Teks tersebut membahas tentang makna Sumpah Pemuda dan peran pemuda Indonesia saat ini dalam memaknai sumpah tersebut. Sumpah Pemuda yang diucapkan pada 1928 menjadi landasan untuk persatuan dan nasionalisme, namun saat ini pemuda Indonesia kurang memahami makna sumpah tersebut dan cenderung individualistik. Teks ini mengajak pemuda untuk mengembalikan makna asli Sumpah Pemuda yaitu kesetiaan dan pengorbanan untuk tanah air.
1. PEMUDA INDONESIA ITU…
Delapan puluh enam tahun silam peristiwa besar itu terjadi. Tepatnya pada 28 Oktober
1928 para pemuda pejuang Indonesia mengikrarkan sumpah setianya. Iya, tiga pilar itulah yang
menjadi landasan mereka untuk pemuda di masa mendatang, tapi apa yang terjadi saat ini?
Pemuda harapan bangsa telah sirna di bangsa ini. Peristiwa yang begitu penting pada saat itu
telah melahirkan ikrar-ikrar setianya. Peristiwa itu ialah Kongres Pemuda.
Peringatan sumpah pemuda setiap tanggal 28 Oktober memang masih ada, namun acara-acara
tersebut hanya diisi dengan kegiatan seminar, diskusi, atau sekedar perlombaan saja di
suatu komunitas tertentu. Sedangkan di kalangan pemuda (pelajar dan mahasiswa) sendiri
bahkan masih banyak yang bersikap acuh tak acuh. Fenomena ini setidaknya bisa dijadikan
acuan dalam menilai pemuda hari ini, sudahkah menampakkan jiwa nasionalisme, ataukah sudah
semakin tergerus arus globalisasi. Belum lagi permasalahan merosotnya nilai-nilai moral di
kalangan pemuda itu sendiri.
Padahal “sumpah pemuda” merupakan sebuah moment sakral yang menjadi titik balik di
masa lalu. Sumpah pemuda bermula dari keprihatinan para pemuda dalam melihat nasib bangsa.
Atas dasar sikap rasa tanggung jawab dan cinta tanah air, mereka berkumpul dan menyatakan
sikap. Dari itu, para generasi muda merasa berkewajiban untuk turut memberikan konstribusi
kepada tanah bumi pertiwi ini. Maka lahirlah sumpah pemuda yang isinya melambangkan
kecintaan dan nasionalisme mereka untuk bangsa Indonesia.
Lantas, bagaimana sikap remaja muslim dalam memaknai sumpah pemuda?
Tak pantas ku teriakkan mati pada penjajah moderat yang terus menelanjangi ikrar
kebaktianku pada bangsa. Roda yang terus berputar tak kan meluluhkan peluru terjal yang terus
menyeret ikrarku pada jurang pembelot yang sadis. Dalam kegelapan yang pekat aku sering
merenungkan kendil nelayan di tengah samudera nan luas. Terangnya yang tak sekeras neon
mampu memberi penghidupan dan harapan tuk menyongsong hari esok.
Betapa gersang dan tandusnya bangsa ini sekarang. Tunas-tunas bangsa seakan mati
kaku. Kepasrahan akan nasib menjadi jawaban terakhir atas mereka yang dirundung kehampaan
tanpa penyelesaian. Aku benci di kala kebenaran mengejar para kafilah negeri ini. Aku hanya
batang kering yang hendak bersemi dan ingin menaungi bangsa ku.
Kepada engkau yang telah rela mati untuk kami
Kepada engkau yang telah mempersembahkan peluh mu
Hanya setia yang terucap dari lidah ku yang kelu.
Tak pantas kami bandingkan kesetiaan di antara kita.
