PENGEMBANGAN
SDLC METODE
PROTOTYPE
Nama : Herjuno Risang Mahardika
Nim : 222520061
Kelas : TI A
METODE PROTOTYPE
2
PENGERTIAN
Metode prototype adalah metode yang memungkinkan pengguna
atau user memiliki gambaran awal tentang perangkat lunak yang akan dikembangkan,
serta pengguna dapat melakukan pengujian di awal sebelum perangkat lunak dirilis.
Metode ini bertujuan untuk mengembangkan model menjadi perangkat
lunak yang final. Artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat dan biaya yang
dikeluarkan lebih rendah. Metode prototype ini memiliki tahap-tahap yang harus
dilakukan dalam pengembangan perangkat lunak.
3
TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK
MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPE
Analisa kebutuhan
Pada tahap ini pengembang melakukan identifikasi perangkat lunak dan semua kebutuhan sistem yang akan dibuat.
Etika yang diterapkan:
 Kerahasiaan: Menjaga kerahasiaan data dan informasi yang diidentifikasi selama analisis kebutuhan.
 Integritas: Memastikan bahwa data dan informasi yang diidentifikasi selama analisis kebutuhan tidak
atau dimanfaatkan secara tidak sah.
 Transparansi: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan pemangku kepentingan mengenai hasil
kendala yang mungkin ada.
Membuat prototype
Membuat rancangan sementara yang berfokus pada alur program kepada pengguna.
Etika yang diterapkan:
 Kreativitas: Berinovasi dalam merancang prototipe untuk mencapai konsep yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
 Kerahasiaan: Memahami dan menghormati hak cipta dan kekayaan intelektual dalam pembuatan prototipe.
 Transparansi: Memastikan pemangku kepentingan terlibat dalam proses perancangan prototipe.
4
Evaluasi prototype
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah model prototype sudah sesuai dengan harapan.
Etika yang diterapkan:
 Objektivitas: Melakukan evaluasi prototype dengan kriteria yang obyektif dan memastikan hasilnya tidak dipengaruhi oleh
atau kepentingan tertentu.
 Kerahasiaan: Memastikan bahwa data dan informasi dalam evaluasi tetap rahasia dan tidak disalahgunakan.
 Responsivitas: Merespons dengan cepat terhadap masukan dari pengguna dan pemangku kepentingan.
Mengkodekan system
Jika prototype disetujui maka akan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
Etika yang diterapkan:
 Kualitas Kode: Memastikan bahwa kode yang dihasilkan memenuhi standar kualitas perangkat lunak dan tidak melanggar
cipta atau lisensi.
 Transparansi: Berkomunikasi dengan jelas dan jujur mengenai perkembangan dalam pengkodean sistem.
 Kemampuan Pemrogram: Menggunakan keterampilan pemrograman dengan etika dan integritas.
5
Pengujian system
Setelah perangkat lunak sudah siap, perangkat lunak harus melewati pengujian. Pengujian ini biasanya dilakukan dengan White
Box Testing, Black Box Testing, dan lain-lain.
Etika yang diterapkan:
 Integritas Pengujian: Melakukan pengujian dengan integritas, menghindari pemalsuan hasil dan menyediakan laporan
pengujian yang jujur.
 Privasi Data: Melindungi privasi data yang digunakan dalam pengujian sistem.
 Ketepatan Pengujian: Memastikan bahwa pengujian dilakukan dengan akurat dan mengikuti prosedur yang ditetapkan.
Evaluasi system
Pengguna melakukan evaluasi apakah perangkat lunak sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak. Jika ya, lakukan
tahap selanjutnya. Jika tidak, ulangi tahap mengkodekan sistem dan pengujian sistem.
Etika yang diterapkan:
 Responsivitas terhadap Umpan Balik: Menghargai umpan balik dari pengguna dan pemangku kepentingan, dan
umpan balik ini untuk perbaikan jika diperlukan.
 Integritas Evaluasi: Memastikan bahwa evaluasi sistem dilakukan dengan obyektif dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan
pribadi atau kelompok.
 Transparansi: Berkomunikasi secara jujur mengenai hasil evaluasi dan rencana tindak lanjut.
6
7
Menggunakan system
Perangkat lunak yang telah diuji dan disetujui siap untuk digunakan.
Etika yang diterapkan:
 Kerahasiaan Data: Memastikan bahwa data yang dihasilkan dan digunakan dalam perangkat
lunak tidak disalahgunakan atau dilanggar privasinya.
 Dukungan Pengguna: Memberikan dukungan yang diperlukan kepada pengguna sistem dan
merespons dengan cepat terhadap masalah atau kebutuhan mereka.
 Integritas Sistem: Memastikan bahwa sistem digunakan sesuai dengan yang telah disepakati
dan tidak dimanipulasi secara ilegal.

