Presentasi teknologi untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah dari limbah agroindustri.
Materi disampaikan dalam workshop pupuk organik di Pusat Penelitian Bioteknologid an Bioindustri Indonesia, Bogor.
http://isroi.com
Pemanfaatan Limbah Pertanian (Part 1) oleh Dr. Asep Nugraha ArdiwinataKamilia Nur Asyaro Aida
Dokumen ini membahas tentang penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian, termasuk teknologi pengolahan berbagai limbah padat dan cair dari kegiatan pertanian. Juga dibahas mengenai masalah lingkungan akibat limbah pertanian dan penggunaan pestisida serta solusi untuk menangani limbah tersebut seperti pemanfaatan limbah menjadi pupuk organik dan arang aktif."
Manual ini memberikan panduan mengenai teknik Natural Farming (NF) untuk pengeluaran tanaman secara organik. Ia menerangkan proses penyediaan input seperti Indigenous Microorganism (IMO), kompos, dan baja-baja NF serta cara penggunaannya dalam pengurusan tanah, tanaman, perosak dan penyakit, serta rumpai. Manual ini bertujuan membantu petani dan pegawai pertanian dalam melaksanakan amalan NF.
1) Dokumen menjelaskan proses pembuatan pupuk organik dari limbah ternak yang ramah lingkungan. Limbah ternak dicampur dengan bahan seperti dolomit, sekam, gula, dan bakteri untuk membuat pupuk yang meningkatkan kesuburan tanah.
2) Pupuk organik memiliki manfaat seperti mengurangi penggunaan pupuk kimia, lebih aman untuk lingkungan, dan meningkatkan hasil tanaman.
3) Proses pembuatannya
Presentasi teknologi untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah dari limbah agroindustri.
Materi disampaikan dalam workshop pupuk organik di Pusat Penelitian Bioteknologid an Bioindustri Indonesia, Bogor.
http://isroi.com
Pemanfaatan Limbah Pertanian (Part 1) oleh Dr. Asep Nugraha ArdiwinataKamilia Nur Asyaro Aida
Dokumen ini membahas tentang penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian, termasuk teknologi pengolahan berbagai limbah padat dan cair dari kegiatan pertanian. Juga dibahas mengenai masalah lingkungan akibat limbah pertanian dan penggunaan pestisida serta solusi untuk menangani limbah tersebut seperti pemanfaatan limbah menjadi pupuk organik dan arang aktif."
Manual ini memberikan panduan mengenai teknik Natural Farming (NF) untuk pengeluaran tanaman secara organik. Ia menerangkan proses penyediaan input seperti Indigenous Microorganism (IMO), kompos, dan baja-baja NF serta cara penggunaannya dalam pengurusan tanah, tanaman, perosak dan penyakit, serta rumpai. Manual ini bertujuan membantu petani dan pegawai pertanian dalam melaksanakan amalan NF.
1) Dokumen menjelaskan proses pembuatan pupuk organik dari limbah ternak yang ramah lingkungan. Limbah ternak dicampur dengan bahan seperti dolomit, sekam, gula, dan bakteri untuk membuat pupuk yang meningkatkan kesuburan tanah.
2) Pupuk organik memiliki manfaat seperti mengurangi penggunaan pupuk kimia, lebih aman untuk lingkungan, dan meningkatkan hasil tanaman.
3) Proses pembuatannya
Dokumen ini membahas rencana diseminasi hasil pengkajian model pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Model ini bertujuan mengembangkan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan seluruh limbah pertanian menjadi berbagai produk bernilai tambah. Dokumen ini juga menjelaskan konsep bioindustri, pohon masalah, dan kendala pengembangan model ini serta solusi untuk meningkatkan kualitas dan k
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805Dedet Naswira
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan pertanian ramah lingkungan melalui penggunaan bioteknologi modern dan pupuk hayati K-Bioboost. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian minimal 20% dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia serta mendukung pertanian organik dan pelestarian lingkungan.