Kami hanya sekelompok manusia yang menerima persembahan mu
Maafkan kami apabila menyakiti perjuangan yang telah kau lakukan
Jika kami pujangga, kami akan mengasah kembali nalar kami
Jika kami pelajar kami akan memperluas lagi daya ajar kami
2. Jika kami berpangkat kami kan mengangkat martabat bangsa ini
Jika kami kerdil kami siap menjadi peluru mesin untuk mempertahankanmu
Entah apa yang membuat hati jenuh merefleksi tindak – tanduk pemuda terdahulu dengan
pemuda masa kini? Kebobrokan yang terjadi saat ini begitu pelik dan mendominasi kehidupan
pemuda Indonesia. Tidak terbatas pada kaum tak berpendidikan saja, akan tetapi melanda kaum
terpelajar pula. Bahkan kerap kali permasalahan besar dan penindasan dilakukan oleh oknum
intelektual yang memiliki kemampuan yang tidak diragukan lagi. Hal itu terjadi karena
perbedaan idealisme yang dianut oleh pemuda sekarang dan pemuda terdahulu. Idealisme
pemuda saat ini lebih condong kepada idealisme yang bersifat pribadi yang diadopsi dari faham
orang-orang barat yang mencoba mengusung hak asasi sebagai landasan untuk melindungi
seseorang di dalam melakukan apapun walaupun hal tersebut terkadang tidak sesuai dengan
karakteristik dan budaya bangsa. Berbeda dengan pemuda-pemuda terdahulu yang begitu lekat
dengan sikap nasionalisme dan toleransi pada sesama. Padahal nilai dan amanat yang terkandung
di dalam ikrar sumpah pemuda begitu komplit, mampu mewakili setiap aspirasi setiap makhluk
yang ada di bumi pertiwi ini. Mulai pengakuan atas tanah air, bangsa sampai bahasa yang
dijadikan sebagai prakarsa tumbuhnya rasa persatuan dan kesatuan dalam kondisi kemajemukan
yang begitu kental.
Kejujuran dan toleransi menjadi topik yang kerapkali didengungkan. Namun, setiap
orang yang menjalani kehidupan seringkali melupakan dan sulit untuk mengerti akan maksud
yang sesungguhnya. Bahkan sikap dan perbuatan seringkali tidak mencerminkan pemuda
Indonesia sesungguhnya. Seolah-olah ini memberi isyarat bahwa kita sebagai bangsa Indonesia
belum memahami makna sumpah pemuda dengan mendasar.
Tindakan amoral yang dilakukan oleh generasi bangsa ini seakan menjadi santapan biasa
bagi kita untuk dinikmati. Perkembangan karakter pemuda tidak sejalan dengan perkembangan
zaman yang semakin jauh dari budi pekerti luhur yang ditanamkan oleh para petua dan nenek
moyang kita terdahulu. Jangankan kompetisi yang bersifat nasional, yang dilakukan antar desa
bahkan kampung pun bisa menjadi penyulut munculnya perselisihan antar pemuda. Seolah hanya
kekerasan dan keberutalan yang ingin ditunjukkan. Bukankah sudah sepantasnya kita
berkompetisi secara bersih? Saling mendukung dan berusaha menjadi yang terdepan dalam
pembangunan.
Apalah artinya sebuah pengakuan tanpa penerapan. Seperti itulah pernyataan yang sering
di dengar terkait dengan masalah kesetiaan. Kesetiaan tidak hanya mencakup hal-hal yang
bersifat individu, terutama hati yang melibatkan perasaan di antara dua insan yang berbeda jenis
namun bisa melingkupi makna yang lebih luas dan dalam dengan melibatkan berjuta perasaan
manusia yang terlahir di bawah naungan kesetiaan yang telah diikrarkan terdahulu. Seperti itu
pulalah keberadaan ikrar sumpah pemuda yang telah dicetuskan oleh para pemuda Indonesia
untuk meyatukan diri di atas persamaan yang ada.
3. Sekacil apapun kita, namun uluran tangan kita sangat berarti bagi bangsa dan negara kita.
Semua itu bisa kita awali dari hal-hal sederhana yang mampu memberi semangat untuk saling
mencintai sesama dan mau merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Seperti menyemaikan
sikap dermawan dan saling tolong menolong antar sesama. Sungguh menjadi hal yang
menyedihkan ketika kita melihat sebentuk sikap dermawan di tayangkan di media televisi untuk
memotivasi lahirnya sikap tersebut dari masyarakat. Hal itu menjadi bukti bahwa rasa persatuan
dan kesatuan sudah mulai memudar.
