SlideShare a Scribd company logo
“ANCAMAN SAMPAH TERHADAP
   DEFORESTASI MANGROVE DAN KRISIS
  SUMBER DAYA LAUT PULAU SERANGAN”




                                                                                           1




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
ABSTRAK:



          SAMPAH                        MANGROVE                            SDL




          Sampah merupakan masalah pelik yang tengah diperbincangkan dan
   gencar diatasi oleh pemerintah maupun masyarakat yang peduli dengan
   lingkungan. Hal ini diakibatkan oleh dampak yang sangat besar dan signifikan
   terhadap kehidupan manusia yang akan terlihat setelah kesalahan dalam
   bagaimana menangani sampah tersebut.

          TPA Suwung di Denpasar merupakan TKP yang menjadi objek
   penanganan sampah di kota Denpasar, yang sebelumnya merupakan kawasan
   Hutan Mangrove yang begitu subur. Pengalihan lahan ini mengakibatkan krisis
   sumber daya laut yang menjadi Tumpuan Hidup nelayan di Pulau Serangan.
   Bagaimanakah menyelesaikan polemik ini? Dan apa yang sebenarnya terjadi dan
   solusi yang telah dilakukan pemerintah dapat kita simak dari studi kasus ini.




                                                                                           2




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
BAB I

                                 PENDAHULUAN



   1.1 Latar Belakang dan Konteks Penelitian
          Konteks penelitian dan observasi ini mengenai kemungkinan adanya
   pencemaran lingkungan baik itu pencemaran tanah, air maupun udara yang sesuai
   dengan mata kuliah yang dikaji yakni Ilmu Pengetahuan Lingkungan.

          Alasan kami mengambil judul “ANCAMAN SAMPAH TERHADAP
   DEFORESTASI MANGROVE DAN KRISIS SUMBER DAYA LAUT PULAU
   SERANGAN” agar sesuai dengan konsep pencemaran dan mencari apakah ada
   dampaknya terhadap lingkungan maupun kehidupan social. Kami sengaja memilih
   fokus kerusakan hutan sebagai judul dalam tugas akhir ini dengan berbagai
   pertimbangan. Pertama, kami mengkaji secara khusus dan mendetail mengenai
   lingkungan yang paling dekat dengan kehidupan di sekeliling kita. Kedua, kami
   sebagai warga merasa ingin tahu untuk memahami dan mencari solusi terbaik dari
   masalah yang bertahun-tahun menjadi perbincangan di media massa. Dan, Ketiga,
   dengan membaca tulisan ini, mudah-mudahan kita semua akan sadar bahwa
   lingkungan yang paling dekat dengan kita saat ini sesungguhnya sudah kondisi
   yang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, setelah menentukan judul, kami
   terjun langsung untuk menelitidan mendata mengenai kondisi yang sebenarnya
   pada 3 lokasi di pesisir Bali Selatan. Antara lain, TPA (Tempat Pembuangan
   Akhir) Suwung Denpasar, Desa Pulau Serangan dan wilayah konservasi alam “
   MIC ” yang singkatan dari “ Mangrove Information Centre “ untuk memperoleh
   keakuratan data secara objektif.



                                                                                           3




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
1.2 Fokus Kajian
          Kami mengambil fokus kajian kali ini khusus di bidang pencemaran
   lingkungan darat, pesisir dan lautan. Artinya jika benar adanya pencemaran di
   ligkungan darat , bagaimanakah hubungan dan dampaknya terhadap keadaan
   lingkungan pesisir dan lautan, khususnya di daerah Denpasar Selatan.


   1.3 Tujuan Penelitian

          Mengetahui metodologi dan jalannya penelitian dan observasi langsung.
          Menemukan adanya gejala gejala pencemaran.
          Menyimpulkan gejala hubungan antara ketiga variable atau obyek obyek
          yang menjadi lokasi observasi tersebut.
          Mencari solusi dari kemungkinan pencemaran yang mungkin ditimbulkan.



   1.4 Rumusan Masalah

          Bagaimana metodologi dan jalannya penelitian dan observasi langsung
          yang dilaksanakan?
          Apakah ada gejala gejala pencemaran di setiap lokasi penelitian?
          Adakah gejala hubungan antara ketiga variable atau obyek obyek yang
          menjadi lokasi observasi tersebut?
          Apa    solusi pemecahan dari kemungkinan pencemaran yang mungkin
          ditimbulkan?




                                                                                           4




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
BAB II

           PERSPEKTIF TEORETIK DAN KAJIAN PUSTAKA



   2.1 Tentang Sampah

           Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
   berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut
   derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
   sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
   proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
   didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-
   jenisnya. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 12.38, 13 Desember
   2011)

   2.1.1 Penggolongan sampah

           Secara garis besar sampah dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

       a. Sampah organik atau basah, jenis sampah ini merupakan sampah yang
          dapat mengalami pembusukan secara alami.
       b. Sampah anorganik atau kering, jenis sampah yang tidak dapat
          mengalami pembusukan secara alami.
       c. Sampah berbahaya, sampah yang secara langsung maupun tidak
          langsung membahayakan manusia maupun hewan seperti batterai, botol
          racun nyamuk, jarum suntik bekas dan lain-lain.


   2.1.2 Permasalahan Sampah

           Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan

   lingkungan akan dapat mengakibatkan:

       a. Tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus.                            5
       b. Menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara.
       c. Menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan
          kesehatan.


Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
2.1.3 Tata cara pemusnahan sampah

          Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan atau biasa
   dilakukan adalah sebagai berikut:

   a. Penumpukan / Open Dumping. Dengan metode ini, sebenarnya sampah
   tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan
   organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan
   resiko karena berjangkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran,
   terutama bau, kotoran dan sumber penyakit.

   b. Pengkomposan. Cara pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat
   menghasiikan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi. Teknologi komposting yang
   menghasilkan kompos untuk digunakan sebagai pupuk maupun penguat struktur
   tanah.

   c.   Pembakaran.Metode ini dapat dilakukan hanya pada sampah yang dapat
   dibakar habis. Teknologi pembakaran (Incinerator),dengan cara ini dihasilkan
   produk samping berupa logam bekas (skrap) dan uap yang dapat dikonversikan
   menjadi energi listrik.

   d.    Sanitary landfill. Metode ini hampir sama dengan penumpukan, tetapi
   cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun hal ini
   memerlukan areal khusus yang sangat luas. Secara umum Sanitary Landfill terdiri
   atas elemen sebagai berikut :


          Lining System, berguna untuk mencegah atau mengurangi kebocoran
          leachate ke dalam tanah yang akhirnya bisa mencemari air tanah.Biasanya
          lining system terbuat dari compacted clay, geomembran atau campurn
          tanah dengan bentonite.
          Leachate Collection System dibuat di atas lining system dan berguna
          untuk mengumpulkan leachate dan memompa keluar sebelum leachate
          menggenang di lining system yang akhirnya akan menyerap ke dalam
          tanah. Leachate yang dipompa keluar melalui sumur yang disebut leachate
          Extraction system yang biasanya dikirim ke wastewater untuk diproses             6
          sebelum pembuangan akhir.




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
Cover atau Cau system, berguna untuk menguranggi cairan akibat hujan
          yang masuk ke dalam landfill. Dengan berkurangnya cairan yang masuk
          akan mengurangi leachate.
          Gas Ventilation System berguna unntuk mengendalikan aliran dan
          konsentrasi di dalam landfill, dengan demikian mengurangi resiko gas
          mengalir di dalam tanah tanpa terkendali yang akhirnya dapat
          menimbulkan peledakan.
          Monitoring System, bisa dibuat di dalam atau di luar landfill sebagai
          peringatan dini kalau terjadi kebocoran atau bahaya kontaminasi di
          lingkungan sekitar.

   e.    Controlled Landfill System ( Sistem timbun terkendali ) merupakan
   peralihan antara open dumping dengan Sanitary Landfill dimana sampah dari TPS
   di buang ke TPA dan pada suatu waktu ditimbun dengan tanah.

   f. Teknologi daur ulang. Pada umumnya barang-barang yang dapat didaur
   ulang adalah bahan anorganik seperti plastik, kertas, kaca, karet, dan logam.
   Umumnya setelah diolah barang-barang tersebut dapat menghasilkan sampah
   potensial, yang bentuknya tidak jauh berbeda dari bentuk asalnya.

   Sumber : (Daniel, T. S., Hasan, P. dan Vonny, S. 1985. Tekhnologi
   Pemanfaatan Sampah Kota dan Peran Pemulung Sampah : Suatu Pendekatan
   Konseptual.)




                                                                                           7




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
2.2 Tentang Hutan Mangrove

   Sumber : (Data mengenai mangrove ini kami dapat dari kunjungan ke
   Mangrove Information Center Denpasar pada hari Rabu, 22 Desember 2011)


   2.2.1 Pengertian Mangrove

          Kata “mangrove” berkaitan sebagai tumbuhan tropis yang komunitas
   tumbuhnya didaerah pasang surut dan sepanjang garis pantai (seperti : tepi pantai,
   muara laguna (danau pinggir laut) dan tepi sungai) yang dipengaruhi kondisi
   pasang surut air laut. Menurut FAO (1952) definisi mangrove adalah pohon dan
   semak-semak yang tumbuh dibawah ketinggian air pasang tertinggi. Mangrove
   merupakan varietas yang besar dari famili tumbuhan, yang beradaptasi pada
   lingkungan tetentu. Tomlinson (1986) mengklasifikasikan jenis mangrove
   menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : Kelompok Mayor, Kelompok Minor,
   Kelompok Asosiasi Mangrove.




   2.2.2 Habitat Mangrove
          Sebagian pohon mangrove dijumpai disepanjang pantai terlindung yang
   berlumpur, bebas dari angin yang kencang dan arus (misalnya di mulut muara
   sungai besar). Mangrove juga dapat tumbuh diatas pantai berpasir dan berkarang,
   terumbu karang dan dipulau-pulau kecil. Sementara itu air payau bukanlah hal
   pokok untuk pertumbuhan mangrove, mereka juga dapat tumbuh dengan subur
   jika terdapat persediaan endapan yang baik dan pada air tawar yang berlimpah.

          Hutan mangrove dapat tersebar luas dan tumbuh rapat pada mulut sungai
   besar di daerah tropis, tetapi di daerah pesisir pantai pegunungan, hutan mangrove
   tumbuh di sepanjang garis pantai yang terbatas dan sempit. Perluasan hutan
   mangrove banyak dipengaruhi oleh topografi daerah pedalaman.                            8

          Ada hubungan yang erat antara kondisi air dengan vegetasi hutan
   mangrove. Di beberapa tempat, mangrove menunjukkan tingkatan zonasi yang


Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
nyata yang cenderung berubah dari tepi air menuju daratan. Penyebaran jenis
   mangrove tersebutberkaitan dengan salinitas, tipe pasang surut dan frekwensi
   penggenanggan. Namun kadang- kadang tergantung undulasi / tinggi rendahnya
   lantai hutan atau anak sungai di dalam area yang skemanya khusus
   menggambarkan keadaan umum dari daratan pasang surut seperti yang terdapat di
   Bali dan Lombok.




   2.2.3 Luas dan Penyebaran Mangrove
          Penyebaran beberapa spesies mangrove terdapat disekitar ekuator antara
   320 LU dan 380 LS, pada iklim A, semakin sedikit dan pohonnya semakin kecil.
   Lokasi mangrove paling utara adalah di bagian tenggara pulau Khusyu, Jepang,
   dimana hanya ditemukan satu spesies saja (Kandelia candel), sedangkan lokasi
   paling selatan adalah bagian utara Selandia Baru dimana hanya teridentifikasi satu
   spesies yaitu Avecenia marina.

          Menurut Chapman (1975) penyebaran mangrove dibagi menjadi 2
   kelompok yaitu :

       1). The old world mangrove, yang meliputi Afrika Timur, Laut Merah, India,
       Asia Tenggara, Jepang, Filipina, Australia, Selandia Baru, Kepulauan Pasifik
       dan Samoa.

       2). The new world mangrove, yang meliputi pantai pantai Atlantik dan Afrika
       dan Amerika, Meksiko dan Pasifik Amerika dan Kepulauan Galapagos.