Pengembangan sdlc dengan metode prototype.pptx

  • 1.
    PENGEMBANGAN SDLC METODE PROTOTYPE Nama :Herjuno Risang Mahardika Nim : 222520061 Kelas : TI A
  • 2.
  • 3.
    PENGERTIAN Metode prototype adalahmetode yang memungkinkan pengguna atau user memiliki gambaran awal tentang perangkat lunak yang akan dikembangkan, serta pengguna dapat melakukan pengujian di awal sebelum perangkat lunak dirilis. Metode ini bertujuan untuk mengembangkan model menjadi perangkat lunak yang final. Artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat dan biaya yang dikeluarkan lebih rendah. Metode prototype ini memiliki tahap-tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan perangkat lunak. 3
  • 4.
    TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN PERANGKATLUNAK MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPE Analisa kebutuhan Pada tahap ini pengembang melakukan identifikasi perangkat lunak dan semua kebutuhan sistem yang akan dibuat. Etika yang diterapkan:  Kerahasiaan: Menjaga kerahasiaan data dan informasi yang diidentifikasi selama analisis kebutuhan.  Integritas: Memastikan bahwa data dan informasi yang diidentifikasi selama analisis kebutuhan tidak atau dimanfaatkan secara tidak sah.  Transparansi: Berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan pemangku kepentingan mengenai hasil kendala yang mungkin ada. Membuat prototype Membuat rancangan sementara yang berfokus pada alur program kepada pengguna. Etika yang diterapkan:  Kreativitas: Berinovasi dalam merancang prototipe untuk mencapai konsep yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.  Kerahasiaan: Memahami dan menghormati hak cipta dan kekayaan intelektual dalam pembuatan prototipe.  Transparansi: Memastikan pemangku kepentingan terlibat dalam proses perancangan prototipe. 4
  • 5.
    Evaluasi prototype Evaluasi dilakukanuntuk mengetahui apakah model prototype sudah sesuai dengan harapan. Etika yang diterapkan:  Objektivitas: Melakukan evaluasi prototype dengan kriteria yang obyektif dan memastikan hasilnya tidak dipengaruhi oleh atau kepentingan tertentu.  Kerahasiaan: Memastikan bahwa data dan informasi dalam evaluasi tetap rahasia dan tidak disalahgunakan.  Responsivitas: Merespons dengan cepat terhadap masukan dari pengguna dan pemangku kepentingan. Mengkodekan system Jika prototype disetujui maka akan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai. Etika yang diterapkan:  Kualitas Kode: Memastikan bahwa kode yang dihasilkan memenuhi standar kualitas perangkat lunak dan tidak melanggar cipta atau lisensi.  Transparansi: Berkomunikasi dengan jelas dan jujur mengenai perkembangan dalam pengkodean sistem.  Kemampuan Pemrogram: Menggunakan keterampilan pemrograman dengan etika dan integritas. 5
  • 6.
    Pengujian system Setelah perangkatlunak sudah siap, perangkat lunak harus melewati pengujian. Pengujian ini biasanya dilakukan dengan White Box Testing, Black Box Testing, dan lain-lain. Etika yang diterapkan:  Integritas Pengujian: Melakukan pengujian dengan integritas, menghindari pemalsuan hasil dan menyediakan laporan pengujian yang jujur.  Privasi Data: Melindungi privasi data yang digunakan dalam pengujian sistem.  Ketepatan Pengujian: Memastikan bahwa pengujian dilakukan dengan akurat dan mengikuti prosedur yang ditetapkan. Evaluasi system Pengguna melakukan evaluasi apakah perangkat lunak sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak. Jika ya, lakukan tahap selanjutnya. Jika tidak, ulangi tahap mengkodekan sistem dan pengujian sistem. Etika yang diterapkan:  Responsivitas terhadap Umpan Balik: Menghargai umpan balik dari pengguna dan pemangku kepentingan, dan umpan balik ini untuk perbaikan jika diperlukan.  Integritas Evaluasi: Memastikan bahwa evaluasi sistem dilakukan dengan obyektif dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau kelompok.  Transparansi: Berkomunikasi secara jujur mengenai hasil evaluasi dan rencana tindak lanjut. 6
  • 7.
    7 Menggunakan system Perangkat lunakyang telah diuji dan disetujui siap untuk digunakan. Etika yang diterapkan:  Kerahasiaan Data: Memastikan bahwa data yang dihasilkan dan digunakan dalam perangkat lunak tidak disalahgunakan atau dilanggar privasinya.  Dukungan Pengguna: Memberikan dukungan yang diperlukan kepada pengguna sistem dan merespons dengan cepat terhadap masalah atau kebutuhan mereka.  Integritas Sistem: Memastikan bahwa sistem digunakan sesuai dengan yang telah disepakati dan tidak dimanipulasi secara ilegal.