Laporan ini dilatarbelakangi oleh terdapat uniformity ratio produk PCD IQF shrimp yang tidak sesuai standar yang ditentukan perusahaan. Tujuan laporan ini adalah mengidentifikasi proses pembuatan PCD IQF shrimp permasalahan pengendalian keseragaman PCD IQF di PT. Indo American Seafoods pada stasiun kerja pengupasan serta pemberian rekomendasinya. Metode dalam laporan ini menggunakan x̅ & s chart dengan software Minitab 18 serta diagram Ishikawa dengan software Microsoft Visio 2013. Hasil menujukkan bahwa terdapat x̅ & s chart pada sampel 20 dan 23 yang keluar dari control limit dikarenakan tidak adanya standar jumlah udang sekali proses. Dari laporan ini dapat disimpulkan bahwa penyebab uniformity rasio tidak sesuai standar adalah pengaturan mesin yang hanya diajarkan pada dua pekerja bagian sortir sehingga hanya bisa oleh orang tertentu serta tidak adanya petunjuk pada mesin grader sehingga jika dilakukan sembarangan mesin akan rusak dan kurang seragam saat menyortir udang.
Pedoman teknis ini memberikan panduan untuk mengembangkan agroindustri hortikultura dan biofarmaka di tingkat propinsi, kabupaten/kota. Pedoman ini mencakup penguatan kelompok tani, kegiatan pengembangan agroindustri, teknologi dan sarana pengolahan, serta koordinasi dan monitoring pelaksanaan program. Harapannya pedoman ini dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan nilai tambah hasil pertanian.
Tinjauan Keterlibatan Pihak Swasta dalam Penyediaan Air Minum di Indonesia de...Oswar Mungkasa
Laporan ini membahas review kinerja PDAM Tirta Pakuan dan Adhya Tirta Batam dalam menyediakan air minum, dengan dan tanpa implementasi kerjasama pemerintah dan swasta. Dilakukan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif, serta analisis indikator kinerja teknis, pelayanan, keuangan, pengelolaan, SDM, dan akses masyarakat miskin. Hasil review menunjukkan dampak positif kerjasama pemerintah dan swasta terhadap perlu
Dokumen tersebut membahas tentang peluang dan kombinatorik, meliputi konsep ruang sampel, teknik perhitungan permutasi dan kombinasi, serta konsep-konsep dasar peluang seperti kepastian, kemustahilan, dan relasi antar peristiwa."
Dokumen tersebut membahas tentang peluang dan kombinatorik, meliputi konsep ruang sampel, teknik perhitungan permutasi dan kombinasi, serta konsep-konsep dasar peluang seperti kepastian, kemustahilan, dan relasi antar peristiwa."
Aplikasi ini dirancang untuk membantu PT Telkomsel RTPO Magelang dan Yogyakarta dalam membuat surat tugas, mendata vendor, dan mengontrol BTS melalui sistem paperless berbasis web. Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mencegah kecurangan seperti pemalsuan tanda tangan dan penghilangan kunci BTS.
Pedoman teknis ini memberikan panduan untuk mengembangkan agroindustri hortikultura dan biofarmaka di tingkat propinsi, kabupaten/kota. Pedoman ini mencakup penguatan kelompok tani, kegiatan pengembangan agroindustri, teknologi dan sarana pengolahan, serta koordinasi dan monitoring pelaksanaan program. Harapannya pedoman ini dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan nilai tambah hasil pertanian.
Tinjauan Keterlibatan Pihak Swasta dalam Penyediaan Air Minum di Indonesia de...Oswar Mungkasa
Laporan ini membahas review kinerja PDAM Tirta Pakuan dan Adhya Tirta Batam dalam menyediakan air minum, dengan dan tanpa implementasi kerjasama pemerintah dan swasta. Dilakukan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif, serta analisis indikator kinerja teknis, pelayanan, keuangan, pengelolaan, SDM, dan akses masyarakat miskin. Hasil review menunjukkan dampak positif kerjasama pemerintah dan swasta terhadap perlu
Dokumen tersebut membahas tentang peluang dan kombinatorik, meliputi konsep ruang sampel, teknik perhitungan permutasi dan kombinasi, serta konsep-konsep dasar peluang seperti kepastian, kemustahilan, dan relasi antar peristiwa."
Dokumen tersebut membahas tentang peluang dan kombinatorik, meliputi konsep ruang sampel, teknik perhitungan permutasi dan kombinasi, serta konsep-konsep dasar peluang seperti kepastian, kemustahilan, dan relasi antar peristiwa."
Aplikasi ini dirancang untuk membantu PT Telkomsel RTPO Magelang dan Yogyakarta dalam membuat surat tugas, mendata vendor, dan mengontrol BTS melalui sistem paperless berbasis web. Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mencegah kecurangan seperti pemalsuan tanda tangan dan penghilangan kunci BTS.
Evaluasi pelaksanaan RPJMN 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Barat menunjukkan capaian yang beragam untuk ketiga agenda pembangunan. Pencapaian indikator keamanan dan demokrasi masih perlu ditingkatkan, sementara indikator pendidikan dan kesehatan mengalami kemajuan. Evaluasi relevansi RPJMD Provinsi dengan RPJMN 2010-2014 menunjukkan sejumlah keselarasan program, namun perlu penyesuaian prioritas lokal.
Modul ini membahas tentang pengelolaan informasi, kode etik dan hak kekayaan intelektual (HAKI) di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), keamanan informasi, dan konversi format data. Modul ini memberikan panduan praktis tentang cara mengelola, mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan mengonversi informasi secara aman dan beretika.
Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Batang Provinsi Jawa Tengah memberikan kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Batang untuk jangka pendek, menengah, dan panjang guna memastikan kelancaran sistem transportasi sesuai dengan peraturan dan rencana tata ruang wilayah. Rencana ini menganalisis kondisi eksisting pelabuhan, memproyeksikan permintaan jasa angkutan laut, serta menyusun rencana pengembangan fas
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...dian haryanto
Laporan ini membahas tentang praktek kerja industri yang dilakukan di PT Perkebunan Nusantara V. Laporan ini mencakup latar belakang, tujuan, tinjauan pustaka, deskripsi proses produksi minyak kelapa sawit, sistem utilitas, dan bengkel.
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Laporan akhir praktikum proses produksi I membuat poros bawah hydrothiller. Proses pembuatan meliputi bubut, freis, sekrap, gurdi, tapping, snei dan gerinda untuk membentuk poros dan lubang sesuai spesifikasi. Waktu actual 69,65 menit, lebih lama dari teori karena sering bongkar pasang benda kerja. Praktikum memberi pengalaman dalam mengoperasikan mesin dan membuat produk sesuai toleransi.
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalSuhardi Bae
Dokumen tersebut membahas tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui pemberdayaan masyarakat. Salah satu komponennya adalah Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) yang berfokus pada penguatan kelompok masyarakat miskin untuk meningkatkan pendapatan secar
Modul ini membahas tentang instrumentasi bendungan urugan, meliputi jenis dan fungsi instrumen, dasar pemilihan instrumen, serta perencanaan dan penempatan instrumen yang tepat untuk memantau kondisi bendungan secara real-time."
Buku panduan ini memberikan penjelasan tentang instalasi dan penggunaan Aplikasi Dapodik versi 2021, termasuk pembaruan fitur-fitur baru seperti penggabungan aplikasi Dapodikdasmen dan Dapo PAUD-Dikmas, penambahan fitur tarik data, perubahan proses bisnis perekaman dan akun GTK, serta penyesuaian form dan alur penilaian kerusakan bangunan dan ruang sesuai target SDGs. Buku ini dimaksudkan untuk memudahkan pet
Buku panduan ini memberikan penjelasan tentang instalasi dan penggunaan Aplikasi Dapodik versi 2021, termasuk pembaruan fitur-fitur baru seperti penggabungan aplikasi Dapodikdasmen dan Dapo PAUD-Dikmas, penambahan fitur tarik data, perubahan proses bisnis perekaman dan akun GTK, serta penyesuaian form dan alur penilaian kerusakan bangunan dan ruang sesuai target SDGs. Buku ini dimaksudkan untuk memudahkan pet
Evaluasi pelaksanaan RPJMN 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Barat menunjukkan capaian yang beragam untuk ketiga agenda pembangunan. Pencapaian indikator keamanan dan demokrasi masih perlu ditingkatkan, sementara indikator pendidikan dan kesehatan mengalami kemajuan. Evaluasi relevansi RPJMD Provinsi dengan RPJMN 2010-2014 menunjukkan sejumlah keselarasan program, namun perlu penyesuaian prioritas lokal.
Modul ini membahas tentang pengelolaan informasi, kode etik dan hak kekayaan intelektual (HAKI) di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), keamanan informasi, dan konversi format data. Modul ini memberikan panduan praktis tentang cara mengelola, mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan mengonversi informasi secara aman dan beretika.
Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Batang Provinsi Jawa Tengah memberikan kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Batang untuk jangka pendek, menengah, dan panjang guna memastikan kelancaran sistem transportasi sesuai dengan peraturan dan rencana tata ruang wilayah. Rencana ini menganalisis kondisi eksisting pelabuhan, memproyeksikan permintaan jasa angkutan laut, serta menyusun rencana pengembangan fas
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...dian haryanto
Laporan ini membahas tentang praktek kerja industri yang dilakukan di PT Perkebunan Nusantara V. Laporan ini mencakup latar belakang, tujuan, tinjauan pustaka, deskripsi proses produksi minyak kelapa sawit, sistem utilitas, dan bengkel.
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Laporan akhir praktikum proses produksi I membuat poros bawah hydrothiller. Proses pembuatan meliputi bubut, freis, sekrap, gurdi, tapping, snei dan gerinda untuk membentuk poros dan lubang sesuai spesifikasi. Waktu actual 69,65 menit, lebih lama dari teori karena sering bongkar pasang benda kerja. Praktikum memberi pengalaman dalam mengoperasikan mesin dan membuat produk sesuai toleransi.