          Menurut ISME (1997) berdasarkan citra landsat luas mangrove didunia
   sekitar 18,1 juta ha. Perkiraan luas mangrove sangat beragam. FAO (1994)
   menyatakan bahwa luas hutan mangrove diseluruh dunia sekitar 16,5 juta ha yang
   tersebar di Asia (7,44 juta ha). Khusus di Indonesia yang merupakan Negara
   tropis berbentuk kepulauan dengan garis pantai lebih dari 81.000 km, hutan              9

   mangrovenya seluas 4,25 juta ha (FAO/UNDP, 1982).




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
Di Indonesia diperkirakan terdapat 202 jenis tumbuhan mangrove,
   meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis harba tanah, 44
   jenis epifit dan 1 jenis paku yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mangrove
   sejati (true mangrove) dan mangrove ikutan (associate). (M. Khazali, dkk. 1999)




   2.2.4 Karakteristik Morfologi Mangrove

          Karakteristik morfologi yang menarik dari spesies mangrove terlihat pada
   setiap perakaran dan buahnya, yang merupakan bentuk adaptasi terhadap
   lingkungan tempat tumbuhnya.

   a. Sistem Akar

          Tanah pada habitat mangrove adalah anaerob (hampa udara) bila berada
   dibawah air. Beberapa species memiliki system perakaran khusus yang disebut
   akar udara yang cocok untuk kondisi tanah yang anaerob. Ada beberapa tipe
   perakaran udara yaitu : akar pasak, akar tunjang, akar lutut, dan akar papan
   (banir). Akar udara mampu berfungsi untuk pertukaran gas dan menyimpan udara
   untuk pernafasan selama penggenangan.

   b. Buah / Bibit

          Semua species mangrove memproduksi buah yang biasanya disebarkan
   melalui air. Ada beberapa macam bentuk buah, seperti bentuk silinder, bulat,
   berbentuk kacang dan normal

      Benih Vivivar

          Umumnya terdapat pada famili Rhizophoraceae (Rhizopora, Bruguiera,
   Ceriops dan Kandelia). Vivivar adalah perkecambangan dimana embrio keluar
   dari pericap dan tumbuh diantara pohon yang terkadang berlangsung lama pada
                                                                                          10
   pohon induknya.

      Benih Kriptovivivar


Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
Avicennia (seperti buah kacang), Aegiceras (seperti silinder) dan Nypa
   buahnya berbentuk Kryptoviviparous dimana buah berkecambah tetapi diliputi
   oleh selaput buah (kulit buah) sebelum sitinggalkan dari pohon induknya atau
   tidak mencukupi untuk keluar dari pericarp.

      Benih Normal

          Ditemukan pada spesies Sonneratia dan Xylocarpus buahnya berbentuk
   bulat seperti bola dengan benih normal. Spesies lain kebanyakan buah berbentuk
   kapsul, sebagai benih normal. Buah tersebut mengalami proses dimana mereka
   memecah diri dan menyebarkan benihnya pada saat mencapai air.




   2.2.5 Pertumbuhan Mangrove

          Komponen mayor dan minor spesies mangrove tumbuh dengan baik tanpa
   dipengaruhi oleh kadar garam air. Namun jika air terlalu asin maka pohon
   mangrove tidak dapat tumbuh terlalu tinggi. Hal yang harus diperhatikan bahwa
   spesies mangrove dapat tumbuh lebih cepat pada air tawar daripada air yang
   mengandung garam (asin).

          Melalui kelenjar garamnya, beberapa spesies mangrove menghasilkan
   sistem yang memungkinkan mereka untuk tumbuh pada kondisi berkadar garam
   tinggi. Avicennia, Aegiceras, Acanthus dan Aegalitis dapat mengontrol
   keseimbangan garam dengan mengeluarkan garam dari kelenjar tersebut
   (Tomlinson, 1986). Sebagian kelenjar garam terdapat dipermukaan daun yang
   tampak berkristal dan mudah diamati.

          Spesies lain seperti Rhizopora, Brugueria, Ceriops, Sonneratia dan
   Lumnitzera dapat mengontrol keseimbangan garam dengan cara lain seperti
   dengan menggugurkan daun tua yang mengandung garam yang terakumulasi, atau
                                                                                          11
   dengan melakukan tekanan osmotic akar.




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
Struktur, fungsi ekosistem, komposisi dan distribusi spesies dan pola
   pertumbuhan organisme mangrove sangat tergantung pada factor-faktor
   lingkungan diantaranya : Fisiografi pantai, iklim, pasang surut, gelombang/arus,
   salinitas oksigen terlarut, tanah, nutrient dan proteksi.

   2.2.6 Fungsi Mangrove

   a). Fungsi Fisik

          Secara fisik mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dan tebing
   sungai dari erosi/abrasi, mempercepat sedimentasi, mengendalikan intrusi air laut,
   dan melindungi daerah belakang mangrove dari gelombang tinggi dan angin
   kencang.

   b). Fungsi Biologis

          Dilihat dari aspek biologis, mangrove meru akan tempat yang ideal bagi
   ikan, udang, dan biota laut lainnya untuk mencari makan, memijah dan
   berkembang biak dan hutan mangrove juga sebagai tempat bersarangnya burung-
   burung laut.

   c). Fungsi Ekonomi

          Fungsi ekonomi dari hutan mangrove dapat dilihat dari segi pemanfaatan
   kayu dan non kayu. Kayu mangrove dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan
   bangunan dan penghasil pulp dan rang dengan kualitas tinggi.




   2.2.7 Manfaat Mangrove

   a). Pemanfaatan Fauna Mangrove

          Beberapa jenis ikan, udang dan kepiting banyak dibudidayakan di tambak,
                                                                                          12
   diantaranya ikan Bandeng (Chanos chanos), Belanak (Mugil Chepalus), kepiting
   bakau (Scylaa serrata) dan tiram bakau (Crassastrea cucullata).



Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
b). Pemanfaatan Hasil Hutan Mangrove

          bahan baku bangunan, kontruksi, perahu
          kayu bakar dan arang (Rhizophora, Brugueria)
          bahan baku kertas
          beberapa jenis mangrove dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan, gula,
          makanan dan bahan racun ikan yang ramah lingkungan
          kulit batang pada Ceriop tagal baik sekali untuk mewarnai dan pengawet
          jala ikan
          Brugueria sp, juga dapat menjadi tempat yang ideal untuk sarang lebah
          (lebah madu)
          Kawasan mangrove juga sangat cocok sebagai tempat budidaya rumput
          laut




   c). Pemanfaatan lain

          Kondisi vegetasi mangrove yang khas dan unik akan sangat mungkin
   dikembangkan sebagai obyek wisata (eko-wisata), tempat penelitian dan
   pendidikan lingkungan bagi siswa sekolah.




                                                                                          13




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
2.3 Tentang Pulau Serangan

          Secara geografis, Pulau Serangan terletak di Kecamatan Denpasar Selatan,
   Kotamadya Denpasar, Propinsi Bali. Luasnya Pulau Serangan asli merupakan
   111,9 ha yang dulu terdiri dari 6,456 ha lahan pemukiman, 85 ha tegalan dan
   perkebunan, dan 19 ha rawa atau hutan.
   Desa Serangan terdiri dari enam banjar, yaitu Banjar Ponjok, Kaja, Tengah,
   Kawan, Peken, dan Dukuh, dan Kampung Bugis.


          Jumlah jiwa di Pulau Serangan mencapai 752 Kepala Keluarga (KK)
   dengan jumlah jiwa 3253 orang. 85% penduduk bekerja sebagai nelayan pesisir
   (yang mencari hasil laut di dataran pasang surut atau memakai perahu tradisional
   tanpa mesin), dan yang lainnya merupakan karyawan. Dengan demikian,
   penduduk Serangan mempunyai identitas sebagai orang pesisir, yang tidak biasa
   di Bali yang mana kebanyakan orang Bali berorientasi terhadap tanah. Desa
   Serangan terdiri dari penduduk Hindu dan Muslim. Orang Muslim ini sudah
   tinggal di Pulau Serangan berabad-abad, kebanyakannya adalah keturunan orang
   Bugis dari Sulawesi Selatan yang datang ke pulau Bali pada abad ke-17.
   Sumber : (Monografi Kelurahan Serangan, 1994)




                                                                                          14




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
BAB III

                             METODE PENELITIAN

   3.1 Pendekatan dan alasan penggunaannya :

          Memilih pendekatan tertentu dalam kegiatan penelitian harus disadari
   bahwa ia memiliki konsekuensi tersendiri sebagai sebuah proses yang harus
   diikuti secara konsisten dari awal hingga akhir agar memperoleh hasil yang
   maksimal dan bernilai ilmiah sesuai dengan kapasitas, daya jangkau dan maksud
   dari pendekatan tersebut. Seperti dikatakan Vernon van Dyke (1960), sebuah
   pendekatan mengisyaratkan sejumlah kriteria untuk menyeleksi data yang
   dianggap relevan. Dengan kata lain, sebuah pendekatan mencakup di dalamnya
   standar dan cara kerja atau prosedur tertentu dalam proses penelitian, termasuk
   misalnya memilih dan merumuskan masalah, menjaring data, serta menentukan
   unit analisis yang akan diteliti dan lain sebagainya.

          Dalam     khazanah     metodologi,    sebuah     pendekatan   diakui   selain
   mengandung sejumlah keunggulan, juga memiliki beberapa kelemahan tertentu.
   Hal ini adalah sesuatu yang wajar dan universal adanya. Karena itu memang harus
   disadari sejak awal. Meskipun demikian, tidak berarti sebuah pendekatan menjadi
   tidak sah atau tidak penting untuk digunakan. Sebab, persoalannya lebih terletak
   pada bagaimana menggunakan dan menempatkan sebuah pendekatan (dengan
   keunggulan dan kelemahan yang melekat padanya) dalam suatu studi dengan
   masalah yang relevan ditelaah menurut logika pendekatan tersebut. Dalam
   konteks ini, peneliti diharapkan bersikap cermat memilih sebuah pendekatan agar
   benar-benar sesuai dengan masalah yang diangkat atau diajukan serta tujuan yang
   hendak dicapai dalam kegiatan penelitian yang dilakukan.

          Pendekatan kualitatif (qualitativ research) dalam penelitian sosial adalah
   salah satu pendekatan utama yang pada dasarnya adalah sebuah label atau nama           15
   yang bersifat umum saja dari sebuah rumpun besar metodologi penelitian. Tetapi
   aspek-aspek yang bersifat kemetodean, dalam arti yang dapat dipraktikkan dalam



Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
kegiatan penelitian kualitatif, terdapat berbagai variasi atau jenis-jenis metode.
   Jenis-jenis tersebut, yang utama misalnya: metode atau studi etnografi, studi
   grounded, studi life history, observasi partisipan, dan studi kasus. Masing-masing
   jenis studi itu memiliki karakeristik kemetodean dan teknik-teknik spesifik
   tersendiri dalam mendekati dan menelaah sebuah fenomena sosial. Tulisan ini
   serta seluruh pembahasan di dalamnya, bermaksud dan hanya ingin menyajikan
   secara singkat hakikat dari apa yang disebut studi kasus (case study) dalam
   konteks pendekatan atau penelitian kualitatif. (i) (ii)

          Kedua, studi kasus observasi. Yang lebih ditekankan di sini adalah
   kemampuan seorang peneliti menggunakan teknik observasi dalam kegiatan
   penelitian. Dengan teknik observasi partisipan diharapkan dapat dijaring
   keterangan-keterangan empiris yang detail dan aktual dari unit analisis penelitian,
   apakah itu menyangkut kehidupan individu maupun unit-unit sosial tertentu dalam
   masyarakat. (iii)

          Sebagai sebuah metode, studi kasus memiliki keunikan atau keunggulan
   tersendiri dalam kancah penelitian sosial. Secara umum studi kasus memberikan
   akses atau peluang yang luas kepada peneliti untuk menelaah secara mendalam,
   detail, intensif dan menyeluruh terhadap unti sosial yang diteliti. Itulah kekuatan
   utama sebagai karakteristik dasar dari studi kasus. Secara lebih rinci studi kasus
   mengisyaratkan keunggulan-keunggulan berikut:

       1. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan
          antar-variabel serta proses-proses yang memerluka penjelasan dan
          pemahaman yang lebih luas;
       2. Studi kasus memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan
          mengenai konsep-konsep dasar prilaku manusia. Melalui penyelidikan
          intensif peneliti dapat menemukan karakteristik dan hubungan-hubungan
          yang (mungkin) tidak diharapkan/diduga sebelumnya;
                                                                                          16
       3. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat
          berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi



Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam rangka
            pengembangan ilmu-ilmu sosial.