Kondisi yang bisa kita lihat saat ini menjadi sebuah pekerjaan rumah yang menuntut
untuk segera dibenahi. Sikap nasionalisme yang diprakarsai oleh para pemuda terdahulu seakan
menjadi mimpi lalu yang hanya tinggal kenangan. Ikrar yang diucapkan tidak sejalan dengan
perbuatan. Apakah mungkin pemuda masa kini mengalami penyesalan yang mendalam terhadap
ikrar yang seharusnya mendapat persetujuan terlebih dahulu dari mereka? Hanya orang-orang
yang tidak memiliki nalar yang berfikir seperti itu. Bisa kita bayangkan, seandainya sumpah
pemuda tidak dicetuskan, negara yang kita cintai ini tidak akan mampu bertahan sampai saat ini.
Semua pemuda yang berasal dari masing-masing daerah pasti akan lebih memilih untuk
menggalakkan persatuan dan kesatuan di antara kalangan mereka yang memiliki akar budaya dan
bahasa yanga sama. Jadi, patutlah kita syukuri keadaan yang telah terima saat ini dengan terus
berjuang memperbaiki keadaan dan masyarakat kita secara menyeluruh.
Apabila kita ingat sejarah berdirinya bangsa ini yang begitu sarat dengan perjuangan dan
pengorbanan maka pantaslah kita mengorbankan kepentingan pribadi kita untuk mencapai
kepentingan besama. Berbagi kebahagian dengan orang lain yang memiliki peluang untuk kita
rangkul dan mendapat uluran tangan kita dengan hati yang ringan. Seperti itulah selayaknya
pemuda Indonesia yang sesungguhnya. Pemuda yang mampu menyumbangkan manfaat bagi
bangsa dan negara atas kelebihan yang dimiliki. Memberi keseimbangan pada berbagai aspek
yang menjadi bagian dari negara tercinta serta melakukan yang terbaik sesuai dengan peran dan
fungsi masing-masing.
Ikrar pra setia yang dimaksudakan di sini berupa sebentuk kata yang abstrak dan belum
diwujudkan dalam sikap secara konkrit dengan berbuat sesuatu untuk bangsa dan negara ini atas
dasar nasioanalisme. Padahal kebaktian kepada bahwa harus diterapkan secara bersamaan
dengan sikap dan perbuatan supaya keduanya berjalan beriringan. Bagaimanapun kondisi negara
ini, estapet pembangunan akan terus berjalan seiring perubahan zaman dari generasi ke generasi.
Metamorfosis mental pemuda harus didoktrin dengan persatuan dan kesatuan yang utuh terhadap
bangsa dan negara. Hal itu dibutuhkan supaya mereka mampu melakukan filter terhadap
berbagai arus perubahan yang terjadi sehingga bisa mengambil hikmah dari setiap pengalaman
hidup yang telah dijalani.
Setiap pemuda pantas untuk menyampaikan ikrar pra setia sebelum ia menjalankan ikrar
kebaktian yang sesungguhnya kepada bangsa dan negeri tercinta ini. Apakah harus diberikan
definisi yang jelas mengenai makna setia dan pra setia? Menggali setiap nilai yang hampir
4. musnah dan terkubur oleh arus modernisasi yang menuntut seseorang untuk fokus pada salah
satu disiplin ilmu yang terkadang membuatnya buta dari nilai persatuan dan kesatuan yang
seharusnya diketahui pula dan jauh dari etika pemuda yang seharusnya dilaksanakan dengan
semestinya.
Pra setia memiliki makna kesetiaan yang belum terlaksana dengan sepenuhnya. Dengan
kata lain, kesetian yang masih memiliki celah untuk diabaikan bahkan dihancurkan. Oleh kerena
itu, tidak pantaslah jika kita menganggap sumpah pemuda hanya sebagai ikrar pra setia yang
tidak memiliki pengaruh dan manfaat bagi setiap perubahan yang terjadi. Semua itu di
disebabkan karena sebagian dari masyarakat mengambil dan melaksanakan ikrar sumpah
pemuda hanya sebagai simbolis belaka untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan alias demi
kepentingan pribadi, bukan untuk bangsa secara umum. Padahal sumpah pemuda menjadi sebuah
pengikat di antara kita yang memiliki perbedaan yang begitu banyak dan mudah untuk terpecah.