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...NurdinUng
Provision of organic fertilizers was done as an alternative to reduce dependence on inorganic fertilizers, even though they were substantive in nature. Apart from being one of the solutions to the scarcity of subsidized fertilizers, it was also an effort to increase agricultural production, as well as protect the plant environment from pollution and maintain soil fertility. The production of organic fertilizers from local agricultural waste has been proven and successfully carried out by farmer groups based on visual criteria that are fine-textured, black in color and smell of soil. Testing of the nutritional content of organic fertilizers has been carried out and the results prove that the minimum technical requirements for solid organic fertilizers have been met, so that larger scale production can be carried out by farmer groups. To follow up on this activity, suggestions that need to be made include: (a) the potential for agricultural waste from sugarcane and oil palm plantations that has not been used in the manufacture of organic fertilizers can be used as raw material, so that it will enrich the nutritional content and the novelty of this organic fertilizer; (b) the need for licensing for the production of organic fertilizer for farmer groups requires assistance from the instant dan associated with these authority dan regulation; and (c) the need for good and attractive packaging, so that it will market-oriented.
Dokumen tersebut membahas tentang isu dan tantangan dalam pertanian konvensional seperti degradasi lingkungan dan keamanan pangan, serta menawarkan pertanian berkelanjutan seperti pertanian sehat dan organik sebagai solusi. Pertanian sehat menggunakan prinsip-prinsip ekologis dan mengurangi penggunaan pupuk buatan, sedangkan pertanian organik menganjurkan peningkatan kesehatan tanah melalui praktik seperti kompos dan
1. Dokumen ini membahas tentang perusahaan pupuk organik Dewi Samudra Sejahtera yang memproduksi pupuk organik berkualitas tinggi dari bahan organik alami untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
2. Pupuk organik ini kaya akan unsur hara dan mikroba yang bermanfaat untuk tanaman serta ramah lingkungan.
3. Perusahaan ini memiliki prospek usaha yang baik karena kebutuhan
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik. Prosesnya meliputi pilah sampah berdasarkan jenisnya, kemudian mengkompost sampah tumbuhan menggunakan mikroorganisme untuk dijadikan pupuk. Pupuk organik yang dihasilkan dapat digunakan sebagai media tanam untuk berkebun dan menanam berbagai jenis tanaman.
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...Purwandaru Widyasunu
Dokumen tersebut membahas manfaat Azolla microphylla dan Lemna polyrhiza untuk pertanian dan lingkungan tropis. Azolla dan Lemna dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, pakan ternak, dan bahan baku biofuel serta mampu menyerap karbon dioksida dan menjaga kualitas lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan hasil-hasil riset tentang penggunaan Azolla dan Lemna sebagai pupuk organik dan pengaruhnya terhadap tanah, pH, dan
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pupuk organik dan Mikro Organisme Lokal (MOL). Ia menjelaskan bahwa pupuk organik lebih baik daripada pupuk anorganik, serta memberikan contoh jenis pupuk organik dan cara membuat MOL dari bahan alami setempat. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat MOL bagi tanah dan tanaman.
Bisnis rencana untuk membangun pondok organik yang akan memproduksi dan memasarkan pupuk organik dan pestisida nabati. Rencana ini mencakup tujuan, analisis pasar dan situasi, rencana kebutuhan bahan dan biaya, rencana pemasaran, dan rencana arus kasnya.
Dokumen tersebut membahas mengenai upaya peningkatan agribisnis kopi nasional di Indonesia, meliputi peningkatan luas areal tanam, produksi, dan produktivitas kopi; pengembangan kopi arabika dan robusta sebagai komoditas unggulan; serta tantangan dan peluang pengembangan kopi, seperti peningkatan mutu, penerapan budidaya berkelanjutan, dan pengembangan klaster agribisnis kopi.