            Di samping tiga keunggulan di atas, studi kasus dapat memiliki
   keunggulan spesifik lainnya, seperti dilansir oleh Black dan Champion (1992),
   yakni:
       1. bersifat luwes berkenaan dengan metode pengumpulan data yang
            digunakan.
       2. keluwesan studi kasus menjangkau dimensi yang sesungguhnya dari topik
            yang diselidiki.
       3. dapat dilaksanakan secara praktis di dalam banyak lingkungan sosial.
       4. studi kasus menawarkan kesempatan menguji teori;.
       5. studi kasus bisa sangat murah, bergantung pada jangkauan penyelidikan
            dan tipe teknik pengumpulan data yang digunakan.



   3.2 Unit Analisis
            Dalam tugas ini, kami menggunakan Model Analisis Etnografi dalam
   penelitian kualitatif fx Sri Sadewo (analisis data penelitian data kualitatif,
   Burhan Bungin: Surabaya 2002, hal. 172). Perkembangan dewasa ini penelitian
   etnografi lengkap (comprehensive etnography) dimana mencatat suatu total way
   off life atau memberikan satu deskripsi utuh, lengkap dan mendetail tentang
   konflok dan sistem sosial suatu suku bangsa dan topic oriented etnography
   (monografi) yang terfokuskan pada satu aspek tertentu, melainkan mulai beranjak
   ke arah hyphothesis oriented etnography yang bertujuan untuk meguji hipotesa
   dan tidak sekedar mendeskripsikan.

   3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
             Untuk mendapatkan data dalam mengetahui kebenaran/fakta dari
                                                                                          17
   penelitian atau studi kasus diperlukan adanya teknik-teknik pengumpulan data,
   sebagaimana menurut Koentjaningrat (1961: 123-125), ada beberapa teknik yang
   kami terapkan, yakni:


Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
1. Pengamatan;
       2. Pengamatan dengan terjun langsung atau melibatkan diri ke dalam
          kehidupan masyarakat dan kebudayaan suku bangsa yang menjadi
          penyelidikan atau participant observer method;
       3. Wawancara merdeka (bebas)
       4. Mencatat pembicaraan-pembicaraan para informan atau orang di dalam
          masyarakat secara tepat waktu atau text recording.




                                                                                          18




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
BAB IV

                            SETTING PENELITIAN



    ( Menurut Greetz, penyajian tentang setting memerlukan penggambaran yang
   cukup rinci tentang latar konteks penelitian atau penggambaran secara thick
   description ). Latar alamiah atau daerah atau lokasi yang menjadi setting
   penelitian (studi kasus) yang kami lakukan bertempat pada 3 (tiga) tempat
   berbeda.

   4.1 Tempat Pembuangan Akhir (TPA Suwung)
          a. Letak Geografis : Jl. Bp. Ngurah rai, suwung batan Kendal, Denpasar
              8°43'19"S 115°13'14"E.
          b. Luas Wilayah : 28 hectare

   4.2 Kawasan Hutan Lindung Mangrove Information Centre (MIC)

          Keadaan struktur sosial disni sangat terjalin, karena menjadi objek wisata
   alam untuk umum dan kerap kali digunakan untuk lokasi pemotretan yang secara
   tidak langsung akan menjadi timbal balik yang positif antara manusia dan
   lingkungan.

   4.3 Perkampungan Nelayan Desa Serangan

              a. Letak Geografis :     utara : berbatasan dengan desa Sesetan
                                       Selatan : tanjung Benoa
                                       Timur : desa Sanur
                                       Barat : desa Pedungan
              b. Luas Wilayah : 481.000 ha/m2

              c. Jumlah Penduduk :     Laki-laki : 1920 orang
                                                                                          19
                                       Perempuan : 1865 orang

                                       Total : 3785 orang


Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
BAB V

                 TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN



   (Merupakan temuan temuan hasil Observasi yang kami lakukan hari Rabu,22
   Desember 2011 )




       4.1 Observasi di Tempat Pembuangan Akhir
           (TPA Suwung)

          Kunjungan pertama kami adalah tempat ini. Kesan pertama yang kami
   rasakan sangat tidak menyenangkan. Bau tak sedap sangat menusuk hingga jarak
   200m lebih. Tanpa masker kami tidak akan bisa masuk ke wilayah ini.

       a. Letak Geografis : Jl. Bp. Ngurah rai, suwung batan Kendal, Denpasar
              8°43'19"S 115°13'14"E.


       b. Luas Wilayah : 28 hectare




                                                                                          20




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
Gb.1 Keadaan dan suasana di TPA Suwung                                                 21




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
Berdasarkan data, jumlah pengiriman sampah Kota Denpasar ke TPA
   (Tempat Pembuangan Akhir) mencapai 2000 m3 per harinya, ini berarti sampah
   di Denpasar melampaui ambang batas. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
   Suwung relatif terbatas dan tidak mampu lagi untuk menampung sampah,
   terutama sampah anorganik yang susah hancur dan bertahan lama. Volume
   sampah yang meningkat dan tidak memenuhi persyaratan ambang batas
   lingkungan hidup sudah tentu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
   air,udara maupun tanah., tetapi menimbulkan resiko karena berjangkitnya
   penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber
   penyakit. Jumlah timbunannya yang semakin lama semakin meningkat,
   dikhawatirkan dapat menimbulkan berbagai masalah sosial dan lingkungan,
   diantaranya :

          Dapat menjadi lahan yang subur bagi pembiakan jenis-jenis bakteri serta
          bibit penyakit lain.
          Dapat menimbulkan bau tidak sedap yang dapat tercium dari puluhan
          bahkan ratusan meter.
          Dapat mengurangi nilai estetika dan keindahan lingkungan.




                                                                                          22




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
4.2      Hasil Observasi di Kawasan Hutan Lindung Mangrove
   Information Centre (MIC)

           Observasi disini lah yang memberikan kesan yang menyenangkan.
   Keadaan struktur sosial disni sangat terjalin, karena menjadi objek wisata alam
   untuk umum dan kerap kali digunakan untuk lokasi pemotretan yang secara tidak
   langsung akan menjadi timbal balik yang positif antara manusia dan lingkungan.

           Seperti yang dapat dilihat dari gambar gb.3 dibawah ini kami menemukan
   banyak sekali sampah – sampah yang menyangkut diantara akar akar tanaman
   mangrove. Ini sangat berakibat buruk bagi perkembangan hutan mangrove. Dan
   ini merupakan bukti bahwa masih adanya gejala gejala pencemaran yang
   diakibatkan oleh sampah di hutan mangrove. Bahkan apabila d hutan mangrove
   yang menjadi obyek wisata saja sudah tercemar, bagaimana dengan hutan
   mangrove lainnya yang tidak menjadi obyek wisata dan dipandang sebelah mata
   oleh masyarakat maupun pemerintah. Bagaimana dengan nasib para nelayan kita
   jika ini terus berlanjut.




                                                                                          23




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
24



   Gb.3 Temuan-temuan gejala Pencemaran di area Mangrove Information Center



Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
Gb.2 Suasana kami saat menuju dan berada di Mangrove Information Center



                                                                                          25




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
(Artikel ini ditulis pada Sabtu, Maret 14th, 2009 di Koran Bali Post)

          Denpasar – Sedikitnya 250 Hektar lahan hutan mangrove yang berada di
   dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Bali telah beralih fungsi.

          Berdasarkan catatan Kantor Unit Pelaksana Teknis Tahura Ngurah Rai
   Bali, sebagian besar alih fungsi hutan mangrove untuk lahan pembangunan
   fasilitas publik. Seperti pembangunan kantor PLN di Pesanggaran dan Nusa Dua.
   Termasuk juga perluasan tempat pembuangan akhir (TPA) suwung yang kini
   luasnya mencapai 40 hektar.

          Kepala Unit Pelaksana Teknis Tahura Ngurah Rai Bali, Wayan Nuada,
   menyatakan alih fungsi lahan menjadi ancaman terbesar keberadaan hutan
   mangrove di Bali. Apalagi Tahura Ngurah Rai diapit tiga kawasan wisata terbesar
   di Bali yaitu Nusa Dua, Kuta dan Sanur.

          “Perkembangan pariwisata Nusa Dua, Kuta dan Sanur termasuk juga Kota
   Denpasar memerlukan pembangunan sarana fasilitas umum. Sedangkan untuk
   membangun fasilitas umum memerlukan lahan, kemudian lahan yang potensial
   untuk dialih fungsikan adalah lahan mangrove itu sendiri” jelas Wayan Nuada.

          Nuada menambahkan secara keseluruhan luas hutan mangrove di Bali
   mencapai 4. 750 hektar. Dimana hutan mangrove di Bali tersebar di Pulau Nusa
   Lembongan, Tahura Ngurah Rai dan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).




                                                                                          26




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
4.3 Observasi di Perkampungan Nelayan Desa Serangan



          Disini kami disambut oleh sekretaris kelurahan Serangan. Kami diberikan
   kesempatan membaca buku mengenai Desa serangan. Disini kami mendapat
   pengetahuan tentang tatacara melakukuan penelitian. Terlebih dahulu kita harus
   mengurus surat dari kampus dan kantor penelitian. Ungkap beliau dengan ramah.

          Secara geografis, Pulau Serangan terletak di Kecamatan Denpasar Selatan,
   Kotamadya Denpasar, Propinsi Bali. Luasnya Pulau Serangan asli merupakan
   111,9 ha yang dulu terdiri dari 6,456 ha lahan pemukiman, 85 ha tegalan dan
   perkebunan, dan 19 ha rawa atau hutan.

          Desa Serangan terdiri dari enam banjar, yaitu Banjar Ponjok, Kaja,
   Tengah, Kawan, Peken, dan Dukuh, dan Kampung Bugis.

          Jumlah jiwa di Pulau Serangan mencapai 752 Kepala Keluarga (KK)
   dengan jumlah jiwa 3253 orang. 85% penduduk bekerja sebagai nelayan pesisir
   (yang mencari hasil laut di dataran pasang surut atau memakai perahu tradisional
   tanpa mesin), dan yang lainnya merupakan karyawan. Dengan demikian,
   penduduk Serangan mempunyai identitas sebagai orang pesisir, yang tidak biasa
   di Bali yang mana kebanyakan orang Bali berorientasi terhadap tanah. Desa
   Serangan terdiri dari penduduk Hindu dan Muslim. Orang Muslim ini sudah
   tinggal di Pulau Serangan berabad-abad, kebanyakannya adalah keturunan orang
   Bugis dari Sulawesi Selatan yang datang ke pulau Bali pada abad ke-17.
   (Monografi Kelurahan Serangan, 1994)




                                                                                          27




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
a. Letak Geografis :     utara : berbatasan dengan desa Sesetan
                                       Selatan : tanjung Benoa
                                       Timur : desa Sanur
                                       Barat : desa Pedungan
              b. Luas Wilayah : 481.000 ha/m2

              c. Jumlah Penduduk :     Laki-laki : 1920 orang

                                       Perempuan : 1865 orang

                                       Total : 3785 orang

              d. Jumlah kepala keluarga : 919 kk
              e. Kepadatan penduduk : 749/km
              f. Mata pencaharian penduduk :
                 Nelayan :             laki laki : 475 orang
                                       Perempuan : 385 orang

          (Sumber : wawancara langsung di kantor lurah serangan )




                                                                                          28




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
Gb.4 Kunjungan dan Observasi di perkampungan nelayan dan kantor lurah Desa Serangan




   Potensi Sumber Daya Laut :

            Daerah fishing ground di pesisir pulau serangan cenderung berpasir bekas
   kerukan, karang, landai dan palung dalam. Mangrove juga terdapat di daerah ini
   ,namun tidak terlalu dirawat dengan intensif dan pencemaran air laut juga dapat
   dilihat dengan mata telanjang.