Selayaknyalah jika kita mengembalikan lagi makna sumpah pemuda yang sebenarnya.
Melaksanakan dan menjadikannya pedoman di dalam melakoni setiap kehidupan yang kita
jalani. Mempersiapkannya sebagai bekal dan hadiah terindah bagi anak cucu kita kelak yang
akan menjadi generasi penerus dan tulang punggung pembangunan supaya kesatuan dan
persatuan di antara mereka tetap terjaga. Menghapus makna pra setia yang seringkali tidak
disadari dengan mewujudkannya sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan untuk
mewakili kebaktian kita kepada tanah air tercinta sebelum terealisasinya ikrar kesetian secara
maksimal, yakni dengan mengucapkan perjanjian untuk tetap konsisten, menghargai,
menghormati, dan melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawab kita, sesuai dengan ikrar dan
sumpah setia yang menjadi isi dan bagian dari sumpah pemuda.
Ketika kita mendefinisikan makna sumpah pemuda yang terdiri dari tiga ikrar, yakni
pengakuan terhadap tanah air, bangsa dan bahasa. Ketiga hal tersebut sudah mewakili
keberadaan manusia di muka bumi, lengkap dengan tetek bengeknya. Terkait dengan unsur dasar
yang menjadi bagian terpenting dan bersifat wajib bagi keberlangsungan hidup manusia, sebagai
tempat berpijak dan melanjutkan pembangunan, selain untuk melakukan regenerasi dari masa ke
masa, menopang keseimbangan alam demi keberlangsungan hidup manusia pada masa yang
akan datang.
Sedangkan bangsa dan bahasa adalah dua hal yang lekat dengan pengakuan dan martabat
bangsa. Dengan adanya pengakuan bangsa secara jelas maka sebuah bangsa telah
mendeklamasikan kemerdekaannya kepada bangsa lain. Oleh kerena itu, tidak ada satu pun
negara atau bangsa lain yang berhak untuk merampas hak setiap warga atau masyarakat
Indonesia. Keberadaan bangsa Indonesia tentu sudah menjadi bagian dari bangsa-bangsa yang
ada di dunia yang memilki kebebasan untuk mengatur dan menjalin hubungan dengan negara
manapun sesuai dengan kesepakatan yang bersifat konvensional antar bangsa di dunia.
Bahasa sebagai bagian terakhir menjadi pemersatu yang teguh antar berbagai daerah yang
bernaung di bawah negara kita. Merangkul semua bahasa yang ada sehingga menjadi satu
5. kesatuan yang utuh dan ciri khas atau karakteristik bangsa yang membedakannya dengan bangsa
yang lain. Jadi, pantaskahkah kita membuang nilai-nilai tersebut?. Membuang dalam tanda kutip,
menodai sikap yang seyogyanya mencerminkan nilai persatuan dan kesatuan tersebut.
Pada hakikatnya, sebuah kesetiaan kepada bangsa dan negara memiliki korelasi dengan
makna iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu menjadi salah satu dasar
mengingat penduduk Indonesia yang memilki kepercayaan dan keyakinan akan adanya Tuhan.
Di antaranya dengan mengikrarkan keyakianan tersebut dengan lidah, mentasditkan atau
mengartikan dengan hati atau qalbu dan menunjukkan atau menerapkannya di dalam perbuatan.
Begitupulalah seharusanya dengan sumpah pemuda sebagai suatu hal yang diyakini bisa
memperkuat nasionalisme. Barulah hal tersebut dapat dikatakan terlaksana dengan maksimal
apabila ketiga unsur itu menjadi rutinitas yang dilakukan dengan step by step, berdasarkan
proporsinya.