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalSuhardi Bae
Dokumen tersebut membahas tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui pemberdayaan masyarakat. Salah satu komponennya adalah Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) yang berfokus pada penguatan kelompok masyarakat miskin untuk meningkatkan pendapatan secar
Modul ini membahas tentang instrumentasi bendungan urugan, meliputi jenis dan fungsi instrumen, dasar pemilihan instrumen, serta perencanaan dan penempatan instrumen yang tepat untuk memantau kondisi bendungan secara real-time."
Buku panduan ini memberikan penjelasan tentang instalasi dan penggunaan Aplikasi Dapodik versi 2021, termasuk pembaruan fitur-fitur baru seperti penggabungan aplikasi Dapodikdasmen dan Dapo PAUD-Dikmas, penambahan fitur tarik data, perubahan proses bisnis perekaman dan akun GTK, serta penyesuaian form dan alur penilaian kerusakan bangunan dan ruang sesuai target SDGs. Buku ini dimaksudkan untuk memudahkan pet
Buku panduan ini memberikan penjelasan tentang instalasi dan penggunaan Aplikasi Dapodik versi 2021, termasuk pembaruan fitur-fitur baru seperti penggabungan aplikasi Dapodikdasmen dan Dapo PAUD-Dikmas, penambahan fitur tarik data, perubahan proses bisnis perekaman dan akun GTK, serta penyesuaian form dan alur penilaian kerusakan bangunan dan ruang sesuai target SDGs. Buku ini dimaksudkan untuk memudahkan pet
Similar to Pengendalian Keseragaman Produk PCD IQF di PT. IAS.pdf (20)
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
Pengendalian Keseragaman Produk PCD IQF di PT. IAS.pdf
1. LAPORAN KERJA PRAKTIK
PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD
IQF (PEELED CUT DEVEINED INDIVIDUAL QUICK
FROZEN)
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Disusun Oleh:
Marzuqi Baiaturridwan 19117035
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022
2.
3.
4. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1. Sekilas Program Studi Teknik Industri ITERA........................................... 1
1.2. Latar Belakang ............................................................................................. 3
1.3. Tujuan........................................................................................................... 4
1.4. Manfaat......................................................................................................... 4
1.5. Tema dan Ruang Lingkup ............................................................................ 6
1.6. Waktu Pelaksanaan dan Penempatan Bidang Tugas.................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 7
2.1. Kualitas......................................................................................................... 7
2.2. Pengendalian Kualitas .................................................................................. 8
2.3. Udang Vannamei.......................................................................................... 8
2.4. Seven Tools................................................................................................... 9
2.4.1. Lembar Periksa.......................................................................................... 9
2.4.2. Histogram ................................................................................................ 10
2.4.3. Diagram Pareto........................................................................................ 10
2.4.4. Diagram Ishikawa.................................................................................... 11
2.4.5. Diagram Stratifikasi ................................................................................ 11
2.4.6. Peta Kendali ............................................................................................ 12
2.4.7. Diagram Pencar ....................................................................................... 13
2.5. Peta Kendali Variabel................................................................................. 13
2.5.1. Peta Kendali x
̅ dan R............................................................................... 13
2.5.2. Peta Kendali x
̅ dan s ................................................................................ 14
2.6. Peta Kendali Atribut................................................................................... 16
2.6.1. Peta Kendali Fraction Nonconforming (Defective)................................. 16
2.6.2. Peta Kendali Fraction Nonconformities (Defects) .................................. 17
5. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | iv
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI KERJA PRAKTIK............................ 19
3.1. Profil Lokasi Kerja Praktik dan Visi Misi.................................................. 19
3.2. Struktur Organisasi..................................................................................... 21
3.3. Bidang Kerja/Divisi yang Ada ................................................................... 23
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................ 24
4.1. Proses Produksi Frozen Shrimp ................................................................. 24
4.1.1 Penerimaan Bahan Baku (Receiving)....................................................... 24
4.1.2 Pemotongan Kepala (Deheading) ............................................................ 25
4.1.3 Penyortiran (Sizing).................................................................................. 25
4.1.4 Pengupasan (Peeling)............................................................................... 25
4.1.5 Pelurusan (Stretching) .............................................................................. 26
4.1.6 Perendaman (Soaking).............................................................................. 26
4.1.7 Pembekuan (Freezing).............................................................................. 27
4.1.8 Pengemasan (Packing) ............................................................................. 27
4.1.9 Penyimpanan Dingin (Cold Storage) ....................................................... 27
4.2. Prosedur Pengendalian Keseragaman Produk PCD IQF............................ 27
4.3. Pengolahan Data......................................................................................... 28
4.4. Analisis Pengolahan Data........................................................................... 31
4.5. Identifikasi Akar Penyebab Masalah.......................................................... 32
4.6. Rekomendasi Perbaikan Akar Penyebab Masalah ..................................... 33
BAB V PENUTUP................................................................................................ 34
5.1. Kesimpulan................................................................................................. 34
5.2. Saran........................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35
LAMPIRAN.......................................................................................................... 38
6. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktik................................................................... 6
Tabel 2 Produk PT. Indo American Seafoods....................................................... 19
7. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lokasi Institut Teknologi Sumatera....................................................... 1
Gambar 2 Logo Program Studi Teknik Industri ITERA......................................... 2
Gambar 3 Lembar Periksa....................................................................................... 9
Gambar 4 Histogram............................................................................................. 10
Gambar 5 Diagram Pareto..................................................................................... 10
Gambar 6 Diagram Ishikawa ................................................................................ 11
Gambar 7 Diagram Stratifikasi ............................................................................. 12
Gambar 8 Peta Kendali ......................................................................................... 12
Gambar 9 Diagram Pencar.................................................................................... 13
Gambar 10 Lokasi PT. Indo American Seafoods.................................................. 19
Gambar 11 Logo PT. Indo American Seafoods.................................................... 21
Gambar 12 Struktur Organisasi PT. Indo American Seafoods ............................. 22
Gambar 13 Diagram Alir Proses Produksi Frozen Shrimp................................... 24
Gambar 14 Peta Kendali Keseragaman Hasil Pengupasan................................... 30
Gambar 15 Peta Kendali Hasil Keseragaman yang Diiterasi................................ 31
Gambar 16 Diagram Ishikawa Penyebab UR Tidak Sesuai Standar .................... 32
8. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Log Book Kegiatan.......................................................................... 38
Lampiran B. Data Keseragaman Size Bagian Pengupasan................................... 40
Lampiran C. Lembar Laporan Pengawasan Timbangan....................................... 41
Lampiran D. Faktor-faktor dalam Membangun Peta Kendali Variabel................ 42
9. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Sekilas Program Studi Teknik Industri ITERA
ITERA (Institut Teknologi Sumatera) adalah institut teknologi negeri yang
berlokasi di Pulau Sumatera tepatnya di Jalan Terusan Ryacudu, Way Huwi, Jati
Agung, Lampung Selatan, Lampung. ITERA didirikan berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 124 Tahun 2014 tentang Pendirian Institut Teknologi Sumatera
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 253) yang ditetapkan
Presiden Indonesia keenam Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Dr. Susilo Bambang
Yudhoyono, M.A. pada tanggal 6 Oktober 2014 dan diundangkan tanggal 9
Oktober 2014. Walaupun peresmiannya dilaksanakan pada tahun 2014, tetapi
ITERA sudah memulai kegiatan akademik dengan menerima mahasiswa baru
sejak tahun 2012-2013 di ITB Jatinangor. ITERA memiliki tiga jurusan yaitu
Jurusan Sains, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan (JTIK), serta
Jurusan Teknologi Produksi dan Industri (JTPI). Jurusan Sains memiliki 9
program studi, JTIK memiliki 9 program studi, serta JTPI memiliki 17 program
studi.
Gambar 1 Lokasi Institut Teknologi Sumatera
Sumber : Google Maps
Program Studi Teknik Indusri ITERA didirikan berdasarkan Surat
Keputusan Nomor 340/KPT/I/2017 pada tanggal 13 Juni 2017 setelah
10. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 2
pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Penerimaan mahasiswa pertama melalui jalur Seleksi Mandiri Masuk Perguruan
Tinggi (SMMPTN) Barat. Mahasiswa pertama yang diterima sebanyak 37
mahasiswa.
Gambar 2 Logo Program Studi Teknik Industri ITERA
Visi Teknik Industri ITERA adalah menjadi Program Studi yang unggul
dalam pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat di bidang Teknik Industri
dengan memanfaatkan sumber daya di wilayah Sumatera dalam rangka
mendukung pembangunan bangsa. Adapun misi Teknik Industri ITERA antara
lain sebagai berikut. Pertama, menyelenggarakan proses pendidikan secara
berkelanjutan di bidang Teknik Industri yang mampu bersaing baik dalam tingkat
nasional maupun global. Kedua, mengembangkan penelitian maupun
penerapannya yang relevan dan bermanfaat bagi pengembangan Industri di
Wilayah Sumatera khususnya dalam pengembangan konsep green industry.
Ketiga, melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan hasil riset,
renstra pemerintah, dan iptek dalam bidang Teknik Industri yang berbasis pada
sumber daya Sumatera. Keempat, meningkatkan mutu program studi Teknik
Industri dengan mencapai mutu akreditasi B pada tahun 2024 dan akreditasi
internasional pada tahun 2034. Kelompok keahlian yang ada di Teknik Industri
ITERA ialah Ergonomi dan Rekayasa Sistem Kerja (ERSK), Sistem Manufaktur
(SisMan), Perancangan dan Optimasi Sistem Industri (POSI), Manajemen Industri
(MI), Sistem Infromasi dan Keputusan (SIK), serta Supply Chain Management
(SCM).