                                                                                          29




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
BAB VI

                                  PEMBAHASAN

   6.1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

          Dapat dikatakan sampah adalah barang buangan, tapi dapat bermanfaat,
   namun juga dapat menimbulkan efek negatif bagi masyarakat karena dapat
   menimbulkan perasaan menjijikan dan merusak pandangan mata. Hal ini tidak
   dapat dipungkiri lagi. Keindahan lingkungan akan hilang, timbulnya dampak
   penyakit serta dapat menggangu kenyamanan dan kelangsungan hidup manusia
   dan makhluk hidup di sekitarnya adalah pengaruh negatif dari sampah. untuk
   menghindari    meningkatnya     anggaran   biaya   penyelenggaraan,   selain   itu
   keterlibatan aparat terkait dikhawatirkan akan membentuk budaya masyarakat
   yang bersifat tidak peduli. Pemerintah dan aparat terkait sebaiknya memposisikan
   kewenangannya sebagai fasilitator dan konduktor dan setiap permasalahan
   persampahan sebaiknya dimunculkan oleh masyarakat atau organisasi sosial
   selaku produsen sampah. Hal ini diharapkan terciptanya sikap masyarakat selaku
   individu, keluarga dan organisasi.

          Walaupun upaya-upaya tersebut tidak bisa dilakukan secara instant, tetapi
   pihak TPA Suwung dan Dinas Kebersihan Kota telah berusaha untuk mencari
   alternatif lain selama upaya-upaya tersebut belum terealisasi. Karena system
   pengelolaan sampah yang sedang berjalan hanya Open Dumping dan composing
   maka pihak TPA mempunyai cara khusus untuk menyiasati banyaknya lalat yang
   berkembang biak di lokasi pembuangan sampah. Mereka menciptakan ekosistem
   baru dengan sengaja menyebar benih jenis burung Kokoan yang merupakan
   pemangsa alami lalat-lalat tersebut. Untuk menjaga kelestarian ekosistem burung
   tersebut maka pihak TPA membuat larangan khusus bagi para tangan-tangan jail
   untuk berburu burung tersebut. Selain cara tersebut pihak TPA juga memiliki cara
                                                                                          30
   lain untuk mengantisipasi bau busuk yang ditimbulkan oleh sampah di lokasi
   pembuangan. Dalam jangka waktu tertentu secara berkala, pihak TPA akan



Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
nenyiramkan air laut ke timbunan sampah. Cara ini dilakukan karena air laut
   memiliki kadar garam yang sangat tinggi dianggap mampu membunuh kuman-
   kuman yang ada dalam sampah sehingga mengurangi bau busuk yang
   ditimbulkan.

          Tetapi kedua cara tersebut masih dianggap kurang efektif, terutama di
   musim hujan. Menurut pengakuan penduduk yang tinggal di sekitar lokasi, bau
   busuk masih sering tercium apalagi bila angin yang berhembus cukup keras. Bila
   hujan turun cukup deras maka lokasi pembuangan akan banjir dan bau busuk akan
   lebih menyengat dan jumlah lalat akan dua kali lebih banyak dari biasanya.

          Menurut warga Serangan, “sebelum reklamasi kekayaan alam di sini
   paling kaya”, akan tetapi, “sekarang mati semuanya”. Memang, daerah pesisir
   Pulau Serangan sudah dimasukkan golongan „pesisir mengalami stres‟ oleh tim
   peneliti dari Kanada.     Cerita dari masyarakat mendukung pernyataan ini.
   Penduduk yang diwawancarai setuju bahwa sekarang lingkungan Serangan rusak
   akibat proyek TPA dan BTID. Menurutnya, di laut ikan kurang, dan kepiting,
   udang dan cumi-cumi sama sekali tidak ada di dataran pasang surut; masih ada
   karang, tetapi agak rusak; rumput laut yang dulu ada banyak hampir hilang; dan
   jalan air berubah dekat pulau karena kedalaman yang dulu rata-rata 3m sekarang
   10m. Di daratan, pohon-pohon yang dulu banyak, termasuk pohon kelapa dan
   hutan bakau, sekarang kurang dan kondisinya sakit. Dewasa ini, suhu udara lebih
   panas, dan ada lebih banyak penyakit-penyakit akibat debu. Dulu jarang ada orang
   yang memakai kaca mata, sekarang ada banyak akibat debu dan sinar terang dari
   tanah kapur (hasil pengerukan) itu.

          Disamping itu banyaknya sampah yang hanyut di batas persimpangan air
   menambah pengaruh buruknya terhadap habitat mangrove di sekitar pesisir Bali
   selatan. Dengan adanya TPA menambah ke semrawutan indahnya panorama alam
   yang nantinya diharapkan sebagai objek wisata alam, namun apa daya dengan bau          31
   yang menyengat hal itu sangat sulit untuk diwujudkan.




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
BAB VII

                         KESIMPULAN DAN SARAN



   7.1 Kesimpulan dan Implikasinya

   Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tersebut adalah :

          Memang benar adanya pengaruh negatif yang ditimbulkan akibat
   pencemaran yang terjadi yang berawal dari TPA menjerumus ke rusaknya
   kawasan hutan mangrove dan keluhan keluhan para nelayan khususnya yang
   berada di kawasan tersebut. Dan untuk menangani masalah ini kita harus memulai
   dari sumbernya, yaitu metode baru pengolahan sampah di TPA.

           Strategi pengelolaan sistem lama yang mengandalkan pada sistem
   pengangkutan, pembuangan dan pengolahan menjadi bahan urugan perlu diubah
   karena dirasakan sangat tidak ekonomis (cost center). Disamping memerlukan
   biaya operasional dan lahan bagi pembuangan akhir yang besar juga menimbulkan
   banyak dampak yang kurang menguntungkan bagi lingkungan masyarakat di
   sekitat TPA Suwung dan dapat menumbuhkan masyarakat yang kurang peduli
   terhadap lingkungannya.

          Sistem pengelolaan sampah di TPA Suwung kurang dilaksanakan secara
   maksimal, dari ketiga cara hanya open dumping yang terealisasi, walaupun
   sanitary landfill dan pembakaran sempat dipraktekkan namun kedua cara tersebut
   mengalami kemacetan dan mempunyai dampak yang buruk terhadap lingkungan
   bila tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh.

          Pendekatan yang paling tepat untuk masa mendatang dalam penanganan
   sampah melalui sistem pengelolaan sampah terpadu,daur ulang dan composing
                                                                                          32
   diharapkan dapat merubah paradigma dari cost center menjadi profit center
   dengan cara memaksimalkam peran serta masyarakat dan pemanfaatan sampah
   menjadi bahan yang mempunyai nilai. Sehingga tidak ada lagi pencemaran


Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
terhadap lingkungan mangrove dan tidak ada pula dampak negative terhadap
   masyarakat nelayan sekitar khususnya di pulau Serangan.

   7.2 Saran

          Dalam pengolahan sampah sebaiknya TPA Suwung dapat saja
   memaksimalkan sistem / tata cara pengolahan sampah yang telah ada, yaitu :
   sanitary landfill, open dumping, dan incenerator agar rencana SARBAGITA dapat
   terealisasi. Hanya saja semua system tersebut harus ramah lingkungan dan tidak
   mengganggu masyarakat di sekitar TPA.

          Pihak DKP dan TPA Suwung harus bersikap tegas pada masyarakat atau
   pemulung yang tinggal di kawasan TPA, yang merupakan tanah pemerintah. Hal
   tersebut demi kebaikan kedua belah pihak untuk mengantisipasi apabila tanah
   tesebut tercemar dan mengotori lingkungan Mangrove.




          Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati orang--
   orang yag sadar dan peduli pada kelestarian ciptaan-                                   33

   Nya, terutama Bumi dan ekosistemnya



Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
Daftar Pustaka




   Burhan,Bungin. 2003 .Analisis Data Penelitian Ksualitatif, Rajawali press. Jakarta

   San Afri Awang , 2005 ,Dekonstruksi social forestry, Yogyakarta

   Ary   Wahyono,     I.G.P.   Antariksa,   Masyuri    Imron,   Ratna    Indrawasih.
   ,2001.Pemberdayaan masyarakat Nelayan,. Yogyakarta.

   Daniel, T. S., Hasan, P. dan Vonny, S. 1985. Tekhnologi Pemanfaatan Sampah
   Kota dan Peran Pemulung Sampah : Suatu Pendekatan Konseptual.

   YoungScientist@copyright 1990 World book.




                                                                                          34




Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan

More Related Content

What's hot

Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptx
Effrila Nita
 
Etika lingkungan
Etika lingkungan Etika lingkungan
Etika lingkungan
gemilaumarsikha
 
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Joy Irman
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Penataan Ruang
 
Beberapa istilah dalam ilmu lingkungan
Beberapa istilah dalam ilmu lingkunganBeberapa istilah dalam ilmu lingkungan
Beberapa istilah dalam ilmu lingkunganPuspita Eka Rohmah
 
Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidupPengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidup
Ismed Ady
 
Manajemen Penanggulangan Bencana
Manajemen Penanggulangan BencanaManajemen Penanggulangan Bencana
Manajemen Penanggulangan BencanaMardi Yono
 
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
KholidahUINWalisongo
 
Contoh AMDAL PT. Oscar Padang Agro Lestari
Contoh AMDAL PT. Oscar Padang Agro LestariContoh AMDAL PT. Oscar Padang Agro Lestari
Contoh AMDAL PT. Oscar Padang Agro Lestari
Nyak Nisa Ul Khairani
 
Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air
Apapunituzar
 
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
Wahyu Ojan
 
Penutupan dan Rehabilitasi TPA
Penutupan dan Rehabilitasi TPAPenutupan dan Rehabilitasi TPA
Penutupan dan Rehabilitasi TPA
Joy Irman
 
Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan-Sampah
Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan-SampahUndang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan-Sampah
Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan-Sampah
Joy Irman
 
Manajemen sumber daya air
Manajemen sumber daya airManajemen sumber daya air
Manajemen sumber daya air
afrays iwd
 
Konsep ekologi
Konsep ekologiKonsep ekologi
Konsep ekologi
rachmat mulyana
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
infosanitasi
 
Jenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistemJenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistem
Nur Baqin
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Joy Irman
 
Green Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
Green Growth and Sustainability Implementation in IndonesiaGreen Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
Green Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
Dicky Edwin Hindarto
 

What's hot (20)

Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptx
 
Etika lingkungan
Etika lingkungan Etika lingkungan
Etika lingkungan
 
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
Beberapa istilah dalam ilmu lingkungan
Beberapa istilah dalam ilmu lingkunganBeberapa istilah dalam ilmu lingkungan
Beberapa istilah dalam ilmu lingkungan
 
Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidupPengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidup
 
Manajemen Penanggulangan Bencana
Manajemen Penanggulangan BencanaManajemen Penanggulangan Bencana
Manajemen Penanggulangan Bencana
 
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
 
Contoh AMDAL PT. Oscar Padang Agro Lestari
Contoh AMDAL PT. Oscar Padang Agro LestariContoh AMDAL PT. Oscar Padang Agro Lestari
Contoh AMDAL PT. Oscar Padang Agro Lestari
 
Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air
 
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
 
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
 
Penutupan dan Rehabilitasi TPA
Penutupan dan Rehabilitasi TPAPenutupan dan Rehabilitasi TPA
Penutupan dan Rehabilitasi TPA
 
Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan-Sampah
Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan-SampahUndang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan-Sampah
Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan-Sampah
 
Manajemen sumber daya air
Manajemen sumber daya airManajemen sumber daya air
Manajemen sumber daya air
 
Konsep ekologi
Konsep ekologiKonsep ekologi
Konsep ekologi
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
 
Jenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistemJenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistem
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
 
Green Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
Green Growth and Sustainability Implementation in IndonesiaGreen Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
Green Growth and Sustainability Implementation in Indonesia
 

Viewers also liked

10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
pycnat
 
Turunan kedua suatu fungsi
Turunan kedua suatu fungsiTurunan kedua suatu fungsi
Turunan kedua suatu fungsi
Oka Ambalie
 
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...Muhammad Yusran saputra
 
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganTumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Ari Sugiarto
 
Rekling03 konservasi
Rekling03 konservasiRekling03 konservasi
Rekling03 konservasi
Arif Rahman
 
All Damn Day by Jemima Foxtrot
All Damn Day by Jemima FoxtrotAll Damn Day by Jemima Foxtrot
All Damn Day by Jemima Foxtrot
Burning Eye
 
Jasan lagrimanta digital portfolio
Jasan lagrimanta digital portfolioJasan lagrimanta digital portfolio
Jasan lagrimanta digital portfolio
pandaranther
 
Delivering customer experience excellence for Ford Retail
Delivering customer experience excellence for Ford RetailDelivering customer experience excellence for Ford Retail
Delivering customer experience excellence for Ford Retail
Customer Plus
 
Slinky Espadrilles by Ash Dickinson SAMPLE POEMS
Slinky Espadrilles by Ash Dickinson SAMPLE POEMSSlinky Espadrilles by Ash Dickinson SAMPLE POEMS
Slinky Espadrilles by Ash Dickinson SAMPLE POEMSBurning Eye
 
Petrol Honey by Rob Auton sample
Petrol Honey by Rob Auton samplePetrol Honey by Rob Auton sample
Petrol Honey by Rob Auton sample
Burning Eye
 
Huraangui
HuraanguiHuraangui
HuraanguiCopy Mn
 
The Wonders of Alabama
The Wonders of AlabamaThe Wonders of Alabama
The Wonders of Alabama
P9P
 
Mid-Presentation Japan
Mid-Presentation JapanMid-Presentation Japan
Mid-Presentation Japannikorosan
 
We make our bookmarks
We make our bookmarksWe make our bookmarks
We make our bookmarks
msourgiad
 
Activities involved in succesion process among asian and african owned business
Activities involved in succesion process among asian and african owned businessActivities involved in succesion process among asian and african owned business
Activities involved in succesion process among asian and african owned businessJohn Johari
 
Shapes & Disfigurements Of Raymond Antrobus SAMPLE
Shapes & Disfigurements Of Raymond Antrobus SAMPLEShapes & Disfigurements Of Raymond Antrobus SAMPLE
Shapes & Disfigurements Of Raymond Antrobus SAMPLEBurning Eye
 
Getting Beyond Awareness To Generate B2B Leads
Getting Beyond Awareness To Generate B2B LeadsGetting Beyond Awareness To Generate B2B Leads
Getting Beyond Awareness To Generate B2B LeadsMarx Communications
 

Viewers also liked (20)

10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
 
Turunan kedua suatu fungsi
Turunan kedua suatu fungsiTurunan kedua suatu fungsi
Turunan kedua suatu fungsi
 
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...
 