Dokumen ini membahas rencana diseminasi hasil pengkajian model pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Model ini bertujuan mengembangkan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan seluruh limbah pertanian menjadi berbagai produk bernilai tambah. Dokumen ini juga menjelaskan konsep bioindustri, pohon masalah, dan kendala pengembangan model ini serta solusi untuk meningkatkan kualitas dan k
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805Dedet Naswira
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan pertanian ramah lingkungan melalui penggunaan bioteknologi modern dan pupuk hayati K-Bioboost. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian minimal 20% dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia serta mendukung pertanian organik dan pelestarian lingkungan.
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...NurdinUng
Provision of organic fertilizers was done as an alternative to reduce dependence on inorganic fertilizers, even though they were substantive in nature. Apart from being one of the solutions to the scarcity of subsidized fertilizers, it was also an effort to increase agricultural production, as well as protect the plant environment from pollution and maintain soil fertility. The production of organic fertilizers from local agricultural waste has been proven and successfully carried out by farmer groups based on visual criteria that are fine-textured, black in color and smell of soil. Testing of the nutritional content of organic fertilizers has been carried out and the results prove that the minimum technical requirements for solid organic fertilizers have been met, so that larger scale production can be carried out by farmer groups. To follow up on this activity, suggestions that need to be made include: (a) the potential for agricultural waste from sugarcane and oil palm plantations that has not been used in the manufacture of organic fertilizers can be used as raw material, so that it will enrich the nutritional content and the novelty of this organic fertilizer; (b) the need for licensing for the production of organic fertilizer for farmer groups requires assistance from the instant dan associated with these authority dan regulation; and (c) the need for good and attractive packaging, so that it will market-oriented.
Dokumen tersebut membahas tentang isu dan tantangan dalam pertanian konvensional seperti degradasi lingkungan dan keamanan pangan, serta menawarkan pertanian berkelanjutan seperti pertanian sehat dan organik sebagai solusi. Pertanian sehat menggunakan prinsip-prinsip ekologis dan mengurangi penggunaan pupuk buatan, sedangkan pertanian organik menganjurkan peningkatan kesehatan tanah melalui praktik seperti kompos dan
1. Dokumen ini membahas tentang perusahaan pupuk organik Dewi Samudra Sejahtera yang memproduksi pupuk organik berkualitas tinggi dari bahan organik alami untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
2. Pupuk organik ini kaya akan unsur hara dan mikroba yang bermanfaat untuk tanaman serta ramah lingkungan.
3. Perusahaan ini memiliki prospek usaha yang baik karena kebutuhan
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik. Prosesnya meliputi pilah sampah berdasarkan jenisnya, kemudian mengkompost sampah tumbuhan menggunakan mikroorganisme untuk dijadikan pupuk. Pupuk organik yang dihasilkan dapat digunakan sebagai media tanam untuk berkebun dan menanam berbagai jenis tanaman.
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...Purwandaru Widyasunu
Dokumen tersebut membahas manfaat Azolla microphylla dan Lemna polyrhiza untuk pertanian dan lingkungan tropis. Azolla dan Lemna dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, pakan ternak, dan bahan baku biofuel serta mampu menyerap karbon dioksida dan menjaga kualitas lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan hasil-hasil riset tentang penggunaan Azolla dan Lemna sebagai pupuk organik dan pengaruhnya terhadap tanah, pH, dan
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pupuk organik dan Mikro Organisme Lokal (MOL). Ia menjelaskan bahwa pupuk organik lebih baik daripada pupuk anorganik, serta memberikan contoh jenis pupuk organik dan cara membuat MOL dari bahan alami setempat. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat MOL bagi tanah dan tanaman.
Bisnis rencana untuk membangun pondok organik yang akan memproduksi dan memasarkan pupuk organik dan pestisida nabati. Rencana ini mencakup tujuan, analisis pasar dan situasi, rencana kebutuhan bahan dan biaya, rencana pemasaran, dan rencana arus kasnya.