Pada saat pelaksanaan Kerja Praktik, saya ditempatkan di divisi Quality
Control dan mengambil topik Pengendalian Kualitas. Adapun mata kuliah yang
11. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 3
terkait dengan topik/divisi ini adalah Pengendalian dan Penjaminan Kualitas
(PPK), Statsitika Industri I, Statistika Industri II, serta Perancangan dan Rekayasa
Sistem Kerja (PRSK). PPK merupakan bidang ilmu yang mempelajari metode-
metode yang digunakan dalam pengendalian kualitas seperti DMAIC (Define,
Measure, Analyze, Improve, & Control), statistika industri, SPC (Statitical Proses
Control), peta kendali, analisis kapabilitas, desain eksperimen, dan pengambilan
sampel penerimaan supaya produk yang dihasilkan tidak terjadi cacat produk.
Statistika Industri I merupakan ilmu yang mempelajari konsep dasar statistik,
organisasi dan deskripsi data, probabilitas, distribusi probabilitas, densitas
probabilitas, serta distribusi pengambilan sampel yang digunakan untuk
menghitung dan mempetakan data. Statistika Industri II merupakan ilmu yang
mempelajari inferensi mengenai mean, membandingkan dua perlakuan, inferensi
mengenai variansi, inferensi mengenai proporsi, analisis regresi, analisis variansi,
percobaan faktorial, serta uji nonparametrik yang digunakan untuk menyimpulkan
data. Rekayasa Sistem Kerja merupakan salah satu ilmu yang mempelajari
berbagai alat identifikasi masalah (seven tools) yaitu lembar periksa, histogram,
diagram pareto, diagram Ishikawa, diagram stratifikasi, peta kendali, diagram
tebar yang digunakan dalam pengendalian kualitas.
1.2. Latar Belakang
Pengendalian kualitas didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas
pemeriksaan, pengukuran serta pengujian, analisa dan tindakan-tindakan yang
harus dilakukan dengan memanfaatkan seluruh peralatan dan teknik-teknik yang
ada, agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan [1].
Tujuan utama dari pengendalian kualitas adalah pencegahan terjadinya
ketidaksesuaian. Setiap proses berusaha mencegah terjadinya kegagalan produk,
produk yang mengalami proses ulang, maupun produk yang mengalami
penurunan harga jual, bahkan menjadi produk gagal. Pencegahan yang dilakukan
diharapkan menghindari meningkatnya biaya produksi tinggi atau kerugian.
Adapun dari hasil pemeriksaan didapat informasi-informasi tentang
perkembangan kualitas produk yang sangat diperlukan oleh pihak manajemen.
Informasi yang didapat diharapkan tidak hanya berupa informasi suatu produk
yang tidak memenuhi standar, tetapi juga dapat memberikan informasi tentang
12. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 4
jenis dan jumlah cacat terbesar, penyebab terjadinya cacat, serta perkembangan
kualitas produk setiap periode waktu tertentu. Informasi yang didapat tersebut
dapat membantu usaha-usaha pencegahaan terjadinya produk cacat, sehingga
kegiatan pengendalian kualitas dengan bantuan alat pengendali akan membantu
mempermudah fokus pengendalian proses berikutnya, serta sangat diperlukan
dalam usaha peningkatan kualitas produk dan penurunan biaya produksi.
Pengendalian kualitas penting dilakukan pada sebuah perusahaan [2]. Salah satu
yang menerapkan pengendalian kualitas adalah PT. Indo Americans Seafoods.
PT. Indo American Seafoods merupakan perusahaan eksportir produk
frozen shrimp, baik itu raw shrimp maupun breaded shrimp [3]. Penulis memilih
produk PCD IQF shrimp karena produk tersebut paling banyak diproduksi pada
bulan Agustus 2022. Hasil observasi kerja praktik yang dilakukan menunjukan
bahwa terdapat keseragaman size/uniformity ratio produk PCD IQF shrimp yang
tidak sesuai standar yang ditentukan perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang
ada dan hasil observasi penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengendalian Keseragaman PCD IQF (Peeled Cut Deveined Individual Quick
Frozen) di PT. Indo American Seafoods”
1.3. Tujuan
Berdasarkan topik dan judul yang penulis pilih serta latar belakang yang
penulis susun, tujuan melaksanakan kerja praktik di PT. Indo American Seafoods
adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi proses-proses produksi produk PCD IQF di PT. Indo
American Seafoods.
2. Mengidentifikasi permasalahan pengendalian keseragaman PCD IQF di
PT. Indo American Seafoods pada stasiun kerja pengupasan.
3. Memberikan rekomendasi perbaikan pengendalian keseragaman produk
PCD IQF di PT. Indo American Seafoods pada stasiun kerja pengupasan.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh saat melaksanakan kerja praktik di PT.
Indo American Seafoods adalah sebagai berikut:
13. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 5
a. Bagi PT. Indo American Seafoods
1. PT. Indo American Seafoods dapat menerapkan teori-teori yang dibawa
oleh mahasiswa kerja praktik.
2. Dengan menerapkan teori-teori yang dibawa tersebut, pengendalian
kualitas di PT. Indo American Seafoods akan meningkat.
3. Menjalin kerja sama dan hubungan yang baik antara PT. Indo American
Seafood dengan ITERA.
4. Diharapkan laporan Kerja Praktik ini bisa menjadi literatur pengendalian
kualitas bagi produk udang beku.
b. Bagi Penulis
1. Mendapat wawasan dan pengalaman terkait implementasi Pengendalian
Kualitas di PT. Indo American Seafoods.
2. Menambah relasi dengan rekan-rekan kerja yang memberikan wawasan
dan pengalaman kerja khususnya dalam bidang Pengendalian Kualitas.
3. Dapat mengetahui etika profesi pada seksi Quality Control.
4. Dapat mengetahui budaya kerja PT. Indo American Seafoods.
5. Dapat menerapkan teori yang didapat selama bangku perkuliahan dan
dipraktikkan langsung di dunia kerja.
c. Bagi Institut Teknologi Sumatera
1. Meningkatkan kualitas lulusan mahasiswa Institut Teknologi Sumatera
khususnya program studi Teknik Industri dengan pembekalan berupa kerja
praktik.
2. Menjadikan tempat kerja praktik sebagai tempat penelitian suatu kasus
yang lebih lanjut sehingga bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi
para mahasiswa.
d. Bagi Ilmu Pengetahuan dalam bidang Teknik Industri
1. Menambahkan teori-teori yang ada di lapangan pekerjaan ke dalam
kurikulum Teknik Industri.
2. Stasiun kerja yang menerapkan ilmu Pengendalian Kualitas akan memiliki
kualitas produksi yang lebih baik lagi dan tidak ada cacat produk.
14. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 6
1.5. Tema dan Ruang Lingkup
Tema yang diangkat dalam pelaksanaan Kerja Praktik adalah
Pengendalian Kualitas. Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas yang
efektif untuk mempertahankan kualitas dan mutu dari produk sehingga konsumen
merasa puas dengan kebutuhannya. Adapun ruang lingkup dalam tema kerja
praktik ini meliputi :
1. Proses produksi pembekuan udang dan olahannya.
2. Rasio keseragaman produk PCD IQF (Peeled Cut Deveined Individual
Quick Frozen) di bagian pengupasan.
1.6. Waktu Pelaksanaan dan Penempatan Bidang Tugas
Waktu pelaksanaan Kerja Praktik ini selama 30 hari kerja dimulai dari hari
Kamis, 1 September 2022 sampai hari Rabu, 5 Oktober 2022. Kegiatan
pelaksanaan kerja praktik ini dimulai dari hari Senin sampai hari Sabtu. Jadwal
selama kegiatan Kerja Praktik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktik
Hari
Waktu Kerja
Masuk Istirahat Pulang
Senin – Kamis 08.00 12.00 – 13.00 16.00
Jumat 08.00 11.30 – 13.30 16.30
Sabtu 08.00 12.00 – 13.00 14.00
Selama menjalani kegiatan Kerja Praktik, saya ditempatkan di seksi
Quality Control (QC). Quality Control merupakan seksi yang bertanggung jawab
mengendalikan memeriksa produk sebelum, selama, ataupun setelah proses untuk
mendapat standar kualitas yang diperlukan. Seksi ini bertugas mengecek layaknya
bahan baku sebelum diproses, menghitung rendaman antara udang yang tanpa
kepala dengan udang utuh, memeriksa barang jadi sesuai standar yang ditetapkan,
memeriksa berat produk, menghitung keseragaman ukuran produk.
15. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kualitas
Kualitas menurut SNI ISO 9000:2015 adalah derajat dari sekumpulan
karakteristik melekat pada suatu objek yang memenuhi persyaratan [4]. Adapun
menurut Nur, kualitas adalah proses menggunakan elemen dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan atau untuk memenuhi kebutuhan [5].
Ada delapan dimensi kualitas [6]:
1. Kinerja (performance)
Kinerja merupakan hal dasar yang dinilai oleh konsumen dalam
menggunakan sebuah produk, kinerja terkait dengan bagaimana produk
tersebut mampu bekerja sesuai dengan desain awalnya.
2. Keandalan (reability)
Keandalan berkaitan dengan kemungkinan suatu produk dalam
menjalankan fungsinya dengan sukses dalam jangka waktu tertentu di
bawah kondisi tertentu.
3. Daya tahan (durability)
Daya tahan adalah ukuran masa pakai atau waktu kerja suatu produk yang
karakteristiknya berkaitan dengan daya tahan produk.
4. Kemampuan melayani (serviceability)
Kemampuan melayani adalah karakteristik yang berkaitan dengan akurasi,
presisi dan kesopanan, kemudahan dan akurasi dalam perbaikan.
5. Estetika (aesthetics)
Estetika merupakan dimensi yang berorientasi visual, yaitu penampilan
produk. Beberapa contoh faktor estetika antara lain kemasan, warna,
bentuk dan gaya.
6. Fitur (features)
Fitur adalah aspek dormansi suatu produk yang menambah fungsi dasar
dan berkaitan dengan seleksi dalam pengembangannya.
7. Kualitas yang dirasakan (perceived quality)
8. Kesesuaian dengan Standar (conformance to standard)
16. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 8
Kesesuaian adalah tentang ketepatan antara kesesuaian dan spesifikasi
yang ditentukan dengan produk akhir yang dihasilkan.