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganTumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
 
Rekling03 konservasi
Rekling03 konservasiRekling03 konservasi
Rekling03 konservasi
 
gabby a
gabby agabby a
gabby a
 
First civilizations
First civilizationsFirst civilizations
First civilizations
 
All Damn Day by Jemima Foxtrot
All Damn Day by Jemima FoxtrotAll Damn Day by Jemima Foxtrot
All Damn Day by Jemima Foxtrot
 
Jasan lagrimanta digital portfolio
Jasan lagrimanta digital portfolioJasan lagrimanta digital portfolio
Jasan lagrimanta digital portfolio
 
Delivering customer experience excellence for Ford Retail
Delivering customer experience excellence for Ford RetailDelivering customer experience excellence for Ford Retail
Delivering customer experience excellence for Ford Retail
 
Slinky Espadrilles by Ash Dickinson SAMPLE POEMS
Slinky Espadrilles by Ash Dickinson SAMPLE POEMSSlinky Espadrilles by Ash Dickinson SAMPLE POEMS
Slinky Espadrilles by Ash Dickinson SAMPLE POEMS
 
Petrol Honey by Rob Auton sample
Petrol Honey by Rob Auton samplePetrol Honey by Rob Auton sample
Petrol Honey by Rob Auton sample
 
Huraangui
HuraanguiHuraangui
Huraangui
 
The Wonders of Alabama
The Wonders of AlabamaThe Wonders of Alabama
The Wonders of Alabama
 
Mid-Presentation Japan
Mid-Presentation JapanMid-Presentation Japan
Mid-Presentation Japan
 
We make our bookmarks
We make our bookmarksWe make our bookmarks
We make our bookmarks
 
Activities involved in succesion process among asian and african owned business
Activities involved in succesion process among asian and african owned businessActivities involved in succesion process among asian and african owned business
Activities involved in succesion process among asian and african owned business
 
Shapes & Disfigurements Of Raymond Antrobus SAMPLE
Shapes & Disfigurements Of Raymond Antrobus SAMPLEShapes & Disfigurements Of Raymond Antrobus SAMPLE
Shapes & Disfigurements Of Raymond Antrobus SAMPLE
 
My school 6
My school 6My school 6
My school 6
 
Getting Beyond Awareness To Generate B2B Leads
Getting Beyond Awareness To Generate B2B LeadsGetting Beyond Awareness To Generate B2B Leads
Getting Beyond Awareness To Generate B2B Leads
 

Similar to Penelitian lingkungan

Identifikasi polutan padat
Identifikasi polutan padatIdentifikasi polutan padat
Identifikasi polutan padatAgus Aktawan
 
Problematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidupProblematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidup
Ayu Tri Wahyuni
 
Bahan ajar plh 8
Bahan ajar plh 8Bahan ajar plh 8
Bahan ajar plh 8
Smpn Lima Muara Enim
 
Panduan membuat karangan_Kepentingan melestarikan alam sekitar 3_m4
Panduan membuat karangan_Kepentingan melestarikan alam sekitar 3_m4Panduan membuat karangan_Kepentingan melestarikan alam sekitar 3_m4
Panduan membuat karangan_Kepentingan melestarikan alam sekitar 3_m4huda_ahmad
 
Pencemaran lingkungan hidup
Pencemaran lingkungan hidupPencemaran lingkungan hidup
Pencemaran lingkungan hidup
dewiffzh
 
Tugas 2-1 ET
Tugas 2-1 ETTugas 2-1 ET
Tugas 2-1 ET
Jayanti Yusmah Sari
 
Makalah+etika+illegal+logging
Makalah+etika+illegal+loggingMakalah+etika+illegal+logging
Makalah+etika+illegal+loggingAba Abdillah
 
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67fptv
 
MATERI EKOLOGI TERKAIT DAUR UNSUR UNTUK UNIVERSITAS
MATERI EKOLOGI TERKAIT DAUR UNSUR UNTUK UNIVERSITASMATERI EKOLOGI TERKAIT DAUR UNSUR UNTUK UNIVERSITAS
MATERI EKOLOGI TERKAIT DAUR UNSUR UNTUK UNIVERSITAS
AdityaLatifulAzis
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganFebry Ramdani
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
Aprilia Hapsari
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
itaokta
 
Masalah lingkungan hidup di indonesia
Masalah lingkungan hidup di indonesiaMasalah lingkungan hidup di indonesia
Masalah lingkungan hidup di indonesia
indah sulistyaningsih
 
Ipa7 kd8-d
Ipa7 kd8-dIpa7 kd8-d
Ipa7 kd8-d
SMPK Stella Maris
 
Makalah pencemaran lingkungan2
Makalah pencemaran lingkungan2Makalah pencemaran lingkungan2
Makalah pencemaran lingkungan2
Warnet Raha
 
Makalah pencemaran
Makalah pencemaranMakalah pencemaran
Makalah pencemaran
Zanzan Kirko
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganFebry Ramdani
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganDiki Alnastain
 
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmg
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmgPlh rangkuman air, tanah, udara dan global warmg
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmg
Eka Ipud
 

Similar to Penelitian lingkungan (20)

Identifikasi polutan padat
Identifikasi polutan padatIdentifikasi polutan padat
Identifikasi polutan padat
 
Problematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidupProblematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidup
 
Bahan ajar plh 8
Bahan ajar plh 8Bahan ajar plh 8
Bahan ajar plh 8
 
Panduan membuat karangan_Kepentingan melestarikan alam sekitar 3_m4
Panduan membuat karangan_Kepentingan melestarikan alam sekitar 3_m4Panduan membuat karangan_Kepentingan melestarikan alam sekitar 3_m4
Panduan membuat karangan_Kepentingan melestarikan alam sekitar 3_m4
 
Pencemaran lingkungan hidup
Pencemaran lingkungan hidupPencemaran lingkungan hidup
Pencemaran lingkungan hidup
 
Tugas 2-1 ET
Tugas 2-1 ETTugas 2-1 ET
Tugas 2-1 ET
 
BAB IV
BAB IVBAB IV
BAB IV
 
Makalah+etika+illegal+logging
Makalah+etika+illegal+loggingMakalah+etika+illegal+logging
Makalah+etika+illegal+logging
 
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67
 
MATERI EKOLOGI TERKAIT DAUR UNSUR UNTUK UNIVERSITAS
MATERI EKOLOGI TERKAIT DAUR UNSUR UNTUK UNIVERSITASMATERI EKOLOGI TERKAIT DAUR UNSUR UNTUK UNIVERSITAS
MATERI EKOLOGI TERKAIT DAUR UNSUR UNTUK UNIVERSITAS
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Masalah lingkungan hidup di indonesia
Masalah lingkungan hidup di indonesiaMasalah lingkungan hidup di indonesia
Masalah lingkungan hidup di indonesia
 
Ipa7 kd8-d
Ipa7 kd8-dIpa7 kd8-d
Ipa7 kd8-d
 
Makalah pencemaran lingkungan2
Makalah pencemaran lingkungan2Makalah pencemaran lingkungan2
Makalah pencemaran lingkungan2
 
Makalah pencemaran
Makalah pencemaranMakalah pencemaran
Makalah pencemaran
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
 
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmg
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmgPlh rangkuman air, tanah, udara dan global warmg
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmg
 

Recently uploaded

Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
PutuRatihSiswinarti1
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 

Recently uploaded (20)

Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 

Penelitian lingkungan

  • 1. “ANCAMAN SAMPAH TERHADAP DEFORESTASI MANGROVE DAN KRISIS SUMBER DAYA LAUT PULAU SERANGAN” 1 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 2. ABSTRAK: SAMPAH MANGROVE SDL Sampah merupakan masalah pelik yang tengah diperbincangkan dan gencar diatasi oleh pemerintah maupun masyarakat yang peduli dengan lingkungan. Hal ini diakibatkan oleh dampak yang sangat besar dan signifikan terhadap kehidupan manusia yang akan terlihat setelah kesalahan dalam bagaimana menangani sampah tersebut. TPA Suwung di Denpasar merupakan TKP yang menjadi objek penanganan sampah di kota Denpasar, yang sebelumnya merupakan kawasan Hutan Mangrove yang begitu subur. Pengalihan lahan ini mengakibatkan krisis sumber daya laut yang menjadi Tumpuan Hidup nelayan di Pulau Serangan. Bagaimanakah menyelesaikan polemik ini? Dan apa yang sebenarnya terjadi dan solusi yang telah dilakukan pemerintah dapat kita simak dari studi kasus ini. 2 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Konteks Penelitian Konteks penelitian dan observasi ini mengenai kemungkinan adanya pencemaran lingkungan baik itu pencemaran tanah, air maupun udara yang sesuai dengan mata kuliah yang dikaji yakni Ilmu Pengetahuan Lingkungan. Alasan kami mengambil judul “ANCAMAN SAMPAH TERHADAP DEFORESTASI MANGROVE DAN KRISIS SUMBER DAYA LAUT PULAU SERANGAN” agar sesuai dengan konsep pencemaran dan mencari apakah ada dampaknya terhadap lingkungan maupun kehidupan social. Kami sengaja memilih fokus kerusakan hutan sebagai judul dalam tugas akhir ini dengan berbagai pertimbangan. Pertama, kami mengkaji secara khusus dan mendetail mengenai lingkungan yang paling dekat dengan kehidupan di sekeliling kita. Kedua, kami sebagai warga merasa ingin tahu untuk memahami dan mencari solusi terbaik dari masalah yang bertahun-tahun menjadi perbincangan di media massa. Dan, Ketiga, dengan membaca tulisan ini, mudah-mudahan kita semua akan sadar bahwa lingkungan yang paling dekat dengan kita saat ini sesungguhnya sudah kondisi yang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, setelah menentukan judul, kami terjun langsung untuk menelitidan mendata mengenai kondisi yang sebenarnya pada 3 lokasi di pesisir Bali Selatan. Antara lain, TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Suwung Denpasar, Desa Pulau Serangan dan wilayah konservasi alam “ MIC ” yang singkatan dari “ Mangrove Information Centre “ untuk memperoleh keakuratan data secara objektif. 3 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 4. 1.2 Fokus Kajian Kami mengambil fokus kajian kali ini khusus di bidang pencemaran lingkungan darat, pesisir dan lautan. Artinya jika benar adanya pencemaran di ligkungan darat , bagaimanakah hubungan dan dampaknya terhadap keadaan lingkungan pesisir dan lautan, khususnya di daerah Denpasar Selatan. 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui metodologi dan jalannya penelitian dan observasi langsung. Menemukan adanya gejala gejala pencemaran. Menyimpulkan gejala hubungan antara ketiga variable atau obyek obyek yang menjadi lokasi observasi tersebut. Mencari solusi dari kemungkinan pencemaran yang mungkin ditimbulkan. 1.4 Rumusan Masalah Bagaimana metodologi dan jalannya penelitian dan observasi langsung yang dilaksanakan? Apakah ada gejala gejala pencemaran di setiap lokasi penelitian? Adakah gejala hubungan antara ketiga variable atau obyek obyek yang menjadi lokasi observasi tersebut? Apa solusi pemecahan dari kemungkinan pencemaran yang mungkin ditimbulkan? 4 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 5. BAB II PERSPEKTIF TEORETIK DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tentang Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis- jenisnya. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 12.38, 13 Desember 2011) 2.1.1 Penggolongan sampah Secara garis besar sampah dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: a. Sampah organik atau basah, jenis sampah ini merupakan sampah yang dapat mengalami pembusukan secara alami. b. Sampah anorganik atau kering, jenis sampah yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami. c. Sampah berbahaya, sampah yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan manusia maupun hewan seperti batterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dan lain-lain. 2.1.2 Permasalahan Sampah Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan akan dapat mengakibatkan: a. Tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus. 5 b. Menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara. c. Menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan. Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 6. 2.1.3 Tata cara pemusnahan sampah Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan atau biasa dilakukan adalah sebagai berikut: a. Penumpukan / Open Dumping. Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjangkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit. b. Pengkomposan. Cara pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat menghasiikan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi. Teknologi komposting yang menghasilkan kompos untuk digunakan sebagai pupuk maupun penguat struktur tanah. c. Pembakaran.Metode ini dapat dilakukan hanya pada sampah yang dapat dibakar habis. Teknologi pembakaran (Incinerator),dengan cara ini dihasilkan produk samping berupa logam bekas (skrap) dan uap yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik. d. Sanitary landfill. Metode ini hampir sama dengan penumpukan, tetapi cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun hal ini memerlukan areal khusus yang sangat luas. Secara umum Sanitary Landfill terdiri atas elemen sebagai berikut : Lining System, berguna untuk mencegah atau mengurangi kebocoran leachate ke dalam tanah yang akhirnya bisa mencemari air tanah.Biasanya lining system terbuat dari compacted clay, geomembran atau campurn tanah dengan bentonite. Leachate Collection System dibuat di atas lining system dan berguna untuk mengumpulkan leachate dan memompa keluar sebelum leachate menggenang di lining system yang akhirnya akan menyerap ke dalam tanah. Leachate yang dipompa keluar melalui sumur yang disebut leachate Extraction system yang biasanya dikirim ke wastewater untuk diproses 6 sebelum pembuangan akhir. Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 7. Cover atau Cau system, berguna untuk menguranggi cairan akibat hujan yang masuk ke dalam landfill. Dengan berkurangnya cairan yang masuk akan mengurangi leachate. Gas Ventilation System berguna unntuk mengendalikan aliran dan konsentrasi di dalam landfill, dengan demikian mengurangi resiko gas mengalir di dalam tanah tanpa terkendali yang akhirnya dapat menimbulkan peledakan. Monitoring System, bisa dibuat di dalam atau di luar landfill sebagai peringatan dini kalau terjadi kebocoran atau bahaya kontaminasi di lingkungan sekitar. e. Controlled Landfill System ( Sistem timbun terkendali ) merupakan peralihan antara open dumping dengan Sanitary Landfill dimana sampah dari TPS di buang ke TPA dan pada suatu waktu ditimbun dengan tanah. f. Teknologi daur ulang. Pada umumnya barang-barang yang dapat didaur ulang adalah bahan anorganik seperti plastik, kertas, kaca, karet, dan logam. Umumnya setelah diolah barang-barang tersebut dapat menghasilkan sampah potensial, yang bentuknya tidak jauh berbeda dari bentuk asalnya. Sumber : (Daniel, T. S., Hasan, P. dan Vonny, S. 1985. Tekhnologi Pemanfaatan Sampah Kota dan Peran Pemulung Sampah : Suatu Pendekatan Konseptual.) 7 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 8. 2.2 Tentang Hutan Mangrove Sumber : (Data mengenai mangrove ini kami dapat dari kunjungan ke Mangrove Information Center Denpasar pada hari Rabu, 22 Desember 2011) 2.2.1 Pengertian Mangrove Kata “mangrove” berkaitan sebagai tumbuhan tropis yang komunitas tumbuhnya didaerah pasang surut dan sepanjang garis pantai (seperti : tepi pantai, muara laguna (danau pinggir laut) dan tepi sungai) yang dipengaruhi kondisi pasang surut air laut. Menurut FAO (1952) definisi mangrove adalah pohon dan semak-semak yang tumbuh dibawah ketinggian air pasang tertinggi. Mangrove merupakan varietas yang besar dari famili tumbuhan, yang beradaptasi pada lingkungan tetentu. Tomlinson (1986) mengklasifikasikan jenis mangrove menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : Kelompok Mayor, Kelompok Minor, Kelompok Asosiasi Mangrove. 2.2.2 Habitat Mangrove Sebagian pohon mangrove dijumpai disepanjang pantai terlindung yang berlumpur, bebas dari angin yang kencang dan arus (misalnya di mulut muara sungai besar). Mangrove juga dapat tumbuh diatas pantai berpasir dan berkarang, terumbu karang dan dipulau-pulau kecil. Sementara itu air payau bukanlah hal pokok untuk pertumbuhan mangrove, mereka juga dapat tumbuh dengan subur jika terdapat persediaan endapan yang baik dan pada air tawar yang berlimpah. Hutan mangrove dapat tersebar luas dan tumbuh rapat pada mulut sungai besar di daerah tropis, tetapi di daerah pesisir pantai pegunungan, hutan mangrove tumbuh di sepanjang garis pantai yang terbatas dan sempit. Perluasan hutan mangrove banyak dipengaruhi oleh topografi daerah pedalaman. 8 Ada hubungan yang erat antara kondisi air dengan vegetasi hutan mangrove. Di beberapa tempat, mangrove menunjukkan tingkatan zonasi yang Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 9. nyata yang cenderung berubah dari tepi air menuju daratan. Penyebaran jenis mangrove tersebutberkaitan dengan salinitas, tipe pasang surut dan frekwensi penggenanggan. Namun kadang- kadang tergantung undulasi / tinggi rendahnya lantai hutan atau anak sungai di dalam area yang skemanya khusus menggambarkan keadaan umum dari daratan pasang surut seperti yang terdapat di Bali dan Lombok. 2.2.3 Luas dan Penyebaran Mangrove Penyebaran beberapa spesies mangrove terdapat disekitar ekuator antara 320 LU dan 380 LS, pada iklim A, semakin sedikit dan pohonnya semakin kecil. Lokasi mangrove paling utara adalah di bagian tenggara pulau Khusyu, Jepang, dimana hanya ditemukan satu spesies saja (Kandelia candel), sedangkan lokasi paling selatan adalah bagian utara Selandia Baru dimana hanya teridentifikasi satu spesies yaitu Avecenia marina. Menurut Chapman (1975) penyebaran mangrove dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : 1). The old world mangrove, yang meliputi Afrika Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang, Filipina, Australia, Selandia Baru, Kepulauan Pasifik dan Samoa. 2). The new world mangrove, yang meliputi pantai pantai Atlantik dan Afrika dan Amerika, Meksiko dan Pasifik Amerika dan Kepulauan Galapagos. Menurut ISME (1997) berdasarkan citra landsat luas mangrove didunia sekitar 18,1 juta ha. Perkiraan luas mangrove sangat beragam. FAO (1994) menyatakan bahwa luas hutan mangrove diseluruh dunia sekitar 16,5 juta ha yang tersebar di Asia (7,44 juta ha). Khusus di Indonesia yang merupakan Negara tropis berbentuk kepulauan dengan garis pantai lebih dari 81.000 km, hutan 9 mangrovenya seluas 4,25 juta ha (FAO/UNDP, 1982). Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 10. Di Indonesia diperkirakan terdapat 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis harba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis paku yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mangrove sejati (true mangrove) dan mangrove ikutan (associate). (M. Khazali, dkk. 1999) 2.2.4 Karakteristik Morfologi Mangrove Karakteristik morfologi yang menarik dari spesies mangrove terlihat pada setiap perakaran dan buahnya, yang merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungan tempat tumbuhnya. a. Sistem Akar Tanah pada habitat mangrove adalah anaerob (hampa udara) bila berada dibawah air. Beberapa species memiliki system perakaran khusus yang disebut akar udara yang cocok untuk kondisi tanah yang anaerob. Ada beberapa tipe perakaran udara yaitu : akar pasak, akar tunjang, akar lutut, dan akar papan (banir). Akar udara mampu berfungsi untuk pertukaran gas dan menyimpan udara untuk pernafasan selama penggenangan. b. Buah / Bibit Semua species mangrove memproduksi buah yang biasanya disebarkan melalui air. Ada beberapa macam bentuk buah, seperti bentuk silinder, bulat, berbentuk kacang dan normal Benih Vivivar Umumnya terdapat pada famili Rhizophoraceae (Rhizopora, Bruguiera, Ceriops dan Kandelia). Vivivar adalah perkecambangan dimana embrio keluar dari pericap dan tumbuh diantara pohon yang terkadang berlangsung lama pada 10 pohon induknya. Benih Kriptovivivar Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 11. Avicennia (seperti buah kacang), Aegiceras (seperti silinder) dan Nypa buahnya berbentuk Kryptoviviparous dimana buah berkecambah tetapi diliputi oleh selaput buah (kulit buah) sebelum sitinggalkan dari pohon induknya atau tidak mencukupi untuk keluar dari pericarp. Benih Normal Ditemukan pada spesies Sonneratia dan Xylocarpus buahnya berbentuk bulat seperti bola dengan benih normal. Spesies lain kebanyakan buah berbentuk kapsul, sebagai benih normal. Buah tersebut mengalami proses dimana mereka memecah diri dan menyebarkan benihnya pada saat mencapai air. 2.2.5 Pertumbuhan Mangrove Komponen mayor dan minor spesies mangrove tumbuh dengan baik tanpa dipengaruhi oleh kadar garam air. Namun jika air terlalu asin maka pohon mangrove tidak dapat tumbuh terlalu tinggi. Hal yang harus diperhatikan bahwa spesies mangrove dapat tumbuh lebih cepat pada air tawar daripada air yang mengandung garam (asin). Melalui kelenjar garamnya, beberapa spesies mangrove menghasilkan sistem yang memungkinkan mereka untuk tumbuh pada kondisi berkadar garam tinggi. Avicennia, Aegiceras, Acanthus dan Aegalitis dapat mengontrol keseimbangan garam dengan mengeluarkan garam dari kelenjar tersebut (Tomlinson, 1986). Sebagian kelenjar garam terdapat dipermukaan daun yang tampak berkristal dan mudah diamati. Spesies lain seperti Rhizopora, Brugueria, Ceriops, Sonneratia dan Lumnitzera dapat mengontrol keseimbangan garam dengan cara lain seperti dengan menggugurkan daun tua yang mengandung garam yang terakumulasi, atau 11 dengan melakukan tekanan osmotic akar. Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 12. Struktur, fungsi ekosistem, komposisi dan distribusi spesies dan pola pertumbuhan organisme mangrove sangat tergantung pada factor-faktor lingkungan diantaranya : Fisiografi pantai, iklim, pasang surut, gelombang/arus, salinitas oksigen terlarut, tanah, nutrient dan proteksi. 2.2.6 Fungsi Mangrove a). Fungsi Fisik Secara fisik mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dan tebing sungai dari erosi/abrasi, mempercepat sedimentasi, mengendalikan intrusi air laut, dan melindungi daerah belakang mangrove dari gelombang tinggi dan angin kencang. b). Fungsi Biologis Dilihat dari aspek biologis, mangrove meru akan tempat yang ideal bagi ikan, udang, dan biota laut lainnya untuk mencari makan, memijah dan berkembang biak dan hutan mangrove juga sebagai tempat bersarangnya burung- burung laut. c). Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi dari hutan mangrove dapat dilihat dari segi pemanfaatan kayu dan non kayu. Kayu mangrove dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan penghasil pulp dan rang dengan kualitas tinggi. 2.2.7 Manfaat Mangrove a). Pemanfaatan Fauna Mangrove Beberapa jenis ikan, udang dan kepiting banyak dibudidayakan di tambak, 12 diantaranya ikan Bandeng (Chanos chanos), Belanak (Mugil Chepalus), kepiting bakau (Scylaa serrata) dan tiram bakau (Crassastrea cucullata). Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 13. b). Pemanfaatan Hasil Hutan Mangrove bahan baku bangunan, kontruksi, perahu kayu bakar dan arang (Rhizophora, Brugueria) bahan baku kertas beberapa jenis mangrove dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan, gula, makanan dan bahan racun ikan yang ramah lingkungan kulit batang pada Ceriop tagal baik sekali untuk mewarnai dan pengawet jala ikan Brugueria sp, juga dapat menjadi tempat yang ideal untuk sarang lebah (lebah madu) Kawasan mangrove juga sangat cocok sebagai tempat budidaya rumput laut c). Pemanfaatan lain Kondisi vegetasi mangrove yang khas dan unik akan sangat mungkin dikembangkan sebagai obyek wisata (eko-wisata), tempat penelitian dan pendidikan lingkungan bagi siswa sekolah. 13 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 14. 2.3 Tentang Pulau Serangan Secara geografis, Pulau Serangan terletak di Kecamatan Denpasar Selatan, Kotamadya Denpasar, Propinsi Bali. Luasnya Pulau Serangan asli merupakan 111,9 ha yang dulu terdiri dari 6,456 ha lahan pemukiman, 85 ha tegalan dan perkebunan, dan 19 ha rawa atau hutan. Desa Serangan terdiri dari enam banjar, yaitu Banjar Ponjok, Kaja, Tengah, Kawan, Peken, dan Dukuh, dan Kampung Bugis. Jumlah jiwa di Pulau Serangan mencapai 752 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 3253 orang. 85% penduduk bekerja sebagai nelayan pesisir (yang mencari hasil laut di dataran pasang surut atau memakai perahu tradisional tanpa mesin), dan yang lainnya merupakan karyawan. Dengan demikian, penduduk Serangan mempunyai identitas sebagai orang pesisir, yang tidak biasa di Bali yang mana kebanyakan orang Bali berorientasi terhadap tanah. Desa Serangan terdiri dari penduduk Hindu dan Muslim. Orang Muslim ini sudah tinggal di Pulau Serangan berabad-abad, kebanyakannya adalah keturunan orang Bugis dari Sulawesi Selatan yang datang ke pulau Bali pada abad ke-17. Sumber : (Monografi Kelurahan Serangan, 1994) 14 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 15. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan alasan penggunaannya : Memilih pendekatan tertentu dalam kegiatan penelitian harus disadari bahwa ia memiliki konsekuensi tersendiri sebagai sebuah proses yang harus diikuti secara konsisten dari awal hingga akhir agar memperoleh hasil yang maksimal dan bernilai ilmiah sesuai dengan kapasitas, daya jangkau dan maksud dari pendekatan tersebut. Seperti dikatakan Vernon van Dyke (1960), sebuah pendekatan mengisyaratkan sejumlah kriteria untuk menyeleksi data yang dianggap relevan. Dengan kata lain, sebuah pendekatan mencakup di dalamnya standar dan cara kerja atau prosedur tertentu dalam proses penelitian, termasuk misalnya memilih dan merumuskan masalah, menjaring data, serta menentukan unit analisis yang akan diteliti dan lain sebagainya. Dalam khazanah metodologi, sebuah pendekatan diakui selain mengandung sejumlah keunggulan, juga memiliki beberapa kelemahan tertentu. Hal ini adalah sesuatu yang wajar dan universal adanya. Karena itu memang harus disadari sejak awal. Meskipun demikian, tidak berarti sebuah pendekatan menjadi tidak sah atau tidak penting untuk digunakan. Sebab, persoalannya lebih terletak pada bagaimana menggunakan dan menempatkan sebuah pendekatan (dengan keunggulan dan kelemahan yang melekat padanya) dalam suatu studi dengan masalah yang relevan ditelaah menurut logika pendekatan tersebut. Dalam konteks ini, peneliti diharapkan bersikap cermat memilih sebuah pendekatan agar benar-benar sesuai dengan masalah yang diangkat atau diajukan serta tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Pendekatan kualitatif (qualitativ research) dalam penelitian sosial adalah salah satu pendekatan utama yang pada dasarnya adalah sebuah label atau nama 15 yang bersifat umum saja dari sebuah rumpun besar metodologi penelitian. Tetapi aspek-aspek yang bersifat kemetodean, dalam arti yang dapat dipraktikkan dalam Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 16. kegiatan penelitian kualitatif, terdapat berbagai variasi atau jenis-jenis metode. Jenis-jenis tersebut, yang utama misalnya: metode atau studi etnografi, studi grounded, studi life history, observasi partisipan, dan studi kasus. Masing-masing jenis studi itu memiliki karakeristik kemetodean dan teknik-teknik spesifik tersendiri dalam mendekati dan menelaah sebuah fenomena sosial. Tulisan ini serta seluruh pembahasan di dalamnya, bermaksud dan hanya ingin menyajikan secara singkat hakikat dari apa yang disebut studi kasus (case study) dalam konteks pendekatan atau penelitian kualitatif. (i) (ii) Kedua, studi kasus observasi. Yang lebih ditekankan di sini adalah kemampuan seorang peneliti menggunakan teknik observasi dalam kegiatan penelitian. Dengan teknik observasi partisipan diharapkan dapat dijaring keterangan-keterangan empiris yang detail dan aktual dari unit analisis penelitian, apakah itu menyangkut kehidupan individu maupun unit-unit sosial tertentu dalam masyarakat. (iii) Sebagai sebuah metode, studi kasus memiliki keunikan atau keunggulan tersendiri dalam kancah penelitian sosial. Secara umum studi kasus memberikan akses atau peluang yang luas kepada peneliti untuk menelaah secara mendalam, detail, intensif dan menyeluruh terhadap unti sosial yang diteliti. Itulah kekuatan utama sebagai karakteristik dasar dari studi kasus. Secara lebih rinci studi kasus mengisyaratkan keunggulan-keunggulan berikut: 1. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar-variabel serta proses-proses yang memerluka penjelasan dan pemahaman yang lebih luas; 2. Studi kasus memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan mengenai konsep-konsep dasar prilaku manusia. Melalui penyelidikan intensif peneliti dapat menemukan karakteristik dan hubungan-hubungan yang (mungkin) tidak diharapkan/diduga sebelumnya; 16 3. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 17. perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu sosial. Di samping tiga keunggulan di atas, studi kasus dapat memiliki keunggulan spesifik lainnya, seperti dilansir oleh Black dan Champion (1992), yakni: 1. bersifat luwes berkenaan dengan metode pengumpulan data yang digunakan. 2. keluwesan studi kasus menjangkau dimensi yang sesungguhnya dari topik yang diselidiki. 3. dapat dilaksanakan secara praktis di dalam banyak lingkungan sosial. 4. studi kasus menawarkan kesempatan menguji teori;. 5. studi kasus bisa sangat murah, bergantung pada jangkauan penyelidikan dan tipe teknik pengumpulan data yang digunakan. 3.2 Unit Analisis Dalam tugas ini, kami menggunakan Model Analisis Etnografi dalam penelitian kualitatif fx Sri Sadewo (analisis data penelitian data kualitatif, Burhan Bungin: Surabaya 2002, hal. 172). Perkembangan dewasa ini penelitian etnografi lengkap (comprehensive etnography) dimana mencatat suatu total way off life atau memberikan satu deskripsi utuh, lengkap dan mendetail tentang konflok dan sistem sosial suatu suku bangsa dan topic oriented etnography (monografi) yang terfokuskan pada satu aspek tertentu, melainkan mulai beranjak ke arah hyphothesis oriented etnography yang bertujuan untuk meguji hipotesa dan tidak sekedar mendeskripsikan. 3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Untuk mendapatkan data dalam mengetahui kebenaran/fakta dari 17 penelitian atau studi kasus diperlukan adanya teknik-teknik pengumpulan data, sebagaimana menurut Koentjaningrat (1961: 123-125), ada beberapa teknik yang kami terapkan, yakni: Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 18. 1. Pengamatan; 2. Pengamatan dengan terjun langsung atau melibatkan diri ke dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan suku bangsa yang menjadi penyelidikan atau participant observer method; 3. Wawancara merdeka (bebas) 4. Mencatat pembicaraan-pembicaraan para informan atau orang di dalam masyarakat secara tepat waktu atau text recording. 18 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 19. BAB IV SETTING PENELITIAN ( Menurut Greetz, penyajian tentang setting memerlukan penggambaran yang cukup rinci tentang latar konteks penelitian atau penggambaran secara thick description ). Latar alamiah atau daerah atau lokasi yang menjadi setting penelitian (studi kasus) yang kami lakukan bertempat pada 3 (tiga) tempat berbeda. 4.1 Tempat Pembuangan Akhir (TPA Suwung) a. Letak Geografis : Jl. Bp. Ngurah rai, suwung batan Kendal, Denpasar 8°43'19"S 115°13'14"E. b. Luas Wilayah : 28 hectare 4.2 Kawasan Hutan Lindung Mangrove Information Centre (MIC) Keadaan struktur sosial disni sangat terjalin, karena menjadi objek wisata alam untuk umum dan kerap kali digunakan untuk lokasi pemotretan yang secara tidak langsung akan menjadi timbal balik yang positif antara manusia dan lingkungan. 4.3 Perkampungan Nelayan Desa Serangan a. Letak Geografis : utara : berbatasan dengan desa Sesetan Selatan : tanjung Benoa Timur : desa Sanur Barat : desa Pedungan b. Luas Wilayah : 481.000 ha/m2 c. Jumlah Penduduk : Laki-laki : 1920 orang 19 Perempuan : 1865 orang Total : 3785 orang Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 20. BAB V TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN (Merupakan temuan temuan hasil Observasi yang kami lakukan hari Rabu,22 Desember 2011 ) 4.1 Observasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA Suwung) Kunjungan pertama kami adalah tempat ini. Kesan pertama yang kami rasakan sangat tidak menyenangkan. Bau tak sedap sangat menusuk hingga jarak 200m lebih. Tanpa masker kami tidak akan bisa masuk ke wilayah ini. a. Letak Geografis : Jl. Bp. Ngurah rai, suwung batan Kendal, Denpasar 8°43'19"S 115°13'14"E. b. Luas Wilayah : 28 hectare 20 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 21. Gb.1 Keadaan dan suasana di TPA Suwung 21 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 22. Berdasarkan data, jumlah pengiriman sampah Kota Denpasar ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) mencapai 2000 m3 per harinya, ini berarti sampah di Denpasar melampaui ambang batas. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung relatif terbatas dan tidak mampu lagi untuk menampung sampah, terutama sampah anorganik yang susah hancur dan bertahan lama. Volume sampah yang meningkat dan tidak memenuhi persyaratan ambang batas lingkungan hidup sudah tentu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan air,udara maupun tanah., tetapi menimbulkan resiko karena berjangkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit. Jumlah timbunannya yang semakin lama semakin meningkat, dikhawatirkan dapat menimbulkan berbagai masalah sosial dan lingkungan, diantaranya : Dapat menjadi lahan yang subur bagi pembiakan jenis-jenis bakteri serta bibit penyakit lain. Dapat menimbulkan bau tidak sedap yang dapat tercium dari puluhan bahkan ratusan meter. Dapat mengurangi nilai estetika dan keindahan lingkungan. 22 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 23. 4.2 Hasil Observasi di Kawasan Hutan Lindung Mangrove Information Centre (MIC) Observasi disini lah yang memberikan kesan yang menyenangkan. Keadaan struktur sosial disni sangat terjalin, karena menjadi objek wisata alam untuk umum dan kerap kali digunakan untuk lokasi pemotretan yang secara tidak langsung akan menjadi timbal balik yang positif antara manusia dan lingkungan. Seperti yang dapat dilihat dari gambar gb.3 dibawah ini kami menemukan banyak sekali sampah – sampah yang menyangkut diantara akar akar tanaman mangrove. Ini sangat berakibat buruk bagi perkembangan hutan mangrove. Dan ini merupakan bukti bahwa masih adanya gejala gejala pencemaran yang diakibatkan oleh sampah di hutan mangrove. Bahkan apabila d hutan mangrove yang menjadi obyek wisata saja sudah tercemar, bagaimana dengan hutan mangrove lainnya yang tidak menjadi obyek wisata dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat maupun pemerintah. Bagaimana dengan nasib para nelayan kita jika ini terus berlanjut. 23 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 24. 24 Gb.3 Temuan-temuan gejala Pencemaran di area Mangrove Information Center Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 25. Gb.2 Suasana kami saat menuju dan berada di Mangrove Information Center 25 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 26. (Artikel ini ditulis pada Sabtu, Maret 14th, 2009 di Koran Bali Post) Denpasar – Sedikitnya 250 Hektar lahan hutan mangrove yang berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Bali telah beralih fungsi. Berdasarkan catatan Kantor Unit Pelaksana Teknis Tahura Ngurah Rai Bali, sebagian besar alih fungsi hutan mangrove untuk lahan pembangunan fasilitas publik. Seperti pembangunan kantor PLN di Pesanggaran dan Nusa Dua. Termasuk juga perluasan tempat pembuangan akhir (TPA) suwung yang kini luasnya mencapai 40 hektar. Kepala Unit Pelaksana Teknis Tahura Ngurah Rai Bali, Wayan Nuada, menyatakan alih fungsi lahan menjadi ancaman terbesar keberadaan hutan mangrove di Bali. Apalagi Tahura Ngurah Rai diapit tiga kawasan wisata terbesar di Bali yaitu Nusa Dua, Kuta dan Sanur. “Perkembangan pariwisata Nusa Dua, Kuta dan Sanur termasuk juga Kota Denpasar memerlukan pembangunan sarana fasilitas umum. Sedangkan untuk membangun fasilitas umum memerlukan lahan, kemudian lahan yang potensial untuk dialih fungsikan adalah lahan mangrove itu sendiri” jelas Wayan Nuada. Nuada menambahkan secara keseluruhan luas hutan mangrove di Bali mencapai 4. 750 hektar. Dimana hutan mangrove di Bali tersebar di Pulau Nusa Lembongan, Tahura Ngurah Rai dan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). 26 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 27. 4.3 Observasi di Perkampungan Nelayan Desa Serangan Disini kami disambut oleh sekretaris kelurahan Serangan. Kami diberikan kesempatan membaca buku mengenai Desa serangan. Disini kami mendapat pengetahuan tentang tatacara melakukuan penelitian. Terlebih dahulu kita harus mengurus surat dari kampus dan kantor penelitian. Ungkap beliau dengan ramah. Secara geografis, Pulau Serangan terletak di Kecamatan Denpasar Selatan, Kotamadya Denpasar, Propinsi Bali. Luasnya Pulau Serangan asli merupakan 111,9 ha yang dulu terdiri dari 6,456 ha lahan pemukiman, 85 ha tegalan dan perkebunan, dan 19 ha rawa atau hutan. Desa Serangan terdiri dari enam banjar, yaitu Banjar Ponjok, Kaja, Tengah, Kawan, Peken, dan Dukuh, dan Kampung Bugis. Jumlah jiwa di Pulau Serangan mencapai 752 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 3253 orang. 85% penduduk bekerja sebagai nelayan pesisir (yang mencari hasil laut di dataran pasang surut atau memakai perahu tradisional tanpa mesin), dan yang lainnya merupakan karyawan. Dengan demikian, penduduk Serangan mempunyai identitas sebagai orang pesisir, yang tidak biasa di Bali yang mana kebanyakan orang Bali berorientasi terhadap tanah. Desa Serangan terdiri dari penduduk Hindu dan Muslim. Orang Muslim ini sudah tinggal di Pulau Serangan berabad-abad, kebanyakannya adalah keturunan orang Bugis dari Sulawesi Selatan yang datang ke pulau Bali pada abad ke-17. (Monografi Kelurahan Serangan, 1994) 27 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 28. a. Letak Geografis : utara : berbatasan dengan desa Sesetan Selatan : tanjung Benoa Timur : desa Sanur Barat : desa Pedungan b. Luas Wilayah : 481.000 ha/m2 c. Jumlah Penduduk : Laki-laki : 1920 orang Perempuan : 1865 orang Total : 3785 orang d. Jumlah kepala keluarga : 919 kk e. Kepadatan penduduk : 749/km f. Mata pencaharian penduduk : Nelayan : laki laki : 475 orang Perempuan : 385 orang (Sumber : wawancara langsung di kantor lurah serangan ) 28 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 29. Gb.4 Kunjungan dan Observasi di perkampungan nelayan dan kantor lurah Desa Serangan Potensi Sumber Daya Laut : Daerah fishing ground di pesisir pulau serangan cenderung berpasir bekas kerukan, karang, landai dan palung dalam. Mangrove juga terdapat di daerah ini ,namun tidak terlalu dirawat dengan intensif dan pencemaran air laut juga dapat dilihat dengan mata telanjang. 29 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 30. BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Dapat dikatakan sampah adalah barang buangan, tapi dapat bermanfaat, namun juga dapat menimbulkan efek negatif bagi masyarakat karena dapat menimbulkan perasaan menjijikan dan merusak pandangan mata. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi. Keindahan lingkungan akan hilang, timbulnya dampak penyakit serta dapat menggangu kenyamanan dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup di sekitarnya adalah pengaruh negatif dari sampah. untuk menghindari meningkatnya anggaran biaya penyelenggaraan, selain itu keterlibatan aparat terkait dikhawatirkan akan membentuk budaya masyarakat yang bersifat tidak peduli. Pemerintah dan aparat terkait sebaiknya memposisikan kewenangannya sebagai fasilitator dan konduktor dan setiap permasalahan persampahan sebaiknya dimunculkan oleh masyarakat atau organisasi sosial selaku produsen sampah. Hal ini diharapkan terciptanya sikap masyarakat selaku individu, keluarga dan organisasi. Walaupun upaya-upaya tersebut tidak bisa dilakukan secara instant, tetapi pihak TPA Suwung dan Dinas Kebersihan Kota telah berusaha untuk mencari alternatif lain selama upaya-upaya tersebut belum terealisasi. Karena system pengelolaan sampah yang sedang berjalan hanya Open Dumping dan composing maka pihak TPA mempunyai cara khusus untuk menyiasati banyaknya lalat yang berkembang biak di lokasi pembuangan sampah. Mereka menciptakan ekosistem baru dengan sengaja menyebar benih jenis burung Kokoan yang merupakan pemangsa alami lalat-lalat tersebut. Untuk menjaga kelestarian ekosistem burung tersebut maka pihak TPA membuat larangan khusus bagi para tangan-tangan jail untuk berburu burung tersebut. Selain cara tersebut pihak TPA juga memiliki cara 30 lain untuk mengantisipasi bau busuk yang ditimbulkan oleh sampah di lokasi pembuangan. Dalam jangka waktu tertentu secara berkala, pihak TPA akan Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 31. nenyiramkan air laut ke timbunan sampah. Cara ini dilakukan karena air laut memiliki kadar garam yang sangat tinggi dianggap mampu membunuh kuman- kuman yang ada dalam sampah sehingga mengurangi bau busuk yang ditimbulkan. Tetapi kedua cara tersebut masih dianggap kurang efektif, terutama di musim hujan. Menurut pengakuan penduduk yang tinggal di sekitar lokasi, bau busuk masih sering tercium apalagi bila angin yang berhembus cukup keras. Bila hujan turun cukup deras maka lokasi pembuangan akan banjir dan bau busuk akan lebih menyengat dan jumlah lalat akan dua kali lebih banyak dari biasanya. Menurut warga Serangan, “sebelum reklamasi kekayaan alam di sini paling kaya”, akan tetapi, “sekarang mati semuanya”. Memang, daerah pesisir Pulau Serangan sudah dimasukkan golongan „pesisir mengalami stres‟ oleh tim peneliti dari Kanada. Cerita dari masyarakat mendukung pernyataan ini. Penduduk yang diwawancarai setuju bahwa sekarang lingkungan Serangan rusak akibat proyek TPA dan BTID. Menurutnya, di laut ikan kurang, dan kepiting, udang dan cumi-cumi sama sekali tidak ada di dataran pasang surut; masih ada karang, tetapi agak rusak; rumput laut yang dulu ada banyak hampir hilang; dan jalan air berubah dekat pulau karena kedalaman yang dulu rata-rata 3m sekarang 10m. Di daratan, pohon-pohon yang dulu banyak, termasuk pohon kelapa dan hutan bakau, sekarang kurang dan kondisinya sakit. Dewasa ini, suhu udara lebih panas, dan ada lebih banyak penyakit-penyakit akibat debu. Dulu jarang ada orang yang memakai kaca mata, sekarang ada banyak akibat debu dan sinar terang dari tanah kapur (hasil pengerukan) itu. Disamping itu banyaknya sampah yang hanyut di batas persimpangan air menambah pengaruh buruknya terhadap habitat mangrove di sekitar pesisir Bali selatan. Dengan adanya TPA menambah ke semrawutan indahnya panorama alam yang nantinya diharapkan sebagai objek wisata alam, namun apa daya dengan bau 31 yang menyengat hal itu sangat sulit untuk diwujudkan. Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 32. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan dan Implikasinya Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tersebut adalah : Memang benar adanya pengaruh negatif yang ditimbulkan akibat pencemaran yang terjadi yang berawal dari TPA menjerumus ke rusaknya kawasan hutan mangrove dan keluhan keluhan para nelayan khususnya yang berada di kawasan tersebut. Dan untuk menangani masalah ini kita harus memulai dari sumbernya, yaitu metode baru pengolahan sampah di TPA. Strategi pengelolaan sistem lama yang mengandalkan pada sistem pengangkutan, pembuangan dan pengolahan menjadi bahan urugan perlu diubah karena dirasakan sangat tidak ekonomis (cost center). Disamping memerlukan biaya operasional dan lahan bagi pembuangan akhir yang besar juga menimbulkan banyak dampak yang kurang menguntungkan bagi lingkungan masyarakat di sekitat TPA Suwung dan dapat menumbuhkan masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungannya. Sistem pengelolaan sampah di TPA Suwung kurang dilaksanakan secara maksimal, dari ketiga cara hanya open dumping yang terealisasi, walaupun sanitary landfill dan pembakaran sempat dipraktekkan namun kedua cara tersebut mengalami kemacetan dan mempunyai dampak yang buruk terhadap lingkungan bila tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh. Pendekatan yang paling tepat untuk masa mendatang dalam penanganan sampah melalui sistem pengelolaan sampah terpadu,daur ulang dan composing 32 diharapkan dapat merubah paradigma dari cost center menjadi profit center dengan cara memaksimalkam peran serta masyarakat dan pemanfaatan sampah menjadi bahan yang mempunyai nilai. Sehingga tidak ada lagi pencemaran Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 33. terhadap lingkungan mangrove dan tidak ada pula dampak negative terhadap masyarakat nelayan sekitar khususnya di pulau Serangan. 7.2 Saran Dalam pengolahan sampah sebaiknya TPA Suwung dapat saja memaksimalkan sistem / tata cara pengolahan sampah yang telah ada, yaitu : sanitary landfill, open dumping, dan incenerator agar rencana SARBAGITA dapat terealisasi. Hanya saja semua system tersebut harus ramah lingkungan dan tidak mengganggu masyarakat di sekitar TPA. Pihak DKP dan TPA Suwung harus bersikap tegas pada masyarakat atau pemulung yang tinggal di kawasan TPA, yang merupakan tanah pemerintah. Hal tersebut demi kebaikan kedua belah pihak untuk mengantisipasi apabila tanah tesebut tercemar dan mengotori lingkungan Mangrove. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati orang-- orang yag sadar dan peduli pada kelestarian ciptaan- 33 Nya, terutama Bumi dan ekosistemnya Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan
  • 34. Daftar Pustaka Burhan,Bungin. 2003 .Analisis Data Penelitian Ksualitatif, Rajawali press. Jakarta San Afri Awang , 2005 ,Dekonstruksi social forestry, Yogyakarta Ary Wahyono, I.G.P. Antariksa, Masyuri Imron, Ratna Indrawasih. ,2001.Pemberdayaan masyarakat Nelayan,. Yogyakarta. Daniel, T. S., Hasan, P. dan Vonny, S. 1985. Tekhnologi Pemanfaatan Sampah Kota dan Peran Pemulung Sampah : Suatu Pendekatan Konseptual. YoungScientist@copyright 1990 World book. 34 Ilmu Pengetahuan Lingkungan | Ancaman Sampah Terhadap Deforestasi Mangrove dan SDL Pulau Serangan