Salah satu hal yang harus dilakukan saat ini untuk menjaga sabilitas persatuan dan
kesatuan pemuda Indonesia adalah dengan membentengi pertahanan hati agar tidak terjerumus
pada tindakan-tindakan yang tidak berpihak pada pembangunan. Maksudnya ialah dengan
menanamkan nilai-nilai agama pada sisi jiwa pemuda Indonesia secara seksama. Hal ini sangat
dibutuhkan untuk menjaga pemuda agar memiliki jiwa yang kukuh dan konsisten atas apa yang
menjadi tanggung jawab mereka. Selain sebagai jalan untuk memperjuangkan hak yang memang
menjadi milik mereka.
Dalam kaitannya dengan hati pemuda, terdapat hadist soheh yang dinyatakan oleh Nabi
Besar Muhammad SAW yang berbunyi, “Bukankah dalam tubuh manusia itu ada segumpal
daging. Jika tubuhnya baik maka baik pula seluruhnya. Itulah hati (HR. Bukhari dan
Muslim)”.
Atas dasar itulah, keberadaan hati pemuda dan remaja muslim harus dibentengi dengan
kuat supaya tidak keropos dan terjatuh oleh imprealisme modern yang seringkali tidak disadari.
Apabila hati pemuda sudah dibentengi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa maka semua jalan hidup yang dilalui pastinya sudah melalui tahap pemikiran yang
matang. Dengan begitu, rasa nasoinalisme yang menganut faham cinta tanah air, bangsa dan
bahasa akan muncul seiring tingkat kesadaran diri atas iman dan takwa yang dimiliki. Intensitas
rasa persatuan dan kesatuan yang ada dengan mudah mengarahkan seseorang untuk tetap aktif
dan produktif menyumbangkan berbagai hal yang bisa diperbuat sesuai dengan kemampuannya
tanpa mengharapkan tanda jasa, hanya semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah dan
membangun bangsa dan negara.
Istilah sampah pemuda yang diartiakan sebagai nilai-nilai kebangsaan yang sudah
ditinggalkan dan dibuang oleh pemuda akan bisa dikemas kembali dengan apik untuk dilekatkan
di dalam sanubari sebagai bahan untuk menopang daya cobaan yang akan terus bertambah
seiring dengan tingkat keserakahan manusia yang kian dominan. Istilah sampah hanya akan
ditemukan pada sesuatu yang tidak bernilai dan tidak bisa didaur ulang kembali menjadi bahan
6. yang bermanfaat. Sumpah pemuda adalah ikrar persatuan dan kesatuan yang menunjukkan
kebaktian pemuda kepada tanah air dan bangsa.
Sikap amanah senantiasa akan tercermin dari calon pemimpin bangsa ketika pemuda
telah siap dengan bekal pengetahuan berupa konsep dan mental keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan begitu, ketakutan masyarakat akan tindakan melanggar
hukum yang sering di lakukan oleh para pejabat yang menduduki kursi pemerintahan akan
terhapus dan menjadi mimpi lalu. Pemuda senantiasa melakukan pembenahan diri mulai
sekarang dengan niat dan tekad yang tulus. Seperti itulah harapan masyarakat pada umumnya.
Mereka ingin memilki pemuda yang mau tanggap terhadap permasalahan bangsa dan berperan
aktif dalam berbagai bidang, sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki.
Jangan kita lupakan pula bahwasannya pemuda mencerminkan keadaan bangsanya ke
depan. Oleh karena itu, setiap pemuda harus mampu berbuat untuk bangsa ini. Kedudukan yang
dijalankan senantiasa dilakoni dengan maksimal, sebagai contoh, ketika kita berperan sebagai
pelajar, hendaknya belajar dengan sungguh-sungguh sehingga bisa meningkatkan harkat dan
martabat bangsa karena memiliki manusia yang berpotensi dan tidak kalah dengan bangsa lain.
Begitu seterusnya, bahkan ketika kita sebagai pemuda tidak memiliki bakat yang jelas, kita akan
tetap berusaha untuk menemukannya dan tetap semangat menjalaninya tanpa mau terjerumus
pada pebuatan-perbuatan amoral yang bisa merugikan diri sendiri, apalagi sampai melanggar hak
orang lain. Satu keyakinan yang menjadi dasar kepercayaan diri yakni serendah dan sejelek
apapun manusia pasti memiliki sisi kelebihan, tergantung bagaimana kita berusaha untuk
menemukan dan memanfaatkannya dengan maksimal.
