Grup 2 terdiri dari 10 orang yang membahas tentang detektor kebakaran dan alat pemadam kebakaran (fire extinguisher equipment), termasuk jenis-jenisnya, cara kerja, dan cara pemakaian. Peralatan ini berfungsi untuk mendeteksi dini kebakaran dan meminimalisir terjadinya bencana kebakaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan kebakaran, tindakan penyelamatan diri selama kebakaran, jenis api dan cara memadamkannya, serta peralatan pencegahan dan peringatan kebakaran yang dipasang pada bangunan."
Grup 2 terdiri dari 10 orang yang membahas tentang detektor kebakaran dan alat pemadam kebakaran (fire extinguisher equipment), termasuk jenis-jenisnya, cara kerja, dan cara pemakaian. Peralatan ini berfungsi untuk mendeteksi dini kebakaran dan meminimalisir terjadinya bencana kebakaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan kebakaran, tindakan penyelamatan diri selama kebakaran, jenis api dan cara memadamkannya, serta peralatan pencegahan dan peringatan kebakaran yang dipasang pada bangunan."
Prosedur keadaan darurat kebakaran menjelaskan tahapan penanganan mulai dari deteksi, alarm, evakuasi, hingga pemadaman api. Dokumen ini memberikan pedoman bagi seluruh penghuni gedung dalam menanggapi kebakaran agar terkoordinasi dan teratur.
Dokumen ini memberikan petunjuk tentang cara menangani kebakaran di berbagai situasi seperti di rumah, kantor, laboratorium, hutan, dan memberikan pertolongan bagi korban kebakaran. Diberikan pula penjelasan tentang upaya proteksi pasif dan aktif untuk mencegah atau meminimalisir kebakaran seperti pemasangan pintu darurat, jalur evakuasi, area aman, lampu darurat, detektor asap dan panas, serta sistem alarm kebakaran.
Dokumen ini membahas sistem bantuan menentang kebakaran yang dipasang di bangunan untuk membantu kerja pemadaman kebakaran. Sistem tersebut meliputi sistem isipresur untuk ruang tangga keselamatan, sistem pembuangan asap untuk ruang besar tanpa ventilasi, lif khusus untuk bomba, saklar pemisahan listrik, telepon darurat untuk bomba, sistem siaran darurat, dan ruang akses kebakaran yang terpisah.
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827HadisHasyimiMiftahul
terkait kebijakan publik pada bidang pertambangan. berisi tentang dasar hukum dan asas asas yang digunakan untuk membuat peraturan terkait good mining practice atau kaidah pertambangan yang baik
Prosedur keadaan darurat kebakaran menjelaskan tahapan penanganan mulai dari deteksi, alarm, evakuasi, hingga pemadaman api. Dokumen ini memberikan pedoman bagi seluruh penghuni gedung dalam menanggapi kebakaran agar terkoordinasi dan teratur.
Dokumen ini memberikan petunjuk tentang cara menangani kebakaran di berbagai situasi seperti di rumah, kantor, laboratorium, hutan, dan memberikan pertolongan bagi korban kebakaran. Diberikan pula penjelasan tentang upaya proteksi pasif dan aktif untuk mencegah atau meminimalisir kebakaran seperti pemasangan pintu darurat, jalur evakuasi, area aman, lampu darurat, detektor asap dan panas, serta sistem alarm kebakaran.
Dokumen ini membahas sistem bantuan menentang kebakaran yang dipasang di bangunan untuk membantu kerja pemadaman kebakaran. Sistem tersebut meliputi sistem isipresur untuk ruang tangga keselamatan, sistem pembuangan asap untuk ruang besar tanpa ventilasi, lif khusus untuk bomba, saklar pemisahan listrik, telepon darurat untuk bomba, sistem siaran darurat, dan ruang akses kebakaran yang terpisah.
Similar to Pengendalian Bahaya Kebakaran dalam Bangunan Gedung FPTK A 1.pptx (7)
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827HadisHasyimiMiftahul
terkait kebijakan publik pada bidang pertambangan. berisi tentang dasar hukum dan asas asas yang digunakan untuk membuat peraturan terkait good mining practice atau kaidah pertambangan yang baik
Pengendalian Bahaya Kebakaran dalam Bangunan Gedung FPTK A 1.pptx
1. PENGENDALIAN BAHAYA
KEBAKARAN DALAM
GEDUNG FPTK A UPI
Kelompok :
1.Muh. Kamil Pasha Tajuddin (2000229)
2. Abdurrahman Nasrudin T. H (2001670)
3. Muh. Nazar Rakhmandika (2000869)
2. Sumber Kebakaran
Kebakaran merupakan bencana yang lebih banyak disebabkan oleh kelalaian
manusia (human error). Diketahui ada empat jenis kelas kebakaran di Indonesia,
yaitu A, B, C dan D. Kelas tersebut dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu
yang disebabkan oleh benda benda padat seperti kertas, kayu, karet, plastic, busa
dsbnya (kelas A), cairan yang mudah terbakar misalnya bensin, solar, minyak
tanah, spiritus, alcohol dan lainnya (kelas B), tegangan listrik (kelas C) dan yang
terakhir disebabkan oleh benda logam (kelas D).
3. Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran atau fire fighting system biasanya disediakan di
gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari
sistem sprinkler, sistem hidran dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)/Fire
Extinguisiher. Pada tempat-tempat tertentu digunakan juga sistem fire gas, tetapi
pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem sprinkler, hidran dan
fire extinguisher.