Dokumen tersebut membahas mengenai upaya peningkatan agribisnis kopi nasional di Indonesia, meliputi peningkatan luas areal tanam, produksi, dan produktivitas kopi; pengembangan kopi arabika dan robusta sebagai komoditas unggulan; serta tantangan dan peluang pengembangan kopi, seperti peningkatan mutu, penerapan budidaya berkelanjutan, dan pengembangan klaster agribisnis kopi.
2. FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GAJAH PUTIH
kuliah umum
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH TANGGA UNTUK
MENDUKUNG KEBERLANJUTAN KOPI ARABIKA ORGANIK
Disampaikan pada Kuliah Umum:
SUSTAINABILITY OF COFFEE GAYO
Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Putih, Takengon
Takengon, 21 Juni 2022
Oleh:
Prof. Dr. Ir. Abubakar Karim, MS.
Pusat Riset Kopi dan Kakao Aceh, LPPM dan
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
3. PROFIL KOPI INDONESIA
Kopi Indoensia
1.247.000 ha;
685.000 ton/th
Luas
Areal
Produksi
Kopi Robusta
(927.000 ha (77,25%)
Kopi Arabika
(320.000 ha (22,75%)
Kopi Robusta
(518.000 ton (75,62%)
Kopi Arabika
(167.000 ton (24,38%)
1
• Perkebun Rakyat 96%.
• Perkebunan Besar
Swasta 2%.
• Perkebunan Besar
Negara 2%.
4. Kopi Aceh
(125.668 ha;
68.493 ton/th)
(BPS Aceh, 2020)
Luas Areal
Produksi
Kopi Robusta
(24.063 ha -- 19,15%)
Kopi Arabika
(101.605 ha -- 80,85%)
Kopi Robusta
(11.486 ton -- 16,77%)
Kopi Arabika
(57.007 ton -- 83,23%
%)
Kebun Rakyat
(100%)
2
PROFIL KOPI ACEH
5. Kopi DTG
(101.605 ha;
86.360 ton/th)
(PRKKA, 2021)
Luas Areal
Produksi
Kopi Robusta
(8.544 ha -- 8,41%)
Kopi Arabika
(93.061 ha -- 91,59%)
Kopi Robusta
(5.860 ton -- 6,79%)
Kopi Arabika
(80.500 ton -- 93,21%)
Kebun Rakyat
(100%)
78.158
KK
3
PROFIL KOPI DTG
7. 5
PERMASALAHAN
Peremajaan/Revitaslisasi
Rehabilitasi/Perbaikan Kebun
Intensifikasi/Opt. Perawatan
Penyesuaian Varietas
Riset Varietas (breeding)
Pengolahan Terpadu (Pabrikasi)
PRODUKTIVITAS
RENDAH
CITARASA
TIDAK KONSISTEN
Kopi tua/rusak berat/Terbengkalai
Perawatan tidak Optimal
Habitat/Ketinggian Tempat Berbeda
Pengolahan Petani/Pengumpul
Varietas Variatif/Bukan Unggul
Petani Menjadi Anggota Keperasi
Primer/Sekunder Terpadu
Riset Varietas (breeding),
Pengolahan/fermentasi
Tata Kelola Kebun Kopi Organik
Rantai Pemasaran Panjang
Citarasa Variatif/Bukan Unggul
Harga
Tidak Stabil
Umum Penyebab Program
Adaptasi dan Mitigasi
Perubahan Iklim (climate change)
Kopi rusak sedang/ringan
Permasalahan Umum, Penyebab dan Tawaran Program
Adanya Glyposat Melampaui Ambang
8. Produsen kopi di Aceh
Tengah dan Bener Meriah:
72.000 RT petani (KK):
• Tidak semua organik
• 21 SPO (25.000 RT petani –
34,72%)
• SPO > 5 tahun ikut sistem
fairtrade.
Permintaan pasar (persyaratan
pembangunan dan pengelolaan kebun kopi
organik; dikelola organik, ekonomi hijau) :
• Persyaratan lingkungan.
