilmu Penyakit Tumbuhan
  • 35. ILMU YANG MENDUKUNG FITOPATOLOGI BOTANI MIKOLOGI BAKTERIOLOGI VIROLOGI MIKROBIOLOGI BIOKIMI A KIMIA FISIKA EKONOMI
  • 36.
  • 38. KASUS II: PENJELASAN SEORANG PENYULUH LAPANGAN •Memetik daun kedelai •Menunjuk bercak-bercak pada daun •Mengatakan • Bercak ini adalah PENYAKITNYA •Mencabut tanaman tomat •Menunjuk busuk pada akar •Mengatakan • Busuk ini adalah PENYAKITNYA
  • 39. KASUS III: PENJELASAN PETUGAS DISBUN Pohon kelapa sawit yang mati Pada pangkal batang kelapa sawit • Bentuk seperti tapal kuda Petugas mengatakan: “Bentuk seperti tapal kuda adalah PENYAKITNYA”
  • 40. APAKAH BENAR PENJELASAN PETUGAS PENYULUH ITU • JAWABANNYA: TIDAK BENAR !!! MENGAPA?
  • 42. PENYAKIT • Adalah suatu proses interaksi – Oleh karena itu penyakit tidak dapat dilihat • Interaksi antara apa? – Interaksi antara tumbuhan dengan patogen (penyebab penyakit) • Apa yang mempengaruhi interaksi itu? – Lingkungan • Apa akibat interaksi itu? – Terjadinya gangguan/penyimpangan fisiologi atau struktur tumbuhan
  • 44. A. PENYAKIT BIOTIK • Interaksi antara tumbuhan dgn agens hayati (jasad hidup) & virus – Jamur – Bakteri – Fitoplasma – Protozoa – Tumbuhan parasit – Nematoda • Patogen dapat menular / ditularkan dari tanaman sakit • Patogen dapat mengalami variabilitas -Virus -Viroid
  • 45. VARIABILITAS PATOGEN • Perubahan sifat genetik patogen – Pembentukan varian (forma speciales dan ras jamur, patovar bakteri, strain virus, dll.) – Sifat patogen berubah (patogenisitas, virulensi) • Disebabkan oleh cekaman faktor lingkungan • Menimbulkan masalah dalam upaya pengendaliannya
  • 46. CONTOH PENYAKIT BIOTIK • Nama penyakit Penyebab – Bercak daun Jamur – Tepung Jamur – Karat Jamur – Layu Jamur / bakteri – Busuk basah umbi Bakteri – CVPD (jeruk) Bakteri – Mosaik Virus – Keriting Virus – Tungro (padi) Virus – Puru akar Nematoda – Siste keemasan (kentang) Nematoda
  • 47. B. PENYAKIT ABIOTIK • Interaksi antara tumbuhan dgn agens abiotik (bukan jasad/agens hayati) – Ketidakseimbangan hara – Suhu (tinggi atau rendah) – Lengas rendah – Pencemar udara – Hujan asam • Patogen tidak ditularkan dari tanaman sakit ke tanaman sehat
  • 48. 1. KETIDAK SEIMBANGAN HARA • Kahat (defisiensi) hara – Kekurangan hara utama – N, P, K, S, Ca, Mg • Keracunan – Kelebihan unsur mikro atau unsur runut – Al, Fe, B, Cu, Co
  • 49. 2. SUHU TINGGI • Radiasi panas – Panas sinar matahari • Pemaparan langsung tanpa naungan (lahan terbuka) – Panas api (pembakaran sampah, api unggun) • Gejala daun “terbakar” (scorching)
  • 50. 3. SUHU RENDAH • Chilling injury – Suhu rendah di atas 0O C (= sejuk) – Buah tropika di rak lemari es • Freezing injury – Suhu rendah di bawah 0O C (=beku) kerusakan jaringan lunak/muda tumbuhan – Buah & sayuran dlm freezer almari es • Diperparah oleh freezing and thawing (keluar-masuk) – ‘Embun upas’ di dataran tinggi