2.2. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas menurut SNI ISO 9000:2015 adalah bagian dari
manajemen kualitas yang berfokus pada pemenuhan persyaratan kualitas [4].
Adapun menurut Montgomery, pengendalian dan peningkatan kualitas adalah
sesuatu yang melibatkan serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memastikan
bahwa produk dan layanan memenuhi persyaratan dan ditingkatkan secara terus
menerus [7].
2.3. Udang Vannamei
Udang merupakan hewan yang hidup di perairan, terutama laut dan danau.
Umumnya udang dapat ditemukan di hampir semua genangan air yang berukuran
besar baik air tawar, payau, maupun air asin pada kedalaman yang bervariasi, baik
di dekat permukaan hingga pada beberapa ribu meter pada kedalaman atau di
bawah permukaan air. Komoditas udang biasanya dibudidayakan dalam bentuk
tambak baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat domestik maupun untuk diekspor.
Ada beberapa jenis udang yang bernilai tinggi untuk di ekspor seperti
udang vannamei dan udang windu. Ada juga jenis udang yang biasanya untuk
kebutuhan domestik seperti udang galah, udang karang, banana shrimp (udang
pisang), udang dogol, udang jeblug serta bermacam macam jenis udang lainnya
[8].
Udang vannamei atau udang putih merupakan spesies udang budidaya
Indonesia yang berasal dai perairan Amerika Tengah, tepatnya pada negara-
negara Amerika Tengah dan Selatan seperti Ekuador, Venezuela, Panama, Brazil,
dan Meksiko yang sudah lama membudidayakan jenis udang yang biasa disebut
sebagai pacific white shrimp ini. Udang vannamei sendiri masuk ke Indonesia dan
dibudidayakan ada awal dekade 2000-an.
Udang vannamei di Indonesia merupakan jenis udang introduksi dari
kawasan sub-tropis sekitar perairan Meksiko, Amerika Latin. Meskipun asal
udang vannamei dari kawasan sub-tropis. Dalam pengembangannya dapat pula
17. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 9
dibudidayakan di kawasan tropis secara massal dengan penerapan teknologi dari
sederhana hingga intensif. Bila dibandingkan dengan jenis udang lainnya, udang
vannamei memiliki karakteristik spesifik seperti adaptasi tinggi terhadap
lingkungan suhu rendah, perubahan salinitas, laju pertumbuhan yang relatif cepat
pada bulan I dan II dan kelangsungan hidup tinggi. Dengan keunggulan yang
dimiliki tersebut, jenis udang ini sangat potensial dan prospektif
pengembangannya [9].
2.4. Seven Tools
Seven tools merupakan alat penguji kualitas dasar yang dapat membantu
organisasi atau perusahaan dalam memecahkan masalah dan perbaikan proses,
karna seven tools sangat diperlukan bagi setiap organisasi untuk berkembang
menuju puncak keunggulan [10]. Adapun seven tools tersebut mencakup:
2.4.1. Lembar Periksa
Lembar periksa bertujuan untuk mempermudah proses pengumpulan data
dan analisis serta untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari
jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau
tidak [11].
Gambar 3 Lembar Periksa
Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Check_sheet_for_motor_assembly.svg
18. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 10
2.4.2. Histogram
Histogram merupakan metode yang berfungsi untuk memberikan
kemudahan dalam membaca atau menjelaskan data yang cepat berbentuk grafik
balok yang memperlihatkan distribusi nilai yang diperoleh dalam bentuk angka
[12].
Gambar 4 Histogram
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Histogram#/media/Berkas:Black_cherry_tree_histogram.svg
2.4.3. Diagram Pareto
Diagram pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi
data kiri ke kanan menurut urutan rangking tertinggi hingga terendah. Hal ini
dapat membantu menemukan permasalahan terpenting untuk segera diselesaikan
sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan [13].
Gambar 5 Diagram Pareto
19. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 11
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_Pareto#/media/Berkas:Pareto.PNG
2.4.4. Diagram Ishikawa
Diagram Ishikawa merupakan metode yang digunakan untuk mencari
penyebab masalah. Metode ini membagi masalah terdiri dari beberapa faktor
seperti manusia, bahan baku, mesin, metode, dan lingkungan [14].
Gambar 6 Diagram Ishikawa
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_Ishikawa#/media/Berkas:Diagram_ishikawa.JPG
2.4.5. Diagram Stratifikasi
Stratifikasi digunakan untuk melakukan pengumpulan data dan analisis
statistik stratifikasi yang sesuai menurut faktor individu selama produksi.
Stratifikasi bertujuan untuk menemukan penyebab sebenarnya dari produk cacat.
Stratifikasi yang tepat harus dilakukan pada berbagai produk selama proses
produksi [15].
20. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 12
Gambar 7 Diagram Stratifikasi
Sumber : https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Diagram-Stratifikasi
2.4.6. Peta Kendali
Peta kendali digunakan untuk mengetahui terkendali atau tidaknya suatu
proses [16]. Karakteristik grafik ini adalah batas kendali atas/UCL (upper control
limit) dan batas kendali bawah/LCL (lower control limit), sehingga dari data yang
dikumpulkan akan dapat terdeteksi kecenderungan kondisi proses yang
sesungguhnya [13].
Gambar 8 Peta Kendali
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_kontrol#/media/Berkas:Diagram_Kontrol.JPG
21. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 13
2.4.7. Diagram Pencar
Diagram pencar digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua
variabel yaitu variabel x dan y. Variabel x merupakan variabel prediktor yang
terletak pada sumbu horizontal dan variabel y merupakan variabel respon y
terletak pada sumbu vertikal. Pola data pada diagram pencar akan menunjukkan
ada atau tidaknya hubungan garis lurus. [17].
Gambar 9 Diagram Pencar
Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Scatter_plot#/media/File:Scatter_diagram_for_quality_characteristic
_XXX.svg
2.5. Peta Kendali Variabel
Peta kendali variabel adalah peta kendali yang digunakan untuk data
metrik salah satu contohnya massa [18]. Berikut ini merupakan peta kendali
variabel:
2.5.1. Peta Kendali x̅ dan R
Peta kendali x̅ dan R merupakan peta kendali yang digunakan untuk data
metrik dengan jumlah pengukuran sampel (n) per batch berjumlah mulai dari 2
hingga 10 [19]. Rumus rata-rata untuk peta kendali x̅ setiap batch sebagai berikut:
𝑥̅ =
1
𝑛
∑ 𝑥𝑖
𝑛
𝑖=1
=
𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛
𝑛
22. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 14
Lalu menghitung rata-rata batch keseluruhan x̿ dengan rumus sebagai berikut:
𝑥̿ =
1
𝑚
∑ 𝑥̅𝑖 =
𝑥̅1 + 𝑥̅2 + ⋯ + 𝑥̅𝑚
𝑚
𝑚
𝑖=1
Setelah itu, dibuatlah peta kendali x̅ dengan batas kendali sebagai berikut:
𝑈𝐶𝐿 = 𝑥̿ + 𝐴2𝑅
̅
𝐶𝐿 = 𝑥̿
𝐿𝐶𝐿 = 𝑥̿ − 𝐴2𝑅
̅
di mana A2 dapat dilihat di Lampiran D.
Adapun rumus menghitung jangkauan untuk membuat peta kendali R
adalah sebagai berikut:
𝑅 = 𝑥𝑚𝑎𝑥 − 𝑥𝑚𝑖𝑛
di mana xmax adalah data terbesar dan xmin adalah data terkecil. Setelah
menghitung R kemudian menghitung R̅ dengan rumus berikut:
𝑅
̅ =
1
𝑚
∑ 𝑅𝑖
𝑚
𝑖=1
=
𝑅1 + 𝑅2 + ⋯ + 𝑅𝑚
𝑚
Setelah itu, dibuatlah peta kendali R dengan batas kendali sebagai berikut:
𝑈𝐶𝐿 = 𝐷4𝑅
̅
𝐶𝐿 = 𝑅
̅
𝐿𝐶𝐿 = 𝐷3𝑅
̅
dimana D4 dan D3 dapat dilihat pada Lampiran D [7].
2.5.2. Peta Kendali x̅ dan s
Peta kendali x̅ dan s merupakan peta kendali yang digunakan untuk data
metrik dengan jumlah pengukuran (n) lebih dari 10 [20]. Rumus rata-rata untuk
peta kendali x̅ sebagai berikut:
23. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 15
𝑥̅ =
1
𝑛
∑ 𝑥𝑖
𝑛
𝑖=1
=
𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛
𝑛
Lalu menghitung x̿ dengan rumus sebagai berikut:
𝑥̿ =
1
𝑚
∑ 𝑥̅𝑖 =
𝑥̅1 + 𝑥̅2 + ⋯ + 𝑥̅𝑚
𝑚
𝑚
𝑖=1
Setelah itu, dibuatlah peta kendali x̅ dengan batas kendali sebagai berikut:
𝑈𝐶𝐿 = 𝑥̿ + 𝐴3𝑠̅
𝐶𝐿 = 𝑥̿
𝐿𝐶𝐿 = 𝑥̿ − 𝐴3𝑠̅
dimana A3 adalah faktor batas kendali yang dapat dilihat pada Lampiran D.
Adapun rumus standar deviasi untuk membuat peta kendali s adalah
sebagai berikut:
𝑠 = √
∑ (𝑥𝑖 − 𝑥̅)2
𝑛
𝑖=1
𝑛 − 1
Setelah menghitung s, kemudian menghitung s̅ dengan rumus sebagai berikut:
𝑠̅ =
1
𝑚
∑ 𝑠𝑖
𝑚
𝑖=1
=
𝑠1 + 𝑠2 + ⋯ + 𝑠𝑚
𝑚
Setelah itu, dibuatlah peta kendali s dengan batas kendali sebagai berikut:
𝑈𝐶𝐿 = 𝐵4𝑠̅
𝐶𝐿 = 𝑠̅
𝐿𝐶𝐿 = 𝐵3𝑠̅
dimana B4 dan B3 dapat dilihat pada Lampiran D [7].
24. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 16
2.6. Peta Kendali Atribut
Peta kendali atribut adalah peta yang dikhususkan untuk jenis data yang
dapat dihitung salah satu contohnya banyaknya cacat [21]. Berikut ini merupakan
peta kendali atribut:
2.6.1. Peta Kendali Fraction Nonconforming (Defective)
Peta kendali fraction nonconforming adalah peta kendali yang digunakan
untuk menghitung cacat atau tidak cacat. Terdapat dua peta kendali fraction
nonconforming yaitu peta kendali p dan peta kendali np. Peta kendali p
digunakan untuk ukuran sampel variabel atau konstan [22]. Rumus yang
digunakan untuk menghitung fraction nonconforming sebagai berikut:
𝑝̂ =
𝐷𝑖
𝑛
𝑖 = 1, 2, . . . , 𝑚
di mana Di merupakan unit nonconforming dan n adalah jumlah unit
nonconforming. Adapun rata-rata sampel individu fraction nonconforming
dihitung menggunakan rumus berikut:
𝑝̅ =
∑ 𝐷𝑖
𝑚
𝑖=1
𝑚𝑛
=
∑ 𝑝̂𝑖
𝑚
𝑖=1
𝑚
=
𝑝̂1 + 𝑝̂2 + ⋯ + 𝑝̂𝑚
𝑚
Setelah menghitung p̅, dibuatlah peta kendali p dengan batas kendali sebagai
berikut:
𝑈𝐶𝐿 = 𝑝̅ + 3√
𝑝̅(1 − 𝑝̅)
𝑛
𝐶𝐿 = 𝑝̅
𝐿𝐶𝐿 = 𝑝̅ − 3√
𝑝̅(1 − 𝑝̅)
𝑛
Sedangkan peta np (number nonconforming) digunakan untuk menghitung
sampel yang konstan [23] dengan batas kendali sebagai berikut [7].
𝑈𝐶𝐿 = 𝑛𝑝 + 3√𝑛𝑝(1 − 𝑝)
25. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 17
𝐶𝐿 = 𝑛𝑝
𝐿𝐶𝐿 = 𝑛𝑝 − 3√𝑛𝑝(1 − 𝑝)
2.6.2. Peta Kendali Fraction Nonconformities (Defects)
Peta kendali fraction nonconformities digunakan untuk menghitung
banyaknya cacat. Terdapat dua peta kendali fraction nonconformities, yaitu peta
kendali c dan peta kendali u. Peta kendali c digunakan untuk ukuran sampel yang
konstan atau variabel [24]. Adapun rata-rata number of nonconformities adalah
sebagai berikut:
𝑐̅ =
∑ 𝑐𝑖
𝑚
𝑖=1
𝑚
=
𝑐1 + 𝑐2 + ⋯ + 𝑐𝑚
𝑚
di mana c adalah number of conformities. Setelah menghitung c̅, dibuatlah peta
kendali c dengan batas kendali sebagai berikut:
𝑈𝐶𝐿 = 𝑐̅ + 3√𝑐̅
𝐶𝐿 = 𝑐̅
𝐿𝐶𝐿 = 𝑐̅ − 3√𝑐̅
Sedangkan peta kendali u digunakan untuk ukuran sampel yang variabel
[25]. Adapun untuk menghitung number of confromities per unit inspeksi dengan
rumus sebagai berikut:
𝑢 =
𝑥
𝑛
di mana x merupakan total conformities dan n merupakan sampel unit inspeksi.
Lalu menghitung u dengan rumus berikut:
𝑢
̅ =
∑ 𝑢𝑖
𝑚
𝑖=1
𝑚
=
𝑢1 + 𝑢2 + ⋯ + 𝑢𝑚
𝑚
Setelah menghitung u̅, dibuatlah peta kendali u dengan batas kendali sebagai
berikut [7]:
26. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 18
𝑈𝐶𝐿 = 𝑢
̅ + 3√
𝑢
̅
𝑛
𝐶𝐿 = 𝑢
̅
𝐿𝐶𝐿 = 𝑢
̅ − 3√
𝑢
̅
𝑛
27. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 19
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI KERJA PRAKTIK
3.1. Profil Lokasi Kerja Praktik dan Visi Misi
PT. Indo American Seafoods adalah salah satu perusahaan eksportir
makanan laut, berlokasi di Jalan Kemang Raya, Dusun Kemang, Sukanegara,
Tanjung Bintang, Lampung Selatan, Lampung. Berdiri pada tahun 2006, PT. Indo
American Seafoods (IAS) adalah salah satu anggota dari Indokom Group yang
memproduksi udang beku dan produk yang bernilai tambah dan diekspor ke
Amerika Serikat dan Jepang. Selain itu, PT. Indo American Seafoods mengekspor
ke negara Republik Korea, dan Uni Emirat Arab.
Gambar 10 Lokasi PT. Indo American Seafoods
Sumber : Google Maps
Adapun produk-produk yang dihasilkan PT. Indo American Seafoods
adalah sebagai berikut.
Tabel 2 Produk PT. Indo American Seafoods
No. Produk Nama
1. Shrimp Ball
28. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 20
No. Produk Nama
2. Ebikatsu
3. HO (Head On) Ebi Fry
4. Ebikatsu L (Long) & S (Short)
5. Obento
6. Tempura
7. Double ebi fry
8. Shirmp nobashi
9. PDTO (Peeled Deveined Tail On)
Shrimp
10. HL (Head Less) tiger shrimp
PT. IAS bersertifikat MUI (Majelis Ulama Indonesia) untuk Sertifikat
Halal sebagai kewajiban untuk memasok makanan halal ekspor untuk muslim dan
29. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 21
untuk konsumsi lokal dan Ekspor ke luar negeri serta bersertifikat BAP dan BRC.
PT. IAS bertujuan untuk memberikan produk kualitas terbaik ke dunia dengan
semua persyaratan masing-masing, menyebarkan protein protein yang baik untuk
semua orang. Karyawan dalam perusahaan ini berjumlah lebih dari 500 orang.
Gambar 11 Logo PT. Indo American Seafoods
Sumber : indoamericanseafoods.com
Visi PT. Indo American Seafoods adalah untuk menjadi sebuah
perusahaan inovatif kelas dunia yang menyediakan protein berkualitas tinggi di
seluruh dunia. Adapun misi PT. Indo American Seafoods antara lain sebagai
berikut. Pertama, beroperasi dalam kegiatan manufaktur dan pemrosesan hasil laut
yang memenuhi standar kualitas nasional dan internasional. Kedua, beroperasi
dalam perdagangan hasil laut untuk pasar nasional dan internasional. Ketiga,
beroperasi di industri perikanan terutama hasil laut yang bertanggung jawab
terhadap lingkungan sekitar dan ramah lingkungan. Keempat, beroperasi di
industri penangkapan hasil laut yang berkomitmen pada kelestarian lingkungan.
3.2. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi dari PT. Indo Americans Seafoods dapat
dilihat pada gambar berikut.
30. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 22
PRESIDENDIREKTUR
SAIMISALEH
DIREKTURUTAMA
IBNUSYENAALFITRA
DIREKTUROPERASIONAL
ABUYAZID
KABAG
PERS&UMUM
DEDIISKANDAR
PLANTMANAGER
acckeuangan&pajak
FERRYNURDIN
LEGAL
GUSTAV
DIREKTUROPERASIONAL
ABUYAZID
MANAGERDEPARTEMEN
MARKERTING&PURC
INDRAKARIM
DIREKTUROPERASIONAL
ABUYAZID
KABAG
PPIC&LOGISTIK
PONIDI
MANAGER
DEPARTEMENQA
HERLINAW.
KEPALASEKSIIT
JATINUGROHO
MANAGERDEPARTEMEN
PRODUKSI&ENG.
JALUAMBARS.
ASS.KABAG
PERS&UMUM
A.HASANUDIN
KASATPAM
ARIWARISIN
WAKASIPPIC
WAKASIPAYROL
TRILESTARI
WAKASIHRD
SHERLYDWIS.
KEPALA
DIVISIPANEN
HERMANTO
KEPALASEKSIPURC
RM&NON RM
KEPALASEKSI
LAB.&SANITASI
ZUHASTRI
KEPALA
SEKSIQC
NOVIANA
KABAGENG.&
PROYEK
SAMSUDIN
KABAG
PRODUKSI
DRAJAT
ASST.
KABAGPRODUKSI
EKOMARDIYANTO
WAKIL MANAGER
HERLINAW.
MANAGERDEPARTEMEN
acckeuangan&pajak
HERLINAW.
KEPALASEKSI
ACCPAJAK
ELMAYASARI
KEPALASEKSI
ACCOUNTING
NANDADWIY.
KEPALASEKSI
KASIR
DWISUGIHARTI
TEAMHCCP
JALUAMBARS.
DRAJAT
INDRAKARIM
PONIDI
NOVIANA
SAMSUDIN
ZUHASTRI
A.HASANUDIN
PANDIPRAHARJA
YUSNAYAADISTI
Gambar 12 Struktur Organisasi PT. Indo American Seafoods
31. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 23
3.3. Bidang Kerja/Divisi yang Ada
Dalam PT. Indo American Seafoods ada berbagai macam bidang kerja,
antara lain bagian produksi, bagian engineering & proyek, seksi QC, seksi
laboratorium & sanitasi, seksi PURC RM & Non RM, divisi panen, legal, bagian
pers & umum, bagian PPIC & logistik, seksi IT, seksi ACC pajak, seksi
accounting, seksi kasir, serta HCCP. Dari semua bidang kerja yang ada, penulis
ditempatkan di seksi Quality Control (QC) di mana seksi ini di bawah departemen
Quality Assurance (QA).