Potret kehidupan yang kita lihat saat ini bisa mengalami perubahan seiring dengan
kekuatan pemuda di dalam memaknai ikrar kebaktiannya pada negeri. Korupsi, kolusi,
nepotisme, kemiskinsn dan kekerasan akan menjadi kenangan yang memang seharusnya
dibuang. Kedewasaan pemuda di dalam berfikir menjadi perangsang lahirnya doktrin beraura
positif yang akan turut menyumbangkan fungsi dan keberadaannya kepada manusia dan tanah air
Indonesia.
Di samping manfaat pelaksanaan makna sumpah pemuda dengan sungguh-sungguh,
terdapat potret generasi yang membuat kita enggan untuk menelisiknya. Hal itu sesuai dengan
hukum alam dan kodrat tuhan yang selalu menciptakan segala sesuatu dengan berpasang-pasangan
supaya tetap seimbang dan manusia mampu membacanya untuk menemukan hikmah
yang tersirat di dalamnya. Salah satu hal yang tidak luput dari potret tersebut adalah dangkalnya
pengetahuan tentang identitas bangsa pada generasi muda saat ini. Sebut saja sumpah pemuda,
jika dilakukan penelitian ke beberapa sekolah bahkan lingkungan masyarakat secara umum, pasti
akan ditemukan fakta jika hanya sebagian siswa atau masyarakat saja yang mengetahui dan hafal
dengan teks sumpah pemuda, akan tetapi jika mereka ditanya seputar lagu yang paling hits dan
populer saat ini mereka tentunya akan dengan mudah melafalkannya bahkan menghayati lagi
7. tersebut. Dari sana bisa kita simpulkan betapa sulitnya melahirkan kesadaran pada diri seseorang
tanpa adanya kesadaran yang terlahir dari diri mereka sendiri.
Kondisi seperti itu sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk diperhatikan dan
dibenahi. Siapa lagi bisa diandalkan untuk memperbaiki itu selain kita yang menjadi bagian yang
sejati dari bangsa ini. Memaknai sumpah pemuda sebagai landasan untuk tetap berbuat yang
terbaik untuk bangsa ini.
Sudah saatnya bagi kita untuk mulai menyemai kebaikan, layaknya pemuda Indonesia
yang sejatinya. Pengalaman hidup yang sudah kita lalui tentunya mampu menjadi petunjuk bagi
kita untuk melakukan evaluasi atau introsfeksi diri terhadap apa yang sudah kita berikan untuk
bangsa ini tanpa memikirkan apa yang sudah diberikan oleh bangsa ini kepada kita. Tidak
sepantasanya kita memulai suatu usaha dengan memepertanyakan apa yang sudah diberikan
kepada kita, jika itu sampai terjadi, itu akan menjadi sebuah kesedihan yang sulit terobati.
Sebagai seorang pemuda indonesia kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan
mencintai bangsa ini dengan sepenuh hati. Makna cinta tidak terbatas pada usaha yang dilakukan
hanya ketika peperangan melanda atau bangsa lain menjatuhkan nama bangsa kita secara terang-terangan.
Namun cinta dalam arti dan makna yang luas. Sikap yang tercermin senantiasa
menjadi wujud rasa cinta kepada bangsa ini. Ketika kita sudah mencintai bangsa maka kita wajib
melaksanakan hak dan kewajiban yang kita miliki secara proporsional.
Kita harus menjadikan sumpah pemuda sebagai benteng pertahanan untuk tetap menjaga
keutuhan bangsa. Mewujudkan pengakuan tersebut dalam sikap dan perbuatan sehari-hari.
Sejatinya orang yang mencintai dan telah membuat pengakuan terhadap apa yang dimaksud akan
memiliki tanggung jawab yang penuh terhadap smua itu. Tidak menjadikannya sebagai omong
kosong tanpa bukti serta menjadikannya sebagai ikrar setia yang akan dijadikan pedoman di
dalam hidup.