5. Alat Pemadam Kebakaran (APAR)
Pada setiap lantai terdapat 8 buah APAR di gedung FPTK A. Terdapat 1 APAR
dekat dengan lift dimana ada dua lift setiap lantai, dan 6 APAR di sekitar koridor
gedung FPTK A. Tersebarnya APAR pada setiap titik di gedung membuat
penanganan kebakaran dapat diantisipasi dengan cepat.
6. Alat Pemadam Kebakaran (APAR)
Gedung kampus rentan terjadi kebakaran yang disebabkan oleh benda padat non-
logam seperti kayu, kertas, zat yang mudah terbakar, dan instalasi listrik yang
bertegangan, sehingga APAR yang digunakan merupakan APAR serbuk kimia /
dry chemical powder dikarenakan efektif untuk memadamkan kebakaran di
hampir semua kelas kebakaran (kelas A, B dan C).
7. Smoke Detector
Smoke detector adalah alat pendeteksi asap atau api. Alat ini memiliki
sensor atau detektor khusus yang berfungsi untuk memindai seluruh
ruangan. Jika detektor atau sensor tersebut mendeteksi adanya asap,
maka perangkat akan segera bekerja.
Tersebar di beberapa ruangan dan di sekitar koridor FPTK A guna
memperkecil kemungkingan kebakaran yang tidak disadari orang-orang
ketika beraktifitas saat adanya tegangan listrik atau api yang
membakar dengan menangkap asap dari sumber api tersebut.
8. Sistem Sprinkler
Sprinkler terletak pada beberapa ruang kelas saja
dan berada di depan lift. Beberapa ruang kelas
yang tidak terdapat sprinkler memiliki tingkat
kebakaran yang lebih tinggi dan harus ditangani
dengan menggunakan APAR atau hidran dalam.
Sistem sprinkler yang digunakan merupakan sistem
pipa basah dengan menggunakan kepala sprinkler
pendant.
9. Fire Alarm
Gedung FPTK A UPI memiliki dua buah
fire alarm di sebelah lift setiap lantai.
Alarm yang digunakan merupakan tipe
alarm manual yang harus diaktifkan
oleh manusia agar alarm berbunyi.
10. Hidran Luar
Hidran luar pertama terletak di
samping jalan dekat tangga menuju
masjid Al-Furqon / jalan menuju
gudang teknik mesin
Terdapat dua hidran luar di sekitar
gedung FPTK A yang berfungsi untuk
mengalirkan air bertekanan, yang
digunakan bagi keperluan
pemadaman kebakaran.
Hidran luar kedua terletak pada
jalan masuk pintu depan gedung
FPTK A dekat dengan pos satpam
11. Hidran
Dalam
Terdapat dua hidran dalam yang terletak di sebelah lift
pada setiap lantai. Hidran dalam memiliki fungsi yang
sama dengan hidran luar namun dispesifikan untuk di
dalam bangunan yang sulit dijangkau.
12. Siamese
Siamese ini terletak di jalan masuk pintu depan gedung
FPTK A dekat dengan pos satpam (di sebelah hidran
luar kedua). Namun siamese ini terlihat seperti sudah
tidak dapat difungsikan atau diperlukan maintenance.
Siamese ini ditempatkan di luar untuk mempermudah
suplai air yang berasal dari mobil pemadam kebakaran
yang akan disalurkan ke dalam sistem instalasi pipa.
13. Signage
Signage, dapat diartikan sebagai suatu rancangan atau penggunaan lambang-
lambang dan simbol-simbol untuk mengkomunikasikan suatu pesan atau informasi
kepada kelompok audience tertentu.
Menunjukan arah jalur
evakuasi terdekat saat terjadi
bencana
Menunjukan tingkat lantai
dimana seseorang tersebut
berada
Menunjukan arah keluar dari
gedung FPTK A
Signage Jalur Evakuasi Signange Exit Signage Tingkat Lantai
14. Tangga Evakuasi
Tangga evakuasi terletak di lima titik gedung
FPTK A yang berfungsi untuk memudahkan
orang-orang berevakuasi dengan cepat dari titik
manapun saat terjadi bencana.
Tangga Evakuasi Tangga Evakuasi
Tangga
Evakuasi
Tangga
Evakuasi
Tangga Utama
Lokasi Tangga
Evakuasi
Tangga evakuasi di gedung FPTK A tidak
memiliki kompartemen atau pelindung dari asap
api yang dapat membahayakan orang-orang
saat sedang evakuasi apabila asap api
menyebar ke seluruh gedung terutama tangga
evakuasi.
15. Akses Jalan Kendaraan
Lebar jalan menuju gedung FPTK memiliki ukuran ±
10 meter. Sehingga telah memenuhi standar jalan
akses pemadam kebakaran. Serta panjang jalan di
depan gedung FPTK memiliki ukuran ± 80 meter,
sehingga telah juga memenuhi standar panjang
jalan untuk pemadam kebakaran.
16. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian gedung FPTK A sudah memiliki sistem pengendalian
kebakaran dengan optimal seperti panjang dan lebar jalan yang sudah memenuhi
kriteria, terdapat APAR pada setiap titik di gedung, alarm kebakaran, tangga
evakuasi, sistem sprinkler, signage, dll. Walaupun begitu masih terdapat beberapa
kekurangan seperti tidak semua ruangan terdapat sistem sprinkler, tidak ada
kompartemen untuk tangga evakuasi maupun lift.