  • 51. 4. LENGAS RENDAH • Kehilangan air dari jaringan tumbuhan – Layu • Layu sementara (temporary wilt) • Layu permanen (permanent wilt) – Kerusakan permukaan jaringan • Keriput • Retak/pecah
  • 52. 5. PENCEMAR UDARA • Jenis – Gas – Partikel • Pengaruh – Langsung (sebagai Patogen Abiotik) • Kerusakan jaringan/sel • SO2 ===> hujan asam • NOX ===> PAN & ozon – Tidak langsung (sebagai Predisposisi) • Tumbuhan lebih rentan thd. serangan patogen biotik • Efek rumah kaca (ERK) • Lubang Ozon
  • 54. A. MERUGIKAN • Nilai ekonomi turun – Penyusutan produksi • Bobot, jumlah, ukuran – Penurunan mutu produk • Bentuk, warna, tekstur, aroma, rasa • Gangguan kesehatan konsumen – Zat alergen dalam patogen – Senyawa racun dlm bahan pangan • Penurunan mutu lingkungan hidup – Pengurangan oksigen – Suaka satwa
  • 55. 1. PENURUNAN MUTU PRODUK • Bentuk – Tidak teratur, mengecil, bisul, benjol • Warna – Menjadi kusam, menjadi coklat kehitaman • Tekstur – Mudah menjadi hancur, mudah robek, menjadi lembek • Aroma – Bau menyengat, bau busuk • Rasa – Menjadi masam, pahit, hambar
  • 57. 2. GANGGUAN KESEHATAN • Apabila manusia atau hewan – Terpapar bahan sakit – Mengkonsumsi bahan sakit • Tidak terjadi pada bahan yang rusak oleh hama • Penyebab: senyawa yang dihasilkan patogen – Zat alergen : menyebabkan alergi • Pengelola gudang biji-bijian: mata merah, batuk, gatal – Mikotoksin (racun jamur dlm bahan pangan/pakan) • Aflatoksin : dihasilkan Aspergillus flavus • Okratoksin : dihasilkan A. ochraceus • Toksin beras kuning : dihasilkan Penicillium islandicum • Toksin T-2 : dihasilkan Fusarium tricinctum
  • 58. CONTOH TOKSIN DLM PANGAN • AFLATOKSIN – Kematian anak-anak kalkun di Inggris (1969)  Turkey-X Disease – Ransum unggas campuran bungkil kacang tanah impor dari Brasil – Bungkil kacang berjamur (Aspergillus flavus) – Toksin yang dihasilkan diberi nama AFLATOKSIN • TOKSIN DALAM PANGAN – Asam bongkrek : dlm tempe bongkrek – Salmonellosis : dlm makanan kaleng
  • 59. AFLATOKSIN Dalam produk yg ditumbuhi Aspergillus flavus Pangan resiko tinggi: • Kacang tanah & olahannya • Produk yg mengandung minyak / lemak
  • 61. 3. PENURUNAN MUTU LINGKUNGAN
  • 62. B. MENGUNTUNGKAN • Hubungan simbiosis antara tumbuhan dengan “patogen” – Mikoriza : antara akar dgn jamur – Bintil akar pada legum : antara akar dgn bakteri • Nilai ekonomi meningkat – Tanaman/bagian tanaman eksotik • Mahkota bunga belang-belang • Daun belang • Kerdil/bonsai – Patogen sebagai bahan farmasi – Kelapa kopyor ?
  • 65. 2. BUNGA EKSOTIK Tulip sehat Tulip terserang virus
  • 66.
  • 67. 3. BAHAN FARMASI • Ganoderma lucidum (= ling zhi) – Tubuh buah jamur patogen tanaman tahunan – Produk obat/jamu • DXNR • Sido Muncul • Ergot Claviceps purpurea – Sklerosium jamur pada gandum Secale cereale (rye) – Produk farmasi • ErgodrylR (ergotamine tartrat)
  • 69. Ergot (Claviceps purpurea) • Menghentikan pendarahan • Menyelamatkan ibu melahirkan