Adapun tugas dan tanggung jawab Quality Control (QC) antara lain:
1. Memantau dan menguji perkembangan semua produk yang diproduksi
oleh perusahaan
2. Memverifikasi kualitas produk
3. Memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk
4. Memastikan kualitas barang produksi sesuai standar agar lulus
pemeriksaan
5. Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah
6. Melakukan dokumen inspeksi dan tes yang dilakukan pada produk dari
sebuah perusahaan
7. Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi produk
sebelumnya untuk referensi dimasa mendatang
8. Membuat Pembukuan Personel QC/QA.
32. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 24
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Proses Produksi Frozen Shrimp
Dalam proses pembekuan udang, terdapat beberapa tahapan dengan alur
sebagai berikut:
Mulai
Pemotongan Kepala (Deheading)
Penyortiran (Sizing)
Pengupasan (Peeling)
Pelurusan (Stretching)
Perendaman (Soaking)
Pembekuan (Freezing)
Pengemasan (Packing)
Penyimpanan Dingin (Cold Storage)
Selesai
Penerimaan (Receiving) Bahan Baku
Pemuatan (Loading) Produk
Gambar 13 Diagram Alir Proses Produksi Frozen Shrimp
4.1.1 Penerimaan Bahan Baku (Receiving)
Bagian ini dimulai dari dari udang yang diturunkan dari truk kemudian
dimasukkan ke mesin wash tank untuk dicuci menggunakan klorin (Cl) dengan
kadar 200 ppm dengan volume 1500 l, ditimbang, dan harus melewati uji
33. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 25
laboratorium untuk parameter antibiotik. Setelah itu, udang tersebut menuju ke
keranjang untuk ditiriskan. Setelah ditiriskan, keranjang tersebut mengantri untuk
ditimbang dengan berat 30 kg. Setelah ditimbang, keranjang tersebut menuju
bagian potong kepala.
4.1.2 Pemotongan Kepala (Deheading)
Dalam bagian ini, udang vannamei diambil dari loket penerimaan
kemudian dicuci menggunakan bellozon 0,3 – 0,8 ppm. Lalu, udang tersebut
dibawa ke konveyor untuk dipotong kepalanya dan persentase stainedmeat-nya
kurang dari 5%. Setelah itu, udang dibawa ke bagian sortir.
4.1.3 Penyortiran (Sizing)
Bagian ini dimulai dari udang yang diambil dari ruang potong kepala
kemudian dibawa ke mesin grader. Dalam mesin grader, udang dicuci
menggunakan bellozon 0,3 – 0,8 ppm dan diangkat menggunakan konveyor
sebanyak dua kali. Setelah itu, udang akan menuju ke keranjang untuk final check.
Dalam final check/grading, udang tersebut akan disortir manual karena sortiran di
mesin seringkali tidak seragam. Sortir dilakukan dengan pengecekan size per lbs
dan keseragaman per 2 lbs, jika keseragaman size lebih dari 1,4 maka hasil sortir
dianggap tidak seragam dan harus dipisahkan manual. Bagian final check ini
terlebih dahulu akan menentukan jenis produk yang akan dibuat, di mana tugas
tally untuk menyesuaikan bahan yang tersedia dengan permintaan yang ada. Hal
tersebut menjadi alasan mengapa label dari bagian final check telah dilengkapi
dengan nama produk yang akan dibuat.
4.1.4 Pengupasan (Peeling)
Dalam bagian ini, pekerja bagian kupas akan mengambil udang hasil sortir
dan ditimbang beratnya untuk menentukan upah harian pekerja tersebut. Setelah
diambil, kemudian udang dikupas atau dibuang usus sesuai spesifikasi. Alat yang
digunakan untuk pengupasan berupa pisau kecil dan untuk pembuangan usus
berupa cukit. Udang yang sudah dikupas/dibuang ususnya diletakkan di konveyor
secara tersebar untuk diperiksa oleh checker dan supervisor. Biasanya yang
diperiksa adalah kebersihan hasil kupasan, defect, broken, dan sisa usus. Hasil
kupasan yang rusak akan dipisahkan, dan yang belum bersih akan dikumpulkan ke
34. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 26
pekerja untuk dikerjakan ulang. Adapun hasil kupasan yang sudah ditampung
akan diambil sampel untuk dicek size, keseragamannya, dan defect-nya oleh QC.
Keseragaman size/uniformity ratio yang melebihi batas maksimum yang diizinkan
akan disortir ulang secara manual.
4.1.5 Pelurusan (Stretching)
Dalam bagian ini udang dibelah perutnya 4 kali miring dan 1 kali lurus
menggunakan pisau supaya udangnya bisa meregang. Setelah itu di-stretching
menggunakan alat stretching sesuai standar panjang, kemudian menuju bagian
perendaman.
4.1.6 Perendaman (Soaking)
Proses perendaman berfungsi untuk menambah rasa udang dan mencari
kenaikan persen udang. Bahan-bahan yang digunakan untuk proses perendaman
adalah garam, STPP (sodium trypolyphoshphate)/natrium tripolifosfat, MTR
(muestra)-79, dan gula. Terdapat dua jenis perendaman, yaitu perendaman putar
dan perendaman goyang. Produk yang digunakan dalam perendaman putar adalah
produk raw shrimp seperti PCD, PDTO, easy peel. Proses perendaman putar
menggunakan coolbox yang dilengkapi mesin putar dengan volume 500 L yang
dapat menampung larutan sebanyak 300 L, dan menampung 150 kg udang.
Perbandingan larutan : udang dalam perendaman putar sebesar 2 : 1 (L/kg),
larutan terbuat dari 2% STPP, 2% MTR-79, dan 1% garam, sedangkan udang
berasal dari bagian pengupasan dan dimasukkan ke coolbox berdasarkan size-nya.
Udang yang telah dikupas ditimbang terlebih dahulu kemudian ke proses
perendaman. Waktu perendaman untuk PCD adalah 6 jam, untuk PCDTO 4 jam,
dan easy peel 5 jam.
Adapun produk yang digunakan dalam perendaman goyang berupa
produk yang mengalami proses pelurusan seperti PTO’S, nobashi, dan breaded
shrimp. Proses perendaman goyang menggunakan baskom yang mesin yang
digoyangkan dengan maksimum volume 10 L yang dapat menampung larutan
sebanyak 3 L, dan menampung 2 kg udang. Perbandingan larutan : udang dalam
perendaman goyang adalah 1,5 : 1 (L/kg), larutan terbuat dari 1 % garam, 3%
STPP, dan 2% gula. Sebelum perendaman goyang, produk akan diambil sampel
35. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 27
untuk mengecek berat per produk, cacat, temperatur, serta berat total sebelum
perendaman. Durasi perendaman goyang berkisar antara 2 – 4 jam sesuai
permintaan. Jika telah selesai proses perendaman baik secara putar maupun
goyang, udang akan didiamkan semalaman untuk memaksimalkan kenaikan berat
produk. Selesai didiamkan semalaman, akan diperiksa lagi berat per produk,
cacat, temperatur, serta kenaikan berat total setelah perendaman yang sesuai
spesifikasi. Untuk hasil perendaman putar, udang akan dibawa ke bagian
pembekuan jika sesuai.
4.1.7 Pembekuan (Freezing)
Bagian ini dimulai dari penerimaan raw shimp, breaded shrimp, dan patty
baik yang sudah dibumbui maupun yang belum. Raw shrimp, breaded shrimp, dan
patty ini akan dirapihkan dulu peletakkannya supaya tidak menempel satu sama
lain dimasukkan ke tunnel freezer IQF (Individual Quick Frozen) dengan suhu -
35˚C untuk raw shrimp dan -35˚C untuk breaded shrimp. Pembekuan ini lamanya
sampai 15 menit. Kecepatan mesin ini disesuaikan dengan ukurannya. Selesai
dibekukan, produk tersebut akan menuju ke bagian pengemasan.
4.1.8 Pengemasan (Packing)
Bagian ini dimulai dari kedatangan raw shrimp dan breaded shrimp yang
sudah dibekukan. Untuk produk breaded shrimp diwadahi tray, dilapisi HD Sheet,
kemudian dikemas menggunakan master carton. Untuk produk raw shrimp
dikemas menggunakan polybag lalu dikemas lagi menggunakan master carton.
4.1.9 Penyimpanan Dingin (Cold Storage)
Dalam bagian ini, produk disimpan di ruang penyimpanan dingin dalam
suhu -18˚C sampai -25˚C.
4.2. Prosedur Pengendalian Keseragaman Produk PCD IQF
Adapun yang dikendalikan dalam laporan ini adalah uniformity ratio (UR)
/keseragaman size. Uniformity ratio digunakan untuk mengetahui kesesuaian size
finish product apakah sudah standar yang ditetapkan oleh perusahaan baik dalam
hal kesegaran ukuran maupun kesegaran mutu sehingga dapat mempermudah
dalam proses selanjutnya. Proses pengendalian kualitas ini dilakukan dengan
mengambil data UR setiap melihat paling banyak sekali dalam 8 jam kerja
36. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 28
sehingga diperoleh setiap variabel ada 16 data. Pengambilan sampel ini berasal
dari udang yang telah dikupas. Udang yang telah dikupas tersebut diambil
sampelnya dengan berat sampel 450 g, setelah ditimbang udang akan dihitung
total dan dipisahkan 10% udang ukuran besar dan 10% udang ukuran kecil,
kemudian baru menghitung UR. Adapun rumus untuk menghitung UR sebagai
berikut.
𝑈𝑅 =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 10% 𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 10% 𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
UR dihitung mulai dari proses penyortiran. Setelah menghitung UR, inspektor QC
(quality control) akan menentukan udang yang seragam dengan melihat tabel
yang disediakan perusahaan.
Standar massa UR udang yang ideal adalah 1,3 lbs, maksimal ukuran yang
diizinkan adalah 1,4 lbs dan tidak ada batas minimal. Jika ukuran UR lebih dari
1,4 lbs, maka akan dilakukan pemisahan tempat. Untuk pengecekan paling kecil,
yang kecil dikeluarkan. Untuk pengecekan paling besar, yang besar dikeluarkan.