• Kesejahteraan dan berkeadilan,
• Penggunaan bahan berbahaya.
• Perubahan iklim.
• Pengeloaan limbah.
• Tahun 2020, komisi Eropa mengharuskan
residu herbisida glifosat ≤ 0,01 mg kg-1
(0,01 ppm).
• Berlaku untuk semua produsen,
termasuk produsen konvensional
Fakta Lapangan ?
6
Kopi DTG vs Permintaan
Pasar
9. Fakta Lapangan:
• 5 tahun terakhir, ada pelanggaran persyaratan pembangunan
lingkungan kebun kopi organik sesuai kriteria organik.
• SPO dan anggotanya belum semua mematuhi kriteria tsb.
• Di luar kemampuan individu mematuhinya --- tidak semua petani
sebagai anggota SPO bersertifikat organik dan tidak semuanya
menanam kopi.
• Agrokimia berbahaya digunakan petani untuk mengendalikan
gulma, hama dan penyakit, terutama di tanaman sayuran ---
pestisida, herbisida, dan pupuk anorganik.
• Pengelolaan limbah RT, terutama limbah plastik belum dilakukan
dan belum diedukasi secara baik.
7
10. EUROFIAN COMMISSION
Pertanian organik
memperbolehkan
pemakaian pupuk dan
pestisida maupun zat
aditif/tambahan dan input
lain, tetapi dengan dosis
sangat dibatasi.
USDA
Pertanian organik merupa-
kan penerapan seperangkat
budidaya pertanian yang
mendukung pemulihan
sumberdaya alam dan
memperhatikan kelestarian
lingkungan yang meberikan
keseimbangan ekosistem.
INDONESIA
SNI 6729 (2013), sistem pertain-
an organik melarang pengguna-
an pupuk dan bahan kimia
(pestisida dan herbisida) dalam
budidaya tanaman pangan dan
perkebunan, serta penggunaan
pakan dan hormon sintetik pada
budidaya ternak (BSN, 2013)
8
PERTANIAN ORGANIK
GREEN ECONOMY ?
Definisi:
11. 9
Green Economy:
Ekonomi hijau (green economy): suatu gagasan ekonomi yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, dan
sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.
Ekonomi hijau = perekonomian rendah atau tidak menghasilkan emisi
karbondioksida terhadap lingkungan, hemat sumberdaya alam, berkeadilan
social, dan mensejahterakan petani.
Fase 1: Inisiatif PRK Indonesia telah diadopsi ke dalam RPJMN 2020-2024.
Fase 2: Fase implementasi.
12. Kopi Organik:
Persepsi masyarakat adalah pertanaman
kopi yang dikelola tanpa memberikan
pupuk anorganik, herbisida, insektisida,
dan fungisida, sehingga tanaman kopi
tumbuh kerdil, produktivitas dan mutu
rendah --- kopi konvensional.
Kopi organik adalah kopi yang diproduksi
dengan cara-cara yang ekologis, ekonomis,
berkelanjutan, berkualitas, dan aman dari
bahaya bahan-bahan kimia yang beracun.
10
13. Kopi Organik di DTG:
Dataran Tinggi Gayo (Aceh Tengah) sudah
dideklarasikan sebagai suatu wilayah penghasil
(produsen) kopi organik pada tahun 1995.
Deklarasi ini berawal dari hasil penelitian
(survei) profil kopi Arabika Gayo pada tahun
1992 – 1994, yang dilaksanakan oleh Proyek
Penelitian dan Pengembangan Kopi Aceh (PPPKI
Jember).
Prosiding Gelar Teknologi Kopi Arabika Organik
(Proyek Penelitian dan Pengembagan Teknik
Produksi dan Pasca Panen Kopi Arabika Aceh, Badan
Litbang Pertanian)
11
14. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim:
1. Ditanam klon yang sesuai habitat (ketinggian
tempat) --- G1, G2, G3, P88, Robusta, dll.
2. Kopi harus ada naungan (terbaik Lamtoro
ditanam sebelum penanaman kopi).