Jika kita ingat kembali pidato Bung Karno tentang penting keberadaan pemuda. Beliau
menyatakan "Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakan Gunung
Semeru! Tapi berilah aku sepuluh pemuda bersemangat, maka aku akan mengguncang dunia,"
kurang lebih seperti itulah pidato beliau terkait dengan keberadaan pemuda yang begitu penting.
Pernyataan Bung Karno tersebut mempunyai makna yang begitu luas. Beliau begitu memahami
kondisi bangsa dan negara yang tidak bisa terlepas dari pemuda. Dari tangan pemuda kebaikan
bisa diraih dan dari tangan pemudalah keterpurukan juga bisa terjadi.
Seperti itulah gambaran keberadaan pemuda dalam pemikiran Bung Karno. Sebanyak
apapun kekayaan alam yang dimiliki oleh sebuah bangsa, jika tidak memiliki sosok pemuda yang
bisa diandalkan sesuai dengan karakteristik dan harapan bangsa maka keberadan bangsa tersebut
tidak akan bisa diprediksikan lagi dan kemungkinan besar akan mengalami kemusnahan.
Bukan hanya ungkapan dari Bung Karno yang berharap banyak pada bangsa ini tapi
seluruh lapisan bangsa Indonesia menginginkan demikian. Dan apakah kita sudah melakukan hal
itu? Tentu jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Hal terpenting yang kita lakukan
8. adalah mengakui ”ikrar sumpah pemuda”, karena dengan mengakui itulah jiwa nasionalisme dan
patriotisme akan kembali merasuki tubuh kita. Tubuh yang lemah tak berdaya tanpa agama dan
hakikat pancasila. Bagaikan debu yang diterpa angin tapi tidak bagi para remaja dan pemuda
muslim yang punya mimpi. Iya, mimpi itu bagai layang putus benang. Melayang-layang di dunia
imaginer. Tapi tetap saja mimpi itu akan terwujud dan pasti akan terjadi. Begitupun dengan
memaknai sumpah pemuda ini, kami mampu untuk menerapkan hakikatsumpah pemuda dengan
perilaku yang cerdas, jujur, amanah dan yang terpenting adalah toleransi. Iya, hanya satu inti
dasar,toleransi. ”Untukmulah agamamu, untukkulah agamaku.” begitulah firman Allah SWT
dalam surat Al-Kafirun ayat 6.
Wahai para remaja muslim dan para pemuda!
Ingat!Para pemuda adalah ujung tonggak kemajuan bangsa. Maju tidaknya suatu bangsa
ada di tangan para pemudanya. Para pemuda pemegang tongkat estafet perjuangan, maka jangan
sia-siakan tongkat itu. Tongkat yang penuh sejarah.
Wahai para remaja muslim dan para pemuda!
Berfikirlah cerdas dan kritis. Jangan telan mentah-mentah realita yang ada. Kita tak akan
pernah tahu bahwa di bawah batu ada intan permata yang menyilaukan mata sebelum kita
mencobanya. Maka bersikaplah jujur, amanah dan toleransi terhadap saudara-saudaramu.
Respectlah pada mereka yang ada di sekelilingmu. Ingat! Manusia adalah makhluk sosial.
Hakikat kamu diciptakan ialah hanya menghamba pada-Nya! Maka bantulah mereka dengan
semampumu. Berikan yang terbaik bagi bangsa ini.
Wahai para remaja muslim dan para pemuda!
Kobarkan api semangatmu, kalahkan kemalasan. Belajarlah sampai ajal menjemputmu.
Begitulah sikap remaja muslim dalam memaknai sumpah pemuda. Semoga kita bisa melakukan
ini semua. Kita percaya bahwa kita bisa. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Bangkit
berdiri sebelum kita binasa!
*Terima Kasih*
Sumber :
http://syukrulblogcompetition.blogspot.com/2011/10/ikrar-setiaku-sumpah-pemuda-bukan.html
Muhammad Sidkin Ali,2014.