Setelah dilakukan pemisahan, maka udang tersebut akan disortir ulang. Adapun
yang menyebabkan UR tidak masuk disebabkan oleh beberapa kondisi yaitu
berasal dari karakteristik udang dan berasal dari metode yang tidak tepat. Tingkat
keseragaman yang dimaksud seperti berat yang sesuai standar, bentuk ukuran
yang hampir sama, warnanya tidak berubah, kepala sudah terpotong, dan tidak
berbau.
4.3. Pengolahan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data laporan pengawasan
timbangan untuk produk value added di stasiun kerja pengupasan No. IAS/FK-
QA-8.2/30. Data tersebut didapatkan dari rekapan seksi QC untuk bulan Agustus
2022. Data yang digunakan adalah data keseragaman size/uniformity ratio (UR)
pada tanggal 1 – 31 Agustus 2022. Spesifikasi jenis udang yang dianalisis adalah
udang beku jenis PCD IQF (peeled cut deveined individual quick frozen). Data ini
dapat dilihat pada lampiran B.
Data tersebut akan dibuatkan menjadi peta kendali. Peta kendali yang
digunakan adalah peta kendali x̅ dan s karena data yang didapat merupakan data
37. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 29
yang diukur dengan satuan lbs dan sebanyak 16 jumlah pengukuran. Berikut ini
merupakan perhitungan peta kendali x̅ dan s keseragaman size dengan sampel
sebanyak 24 yang tertera di Lampiran B.
𝑥̿ =
1
24
∑ 𝑥̅𝑖
24
𝑖=1
=
1
24
× 31,231 = 1,301
𝑠̅ =
1
24
∑ 𝑠𝑖
24
𝑖=1
=
1
24
× 1,117 = 0,047
Karena jumlah variabel yang diambil sebanyak 16 data, maka nilai A3 = 0,763, B3
= 0,448, dan B4 = 1,552.
Setelah itu, menghitung UCL dan LCL peta kendali x̅ dan s dengan
perhitungan sebagai berikut.
Perhitungan peta kendali x̅:
𝑈𝐶𝐿 = 𝑥̿ + 𝐴3𝑠̅ = 1,301 + (0,763 × 0,047) = 1,337
𝐶𝐿 = 𝑥̿ = 1,301
𝐿𝐶𝐿 = 𝑥̿ − 𝐴3𝑠̅ = 1,301 − (0,763 × 0,047) = 1,266
Perhitungan peta kendali s:
𝑈𝐶𝐿 = 𝐵4𝑠̅ = 1,552 × 0,047 = 0,072
𝐶𝐿 = 𝑠̅ = 0,047
𝐿𝐶𝐿 = 𝐵3𝑠̅ = 0,448 × 0,047 = 0,021
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dibuat peta kendali menggunakan
Minitab 18. Peta kendali yang digunakan adalah peta kendali x̅ dan s dan data
yang diambil berdasarkan sampel per hari. Berikut gambar peta kendali x̅ dan s
keseragaman size di stasiun kerja pengupasan.
38. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 30
Gambar 14 Peta Kendali Keseragaman Hasil Pengupasan
Dari peta kendali di atas terdapat data yang di luar batas kendali peta
kendali x̅ pada sampel 20 dan sampel 23. Data yang di luar batas kendali pada
peta kendali s pada sampel 20. Data ini di luar batas kendali dikarenakan tidak
adanya standar jumlah udang sekali proses. Karena terdapat data yang di luar
batas kendali, maka data yang di luar kendali harus dieliminasi dan peta kendali di
atas harus diiterasi.
𝑥̿ =
1
22
∑ 𝑥̅𝑖
22
𝑖=1
=
1
22
× 28,542 = 1,297
𝑠̅ =
1
22
∑ 𝑠𝑖
22
𝑖=1
=
1
22
× 0,981 = 0,045
Setelah itu, menghitung UCL dan LCL peta kendali x̅ dan s dengan
perhitungan sebagai berikut.
Perhitungan peta kendali x̅:
𝑈𝐶𝐿 = 𝑥̿ + 𝐴3𝑠̅ = 1,297 + (0,763 × 0,045) = 1,331
𝐶𝐿 = 𝑥̿ = 1,297
23
21
19
17
15
13
11
9
7
5
3
1
1,34
1,32
1,30
1,28
1,26
Sample
Sample
Mean
_
_
X=1,30129
UCL=1,33677
LCL=1,26580
23
21
19
17
15
13
11
9
7
5
3
1
0,08
0,06
0,04
0,02
Sample
Sample
StDev
_
S=0,04653
UCL=0,07223
LCL=0,02084
1
1
1
Xbar-S Chart of x1; ...; x16
39. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 31
𝐿𝐶𝐿 = 𝑥̿ − 𝐴3𝑠̅ = 1,297 − (0,763 × 0,045) = 1,263
Perhitungan peta kendali s:
𝑈𝐶𝐿 = 𝐵4𝑠̅ = 1,552 × 0,045 = 0,069
𝐶𝐿 = 𝑠̅ = 0,045
𝐿𝐶𝐿 = 𝐵3𝑠̅ = 0,448 × 0,045 = 0,020
Setelah menghitung batas kendali, dibuatlah peta kendali x̅ dan s
menggunakan perangkat lunak Minitab 18.
Gambar 15 Peta Kendali Hasil Keseragaman yang Diiterasi
Berdasarkan peta kendali x̅ dan s yang telah diiterasi, tidak ada data yang
di luar batas kendali sehingga peta kendali tersebut menjadi terkendali.
4.4. Analisis Pengolahan Data
Data uniformity ratio yang terdapat pada Lampiran B dikendalikan
datanya menggunakan peta kendali x̅ dan s. Peta kendali x̅ dan s dipilih karena
data tersebut merupakan data pembagian antara massa udang besar dengan massa
udang kecil dengan satuan lbs dan jumlah variabel sebanyak 16. Pembuatan peta
kendali x dan s produk PCD IQF menggunakan perangkat lunak Minitab 18. Dari
21
19
17
15
13
11
9
7
5
3
1
1,34
1,32
1,30
1,28
1,26
Sample
Sample
Mean
_
_
X=1,29734
UCL=1,33133
LCL=1,26335
21
19
17
15
13
11
9
7
5
3
1
0,06
0,04
0,02
Sample
Sample
StDev
_
S=0,04457
UCL=0,06918
LCL=0,01996
Xbar-S Chart of x1; ...; x16
40. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 32
peta kendali pertama terdapat sampel yang di luar batas kendali. Data yang di luar
batas kendali adalah data melebihi batas kendali bawah/upper control limit (UCL)
dan kurang dari batas kendali bawah/lower control limit (LCL). Adapun sampel
yang di luar batas kendali pada peta kendali x bar adalah sampel 20 dan 23. Pada
peta kendali s, sampel yang di luar batas kendali hanya sampel 20. Sampel
tersebut di luar batas kendali karena memiliki massa keseragaman size yang
melebihi standar yang ditentukan. Kemudian peta yang masih terdapat data yang
di luar kendali akan dilakukan eliminasi data supaya peta kendali tersebut tidak
ada yang di luar batas kendali. Dari peta kendali yang telah dieliminasi sudah
tidak ada data yang keluar dari batas kendali sehingga data uniformity ratio
(UR)/keseragaman size udang PCD IQF terkendali.
4.5. Identifikasi Akar Penyebab Masalah
Identifikasi penyebab keseragaman size/uniformity ratio (UR) tidak masuk
standar menggunakan diagram Ishikawa. Penggunaan diagram Ishikawa
dilakukan untuk mengetahui akar permasalahan paling dasar dari suatu pokok
permasalahan. Penyebab UR tidak sesuai standar dibedah berdasarkan dari segi
manusia, mesin, material, metode, pengukuran, dan lingkungannya. Berikut ini
merupakan diagram Ishikawa penyebab UR tidak sesuai standar.
Penyebab UR Tidak
Sesuai Standar
Tidakada petunjuk
padamesin grader
Massa udang
lebih dari 1,4 lbs
Kesalahan pada
pencatatan
pengukurran
Setiap udang
tidak melewati
mesin grader
Tidakada standar
jumlah udang
sekali proses
Mesin grader
kurangseragam
menyortir udang
Tidakada
penelitian jumlah
udang optimal
Mesin grader
hanyabisa diatur
orangtertentu
Udangyang menumpuk
di mesin grader
Pengaturan mesin
hanyadiajarkan pada
dua orang bag. sortir
Kerusakan pada
mesin grader
Kualitas udang jelek
Udangdimasukkan ke mesin grader
sesuai kapasitas maks. penampungan
Tidakada petunjuk
pengoperasian
mesin grader
Sedikit waktu
mengamati
proses
Pekerjaan
dikejar waktu
Kulit udang
lembek
Gambar 16 Diagram Ishikawa Penyebab UR Tidak Sesuai Standar
Berdasarkan diagram Ishikawa di atas, permasalahan berdasarkan manusia
disebabkan oleh tidak ada penelitian jumlah udang optimal, mesin grader hanya
41. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 33
bisa diatur orang tertentu, dan pengaturan mesin hanya dilakukan pada dua orang
bagian sortir. Permasalahan dari mesin disebabkan oleh mesin grader kurang
seragam menyortir udang, kerusakan pada mesin grader, dan tidak ada petunjuk
pada mesin grader. Permasalahan berdasarkan material disebabkan oleh berat
udang lebih dari 1,4 lbs, kualitas udang yang jelek seperti kulit udang lembek dan
tidak licin, dan udang yang menumpuk di mesin grader. Permasalahan dari
metode disebabkan oleh tidak ada petunjuk pengoperasian mesin grader, tidak ada
standar jumlah udang sekali proses, udang dimasukkan ke mesin grader sesuai
kapasitas maksimal penampungan, dan setiap udang tidak melewati mesin grader.
Permasalahan dari pengukuran disebabkan oleh kesalahan dalam pencatatan
pengukuran. Permasalahan dari lingkungan disebabkan oleh pekerjaan diburu
waktu sehingga sedikit waktu mengamati proses.