3. Kondisi saat ini jarak tanam lebih rapat (2,5 m x
2,5 m; 2,5 m x 2,0 m; 2,0 m x 2,0 m, dan lainnya).
4. Diberikan pupuk organik dengan jumlah cukup
(10 - 12 ton per hektar atau 6 - 8 kg per batang
per tahun).
5. Pupuk organik dapat diperkaya dengan mikro-
organisme, terutama mikoriza dan pelarut P.
6. Gunakan pestisida nabati bila ada hama dan
penyakit.
7. Gulma disiangi dan dibabat (tidak disemprot).
12
15. Penggunaan Pupuk Organik:
Penggunaan pupuk organik sebagai masukan
utama dalam pengelolaan kebun kopi organik.
Pupuk organik diutamakan sumber bahan baku
lokal, seperti kulit kopi, siangan gulma,
pangkasan kopi dan lamtoro penaung, bahan-
bahan lainnya, termasuk limbah rumah tangga
petani dan integrasi ternak besar.
13
16. Sumber Lokal Pupuk Organik di DTG:
1. Kulit kopi (pulp dan husk) (5 : 1) = 5 - 6 ton/ha/tahun
2. Pangkasan lamtoro (1 kali per tahun) = 6 – 8 ton/ha/tahun
3. Hasil siangan gulma (3 – 4 kali per tahun) = 4 – 6 ton/ha/tahun
4. Pupuk (dipelihara 2 ekor/ha) = 8 – 10 t/ha/tahun (isendentil)
5. Sampah rumah tangga (disortir) = 2 – 3 ton/tahun)
Total bahan baku : 18 – 23 ton/tahun (7 – 9 ton/ha/tahun (tidak
cukup, maka dapat diperkaya) (belum termasuk pupuk kandang)
Nomor 1 - 3, dan bahan lainnya (penguat teras) tersedia di lapangan.
Nomor 4 dan 5, perlu dihitung dan proses lanjut sebelum digunakan.
14
17. Metode Pemberian Bahan Organik:
1. Dimasukan ke dalam lubang tanaman sebelum tanaman kopi di
tanam.
2. Ditebar/ditabur di sekeliling batang kopi (setiap batang),
sesuaikan distribusi horizontal akar kopi.
3. Dimasukan ke dalam rorak (untuk tanaman kopi yang sudah
ditanam (setiap batang), disesuaikan distribusi vertical akar kopi.
4. Dimasukan ke dalam biopori (156 – 220 lubang biopori/ha).
Bahan organik juga berfungsi untuk menyimpan air.
15
18. 16
Rantai Nilai Kopi
Produsen yang
mengelola
kebun hingga
menghasilkan
biji kopi
Petani
Pelaku usaha yang
membeli dan meng-
ekspor biji kopi dan
produk intermidiet-
nya ke luar negeri
Pedagang/
Eksportir Industri pengolah
yang memproses
biji kopi menjadi
produk intermediet
Prosesor
Pelaku usaha
yang mengolah
biji kopi menjadi
produk akhir
Perusahaan/
Kedai
PROSPEK PEMASARAN KOPI ORGANIK
19. 17
Pasar Kopi
● Perlu mengikuti kecenderungan permintaan pasar
- Pasar kopi --- pasar komersial atau pasar khusus.
● Perlu mengikuti kecenderungan (trend) gaya konsumen.
Mutu kurang diperhatikan
Volume/kuantitas skala besar
Harga berfluktuasi
Mutu sangat diperhatikan
Volume/kuantitas skala kecil
Harga lebih tinggi
20. 18
Prospek Pasar Kopi Organik
Perubahan Gaya Hidup
Pergeseran Pola Konsumen
Harga berfluktuasi
PELUANG BISNIS?
Trend Gaya Hidup
Back to Nature
Program go Organic
21. 19
Tuntutan Konsumen Kopi
Keamanan Pangan
1. Bahaya mikrobiologis:
Serangga, jamur, bakteri,
parasite, dll.
2. Bahaya kimia: toksit tipe A,
pencemaran pestisida,
herbisida, logam berat, dll.
3. Bahaya fisik: benda asing,
kotoran, kerusakan fisik, dll.
Persyaratan Standar Mutu
1. SNI dan standar mutu
lainnya
2. Persyaratan lain sesuai
perjanjian antara penjual
dan pembeli.
Kelestarian Lingkungan
1. Sertifikasi
2. Indikasi geografis
22. 20
Pemasok Kopi Organik
Wilayah Negara Produsen (Geovannucci, 2009)
1. Amerika Tengah dan Utara Costa Rica, Elsavador, Guatemala, Honduras,
Mexiko, Nicaragua, Panama, dan US (Hawaii)
2. Amerika Selatan dan Karibia Brazil, Cuba, Tobago, Ecuador, Columbia, Venezuela,
Haiti, Republik Dominica, Bolivia, dan Trinidad.
3. Afrika Burundi, Cameron, Ethopia, Ghana, Madagaskar,
Malawi, Rwanda, Togo, Tanzania, Uganda, Tanzania.
4. Asia China, Timor Leste, India, Indonesia, Laos,
Srilangka, Nepal, Phillipina, Thailand, Vietnam.
24. 22
Penelitian
(survei) di
17 kecamatan
Aceh Tengah
11 kecamatan
- Linge
- Atu Lintang
- Pegasing
- Lut Tawar
- Bintang
- Kebayakan
- Bebesen
- Bies
- Kute Panang
- Silih Nara
- Rusip Antara
Bener Meriah
6 kecamatan
- Pintu Rime
- Gajah Putih
- Bukit
- Bandar
- Mesidah
- Bener Kelifah
25. Tahapan
1. Ditetapkan 17 kecamatan sentra kebun kopi petani target --- didasarkan
ketinggian tempat (rendah, sedang, dan tinggi seriap kabupaten).
2. Ditetapkan 1 - 4 desa setiap kecamatan --- didasarkan ketinggian
tempat (rendah, sedang, tinggi setiap kecamatan).
3. Ditetapkan 1 - 4 RT petani kopi Arabika --- didasarkan ketinggian tempat
(rendah, sedang, dan tinggi, setiap desan).
4. Petani anggota SPO organik (fairtrade) --- didasarkan SPO.
5. Para pihak yang diperkirakan dapat memberikan informasi terkait
pengelolaan sampah RT (Dinas, PPL, dll).
6. RT petani yang terpilih sebanyak 199 RT petani, terdiri dari 165 RT
petani non anggota koperasi organik dan 34 RT petani anggota koperasi
organik.
23
27. 25
Wawancara selain Petani:
● Untuk mendapat informasi lebih detil, faktor pendorong maupun
penghambat pengelolaan sampah, di samping menggunakan
kuesioner, juga dilakukan wawancara dengan birokrasi dan
berbagai elemen pemerintah dan masyarakat.
● Untuk memahami dan menelusuri terkait regulasi di daerah
terkait penggunaan pengelolaan sampah, maka dilakukan
wawancara dengan elemen pemerintah dan masyarakat;
Pemerintah Daerah, PPL dan ICS, Koperasi dan eskportir,
Asosiasi kopi, dan pemerhati kopi.
29. 4.04
52.26
39.65
4.05
< 2 2 - 3 4 - 5 > 6
Jumlah Tanggungan Responden
(%)
67.86
21.88
4.02 1.79 4.45
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak Berat Tua/tidak
Produktif
Kondisi Kebun (%)
• Kepemilikan lahan kebun kopi; 98,56% lahan milik sendiri, dan 1,44%
petani penggarap/bagi hasil.
• Rata-rata luas kepemilikan lahan adalah 1,30 - 1,60 ha per RT petani.