4.6. Rekomendasi Perbaikan Akar Penyebab Masalah
Rekomendasi yang dapat diberikan dari akar penyebab masalah di atas dari
berdasarkan faktor manusia yaitu mengadakan penelitian jumlah udang yang
optimal dan pelatihan operator mesin grader bagi pekerja yang berwenang.
Adapun rekomendasi berdasarkan faktor mesin yaitu memberikan standar
operasional prosedur perawatan mesin grader dan selalu memeriksa mesin grader
secara rutin sehingga sortiran udang akan seragam.
Rekomendasi berdasarkan faktor material adalah memilih udang yang
berkualitas tinggi dan bagus, perlu adanya takaran jumlah udang yang masuk ke
mesin grader, serta dilakukan perbaikan dan pemeliharaan pada mesin grader.
Rekomendasi berdasarkan faktor metode yaitu udang harus melalui mesin
grader. memberikan standar operasional prosedur pengoperasian mesin grader
serta jumlah optimum udang yang dapat diproses menggunakan mesin grader.
Rekomendasi berdasarkan faktor pengukuran adalah memberikan
timbangan digital pada inspektor QC serta inspektor QC harus teliti mencatat hasil
pengukuran sehingga tidak terjadi lagi kesalahan pencatatan.
Rekomendasi berdasarkan faktor lingkungan adalah memberikan waktu
luang untuk mengamati proses produksi PCD IQF.
42. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 34
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari pelaksanaan kegiatan kerja praktik
ini adalah sebagai berikut:
1. Proses produksi produk PCD IQF di PT. Indo American Seafoods dimulai
dari penerimaan udang dari pemasok, pemotongan kepala, penyortiran
menggunakan mesin grader, pengupasan menggunakan pisau kecil,
perendaman menggunakan perendaman putar, pembekuan menggunakan
metode IQF, pengemasan, penyimpanan dingin, hingga ke pemuatan
produk ke truk kontainer.
2. Penyebab keseragaman size/uniformity ratio (UR) tidak sesuai standar
yang ditentukan adalah pengaturan mesin yang hanya diajarkan pada dua
pekerja bagian sortir sehingga hanya bisa oleh orang tertentu, tidak adanya
petunjuk pada mesin grader sehingga jika dilakukan sembarangan mesin
akan rusak dan kurang seragam saat menyortir udang, karakteristik udang
yang tidak memenuhi standar seperti berat udang lebih dari 1,4 lbs, kulit
udang yang lembek dan tidak licin, tidak adanya standar udang sekali
proses, kesalahan pada pencatatan pengukuran, dan pekerjaan diburu
waktu sehingga sedikit waktu mengamati proses.
5.2. Saran
Adapun saran yang diberikan setelah melaksanakan kegiatan kerja praktik
ini antara lain:
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengendalian keseragaman
pada produk udang beku.
2. Memberikan standar operasional prosedur cara mengoperasikan dan
merawat mesin grader, serta penetapan jumlah optimal udang yang dapat
diproses.
3. Memberikan pelatihan serta pembagian jam kerja bagi operator mesin
grader kepada petugas yang berwenang.
4. Diharapkan pelaku kerja praktik seharusnya mengamati keseragaman size
produk PCD IQF secara detail dan menyeluruh.
43. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 35
DAFTAR PUSTAKA
[1] R. K. Amin, Analisa Pengendalian Kualitas Produk Seksi M/C Crank Shaft di PT.
Astra Honda Motor. Jakarta: Universitas Mercu Buana, 2017.
[2] Ratnadi and E. Suprianto, “Pengendalian Kualitas Produksi Menggunakan Alat
Bantu Statistik (Seven Tools) dalam Upaya Menekan Tingkat Kerusakan Produk,”
INDEPT, vol. 6, no. 2, pp. 10–18, 2016.
[3] M. I. Hambali, Analisis Laju Keausan dan Perkiraan Umur Pakai Belt Conveyor
pada Shrimp Grading Machine di PT. Indo American Seafood. Bandar Lampung:
Univeristas Lampung, 2019.
[4] Badan Standarisasi Nasional, Sistem Manajemen Mutu - Dasar-dasar dan
Kosakata (ISO 9000:2015, IDT). Jakarta: Badan Standarisasi Nasional, 2015.
[5] U. S. Nur, Analisis Pengendalian Kualitas Produksi dan Penjualan Udang Beku
pada PT. Bogatama Marinusa Makassar. Makassar: Univeristas Muhammadiyah
Makassar, 2015.
[6] R. Habeahan, Analisis Pengendalian Kualitas Benang Warna Menggunakan
Metode Fault Tree Analysis (Studi Kasus : PT. Nirwana Abadi Santosa).
Bandung: Universitas Komputer Indonesia, 2021.
[7] D. C. Montgomery, Introduction to Statistical Quality Control, 7th ed. Hoboken,
Hudson County, New Jersey, USA: John Wiley & Sons, Inc., 2013.
[8] K. Amri and I. Kanna, Budi Daya Udang Vaname. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2008.
[9] D. J. P. Budidaya, Petunjuk Teknis Budidaya Udang Vaname Semi Intensif.
Jakarta: Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2011.
[10] Somadi, B. S. Priambodo, and P. R. Okarini, “Evaluasi Kerusakan Barang dalam
Proses Pengiriman dengan Menggunakan Metode Seven Tools,” J. INTECH Tek.
Ind. Univ. Serang Raya, vol. 6, no. 1, pp. 1–11, 2020, doi:
10.30656/intech.v6i1.2008.
[11] S. R. Putri, Pengendalian Proses Produksi Udang Vannamei di Area De-Heading
PT. Central Pertiwi Bahari. Bandar Lampung: Politeknik Negeri Lampung, 2021.
[12] L. A. Ningsih, Pengendalian Mutu (Quality Control) Proses Produksi PT. Pei Hai
44. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 36
Internasional Wiratama Indonesia. Jombang: STIE PGRI Dewantara, 2021.
[13] M. H. C. Dinata, Pengendalian Kualitas Produk Tangga Besi pada PT. Aneka
Jasa Grhadika untuk Mengurangi Kecacatan Produk dengan Metode Seven Tools.
Gresik: Univeristas Muhammadiyah Gresik, 2022.
[14] A. A. Putri, Analisis Pengendalian Mutu Produk Donat pada Lyly Bakery
Lamongan. Gresik: Univeristas Internasional Semen Indonesia, 2021.
[15] P. L. Chang and K. H. Lu, “The Construction of the Stratification Procedure for
Quality Improvement,” Qual. Eng., vol. 8, no. 2, pp. 237–247, 1995, doi:
10.1080/08982119508904622.
[16] Christoper and H. Suliantoro, “Analisa Pengendalian Kualitas dengan
Menggunakan Metode Six Sigma untuk Part NXS-001 pada PT. Inti Pantja Press
Industri,” Ind. Eng. Online J., vol. 4, no. 4, pp. 1–13, 2016.
[17] R. A. Johnson, Miller & Freund’s Probability and Statistics for Engineers, 9th ed.
London, UK: Pearson Education Ltd., 2018. doi: 10.2307/2684651.
[18] M. R. H. Vindasari and N. Imro’ah, “Perbandingan Kinerja Peta Kendali Decision
on Belief (DoB) dan Peta Kendali U pada Produksi Crumb Rubber,” Bimaster Bul.
Ilm. Mat. Stat. dan Ter., vol. 9, no. 4, pp. 559–566, 2020, doi:
10.26418/bbimst.v9i4.43369.
[19] F. A. Nugroho, Pengendalian Kualitas terhadap Hasil Pengukuran Produk Plat
Flange dengan Menggunakan Control Chart (Kasus PT. Santoso Teknindo).
Jakarta: Universitas Mercu Buana, 2017.
[20] D. P. Andriani, I. P. Tama, and D. H. Sulistyarini, “Analisis Kualitas Kehalusan
Semen PPC 40 kg Menggunakan Metode Statistical Quality Control,” SAINTEK
II, pp. 227–236, 2017.
[21] Y. M. Anaperta, “Evaluasi Keserasian (Match Factor) Alat Muat dan Alat Angkut
dengan Metode Control Chart (Peta Kendali) pada Aktivitas Penambangan di Pit
X PT. Y,” J. Teknol. Inf. dan Pendidik., vol. 9, no. 1, pp. 73–85, 2016.
[22] U. Y. Asmoro and Mulyanto, “Pengendalian Proses Produksi Besi Beton dengan
Menggunakan Peta Kendali p (Studi Kasus: PT. Krakatau Wajatama Cilegon),” J.
Gerbang, vol. 9, no. 1, pp. 44–47, 2019.
[23] F. Yanuar, M. F. Nabilla, and I. Rahmi, “Penerapan Peta Kendali Atribut Klasik
45. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 37
dan Peta Kendali np Bayes pada Produk Cacat Air Minum Asri di CV. Multi
Rejeki Selaras Payakumbuh,” J. Apl. Stat. dan Komputasi Stat., vol. 13, no. 1, pp.
17–24, 2021.
[24] Sinola, Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) dengan Menggunakan Peta Kendali c dan Peta Kendali u (Studi Kasus
di PT. Sariguna Primatirta Makassar). Makassar: Universitas Islam Negeri
Alauddin, 2012.
[25] N. Rahmahani, R. Goejantoro, and D. Yuniarti, “Analisis Pengendalian Kualitas
Produksi Menggunakan Peta Kendali u dan Diagram Kontrol Decision on Belief
(DoB). (Studi Kasus: Produksi Percetakan Spanduk Lineza Digital Printing di
Kota Samarinda pada Bulan Februari 2016 - September 2017),” J. Eksponensial,
vol. 10, no. 1, pp. 67–72, 2019.
46. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 38
LAMPIRAN
Lampiran A. Log Book Kegiatan
49. PENGENDALIAN KESERAGAMAN PRODUK PCD IQF
DI PT. INDO AMERICAN SEAFOODS
Marzuqi Baiaturridwan 19117035 | 41
Lampiran C. Lembar Laporan Pengawasan Timbangan