27
Profil
Petani
Responden
30. a. Tersedia di kebun kopi (kulit kopi --- pulp, husk, hasil siangan
gulma, hasil pangkasan kopi, hasil pangkasan naungan, dan
beberapa petani kopi ada memelihara ternak.
b. Mudah dibuat, sortir, ditumpuk dan dibiarkan terdekomposisi
sebagai pupuk.
c. Mengurangi pencemaran lingkungan.
d. Aplikasi di kebun dengan dosis tidak perlu khusus.
Faktor pendorong para petani menggunakan bahan
organik, terutama bahan baku sumber lokal adalah:
28
31. Menurut petani responden pengelolaan kebun kopi secara organik dapat
dilakukan secara baik dengan cara:
a. Menanam klon kopi tahan serangan hama dan penyakit, habitat yang
sesuai, mengatur jarak tanam, dan naungan dikelola dengan benar.
b. Sampah kebun dikembalikan ke dalam kebun kopi. Kulit kopi, pangkasan
lamtoro dan kopi, pangkasan Vetiver, siangan gulma (1 : 1 : 3 : 1), total 8
ton/ha/tahun (Karim, et al. 1999).
c. Pemberian pupuk organik sumber lokal sebanyak 12 ton/ha/tahun dapat
meningkatkan produksi kopi sebesar 30-45% (Karim, et al., 2021), pupuk
organik ini dapat diperkaya dengan mikroorganisme pelarut P (Hifnalisa,
et al., 2018).
d. Sampah RT disortir, diolah, dikomposkan dan gunakan sebagai pupuk
kebun kopi.
Pendekatan Alternatif Biologis oleh Petani
dan Potensinya Replikasi
29
32. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
a. Secara umum sampah rumah tangga di pedesaan belum dikelola
oleh Pemerintah Daerah, kecuali di kota kabupaten dan kota
kecamatan.
b. Pemerintah terbatas sarana prasarana dan tenaga.
c. Belum mengeluarkan kebijakan dengan peraturan pengelolaan
sampah anorganik.
d. Sampah rumah tangga telah mulai dikelola oleh masyarakat
secara mandiri. Masyarakat berharap Pemerintah Daerah hadir
membantu masyarakat mengelola sampah rumah tangga:
(i) sekitar 78% RT petani mengharapkan sosialisasi teknis
pengelolaan sampah di desa-desa.
(ii) sekitar 25-30% RT petani mengharapkan bantuan Pemerintah
Daerah mengelola sampah RT tersebut.
30
39. a. Masyarakat/petani telah mengelola
sampah secara sederhana.
b. Perlu regulasi lokal untuk memantapkan
pengelolaan sampah rumah tangga.
c. Petani perlu diarahkan, diedukasi, dan
dibina secara berkelanjutan.
d. Di tingkat Pemerintah Daerah perlu
menerbitkan regulasi pengelolaan
sampah rumah tangga.
e. Pemerintah Daerah perlu menyediakan
fasilitas sortasi dan pengolahan sampah.
63.33
23.62
11.06
Belum Ada Ada Tidak Tau
Regulasi Pengelolaan
Sampah RT (%)
37
Tantangan dan Peluang Pengelolaan Sampah
di Tingkat Rumah Tangga Petani dan
Pemerintah Daerah di Daerah
40. Tinjauan Peraturan Daerah
Hasil penelusuran, peneliti menemukan regulasi umum dalam bentuk
draft, yaitu:
1. Rancangan Peraturan Gubernur Aceh tentang Perlindungan dan
Tata Kelola Kopi Arabika Gayo sebagai Kopi Spesialti (diinisiasi
oleh MPKG, sejak tahun 2020).
2. Rancangan Qanun Kabupaten Bener Meriah tentang Perlindungan
Kopi Gayo (diinisiasi oleh DPRK Bener Meriah, tahun 2021).
3. Rancangan Qanun Kabupaten Bener Meriah tentang
Penyelenggaraan Pertanian Organik (diinisiasi oleh kelompok
masyarakat Bener Meriah, sejak tahun 2020)
38